2. CPMK
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu
u Menjelaskan jenis limbah dari ternak unggas
u Potensi limbah bulu sebagai pakan
u Pemanfatan limbah bulu sebagai pakan
3. Jenis limbah dari Budidaya Unggas
u Pemeliharaan
1. Feses ayam
2. Litter/Manure
3. Sisa pakan
4. Bangkai ayam
u RPU/TPU
1. Bulu ayam ==> Paling tinggi
2. Jeroan/isi jeroan
3. Darah
4. Bangkai ayam
4. Masalah lingkungan
u Semakin banyak pemotongan jumlah semakin meningkat
u Semakin banyak produksi permintaan daging oleh konsumen meningkat,
semakin banyak pula limbah berupa bulu ayam (sekitar 5 - 7 % dari berat
tubuh totalnya per ekor)
u Bulu ayam yang berserakan di tempat pemotongan dapat menimbulkan
bau yang tidak sedap
u Menjadi sumber penyebaran penyakit
u Menurunkan kualitas tanah
u Jika terus bertambah dan tidak dikelola dengan baik maka akan
menimbulkan dampak pencemaran yang sangat besar terhadap
lingkungan
5. Potensi limbah Bulu Unggas
u Limbah bulu ayam ==> 5 – 7 % dari berat total unggas
u Sangat berlimpah, utamanya dari kegiatan TPU/RPU
u Kandungan nutrisi
u Keratin sebagian besar disusun atas beberapa asam amino seperti
glisin, alanin, serin, sistein dan valin, serta sedikit lisin, metionin dan
triptofan
u Mineral kalsium 0,19 %, kalium 0,15 %, dan sodium 0,15 %
8. Pemanfaatan bulu unggas
u Alat Rumah Tangga ==> Kemoceng, Pengisi sofa
u Pupuk
u Kerajinan/Hiasan
u shuttle cock
u Pakan ==> Potensi tinggi
9. Kendala pemanfaatan
u Meski kandungan protein tingg ==> Kecernaan nya rendah ==>
Kandungan protein sebgian besar adalah Keratin
u Keratin ==> protein yang sulit untuk dicerna oleh tubuh
u Secara in vitro ==> hanya sebesar 5,8 dan 0,7% (Adiati et al.,
2004)
u Solusi ==:> Teknologi pengolahan yang tepat
10. Teknolgi Pengolahan Bulu sbg Pakan
u Pengolahan fisik
High pressure and temperature, yaitu pada suhu 105°C dengan tekanan 3
atm dan kadar air 40 % selama 8 jam. Sampel yang sudah bersih akan di
autoklaf, kemudian dikeringkan dan siap untuk digiling.
u Pengolahan Secara Enzimatis
Menambahkan enzim proteolitik 0,4% dan disimpan selama dua jam pada
suhu 52oC. Bulu ayam kemudian dipanaskan pada suhu 87oC hingga kering
dan digiling hingga menjadi tepung.
11. Teknolgi Pengolahan Bulu sbg Pakan
u Dengan Asam
Penambahan HCl 12%, dengan ratio
2:1 pada bulu ayam yang sudah
bersih, lalu disimpan dalam wadah
tertutup selama empat hari. Sampel
yang telah direndam oleh HCl 12%
kemudian dikeringkan dan siap untuk
digiling menjadi tepung.
u Dengan Basa
Dapat dilakukan dengan
menambahkan NaOH 6%, disertai
pemanasan dan tekanan
menggunakan autoklaf. Bulu ayam
yang sudah siap kemudian
dikeringkan dan digiling.
Secara Kimia
12. Penggunaan Tepung Bulu untuk
Pakan Ternak Unggas
u Dapat dijadikan pakan alternatif ==> pengganti dari bungkil kedelai atau pun
tepung ikan
u Penggunaan tepung bulu ayam untuk ransum unggas sebagai pengganti
sumber protein pakan konvensional (bungkil kedelai) sampai dengan taraf 40 %
dari total protein ransum memberikan respons sebaik ransum kontrol
u Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung bulu dapat digunakan
pada level tidak lebih dari 4 % dari total formula ransum tanpa membuat
produktivitas unggas merosot.
u Semakin baik pengolahannya, semakin baik pula hasilnya
u Hasil penelitian Wulandari et al, (2013) menunjukkan bahwa perlakuan hidrolisis
secara fisikokimia dan hidrolisis tepung bulu yang dikombinasi dengan
fermentasi menggunakan Bacillus sp. MAMPU MENINGKATKAN KECERNAAN
TEPUNG BULU
13. Penggunaan Tepung Bulu untuk
Pakan Ternak Unggas
u Penggunaan harus dibatasi agar tidak menekan prestasi unggas, seperti
produksi telur berkurang (pada layer) dan PBB menurun (pada broiler)
u Kurang palatable bagi ternak, namun Kendala utama adalah rendahnya
daya cerna protein bulu yang disebabkan sebagian besar kandungan
protein kasar berbentuk keratin.
u Pemakaian dalam ransum unggas dan babi disarankan maksimum 5-7 %.
u Untuk broiler (ayam potong ) disarankan < 5%,
u Untuk ayam petelur 7%.
u Di lapangan, pabrik pakan hanya menggunakan tepung bulu sekitar 1- 2 %
saja dalam ransum pakan komplit
14. Penggunaan Tepung Bulu untuk
Pakan Ternak Ruminansia
u Pemanfaatan bulu ayam sebagai sumber protein pada
ransum ternak ruminansia belum banyak dilakukan. Hal
ini disebabkan karena protein yang terkandung
didalamnya sulit dicerna.
u Protein kasar bulu ayam termasuk dalam jenis protein
serat, yaitu keratin yang sulit dicerna baik oleh
mikroorganisme rumen maupun oleh enzim-enzim
pencernaan pascarumen (Tillman et.al., 1982).
15. Penggunaan Tepung Bulu untuk
Pakan Ternak Ruminansia
u PKeunggulan penggunaan tepung bulu ayam untuk
ternak ruminansia adalah adanya sejumlah protein yang
tahan terhadap perombakan oleh mikroorganisme
rumen (rumen undegradable protein/RUP), namun
mampu diurai secara enzimatis pada saluran
pencernaan pascarumen.
u Nilai RUP tersebut berkisar antara 53-88%
u Nilai kecernaan dalam rumen berkisar 12-46% (Tepung
ikan ==> sekitar 40- 50%).