Perbedaan evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan referensi berikut:
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation: Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson
Perbedaan evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan referensi berikut:
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation: Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson
Dengan mengadakan penilaian, guru dapat mengetahui kelemahan siswa dan mengetahui sebab kelemahan tersebut. Dengan mengadakan penilaian maka mempermudah mencari cara untuk mengatasi kelemahan tersebut
The improvement of technology ability for teachers in learning activity to in...Anis Ilahi
Â
Permasalahan mengenai guru yang bukan saja dalam menyusun dokumen kurikulum dan juga tidak hanya berkutat dengan prinsip-prinsip pengajaran dan kaidah belajar mengajar, tetapi juga meletakan hakekat guru sebagai konseptor, kreator, desainer kurikulum dan planner kegiatan pembelajaran tanpa kehilangan landasan filosofi pendidikan dan pegangan prinsip-prinsip pedagogi yang memandang siswa sebagai subjek didik dengan meningkatkan kemampuan teknologi pada pembelajaran yang harus dimiliki untuk menghadapi abad ke-21. Teknologi sudah berkembang pesat dan tidak dapat dihindari lagi. Seorang guru tidak boleh apatis dalam menghadapi era digital ini. Kecepatan siswa dalam menguasai internet dan media sosial lain tentu sangat cepat dan guru juga harus memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan hal tersebut. Tidak ada kata terlambat, entah itu sudah tua, tidak memiliki handphone atau laptop atau gagap teknologi. Manusia sudah ditakdirkan sebagai mahluk pembelajar dari mulai lahir sampai mati. Teknologi sudah wajib dihadirkan seorang guru ke dalam kelas agar siswa menjadi lebih antusias dalam belajar. Tujuan dari tulisan ini, untuk meningkatkan kemampuan teknologi guru dalam pembelajaran dalam kompetensi guru di abad ke-21. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan instrumennya menggunakan Literatur Analisis Isi. Hasil dari tulisan ini, yaitu guru mampu menggunakan teknologi dalam pembelajarannya setelah melakukan Pelatihan Kemampuan Teknologi Guru dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Kompetensi Guru di Abad ke-21.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Anis Ilahi
Â
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membentuk dan mengembangkan potensi kemanusiaan sehingga menghasilkan generasi yang kompeten dan berwatak (berakhlak) mulia. Upaya ini dimulai pertama kali dari keluarga, karena keluarga merupakan tempat pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan hidup.
Usaha pendidikan karakter melalui lingkungan keluarga dapat dilakukan setidaknya melalui 4 cara yaitu:keteladanan, pembiasaan, nasehat dan hukuman serta motivasi terhadap anak. Cara-cara tersebut dilaksanakan dengan pola yang baik yang diulangi secara terus menerus dan berlangsung secara konsisten. Pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga merupakan amanah dan tugas serta kewajiban bagi kita semua. Pemahaman dan penyelarasan serta penyesuaiantentang lingkungan pendidikan keluarga serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari merupakan wujud tanggung jawab kita.
Tercapainya proses pendidikan karakter di dalam lingkungan keluarga bergantung pada keserasian antara orang tua, anak, cara yang digunakan serta lingkungan yang mendukung terjadinya proses pendidikan. Dengan demikian pelaksanaan proses pendidikan karakter dalam keluarga merupakan keterpaduan antara keteladanan, pembiasaan, nasehat dan motivasi serta kebersamaan yang berorientasi pada terciptanya keselarasan karakter untuk semua anggota keluarga.
Pemanfaatan smart school dalam sistem manajemen sekolahAnis Ilahi
Â
Pembangunan sistem informasi akademik merupakan pembangunan dari sistem yang sedang berjalan. Berbagai permasalahan yang muncul telah diupayakan untuk dapat ditangani dengan sistem baru. Sistem informasi berbasis Web (smartschool) adalah salah satu solusi untuk lebih mengefisienkan penyampaian informasi mengenai suatu lembaga pendidikan. Smartschool adalah layanan yang terintegrasi meliputi software as a services, pelatihan, pendampingan, pemeliharaan server, data processing. Selain itu, Smartschool merupakan layanan lengkap untuk sekolah yang meliputi sistem manajemen penerimaan siswa hingga manajemen alumni.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Â
Model evaluasi kurikulum
1. MODEL EVALUASI KURIKULUM
Oleh : Anis Ilahi
Ali (2014, hlm. 370), âevaluasi adalah suatu kegiatan yang biasanya dilakukan untuk
membuat penilaian terhadap kelayakan suatu perencanaan, implementasi dan hasil suatu
program atau kebijakanâ. Sisdiknas (2003), âKurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentuâ. (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Permendikbud (2014), âEvaluasi Kurikulum adalah serangkaian kegiatan terencana,
sistematis, dan sistemik dalam mengumpulkan dan mengolah informasi, memberikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menyempurnakan kurikulumâ. (Pasal 1
Butir 1 UU no. 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum pada Permendikbud RI). Tyler
(1949), âEvaluasi kurikulum adalah upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi
pada hasil belajar (behaviour)â.
Dalam Permendikbud RI mengenai Evaluasi kurikulum, disebutkan pada Pasal 2 ayat 1
dan 2 UU no. 159 Tahun 2014, menyatakan bahwa Evaluasi Kurikulum berfungsi sebagai
upaya penyempurnaan kurikulum secara berkelanjutan pada tingkat nasional, daerah, dan
satuan pendidikan. Evaluasi Kurikulum pun bertujuan untuk mendapatkan informasi
mengenai: a. kesesuaian antara Ide Kurikulum dan Desain Kurikulum; b. kesesuaian antara
Desain Kurikulum dan Dokumen Kurikulum; c. kesesuaian antara Dokumen Kurikulum dan
Implementasi Kurikulum; dan d. kesesuaian antara Ide Kurikulum, Hasil Kurikulum, dan
Dampak Kurikulum.
Adapun Model evaluasi kurikulum adalah kerangka konseptual dan operasional yang
digunakan untuk mengevaluasi perangkat dokumen, buku, pelatihan, pendampingan, dan
monitoring untuk kelancaran pelaksanaan pembelajaran. (Dalam Permendikbud RI mengenai
Evaluasi kurikulum, disebutkan pada Pasal 1 ayat 4UU no. 159 Tahun 2014).
Dalam tulisan ini saya merangkum mengenai hasil bacaan saya. Di mana model
evaluasi yang utama dalam Sudjana & Ibrahim (1989, hlm. 234), menyebutkan terdapat 4
model evaluasi utama, yaitu :
1. Measurement Evaluation Model
2. Congruence Evaluation Model
2. 3. Educational System Evaluation Model
4. Illumination Evaluation Model
Dari keempat model evaluasi di atas, Hamid Hasan (2008, hlm. 83-136) membagi nya
menjadi 2 model evaluasi kurikulum, yaitu :
1. Pendekatan Kuantitatif, meliputi model Tyler, model teoritik Taylor dan Maguire, model
pendekatan sistem Alkin, model Countenance Stake, model CIPP, model ekonomi mikro.
2. Pendekatan Kualitatif, meliputi : model studi kasus, model iluminatif, dan model
responsif.
Hal ini tertuang pada Permendikbud RI mengenai Evaluasi kurikulum Pasal 8 No. 159
Tahun 2014 yaitu âPendekatan Evaluasi Kurikulum menggunakan pendekatan kualitatif
dan/atau pendekatan kuantitatifâ. Pendekatan kualitatif sebagaimana dimaksud pada
menggunakan penilaian ahli berdasarkan kriteria sesuai dengan model yang diterapkan
untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan. Sedangkan Pendekatan kuantitatif
sebagaimana dimaksud menggunakan instrumen yang sudah divalidasi sesuai dengan model
yang diterapkan untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan.
Model Evaluasi Kurikulum yang digunakan dalam pendekatan kualitatif sebagaimana
meliputi antara lain:
- Evaluasi bebas tujuan;
- Analisis kesesuaian dan/atau kesenjangan;
- Studi kasus;
- Iluminatif; dan/atau
- Responsif.
Model Evaluasi Kurikulum yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif sebagaimana
dimaksud meliputi antara lain:
- Evaluasi berbasis tujuan;
- Pendekatan sistem; dan/atau
- Penilaian akuntabilitas.
3. Maka, dari model evaluasi utama diturunkan menggunakan pendekatan model
evaluasi kurikulum kuantitatif dan kualitatif. Adapun poin-poin penting dalam model evaluasi
utama adalah sebagai berikut :
1. Measurement Evaluation Model (Pengukuran)
īˇ Pemikiran Thrindike dan R.L Ebel
īˇ Untuk menentukan kuantitas
īˇ Objeknya tingkah laku peserta didik (kognitif, sikap, minat, bakat dan aspek
kepribadian)
īˇ Instrumennya tes tertulis objektif yang dibekukan
īˇ Analisis soal difficulty index & index of Discrimination
īˇ Pendekatan Penilaian Acuan Norman (PAN)
2. Congruence Evaluation Model (Kesesuian)
īˇ Pemikiran Tyler, Carrol, dan Conbrach
īˇ Untuk melihat kesesuaian antara tujuan dengan hasil belajar yang telah dicapai
īˇ Objek tingkah laku peserta didik pada akhirnya kegiatan pendidikan (kognitif, afektif,
dan psikomotor)
īˇ Instrumennya Tes dan Non Tes
īˇ Langkah-langkahnya merumuskan tujuan, menentukan situasi belajar, menyusun alat
evaluasi, dan menggunakan hasil evaluasi
īˇ Melakukan pretest dan posttest
īˇ Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
3. Educational System Evaluation Model
īˇ Pemikiran Stufflebeam, Scriven, Stake, dan Provus
īˇ Untuk membandingkan performance berbagai dimensi dengan berbagai kriteria
īˇ Objek evaluasi diambil berbagai model, Seperti :
ī Stake, urutanya berupa keadaan sebelum â terjadi & saling mempengaruhi â hasil
yang diperoleh.
ī CIPP, Context â Input â Process â Product
ī Sriven, menggunakan instrumental evaluation & consequential evaluation
4. ī Provus, urutannya berupa design â operation program â Inter Products â terminal
Products
ī Responsive, Langkahnya meliputi observasi, merekam hasil wawancara,
mengumpulkan data, mengecek pengetahuan awal (preliminary understanding)
siswa dan mengembangkan disain atau model
4. Illumination Evaluation Model
īˇ Pemikiran Parlet dan Hamilton
īˇ Evaluasi kualitatif terbuka
īˇ Untuk mempelajari secara cermat pelaksanaan sistem, faktor yang mempengaruhi,
kelebihan akan kekurangan, serta pengaruh sistem terhadap pengalaman belajar
peserta didik
īˇ Bersifat deskriptif dan inferensi
īˇ Menggunakan judgement
īˇ Fase yang harus ditempuh yaitu observe, inquiry further, & esek do explain
Sedangkan poin-poin penting dalam model evaluasi menurut Hamid Hasan (2008, hlm.
83-136) adalah sebagai berikut :
ī Model Evaluasi Kuantitatif
1. Model Tyler
īˇ Evaluasi mengenai perubahan tingkah laku
īˇ Sering disebut Model Black Box
īˇ Menekankan pretest dan posttest
īˇ Langkah-lanngkahnya yaitu :
ī Menentukan tujuan yang akan di evaluasi
ī Menentukan situasi peserta didik menunjukkan tingkah laku
ī Menentukan alat evaluasi untuk mengukur tingkah laku peserta didik
5. 2. Model Alkin
īˇ Perkembangannya Marvin Alkin (1969)
īˇ Evaluasi suatu proses untuk meyakinkan keputusan, mengumpulkan informasi,
memilih informasi, dan menganalisis informasi.
īˇ Jenis Evaluasi :
ī Assessment, memberikan informasi tentang keadaan.
ī Planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil
memenuhi kebutuhan program.
ī Implementation, menyiapkan informasi mengenai program yang diperkenalkan
sesuai rencana.
ī Improvement, memberikan informasi mengenai program berfungsi debgan vak
atau membutuhkan hal-hal baru.
ī Certification, memberikan informasi tentang nilai suatu program.
3. Model Teoritik Taylor dan Maguire
īˇ Dasar teorinya menerapkan apa yang seharusnya terjadi pada proses pelaksanaan
kurikulum
īˇ Model ini membuat evaluator harus melakukan tiga kegiatan utama, yaitu
mengumpulkan data objektif (berasal dari luar pertimbangan evaluator) yang
dihasilkan oleh berbagai sumber seperti tujuan, lingkungan, personalia, metode, dan
hasil belajar, kegiatan kedua, mengumpulkan data yang jadi hasil pertimbangan
individual terutama tentang kualitas tujuan, masukan, dan hasil belajar, dan tugas
terakhir evaluator itu adalah mengevaluasi pengembangan tujuan behavioral menjadi
pengalaman pribadi
4. Model Countenance Stake
īˇ Mengemukakan keseluruhan kegiatan evaluasi yang harus dilakukan dan cara
bagaimana evaluasi itu juga harus dilakukan
īˇ Model Countenance Stake:
6. 5. Model CIPP
īˇ Dikembangkan oleh Stufflebeam
īˇ Context, di mana evaluator harus memahami konteks evaluasi yang berkaitan dengan
perencanaan, identifikasi kebutuhan, dan tujuan program
īˇ Input, berupa berbagai hal yang berpengaruh pada aspek proses pelaksanaan evaluasi
īˇ Process, berkaitan dengan implementasi atau pelaksanaan dari suatu program agar
dapat terlaksana dengan baik
īˇ Product, berupa hasil evaluasi yang digunakan untuk menentukan keputusan yang
akan dibuat selanjutnya.
ī Model Evaluasi Kualitatif
1. Model Studi Kasus
īˇ Memusatkan perhatiannya kepada kegiatan pengembangan kurikulum di satu satuan
pendidikan
īˇ Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dengan deskripsi
2. Model Illuminative
īˇ Berupa evaluasi kualitatif-terbuka (open-ended)
īˇ Untuk mempelajari secara cermat dan hati-hati terhadap pelaksanaan sistem, faktor-
faktor yang mempengaruhinya, kelebihan dan kekurangan sistem, dan pengaruh
sistem terhadap pengalaman belajar siswa.
7. īˇ Hasil evaluasi lebih bersifat deskriptif dan interpretasi, bukan pengukuran dan
prediksi. Model ini lebih banyak menggunakan judgment.
īˇ Objek evaluasi model ini mencakup latar belakang dan perkembangan sistem, proses
pelaksanaan sistem, hasil belajar siswa, kesukaran-kesukaran yang dialami dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaan, termasuk efek samping dari sistem itu
sendiri.
īˇ Tiga fase evaluasi yang harus ditempuh, yaitu : observe, inquiry further, dan seek to
explain.
3. Model Responsive
īˇ Evaluasi model responsif adalah pengumpulan dan sintesis data
īˇ Menggunakan pendekatan kualitatif-naturalistik
īˇ Instrumen yang digunakan pada umumnya mengandalkan observasi langsung maupun
tak langsung dengan interpretasi data yang impresionistik
īˇ Langkah-langkah kegiatan evaluasi meliputi observasi, merekam hasil wawancara,
mengumpulkan data, mengecek pengetahuan awal (preliminary understanding) siswa
dan mengembangkan disain atau model.
Sumber :
Ali, Mohammad. (2010). Memahami Riset Perilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka Cendikia
Utama.
Hasan, Hamid. 2008). Evaluasi kurikulum. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK
Sudjana, Nana dan Ibrahim, R. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: PT. Sinar
Baru.
Stufflebem. (1971). Educational Evaluation and Decision Making. Fourth Printing Illinois: F.E
Peacock Publishers, Inc.
Tyler, Ralph. (1949). Basic Principles of Curriculum and Intruction. Chicago and London: The
University of Chicago Press.