Dokumen tersebut membahas tentang fenomena perpindahan yang mencakup perpindahan momentum, energi panas, dan massa. Ketiga fenomena perpindahan tersebut dapat terjadi melalui proses difusi dan dipengaruhi oleh hukum-hukum fisika seperti hukum Newton, Fourier, dan Fick."
Dokumen tersebut membahas perhitungan filtrasi dan penyaringan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti tekanan, viskositas, dan resistensi filter. Juga dijelaskan perhitungan laju filtrasi, jatuh tekanan, dan volume filtrat untuk proses filtrasi secara batch dan berkelanjutan.
1. Proses pemisahan pada industri pupuk urea memerlukan minimal 3 tahap proses, yaitu leaching, kristalisasi, dan drying.
2. Jenis proses pemisahan yang diperlukan adalah leaching untuk memisahkan urea dari campuran larutan, kristalisasi untuk memisahkan urea dalam bentuk kristal, dan drying untuk mengeringkan urea hasil kristalisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang fenomena perpindahan yang mencakup perpindahan momentum, energi panas, dan massa. Ketiga fenomena perpindahan tersebut dapat terjadi melalui proses difusi dan dipengaruhi oleh hukum-hukum fisika seperti hukum Newton, Fourier, dan Fick."
Dokumen tersebut membahas perhitungan filtrasi dan penyaringan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti tekanan, viskositas, dan resistensi filter. Juga dijelaskan perhitungan laju filtrasi, jatuh tekanan, dan volume filtrat untuk proses filtrasi secara batch dan berkelanjutan.
1. Proses pemisahan pada industri pupuk urea memerlukan minimal 3 tahap proses, yaitu leaching, kristalisasi, dan drying.
2. Jenis proses pemisahan yang diperlukan adalah leaching untuk memisahkan urea dari campuran larutan, kristalisasi untuk memisahkan urea dalam bentuk kristal, dan drying untuk mengeringkan urea hasil kristalisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang adsorpsi dan absorpsi. Adsorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas atau cair yang ditarik oleh permukaan zat padat, sedangkan absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas dengan pengikatan bahan pada permukaan zat cair. Kedua proses dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti waktu kontak, karakteristik adsorben/absorben, luas permukaan, dan kelarutan adsor
Koefisien distribusi menjelaskan hubungan zat terlarut yang terdistribusi di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Hukum partisi menyatakan bahwa perbandingan konsentrasi solut akan tetap pada suatu suhu. Koefisien distribusi mempengaruhi cara obat mencapai target dan menembus jaringan. Hipotesis Overton-Meyer menyatakan bahwa aktivitas obat terkait dengan koefisien distribusinya.
This document discusses methods for determining reaction rates and orders in physical chemistry. It describes differential and integral methods, including graphs of concentration versus time used to determine rate coefficients and reaction orders. Specific reaction orders are examined, such as zero order, first order, and second order reactions. Examples of each type are provided. Third order reactions involving interactions of two and three molecules are also discussed.
Polipropilena atau polipropena (PP) dibuat dari monomer propilen melalui proses polimerisasi menggunakan katalis. PP digunakan untuk berbagai aplikasi seperti pengemasan, tekstil, perlengkapan laboratorium, dan komponen otomotif.
Mata kuliah praktikum teknologi pengolahan pangan tentang pengeringan. Cari lebih banyak mata kuliah semester 3 di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-3.html
Proposal penelitian pkm bioetanol dari sabut kelapariabetaria
Program ini mengusulkan produksi bioetanol dari limbah sabut kelapa melalui tiga tahap yaitu pemurnian selulosa, hidrolisis selulosa menggunakan asam klorida, dan fermentasi menggunakan ragi tape. Tujuannya adalah memanfaatkan limbah sabut kelapa sebagai bahan baku bioetanol serta mendapatkan kondisi optimal prosesnya.
Pengeringan adalah proses penghilangan air dari bahan melalui penguapan dengan bantuan panas dan aliran udara. Proses ini penting untuk mengawetkan dan memperpanjang umur simpan produk pertanian dan makanan. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju pengeringan antara lain luas permukaan, suhu, kecepatan udara, tekanan udara, dan kelembaban udara. Metode pengeringan umumnya dikelompokkan menjadi batch dan kontinu.
Laporan praktikum ini mendeskripsikan percobaan untuk menentukan viskositas larutan gliserol dengan berbagai konsentrasi menggunakan metode Ostwald. Hasilnya menunjukkan bahwa viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi gliserol.
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan perubahan entalpi pembakaran (ΔHC) naftalen menggunakan kalorimeter bom. Perubahan entalpi diukur dengan membakar sampel di dalam kalorimeter yang berisi air, dan mengukur kenaikan suhu air. Kenaikan suhu ini digunakan untuk menghitung jumlah kalor yang diserap air dan kalorimeter. ΔHC naftalen dihitung dengan menggunakan persamaan kesetimbangan kalor yang melibatkan kalor re
Turbin uap memanfaatkan energi fluida berupa entalpi uap dengan tekanan dan temperatur tinggi sesuai siklus Rankine. Siklus ini terdiri atas proses kompresi cairan, pemanasan uap pada tekanan tetap, ekspansi uap, dan pendinginan uap pada tekanan tetap. Efisiensi siklus ditentukan oleh hubungan antara kalor masuk dan keluar.
Dokumen tersebut merupakan pedoman praktikum kimia dasar II untuk mahasiswa jurusan kimia yang membahas tentang pembuatan larutan, reaksi netralisasi, dan menentukan hasil kali kelarutan garam karbonat. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan instruksi mendetail mengenai cara-cara praktikum untuk mahasiswa dalam mempelajari konsep-konsep kimia dasar.
Dokumen tersebut membahas tentang adsorpsi dan absorpsi. Adsorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas atau cair yang ditarik oleh permukaan zat padat, sedangkan absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas dengan pengikatan bahan pada permukaan zat cair. Kedua proses dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti waktu kontak, karakteristik adsorben/absorben, luas permukaan, dan kelarutan adsor
Koefisien distribusi menjelaskan hubungan zat terlarut yang terdistribusi di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Hukum partisi menyatakan bahwa perbandingan konsentrasi solut akan tetap pada suatu suhu. Koefisien distribusi mempengaruhi cara obat mencapai target dan menembus jaringan. Hipotesis Overton-Meyer menyatakan bahwa aktivitas obat terkait dengan koefisien distribusinya.
This document discusses methods for determining reaction rates and orders in physical chemistry. It describes differential and integral methods, including graphs of concentration versus time used to determine rate coefficients and reaction orders. Specific reaction orders are examined, such as zero order, first order, and second order reactions. Examples of each type are provided. Third order reactions involving interactions of two and three molecules are also discussed.
Polipropilena atau polipropena (PP) dibuat dari monomer propilen melalui proses polimerisasi menggunakan katalis. PP digunakan untuk berbagai aplikasi seperti pengemasan, tekstil, perlengkapan laboratorium, dan komponen otomotif.
Mata kuliah praktikum teknologi pengolahan pangan tentang pengeringan. Cari lebih banyak mata kuliah semester 3 di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-3.html
Proposal penelitian pkm bioetanol dari sabut kelapariabetaria
Program ini mengusulkan produksi bioetanol dari limbah sabut kelapa melalui tiga tahap yaitu pemurnian selulosa, hidrolisis selulosa menggunakan asam klorida, dan fermentasi menggunakan ragi tape. Tujuannya adalah memanfaatkan limbah sabut kelapa sebagai bahan baku bioetanol serta mendapatkan kondisi optimal prosesnya.
Pengeringan adalah proses penghilangan air dari bahan melalui penguapan dengan bantuan panas dan aliran udara. Proses ini penting untuk mengawetkan dan memperpanjang umur simpan produk pertanian dan makanan. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju pengeringan antara lain luas permukaan, suhu, kecepatan udara, tekanan udara, dan kelembaban udara. Metode pengeringan umumnya dikelompokkan menjadi batch dan kontinu.
Laporan praktikum ini mendeskripsikan percobaan untuk menentukan viskositas larutan gliserol dengan berbagai konsentrasi menggunakan metode Ostwald. Hasilnya menunjukkan bahwa viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi gliserol.
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan perubahan entalpi pembakaran (ΔHC) naftalen menggunakan kalorimeter bom. Perubahan entalpi diukur dengan membakar sampel di dalam kalorimeter yang berisi air, dan mengukur kenaikan suhu air. Kenaikan suhu ini digunakan untuk menghitung jumlah kalor yang diserap air dan kalorimeter. ΔHC naftalen dihitung dengan menggunakan persamaan kesetimbangan kalor yang melibatkan kalor re
Turbin uap memanfaatkan energi fluida berupa entalpi uap dengan tekanan dan temperatur tinggi sesuai siklus Rankine. Siklus ini terdiri atas proses kompresi cairan, pemanasan uap pada tekanan tetap, ekspansi uap, dan pendinginan uap pada tekanan tetap. Efisiensi siklus ditentukan oleh hubungan antara kalor masuk dan keluar.
Dokumen tersebut merupakan pedoman praktikum kimia dasar II untuk mahasiswa jurusan kimia yang membahas tentang pembuatan larutan, reaksi netralisasi, dan menentukan hasil kali kelarutan garam karbonat. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan instruksi mendetail mengenai cara-cara praktikum untuk mahasiswa dalam mempelajari konsep-konsep kimia dasar.
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
Tugas makalah ini membahas tentang distribusi solut antara dua pelarut yang tidak bercampur, yaitu air dan petroleum eter. Dilakukan ekstraksi larutan asam asetat ke dalam petroleum eter untuk menentukan koefisien distribusi melalui titrasi sebelum dan sesudah ekstraksi.
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murnijayamartha
Dokumen tersebut membahas tentang sifat koligatif larutan, termasuk penjelasan tentang penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik pada larutan. Dokumen ini juga membedakan sifat koligatif pada larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta memberikan contoh perhitungan soal terkait sifat koligatif larutan.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan konsentrasinya. Ia menjelaskan komponen larutan, proses pembentukannya, dan berbagai macam konsentrasi seperti persen berat, fraksi mol, molaritas, molalitas dan normalitas. Dokumen tersebut juga menjelaskan sifat koligatif larutan dan contoh soal perhitungan konsentrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang stoikiometri, hukum-hukum dasar ilmu kimia, konsep mol, massa atom dan massa rumus, persamaan reaksi, dan berbagai jenis konsentrasi larutan seperti fraksi mol, persen berat, dan molalitas.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini membahas tentang pembelajaran sifat koligatif larutan untuk siswa kelas XII SMA Negeri 1 Dolok Panribuan. RPP ini menjelaskan tujuan pembelajaran, indikator, materi ajar, metode, skenario dan penilaian pembelajaran tentang sifat koligatif larutan, kemolalan, fraksi mol, dan penurunan tekanan uap.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam berbagai satuan seperti persen, mol, dan osmolar untuk menggambarkan jumlah zat terlarut. Satuan konsentrasi yang tepat digunakan tergantung pada jenis larutan dan bidang ilmu yang relevan.
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran kimia untuk kelas XII semester 1 tentang materi sifat koligatif larutan. RPP tersebut mencakup kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, sumber belajar, dan kegiatan pembelajaran yang terdiri atas 5 pertemuan.
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
Materi Minggu ke-4 DIFUSI CAIRAN DAN TUGAS KE-3.pptx
1. Dr. Ir.H. Muhammad Yerizam, M.T
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya
OPERASI TEKNIK KIMIA I
Minggu ke : 4
Pertemuan ke : 4
2. LAMA PERKULIAHAN = 18 MINGGU
Minggu ke 1 : Pengantar Perpindahan Massa
Minggu ke 2-5 : Difusi
Minggu ke 6 : Perpindahan Massa Antar Fasa
Minggu ke 7-8 : Koefisien Perpindahan Massa
Minggu ke 9 : UTS
Minggu ke 10-12 : Absorpsi
Minggu ke 13-15 : Ekstraksi Cair-cair
Minggu ke 16-17 : Ekstraksi Padat-Cair (Leaching)
Minggu ke 18 : SEMESTER
3. MATERI
PERPINDAHAN MASSA DIFUSIONAL
DIFUSI
1. DIFUSI MOLEKULER DALAM
GAS
2. DIFUSI MOLEKULER DALAM
CAIRAN
3. DIFUSI MOLEKULER DALAM
LARUTAN BIOLOGI DAN GELS
4. DIFUSI MOLEKULER DALAM
PADATAN
MINGGU KE-2
MINGGU KE-3
MINGGU KE-5
MINGGU KE-4
4. DIFUSI MOLEKULER DALAM CAIRAN
• Pendahuluan
• Persamaan difusi cairan
• Koefisien difusi cairan
• Contoh soal
• Latihan/Tugas
TERDIRI
DARI :
5. PENDAHULUAN
Difusi zat terlarut (solute) di dalam larutan sangat penting
dalam banyak proses industri dan proses alami.
1.Proses Industri
1. Terjadi pada Ekstraksi
Cair-Cair
2. Terjadi pada Absorpsi
Gas
3. Terjadi pada Distilasi
1. Terjadi pada Oksigenasi
dari sungai dan Danau
oleh Udara
2. Terjadi Difusi dari garam-
garam dalam Darah
2.Proses Alami
6.
A1
B
A
A
A2
B
A
A
av
AB
B
A
A
A
x
-
N
N
/
N
x
-
N
N
/
N
ln
M
ρ
Z
D
N
N
N
N
...........(36)
...........(37)
A
A
x
C
c
Dengan mempertimbangkan rumus gas ideal, maka larutan ideal dapat ditulis
BM
ρ
V
n
R.T
Pt
C ...........(35)
Untuk larutan ideal:
Sehingga pers.(20) dapat ditulis sbb:
Dimana : ρ = Densitas larutan, kg/m3
BM=M = Berat molekul cairan, kg/kmol
x = Fraksi mol larutan
1,2 = pada titik awal dan titik akhir
PERSAMAAN DIFUSI DALAM CAIRAN
7. 1. DIFUSI A MELALUI B YANG DIAM
PADA STEADY STATE
NA = KONSTAN NB = 0
)
x
-
x
(
)
x
-
x
( A2
A1
A2
A1
BM
1
2
av
AB
av
BM
AB
A
).x
Z
-
(Z
D
M
ρ
Z.x
D
N
C
.
...........(38)
...........(39)
)
/x
(x
x
x
x
B1
B2
B1
B2
BM
ln
1
B2
A2
B1
A1 x
x
x
x Untuk larutan encer xBM = 1,0 dan c = konstan
maka persamaan (38) menjadi
1
2
A2
A1
z
-
z
c
-
c )
(
AB
A
D
N ...........(40)
8. 2. DIFUSI A MELALUI B YANG BERLAWANAN
PADA STEADY STATE
NA = - NB
1
2
A2
A1
1
2
A2
A1
z
-
z
x
-
x
z
-
z
c
-
c )
(
.
)
( av
AB
AB
A
c
D
D
N
...........(40)
2
2
2
1
1
av
av
M
ρ
M
ρ
M
ρ
c ...........(41)
Dimana : cav = Konsentrasi total rata-rata dari A+B, kgmol/m3
ρ = Densitas larutan, kg/m3
M = Berat molekul cairan, kg/kmol
x = Fraksi mol larutan
1,2 = pada titik awal dan titik akhir
9. Contoh : 3
100 kg Larutan Ethanol(A)-Air(B) dalam bentuk lapisan tipis dengan jarak 2 mm
pada 293 K berkontak dengan suatu pelarut organik. Dalam hal ini etanol larut,
sedangkan air tidak larut. Sehingga NB = 0. Kelarutan ethanol pada titik awal
16,8%wt dengan densitas larutan ρ1= 972,8 kg/m3. pada titik akhir konsentrasi
ethanol 6,8%wt dengan densitas larutan ρ2= 988,1 kg/m3 .. Difusivitas ethanol
sebesar 0,740x10-9 m3/s. Hitung fluks NA pada steady state!
Dik : MA=etanol = 46,07 kg/kmol MB=Air = 18,75 kg/kmol
Pt = 101,3 kN/m2 z = 0,002 m
T = 293 K DAB = 0,740x10-9 m3/s
ρ1= 972,8 kg/m3 ρ2= 988,1 kg/m3
Dit : NA ?
Penyelesaian
Rumus yang digunakan : Pers. (38)
)
x
-
x
(
)
x
-
x
( A2
A1
A2
A1
BM
1
2
av
AB
av
BM
AB
A
).x
Z
-
(Z
D
M
ρ
Z.x
D
N
C
.
Konsentrasi awal ethanol 16,8%wt, maka xA1 adalah:
0,0732
4,6171
0,3613
0,3613
83,2/18,02
16,8/46,05
16,8/46,05
xA1
10. 0,9268
0,0732
x
-
1
x A1
B1
1
0,0277
5,17
0,1477
0,1477
93,2/18,02
6,8/46,05
6,8/46,05
xA2
Konsentrasi akhir ethanol 6,8%wt, maka XA2 adalah
0,9723
0,0277
x
-
1
x A2
B2
1
Sehingga nilai XBM adalah:
0,949
0,9268)
ln(0,9723/
0,9268
0,9723
ln
)
/x
(x
x
x
x
B1
B2
B1
B2
BM
Menghitung M1 dan M2
20,07
4,6171)
(0,3613
kg
100
M
1
48,4704
20,07
972,8
M
1
1
ρ
18,75
5,17)
(0,1477
kg
100
M2
52,6987
18,75
988,1
M2
2
ρ
Sehingga
3
/
6
,
50
)
6987
,
52
474
,
48
(
2 m
kgmol
2
2
1
1
av
av
M
ρ
M
ρ
M
ρ
c
12. KOEFISIEN DIFUSIVITAS CAIRAN (DAB)
Koefisien difusivitas cairan (DAB) dapat ditentukan dengan
beberapa rumus empiris yang telah dilakukan oleh peneliti. Untuk
cairan nonelektrolit yang encer dapat dipergunkan pendekatan
rumus yang dilakukan oleh Wilke and Chang.
0,6
A
0,5
B
-18
μ.
T
)
M
)(
(117,3x10
o
AB
D
Dimana : = = Konsentrasi total rata-rata dari A+B, kgmol/m3
MB = Berat molekul cairan, kg/kmol
T = Temperatur, K
= Volume molal solut pada titik didih normal, m3/kmol
= 0,0756 untuk air sebagai solut
= faktor asosiasi untuk solven
= 2,26 untuk air sebagai solven
= 1,9 untuk methanol sebagai solven
= 1,5 untuk ethanol sebagai solven
= 1,0 untuk solven yang tidakterasosiasi, misal Benzen dan ethyl ether
o
AB
D
A
A
Dapat dicari menggunakan tabel 2.3 Treybal
...........(42)
13.
14. Faktor asosiasi (ϕ) untuk solven hanya bisa diukur melalui
eksperimen. Jika (ϕ) tidak ditemukan, maka korelasi empiris dari
Scheibel dapat dipergunakan sebagai D. Ada juga beberapa
keraguan diatas terhadap persamaan (42) untuk menangani
solvent viskositas tinggi, semisal 0,1 kg/m.s (100 cP).
Difusivitas dalam larutan konsentrat berbeda dari yang larutan
encer dikarenakan adanya perubahan viskositas dengan
konsentrasi dan juga disebabkan perubahan derajat nonideal dari
larutan.
A
A
x
B
o
AB
x
A
o
BA
A
d
d
)
μ
(D
)
μ
(D
μ
D B
A
logx
log
1
Dimana : = Difusivitas A pada pengenceran yang tak terbatas dalam B
= Difusivitas B pada pengenceran yang tak terbatas dalam A
= Koefisien aktivity
o
AB
D
o
BA
D
A
...........(43)
Sedangkan,
A
A
t
A
A
A
A
p
x
P
y
p
x
p
_
A
...........(44)
15. Contoh : 4
Perkirakan difusivitas mannitol, CH2OH(CHOH)4CH20H, C6H14O6
dalam larutan encer air pada 20oC. Bandingkan dengan nilai
observasi 0,56x10-9 m2/s.
Penyelesaian
Dari tabel 2.3 Treybal C6H14O6, ϑA = 0,0148(6) + 0,0037(14) + 0,0074(6) = 0,185
Untuk air sebagai solven, maka ϕ = 2,26, MB = 18,02, T = 293 K.
Untuk larutan encer, viskositas μ bisa diambil sebagai air, 0,001005 kg/m.s
0,6
A
0,5
B
-18
μ.ω
T
)
M
)(
(117,3x10
o
AB
D
0,6
0,5
-18
,185)
0,001005(0
(293)
02)]
)[2,26(18,
(117,3x10
o
AB
D
/s
m
D 2
o
AB
9
0,601x10
16. Contoh : 5
Perkirakan difusivitas mannitol, CH2OH(CHOH)4CH20H, C6H14O6
dalam larutan encer air pada 70oC. Bandingkan dengan nilai
observasi 1,56x10-9 m2/s.
Penyelesaian
Pada suhu 20oC nilai observasi DAB = 1,56x10-9 m2/s,
viskositas μ = 1,005x10-3 kg/m.s. Pada suhu 70oC viskositas
air adalah 0,4061x10-3 kg/m.s.
Maka persamaan (43) menunjukkan bahwa DAB.μ/T
menjadi konstan.
273
20
)
10
x
005
,
1
)(
10
x
56
,
1
(
273
70
)
10
x
4061
,
0
( 3
9
3
AB
D
C
70
pada
/s
m
D o
2
AB
9
1,62x10
19. Perkirakan difusivitas cairan :
a. Ethanol dalam Larutan encer air
pada 10oC
b. Karbon tetraklorida di dalam
larutan encer methanol pada
15oC. (Nilai observasi DAB =
1,69x10-5 cm2/s)
SOAL NO.1
20. Hitung laju difusivitas NaCl pada
18oC melalui lapisan tipis air yang
stagnan 1 mm. Bila konsentrasi
nya masing-masing pada awal
20% dan akhir 10%.
SOAL NO.2
21. Difusivitas Bromoform dalam
larutan encer aceton pada 25oC ,
DAB = 2,90x10-5 cm2/s.
Perkirakanlah difusivitas asam
benzoat dalam larutan encer
aceton pada 23oC.
SOAL NO.3