SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Siksaan Pedih Karena Menjadikan Orang Kafir Sebagai Auliya
[Ayat ke-8]
ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ون‬ُ‫د‬‫ي‬ ِ‫ر‬ُ‫ت‬َ‫أ‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ون‬ُ‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ين‬ ِ‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ل‬ُ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ َّ ِ‫َلِل‬ ‫وا‬‫ا‬‫ا‬‫ن‬‫ي‬ُِِ‫م‬ ‫ا‬‫ا‬ً‫ا‬َ‫َط‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi
wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang
nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS. An Nisa: 144)
Ibnu Katsir menjelaskan: “Allah Ta’ala melarang hamba-Nya dari kaum mu’minin untuk
menjadikan orang-orang kafir sebagai auliya padahal ada orang mu’min. Maksudnya Allah
melarang kaum mu’minin bersahabat dan berteman dekat serta menyimpan rasa cinta kepada
mereka. Juga melarang mengungkapkan keadaan-keadaan kaum mu’minin yang tidak mereka
ketahui. Sebagaimana firman Allah Ta’ala berfirman: ‘Janganlah orang-orang mukmin
mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin.
Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena
(siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan
kamu terhadap diri (siksa) Nya‘ (QS. Al Imran: 28). Maksudnya Allah memperingatkan
kalian terhadap siksaan-Nya bagi orang yang melanggar larangan ini. Oleh karena itu Ia
berfirman: ‘Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?‘.
Maksudnya perbuatan tersebut akan menjadi hujjah (alasan) untuk menjatuhkan hukuman
atas kalian” (Tafsir Ibni Katsir, 2/441)
Mengenai kepemimpinan dalam ajaran Al Quran, tidak ada yang salah dengan Al Qur’an
surat An Nisa’ ayat 144. Kalau kita analisis dalam gramatika bahasa Arab (Nahwu, Shorof,
Balagoh) definisi kafir (berasal dari fiil madhi ka-fa-ro) itu adalah orang-orang yang ingkar
nikmat, tidak mensyukuri karunia Tuhan dengan menyalahgunakannya pada hal-hal yang
buruk, dengan berbagai bentuk kezaliman (termasuk di dalamnya adalah perilaku korupsi).
Hal ini berdasar pada Al Qur’an surat Ibrahim ayat 7. “Bila kamu semua bersyukur pasti Aku
tambah nikmat bagimu semua, dan bila kamu semua kafir (wa lain-kafar-tum,
kafar/kafir=ingkar nikmat/tidak bersyukur) maka sesungguhnya azabku sangat pedih”.
Bukan Islam bahasa Arabnya adalah “laisal Islam”. Non muslim bahasa Arabnya “ghoirul
muslim”. Sama sekali tidak ada literatur bahasa Arab yang menunjukkan bahwa non
muslim atau bukan Islam bahasa Arabnya adalah kafir. Kalau kita merujuk pada Kamus
Besar Bahasa Indonesia, dimana kata ‘kafir’ telah mengalami divergensi makna sesuai
pemahaman kebanyakan orang walaupun salah kaprah. Tapi bahasa Al Qur’an adalah bahasa
Arab. Sebaiknya kita merujuk pada sumber aslinya.
Kafir dan Kufur adalah sama berasal dari fiil madhi ka-fa-ra. Kafir menunjukkan fa’il
(subyek yang melakukan) sedangkan kufur menunjukkan jamak (banyak orang yang
melakukan perbuatan kafara). Yang perlu dipahami definisi kafir selama ini adalah definisi
yang justru tidak berdasar pada Al Qur’an. Jadi sebenarnya Al Qur’an surat An Nisa ayat 144
yang mengandung perintah jangan memilih pemimpin yang kafir adalah JANGAN
PILIH PEMIMPIN YANG INGKAR NIKMAT.
Pemimpin yang menggunakan kekuasaannya bukan untuk kebaikan tapi untuk keburukan,
kezaliman. Hampir semua kata-kata kafir dalam Al Qur’an dihubungkan dengan ingkarnya
kenikmatan dan ketiadaan rasa syukur. Dan kafir itu bisa ditujukan juga untuk muslim itu
sendiri, bila dia tidak mau bersyukur dan mengingkari nikmat Tuhannya. Kemudian dalam
menafsirkan ayat Al Qur’an disamping membutuhkan kemampuan dalam gramatikal bahasa
Arab (mengingat bahasa Al Qur’an adalah bahasa Arab dalam tingkat tinggi), juga
memahami Asbanun Nuzul (konteks dan latar belakang diturunkan ayat Al Qur’an). Karena
walaupun ayat Al Qur’an adalah firman Tuhan yang mempunyai sifat Mutlak (Absolut)
ketika dia di ajarkan dan mencoba diaplikasikan dalam tataran manusia yang mempunya sifat
Relativitas (bergantung pada yang lain) dia menggunakan bahasa manusia yang juga
mempunyai sifat Relatif. Karena itu tidak pernah bisa ayat Al Qur’an dilepaskan dari konteks
(Asbabun Nuzul).
Bila kita memahami Asbabun Nuzul Al Qur’an surat Al Maidah ayat 51 bahwa jangan
pilih pemimpin dari orang Nasrani atau Yahudi maka sebenarnya pada saat itu terjadi
imperialisme besar-besaran (perang/penyerangan/kezaliman) yang dilakukan oleh
Kekaisaran Romawi (pada kebetulan saat itu menggunakan Nasrani sebagai agama
nasional mereka) terhadap negeri-negeri di Jazirah Arab. Pada saat itu Muhammad
SAW, membangun benteng yang kuat di Tabuk, bukan untuk menyerang tapi lebih untuk
membela diri. Juga sebagai strategi menghadapi politik pecah belah (devide et impera) yang
dilakukan orang-orang yang kebetulan beragama Yahudi untuk mengadu orang Islam dan
orang Nasrani.
Sejarah berabad-abad lamanya telah mengajarkan pada kita bahwa pertumpahan darah akan
terus menerus terjadi, lebih karena kepentingan politik dan ego masing-masing. Bila kita
berpikir jernih semua ini bukan masalah agama. Sebelum turunnya agama, pertumpahan
darah terus menerus terjadi. Karena agama apapun itu bisa ditafsirkan sesuai ego kita masing-
masing, radikal, moderat atau liberal. Yang berbuat jahat atau berbuat baik bisa muncul dari
orang apapun, dari agama manapun. Bukan masalah agamanya, tapi masalah orangnya.
Maka sekarang sebenarnya siapa sebenarnya yang kafir? Sebenarnya adalah orang-
orang yang berbuat kezaliman terhadap sesama dan membuat kerusakan di muka
bumi. Intinya adalah mari hidup rukun dan damai. Berlomba-lomba dalam kebaikan dan
menebarkan kedamaian di muka bumi serta mencari keselamatan dunia - akhirat.
Wallahu a’lam bishawab.
http://politik.kompasiana.com/2012/08/07/pendapat-tentang-kepemimpinan-yang-kafir-
483924.html

More Related Content

What's hot

Selamat tinggal kemunafikan
Selamat tinggal kemunafikanSelamat tinggal kemunafikan
Selamat tinggal kemunafikanMuhsin Hariyanto
 
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawa
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput NyawaIstiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawa
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawaandri zulfikar
 
Adab berbicara dalam
Adab berbicara dalamAdab berbicara dalam
Adab berbicara dalamterate87
 
01. membangun bisnis syariah
01. membangun bisnis syariah01. membangun bisnis syariah
01. membangun bisnis syariahRendra Visual
 
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat WabahSolusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat WabahAnas Wibowo
 
Bab 3 hadits 1 Riyadus Shalihin PPT
Bab 3  hadits 1 Riyadus Shalihin PPTBab 3  hadits 1 Riyadus Shalihin PPT
Bab 3 hadits 1 Riyadus Shalihin PPTsoleh solehudin
 
Pendidikan agama islam tentang zina dan budi pekerti
Pendidikan agama islam tentang zina dan budi pekertiPendidikan agama islam tentang zina dan budi pekerti
Pendidikan agama islam tentang zina dan budi pekertiDinda R P
 
Menepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htMenepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htDawat Fadhila
 
Al-Quran Adalah Kalamullah
Al-Quran Adalah KalamullahAl-Quran Adalah Kalamullah
Al-Quran Adalah Kalamullahsiska sri asali
 
Perzinaan merajalela
Perzinaan merajalelaPerzinaan merajalela
Perzinaan merajalelaRa Hardianto
 
Tanya jawab tentang kitab pemerintahan
Tanya jawab tentang kitab pemerintahanTanya jawab tentang kitab pemerintahan
Tanya jawab tentang kitab pemerintahanSeptian Muna Barakati
 

What's hot (19)

Istiqamah
IstiqamahIstiqamah
Istiqamah
 
Selamat tinggal kemunafikan
Selamat tinggal kemunafikanSelamat tinggal kemunafikan
Selamat tinggal kemunafikan
 
Istiqomah 2
Istiqomah 2Istiqomah 2
Istiqomah 2
 
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawa
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput NyawaIstiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawa
Istiqomah Sampai Ajal Menjemput Nyawa
 
Adab berbicara dalam
Adab berbicara dalamAdab berbicara dalam
Adab berbicara dalam
 
Unsur unsur hadis
Unsur unsur hadisUnsur unsur hadis
Unsur unsur hadis
 
01. membangun bisnis syariah
01. membangun bisnis syariah01. membangun bisnis syariah
01. membangun bisnis syariah
 
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat WabahSolusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
Solusi Syariah Untuk Bisnis Saat Wabah
 
06 hukum riba 2015
06 hukum riba 201506 hukum riba 2015
06 hukum riba 2015
 
Kitab tentang sumpah
Kitab tentang sumpahKitab tentang sumpah
Kitab tentang sumpah
 
Tanya jawab tentang sumpah
Tanya jawab  tentang sumpahTanya jawab  tentang sumpah
Tanya jawab tentang sumpah
 
Mengapa harus mengemis
Mengapa harus mengemisMengapa harus mengemis
Mengapa harus mengemis
 
Bab 3 hadits 1 Riyadus Shalihin PPT
Bab 3  hadits 1 Riyadus Shalihin PPTBab 3  hadits 1 Riyadus Shalihin PPT
Bab 3 hadits 1 Riyadus Shalihin PPT
 
Pendidikan agama islam tentang zina dan budi pekerti
Pendidikan agama islam tentang zina dan budi pekertiPendidikan agama islam tentang zina dan budi pekerti
Pendidikan agama islam tentang zina dan budi pekerti
 
Menepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang htMenepis persepsi salah tentang ht
Menepis persepsi salah tentang ht
 
Al-Quran Adalah Kalamullah
Al-Quran Adalah KalamullahAl-Quran Adalah Kalamullah
Al-Quran Adalah Kalamullah
 
Perzinaan merajalela
Perzinaan merajalelaPerzinaan merajalela
Perzinaan merajalela
 
Taat
TaatTaat
Taat
 
Tanya jawab tentang kitab pemerintahan
Tanya jawab tentang kitab pemerintahanTanya jawab tentang kitab pemerintahan
Tanya jawab tentang kitab pemerintahan
 

Similar to An nissa 144

Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn
Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamînKoreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn
Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamînMuhsin Hariyanto
 
Quraish shihab ayat-ayat fitna - quraish shihab
Quraish shihab   ayat-ayat fitna - quraish shihabQuraish shihab   ayat-ayat fitna - quraish shihab
Quraish shihab ayat-ayat fitna - quraish shihabYoga Putut A
 
Ayat ayat fitna
Ayat ayat fitnaAyat ayat fitna
Ayat ayat fitnaAli Tank
 
Ayat Ayat Fitna
Ayat Ayat FitnaAyat Ayat Fitna
Ayat Ayat Fitnablanktrop
 
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihanHubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihanandriandika
 
Kepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristianiKepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristianiDodiHarianto2
 
Rencana islam 4
Rencana islam 4Rencana islam 4
Rencana islam 4xajuten
 
Bersiaplah selalu untuk menghadapi mush musuh allah (tafsir qs an nisa 4 ay...
Bersiaplah selalu untuk menghadapi mush musuh allah (tafsir qs an nisa 4   ay...Bersiaplah selalu untuk menghadapi mush musuh allah (tafsir qs an nisa 4   ay...
Bersiaplah selalu untuk menghadapi mush musuh allah (tafsir qs an nisa 4 ay...Muhsin Hariyanto
 

Similar to An nissa 144 (20)

Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn
Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamînKoreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn
Koreksi atas salah kaprah pemahaman tentang rahmatan li al-âlamîn
 
Ayat ayat fitnah
Ayat ayat fitnahAyat ayat fitnah
Ayat ayat fitnah
 
Quraish shihab ayat-ayat fitna - quraish shihab
Quraish shihab   ayat-ayat fitna - quraish shihabQuraish shihab   ayat-ayat fitna - quraish shihab
Quraish shihab ayat-ayat fitna - quraish shihab
 
Ayat ayat fitna
Ayat ayat fitnaAyat ayat fitna
Ayat ayat fitna
 
Ayat ayat fitna
Ayat ayat fitnaAyat ayat fitna
Ayat ayat fitna
 
Ayat ayat fitnah
Ayat ayat fitnahAyat ayat fitnah
Ayat ayat fitnah
 
Ayat ayat fitna
Ayat ayat fitnaAyat ayat fitna
Ayat ayat fitna
 
Ayat-ayat Fitnah
Ayat-ayat FitnahAyat-ayat Fitnah
Ayat-ayat Fitnah
 
Ayat Ayat Fitna
Ayat Ayat FitnaAyat Ayat Fitna
Ayat Ayat Fitna
 
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihanHubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
Hubbud dunya adalah cinta dunia yang berlebihan
 
Kepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristianiKepemimpinan kristiani
Kepemimpinan kristiani
 
Agama Bab Perzinahan
Agama Bab PerzinahanAgama Bab Perzinahan
Agama Bab Perzinahan
 
Pembagian kafir
Pembagian kafirPembagian kafir
Pembagian kafir
 
Drrauh
DrrauhDrrauh
Drrauh
 
Makalah tafsir
Makalah tafsirMakalah tafsir
Makalah tafsir
 
April mop
April mopApril mop
April mop
 
Rencana islam 4
Rencana islam 4Rencana islam 4
Rencana islam 4
 
6 bisikan syaitan
6 bisikan syaitan6 bisikan syaitan
6 bisikan syaitan
 
Tafsir al hujurot
Tafsir al hujurotTafsir al hujurot
Tafsir al hujurot
 
Bersiaplah selalu untuk menghadapi mush musuh allah (tafsir qs an nisa 4 ay...
Bersiaplah selalu untuk menghadapi mush musuh allah (tafsir qs an nisa 4   ay...Bersiaplah selalu untuk menghadapi mush musuh allah (tafsir qs an nisa 4   ay...
Bersiaplah selalu untuk menghadapi mush musuh allah (tafsir qs an nisa 4 ay...
 

An nissa 144

  • 1. Siksaan Pedih Karena Menjadikan Orang Kafir Sebagai Auliya [Ayat ke-8] ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ج‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ون‬ُ‫د‬‫ي‬ ِ‫ر‬ُ‫ت‬َ‫أ‬ َ‫ين‬ِ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ون‬ُ‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ين‬ ِ‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ذ‬ ِ‫خ‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ل‬ُ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ َّ ِ‫َلِل‬ ‫وا‬‫ا‬‫ا‬‫ن‬‫ي‬ُِِ‫م‬ ‫ا‬‫ا‬ً‫ا‬َ‫َط‬ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS. An Nisa: 144) Ibnu Katsir menjelaskan: “Allah Ta’ala melarang hamba-Nya dari kaum mu’minin untuk menjadikan orang-orang kafir sebagai auliya padahal ada orang mu’min. Maksudnya Allah melarang kaum mu’minin bersahabat dan berteman dekat serta menyimpan rasa cinta kepada mereka. Juga melarang mengungkapkan keadaan-keadaan kaum mu’minin yang tidak mereka ketahui. Sebagaimana firman Allah Ta’ala berfirman: ‘Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya‘ (QS. Al Imran: 28). Maksudnya Allah memperingatkan kalian terhadap siksaan-Nya bagi orang yang melanggar larangan ini. Oleh karena itu Ia berfirman: ‘Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?‘. Maksudnya perbuatan tersebut akan menjadi hujjah (alasan) untuk menjatuhkan hukuman atas kalian” (Tafsir Ibni Katsir, 2/441) Mengenai kepemimpinan dalam ajaran Al Quran, tidak ada yang salah dengan Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 144. Kalau kita analisis dalam gramatika bahasa Arab (Nahwu, Shorof, Balagoh) definisi kafir (berasal dari fiil madhi ka-fa-ro) itu adalah orang-orang yang ingkar nikmat, tidak mensyukuri karunia Tuhan dengan menyalahgunakannya pada hal-hal yang buruk, dengan berbagai bentuk kezaliman (termasuk di dalamnya adalah perilaku korupsi). Hal ini berdasar pada Al Qur’an surat Ibrahim ayat 7. “Bila kamu semua bersyukur pasti Aku tambah nikmat bagimu semua, dan bila kamu semua kafir (wa lain-kafar-tum, kafar/kafir=ingkar nikmat/tidak bersyukur) maka sesungguhnya azabku sangat pedih”. Bukan Islam bahasa Arabnya adalah “laisal Islam”. Non muslim bahasa Arabnya “ghoirul muslim”. Sama sekali tidak ada literatur bahasa Arab yang menunjukkan bahwa non muslim atau bukan Islam bahasa Arabnya adalah kafir. Kalau kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, dimana kata ‘kafir’ telah mengalami divergensi makna sesuai pemahaman kebanyakan orang walaupun salah kaprah. Tapi bahasa Al Qur’an adalah bahasa Arab. Sebaiknya kita merujuk pada sumber aslinya. Kafir dan Kufur adalah sama berasal dari fiil madhi ka-fa-ra. Kafir menunjukkan fa’il (subyek yang melakukan) sedangkan kufur menunjukkan jamak (banyak orang yang melakukan perbuatan kafara). Yang perlu dipahami definisi kafir selama ini adalah definisi yang justru tidak berdasar pada Al Qur’an. Jadi sebenarnya Al Qur’an surat An Nisa ayat 144 yang mengandung perintah jangan memilih pemimpin yang kafir adalah JANGAN PILIH PEMIMPIN YANG INGKAR NIKMAT.
  • 2. Pemimpin yang menggunakan kekuasaannya bukan untuk kebaikan tapi untuk keburukan, kezaliman. Hampir semua kata-kata kafir dalam Al Qur’an dihubungkan dengan ingkarnya kenikmatan dan ketiadaan rasa syukur. Dan kafir itu bisa ditujukan juga untuk muslim itu sendiri, bila dia tidak mau bersyukur dan mengingkari nikmat Tuhannya. Kemudian dalam menafsirkan ayat Al Qur’an disamping membutuhkan kemampuan dalam gramatikal bahasa Arab (mengingat bahasa Al Qur’an adalah bahasa Arab dalam tingkat tinggi), juga memahami Asbanun Nuzul (konteks dan latar belakang diturunkan ayat Al Qur’an). Karena walaupun ayat Al Qur’an adalah firman Tuhan yang mempunyai sifat Mutlak (Absolut) ketika dia di ajarkan dan mencoba diaplikasikan dalam tataran manusia yang mempunya sifat Relativitas (bergantung pada yang lain) dia menggunakan bahasa manusia yang juga mempunyai sifat Relatif. Karena itu tidak pernah bisa ayat Al Qur’an dilepaskan dari konteks (Asbabun Nuzul). Bila kita memahami Asbabun Nuzul Al Qur’an surat Al Maidah ayat 51 bahwa jangan pilih pemimpin dari orang Nasrani atau Yahudi maka sebenarnya pada saat itu terjadi imperialisme besar-besaran (perang/penyerangan/kezaliman) yang dilakukan oleh Kekaisaran Romawi (pada kebetulan saat itu menggunakan Nasrani sebagai agama nasional mereka) terhadap negeri-negeri di Jazirah Arab. Pada saat itu Muhammad SAW, membangun benteng yang kuat di Tabuk, bukan untuk menyerang tapi lebih untuk membela diri. Juga sebagai strategi menghadapi politik pecah belah (devide et impera) yang dilakukan orang-orang yang kebetulan beragama Yahudi untuk mengadu orang Islam dan orang Nasrani. Sejarah berabad-abad lamanya telah mengajarkan pada kita bahwa pertumpahan darah akan terus menerus terjadi, lebih karena kepentingan politik dan ego masing-masing. Bila kita berpikir jernih semua ini bukan masalah agama. Sebelum turunnya agama, pertumpahan darah terus menerus terjadi. Karena agama apapun itu bisa ditafsirkan sesuai ego kita masing- masing, radikal, moderat atau liberal. Yang berbuat jahat atau berbuat baik bisa muncul dari orang apapun, dari agama manapun. Bukan masalah agamanya, tapi masalah orangnya. Maka sekarang sebenarnya siapa sebenarnya yang kafir? Sebenarnya adalah orang- orang yang berbuat kezaliman terhadap sesama dan membuat kerusakan di muka bumi. Intinya adalah mari hidup rukun dan damai. Berlomba-lomba dalam kebaikan dan menebarkan kedamaian di muka bumi serta mencari keselamatan dunia - akhirat. Wallahu a’lam bishawab. http://politik.kompasiana.com/2012/08/07/pendapat-tentang-kepemimpinan-yang-kafir- 483924.html