Proposal ini membahas upaya peningkatan sikap peduli kebersihan siswa SDN 01 Josenan Madiun melalui penerapan kelas terbersih. Masalah yang dihadapi adalah siswa kurang peduli kebersihan karena masih banyak yang membuang sampah sembarangan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan sikap peduli kebersihan siswa melalui kelas terbersih. Hipotesisnya adalah jika diterapkannya kelas terbers
Proposal ini membahas upaya peningkatan sikap peduli kebersihan siswa SDN 01 Josenan Madiun melalui penerapan kelas terbersih. Masalah yang dihadapi adalah siswa kurang peduli kebersihan karena masih banyak yang membuang sampah sembarangan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan sikap peduli kebersihan siswa melalui kelas terbersih. Hipotesisnya adalah jika diterapkannya kelas terbers
Wawasan wiyata mandala by darno mos 14 15Darno Adhie
Dokumen tersebut membahas tentang masa orientasi siswa baru di SMP PGRI Wangon tahun ajaran 2014/2015. Dokumen menjelaskan tentang sarana dan prasarana sekolah, peran kepala sekolah, guru, siswa, dan masyarakat dalam mewujudkan wawasan Wiyata Mandala di sekolah tersebut. Juga dijelaskan mekanisme pelaksanaan Wiyata Mandala melalui tahap preventif dan represif.
Dokumen tersebut mendeskripsikan visi, misi, dan sejarah singkat SMA Negeri 15 Bandung. Dokumen tersebut juga menampilkan foto-foto perkembangan fasilitas sekolah dari tahun ke tahun, termasuk peningkatan fasilitas kelas, toilet, kantin, dan UKS. Dokumen tersebut juga menjelaskan program-program pendidikan kesehatan yang telah diselenggarakan di sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang Wawasan Wiyata Mandala yang merupakan sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat belajar. Dokumen ini juga menjelaskan fungsi sekolah sebagai tempat pembelajaran, pembentukan karakter, dan hubungan antarmanusia, serta prinsip-prinsip sekolah sebagai lembaga pendidikan dan masyarakat belajar.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang literat sepanjang hayat melalui pelibatan seluruh pemangku kepentingan pendidikan dan masyarakat. GLS mendorong kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan membaca siswa.
Guru abad 21 harus mampu membangun hubungan yang harmonis dengan siswa dan orang tua, serta menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan agar siswa termotivasi belajar secara maksimal. Kurikulum dirancang secara terpadu dan relevan untuk mengembangkan potensi siswa. Dukungan penuh dari semua pihak diperlukan demi kemajuan pendidikan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang Wawasan Wiyata Mandala yang merupakan pandangan untuk melihat sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan pembelajaran.
2. Beberapa prinsip utama Wawasan Wiyata Mandala adalah sekolah sebagai lingkungan pendidik, kepala sekolah bertanggung jawab penuh, serta kerjasama antara guru dan orang tua siswa.
3. Agar sekolah dapat berfungsi sesuai tujuan pendidikan,
Dokumen tersebut membahas tentang wawasan wiyatamandala dalam pendidikan. Wawasan ini menegaskan bahwa (1) sekolah adalah lingkungan pendidikan utama dan memiliki peran penting dalam mendidik, (2) kepala sekolah bertanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan, dan (3) kerja sama antara guru, siswa, dan orang tua sangat diperlukan demi keberhasilan proses pembelajaran.
Dokumen ini membahas tentang wawasan wiyata mandala yang merupakan cara memandang sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Terdapat lima komponen penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif yaitu peran kepala sekolah, guru, civitas akademika, murid, dan masyarakat sekitar. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa sekolah tidak boleh digunakan untuk tujuan di luar pendidikan serta tah
Sekolah harus menjadi lingkungan pendidikan dan pembelajaran yang aman dan kondusif melalui peran kepala sekolah, guru, siswa, dan masyarakat sekitar. Sekolah juga tidak boleh digunakan untuk kepentingan di luar pendidikan seperti promosi produk, penyebaran ajaran sesat, atau propaganda politik. Upaya pencegahan dan penanganan masalah di sekolah perlu dilakukan untuk menjaga kondusivitas lingkungan
Surat edaran ini membahas tentang penumbuhan budi pekerti di sekolah-sekolah di Kabupaten Bandung Barat. Surat ini menginstruksikan sekolah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan harian, mingguan, dan periodik guna menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa, seperti doa bersama, menyanyikan lagu kebangsaan, olahraga bersama, dan pembinaan prestasi. Surat ini juga menekankan pentingnya k
Pelantindakanprogramsekolahselamat 111215040529-phpapp01 newAbu Iman Amirul
Dokumen tersebut merupakan rancangan tindakan program sekolah selamat SMK Taman Indah untuk tahun 2011. Ia menjelaskan konsep, matlamat, objektif, sasaran dan peranan sekolah, keluarga, dan komuniti dalam mewujudkan budaya keselamatan di sekolah beserta aktiviti dan jawatankuasa yang terlibat.
Wawasan wiyata mandala by darno mos 14 15Darno Adhie
Dokumen tersebut membahas tentang masa orientasi siswa baru di SMP PGRI Wangon tahun ajaran 2014/2015. Dokumen menjelaskan tentang sarana dan prasarana sekolah, peran kepala sekolah, guru, siswa, dan masyarakat dalam mewujudkan wawasan Wiyata Mandala di sekolah tersebut. Juga dijelaskan mekanisme pelaksanaan Wiyata Mandala melalui tahap preventif dan represif.
Dokumen tersebut mendeskripsikan visi, misi, dan sejarah singkat SMA Negeri 15 Bandung. Dokumen tersebut juga menampilkan foto-foto perkembangan fasilitas sekolah dari tahun ke tahun, termasuk peningkatan fasilitas kelas, toilet, kantin, dan UKS. Dokumen tersebut juga menjelaskan program-program pendidikan kesehatan yang telah diselenggarakan di sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang Wawasan Wiyata Mandala yang merupakan sikap menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekolah sebagai tempat belajar. Dokumen ini juga menjelaskan fungsi sekolah sebagai tempat pembelajaran, pembentukan karakter, dan hubungan antarmanusia, serta prinsip-prinsip sekolah sebagai lembaga pendidikan dan masyarakat belajar.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang literat sepanjang hayat melalui pelibatan seluruh pemangku kepentingan pendidikan dan masyarakat. GLS mendorong kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan membaca siswa.
Guru abad 21 harus mampu membangun hubungan yang harmonis dengan siswa dan orang tua, serta menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan agar siswa termotivasi belajar secara maksimal. Kurikulum dirancang secara terpadu dan relevan untuk mengembangkan potensi siswa. Dukungan penuh dari semua pihak diperlukan demi kemajuan pendidikan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang Wawasan Wiyata Mandala yang merupakan pandangan untuk melihat sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan pembelajaran.
2. Beberapa prinsip utama Wawasan Wiyata Mandala adalah sekolah sebagai lingkungan pendidik, kepala sekolah bertanggung jawab penuh, serta kerjasama antara guru dan orang tua siswa.
3. Agar sekolah dapat berfungsi sesuai tujuan pendidikan,
Dokumen tersebut membahas tentang wawasan wiyatamandala dalam pendidikan. Wawasan ini menegaskan bahwa (1) sekolah adalah lingkungan pendidikan utama dan memiliki peran penting dalam mendidik, (2) kepala sekolah bertanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan, dan (3) kerja sama antara guru, siswa, dan orang tua sangat diperlukan demi keberhasilan proses pembelajaran.
Dokumen ini membahas tentang wawasan wiyata mandala yang merupakan cara memandang sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Terdapat lima komponen penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif yaitu peran kepala sekolah, guru, civitas akademika, murid, dan masyarakat sekitar. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa sekolah tidak boleh digunakan untuk tujuan di luar pendidikan serta tah
Sekolah harus menjadi lingkungan pendidikan dan pembelajaran yang aman dan kondusif melalui peran kepala sekolah, guru, siswa, dan masyarakat sekitar. Sekolah juga tidak boleh digunakan untuk kepentingan di luar pendidikan seperti promosi produk, penyebaran ajaran sesat, atau propaganda politik. Upaya pencegahan dan penanganan masalah di sekolah perlu dilakukan untuk menjaga kondusivitas lingkungan
Surat edaran ini membahas tentang penumbuhan budi pekerti di sekolah-sekolah di Kabupaten Bandung Barat. Surat ini menginstruksikan sekolah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan harian, mingguan, dan periodik guna menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa, seperti doa bersama, menyanyikan lagu kebangsaan, olahraga bersama, dan pembinaan prestasi. Surat ini juga menekankan pentingnya k
Pelantindakanprogramsekolahselamat 111215040529-phpapp01 newAbu Iman Amirul
Dokumen tersebut merupakan rancangan tindakan program sekolah selamat SMK Taman Indah untuk tahun 2011. Ia menjelaskan konsep, matlamat, objektif, sasaran dan peranan sekolah, keluarga, dan komuniti dalam mewujudkan budaya keselamatan di sekolah beserta aktiviti dan jawatankuasa yang terlibat.
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dilaksanakan selama 3 hari untuk membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah melalui pengenalan fasilitas, aturan, dan budaya sekolah serta menumbuhkan semangat belajar dan interaksi positif. Kegiatan MPLS meliputi pengenalan diri, sekolah, sarana prasarana, dan cara belajar efektif untuk mencapai tujuan adaptasi dan pembentukan karakter siswa
Program sekolah Adiwiyata di SD Negeri 2 Candikusuma berfokus pada pelestarian lingkungan sekolah melalui penghijauan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat serta meningkatkan kapasitas siswa dan guru dalam melestarikan lingkungan sekolah.
Buku kerja 2 membahas alokasi waktu dengan menetapkan jumlah minggu efektif belajar minimal 34 minggu dan maksimal 38 minggu. Alokasi waktu juga diatur untuk jeda tengah semester maksimal 2 minggu, jeda antar semester maksimal 2 minggu, dan libur akhir tahun pelajaran maksimal 3 minggu. Hari libur keagamaan, nasional, dan khusus sekolah diatur maksimalnya.
1. Konsep Sekolah Penyayang merupakan konsep penting dalam sistem pendidikan Malaysia untuk mencapai masyarakat penyayang dan budaya penyayang seperti yang diharapkan dalam Wawasan 2020. Sekolah Penyayang mampu melahirkan generasi pelajar yang seimbang dan berdisiplin.
2. Gejala vandalisme dan ponteng sekolah boleh ditangani dengan konsep Sekolah Penyayang yang menangani masalah tersebut dengan kas
Program Sekolah 2010 SDI Ma'arif Kota Blitar menjelaskan program-program sekolah berstandar internasional yang bertujuan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan globalisasi. Program-program tersebut meliputi pembelajaran dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, kurikulum nasional dengan tambahan kurikulum internasional, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan belajar di luar sekolah.
SD Negeri Banjaran 1 menerapkan manajemen berbasis sekolah dalam pengelolaan kurikulum, pembelajaran, peserta didik, pendidik, sarana prasarana, dan pembiayaan. Pembelajaran di sekolah ini menekankan pada pendidikan karakter dan literasi dengan melaksanakan kegiatan membaca sebelum dan sesudah pembelajaran.
Peraturan ini mengatur tentang pelaksanaan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswa beradaptasi dengan lingkungan sekolah, menumbuhkan motivasi belajar, mengembangkan interaksi sosial positif, dan membentuk karakter siswa. Kegiatannya meliputi pengenalan fasilitas sekolah, aturan sekolah, dan budaya sekolah.
Peraturan ini mengatur tentang silabus pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru yang bertujuan untuk membantu siswa beradaptasi dengan lingkungan sekolah, menumbuhkan motivasi belajar, serta interaksi positif antar siswa dan warga sekolah. Silabus ini meliputi kegiatan wajib seperti pengenalan fasilitas sekolah, perilaku positif, dan pilihan seperti diskusi konseling serta kegiatan ekstrakurikuler.
Peraturan ini mengatur tentang silabus pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru yang bertujuan untuk membantu siswa beradaptasi dengan lingkungan sekolah, menumbuhkan motivasi belajar, serta interaksi positif antar siswa dan warga sekolah. Silabus ini meliputi kegiatan wajib seperti pengenalan fasilitas sekolah, tata tertib, dan perilaku positif, serta kegiatan pilihan seperti diskusi konseling, pengenalan ekstrakurik
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
2. 2
Pengertian
1.Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti di
Sekolah disingkat GPBP.
2.GPBP adalah kegiatan pembiasaan sikap
dan perilaku positif di sekolah yang
dimulai sejak dari masa orientasi siswa
baru sampai dengan kelulusan.
3. 3
Latar Belakang
1. Belum seluruh sekolah menjadi tempat yang
nyaman dan menginspirasi bagi siswa, guru, dan
tenaga kependidikan
2. Pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah
belum sepenuhnya menjadi bagian proses belajar
dan budaya sekolah
3. Pendidikan karakter belum sepenuhnya menjadi
gerakan bersama yang melibatkan pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat, dan orang tua.
4. 4
Tujuan
1. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan bagi warga sekolah
2. Menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai
bentuk pendidikan karakter sejak di sekolah.
3. Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan
pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan
keluarga.
4. Menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar
yang serasi antara sekolah, masyarakat, dan keluarga.
9. 9
MOPDB=Masa Orientasi Peserta Didik Baru
1. MOPDB dilaksanakan pada setiap awal tahun
pelajaran baru selama 3 (tiga) atau paling lama 5
(lima) hari.
2. MOPDB dilaksanakan melalui Gerakan Mengantar
Anak ke Sekolah pada hari pertama masuk sekolah
oleh orangtua/wali
3. Pengenalan lingkungan belajar baru di sekolah bagi
siswa
4. Pengenalan kelembagaan dan program sekolah
10. 10
MOPDB=Masa Orientasi Peserta Didik Baru
5.Pengenalan cara belajar yang efektif baik
di sekolah maupun di rumah
6.Pengenalan sesama warga sekolah
secara akrab, hangat, dan menyenangkan
7.Pentas Seni, Bakat Minat, dan/atau
Olahraga di Sekolah.
11. 11
MOPDB=Masa Orientasi Peserta Didik Baru
Kegiatan MOPDB hari pertama meliputi:
ORTU MENGANTAR KE
SEKOLAH
UPACARA BENDERA
SAMBUTAN KEPALA SEKOLAH
15. 1.memberi salam, senyum, dan sapaan kepada setiap
orang di komunitas sekolah;
2.membersihkan lingkungan sekolah dari limbah fisik
dan visual;
3.santun dalam berbicara, bersikap, dan berperilaku;
4.berpakaian sopan sesuai norma dan budaya nasional
dan/atau lokal;
5.menggunakan sumber daya sekolah (air, listrik,
telpon, dsb.) secara efisien untuk mencegah
berbagai bentuk pemborosan; 15
Pembiasaan-pembiasaan Umum
16. 6.mengurangi penggunaan plastik/bahan lain yang tidak
mudah terurai;
7. mematikan lampu dan semua alat yang menggunakan
listrik saat tidak diperlukan;
8. mematikan kran air saat tidak diperlukan;
9. membuang sampah pada tempat yang telah disediakan;
10. membersihkan sanitasi seperti toilet, wastafel, kamar
mandi, dan/atau saluran air sekolah;
11. Menjaga ketertiban dan kenyamanan layanan sekolah;
16
Pembiasaan-pembiasaan Umum
17. 12. menyanyikan lagu-lagu bermuatan moral;
13. Setiap warga sekolah menjenguk warga sekolah lainnya
yang mengalami musibah, seperti sakit, kematian, dan
sebagainya;
14. Siswa membiasakan membuat skala prioritas kebutuhan
sesuai dengan tingkat kepentingannya; dan
15. Siswa membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam
berbagai bentuk (misalnya bank, celengan, dan
sejenisnya). 17
Pembiasaan-pembiasaan Umum
18. 1.siswa mencium tangan dan/atau memeluk
orang tua/wali sebelum berangkat ke sekolah;
2.Guru dan tenaga kependidikan datang lebih
awal untuk menyambut kedatangan siswa
sesuai dengan tata nilai yang berlaku;
3.siswa berbaris menjelang masuk kelas yang
dipimpin oleh satu orang siswa secara
bergantian; 18
Pembiasaan-pembiasaan Harian
19. 4. Secara bersama siswa mengucapkan salam hormat
kepada guru sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin
oleh seorang siswa secara bergantian;
5. siswa berdoa bersama sebelum dan sesudah
pembelajaran, dipimpin oleh seorang siswa secara
bergantian berdasarkan kesepakatan kelas;
6. siswa dan warga sekolah harus membaca buku bacaan
minimal 15 (lima belas) menit setiap hari sebelum
pembelajaran dimulai di sekolah; 19
Pembiasaan-pembiasaan Harian
20. 7. Siswa membiasakan diri untuk bertanya kepada guru
selama proses pembelajaran dan/atau setelah selesai
pembelajaran, dengan mengangkat tangan untuk
memohon ijin terlebih dahulu;
8. Siswa selalu merapikan bangku masing-masing sebelum
meninggalkan ruang kelas diakhir proses pembelajaran;
9. warga sekolah menyanyikan lagu wajib nasional, lagu
daerah, dan/ atau lagu patriotik, seperti Bagimu Negeri,
Halo-Halo Bandung, Pancasila Rumah Kita, Kebyar–
Kebyar, Bendera, Garuda di Dadaku, dan lain-lain; 20
Pembiasaan-pembiasaan Harian
21. 10. Siswa melaksanakan piket kebersihan kelas
secara beregu dan bergantian regu;
11. warga sekolah menunaikan ibadah bersama di
sekolah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya; dan
12. setiap siswa dapat menjadi pemimpin dalam
setiap kegiatan bersama, seperti berbaris
menjelang masuk kelas, membaca doa sebelum
dan sesudah belajar, piket kelas, kerja bakti. 21
Pembiasaan-pembiasaan Harian
22. 1. melaksanakan apel bendera setiap hari
Senin dengan berpakaian seragam sekolah;
2. melaksanakan senam nasional bersama
dan/atau senam yang diciptakan oleh
daerah masing-masing;
3. pemeriksaan kebersihan pakaian, gigi, kuku,
dan rambut oleh Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS); 22
Pembiasaan-pembiasaan Mingguan
23. 4. pemeriksaan isi tas dan gawai (gadget)
siswa secara acak;
5. Menyelenggarakan kantin yang memenuhi
standar kesehatan; dan
6. melaksanakan kegiatan bank sampah
bekerja sama dengan dinas kebersihan
setempat.
23
Pembiasaan-pembiasaan Mingguan
24. 1. menjaga dan merawat tanaman di
lingkungan sekolah;
2. melaksanakan kerja bakti;
3. penataan ruang kelas sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan kelas;
24
Pembiasaan-pembiasaan Bulanan
25. 4. membuat buletin dan/atau majalah dinding;
5. Siswa melakukan diskusi kelompok dihadiri
oleh guru dan tenaga kependidikan; dan
6. Sekolah menyediakan ruang publik untuk
berkreasi siswa secara bebas dan bertanggung
jawab.
25
Pembiasaan-pembiasaan Bulanan
26. 1. melaksanakan kerja bakti untuk lingkungan sekitar
sekolah;
2. melaksanakan berbagai jenis lomba antarkelas;
3. menyelenggarakan forum diskusi siswa dengan narasumber
berasal dari siswa dihadiri oleh guru dan tenaga
kependidikan;
4. memelihara bangku kelas dan fasilitas sekolah lainnya
agar selalu tetap bersih dari coretan dalam bentuk
apapun; dan
5. siswa berlatih membuat produk kreatif yang dapat dijual.26
Pembiasaan-pembiasaan Tengah Tahunan
27. 1. memperingati hari besar nasional dan keagamaan;
2. melaksanakan kerja bakti bersama warga lingkungan
sekitar sekolah;
3. melaksanakan lomba kelas sehat secara
berkelanjutan;
4. mengikutsertakan perwakilan siswa dalam
penyusunan tata tertib sekolah;
5. melaksanakan pentas seni dan/atau pameran karya
siswa; dan
6. mengikuti kegiatan perlombaan dan festival di luar
sekolah baik tingkat sekolah, kecamatan,
kabupaten/kota, propinsi, atau nasional. 27
Pembiasaan-pembiasaan Tahunan