1. LABORATORIUM, KONTROL
KUALITAS, & PEMAKAIAN
BAHAN BAKU dan Hasil PRODUK
Oleh :
Alfa Arnanto
P
P
PT
T
T.
.
. A
A
AN
N
NT
T
TA
A
AB
B
BO
O
OG
G
GA
A
A M
M
MA
A
AN
N
NU
U
UN
N
NG
G
GG
G
GA
A
AL
L
L K
K
KA
A
AR
R
RS
S
SA
A
A
Office : J l. Pattimura ( RukoPlaza Segi Delapan Kav. C-810 ), Surabaya – 60189
Phone : +6231 7322384 - 85, Fax : +6231 7329985
Factory : J l. Raya Kembangbahu, Lopang, Lamongan – 62282
Phone : +628113638553
Web : www.antabogamk.indonetwork.co.id
2. AGENDA PRESENTASI
• Laboratorium PT. Antaboga Manunggal Karsa (PT. AMK) Unit Lamongan
• Kegiatan Karyawan.
• Aktifitas kedatangan Bahan Baku, Pemakaian Bahan Baku, Penyusutan
Produksi, dan Kiriman Produk.
• Kontrol Kualitas Bahan Baku Tongkol Jagung, dan Hasil Produksi.
• Hasil Perbandingan Analisa Tepung Gaplek Feed Kompetitor dari Bu Tatik .
• Hasil Percobaan Fumigasi Gaplek dengan Menggunakan Panas pada level
tertentu.
• Hasil Percobaan Dust Collector Terhadap Lingkungan (Pupuk).
• Hasil Perbandingan Analisa Serat Kasar Tepung Industri antara PT. Matahari
Sakti (PT. MS) dengan PT. AMK.
• Hasil Perbandingan Analisa Tepung Industri antara Anggrek dari PT.
Bogasari dengan Tepung Industri PF 03 dan PF 08.
3. Laboratorium PT. Antaboga Manunggal Karsa
Unit Lamongan
Jenis analisa yang bisa dilakukan di PT. Antaboga Manunggal Karsa Unit Lamongan
• Analisa Protein Kasar
• Analisa Serat Kasar
• Analisa Lemak Kasar
• Analisa Abu
• Analisa Wet Gluten
• Analisa Viskositas
• Analisa Kadar Air
• Analisa Whiteness/tingkat warna putih
• Analisa Partikel Size
• Analisa BM dan Biji Rusak Pada Jagung pipil
• Uji Phloroglucinol (sekam) pada katul
• Uji Urease Pada SBM
• Uji HCL pada Tepung Terigu
4. • Alat Analisa Protein (3 jam)
• Alat Analisa Kadar Air (30 menit)
• Alat Analisa Keputihan ( 10 Menit)
• Alat Analisa Gluten (1 jam)
• Alat Analisa Viskometer (2 jam)
• Alat Analisa Serat Kasar ( 10 jam)
• Alat Analisa Lemak Kasar (8 jam)
5. Aktifitas Kegiatan Karyawan PT. AMK Unit Lamongan
• Karyawan Jemur
1. Bongkar Bahan Baku
2 orang laki laki dan
4 orang perempuan
2. Sortir Bahan Baku dengan
menggunakan garu setiap 2 jam
kemudian dipinggirkan diambil
dengan tangan
4. Stapel Bahan Baku
5. Buka terpal pukul 07:00 WIB
dan Tutup Terpal pukul 16:00
WIB, dan waktu hujan)
3. Timbang Bahan Baku
(Kapasitas jemur musim
basah 2 ton, dan musim
kering 6 ton per harinya
6. • Karyawan Produksi
Produksi CCG
1. Ambil Bahan Baku
3. Masukkan Bahan BAku
2. Timbang Bahan Baku
4. Masukkan Bahan jadi
5. Timbang Bahan Jadi
7. Stapel Bahan Jadi
8. Bersih-Bersih
Masukkan Bahan Baku Masukkan Bahan Jadi
6. Jahit Sak Produk
Timbang
Jahit
Stapel Bahan Jadi
9. Buat Laporan dan
Menyiapkan sample
7. Produksi Tepung Gaplek
1. Ambil Bahan Baku
2. Timbang Bahan Baku dan Sortir
3. Masukkan Bahan Baku
4. Masukkan Bahan Jadi
5. Timbang Bahan Jadi
6. Jahit Sak Produk
7. Stapel Bahan Jadi
8. Bersih-Bersih
9. Buat Laporan dan
Menyiapkan sample
Memasukkan
Bahan Baku
Masukkan Bahan
Jadi
8. Produksi Gaplek Chips
1. Ambil Bahan Baku
2. Timbang Bahan Baku
3. Masukkan Bahan Baku
4. Sortir Bahan Jadi
5. Masukkan Bahan Jadi
6. Stapel Bahan Jadi
6. Jahit Bahan Jadi
7. Bersih-Bersih
8. Buat Laporan dan Menyiapkan
sample
Masukkan Bahan Baku
Sortir Bahan Jadi
Masukkan Bahan Jadi
9. Produksi Tepung Industri
1. Ambil Bahan Baku
2. Masukkan Bahan Baku
3. Setel Mesin Roll
4. Masukkan Sak dan isi Produk
5. Timbang Bahan Jadi
6. Jahit Bahan Jadi
7. Stapel Bahan Jadi
8. Bersih-Bersih
9. Buat Laporan dan
Menyiapkan sample
Masukkan Bahan Baku
Masukkan Bahan Jadi
Jahit Bahan Jadi
10. Aktifitas kedatangan Bahan Baku, Pemakaian Bahan Baku,
Penyusutan Produksi, dan Kiriman Produk PT. AMK Unit Lamongan
• Aktifitas Kedatangan Bahan Baku Bulan Januari – Juni 2017
1. Tongkol Jagung
• Pada Bulan Februari
2017 terjadi penurunan
penerimaan disebabkan
mulai diberlakukan
standar penerimaan
bahan baku.
• Pada Bulan April 2017
terjadi penurunan
karena banyak supplier
yang tidak cocok harga.
11. 2. Bran Pollard
• Mulai Bulan maret mulai
adanya penurunan
penerimaan Bran
Pollard karena
ketersedian B.Pollard
Tongkat Mas dari PT.
Wilmar Indonesia
semakin sedikit.
12. • Aktifitas Pemakaian Bahan Baku Untuk Produksi Bulan Januari – Juni 2017
1. Tongkol Jagung
• Pada Awal April 2017
terjadi penurunan
pemakaian bahan
baku produksi karena
mesin produksi sering
maintenance berupa
penggantian
sarangan.
13. 2. Bran Pollard
• Pada Awal April 2017
terjadi penurunan
pemakaian bahan
baku produksi karena
Keterbatasan jumlah
B.Pollard dalam
gudang.
14. 3. Gaplek
• Pada Awal Juni terjadi
penurunan
pemakaian gaplek
dikarenakan
peralihan PO baru
baik dari Produksi
Gaplek Chips maupun
Tepung Gaplek.
15. • Penyusutan Bahan Baku Tongkol Jagung Bulan Januari – Juni 2017
• Penyusutan Produksi Bulan Januari – Juni 2017
Corn Cobs Grit (CCG) Gudang III
25. Hasil Analisa Kesamaan Tepung Gaplek Ibu Tatik
Dengan Tepung Gaplek PT. AMK Unit Lamongan
26. Hasil Analisa Percobaan Fumigasi Gaplek
Dengan Menggunakan Panas
40 60 80 100
1 Kode 1 5 Menit Hidup Hidup Mati Mati
2 Kode 2 10 Menit Hidup Mati Mati Mati
Hasil Percobaan Fumigasi bahan baku gaplek dengan perlakuan panas.
Suhu
Waktu
Kode Gaplek
No
27.
28. Kesimpulan :
• Fumigasi Gaplek dipanaskan akan efektif
bekerja pada suhu 60o C selama 10 Menit,
karena pada suhu tersebut dapat
mematikan kutu hidup beserta telur/larva
kutu tersebut.
• Semakin tinggi pemanasan maka akan
menurunkan kualitas dari gaplek tersebut,
penurunan kualitas akan signifikan pada titik
suhu 80o C
29. Hasil Percobaan Dust Collector Terhadap
Lingkungan
Gambar Fisik Dust Collector CCG
Whiteness KadarAir(%)
1DustcolectorLama 8gr 22,60 13,63
2DustcollectordrGd.03 8gr 26,00 12,30
3DustCollectordrGd.04 8gr 21,70 9,72
No Keterangan Jumlah
HasilLab
30. No Keterangan Tanggal Jam pengamatan awal sebelum ada dust pengamatan awal setelah ada dust Tanggal Jam pengamatan akhir Hasil
1 Blanko (2 Ikan + Air200 ml) 12-Jan-17 16:00 WIB 13-Jan-17 08:00 WIB IKAN MASIH HIDUP
2 Dust 1 (2 Ikan + Air200 ml + 0.1 grdust) 12-Jan-17 16:00 WIB 13-Jan-17 08:00 WIB IKAN MASIH HIDUP
3 Dust 2 (2 Ikan + Air200 ml + 0.5 grdust) 12-Jan-17 16:00 WIB 13-Jan-17 08:00 WIB IKAN MASIH HIDUP
31. Kesimpulan Uji Indikator Dust Collector terhadap Lingkungan
• Pemberian uji ikan hidup dalam air 200 ml, dengan penambahan dust
0,1 gram dan 0,5 gram setelah pendiaman selama 16 jam ikan masih
hidup.
• Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dust collector bersifat organik
dan aman untuk di buat kompos dan tidak memberikan efek
pencemaran di dalam air.
32. Hasil Perbandingan Analisa Serat Kasar Tepung Industri
antara PT. MS dengan PT. AMK
• Metode Analisa Serat PT. AMK (Manually Gravimetric)
• Metode Analisa Serat PT. MS (Automatic Gravimetric)
Prinsip Kerja sederhana Sampel Dipanaskan dengan Asam
(Asam Sulfat) dan Basa (NaOH) masing Masing selama 30 menit
dengan mengunakan tabung, pemanas, dan vakum secara
otomatis. Kelebihannya adalah nilai akurasi lebih baik dari pada
Metode Manual Gravimetri karena tidak ada sampel yang sampai
terbuang.
Prinsip Kerja sederhana Sampel Dipanaskan dengan Asam (Asam
Sulfat) dan Basa (NaOH) masing Masing selama 30 menit dengan mengunakan
Erlenmeyer, Corong Buchner dan pemanasan dengan kompor listrik secara
terpisah. Kekurangan adalah karena pemanasan dengan cara terpisah maka
terdapat sampel yang sampai terbuang sehingga menurunnya nilai akurasi. Hal
ini masing masing satu analis dengan analis yang lain akan menghasilkan nilai
analisa yang berbeda beda.
33. Perbandingan Hasil analisa Serat Kasar Tepung Industri PT. Matahari Sakti (PT. MS) dengan PT. Antaboga Manunggal Karsa (PT. AMK)
Kode Bahan AnalisaSeratOlehPT. MS(%) AnalisaSeratOlehPT. AMK(%) HPP PT. AMK(Rp./Kg) Keterangan
TI TongkatMas Reguler 7,10 5,80 3440
TI Kiwi +WheatFeed 40% 5,40 4,80 3785
TI Kiwi +WheatFeed 50% 3,55 3826
TI Ex. MS 4,27 3,00 TargetSK
TI AWF 08 4,27 3210
TI Reg+Aquafedd 40% 4,30 3.928
TI Reg+Aquafeed 50% 3,85 4.005
TI Reg+Aquafeed 60% 3,23 4082 Mendekati Target
Kesimpulan
• Hasil Analisa Serat yang dilakukan di PT. AMK menggunakan metode Gravimetri
Manual terpaut Rata – rata 1.23 poin lebih rendah dari hasil analisa yang
dilakukan oleh PT. MS dengan metode Gravimetri Otomatis.
• Dengan dilakukan percobaan formula Tepung Industri untuk medapatkan serat
yang dihasilkan mendekati dengan serat yang dibutuhkan PT.MS diperoleh Kadar
serat 3.23 %, akan tetapi jatuh HPP per kg bahan adalah Rp.4082/kg (lebih mahal)
34. Hasil Perbandingan Analisa Tepung Industri antara Anggrek dari
PT. Bogasari dengan Tepung Industri PF 03 dan AWF 08 dari PT.
AMK unit Lamongan.
Parameter Standard (%)
Result (%)
Anggrek
(SUB)
Result (%)
Anggrek
(JATENG)
Result (%) PT.
AMK (PF-03)
Result (%)
PT. AMK
(AWF-08)
Method
Crude Fiber 5 Max. 4.05 4.05 4.35 4.27 AOAC : 962.09
Crude Protein 14 Min. 14.86 14.86 14.88 14.51 AOAC : 976.06
Particle Size (mesh 60) 65 Min. 65.97 95.6 92.93 68.4 Screen Analysis
Moisture 14 Max. 11.1 12.7 12.68 11.25 AOAC : 930.15
Viscosity (Poise) 30 Min. 35.1 35.1 32.25 35.7 Viscosity Meter
Whiteness 30 - 38 35.2 36.3 33.8 35 Whiteness Meter
Ash 5 Max. 4.11 4.01 4.19 4.22 AOAC : 942.05
Harga per Kg 4700 4000 3700 3800
Produk AWF-08 dari hasil analisa tersebut diatas dapat menyamai
kualitas Tepung Industri Anggrek, dan tentunya dengan harga yang lebih
murah, diharapkan dengan kualitas yang sama dan harga lebih murah
costumer dapat memakai produk tersebut.
• KESIMPULAN