Dokumen tersebut membahas tiga topik utama yaitu memuliakan tetamu, memuliakan tetangga, dan berbicara baik atau diam. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa tiga perbuatan tersebut didasarkan atas keimanan kepada Allah dan hari akhirat. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai cara untuk memuliakan tetamu dan tetangga sesuai ajaran Islam.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (TQS. Ali ‘Imrân [3]: 133)
File PPT dan detil penjelasannya bisa didownload di https://goo.gl/NTrt5L
See Data Differently: Applying the Design Process to Data Sciencebo_p
This is a condensed version of some other talks I've done, that I presented at Mission Measurement on June 9, 2014. In this 10-minute presentation, I give a high level introduction of the design process, how it's used as a means to solve ambiguous problems, and how it is an improvement over more traditional linear methods. I go through a case study of a recent project, in which we use the design process: asking the end user for specific problems and use cases, brainstorming with quantity over quality, prototyping with throwaway mockups and minimum viable products, and most importantly, iteration in a continuous feedback loop.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (TQS. Ali ‘Imrân [3]: 133)
File PPT dan detil penjelasannya bisa didownload di https://goo.gl/NTrt5L
See Data Differently: Applying the Design Process to Data Sciencebo_p
This is a condensed version of some other talks I've done, that I presented at Mission Measurement on June 9, 2014. In this 10-minute presentation, I give a high level introduction of the design process, how it's used as a means to solve ambiguous problems, and how it is an improvement over more traditional linear methods. I go through a case study of a recent project, in which we use the design process: asking the end user for specific problems and use cases, brainstorming with quantity over quality, prototyping with throwaway mockups and minimum viable products, and most importantly, iteration in a continuous feedback loop.
[Full Report] Equity in Motion: Bikeshare in Low-Income CommunitiesAysha Cohen
Geospatial and statistical travel demand analysis of Capital Bikeshare ridership in low-income communities of Washington, DC. Written for the District Department of Transportation (DDOT) at UCLA as a Masters capstone research project in 2016.
For fun and profit. I gave this talk on Mar 16, 2016 for Python Project Night at Northwestern University. Huge credit goes to Brian Lange - I reused a bunch of his slides.
Daily Tamil calendar Sheets for the Year 2016. Like the daily tear-sheet calendar at Your home, these calendar has sheets for all the days. Good for Your Reference.
Presentation discussing use of pornography in fashion photography.
Project Manager: Meg Plenderleith
Researcher: Lottie Dickens
Content Creator: Beth La-Garde
P&Ds: Brogan Watts and Maiken Olsnes
Data Science and Design: Fickleness and How We Solve Itbo_p
This is a talk I gave on Jan 31, 2014 as part of Harvard's Institute for Applied Computational Science (IACS) seminar series.
Abstract: When solving problems, data scientists often encounter added layers of complexity when the problems to be solved are not well defined, and their solutions unclear. In these cases, standard, more straightforward approaches fall short, as they are not amenable to vague problems, and are thus not guaranteed to reliably produce useful results. At Datascope Analytics, we adopt methodologies from the design community and use a "continuous feedback loop" to iteratively improve dashboards, algorithms, and data sources to ensure that the resulting tool will be useful and well received. During this talk, I will illustrate our approach by sharing a detailed example from one of our projects.
[Slides] Equity in Motion: Bikeshare in Low-Income CommunitiesAysha Cohen
Overview of emerging trends, challenges, analysis, findings and recommendations from my UCLA Capstone research for the District Department of Transportation (DDOT) entitled, "Equity in Motion: Bikeshare in Low-Income Communities". Presented at "Transportation Techies" at WeWork Crystal City on 11/3.
1. MEMULIAKAN TETAMU
ْا ِم ْوَيْلا َو ِهللا اِب ُنِم ْؤُي َن َاك ْنَم :َل اَق َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِِّيِبَّنال ِنَع َةَْريَُره يِبَأ ْنَعُهََْيََ ُم ِرْكُيْلََ ِرِِ آل
مَْويْلا َوْرِرِ آلرهللا ارب ُنرم ْؤُي َانَك ْنَمَو ره رَارج ىَلرا ُنرسُْحيْلَفرِرِ آلْا رم َْويْلاَوْلـُقَيْلَفِْيَِاْتُمَْصيـرل ْوَأ رهللا ارب ُنرم ُْؤي َانَك ْنَمَو
ر)جه ما ابن و مسلم و البخارى ِِجه أ (
Ertinya: Daripada Abu Hurairah dia berkata: Rsulullah saw bersabda:”siapa yang eriman
kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia menghormati tamunya, dan siapa yang eriman
kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya; dan siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata-kata baik atau hendaklah dia
diam
(HR.Bukhari Muslim dan Ibnu Majah)
Dalam hadis di atas, ada tiga perkara yang didasarkan atas keimanan kepada Allah dan
hari akhirat iaitu memuliakan tetamu, memuliakan tetangga, dan berbicara baik atau diam.
Adapun alasan penyebutan dua keimanan, iaitu iman kepada Allah dan hari akhirat kerana
iman kepada Allah merupakan permulaan segala sesuatu dan di tangan-Nyalah segala
kebaikan dan keburukan sedangkan hari akhirat merupakan pengakhiran kehidupan manusia,
yang di dalamnya mencakupi hari kebangkitan, mahsyar, hisab, syurga dan neraka, serta
banyak sekali yang harus diimani pada hari akhirat tersebut. Oleh demikian, seandainya
manusia betul-betul beriman kepada Allah dan hari akhirat, ia akan berbuat kebaikan dan
menjauhi segala kemungkaran dan kemaksiatan.
Namun demikian, ia tidak bererti bahawa orang yang tidak memuliakan tetamu dan
tetangga, serta tidak berkata yang baik dianggap tidak beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya.Hal ini kerana maksud beriman kepada Allah dan hari akhirat adalah sebagai
penyempurnaan iman. Ketiga-tiga perbuatan tersebut sangat penting dalam kehidupan sosial.
Apa yang dimaksudkan dengan memuliakan tetamu adalah memperbaiki pelayanan
terhadap mereka sebaik mungkin. Pelayanan yang baik tentu saja dilakukan berdasarkan
kemampuan dan tidak memaksakan di luar daripada kemampuan. Dalam sejumlah hadis
dijelaskan bahawa batas kewajiban memuliakan tetamu adalah tiga hari tiga malam. Pelayanan
lebih dari tiga hari tersebut termasuk sedekah. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah saw.:
Ertinya : “Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami, Laits telah menceritakan kepada
kami, dari Sa’id bin Abi Sa’id, dari Abi Syuraih al-’Adawiy, berkata, Saya telah mendengar
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, ia
harus menghormati tamunya dalam batas kewajibannya. Sahabat bertanya, “yang manakah
yang masuk batas kewajiban itu ya Rasulullah? Nabi menjawab, batas kewajiban memuliakan
tamu itu tiga hari tiga malam, sedangkan selebihnya adalah shadaqah.” (Mutafaq Alaih)
2. Selain itu, termasuk kategori memuliakan tamu ialah memberikan sambutan yang
hangat dan senantiasa menampakkan kerelaan dan rasa senang atas pelayanan yang
diberikannya. Sikap yang ramah terhadap tamu jauh lebih berkesan di hati mereka dari pada
dijamu dengan makanan dan minuman yang mahal-mahal tetapi disertai dengan muka masam.
Memuliakan tamu di samping merupakan kewajiban, ia juga mengandung aspek kemuliaan
akhlak. Sebaliknya, seorang tetamu juga harus senantiasa memperlihatkan sikap koperatif
dan akhlak yang baik, sehingga orang yang menerimanya merasa senang melayaninya.
Adapun etika seorang tetamu yang harus diperhatikan antara lain iaitu masuk ke rumah orang
lain atau tempat jamuan, harus memberi salam, dan atau memberi hormat menurut adat dan
tata cara masing-masing masyarakat.
Kedua,masuk ke dalam rumah melalui pintu depan, dan diperjamuan melalui pintu
gerbang yang sengaja disediakan untuk jalan masuk bagi tamu.Ketiga,tetamu hendaklah
melibatkan diri dalam acara yang diadakan dalam suatu jamuan, selama aktiviti itu tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.Keempat,tetamu hendaklah duduk setelah dijemput kecuali
di rumah sahabat karib atau keluarga sendiri.Kelima,tetamu perlulah duduk dengan sopan.
Bukan itu sahaja,sekiranya tetamu yang datang berhajat meminta bantuan atas suatu
masalah yang dihadapinya, maka kita harus memberinya bantuan sesuai kemampuan. Bahkan
meskipun tetamu bersangkutan tidak mengadukan kesulitannya jika hal itu kita ketahui, maka
kita berkewajiban memberikan bantuan dalam batas kemampuan yang kita miliki. Jika
ketentuan-ketentuan seperti disebutkan di atas dilaksanakan oleh segenap umat Islam, maka
dengan sendirinya terjalin keharmonian di kalangan umat Islam. Keharmoniaan di antara umat
Islam merupakan modal utama dalam menciptakan masyarakat yang aman dan damai.
MEMULIAKAN TETANGGA
Istilah tetangga mempunyai pengertian yang luas, mencakup tetangga yang dekat ataupun
jauh. Tetangga merupakan orang-orang yang terdekat yang umumnya merekalah orang
pertama yang mengetahui jika kita ditimpa musibah dan paling dekat untuk dimintai pertolongan
di kala kita kesulitan. Oleh kerana itu, hubungan dengan tetangga harus senantiasa diperbaiki.
Saling kunjung mengunjungi antara tetangga merupakan perbuatan terpuji, kerana hal itu akan
melahirkan kasih sayang antara satu dengan yang lainnya. Berbuat baik kepada tetangga dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan, memberikan pinjaman jika ia
memerlukan, ziarah jika ia sakit, melayat jika ada yang meninggal, dan lain-lain.
Selain itu, sebagai tetangga kita juga harus senantiasa melindungi mereka dari gangguan
dan bahaya serta memberinya rasa ketenangan. Dalam hadis sebuah hadis yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari, Nabi saw. menggambarkan pentingnya memuliakan tetangga sebagai
berikut:
”Isma’il bin Abi Uways telah menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa Malik telah
menceritakan kepadaku, dari Yahya bin Sa’id, ia berkata Abu Bakr bin Muhammad telah
3. mengabarkan kepadaku dari ‘Amrah, dari ‘A’isyah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda: “Malaikat
Jibril senantiasa berwasiat kepadaku (untuk memuliakan) tetangga sehingga aku menyangka
bahwa Jibril akan memberi keada tetangga hak waris”
BERBICARA BAIK ATAU DIAM
Sesungguhnya ucapan seseorang menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan dirinya.
Orang yang selalu menggunakan lidahnya untuk berbicara baik, memerintah kepada kebaikan
dan melarang kepada kejelekan, membaca Al-Qur’an, membaca ilmu pengetahuan dan lain-lain
ia akan mendapatkan kebaikan dan dirinya pun terjaga dari keburukan. Sebaliknya, orang yang
menggunakan lidahnya untuk berkata buruk atau menyakiti orang lain, ia akan mendapat dosa
dan tidak mustahil orang lain pun akan berbuat demikian kepadanya.
Memang sangat sulit mengatur lidah agar selalu berkata baik atau diam. Akan tetapi,
kalau berusaha untuk membiasakanya, tidaklah sulit apalagi kalau sekadar diam.Orang yang
tidak banyak bicara, kecuali hal-hal baik, lebih banyak terhindar dari dosa dan
keburukan,daripada orang yang banyak bicara tanpa membezakan hal yang sesuai dibicarakan
dan yang tidak patut dibicarakan. Bahkan dinyatakan oleh Rasulullah SAW, yang dikutip oleh
Imam Al-Ghazali:
Ertinya : “Barang siapa yang menjaga perutnya, farjinya, dan lisanya, maka dia telah menjaga
seluruh keburukan.”
(H.R. Abu Manshur Ad-Dailamy dari Anas bin Malik dengan sanad dha’if)
Menurut Imam Al-Ghazali, ketiga hal tersebut merupakan paling banyak mencelakakan
makhluk. Namun demikian, jika selamanya diam tentu saja bukanlah tingkah laku yang
bijaksana, karena akan ada anggapan yang tidak baik orang lain. Ada pepatah
mengatakan, “The silent is gold” (diam adalah emas), tetapi ada juga pepatah lain, “Lebih baik
banyak berbuat dan berkata walaupun salah daripada tidak pernah melakukan sesuatu dan
tidak pernah berbicara.”. yang paling baik tentu saja berbicara baik sesuai dengan, pepatah
Arab mengatakan :
Ertinya : “Tiap-tiap tempat ada perkataannya dan tiap-tiap ucapan ada tempatnya.”
Selain itu,Rasulullah sallallahu’alaihiwasallam juga pernah bersabda,
”Daripada Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
Diam itu bijaksana namun sedikit orang yang melakukannya. Riwayat Baihaqi dalam kitab
Syu’ab dengan sanad lemah dan ia menilainya mauquf pada ucapan Luqman Hakim”. [5]
4. Muhammad bin abdul Aziz al-Ghazali, al-adab al-nabawi, mustafa al-bab al-halabi, mesir 1960.
Al-Quran al-karim
H. Zainal Abidin Ahmad, Piagam Nabi Muhammad Saw; Konstitusi Negara Tertulis Yang
Pertama di Dunia, Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1973.
Haya Binti Mubarak Al-Barik, Mausu’ah Al-Mar’atul Muslimah (penerjemah Amir Hamzah
Fachruddin (Jakarta: Darul Falah, t.t
KH. Mahalli Ahmad Mudjab, hadis-hadis muttafaq ‘alaih bagian ibadat, jakarta: kencana,2003.
Syafe’i, Rahmat. 2003. Al-Hadis (Aqidah, Akhlak, Sosial, dan hukum. Bandung : CV. PUSTAKA
SETIA.
Al Imam Al Hafizh, Ibnu Hajar Al Asqalani. 2004. Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari.Jakarta
: PUSTAKA AZZAM
[5] “Bulughul Maram min Adilatil Ahkam”, Al-Hafidh Imam Ibnu Hajar al-Asqalany, Hadits No.
1507