Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan)David Adi Nugroho
menjelaskan upaya bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan melalui tahap diplomasi atau peundingan seperti linggarjati,renville,konferensi meja bundar dan lain-lain.
Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan)David Adi Nugroho
menjelaskan upaya bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan melalui tahap diplomasi atau peundingan seperti linggarjati,renville,konferensi meja bundar dan lain-lain.
Agresi militer Belanda I terjadi karena adanya perbedaan penafsiran dari perj...Arij Asfari
Agresi militer Belanda I terjadi karena adanya perbedaan penafsiran dari perjanjian Linggarjati antara Indonesia dengan Belanda. Pihak Indonesia mengakui kedaulatan Belanda pada masa peralihan tetapi menolak pelaksanaan keamanan dan ketertiban yang dilakukan bersama pihak Belanda. Sedangkan pihak Belanda menyatakan bahwa Indonesia akan dijadikan sebagai negara anggota persemakmuran dan berbentuk federasi.
latar belakang agresi militer 1, tujuan agresi militer 1, proses terjadinya agresi militer 1, strategi belanda pada agresi militer 1, penyelesaian agresi militer 1, dampak agresi militer 1, dan bentuk perjuangan bangsa indonesia terhadap agresi militer 1
2. TUJUAN YANG INGIN DICAPAI :
Siswa diharapkan mampu memahami :
1. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik
antara Indonesia dengan Belanda
2. Bagaimana peran dunia Internasional dalam
penyelesaian konflik Indonesia – Belanda
3. Pengaruh konflik Indonesia-Belanda terhadap
keberadaan Negara Kesatuan RI
4. Aktivitas diplomasi Indonesia di dunia Internasional
dalam mempertahankan kemerdekaan
5. Perjuangan rakyat di berbagai daerah
6. Faktor-faktor yang memaksa Belanda keluar dari
Indonesia.
3. A. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KONFLIK ANTARA
INDONESIA DENGAN BELANDA
1. Kedatangan tentara sekutu diboncengi oleh NICA.
Pasukan Sekutu dan AFNEI mendarat di Jakarta pada
tanggal 29 September 1945. Kedatangan Sekutu semula
disambut dengan sikap terbuka oleh pihak Indonesia. Namun
setelah diketahui bahwa pasukan Sekutu datang bersama
orang-orang NICA, sikap Indonesia berubah menjadi curiga
dan kemudian bermusuhan. Pasukan ini dipimpin Laksamana
Lord Louis Mountbatten. Untuk melaksanakan tugas itu,
Mountbatten membentuk komando khusus yang diberi
nama Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI).
AFNEI dipimpin oleh :
Letnan Jenderal Sir Philip Cristison
4. Tugas AFNEI di Indonesia adalah
sebagai berikut :
1. Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang.
2. Membebaskan para tawanan perang dan interniran
Sekutu.
3. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk
dipulangkan ke Jepang.
4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai
untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil.
5. Menghimpun keterangan tentang penjahat perang
dan menuntut penjahat perang.
5. 2. Kedatangan Belanda (NICA) untuk menegakkan
kekuasaannya kembali di Indonesia
NICA mempersenjatai bekas tentara KNIL yang baru
dibebaskan dari tahanan Jepang. Orang-orang NICA dan
KNIL di Jakarta, Surabaya, dan Bandung mulai memancing
kerusuhan dengan cara melakukan provokasi. Di kota-kota
yang didatangi pasukan Sekutu sering terjadi insiden. Tentu
saja kedatangan NICA di Indonesia tidak bisa diterima karena
Indonesia sudah merdeka. Kedatangan NICA adalah sebuah
ancaman bagi kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu,
timbul pertentangan antara pasukan Sekutu dan Belanda
dengan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia berjuang untuk
mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih.
Perjuangan rakyat Indonesia itu dilakukan baik dengan
perjuangan bersenjata maupun perjuangan diplomasi.
6. 1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa
2. Peranan Konferensi Asia dan Resolusi Dewan
Keamanan PBB
Peran Dunia Internasional dalamPenyelesaian
Konflik Indonesia-Belanda
7. 1. Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
a) Melalui KTN ( KOMISI TIGA NEGARA )
Tanggal 25 Agustus 1947 PBB menerima usul Amerika serikat tentang
( Comitte Of Goods Offices ). Komisi ini dikenal dengan komisi Tiga
Negara (KTN), yang terdiri atas :
a) Australia ( diwakili oleh Richard C. Kirby ), atas pilihan Indonesia
b) Belgia ( diwakili oleh Paul Van Zeeland ), Atas Pilihan Belanda
c) Amerika Serikat ( diwakili oleh Dr. Frank Porter graham ), atas
pilihan Australia dan Belgia.
Tanggal 27 Oktober 1947 KTN tiba di jakarta. KTN mengalami kesulitan
karena Indonesia maupun Belanda tidak mau bertemu diwilayah yang
dikuasai pihak lain. KTN berhasil mempertemukan keduanya dalam
suatu perundingan pada tanggal 8 Desember 1947 diatas Kapal perang
Amerika Serikat “ Renville “. Perundingan ini dikenal dengan “
Perundingan Renville “, dan ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948.
8. Gambar Markas Besar PBB di New York
Inilah gedung yang menjadi Markas Besar
PBB di New York.
PBB mempunyai peranan yang besar
dalam menyelesaikan pertikaian Indonesia
Belanda setelah proklamasi kemerdekaan.
Sumber : Atlas Sejarah Dunia
9. b) Melalui UNCI ( United Nations Comission For Indonesia )
Tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan
serangan besar-besaran terhadap ibu kota Republik
Indonesia di Yogyakarta. Untuk penghentian Agresi
Militer II Belanda, PBB membentuk UNCI ( United
Nations Comission For Indonesia ) atau komisi PBB
untuk Indonesia.
Melalui UNCI yang dipimpin oleh Merle Cochran
berhasil menyelenggarakan perundingan Roem-Royen
yang ditandatangani pada tanggal 7 mei 1949.
Perundingan Roem – Royen kemudian ditindaklanjuti
dengan Konferensi meja Bundar ( KMB ) di Den Haag
Belanda. KMB ditandatangani pada tanggal 2 November
1949.
10. 2. DUKUNGAN BANGSA – BANGSA ASIA – AFRIKA
Agresi Militer II yang dilancarkan Belanda Menimbulkan reaksi yang sangat keras dari
negara-negara di Asia – Afrika. maka atas prakarsa perdana menteri India Pandit
Jawaharlal Nehru dan perdana mentri Burma u Nu, pada tanggal 20-25 Januari 1949
diselenggarakan konferensi Asi di New Delhi yang dihadiri oleh utusan dari negara-
negara Afganistan, Australia, Burma ( Myanmar ), Sri Langka, Eithiopia, India, Iran,
Iraq, Libanon, Pakistan, Phlipina, Saudi Arabia, Suriah, dan Yaman. Wakil-wakil dari
Indonesia yang Hadir anatar lain : Mr. A.A. Maramios, Mr. Utojo, Dr. Sudarsono, H.
Rasjidi, dan Dr, Soemitro Djojohadikusumo. Tujuan dari konferensi tersebut adalah
untuk memberikan dukungan terhadap Indonesia dalam forum PBB.
Isi resolusi Konferensi Asia :
a) Pengembalian pemerintah Republik Indonesia Ke yogyakarta.
b) Pembentukan perintah ad intern yang mempunyai kemerdekaan dalam
politik
luar negeri, sebelum tanggal 15 maret 1949
c) Penarikan tentara Belanda dari seluruh Indonesia
d) Penyerahan kedaulatan kepada pemerintahan Indonesia serikat paling lambat
tanggal 1 Januari 1950.
11. C. Pengaruh konflik Indonesia-Belanda terhadap
keberadaan NKRI
AGRESI MILITER BELANDA I
21 JULI 1947
Dalih yang digunakan Belanda guna menyerang RI antara lain :
Membentuk pemerintahan federal sementara yang akan berkuasa di seluruh
Indonesia sampai RIS terbentuk
Membentuk gendarmerie (pasukan keamanan) bersama yang juga akan masuk ke
daerah RI
Belanda mulai menyerang RI tanggal 21 Juli 1947 dengan menyerang beberapa
kota besar al : Jakarta, Surabaya, Medan, Padang Palembang, dll.
Reaksi Pihak Indonesia :
Menerapkan sistem pertahanan Linier yaitu dengan mengadakan gerakan
defensif (bertahan) secara total
Reaksi dunia Internasional: mengecam tindakan agresi Belanda dan akhirnya
PBB membentuk KTN (Komisi Tiga Negara )yaitu :
Amerika Serikat (Dr. Frank Graham)
Australia ( Richard Kirby)
Belgia ( Paul van Zeeland
12. Tujuan Belanda melaksanakan Agresi Pertama
1. Bidang Politik : Pengepungan ibukota RI dan
Penghapusan RI dari PETA
2. Bidang ekonomi : Perebutan daerah penghasil bahan
makanan (daerah beras Jabar dan Jatim) dan Bahan
ekspor daerah Sumatera.
3. Bidang militer : Penghancuran TNI secara total
15. AGRESI MILITER BELANDA II
19 Desember 1948
Disebut juga Aksi Polisionil yaitu aksi yang dilakukan Belanda dengan tujuan
menjaga wilayah kekuasaannya. Aksi dimulai dengan menyerang Lapangan udara
Maguwo, Yogyakarta. Taktik yang digunakan Belanda dengan mengadakan
serangan kilat atau Blitzkrieg.
Hasil : Kota Yogya dapat dikuasi dan para pemimpin RI dapat di tawan ( Soekarno,
Hatta, H. Agus Salim).
Reaksi pihak RI :
A. Bidang Militer
Menghadapi serangan Belanda, TNI menerapkan taktik Pertahanan Rakyat
Semesta yaitu Perang gerilya secara total deangan cara menyebarkan kekuatan di
seluruh wilayah yang disebut kantong-kantong perlawananan dijabarkan
dalam Perintah Kilat no.1 tgl 12 Juni 1948 dari Jenderal Sudirman yang berisi
antara lain :
1. Kita telah diserang oleh Belanda dengan menyerang Yogyakarta dan
LapanganTerbang Maguwo
2. Pemerintah Belanda telah membatalkan persetujuan gencatan senjata
3. Semua angkatan perang menjalankan rencana yang telah ditetapkan untuk
menghadapi serangan tersebut
Juga dibentuk adanya struktur pemerintahan militer antara lain :
Markas Besar Komando Djawa (MBKD) berpusat di Kepurun, Manisrenggo,
Klaten dibawah pimpinan Kolonel AH. Nasution
Markas Besar Komando Sumatera (MBKS) berpusat di Medan, Sumatera
Utara dipimpin Kolonel Hidayat
Tugas : Melaksanakan pemerintahan militer dan merencanakan perlawanan
bersenjata terhadap Belanda
16. Taktik yang digunakan
Wingate yaitu gerakan untuk melakukan penyusupan
ke dalam wilayah musuh
Wehrkreise ( dari kata wehr “perlawanan” dan
kreise“lingkaran” ) artinya membentuk daerah-daerah perlawanan yang
tersebar dibanyak tempat sehingga kekuatan Belanda terpecah-pecah
dalam daerah perlawanan yang luas
Hasil : Dalam serangan Umum 1 Maret 1949 TNI mampu menguasai kota
Yogya selama 6 Jam yang secara taktik militer TNI dapat mengalahkan
Belanda dengan menguasai Yogya selama 6 Jam dibawah pimpinan Letkol
Soeharto (Komandan Wehrkreise III/Brigade X Yogyakarta
B. Bidang Politik
Untuk tetap menjaga kelangsungan pemerintahan RI, dibentuklah :
1. Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dibentuk 19
Desember 1948 berpusat di Bukittinggi, Sumatera Barat dipimpin Mr.
Syafruddin Prawiranegara ( Menteri Kemakmuran )
2. Jika gagal maka membentuk Pemerintahan Republik Indonesia
di India dibawah pimpinan Mr. AA.Maramis (Menteri Keuangan), LN
Palar dan dr. Sudarso
17. Memimpin pasukan
bergerlya walau harus
ditandu
Pasukan terus bergerak
dari satu daerah kedaerah
lain
Gambar Perjuangan Jendral Sudirman walau
dalam keadaan sakit parah
18. Habis menyerang musuh
pasukan lari masuk hutan
lagi
Peta rute gerilya Jendral
Sudirman
Gambar Perang Gerilya Jendral Sudirman
19. Masa terakhir perjuangan Jenderal sudirman
dalam melawan Belanda
Sayang sekali, Pak Dirman
sepertinya memang
ditakdirkan hanya untuk
berjuang, bukan untuk
menikmati kemerdekaan yg
telah beliau perjuangkan.
Beliau wafat dalam sakit
beliau pada tanggal 29
Januari 1950, hanya
berselang 1 bulan setelah
pengakuan kedaulatan RI.
20. D. Aktivitas Diplomasi Indonesia di Dunia
Internasional
1. Pertemuan Soekarno – Van Mook
Tokoh: Pihak Indonesia: Soekarno, Moh. Hatta, Ahmad Soebardjo,
H.Agus Salim.. Pihak Belanda: Van Mook, Van Der Plas..
Tanggal: 25 Oktober 1945
Tempat: Di Rahasiakan
Hasil: Van Mook mengemukakan masalah Indonesia, menjadi
negara persemakmuran berbentuk federal dan memasukkan
Indonesia ke dalam anggota PBB
2. Pertemuan Sjahrir – Van Mook:
Tokoh: Pihak Sekutu: Jend. Christison.. Pihak Belanda: Van Mook..
Pihak Indonesia: Sutan Sjahrir
Tanggal: 17 November 1945
Tempat: Markas Besar Tentara Inggris, Jl. Imam Bondjol No. 1,
Jakarta
Hasil: gagal.
21. Perundingan Syahrir dengan Van Mook
3. Perundingan Sjahrir – Van
Mook:
Tokoh: Pihak Inggris (penengah):
Sir Archibald.. Pihak Belanda: Van
Mook.. Pihak Indonesia: Sutan
Sjahrir
Tanggal: 10 Februari 1946
Tempat: Jakarta, Indonesia
Hasil:
- Van Mook: Indonesia negara
commonwealth (berbentuk
federasi), urusan dalam negeri di
atur Indonesia, urusan luar negeri
di atur Belanda,
- Sjahrir: Indonesia harus diakui,
urusan luar negeri diatur oleh
Indonesia dan Belanda (ditolak)
- Sjahrir: Belanda harus mengakui
de facto RI, RIS, RIS bersama”
dg peserta dalam ikatan negara
belanda
22. Data proses perundingan
Tempat perundingan
Hooge Veluwe Belanda
Tokoh: delegasi RI: mr.
suwandi, dr. sudarsono, mr.
prianggodigdo.. delegasi
belanda: van mook, prof.
logemann, idenburgh, van
royen, van asbeck, sultan
hamid II, surio santosa..
penengah: Sir Archibald
Tanggal: 14-26 April 1946
Tempat: Hooge Veluwe,
Belanda
Hasil: tidak ada, karena
belanda menolak hasil
perundingan antara Sjahrir –
Van Mook sebelumnya..
4. Perundingan di Hooge Veluwe
23. Data dan Hasil
Perundingan
Gambar Proses
Perundingan
Tokoh: belanda: prof. scermerhorn,
max van pool, de baer, van mook..
indonesia: sutan sjahrir, moh. roem,
amir syarifudin, soesanto t, gani, ali
boediarjo.. penengah: Lord Killearn
tanggal: 10 November 1946
tempat: Linggarjati, Indonesia
Hasil:
1. Belanda harus mengakui RI secara de
facto dan meninggalkannya paling
lambat 1 januari 1949
2. Belanda – Indonesia kerjasama
membentuk RIS
3. RIS dan Belanda membentuk uni
Indonesia – Belanda
5. Perundingan Linggarjati:
25. Data Proses Perundingan
Gambar Proses
perundingan
Tokoh: Indonesia: Amir Syarifudin..
Belanda: Abdulkadir
Widjodjoatmodjo
Tanggal: 8 Desember 1947
Tempat: Kapal USS Renville, milik
Amerika
Hasil:
RI harus mengakui kedaulatan
Belanda di Hindia-Belanda untuk
mengakui NIS
Diadakan pemungutan suara untuk
mengetahui apakah rakyat ingin
bergabung dg RI atau belanda
Tiap negara bagian berhak tinggal di
luar NIS dan mengadakan hubungan
6. Perundingan Renville
26. Kapal Renville milik AS
tempat perundingan
Peta wilayah Indonesia
hasil perundingan
Gambar Perundingan Renville
27. Data Persetujuan Roem-
Royen
Suasana di Hotel Des
Indes Jakarta
Tokoh: Indonesia: Moh. Roem..
Belanda: Van Royen
Tanggal: 7 Mei 1948
Tempat: hotel des indes, Jakarta
Hasil:
Mr. Roem: menghentikan perang
gerilya, bekerjasama mengembalikan
perdamaian, ikut menghadiri KMB
Van Royen: pemerintah RI kembali
ke yogyakarta, penghentian gerakan
militer dan pembebasan tahanan,
tidak akan mengakui negara dalam
kekuasaan RI sebelum tanggal 19
Desember 1948, setuju RI bagian dr
NIS, berusaha agar KMB ada
7. Persetujuan Roem-Royen
28. Data dan hasil KMB Situasi Rapat
Tokoh: ketua: Willem Drees..
Indonesia: Moh. Hatta.. Belanda:
Van Marseveen.. Mediator:
Chritchley.. BFO: Sultan Hamid II
Tanggal: 23 Agustus-2 November
1949
Tempat: Den Haag, Belanda
Hasil:
Belanda mengakui kedaulatan RI
akhir Desember 1949
Penyelesaian masalah Irian Barat
ditunda 1 tahun
RIS dan Belanda mengadakan
hubungan uni Indonesia-Belanda,
diketuai oleh Ratu Belanda
Penarikan mundur tentara Belanda
Pembentukan APRIS dg TNI sbg.
intinya
8. Konferensi Meja Bundar (KMB)
29. Data Penyerahan
Kedaulatan RI hasil KMB
Gambar Penyerahan surat
penyerahan kedaulatan RI
Lokasi : Istana Merdeka,
Jakarta
Dalam Foto : Presiden
Indonesia, Komisaris tinggi
Belanda, Graaf Van Bylandt
Deskripsi : Komisaris tinggi
Belanda, Graaf Van Bylandt
menyerahkan surat-surat
kepercayaan kepada Presiden
Soekarno setelah pengakuan
kedaulatan RI, 17 Januari
1950
Penyerahan Surat Surat Kepercayaan Kedaulatan
Hasil KMB
30. P E R T E M P U R A N S U R A B A Y A , 1 0 N O V E M B E R 1 9 4 5
P A D A T A N G G A L 2 5 O K T O B E R 1 9 4 5
I N G G R I S M E N D A R A T D I T A N J U N G P E R A K S U R A B A Y A D E N G A N
D I P I M P I N O L E H B R I G A D I R J E N D E R A L M A L L A B Y Y A N G J U G A
M E R U P A K A N P A N G L I M A B R I G A D E K E - 4 9 D E N G A N T U G A S
U T A M A M E N G U N G S I K A N P A S U K A N J E P A N G D A N P A R A
I N T E R N I R A N . B R I G A D E I N I B E R J U M L A H K U R A N G L E B I H E N A M
R I B U P A S U K A N D E N G A N M E M B A W A J U G A P A S U K A N E L I T
G U R K H A .
M A L L A B Y S E N D I R I D A N W A K I L N Y A , K O L O N E L P U G H , P E R T A M A -
T A M A D I S A M B U T O L E H M U S T O P O , K E P A L A T K R - S U R A B A Y A , D A N
A T M A D J I , B E K A S A K T I V I S G E R I N D O , Y A N G M E W A K I L I T K R
A N G K A T A N L A U T . S E T E L A H M E N G A D A K A N P E M B I C A R A A N -
P E M B I C A R A A N D E N G A N M U S T O P O , M A L L A B Y M E N E G A S K A N
B A H W A S E K U T U T I D A K A K A N M E N Y E L U N D U P K A N D I T E N G A H -
T E N G A H M E R E K A P A S U K A N B E L A N D A D A N N I C A ( N E T H E R L A N D
I N D I E S C I V I L A D M I N I S T R A S T I O N ) .
E. Perjuangan Rakyat di Berbagai Daerah
31. Hasil pertemuan Mallaby dengan Pemimpin di
Surabaya
1. Inggris berjanji mengikutsertakan
Angkatan Perang Belanda
2. Disetujui kerjasama untuk menciptakan
keamanan
3. Akan dibentuk kontak biro agar kerjasama
lancar
4. Inggris hanya akan melucuti senjata
Jepang.
32. 30 Oktober 1945
Sewaktu melakukan patroli, mobil Buick yang sedang
ditumpangi Brigjen Mallaby dicegat oleh sekelompok milisi
Indonesia ketika akan melewati Jembatan Merah. Karena
terjadi salah paham, maka terjadilah tembak menembak
yang akhirnya membuat mobil jenderal Inggris itu meledak
terkena tembakan. Mobil itu pun hangus.
33. Mansergh mengeluarkan ultimatum agar seluruh
senjata di Surabaya diserahkan sebelum jam 06.00
keesokan harinya dan supaya orang-orang Indonesia
yang bertanggung jawab atas tewasnya Mallaby
diserahkan. Ultimatum itu disebarkan melalui udara
ke seluruh kota.
Selain itu Mansergh secara eksplisit
memperingatkan bahwa semua anak-anak dan
wanita harus sudah meninggalkan kota sebelum
pukul 19.00 malam itu dan memberikan ancaman
hukuman mati bagi setiap orang Indonesia yang
membawa senjata sesudah pukul 06.00 pada tanggal
10 November 1945.
34. Sumpah Kebulatan Tekad Rakyat Surabaya atas ancaman
tentara Inggris dan Sekutunya
Mendengar ultimatum itu para pemimpin Surabaya menelpon Jakarta
untuk memperoleh keputusan tingkat nasional mengenai jawaban apa yang
harus diberikan terhadap ultimatum Mansergh. Akan tetapi, baik Soekarno
maupun Soebardjo (Menteri Luar Negeri) menyerahkan keputusan itu
terhadap masyarakat Surabaya.
Jam 6 sore, elemen TKR dan pemuda menandatangani “Soempah
Kebulatan Tekad” yang isinya,
Bismillah Hirochmanirrachim
SOEMPAH KEBOELATAN TEKAD
Tetap Merdeka !
Kedaulatan Negara dan Bangsa Indonesia dilaporkan pada tanggal 17 Agustus
1945 akan kami pertahankan dengan soenggoeh-soenggoeh, penoeh
tanggoeng djawab, ikhlas berkorban dengan tekad MERDEKA atau MATI
!!!
Sekali merdeka tetap merdeka !
Soerabaja, 9 November 1945
39. PERTEMPURAN AMBARAWA
Awal Pertempuran
Perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin
Jenderal Soedirman pada pertengahan Desember 1945, membuat
tentara sekutu terjepit dan akhirnya mundur dari Ambarawa
menuju Semarang. Walaupun dihadang dengan seluruh kekuatan
persenjataan modern serta kemampuan taktik dan strategi sekutu,
para pejuang RI tak pernah gentar sedikitpun. Mereka melancarkan
serangan dengan gigih seraya melakukan pengepungan ketat di
semua penjuru kota Ambarawa. Dengan gerakan pengepungan
rangkap ini sekutu benar-benar terkurung dan kewalahan.
Jenderal Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan
perlunya mengusir tentara sekutu dan Ambarawa secepat mungkin.
Sebab sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan
untuk merebut Jawa Tengah. Dengan semboyan “Rawe-rawe rantas
malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti”, pasukan
TKR memiliki tekad bulat membebaskan Ambarawa atau dengan
pilihan lain gugur di pangkuan ibu pertiwi
40. Peristiwa Pertempuran Ambarawa
Serangan pembebasan Ambarawa yang berlangsung selama
empat hari empat malam dilancarkan dengan penuh
semangat pantang mundur. Dari tanggal 12 hingga 15
Desember 1945, para pejuang tidak menghiraukan desingan-
desingan peluru maut dan lawan.
Letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan
umum pembebasan Ambarawa, terdengar tepat pukul 04.30
WIB pada 12 Desember 1945. Pejuang yang telah bersiap-siap
di seluruh penjuru Ambarawa mulai merayap mendekati
sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan
mendadak secara serentak di segala sektor. Seketika, dan
segala penjuru Ambarawa penuh suara riuh desingan peluru,
dentuman meriam, dan ledakan granat. Serangan dadakan
tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.
41. Akhir pertempuran
Sekitar pukul 16.00 WIB, TKR berhasil menguasai Jalan Raya
Ambarawa Semarang, dan pengepungan musuh dalam kota
Ambarawa berjalan dengan sempurna. Terjadilah pertempuran
jarak dekat. Musuh mulai mundur pada 14 Desember 1945.
Persediaan logistik maupun amunisi musuh sudah jauh berkurang.
Akhirnya, pasukan sekutu mundur dan Ambarawa sambil
melancarkan aksi bumi hangus pada 15 Desember 1945, pukul 17.30
WIB. Pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang pada
pihak TKR. Pasukan TKR berhasil merebut benteng pertahanan
sekutu yang tangguh. Kemenangan pertempuran Ambarawa pada
15 Desember 1945. Keberhasilan Panglima Besar Jenderal
Soedirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen
Palagan Ambarawa. TNI AD memperingati tanggal tersebut setiap
tahun sebagai Hari Infanteri.
43. TKR berhasil menguasai &
mepertahankanAmbarawa
Data dan hasil Ambarawa
Tanggal
20 Oktober - 15 Desember
1945
Lokasi
Ambarawa
Hasil
Kemenangan Indonesia
Pihak yang
terlibat Indonesia Belanda
Komandan Kol. Soedirman
Brigadir Bethell
44. Pertempuran Medan Area
Tanggal
13 Oktober 1945
Lokasi
Medan
Hasil
Perang Gerilya dan Perang
Frontal selama 2 tahun
Pihak yang terlibat
Indonesia
Inggris
Komandan
Achmad Tahir
T.E.D. Kelly
Pertempuran Medan Area adalah sebuah
peristiwa perlawanan rakyat terhadap
Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatera
Utara
45. Tanggal 27 Agustus 1945 rakyat Medan baru mendengar berita proklamasi
yang dibawa oleh Mr. Teuku Mohammad Hassan sebagai Gubernur
Sumatera. Menanggapi berita proklamasi para pemuda dibawah pimpinan
Achmad Tahir membentuk barisan Pemuda Indonesia. Pendaratan Sekutu di
kota Medan terjadi pada tanggal 9 Oktober 1945 dibawah pimpinan T.E.D
Kelly. Pendaratan tentara sekutu (Inggris) ini diikuti oleh pasukan sekutu dan
NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Kedatangan
tentara sekutu dan NICA ternyata memancing berbagai insiden. Pada tanggal
13 Oktober 1945 pemuda dan TKR bertempur melawan Sekutu dan NICA
dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dari
tangan Jepang. Inggris mengeluarkan ultimatum kepada bangsa Indonesia
agar menyerahkan senjata kepada Sekutu. Ultimatum ini tidak pernah
dihiraukan. Pada tanggal 1 Desember 1945, Sekutu memasang papan yang
tertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area" (batas resmi wilayah Medan) di
berbagai pinggiran kota Medan. Tindakan Sekutu itu merupakan tantangan
bagi para pemuda. Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu dan NICA
melancarkan serangan besar-besaran terhadap kota Medan. Serangan ini
menimbulkan banyak korban di kedua belah pihak. Pada bulan April 1946,
Sekutu berhasil menduduki kota Medan. Pusat perjuangan rakyat Medan
kemudian dipindahkan ke Pemantangsiantar.
46. Data dan Gambar
Peristiwa Bandung
Tanggal
24 Maret 1946
Lokasi
Bandung
Hasil
Tentara Rakyat Indonesia
mundur dari Bandung
Pihak yang
terlibat Indonesia Inggris
Komandan Kol. A.H.
Nasution Brigadir MacDonald
Peristiwa Bandung Lautan Api
47. Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi
di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 24 Maret 1946. Dalam
waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung[1] membakar rumah mereka,
meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini
dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat
menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang
Kemerdekaan Indonesia.
Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia (TRI, TNI kala itu)
meninggalkan kota Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi
"bumihangus". Para pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela bila Kota
Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Keputusan untuk
membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean
Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak
Republik Indonesia, pada tanggal 24 Maret 1946[2]. Kolonel Abdoel Haris
Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah
tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung.[rujukan?] Hari itu juga,
rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota
Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.
48. Puputan Margarana 20 November 1946
Perang Puputan Margarana di Bali diawali dari keinginan Belanda
mendirikan Negara Indonesia Timur (NIT). Letkol I Gusti Ngurah
Rai, Komandan Resimen Nusa Tenggara, berusaha menggagalkan
pembentukan NIT dengan mengadakan serangan ke tangsi NICA di
Tabanan tanggal 18 Desember 1946. Konsolidasi dan pemusatan
pasukan Ngurah Rai (yang dikenal dengan nama pasukan Ciung
Wanara) ditempatkan di Desa Adeng Kecamatan Marga. Belanda
menjadi gempar dan berusaha mencari pusat kedudukan pasukan
Ciung Wanara. Pada tanggal 20 November 1946 dengan kekuatan
besar Belanda melancarkan serangan dari udara terhadap
kedudukan Ngurah Rai di desa Marga.
Dalam keadaan kritis, Letkol I Gusti Ngurah Rai mengeluarkan
perintah “Puputan” yang berarti bertempur sampai habis-habisan
(fight to the end). Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur beserta seluruh
anggota pasukan dalam pertempuran tersebut. Jenazahnya
dimakamkan di desa Marga. Pertempuran tersebut terkenal dengan
nama Puputan Margarana. Gugurnya Letkol I Gusti Ngurah Rai
telah melicinkan jalan bagi usaha Belanda untuk membentuk
Negara Indonesia Timur.
50. Pembantaian Westerling Raymond Westerling
Pada bulan Desember 1946
Belanda mendaratkan
pasukannya di wilayah Sulawesi
Selatan yang dipimpin oleh
Raymond Westerling untuk
membersihkan wilayah tersebut
dari orang” yang memberontak
pembentukan NIT serta pejuang”
disana. Kemudian pasukannya
mulai menyerang kearah
desa pada tanggal 7-25
Desember dan pada tanggal 10
Desember 1946 wilyah tersebut
dinyatakan sebagai wilayah
perang. Korban peristiwa
tersebut mencapai kurang lebih
40.000 orang
Peristiwa Westerling di Makassar
52. Serangan Umum 1 Maret 1949
Dalam agresi militer II, Belanda berhasil menangkap para
pemimpin politik dan menduduki ibukota RI di Yogyakarta.
Belanda ingin menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintahan RI
telah dihancurkan dan TNI tidak memiliki kekuatan lagi.
Menghadapi tindakan Belanda tersebut, TNI menyusun kekuatan
untuk melawan Belanda. Puncak serangan TNI adalah serangan
umum terhadap kota Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949, yang
dipimpin oleh Letkol Soeharto. Sebelumnya, Letkol Soeharto
mengadakan koordinasi terlebih dahulu dengan Sri Sultan
Hamengku Buwono IX selaku Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam serangan ini, TNI memakai sistem wehrkreise.
Untuk memudahkan penyerangan, maka dibentuk beberapa sektor
yaitu:
a. sektor Barat dipimpin oleh Mayor Ventje Sumual,
b. sektor Selatan dan Timur dipimpin oleh Mayor Sardjono,
c. sektor Utara dipimpin oleh Mayor Kusno,
d. sektor Kota dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan
Masduki.
53. Pada malam hari menjelang serangan umum, pasukan-pasukan telah merayap
mendekati kota dan melakukan penyusupan-penyusupan. Pagi hari tanggal 1 Maret
1949 sekitar pukul 06.00 WIB tepat sirene berbunyi, serangan dilancarkan dari
segala penjuru kota. Letkol Soeharto langsung memimpin penyerangan dari sektor
Barat sampai batas Jalan Malioboro. Rakyat membantu memperlancar jalannya
penyerangan dengan memberikan bantuan logistik. Dalam waktu enam jam kota
Yogyakarta berhasil dikuasai TNI. Pada pukul 12.00 WIB tepat, pasukan TNI
mengundurkan diri. Hal ini sesuai dengan rencana yang ditentukan sejak awal.
Bersamaan dengan itu bantuan Belanda tiba dengan kendaraan lapis baja serta
pesawat terbang. Belanda melakukan serangan balasan.
Meskipun demikian, serangan umum telah mencapai tujuannya.
Berikut ini tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949.
a. Ke dalam
1) Mendukung perjuangan yang dilakukan secara diplomasi.
2) Meninggikan moral rakyat dan TNI yang sedang bergerilya.
b. Ke luar
1) Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan
untuk mengadakan ofensif.
2) Mematahkan moral pasukan Belanda.
Untuk mengenang para pejuang dan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 maka
pemerintah Yogyakarta membangun “Monumen Yogya Kembali”.
55. Tiga alasan penting yang
dikemukakan Bambang Sugeng
untuk memilih Yogyakarta
sebagai sasaran utama adalah:
Yogyakarta adalah Ibukota RI,
sehingga bila dapat direbut
walau hanya untuk beberapa
jam, akan berpengaruh besar
terhadap perjuangan Indonesia
melawan Belanda.
Keberadaan banyak wartawan
asing di Hotel Merdeka
Yogyakarta, serta masih adanya
anggota delegasi UNCI (KTN)
serta pengamat militer dari PBB.
Langsung di bawah wilayah
Divisi III/GM III sehingga tidak
perlu persetujuan Panglima/GM
lain dan semua pasukan
memahami dan menguasai
situasi/daerah operasi.
56. G. Faktor-Faktor yang memaksa Belanda keluar
dari Indonesia
a. Faktor dari Dalam Negeri :
1. Belanda menyadari bahwa kekuatan meliternya
tidak cukup kuat memaksa RI tunduk kepadanya.
2. Perang yang berkepanjangan mengakibatkan biaya
besar .
3. Belanda tidak mampu membujuk Sultan
Hamengkubuwono IX untuk membentuk negara di
Jawa
4. Belanda merasa sudah tidak mampu menghadapi
perang secara gerilya dan serangan mendadak setiap
saat.
57. b. Faktor dari Luar Negeri :
1. PBB dan Amerika Serikat mengambil sikap tegas
terhadap Belanda dan mengancam akan
menghentikan bantuannya.
2. Pelaksanaan Konfrensi Meja Bundar (KMB) yang
hasilnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia
Maka :
Pada Tanggal 27 Desember 1949 Belanda secara
resmi meninggalkan Indonesia.
Selesai
58. TUGAS YANG HARUS DIJAWAB JADI
SIAPKAN KERTAS
1. Jelaskan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
konflik Indonesia dengan Belanda
2. Jelaskan peranan PBB dan Konfrensi Asia dalam konflik
Indonesia-Belanda
3. Sebutkan hasil yang dicapai Perundingan Linggarjati dan
Perundingan Renville.
4. Apa penyebab utama terjadinya pertempuran di Surabaya
5. Sebutkan apa tujuan serangan umum 1 Maret selama 6 Jam
di Jogyakarta
6. Jelaskan Faktor apa saja yang memaksa Belanda harus
keluar dari Indonesia.
Sampai ketemu di BAB 4