SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
“PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP 
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)” 
(Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 
Periode 2011-2012) 
MINI RESEARCH 
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas 
Mata Kuliah Statistik II 
Disusun Oleh : 
NAMA: Endah Wulandari 
NIM : 2012030005 
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI 
UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA 
2013 
1
BAB I 
PENDAHULUAN 
2 
1. Latar Belakang 
Ketika banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat 
itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi, 
karena itu muncul kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini (Wiwoho, 
2008). Banyak perusahaan kini mengembangkan apa yang disebut Corporate 
Social Responsibility (CSR). Pada prinsipnya CSR merupakan suatu komitmen 
berkelanjutan dari perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekonomi, sosial, 
dan lingkungan atau ekologis kepada masyarakat, lingkungan, serta para 
pemangku kepentingan (stakeholder). Tanggung jawab tersebut meliputi 
mencegah dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan terhadap pihak lain dan 
lingkungan serta meningkatkan kualitas masyarakat termasuk karyawan, 
pemasok, pelanggan, dan lingkungan sekitar perusahaan. Corporate Social 
Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) sering juga dianggap inti dari 
etika bisnis, yang berarti bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban 
ekonomi dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) 
tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan 
(stakeholder) yang jangkauannya melebihi 2 kewajiban-kewajiban di atas 
(ekonomi dan legal). Tanggung jawab sosial dari perusahaan merujuk pada semua 
hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, 
termasuk didalamnya adalah pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, 
pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. 
Banyak faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Tipe industri 
didefinisikan sebagai faktor potensial yang mempengaruhi praktek pengungkapan 
sosial perusahaan. Tipe industri adalah karakteristik yang dimiliki oleh 
perusahaan yang berkaitan dengan bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang
dimiliki dan lingkungan perusahaan. Secara umum perusahaan besar akan 
mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena 
perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding 
perusahaan kecil. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan positif 
signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial 
yaitu Ira (2013). Penelitian dilakukan dengan menggunakan semua perusahaan 
manufaktur yang tercatat di BEI periode 2011 – 2012. Semakin besar keuntungan 
yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan 
dividennya. Para manajer tidak hanya mendapatkan dividen, tapi juga akan 
memperoleh power yang lebih besar dalam menentukan kebijakan perusahaan. 
Dengan demikian, maka dibuat suatu penelitian dengan “Pengaruh 
Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social 
Responsibility (CSR)”. 
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan 
oleh Ira Robiah Adawiyah (2013) yang berjudul “pengaruh tipe industri, ukuran 
perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan corporate social 
responsibility”. 
3 
1.2 Perumusan Masalah 
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikembangkan diatas, maka 
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah meneliti faktor-faktor yang 
mempengaruhi pengungkapan CSR. Sehingga, rumusan masalah dalam penelitian 
ini adalah sebagai berikut: 
1. Apakah ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap 
pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia? 
2. Apakah tipe industri memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR 
dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia? 
3. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan 
CSR dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia?
4. Apakah profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR 
dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia? 
4 
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 
1.3.1 Tujuan Penelitian 
Berdasarkan masalah penelitian yang muncul maka penelitian ini 
bertujuan untuk: 
1. Mengetahui pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan CSR dalam 
laporan tahunan perusahaan di Indonesia. 
2. Mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan 
CSR dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia. 
3. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR 
dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia. 
4. Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR dalam 
laporan tahunan perusahaan di Indonesia. 
1.3.2 Manfaat Penelitian 
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 
1. Penulis, dengan melakukan penelitian ini maka penulis akan mendapatkan 
pengetahuan yang lebih mendalam mengenai akuntansi sosial pada 
umumnya, dan pelaporan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh 
perusahaan berbagai sektor bisnis yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 
(BEI). 
2. Entitas bisnis, secara empiris penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan 
referensi dan bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan dan 
pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan, sehubungan dengan 
pelaporan dan pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan di 
Indonesia. 
3. Akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian 
selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah 
wawasan.
BAB II 
TINJAUAN TEORI 
5 
2.1 Landasan Teori 
2.1.1 Teori Stakeholder 
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang 
hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan 
manfaat bagi stakeholder-nya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan 
sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan 
tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). 
Tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya melampaui tindakan 
memaksimalkan laba untuk kepentingan pemegang saham (shareholder), namun 
lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang diciptakan oleh perusahaan tidak 
terbatas kepada kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk kepentingan 
stakeholder, yaitu semua pihak yang mempunyai keterkaitan terhadap perusahaan 
(Untung, 2008). 
Pelaksanaan aktivitas sosial dan pengungkapkan CSR diharapkan 
keinginan dari stakeholder dapat terakomodasi, sehingga akan menghasilkan 
hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan stakeholdernya. Hubungan 
yang harmonis akan berakibat pada perusahaan dapat mencapai keberlanjutan 
(sustainability) atau kelestarian perusahaannya. Para pemangku kepentingan 
(stakeholders) yang memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk menekan 
manajemen entitas bisnis untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial 
perusahaan, antara lain: dewan komsaris, masyarakat luas, dan pemilik saham 
asing maupun publik.
Dewan komisaris merupakan wakil shareholder didalam suatu entitas 
yang berbadan hukum perseroan terbatas. Selain sebagai wakil shareholder, 
dewan komisaris juga selaku stakeholder, memiliki kemampuan untuk pengaruhi 
dan menekan manajemen entitas untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial 
perusahaan, karena dewan komisaris merupakan pelaksana tertinggi didalam 
entitas. 
Tekanan masyarakat luas (stakeholders) membuat perusahaan tipe high-profile 
lebih memperhatikan kegiatan produksinya dan lingkungan sekitar entitas 
bisnisnya. Hal tersebut, dimungkinkan bahwa perusahaan tipe high-profile 
melakukan kesalahan atau kegagalan pada proses maupun hasil produksinya, 
sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan sekitar perusahaan. Dengan adanya 
pengungkapan aktivitas sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya 
politis bagi perusahaan, sehingga perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa 
terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat 
(stakeholder) (Hasibuan, 2001). 
6 
2.1.2 Teori Agensi (AgencyTheory) 
Berdasarkan teori agensi, perusahaan yang menghadapi biaya kontrak dan 
biaya pengawasan yang rendah cenderung akan melaporkan laba bersih rendah 
atau dengan kata lain akan mengeluarkan biaya-biaya untuk kepentingan 
manajemen (salah satunya biaya yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan di 
mata masyarakat). Kemudian, sebagai wujud pertanggungjawaban, manajer 
sebagai agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan pihak prinsipal, dalam 
hal ini adalah pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu 
Peneliti (Tahun) Alat Analisis Variabel Penelitian 
Ira (2013) Regresi Berganda 
7 
(Multiple 
Regression) 
Variabel 
Independen: Size, 
profitabilitas, ukuran 
Peusahaan, leverage 
Variabel dependen: CSR 
Eka Nanda (2011) Regresi Berganda 
(Multiple 
Regression) 
Variabel Independen: 
Dewan Komisaris, Size, 
profitabilitas, ukuran 
perusahaan, 
Kepemilikaan saham 
Asing, Kepemilikan 
saham publik 
Variabel dependen: CSR 
2.3 Kerangka Pemikiran 
Menurut Hamid (2007), kerangka pemikiran merupakan sintesa dari 
serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya 
merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau 
alternatif solusi dari serangkaian masalah yang di tetapkan. Kerangka berpikir ini 
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan 
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. 
Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah tipe 
industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage yang mempengaruhi 
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Berikut ini merupakan 
gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini.
Gambar 1 
Kerangka Pemikiran 
Adanya Kerusakan Lingkungan Akibat 
aktivitas suatu perusahaan, oleh karena itu 
dikebangkan Corporate Social 
Responsibility 
Basic Teori: 
Teori Stakeholder dan Teori Agency 
Variabel Independen Variabel Dependen 
Ukuran Dewan komisaris (X1) 
Tipe Industri (X2) CSR (Y) 
8 
Ukuran Perusahaan (X3) 
Profitabilitas (X4) 
Metode Analisis Berganda : Uji 
Descriptive Statistik, Uji Asumsi 
Klasik, Pengujian Hipotesis.
Hasil Pengujian Dan Pembahasan 
Penutup : Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran 
9 
2.1.4 Perumusan Hipotesis 
Dalam penelitian ini karekteristik perusahaan yang mempengaruhi 
pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan, yaitu: ukuran dewan 
komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas. 
2.4.1 Ukuran Dewan Komisaris 
Dewan komisaris merupakan wakil shareholder dalam entitas bisnis yang 
berbadan hukum perseroan terbatas (PT) yang berfungsi mengawasi pengelolaan 
perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggung-jawab 
Ukuran Dewan Komisaris Tipe Industri Ukuran Perusahaan Profitabilitas 
Corporate Social Resposibility Disclosure (CSRD) untuk menentukan apakah 
manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan 
menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002). Dengan 
wewenang yang dimiliki, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang 
cukup kuat untuk menekan manajemen agar mengungkapkan informasi CSR 
lebih banyak, sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran 
dewan komisaris yang lebih besar akan lebih banyak mengungkapkan CSR. 
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai 
berikut: 
H1: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan 
CSR.
2.4.1 Tipe Industri (Industri High-Profile dan Low-Profile) 
Banyak para peneliti akuntansi sosial, meneliti mengenai tipe industri yang 
diidentifikasikan sebagai faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Para 
peneliti mengklasifikasikan tipe industri menjadi dua jenis yaitu tipe industri high-profile 
dan tipe industri low-profile. Robert (1992) dalam Hackston and Milne 
(1996: 87) mendefinisikan bahwa high-profile companies sebagai perusahaan 
yang memiliki consumer visibility, tingkat risiko politik dan tingkat kompetisi 
yang tinggi, sedangkan low-profile companies sebaliknya. Industri yang high-profile 
diyakini melakukan pengungkapan sosial yang lebih banyak daripada 
industri yang low-profile. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini 
mengajukan hipotesis sebagai berikut: 
H1: Tipe industri berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan CSR. 
2.4.3 Ukuran perusahaan (Corporate size) 
Menurut Belkaoui, (1989) dalam Hackston dan Milne, (1996) menyatakan 
bahwa ada beberapa penelitian empiris telah banyak menyediakan bukti mengenai 
hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan sosial perusahaan. 
Perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti oleh masyarakat luas, 
sehingga dengan adanya pengungkapan yang lebih banyak oleh entitas bisnis 
maka merupakan bagian dari pengurangan biaya tekanan politis sebagai wujud 
tanggung jawab sosial entitas. Secara teoritis, perusahaan besar tidak akan lepas 
dari tekanan, dan perusahaan besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang 
lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang 
memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan 
tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin luas (Cowen et al., 1987 dalam 
Sembiring, 2005). Hal ini berarti program tanggung jawab sosial perusahaan juga 
semakin banyak dan akan diungkapkan dalam laporan tahunan. Oleh karena itu 
perusahaan yang lebih besar lebih dituntut untuk 
memperlihatkan/mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Penelitian ini, 
menggunakan total aktiva (total asset) yang dimiliki perusahaan sebagai proksi 
10
dari ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Berdasarkan uraian di atas, 
maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: 
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan 
CSR. 
11 
2.4.4 Profitabilitas (Profitability) 
Profitabilitas merupakan kemampuan entitas bisnis untuk menghasilkan 
laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Menurut Heinze (1976) 
dalam Hackston dan Milne (1996) menjelaskan bahwa profitabilitas merupakan 
faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk 
mengungkapkan pertanggung-jawaban sosial kepada pemegang saham, sehingga 
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar 
pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan. 
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis 
sebagai berikut: 
H4: Tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif terhadap luas 
pengungkapan CSR.
BAB III 
METODE PENELITIAN 
12 
3.1 Metode Pengumpulan Data 
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yakni 
annual report dan laporan keuangan perusahaan tahun 2011 dan 2012. Metode 
pengambilan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu penggunaan 
data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Data dalam penelitian 
ini berasal dari situs IDX (Indonesia Stock Exchanges) yang dimiliki oleh website 
BEI, yakni www.idx.co.id. 
Untuk metode pengambilan sampel, yang digunakan dalam penelitian ini adalah 
metode purposive sampling. Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan 
keseluruhan populasi penelitian yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian 
yang sudah ditentukan. 
3.2 Jenis dan Sumber Data 
Dalam penelitian ini dilakukan dua tahun pengamatan berdasarkan laporan 
tahunan (annual report) perusahaan, yakni tahun 2011 dan 2012 untuk 
mengetahui perkembangan perusahaan-perusahaan lebih dari satu perusahaan 
sebagai obyek penelitian yang telah memenuhi kriteria penelitian yang sudah 
ditentukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data 
sekunder diperoleh dari annual report dan laporan keuangan tahunan perusahaan 
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2011 dan 2012. Data 
sekunder tersebut diperoleh melalui situs IDX (Indonesia Stock Exchanges) yang 
dimiliki oleh website BEI. Alasan peneliti menggunakan data sekunder adalah 
karena data sekunder lebih mudah diperoleh, biayanya lebih murah, sudah ada 
penelitian dengan jenis data ini, serta lebih dapat dipercaya keabsahannya karena 
laporan keuangannya telah diaudit oleh akuntan publik.
13 
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar 
(listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 dan 2012. Periode 2 tahun 
dipilih karena merupakan data terbaru yang bisa diperoleh dan diharapkan dengan 
periode waktu 2 tahun akan diperoleh hasil yang baik dalam menjelaskan faktor-faktor 
yang mempengaruhi pengungkapan CSR (Fahrizqi, 2010). Metode 
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 
purposive sampling (BEI 2011 dan 2012). Sampel dipilih melalui metode 
purposive sampling yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan 
kriteria-kriteria sebagai berikut: 
1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif 
diperdagangkan selama tahun 2011 dan 2012. 
2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan (annual report) lengkap 
untuk periode 2011 dan 2012. 
3. Perusahaan tersebut menyediakan informasi yang lengkap mengenai profil 
dewan komisaris, dan pelaksanaan CSR. 
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 
Penelitian ini menganalisis secara empiris mengenai pengaruh 
karakteristik perusahaan dan regulasi pemerintah terhadap tingkat pengungkapan 
CSR pada Laporan Tahunan perusahaan. Oleh karena itu perlu dilakukan 
pengujian atas hipotesis-hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis 
dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan 
variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat. 
3.1.1 Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah tingkat 
pengungkapan CSR yang diukur menggunakan Corporate Social Responsibility 
Index (CSRI). Instrumen pengukuran CSRI yang akan digunakan dalam penelitian 
ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Darwin (2004), yang 
mengelompokkan informasi CSR ke dalam tiga kategori, yaitu: aspek kinerja 
ekonomi, aspek kinerja lingkungan, dan aspek kinerja sosial. Aspek kinerja sosial 
dibagi menjadi empat kategori, antara lain: praktek kinerja, hak manusia, sosial, 
dan tanggung jawab terhadap produk. Menurut Darwin (2004) dalam Anggraini 
(2006), kategori informasi Sustainability Reporting menjadi dasar yang digunakan 
untuk mengukur pengungkapan Corporate Social Responsibility Index (CSRI) 
sebagai berikut: 
14 
KE : Kinerja Ekonomi 
KL : Kinerja Lingkungan 
PK : Praktik Kerja 
HM : Hak Asasi Manusia 
Sos : Sosial 
TP : Tanggung jawab Terhadap Produk 
Pengukuran CSRI mengacu pada penelitian Haniffa et al. (2005) dalam Sayekti 
dan Wondabio (2007), yaitu dengan menggunakan content analysis dalam 
mengukur variety dari CSRI. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan 
pendekatan dikotomi, yaitu setiap kategori informasi pengungkapan CSR dalam 
instrumen penelitian diberi skor 1 jika kategori informasi yang diungkapkan ada 
dalam laporan tahunan, dan nilai 0 jika kategori informasi tidak diungkapkan di 
dalam laporan tahunan. Selanjutnya, skor dari setiap kategori informasi 
Sustainability Reporting dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk 
setiap perusahaan.
Pengukuran dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 
15 
Σ Xky= CSRIy 
6 
Keterangan: 
CSRIy : Corporate Social Responsibility Indeks perusahaan y, 
Σ Xky : Dummy variable: 1 = jika kategori Sustainability Reporting k 
diungkapkan; 0 = jika kategori Sustainability Reporting k tidak diungkapkan. 
3.1.2 Variabel Bebas (Independen) 
3.1.2.1 Ukuran Dewan Komisaris 
Ukuran dewan komisaris (UDK) yang dimaksud di sini adalah banyaknya jumlah 
anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran dewan komisaris 
dalam penelitian ini adalah konsisten dengan Sembiring (2005) yaitu dilihat dari 
banyaknya jumlah anggota dewan komisaris perusahaan. Pengukuran dengan 
menggunakan rumus sebagai berikut: 
UDK = Σ Dewan Komisaris Perusahaan (3.2) 
3.1.2.2 Tipe Industri (Industry Type) 
Tipe industri diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu pemberian skor 
1 untuk perusahaan yang termasuk dalam industri high-profile, dan skor 0 untuk 
perusahaan yang termasuk dalam industri low-profile. Kriteria untuk menentukan 
perusahaan termasuk high-profile dan low-profile digunakan pengelompokan 
menurut Roberts (1992), Preston (1977) dan Patten (1991) dalam Hakston & 
Milne (1996). Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri migas, 
kehutanan, pertanian, pertambangan, perikanan, kimia, otomotif, barang 
konsumsi, makanan dan minuman, kertas, farmasi, plastik, dan konstruksi sebagai 
industri yang high-profile.
3.1.2.3 Ukuran perusahaan (Corporate size) 
Ukuran perusahaan diukur dari total aset yang dimiliki perusahaan yang diperoleh 
dari laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2008 dan 2009. Size perusahaan 
yang diukur dengan total aset akan ditransformasikan dalam logaritma untuk 
menyamakan dengan variabel lain karena total aset perusahaan nilainya relatif 
besar dibandingkan variabel-variabel lain dalam penelitian ini. 
SIZE = log (nilai buku total aset) (3.3) 
16 
3.1.2.4 Profitabilitas (Profitability) 
Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba 
atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham (Fahrizqi, 2010). 
Profitabilitas perusahaan diukur dengan Return On Asset (Belkaoui dan Karpik, 
1989; Heckston dan Milne, 1996). Return On asset (ROA) merupakan ukuran 
efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan 
aktiva yang dimilikinya. Untuk mengukur ROA dengan menggunakan rumus 
sebagai berikut: 
Return On Asset = Laba Bersih setelah Pajak 
Total Aset 
3.4 Metode Analisis Data 
3.4.1 Uji Asumsi Klasik
17 
3.4.1.1 Uji Normalitas 
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel 
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas ini ada 
2 cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu 
dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009). Alat uji yang digunakan 
adalah dengan analisis grafik histogram dan grafik normal probability plot dan uji 
statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S). Dasar pengambilan 
keputusan dengan analisis grafik normal probability plot adalah (Ghozali, 2009): 
1. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis 
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 
2. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah 
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 
Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1- 
Sample K-S) adalah (Ghozali, 2009): 
1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini 
berarti data residual terdistribusi tidak normal. 
2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini 
berarti data residual terdistribusi normal. 
3.5.1.2 Uji Multikolinearitas 
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi 
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2009). 
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel 
independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat 
dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran 
ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh 
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel 
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 
1/Tolerance). Nilai cutoff 
yang umum dipakai untuk emnunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai 
Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. 
18 
3.5.1.3 Uji Autokorelasi 
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear 
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan 
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah 
regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi 
penelitian ini menggunakan metode uji Durbin-Watson (DW test). 
Metode Durbin-Watson menggunakan titik kritis yaitu batas bawah dl dan batas 
atas du. H0 diterima jika nilai Durbin-Watson lebih besar dari batas atas nilai 
Durbin-Watson pada tabel. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya 
autokorelasi dengan menggunakan tabel Durbin-Watson (Ghozali, 2009): 
1. Jika du < d < 4 – du, maka tidak ada autokorelasi positif atau negatif. 
2. Jika 0 < d < dl, maka tidak ada autokorelasi positif. 
3. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada autokorelasi positif. 
4. Jika 4 – dl < d < 4, maka tidak ada korelasi negatif. 
5. Jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, maka tidak ada korelasi negatif. 
Berdasarkan DW test yang telah dilakukan, nilai DW model regresi memenuhi 
syarat 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl yang berarti H0 tidak ada korelasi negatif. 
Keputusan yang diambil terhadap syarat tersebut adalah tidak ada keputusan. 
Dikarenakan pengujian autokorelasi menggunakan DW test belum menghasilkan
keputusan maka dilakukan pengujian berikutnya yaitu Run test untuk mendeteksi 
ada tidaknya autokorelasi. 
Run test merupakan bagian dari statistik non-parametik dapat pula digunakan 
untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar 
residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah 
acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi 
secara random atau tidak (sistematis). Dasar pengambilan keputusan uji statistik 
dengan Run test adalah (Ghozali, 2009): 
1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini 
berarti data residual terjadi secara tidak random (sistematis). 
2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini 
berarti data residual terjadi secara random (acak). 
19 
3.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas 
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi 
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang 
lain (Ghozali, 2009). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan 
lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut 
Heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat 
melalui hasil uji statistik. 
3. PENGUJIAN HIPOTESIS 
Menurut Kuncoro (2001), pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur 
ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara statistik hal ini 
dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik f, dan 
analisis regresi berganda. 
3.5.3 Uji koefisien determinasi (R²)
Nilai R² digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam 
menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah 
antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel 
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai 
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir 
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 
20 
3.5.4 Uji Regresi Simultan (Uji F) 
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen 
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama 
terhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka 
kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 
1. Bila nilai signifikansi f < 0.05, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh 
yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel 
dependen. 
2. Apabila nilai signifikansi f > 0.05, maka H0 diterima, artinya ketujuh 
variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen 
3.5.5 Uji Regresi Parsial (Uji t) 
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu 
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi vaiabel 
dependen. Dengan tingkat signifikansi 5%, maka kriteria pengujian adalah 
sebagai berikut: 
1. Bila nilai signifikansi t < 5 %, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh 
yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel 
dependen. 
2. Apabila nilai signifikansi t > 5 %, maka H0 diterima, artinya terdapat tidak 
ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap 
variabel dependen.
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
21
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 
22 
1. Diskripsi Objek Penelitian 
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang 
terdaftar BEI pada tahun 2011-2012. Sampel perusahaan yang berhasil 
diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 15 perusahaan dengan total data 
30 selama 2 tahun. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh 
dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Fokus penelitian ini adalah ingin melihat 
pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan dan 
profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility 
(CSR). 
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan 
ditampilkan dalam tabel. Berikut tabel yang ditampilkan: 
Tabel 4.1 
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria 
No. Kriteria Jumlah 
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 30 
2 Annual Report tahun 2011 2012 30 
2. Diskripsi Sampel Penelitian 
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive 
sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan 
yang memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel 
dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam 
penelitian ini, seperti item pengungkapan Corporate Social Responsibility 
(CSR) yang diterbitkan dalam annual report, jumlah asset, jumlah 
liabilities, dan jumlah laba bersih dalam laporan keuangan perusahaan. 
Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang menjadi objek dalam 
penelitian ini: 
Tabel 4.2 
Nama Perusahaan Hasil Observasi
No NAMA PERUSAHAAN Emiten 
1 PT ALASAKA INDUSTRINDO, Tbk ALKA 
2 PT ASTRA OTOPARTS, Tbk AUTO 
3 PT GUDANG GARAM, Tbk GGRM 
4 PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk ICBP 
5 PT KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk KAEF 
6 PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk TOTO 
7 PT SEMEN INDONESIA (PERSERO), Tbk SMCB 
8 PT HOLCIM INDONESIA, Tbk SMGR 
9 PT INDO ACIDATAMA Tbk SRSN 
10 PT UNILEVER INDONESIA TBK UNVR 
11 PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL Tbk INCI 
12 PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL 
23 
Tbk 
IMAS 
13 PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk AISA 
14 PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL Tbk ADES 
15 PT MAYORA INDAH Tbk MYOR 
3. Hasil Uji Analisis Data 
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model 
regresi berganda (multiple regression). Tujuannya adalah untuk 
memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh Ukuran 
Dewan Komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan, dan profitabilitas 
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). 
4.1 Hasil Descriptive 
Berdasarkan hasil uji Normalitas diperoleh sebanyak 30 data observasi 
yang berasal dari jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia 
(BEI). Sampel yang berjumlah 30 yang memiliki data yang lengkap untuk
kepentingan penelitian. Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik 
histogram dan grafik normal probability plot dan uji statistik dengan 
Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S). 
24 
a. Uji Descriptive statistik 
Tabel 4.3 
Hasil grafik Histogram 
Dari gambar histogram dapat dilihat bahwa kurva histogram membentuk 
seperti gunung atau lonceng, sehingga dapat dikatakan data terdistribusi 
dengan normal. 
b. Uji normal probavility Plot 
Tabel 4.3
Grafik Q-Q Plot tersebut menggambarkan bahwa grafik normal 
probability garis observasi mendekati atau menyentuh garis diagonalnya 
yang berarti nilai residual berdistribusi normal. 
25 
4.2 Uji Normalitas 
Hasil uji normalitas juga bisa dilihat dengan menggunakan uji 
Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut. 
c. Uji Kolmogorov Smirnov 
Tabel 3.4
Hasil uji normalitas dalam kajian penelitian ini menggunakan uji One- 
Sample Kolmogrov Smirnov. Terlihat bahwa nilai K-S sebesar 0,638 dengan nilai 
signifikansi diatas 0,05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal atau 
memenuhi asumsi klasik. 
26 
4.2 Hasil Asumsi Klasik 
Tahapan dalam pengujian regresi berganda menggunakan beberapa uji 
asumsi klasik yang harus dipenuhi meliputi: uji multikolinearitas, uji 
heterokedastisitas, dan uji autokorelasi yang secara rinci dijelaskan sebagai 
berikut: 
a. Hasil Uji Multikoloniearitas 
Berikut ini disajikan hasil uji multikoloniearitas yang dapat dilihat pada 
tabel 4.5 di halaman selanjutnya. 
Tabel 4.5 
Hasil Uji Multikoloniearitas
Tampilan output SPSS dari tabel 4.5 menunjukkan VIF dan tolerance 
mengindikasikan tidak terdapat multikoloniearitas dalam variabel. Hal ini terlihat 
pada nilai VIF tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang 
kurang dari 0,10. 
27 
a. Uji Autokorelasi 
Berikut ini disajikan hasil uji untuk autokorelasi yang dapat dilihat pada 
gambar 4.2 dibawah ini. 
Gambar 4.2 
Hasil Uji Autokorelasi 
Berdasarkan tabel 4.7 diatas terlihat angka Durbin Watson sebesar 1.002. Karena 
nilai DW terkisar antara 1,55 sampai 2,46, maka dapat disimpulkan bahwa model 
regresi di atas terdapat masalah autokorelasi. 
b. Uji Heterokedastisistas
Berikut ini disajikan hasil uji untuk heterokedastisitas yang dapat dilihat pada 
gambar 4.3 dibawah ini. 
28 
Gambar 4.2 
Hasil Uji Heterokedastisitas 
Gambar 4.2 dari grafik scatterplots di atas terlihat bahwa titik-titik membentuk 
garis dan menyempit. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi 
heteroskedastisitas. 
4.1 Hasil Uji Hipotesis Penelitian 
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 
Koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan 
variabel dependen. Sedangkan penggunaan adjusted R2 (Adj R2), atau koefisien 
determinasi yang telah disesuaikan, untuk melihat seberapa jauh kemampuan model 
dalam menerangkan variasi variabel dependen bila dibandingkan dengan R2. Berikut 
ini disajikan hasil uji Adj R2 penelitian dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut: 
Tabel 4.8
Hasil Adj R2 
Tabel 4.8 di menunjukkan bahwa angka koefisien korelasi (R) menunjukkan nilai 
sebesar 0,508 yang menandakan bahwa hubungan antara variabel independen dengan 
variabel dependen adalah cukup kuat karena memiliki nila R > 0,5. Adapun nilai Adj 
R2 sebesar 0,139 menunjukkan bahwa hanya sebesar 13,9% variasi variabel dependen 
(Corporate Social Responsibility) yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel 
independen (Ukuran Perusahaan, Tipe Industri, Ukuran Dewan Komisaris dan Return 
On Asset) dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya yang sebesar 86,1% dijelaskan 
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian yang mungkin dapat 
mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) seperti kinerja 
lingkungan, kinerja manajerial, dan kepemilikan saham. 
b. Hasil Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t) 
Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel 
independen secara individual (parsial) yaitu tipe industri, ukuran perusahaan, 
profitabilitas dan Dewan Komisaris dalam menerangkan variabel dependen yaitu 
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Signifikansi model regresi 
pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai sig. yang ada di tabel 4.9 di halaman 
selanjutnya. 
Tabel 4.9 
29
Hasil Uji t 
Berdasarkan pada hasil analisis data diperoleh persamaan model regresi sebagai 
berikut: CSRD = 0,030 - 0,008X1 - 0,056X2 + 0,016X3 - 0,173X4 + ε Berdasarkan 
pengujian regresi berganda (multiple regression) sebagaimana telah dijelaskan pada 
bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam empat bagian. Bagian pertama 
membahas pengaruh Ukuran Dewan Komisaris (UDK) terhadap pengungkapan 
Corporate Social Responsibility (CSR) (H1). Bagian kedua membahas pengaruh tipe 
industri (TYPE) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (H2). 
Bagian ketiga membahas pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap 
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (H3). Bagian keempat 
membahas pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap pengungkapan Corporate Social 
Responsibility (CSR) (H4). Dari keempat variabel independen yang dimasukkan 
dalam model dengan signifikansi lebih dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel 
UDK, TYPE, SIZE, ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel 
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). 
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 
Berikut ini disajikan hasil uji F penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai 
berikut: 
Tabel 4.10 
30
Hasil Uji F 
Tabel 4.10 Dari Output diperoleh nilai F hitung sebesar 2,170 dengan nilai sig. 
sebesar 0,102. Hal ini menandakan bahwa model regresi dapat digunakan untuk 
memprediksi tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility karena nilai 
sig. > 0,05. F hitung < F Tabel (2,170 < 3,385) dan Signifikansi >0,05 (0,102 > 
0,05), maka dapat disimpulkan bahwa UDK, TYPE, SIZE, dan ROA tidak 
berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility (CSR). 
31 
4. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 
1) Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris (UDK) terhadap pengungkapan 
Corporate Social Responsibility (H1). 
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel tipe industri berpengaruh 
negativ tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari Koefisien regresi negativ UDK 
adalah sebesar 0,008 dengan nilai t hitung sebesar -1,014 dan nilai sig. sebesar
0,320. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 yang berarti 
berpengaruh negativ tidak signifikan terhadap CSR, berarti perbedaan tipe industri 
tidak mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility, sehingga 
hipotesis ke-1 tidak berhasil didukung. Hasil penelitian ini 
1) Pengaruh tipe industri (TYPE) terhadap pengungkapan Corporate Social 
Responsibility (H1). 
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel tipe industri berpengaruh 
negativ tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari Koefisien regresi negative 
adalah sebesar -0,056 dengan nilai t hitung sebesar -1,616 dan nilai sig. sebesar 
0,119. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 yang berarti 
berpengaruh negativ tidak signifikan terhadap CSR, berarti perbedaan tipe industri 
tidak mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility, sehingga 
hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Hasil penelitian ini 
mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ira Robiah 
Adawiyah (2013) yang juga memberikan hasil yang signifikan. Jumlah sampel 
(perusahaan) yang tidak berimbang antara perusahaan high profile dan low profile 
menjadi alasan temuan ini. Jumlah perusahaan low profile yang hanya 3 
perusahaan berbanding dengan perusahaan tipe high profile yang berjumlah 12 
perusahaan sehingga mengurangi optimalisasi hasil penelitian. Artinya sampel 
tersebut kurang dapat mendukung penelitian ini. Alasan lainnya berdasarkan teori 
stakeholder sebuah perusahaan harus mampu untuk memberikan manfaat bagi 
stakeholdernya karena keberadaan sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh 
dukungan yang diberikan oleh stakeholdernya. Manfaat tersebut dapat diberikan 
dengan cara menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) 
Sehingga baik perusahaan tipe high profile dan low profile sama-sama akan 
berusaha memberikan pengungkapan Corporate Social Responsibility sesuai yang 
dibutuhkan oleh masyarakat terutama oleh investor. Oleh karena itu, tipe industri 
tidak mempengaruhi besar kecilnya pengungkapan Corporate Social 
Responsibility. 
32
2) Pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap pengungkapan Corporate 
Social Responsibility (H2). 
Variabel SIZE menunjukkan koefisien regresi positif 0,016 dengan nilai 
t hitung sebesar 0,877 nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,119. Hal ini berarti 
tingkat signifikansinya jauh diatas 0,05, sehingga hipotesis ke-3 tidak berhasil 
didukung. Nilai ini membuktikan anggapan bahwa tanggung jawab sosial tidak 
dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, dimana perusahaan besar belum tentu 
mengungkapkan informasi yang lebih luas. Besar kecilnya perusahaan atau 
berapapun asset yang dimiliki perusahaan tidak akan menurunkan atau 
meningkatkan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. 
3) Pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap pengungkapan Corporate Social 
Responsibility (H3). 
Variabel ROA menunjukkan koefisien regresi positive sebesar -0,173 
dengan nilai t hitung sebesar -2,039 nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,052. 
Hal ini berarti tingkat signifikansinya diatas 0,05, sehingga hipotesis ke-4 tidak 
berhasil didukung. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang mempunyai 
profitabilitas tinggi belum tentu lebih banyak melakukan aktivitas sosial karena 
perusahaan lebih berorientasi pada laba semata. Hasil penelitian ini tidak 
mendukung teori yang menyatakan bahwa dengan adanya laba yang tinggi maka 
manajemen akan melakukan pengungkapan sosial yang luas. 
33
BAB V 
PENUTUP 
34 
A. Kesimpulan 
Dengan penelitian ini dapat ditemukan bukti empiris tentang pengaruh 
Ukuran Dewan Komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan, dan profitabilitas 
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dilihat dari annual 
report dan laporan keuangan perusahaan go public di bursa efek Indonesia (BEI). 
Data sampel sebanyak 15 perusahaan dengan total data 30 selama 2 tahun yang 
menerbitkan annual report dan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2011 
sampai dengan tahun 2012. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi 
berganda dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 17. 
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat 
diambil kesimpulan sebagai berikut: 
1. Variabel Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh secara 
signifikan terhadap corporate Social Responsibility 
2. Variabel tipe industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap 
pengungkapan Corporate Social Responsibility. 
3. Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan 
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. 
4. Variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap 
pengungkapan Corporate Social Responsibility. 
B. Keterbatasan 
Dalam Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya yaitu 
sebagai berikut: 
1. Kurangnya jumlah sampel ysng di ujikan 
2. Kurangnya variabel yang di uji sebagai faktor yang dapat 
mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
35 
C. Saran 
Diharapkan penelitian tentang Corporate Social Responsibilty (CSR) yang 
akan datang bisa lebih baik, dengan mempertimbangkan saran dibawah 
ini: 
1. Tidak hanya menggunakan data sekunder namun juga data primer. 
2. Menambahkan jumlah sampel sehingga hasil yang diperoleh akan 
lebih menjelaskan gambaran kondisi yang sesungguhnya. 
3. Menambahkan beberapa variabel lain sebagai faktor yang dapat 
mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), 
seperti ukuran, kepemilikan saham, kinerja lingkungan dan kinerja 
manajerial.
DAFTAR PUSTAKA 
Data Laporan Tahunan Perusahaan. 2011-2012. Diakses pada 19 Desember 2013. 
36 
www.idx.co.id 
Adawiah, Ira Robiah. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Dan 
Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility: (Studi 
Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index 
Periode 2008-2012). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 
Putra, eka nanda, pengaruh karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan 
corporate social responsibility (csr). Universitas Diponegoro Semarang 
Priyatno, Dwi.2009.Belajar Olah Data Dengan SPSS 17.Ygyakarta.CV Andi 
Offset 
Daftar Perusahaan Emiten Manufaktur Listing di BEI 2012 2013. Diakses Pada 
29 Desember 2013.Amrkimi.htm. 
Corporate Social Responsibility.2013.Diakses Pada 29 Desember 2013. 
http://id.m.wikipedia.org 
Dewan Komisaris. Diakses Pada 29 Desember 2013. http://m.wikipedia.org
37 
Lampiran 
Pengungkapan CSR 
Nama Skor CSR 
ALKA 1 0,166667 
1 0,166667 
AUTO 0 0 
0 0 
GGRM 1 0,166667 
1 0,166667 
ICBP 0 0 
0 0 
KAEF 1 0,166667 
1 0,166667 
TOTO 1 0,166667 
1 0,166667 
SMCB 1 0,166667 
1 0,166667 
SMGR 1 0,166667 
1 0,166667 
SRSN 1 0,166667 
1 0,166667 
UNVR 1 0,166667 
1 0,166667 
INCI 1 0,166667 
1 0,166667 
IMAS 1 0,166667 
1 0,166667 
AISA 1 0,166667 
1 0,166667 
ADES 0 0 
0 0 
MYOR 0 0 
0 0
38 
Tabulasi Pengumpulan Data 
NAMA 
PRSAHAAN 
CSR 
DEWAN 
KOMISARIS 
TIPE 
INDUSTRI 
UKURAN 
PERUSAHAAN 
PROFITABILITAS 
(LABA ST. PJK) 
UKURAN 
PERUSAHAAN 
ROA 
ALKA D 4 LP 
147.882.362.000 
5.122.929.000 11 
0,035 
ALKA D 4 LP 
258.483.778.000 
9.969.564.000 11 
0,039 
AUTO TD 9 HP 
8.881.642.000.000 
1.135.914.000.000 13 
0,128 
AUTO TD 9 HP 
6.964.227.000.000 
1.101.583.000.000 13 
0,158 
GGRM D 4 HP 
41.509.325.000.000 
4.068.711.000.000 14 
0,098 
GGRM D 4 HP 
39.088.705.000.000 
4.958.102.000.000 14 
0,127 
ICBP TD 8 HP 
17.753.480.000.000 
2.282.371.000.000 13 
0,129 
ICBP TD 8 
HP 
15.222.857.000.000 2.066.365.000.000 13 
0,136 
KAEF D 5 HP 
2.076.347.580.785 
205.763.997.378 12 
0,099 
KAEF D 5 
HP 
1.794.399.675.018 171.763.175.754 12 
0,096 
TOTO D 4 HP 
1.522.663.914.388 
235.945.643.357 12 
0,155 
TOTO D 4 HP 
1.339.570.029.820 
218.124.016.284 12 
0,163 
SMCB D 6 LP 
12.168.517.000.000 
1.350.791.000.000 13 
0,111 
SMCB D 6 LP 
10.950.501.000.000 
1.063.560.000.000 13 
0,097 
SMGR D 6 LP 
26.579.083.786.000 
4.926.639.847.000 13 
0,185 
SMGR D 6 LP 
19.661.602.767.000 
3.955.272.512.000 13 
0,201 
SRSN D 9 HP 
402.108.960.000 
16.956.040.000 12 
0,042 
SRSN D 9 HP 
361.182.183.000 
23.987.816.000 12 
0,066 
UNVR D 5 HP 
11.912.710.000.000 
4.805.642.000.000 13 
0,403 
UNVR D 5 HP 
10.436.176.000.000 
4.160.209.000.000 13 
0,399 
INCI D 3 HP 
132.278.839.079 
4.443.840.864 11 
0,034 
INCI D 3 HP 
125.184.677.577 
(17.169.761.427) 11 
(0,137) 
IMAS D 7 HP 
17.577.664.024.361 
899.090.885.530 13 
0,051 
IMAS D 7 HP 
12.905.429.951.184 
970.891.331.743 13 
0,075 
AISA D 5 HP 
1.544.940.000.000 
253.664.000.000 
12 
0,164 
AISA D 5 HP 
1.726.581.000.000 
149.951.000.000 
12 
0,087 
ADES TD 3 HP 
389.094.000.000 
83.376.000.000 
12 
0,214
39 
ADES TD 3 HP 
316.048.000.000 
25.868.000.000 
11 
0,082 
MYOR TD 5 HP 
8.302.506.241.903 
6.599.845.533.328 
13 
0,795 
MYOR TD 5 HP 744.428.404.309 483.486.152.677 
12 0,649

More Related Content

What's hot

Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanPutrii Wiidya
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaSyaiful Ahdan
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahYunitha Rahmah
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,yachiheninofira
 
Contoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asingContoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asingEka Wahyuliana
 
Makalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggrisMakalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggrisQueen Anaqi
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publikAjeng Pipit
 
Ppt corporate social responsibility (csr)
Ppt corporate social responsibility (csr)Ppt corporate social responsibility (csr)
Ppt corporate social responsibility (csr)Luthfi Indallah
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanTri Widodo W. UTOMO
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaWaQhyoe Arryee
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1Jihan Hidayah Putri
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Presentasi jurnal internasional (prof diem) yayan
Presentasi jurnal internasional  (prof diem) yayanPresentasi jurnal internasional  (prof diem) yayan
Presentasi jurnal internasional (prof diem) yayanYayan_Eryandi
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)YolaRiyana
 

What's hot (20)

Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
Tata cara penulisan pustaka
Tata cara penulisan pustakaTata cara penulisan pustaka
Tata cara penulisan pustaka
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmah
 
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,Tugas 1  daftar isi, daftar tabel,
Tugas 1 daftar isi, daftar tabel,
 
Contoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asingContoh critical review jurnal asing
Contoh critical review jurnal asing
 
Contoh jurnal
Contoh jurnalContoh jurnal
Contoh jurnal
 
laporan kkl
laporan kkllaporan kkl
laporan kkl
 
Makalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggrisMakalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggris
 
Organisasi sektor publik
Organisasi sektor publikOrganisasi sektor publik
Organisasi sektor publik
 
Ppt corporate social responsibility (csr)
Ppt corporate social responsibility (csr)Ppt corporate social responsibility (csr)
Ppt corporate social responsibility (csr)
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
 
Powerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesiaPowerpoint ragam bahasa indonesia
Powerpoint ragam bahasa indonesia
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Presentasi jurnal internasional (prof diem) yayan
Presentasi jurnal internasional  (prof diem) yayanPresentasi jurnal internasional  (prof diem) yayan
Presentasi jurnal internasional (prof diem) yayan
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Tabel t
Tabel tTabel t
Tabel t
 
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
ANALISIS SWOT PADA PT.PERTAMINA (PERSERO)
 

Similar to mini research

Pengaruh tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dan corporate social resp...
Pengaruh tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dan corporate social resp...Pengaruh tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dan corporate social resp...
Pengaruh tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dan corporate social resp...ridhoaryo
 
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdf
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdfCSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdf
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdfabib101
 
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...PT Kalbe Farma
 
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...arisatrias
 
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...ApriliaSafitri2
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...Melania Bastian
 
Tb 2 nawa literature review dikonversi
Tb 2 nawa  literature review dikonversiTb 2 nawa  literature review dikonversi
Tb 2 nawa literature review dikonversiNawaAji
 
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...Edi Putra, S.Inf., M.M., ASCA
 
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...Vidya Anggraeni
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...Gunawan Adam
 
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Lisca Ardiwinata
 
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...Imam Arifin
 
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)Imam Prastio
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate contr...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate contr...BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate contr...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate contr...warinah warinah
 
BE GG, Tubagus Angga Dheviests, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, IMPLEMENTASI CS...
BE  GG, Tubagus Angga Dheviests, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, IMPLEMENTASI CS...BE  GG, Tubagus Angga Dheviests, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, IMPLEMENTASI CS...
BE GG, Tubagus Angga Dheviests, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, IMPLEMENTASI CS...Tubagus Angga Dheviests
 
10, be &amp; gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be &amp; gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...10, be &amp; gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be &amp; gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...ciciliaeritawanti
 
10, be &amp; gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...
10, be &amp; gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...10, be &amp; gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...
10, be &amp; gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...Rame Priyanto
 

Similar to mini research (20)

Pengaruh tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dan corporate social resp...
Pengaruh tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dan corporate social resp...Pengaruh tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dan corporate social resp...
Pengaruh tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dan corporate social resp...
 
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdf
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdfCSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdf
CSR LINGKUNGAN HIDUP FAKTOR EXTERNAL.pdf
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities  csr ,  unive...
10, be & gg, rudi, hapzi ali, corporate social responsibilities csr , unive...
 
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...
10. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, corporate so...
 
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. aprilia safitri, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, CSR, Universitas ...
 
Tb 2 nawa literature review dikonversi
Tb 2 nawa  literature review dikonversiTb 2 nawa  literature review dikonversi
Tb 2 nawa literature review dikonversi
 
1000 3070-1-pb
1000 3070-1-pb1000 3070-1-pb
1000 3070-1-pb
 
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
Be, gg, edi putra, hapzi ali, ethics and business, csr , corporate social res...
 
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
10. be gg. vidya anggraeni, hapzi ali, corporate social responsibilities (csr...
 
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
8, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Corporate Social Responsibilities, Unive...
 
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
 
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
10, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali, corporate social responsibility, un...
 
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate contr...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate contr...BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate contr...
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Shareholders and the markets for corporate contr...
 
BE GG, Tubagus Angga Dheviests, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, IMPLEMENTASI CS...
BE  GG, Tubagus Angga Dheviests, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, IMPLEMENTASI CS...BE  GG, Tubagus Angga Dheviests, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, IMPLEMENTASI CS...
BE GG, Tubagus Angga Dheviests, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, IMPLEMENTASI CS...
 
10, be &amp; gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be &amp; gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...10, be &amp; gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
10, be &amp; gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate social ...
 
10, be &amp; gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...
10, be &amp; gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...10, be &amp; gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...
10, be &amp; gg, rame priyanto, h apzi ali, corporate social responbility, un...
 
Metod(proposal)
Metod(proposal)Metod(proposal)
Metod(proposal)
 

Recently uploaded

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 

mini research

  • 1. “PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)” (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012) MINI RESEARCH Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Statistik II Disusun Oleh : NAMA: Endah Wulandari NIM : 2012030005 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA 2013 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 2 1. Latar Belakang Ketika banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi, karena itu muncul kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini (Wiwoho, 2008). Banyak perusahaan kini mengembangkan apa yang disebut Corporate Social Responsibility (CSR). Pada prinsipnya CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekonomi, sosial, dan lingkungan atau ekologis kepada masyarakat, lingkungan, serta para pemangku kepentingan (stakeholder). Tanggung jawab tersebut meliputi mencegah dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan terhadap pihak lain dan lingkungan serta meningkatkan kualitas masyarakat termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, dan lingkungan sekitar perusahaan. Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) sering juga dianggap inti dari etika bisnis, yang berarti bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi 2 kewajiban-kewajiban di atas (ekonomi dan legal). Tanggung jawab sosial dari perusahaan merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Banyak faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Tipe industri didefinisikan sebagai faktor potensial yang mempengaruhi praktek pengungkapan sosial perusahaan. Tipe industri adalah karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan yang berkaitan dengan bidang usaha, risiko usaha, karyawan yang
  • 3. dimiliki dan lingkungan perusahaan. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu Ira (2013). Penelitian dilakukan dengan menggunakan semua perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI periode 2011 – 2012. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya. Para manajer tidak hanya mendapatkan dividen, tapi juga akan memperoleh power yang lebih besar dalam menentukan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, maka dibuat suatu penelitian dengan “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Ira Robiah Adawiyah (2013) yang berjudul “pengaruh tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility”. 3 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikembangkan diatas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Sehingga, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia? 2. Apakah tipe industri memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia? 3. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia?
  • 4. 4. Apakah profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia? 4 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang muncul maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia. 3. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia. 4. Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia. 1.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Penulis, dengan melakukan penelitian ini maka penulis akan mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai akuntansi sosial pada umumnya, dan pelaporan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan berbagai sektor bisnis yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Entitas bisnis, secara empiris penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan, sehubungan dengan pelaporan dan pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan di Indonesia. 3. Akademisi, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah wawasan.
  • 5. BAB II TINJAUAN TEORI 5 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholder-nya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya melampaui tindakan memaksimalkan laba untuk kepentingan pemegang saham (shareholder), namun lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang diciptakan oleh perusahaan tidak terbatas kepada kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk kepentingan stakeholder, yaitu semua pihak yang mempunyai keterkaitan terhadap perusahaan (Untung, 2008). Pelaksanaan aktivitas sosial dan pengungkapkan CSR diharapkan keinginan dari stakeholder dapat terakomodasi, sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan stakeholdernya. Hubungan yang harmonis akan berakibat pada perusahaan dapat mencapai keberlanjutan (sustainability) atau kelestarian perusahaannya. Para pemangku kepentingan (stakeholders) yang memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen entitas bisnis untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan, antara lain: dewan komsaris, masyarakat luas, dan pemilik saham asing maupun publik.
  • 6. Dewan komisaris merupakan wakil shareholder didalam suatu entitas yang berbadan hukum perseroan terbatas. Selain sebagai wakil shareholder, dewan komisaris juga selaku stakeholder, memiliki kemampuan untuk pengaruhi dan menekan manajemen entitas untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan, karena dewan komisaris merupakan pelaksana tertinggi didalam entitas. Tekanan masyarakat luas (stakeholders) membuat perusahaan tipe high-profile lebih memperhatikan kegiatan produksinya dan lingkungan sekitar entitas bisnisnya. Hal tersebut, dimungkinkan bahwa perusahaan tipe high-profile melakukan kesalahan atau kegagalan pada proses maupun hasil produksinya, sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan sekitar perusahaan. Dengan adanya pengungkapan aktivitas sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan, sehingga perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat (stakeholder) (Hasibuan, 2001). 6 2.1.2 Teori Agensi (AgencyTheory) Berdasarkan teori agensi, perusahaan yang menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah cenderung akan melaporkan laba bersih rendah atau dengan kata lain akan mengeluarkan biaya-biaya untuk kepentingan manajemen (salah satunya biaya yang dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat). Kemudian, sebagai wujud pertanggungjawaban, manajer sebagai agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan pihak prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial perusahaan.
  • 7. 2.2 Penelitian Terdahulu Peneliti (Tahun) Alat Analisis Variabel Penelitian Ira (2013) Regresi Berganda 7 (Multiple Regression) Variabel Independen: Size, profitabilitas, ukuran Peusahaan, leverage Variabel dependen: CSR Eka Nanda (2011) Regresi Berganda (Multiple Regression) Variabel Independen: Dewan Komisaris, Size, profitabilitas, ukuran perusahaan, Kepemilikaan saham Asing, Kepemilikan saham publik Variabel dependen: CSR 2.3 Kerangka Pemikiran Menurut Hamid (2007), kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang di tetapkan. Kerangka berpikir ini merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Berikut ini merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini.
  • 8. Gambar 1 Kerangka Pemikiran Adanya Kerusakan Lingkungan Akibat aktivitas suatu perusahaan, oleh karena itu dikebangkan Corporate Social Responsibility Basic Teori: Teori Stakeholder dan Teori Agency Variabel Independen Variabel Dependen Ukuran Dewan komisaris (X1) Tipe Industri (X2) CSR (Y) 8 Ukuran Perusahaan (X3) Profitabilitas (X4) Metode Analisis Berganda : Uji Descriptive Statistik, Uji Asumsi Klasik, Pengujian Hipotesis.
  • 9. Hasil Pengujian Dan Pembahasan Penutup : Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran 9 2.1.4 Perumusan Hipotesis Dalam penelitian ini karekteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan, yaitu: ukuran dewan komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas. 2.4.1 Ukuran Dewan Komisaris Dewan komisaris merupakan wakil shareholder dalam entitas bisnis yang berbadan hukum perseroan terbatas (PT) yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggung-jawab Ukuran Dewan Komisaris Tipe Industri Ukuran Perusahaan Profitabilitas Corporate Social Resposibility Disclosure (CSRD) untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002). Dengan wewenang yang dimiliki, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen agar mengungkapkan informasi CSR lebih banyak, sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran dewan komisaris yang lebih besar akan lebih banyak mengungkapkan CSR. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1: Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
  • 10. 2.4.1 Tipe Industri (Industri High-Profile dan Low-Profile) Banyak para peneliti akuntansi sosial, meneliti mengenai tipe industri yang diidentifikasikan sebagai faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Para peneliti mengklasifikasikan tipe industri menjadi dua jenis yaitu tipe industri high-profile dan tipe industri low-profile. Robert (1992) dalam Hackston and Milne (1996: 87) mendefinisikan bahwa high-profile companies sebagai perusahaan yang memiliki consumer visibility, tingkat risiko politik dan tingkat kompetisi yang tinggi, sedangkan low-profile companies sebaliknya. Industri yang high-profile diyakini melakukan pengungkapan sosial yang lebih banyak daripada industri yang low-profile. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1: Tipe industri berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan CSR. 2.4.3 Ukuran perusahaan (Corporate size) Menurut Belkaoui, (1989) dalam Hackston dan Milne, (1996) menyatakan bahwa ada beberapa penelitian empiris telah banyak menyediakan bukti mengenai hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan sosial perusahaan. Perusahaan besar merupakan emiten yang banyak disoroti oleh masyarakat luas, sehingga dengan adanya pengungkapan yang lebih banyak oleh entitas bisnis maka merupakan bagian dari pengurangan biaya tekanan politis sebagai wujud tanggung jawab sosial entitas. Secara teoritis, perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan, dan perusahaan besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin luas (Cowen et al., 1987 dalam Sembiring, 2005). Hal ini berarti program tanggung jawab sosial perusahaan juga semakin banyak dan akan diungkapkan dalam laporan tahunan. Oleh karena itu perusahaan yang lebih besar lebih dituntut untuk memperlihatkan/mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Penelitian ini, menggunakan total aktiva (total asset) yang dimiliki perusahaan sebagai proksi 10
  • 11. dari ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan CSR. 11 2.4.4 Profitabilitas (Profitability) Profitabilitas merupakan kemampuan entitas bisnis untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Menurut Heinze (1976) dalam Hackston dan Milne (1996) menjelaskan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggung-jawaban sosial kepada pemegang saham, sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H4: Tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif terhadap luas pengungkapan CSR.
  • 12. BAB III METODE PENELITIAN 12 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yakni annual report dan laporan keuangan perusahaan tahun 2011 dan 2012. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Data dalam penelitian ini berasal dari situs IDX (Indonesia Stock Exchanges) yang dimiliki oleh website BEI, yakni www.idx.co.id. Untuk metode pengambilan sampel, yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan keseluruhan populasi penelitian yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian yang sudah ditentukan. 3.2 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini dilakukan dua tahun pengamatan berdasarkan laporan tahunan (annual report) perusahaan, yakni tahun 2011 dan 2012 untuk mengetahui perkembangan perusahaan-perusahaan lebih dari satu perusahaan sebagai obyek penelitian yang telah memenuhi kriteria penelitian yang sudah ditentukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari annual report dan laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2011 dan 2012. Data sekunder tersebut diperoleh melalui situs IDX (Indonesia Stock Exchanges) yang dimiliki oleh website BEI. Alasan peneliti menggunakan data sekunder adalah karena data sekunder lebih mudah diperoleh, biayanya lebih murah, sudah ada penelitian dengan jenis data ini, serta lebih dapat dipercaya keabsahannya karena laporan keuangannya telah diaudit oleh akuntan publik.
  • 13. 13 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 dan 2012. Periode 2 tahun dipilih karena merupakan data terbaru yang bisa diperoleh dan diharapkan dengan periode waktu 2 tahun akan diperoleh hasil yang baik dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR (Fahrizqi, 2010). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling (BEI 2011 dan 2012). Sampel dipilih melalui metode purposive sampling yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dan sahamnya aktif diperdagangkan selama tahun 2011 dan 2012. 2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan (annual report) lengkap untuk periode 2011 dan 2012. 3. Perusahaan tersebut menyediakan informasi yang lengkap mengenai profil dewan komisaris, dan pelaksanaan CSR. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini menganalisis secara empiris mengenai pengaruh karakteristik perusahaan dan regulasi pemerintah terhadap tingkat pengungkapan CSR pada Laporan Tahunan perusahaan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian atas hipotesis-hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat. 3.1.1 Variabel Terikat (Dependen)
  • 14. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan CSR yang diukur menggunakan Corporate Social Responsibility Index (CSRI). Instrumen pengukuran CSRI yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Darwin (2004), yang mengelompokkan informasi CSR ke dalam tiga kategori, yaitu: aspek kinerja ekonomi, aspek kinerja lingkungan, dan aspek kinerja sosial. Aspek kinerja sosial dibagi menjadi empat kategori, antara lain: praktek kinerja, hak manusia, sosial, dan tanggung jawab terhadap produk. Menurut Darwin (2004) dalam Anggraini (2006), kategori informasi Sustainability Reporting menjadi dasar yang digunakan untuk mengukur pengungkapan Corporate Social Responsibility Index (CSRI) sebagai berikut: 14 KE : Kinerja Ekonomi KL : Kinerja Lingkungan PK : Praktik Kerja HM : Hak Asasi Manusia Sos : Sosial TP : Tanggung jawab Terhadap Produk Pengukuran CSRI mengacu pada penelitian Haniffa et al. (2005) dalam Sayekti dan Wondabio (2007), yaitu dengan menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari CSRI. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi, yaitu setiap kategori informasi pengungkapan CSR dalam instrumen penelitian diberi skor 1 jika kategori informasi yang diungkapkan ada dalam laporan tahunan, dan nilai 0 jika kategori informasi tidak diungkapkan di dalam laporan tahunan. Selanjutnya, skor dari setiap kategori informasi Sustainability Reporting dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
  • 15. Pengukuran dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 15 Σ Xky= CSRIy 6 Keterangan: CSRIy : Corporate Social Responsibility Indeks perusahaan y, Σ Xky : Dummy variable: 1 = jika kategori Sustainability Reporting k diungkapkan; 0 = jika kategori Sustainability Reporting k tidak diungkapkan. 3.1.2 Variabel Bebas (Independen) 3.1.2.1 Ukuran Dewan Komisaris Ukuran dewan komisaris (UDK) yang dimaksud di sini adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini adalah konsisten dengan Sembiring (2005) yaitu dilihat dari banyaknya jumlah anggota dewan komisaris perusahaan. Pengukuran dengan menggunakan rumus sebagai berikut: UDK = Σ Dewan Komisaris Perusahaan (3.2) 3.1.2.2 Tipe Industri (Industry Type) Tipe industri diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu pemberian skor 1 untuk perusahaan yang termasuk dalam industri high-profile, dan skor 0 untuk perusahaan yang termasuk dalam industri low-profile. Kriteria untuk menentukan perusahaan termasuk high-profile dan low-profile digunakan pengelompokan menurut Roberts (1992), Preston (1977) dan Patten (1991) dalam Hakston & Milne (1996). Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri migas, kehutanan, pertanian, pertambangan, perikanan, kimia, otomotif, barang konsumsi, makanan dan minuman, kertas, farmasi, plastik, dan konstruksi sebagai industri yang high-profile.
  • 16. 3.1.2.3 Ukuran perusahaan (Corporate size) Ukuran perusahaan diukur dari total aset yang dimiliki perusahaan yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2008 dan 2009. Size perusahaan yang diukur dengan total aset akan ditransformasikan dalam logaritma untuk menyamakan dengan variabel lain karena total aset perusahaan nilainya relatif besar dibandingkan variabel-variabel lain dalam penelitian ini. SIZE = log (nilai buku total aset) (3.3) 16 3.1.2.4 Profitabilitas (Profitability) Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham (Fahrizqi, 2010). Profitabilitas perusahaan diukur dengan Return On Asset (Belkaoui dan Karpik, 1989; Heckston dan Milne, 1996). Return On asset (ROA) merupakan ukuran efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Untuk mengukur ROA dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Return On Asset = Laba Bersih setelah Pajak Total Aset 3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Uji Asumsi Klasik
  • 17. 17 3.4.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas ini ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009). Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik histogram dan grafik normal probability plot dan uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S). Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal probability plot adalah (Ghozali, 2009): 1. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1- Sample K-S) adalah (Ghozali, 2009): 1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal. 2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. 3.5.1.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
  • 18. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk emnunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. 18 3.5.1.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi penelitian ini menggunakan metode uji Durbin-Watson (DW test). Metode Durbin-Watson menggunakan titik kritis yaitu batas bawah dl dan batas atas du. H0 diterima jika nilai Durbin-Watson lebih besar dari batas atas nilai Durbin-Watson pada tabel. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan tabel Durbin-Watson (Ghozali, 2009): 1. Jika du < d < 4 – du, maka tidak ada autokorelasi positif atau negatif. 2. Jika 0 < d < dl, maka tidak ada autokorelasi positif. 3. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada autokorelasi positif. 4. Jika 4 – dl < d < 4, maka tidak ada korelasi negatif. 5. Jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, maka tidak ada korelasi negatif. Berdasarkan DW test yang telah dilakukan, nilai DW model regresi memenuhi syarat 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl yang berarti H0 tidak ada korelasi negatif. Keputusan yang diambil terhadap syarat tersebut adalah tidak ada keputusan. Dikarenakan pengujian autokorelasi menggunakan DW test belum menghasilkan
  • 19. keputusan maka dilakukan pengujian berikutnya yaitu Run test untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Run test merupakan bagian dari statistik non-parametik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Run test adalah (Ghozali, 2009): 1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti data residual terjadi secara tidak random (sistematis). 2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual terjadi secara random (acak). 19 3.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2009). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat melalui hasil uji statistik. 3. PENGUJIAN HIPOTESIS Menurut Kuncoro (2001), pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual secara statistik hal ini dapat diukur dari koefisien determinasi (R2), uji statistik t, uji statistik f, dan analisis regresi berganda. 3.5.3 Uji koefisien determinasi (R²)
  • 20. Nilai R² digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 20 3.5.4 Uji Regresi Simultan (Uji F) Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai signifikansi f < 0.05, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Apabila nilai signifikansi f > 0.05, maka H0 diterima, artinya ketujuh variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen 3.5.5 Uji Regresi Parsial (Uji t) Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi vaiabel dependen. Dengan tingkat signifikansi 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai signifikansi t < 5 %, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Apabila nilai signifikansi t > 5 %, maka H0 diterima, artinya terdapat tidak ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.
  • 21. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21
  • 22. A. Gambaran Umum Objek Penelitian 22 1. Diskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar BEI pada tahun 2011-2012. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 15 perusahaan dengan total data 30 selama 2 tahun. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel. Berikut tabel yang ditampilkan: Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria No. Kriteria Jumlah 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 30 2 Annual Report tahun 2011 2012 30 2. Diskripsi Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti item pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diterbitkan dalam annual report, jumlah asset, jumlah liabilities, dan jumlah laba bersih dalam laporan keuangan perusahaan. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini: Tabel 4.2 Nama Perusahaan Hasil Observasi
  • 23. No NAMA PERUSAHAAN Emiten 1 PT ALASAKA INDUSTRINDO, Tbk ALKA 2 PT ASTRA OTOPARTS, Tbk AUTO 3 PT GUDANG GARAM, Tbk GGRM 4 PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk ICBP 5 PT KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk KAEF 6 PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk TOTO 7 PT SEMEN INDONESIA (PERSERO), Tbk SMCB 8 PT HOLCIM INDONESIA, Tbk SMGR 9 PT INDO ACIDATAMA Tbk SRSN 10 PT UNILEVER INDONESIA TBK UNVR 11 PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL Tbk INCI 12 PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL 23 Tbk IMAS 13 PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk AISA 14 PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL Tbk ADES 15 PT MAYORA INDAH Tbk MYOR 3. Hasil Uji Analisis Data Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda (multiple regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). 4.1 Hasil Descriptive Berdasarkan hasil uji Normalitas diperoleh sebanyak 30 data observasi yang berasal dari jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang berjumlah 30 yang memiliki data yang lengkap untuk
  • 24. kepentingan penelitian. Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik histogram dan grafik normal probability plot dan uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S). 24 a. Uji Descriptive statistik Tabel 4.3 Hasil grafik Histogram Dari gambar histogram dapat dilihat bahwa kurva histogram membentuk seperti gunung atau lonceng, sehingga dapat dikatakan data terdistribusi dengan normal. b. Uji normal probavility Plot Tabel 4.3
  • 25. Grafik Q-Q Plot tersebut menggambarkan bahwa grafik normal probability garis observasi mendekati atau menyentuh garis diagonalnya yang berarti nilai residual berdistribusi normal. 25 4.2 Uji Normalitas Hasil uji normalitas juga bisa dilihat dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut. c. Uji Kolmogorov Smirnov Tabel 3.4
  • 26. Hasil uji normalitas dalam kajian penelitian ini menggunakan uji One- Sample Kolmogrov Smirnov. Terlihat bahwa nilai K-S sebesar 0,638 dengan nilai signifikansi diatas 0,05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik. 26 4.2 Hasil Asumsi Klasik Tahapan dalam pengujian regresi berganda menggunakan beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi meliputi: uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut: a. Hasil Uji Multikoloniearitas Berikut ini disajikan hasil uji multikoloniearitas yang dapat dilihat pada tabel 4.5 di halaman selanjutnya. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikoloniearitas
  • 27. Tampilan output SPSS dari tabel 4.5 menunjukkan VIF dan tolerance mengindikasikan tidak terdapat multikoloniearitas dalam variabel. Hal ini terlihat pada nilai VIF tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10. 27 a. Uji Autokorelasi Berikut ini disajikan hasil uji untuk autokorelasi yang dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini. Gambar 4.2 Hasil Uji Autokorelasi Berdasarkan tabel 4.7 diatas terlihat angka Durbin Watson sebesar 1.002. Karena nilai DW terkisar antara 1,55 sampai 2,46, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi di atas terdapat masalah autokorelasi. b. Uji Heterokedastisistas
  • 28. Berikut ini disajikan hasil uji untuk heterokedastisitas yang dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini. 28 Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Gambar 4.2 dari grafik scatterplots di atas terlihat bahwa titik-titik membentuk garis dan menyempit. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas. 4.1 Hasil Uji Hipotesis Penelitian a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan penggunaan adjusted R2 (Adj R2), atau koefisien determinasi yang telah disesuaikan, untuk melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen bila dibandingkan dengan R2. Berikut ini disajikan hasil uji Adj R2 penelitian dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8
  • 29. Hasil Adj R2 Tabel 4.8 di menunjukkan bahwa angka koefisien korelasi (R) menunjukkan nilai sebesar 0,508 yang menandakan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah cukup kuat karena memiliki nila R > 0,5. Adapun nilai Adj R2 sebesar 0,139 menunjukkan bahwa hanya sebesar 13,9% variasi variabel dependen (Corporate Social Responsibility) yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen (Ukuran Perusahaan, Tipe Industri, Ukuran Dewan Komisaris dan Return On Asset) dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya yang sebesar 86,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian yang mungkin dapat mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) seperti kinerja lingkungan, kinerja manajerial, dan kepemilikan saham. b. Hasil Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji t) Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual (parsial) yaitu tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas dan Dewan Komisaris dalam menerangkan variabel dependen yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai sig. yang ada di tabel 4.9 di halaman selanjutnya. Tabel 4.9 29
  • 30. Hasil Uji t Berdasarkan pada hasil analisis data diperoleh persamaan model regresi sebagai berikut: CSRD = 0,030 - 0,008X1 - 0,056X2 + 0,016X3 - 0,173X4 + ε Berdasarkan pengujian regresi berganda (multiple regression) sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam empat bagian. Bagian pertama membahas pengaruh Ukuran Dewan Komisaris (UDK) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (H1). Bagian kedua membahas pengaruh tipe industri (TYPE) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (H2). Bagian ketiga membahas pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (H3). Bagian keempat membahas pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (H4). Dari keempat variabel independen yang dimasukkan dalam model dengan signifikansi lebih dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel UDK, TYPE, SIZE, ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Berikut ini disajikan hasil uji F penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 30
  • 31. Hasil Uji F Tabel 4.10 Dari Output diperoleh nilai F hitung sebesar 2,170 dengan nilai sig. sebesar 0,102. Hal ini menandakan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility karena nilai sig. > 0,05. F hitung < F Tabel (2,170 < 3,385) dan Signifikansi >0,05 (0,102 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa UDK, TYPE, SIZE, dan ROA tidak berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility (CSR). 31 4. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 1) Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris (UDK) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (H1). Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel tipe industri berpengaruh negativ tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari Koefisien regresi negativ UDK adalah sebesar 0,008 dengan nilai t hitung sebesar -1,014 dan nilai sig. sebesar
  • 32. 0,320. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 yang berarti berpengaruh negativ tidak signifikan terhadap CSR, berarti perbedaan tipe industri tidak mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility, sehingga hipotesis ke-1 tidak berhasil didukung. Hasil penelitian ini 1) Pengaruh tipe industri (TYPE) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (H1). Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel tipe industri berpengaruh negativ tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari Koefisien regresi negative adalah sebesar -0,056 dengan nilai t hitung sebesar -1,616 dan nilai sig. sebesar 0,119. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi > 0,05 yang berarti berpengaruh negativ tidak signifikan terhadap CSR, berarti perbedaan tipe industri tidak mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility, sehingga hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ira Robiah Adawiyah (2013) yang juga memberikan hasil yang signifikan. Jumlah sampel (perusahaan) yang tidak berimbang antara perusahaan high profile dan low profile menjadi alasan temuan ini. Jumlah perusahaan low profile yang hanya 3 perusahaan berbanding dengan perusahaan tipe high profile yang berjumlah 12 perusahaan sehingga mengurangi optimalisasi hasil penelitian. Artinya sampel tersebut kurang dapat mendukung penelitian ini. Alasan lainnya berdasarkan teori stakeholder sebuah perusahaan harus mampu untuk memberikan manfaat bagi stakeholdernya karena keberadaan sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholdernya. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan cara menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) Sehingga baik perusahaan tipe high profile dan low profile sama-sama akan berusaha memberikan pengungkapan Corporate Social Responsibility sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat terutama oleh investor. Oleh karena itu, tipe industri tidak mempengaruhi besar kecilnya pengungkapan Corporate Social Responsibility. 32
  • 33. 2) Pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (H2). Variabel SIZE menunjukkan koefisien regresi positif 0,016 dengan nilai t hitung sebesar 0,877 nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,119. Hal ini berarti tingkat signifikansinya jauh diatas 0,05, sehingga hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung. Nilai ini membuktikan anggapan bahwa tanggung jawab sosial tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, dimana perusahaan besar belum tentu mengungkapkan informasi yang lebih luas. Besar kecilnya perusahaan atau berapapun asset yang dimiliki perusahaan tidak akan menurunkan atau meningkatkan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. 3) Pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (H3). Variabel ROA menunjukkan koefisien regresi positive sebesar -0,173 dengan nilai t hitung sebesar -2,039 nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,052. Hal ini berarti tingkat signifikansinya diatas 0,05, sehingga hipotesis ke-4 tidak berhasil didukung. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi belum tentu lebih banyak melakukan aktivitas sosial karena perusahaan lebih berorientasi pada laba semata. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang menyatakan bahwa dengan adanya laba yang tinggi maka manajemen akan melakukan pengungkapan sosial yang luas. 33
  • 34. BAB V PENUTUP 34 A. Kesimpulan Dengan penelitian ini dapat ditemukan bukti empiris tentang pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, tipe industri, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dilihat dari annual report dan laporan keuangan perusahaan go public di bursa efek Indonesia (BEI). Data sampel sebanyak 15 perusahaan dengan total data 30 selama 2 tahun yang menerbitkan annual report dan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2011 sampai dengan tahun 2012. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 17. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap corporate Social Responsibility 2. Variabel tipe industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. 3. Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. 4. Variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. B. Keterbatasan Dalam Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya yaitu sebagai berikut: 1. Kurangnya jumlah sampel ysng di ujikan 2. Kurangnya variabel yang di uji sebagai faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
  • 35. 35 C. Saran Diharapkan penelitian tentang Corporate Social Responsibilty (CSR) yang akan datang bisa lebih baik, dengan mempertimbangkan saran dibawah ini: 1. Tidak hanya menggunakan data sekunder namun juga data primer. 2. Menambahkan jumlah sampel sehingga hasil yang diperoleh akan lebih menjelaskan gambaran kondisi yang sesungguhnya. 3. Menambahkan beberapa variabel lain sebagai faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), seperti ukuran, kepemilikan saham, kinerja lingkungan dan kinerja manajerial.
  • 36. DAFTAR PUSTAKA Data Laporan Tahunan Perusahaan. 2011-2012. Diakses pada 19 Desember 2013. 36 www.idx.co.id Adawiah, Ira Robiah. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility: (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Putra, eka nanda, pengaruh karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan corporate social responsibility (csr). Universitas Diponegoro Semarang Priyatno, Dwi.2009.Belajar Olah Data Dengan SPSS 17.Ygyakarta.CV Andi Offset Daftar Perusahaan Emiten Manufaktur Listing di BEI 2012 2013. Diakses Pada 29 Desember 2013.Amrkimi.htm. Corporate Social Responsibility.2013.Diakses Pada 29 Desember 2013. http://id.m.wikipedia.org Dewan Komisaris. Diakses Pada 29 Desember 2013. http://m.wikipedia.org
  • 37. 37 Lampiran Pengungkapan CSR Nama Skor CSR ALKA 1 0,166667 1 0,166667 AUTO 0 0 0 0 GGRM 1 0,166667 1 0,166667 ICBP 0 0 0 0 KAEF 1 0,166667 1 0,166667 TOTO 1 0,166667 1 0,166667 SMCB 1 0,166667 1 0,166667 SMGR 1 0,166667 1 0,166667 SRSN 1 0,166667 1 0,166667 UNVR 1 0,166667 1 0,166667 INCI 1 0,166667 1 0,166667 IMAS 1 0,166667 1 0,166667 AISA 1 0,166667 1 0,166667 ADES 0 0 0 0 MYOR 0 0 0 0
  • 38. 38 Tabulasi Pengumpulan Data NAMA PRSAHAAN CSR DEWAN KOMISARIS TIPE INDUSTRI UKURAN PERUSAHAAN PROFITABILITAS (LABA ST. PJK) UKURAN PERUSAHAAN ROA ALKA D 4 LP 147.882.362.000 5.122.929.000 11 0,035 ALKA D 4 LP 258.483.778.000 9.969.564.000 11 0,039 AUTO TD 9 HP 8.881.642.000.000 1.135.914.000.000 13 0,128 AUTO TD 9 HP 6.964.227.000.000 1.101.583.000.000 13 0,158 GGRM D 4 HP 41.509.325.000.000 4.068.711.000.000 14 0,098 GGRM D 4 HP 39.088.705.000.000 4.958.102.000.000 14 0,127 ICBP TD 8 HP 17.753.480.000.000 2.282.371.000.000 13 0,129 ICBP TD 8 HP 15.222.857.000.000 2.066.365.000.000 13 0,136 KAEF D 5 HP 2.076.347.580.785 205.763.997.378 12 0,099 KAEF D 5 HP 1.794.399.675.018 171.763.175.754 12 0,096 TOTO D 4 HP 1.522.663.914.388 235.945.643.357 12 0,155 TOTO D 4 HP 1.339.570.029.820 218.124.016.284 12 0,163 SMCB D 6 LP 12.168.517.000.000 1.350.791.000.000 13 0,111 SMCB D 6 LP 10.950.501.000.000 1.063.560.000.000 13 0,097 SMGR D 6 LP 26.579.083.786.000 4.926.639.847.000 13 0,185 SMGR D 6 LP 19.661.602.767.000 3.955.272.512.000 13 0,201 SRSN D 9 HP 402.108.960.000 16.956.040.000 12 0,042 SRSN D 9 HP 361.182.183.000 23.987.816.000 12 0,066 UNVR D 5 HP 11.912.710.000.000 4.805.642.000.000 13 0,403 UNVR D 5 HP 10.436.176.000.000 4.160.209.000.000 13 0,399 INCI D 3 HP 132.278.839.079 4.443.840.864 11 0,034 INCI D 3 HP 125.184.677.577 (17.169.761.427) 11 (0,137) IMAS D 7 HP 17.577.664.024.361 899.090.885.530 13 0,051 IMAS D 7 HP 12.905.429.951.184 970.891.331.743 13 0,075 AISA D 5 HP 1.544.940.000.000 253.664.000.000 12 0,164 AISA D 5 HP 1.726.581.000.000 149.951.000.000 12 0,087 ADES TD 3 HP 389.094.000.000 83.376.000.000 12 0,214
  • 39. 39 ADES TD 3 HP 316.048.000.000 25.868.000.000 11 0,082 MYOR TD 5 HP 8.302.506.241.903 6.599.845.533.328 13 0,795 MYOR TD 5 HP 744.428.404.309 483.486.152.677 12 0,649