2. 1. Pendahuluan
Dr, Husein Umar, dalam bukunya yang berjudul, Study Kelayakan Bisnis, dapat
mengartikan, pengetian Analisis kelayakan pabrik adalah, suatau kajian yang cukup
mendalam dan komprehensif untuk mengetahui apakah usaha yang akan dilakukan itu layak
atau tidak layak. Sementara itu Iban Sofyan dalam bukunya yang berjudul Study Kelayakan
Usaha, dapat pula mengartikan, Analisis Kelayakan Pabrik adalah alat yang secara sadar
dirancang untuk merealisikan temuan-temuan baru atau usaha-usaha baru dan pengembangan
usaha yang sudah ada secara obyektif didasarkan pada penilaian yang didukung oleh data
yang lengkap dan dijamin keabsahannya, serta dikaji dan dibahas oleh para ahli yang
memiliki kompetensi untuk tujuan tersebut.
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, Analisis kelayaka pabrik
adalah suatu kegiatan penelitian yang secara sengaja dilakukan, atas dasar hubungan sebab
akibat untuk mengetahui prospek probllem serta memudahkan untuk mengambil keputusan
secara tepat pada usaha tersebut. Dalam membuka suatu usaha sia-sialah jika tidak disertai
dengan perencanaan. Sebelum usaha tersebut mulai operasi hal yang perlu dilakukan terlebih
dahulu adalah perencanaan. Perencanaan yang dimaksud disini tidak lain, adalah melakukan
suatu study/analisis kelayakannya. Melalui kegiatan inilah akan ketahui risiko-risiko yang
akan terjadi akibat membuka usaha ini. Resiko ini kemudian diambil sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil kepeutusan, layak dan tidak layak.
Terdapat 4 hal penting yang harus ada di dalam analisa kelayakan, yaitu :
1.penjelasan mengenai usaha yang sedang digeluti dan rencana bersifat strategis,
2.rencana pemasaran,
3.rencana manajemen keuangan,
4.rencana manajemen secara operasional.
Ruang lingkup analisa kelayakan pabrik, meliputi :
1. Analisa Aspek Marketing
Dalam analisa marketing dilaksanakan dengan melakukan penelitian pasar.
Menentukan besarnya supplay dan demand .
2. Analisa Aspek Teknis dan Operasi
Analisa ini dilakukan untuk menetapkan apakah secara teknis investasi layak dan
memberikan dasar untuk estimasi biaya.
3. 3. Analisa Aspek Legal
Pada aspek ini yang dikaji adalah :
- kelayakan investasi dari ketentuan dan hukum formal,
- prosedur legalitas yangharus diselesaikan sampai investasi siap dioperasikan.
4. Analisa Aspek Lingkungan
Pada analisa ini untuk melihat :
a. bagaimana pengaruh dari alternatif teknologi yang digunakan pada lingkungan sekitar,
baik fisik maupun lingkungan hidup sosial,
b. konsekuensi-konsekuensi apa yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak teknologi
terhadap lingkungan.
5. Analisa Aspek Ekonomi dan Finansial
Dalam analisa ini dilihat sejauh mana manfaat investasi, meliputi :
a. Estimasi biaya produksi,
b. Estimasi nilai investasi dan sumber pendanaannya,
c. Penyusunan cashflow,
d. Evaluasi investasi.
2. Analisa Aspek Marketing
2.1 Pengertian Dasar
Penelitian aspek marketing ini bertujuan untuk mengidentifikasi hasil produk yang
dibutuhkan konsumen dan mengukur besarnya kebutuhan tersebut. Kemudian dilakukan
pengukuran besarnya demand terhadap produk tersebut dengan melakukan peramalan
(forcasting).
2.2 Analisa keunggulan bersaing
Terdapat hubungan positif yang sangat erat antara kinerja suatu bisnis dan keunggulan
bersaing. Artinya semakin besar kinerja suatu perusahaan, semakin kuat keunggulan bersaing
yang dimilikinya. Sebaliknya semakin buruk kinerja perusahaan, keunggulan bersaingnya
semakin berkurang. Menurut Jack Welch (The Mind of Jack Welch, Fortune) “apabila anda
tidak memiliki keunggulan bersaing, jangan coba-coba untuk bersaing. Hal ini berarti bahwa
keunggulan bersaing merupakan faktor penting bagi suatu perusahaan untuk bersaing dalam
memenangkan persaingan.
Elemen-elemen keunggulan bersaing adalah :
4. a. Potensi keunggulan bersaing,
b. Posisi keunggulan bersaing,
c. Kinerja yang dihasilkan (performance outcome).
Hubungan antara ketiga elemen keunggulan bersaing tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
P ot en s i k e un g g ul a n
bersaing :
-keahlian yg dimiliki
-sumberdaya yg dimiliki
Po s i s i keu ng g ul an
bersaing :
-customer value
-biaya relative rendah
Kinerja yg dihasilkan :
-kepuasan
-loyalitas
-market share
-profitabilitas
Keuntungan yg diperoleh dari keunggulan
bersaing
Gambar 2.1. - Elemen keunggulan bersaing
Sumber : F. Rangkuti, Business Plan, 2000.
2.3. Tahap Penelitian Pasar
Ukuran permintaan pasar :
Pasar; kumpulan seluruh pembeli aktual dan potensial suatu tawaran pasar,
Pasar Potensial; sekumpulan konsumen yang menyatakan minat memadai terhadap suatu
tawaran pasar,
Pasar Tersedia; sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan, dan akses
terhadap tawaran pasar tertentu,
Pasar Terlayani; bagian dari pasar tersedia dan telah diputuskan perusahaan untuk dimasuki,
Pasar Tertembus; ekumpulan konsumen yang telah membeli produk.
2.3.1. Potensi Pasar (Market Potensial)
Peluang pasar atau market potensial adalah peluang penjualan maksimum yang dapat
dicapai oleh seluruh penjualanbaik saat ini maupun yang akan dating atau jumlah permintaan
yang belum dapat dipenuhi oleh perusahaan pesaing yang sudah ada. Dengan kata lain
potensi pasar adalah seluruh permintaan/kebutuhan konsumen yang didasarkan atas dua
factor : jumlah konsumen potensial dan daya beli. Konsumen potensial adalah konsumen
yang memiliki keinginan atau hasrat untuk membeli. Daya beli adalah kemampuan konsumen
dalam rangka membeli barang.
5. MP = Demand – Supplay (2.1.)
Jika demand lebih besar dari pada supplay, maka masih ada peluang bagi perusahaan
untuk membuka usaha di bidang yang sama, namun jika demand lebih kecil dari pada
supplay, maka tidak ada peluang bagi perusahaan. Sedangkan market share dalah peluang
pasar yang dapat dipenuhi oleh perusahaan.
2.3.2. Teknik-teknik Pengukuran Permintaan
Secara umum teknik pengukuran permintaan dapat dilakukan dengan (1) penggunaan data
impor (2) penggunaan data impor, ekspor, produksi dalam negeri, dan perubahan persediaan
selama masa yang bersangkutan, dan (3) metode rasio rantai.
Metode Rasio Rantai
Digunakan untuk menentukan permintaan efektif dengan cara membagi dalam unsure
yang lebih kecil dari suatu mata rantai urutan atas factor yang berpengaruh terhadap
produk yang bersangkutan. Sebagai ilustrasi, factor-faktor yang mempengaruhi
permintaan produk : makanan kecil, misalnya :
Jp = Jumlah penduduk suatu wilayah
X1 = Penghasilan per kapita untuk konsumsi
X2 = Rata-rata konsumsi produk makanan kecil
X3 = Rata-rata konsumsi untuk kacang-kacangan
Ip = Income per kapita
Misalnya :
Jml penduduk satu wilayah tertentu = 1.000.000 orang
Income per kapita = Rp. 20.000,-
Konsumsi = 50%
Konsumsi untuk makanan kecil = 10% dari konsumsi
Kacang-kacangan = 5% dari konsumsi makanan kecil
Maka permintaan untuk kacang-kacangan dapat ditentukan dengan formulasi sebagai berikut:
=1,000,000 x Rp.20,000.00 x 50% x 10% x 5%
= Rp.50,000,000.00
6. Metode Peramalan Permintaan
Forecasting merupakan alat yang sangat penting dalam membuat estimasi berapa besarnya
permintaan (demand). Metode peramalan dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu :
1.Metoda kuantitatif
Meliputi : dekomposisi, avaraging, smoothing, simple regresi, advanced time series, multiple
regresi, ekonometri, marima. Lima pendekatan pertama di atas termasuk dalam model
analisis yang bersifat time series, sedangkan yang lainnya disebut pendekatan causal (sebab
akibat). Metode time series adalah suatu pendekatan dengan menggunakan asumsi
perhitungan peramalan masa yang akan datang yang dibuat berdasarkan kejadian-kejadian
atau kondisi yang telah terjadi di masa lalu. Sedangkan pendekatan sebab akibat, berusaha
mencari variable-variable apa saja yang paling berpengaruh terhadap peramalan yang akan
dibuat.
2. Metode Kualitatif
Secara umum ada empat pendekatan yang biasa dipakai di dalam metode kualitatif, yaitu :
a. Pendapat para eksekutif
b. Gabungan beberapa tenaga penjual
c. Metode Delphi
d. Riset pasar
Metode perataan (Avarage)
Metode ini diguakan jika demand cenderung stabil sepanjang waktu.
Metode ini dibagi dalam 3 metode, yaitu :
- Simple Average
- Single Moving Average
- Double Moving Average
7. # Single Moving Average
Apabila diperoleh data yang stationer, metode ini cukup baik untuk meramalkan keadaan.
Rumus yang digunakan :
)1(nT
ni
i
mt
T
X
XF (2.2.)
# Double Moving Average
Jika data tidak stasioner serta mengandung pola trend, maka dilakukan moving average
terhadap hasil single moving avarage. Rumus yang digunakan :
mbaF
N
b
a
N
SSSS
N
XXXX
ttmt
ttt
ttt
Ntttt
t
Ntttt
t
ss
ss
S
S
"'
"'
121''
121'
1
2
2
'....'''
....
(2.3.)
Metoda Pemulusan (Smoothing)
Dipakai pada kondisi dimana bobot data setiap perioda berbeda dan membentuk fungsi
exponensial. Metoda ini terbagi dalam 3 metode, yaitu :
- Single Exponensial Smoothing
- Double Exponensial Smoothing
- Triple Exponensial Smoothing
# Single Exponensial Smoothing
Digunakan untuk data yang stasioner, rumus yang digunakan :
ttt FXF )1(1 (2.4.)
8. Linier Regression
Metode ini digunakan dengan mempertimbangkan hubungan sebab akibat variable-variable
yang paling mempengaruhi. Variable-variable yang mempengaruhi biasanya disebut variable
independen (Xi), sedangkan variable yang dipengaruhi disebut variable dependen (Y).
Persamaan garis regresi linier adalah sebagai berikut :
Y = a + bX (2.5.)
Dimana :
Y = variable dependen
a = koefisien intercept (perpotongan dengan sumbu tegak)
b = koefisien slope atau gradien (kemiringan garis regresi)
X = variable independen
Koefisien slope b dapat dihitung dengan rumus :
22
)()(
))((
XXn
YXXYn
b (2.6.)
Koefisien korelasi
Variasi derajat antara variable x dan y disebut variasi bersama (joint variation) x dan y,
persoalan ini dinamakan juga persoalan korelasi (correlation).
Koefisien korelasi linier ( r) adalah ukuran hubungan antara peubah acak x dan y. Bila
kemiringannya positif artinya korelasi positif yang tinggi antara kedua peubah, tapi bila
kemiringannya negatif artinya korelasi negatif yang stinggi antara kedua peubah.
Ukuran kesalahan (error)
Ukuran kesalahan (error)adalah besarnya penyimpangan antar actual demand dengan hasil
peramalan (et).
Apabila dirumuskan :
ttt Fxe (2.7.)
9. Ada 2 macam ukuran kesalahan yaitu ukuran statistik dan ukuran relatif. Dalam menentukan
ukuran kesalahan secara statistik ada 4 cara :
Mean Error (ME)
n
e
ME
n
t
t
1
(2.8.)
Mean Absolute Error (MAE)
n
e
ME
n
t
t
1
(2.9.)
Sum Square Error(SSE)
n
t
teSSE
1
2
(2.10.)
Mean Square Error (MSE)
n
e
MAE
n
t
t
1
2
(2.11.)
Standard Deviation Error (SDE)
1
1
2
n
e
ME
n
t
t
(2.12.)
Sedangkan dalam menentukan kesalahan secara relatif ada 3 macam cara, yaitu :
Percentage Error
t
tt
t
x
Fx
PE (2.13)
Mean Percentage Error
n
PE
MPE
n
t
t
1
(2.14.)
10. Mean Absolute Percentage Error
n
PE
MAPE
n
t
t
1
(2.15.)
2.4. Formulasi Strategi Pemasaran
Tujuan utama analisa pemasaran adalah untuk mengetahui dukungan apa saja yang
diperlukan agar pelanggan potensial mau membeli produk yang ditawarkan. Terutama dalam
kondisi persaingan yang sangat ketat, pelanggan banyak disuguhi dengan berbagai macam
produk dengan berbagai macam kelebihannya. Strategi pemasaran yangdibuat harus
mempertimbangkan besarnya permintaan serta kondisi persaingan yangada pada masing-
masing segmen pasar yang akan ditargetkan. Pengambilan keputusan untuk suatu investasi
tidak lepas dari pengaruh persaingan yang ada. Cakupan dalam analisa pelanggan, adalah
sebagai berikut :
1. Segmentasi
Merupakan faktor yang sangat penting untu mengembangan faktor keunggulan
bersaing berdasarkaqn differensiasi, biaya murah, fokus. Segmentasi juga dapat
diartikan sebagai identifikasi kelompok pelanggan yang memberikan respon yang
berbeda dibandingkan dengan pelanggan lain.
2. Targetting
Adalah menentukan segmen pasar mana yang ingin dituju. Strategi untuk menentukan
targeting adalah :
- undifferentiated marketing
pada pasar yang tidak dibedakan, perusahaan melakukan strategi yang sama untuk
seluruh pasar, produk yang dihasilkan cenderung masal, promosi besar-besaran,
keuntungan didapat dari memproduksi dengan sekala ekonomis,
- differentiated marketing
dilakukan pada pasar yang berbeda-beda adalah sangat spesifik, tergantung pada
segmen pasar yang dilayani.
- concentrated marketing
perusahaan berfokus pada pasar yang erlative sempit, tetapi memiliki potensi pasar
yang sangat luas,
11. - positioning
adalah suatu cara menempatkan produk sehingga tertanam dalam benak pelanggan.
Marketing mix
Secara umum bauran pasar adalah menacakup sejumlah variable pemasaran yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan yang digunakan untuk mencapai market sahre yang telah
ditetapkan dan digunakan untuk memuaskan konsumen.
Komponen utama dalam bauran pasar terdiri atas empat jenis yang biasanya disebut dengan
istilah “4-P”, yaitu : Product, Place, Promotion, dan Price. Kombinasi bauran pasar yang
dilakiukan oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan biasanya diasumsikan mempunyai
hubungan linier yang dinotasikan sebgai berikut :
(4P)Y f (2.16.)
Y = penjualan
4P= bauran pasar yang terdiri atas product, place, promotion, price.
Disamping itu asumsi-asumsi lain yang digunakan adalah :
a. Biaya per unit masing-masing bauran pasar adalah konsisten
b. Masing-masing bauran pasar berpengaruh secara independent
c. Bauran pasar mempunyai konstanta pengaruh terhadap penjualan.
Berdasarkan asumsi tersebut maka notasi hubungan linier dapat dimodifikasi menjadi :
b4P4b3P3b2P2b1P1aY (2.17.)
Y = penjualan
a = konstanta
b1 b2b3 b4 = koefisien masing-masing bauran pasar
P1 P2 P3 P4 = 4P
Selain itu bauran pasar ini dapat dikaitkan dengan tahapan dalam siklus kehidupan produk.
Artinya, dalam setiap tahapan pada siklus kehidupan produk memerlukan bauran pasar yang
berbeda.
12. Secara umum bauran pasar untuk setiap tahapan siklus hidup disajikan dalam table berikut :
4P
PLC
Product Place Promotion Price
Perkenalan
Tumbuh
Dewasa
Penurunan
1
2
3
4
4
4
4
2
2
1
2
1
3
3
1
3
Table 2.1. - Hubungan marketing dan siklus hidup produk
Keterangan : 1,2,3,4 menunjukan urutan prioritas
3. Analisa Aspek Legal
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usaha atau bisnis yang akan didirikan dan
dilaksanakan. Ini berarti bahwa setiap usaha yang akan dilaksanakan di wilayah tertentu
harus memenuhi hukum serat tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.
3.1 Bentuk kepimilikan bisnis di Indonesia
Bentuk usaha atau bentuk pemilikan bisnis ada yang dikatakan berbentuk badan hukum dan
tidak berbadan hukum. Yang dimaksud dengan badan hukum yaitu badan usaha yang
mempunyai kekayaan tersendiri, terpisah dari kekayaan para pendirinya atau para
pengurusnya. Para anggota tidak bertanggung jawab dengan harta kekayaannya di luar yang
tersebut dalam saham yang dimilikinya.
Usaha yang tidak berbentuk badan hukum ialah :
a. Badan usaha perseorangan,
b. Persekutuan firma,
c. Persekutuan komanditer.
Usaha yang berbentuk badan hukum :
a. Perseroan terbatas (PT),
b. Koperasi,
c. Yayasan.
13. Bentuk mana yang akan dipilih oleh perusahaan tergantung pada faktor pertimbangan bentuk
kepemimpinan, tanggung jawab terhadap hutang piutang perusahaan, kontinuitas persahaan,
struktur pemodalan.
3.2. Perusahaan Perseorangan
Bila perusahaan hanya berusaha dengan modal kecil, maka bentuk perusahaan perseorangan
merupakan suatu bentuk yang ideal. Pimpinan di sini berada pada pemilik dan mempunyai
tanggung jawab yang tidak terbatas. Untuk mendirikan perusahaan perseorangan sangat
mudah, karena tidak ada suatu aturan khusus, bagaimana cara mendirikannya. Hanya saja
barang akli perlu izin khusus, untuk usaha-usaha tertentu pada daerah-daerah tertentu.
Apabila pemilik perusahaan perseorangan ingin mendapatkan tambahan modal berupa
pinjaman dari bank, maka diperlukan berbagai surat untuk melengkapi permohonan
pinjaman, seperti sertifikat tanah, Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMBA), SIUP ( Surat
Izin Usaha Perdagangan ) yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Perdagangan Propinsi, TDP
(Tanda Daftar Perusahaan) yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan
kabupaten/Kotamadya setempat.
4. Analisa Aspek Teknik dan Operasi
Analisa aspek teknis dan operasi dalam analisa kelayakan pabrik ditujukan untuk menentukan
mesin dan perlatan, bahan baku, SDM, prosedur produksi. Analisa aspek teknis dan opeasi,
meliputi :
1. Perancangan Produk,
2. Perencanaan kapasitas,
3. Perencanaan proses dan fasilitas produksi,
4. Perncanaan tenaga kerja.
4.1 Perencanaan Produk
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan tergantung kepada kemampuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya rendah.
14. Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan
produk merupakan serangkaian aktivitas mulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, dan
diakhiri dengan tahapan produksi, penjualan, dan pengiriman produk.
4.2 Perencanaan Kapasitas
Kapasitas merupakan kemampuan produksi dari fasilitas yang biasanya dinyatakandalam
volume output persatuan waktu. Tujuan perencanaan kapasitas adalah usaha perusahaan
untuk mengatasi fluktuasi permintaan (demand). Dengan perencanaan kapasitas yang baik
diharapkan perusahaan akan menghasilkan produknya sesuai dengan jumlah kebutuhan
konsumen.
4.3 Perencanaan Proses dan Fasilitas
Berdasarkan rancangan produk dan rencana kapasitas produksi yang telah dibuat langkah
sebelumnya, selanjutnya yang perlu dikaji adalah proses-proses beserta fasilitas produksi
yang dibutuhkan untuk memproses bahan baku menjadi produk yang kita inginkan, sebanyak
kapasitas yang telah kita encanakan. Karena biasanya untuk menyelesaikan satu elemen
pekerjaan dapat ditempuh beberapa alternative proses, maka kita harus memilih proses yang
paling sesuai. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam percanaan tersebut, antara
lain :
1. Ketergantungan,
2. Kualitas dan spesifikasi produk yang diinginkan,
3. skala ekonomis,
4. skala cakupan kemampuan proses untuk melakukan berbagaioperasi),
5. peralatan yang diperlukan,
6. jenis bahan baku yang tersedia,
7. fleksibilitas proses,
8. faktor eksternal,
9. perawatan dan penggantian,
10. ketersediaan suku cadang.
4.4. Penentuan Lokasi
Lokasi penting bagi perusahaan, karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam
persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Sebelumnya suatu
perusahaan memulai operasiproduksinya, pemilik harus menentukan lebih dahulu dimana
15. letak perusahaan tersebut. Karena apabila tidak dipertimbangkan maka mengalami kesulitan
dalam menjamin kelangsungan hidupnya, dikarenakan beroperasi secara tidak efektif dan
efisien. Peran lokasi bagi kegiatan industri atau manufaktur sangat penting.
5. Analisa Aspek Lingkungan
Studi lingkungan usaha merupakan suatu langkah yang penting dilakukan dengan tujuan
untuk menemukan apakah lingkungan dimana usaha itu akan berdiri nantinya tidak akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
6. Analisa Aspek Finansial
Analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan rupiah terhadap
aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha.
Misalnya hasil kajian pemasaran ditentukan besrnya unit yang akan dijual dn harga berapa
produk itu akan dijual, biaya apa yang harus dikeluarkan dalam upaya penjualan produk
tersebut, begitu pula dengan aspek-aspek yang lain.
6.1 Modal kerja
Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah kelebihan aktiva lancar (Current Asset) diatas
hutang lancar (current liabilities) atau juga disebut modal kerja netto (Net working capital).
Dikatakan demikian, sebab hanya bagian dari kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar
sajalah yang dapat digunakan sebagai modal kerja. Sedangkan bagian aktiva sebesar hutang
lancar itu tidak dapat diganggu gugat, sebab bagian itu hanya untuk menjaga liquiditas
perusahaan, yakni untuk membayar hutang-hutang yang harus segera dibayar.
Metode keterkaitan dana dan pengeluaran kas yaitu dengan metode ini harus terlebih dahulu
ditentukan beberapa jumlah pengeluaran kas setiap hari dan berapa lama dana itu terkait.
Pengeluaran kas perhari itu, biasanya untuk pembayaran upah tenaga kerja dan untuk
membayar harga bahan baku. Sedangkan lama dana itu adalah jumlah yang diperlukan saat
pelepasan dana untuk bahan baku dan pembayaran upah tenaga kerja hingga proses produksi,
penjualan produk dan penerimaan kembali piutang dalam bentuk kas.
16. Contoh perhitungan modal kerja awal :
Persediaan Rp. juta
Bahan baku 1.235
Bahan pembantu 97
Barang jadi 265
Suku cadang dsb 127
Piutang dagang 2.395
Cadangan uang tunai 123
Modal kerja bruto 4.242
Utang dagang (955)
Modal kerja awal neto 3.278
Gambar 2.2. - Contoh perhitungan modal kerja awal
6.2. Perhitungan Investasi dan Depresiasi
Investasi merupakan kebutuhan modal kerja tambahan yang diperlukan dalam pendirian suatu
perusahaan. Jadi investasi adalah berupa modal sendiri dan kekeurangannya dapat dipenuhi
dengan dana pinjaman dai lembaga keuangan seperti bank atau penanam modal lainnya
dengan memperhitungkan jangka waktu pengembalian dan suku bung yang diperlukan.
Sedangkan depresiasi adalah besarnya nilai penyusutan dari mesin atau peralatan kerja dalam
jangka waktu tetentu.
N
sisaNilaiHarga
per tahunDepresiasi
(2.18.)
Terdapat 3 metode untuk menentukan depresiasi, yaitu :
1. Depresiasi Garis Lurus
Beban depresiasi tahunan
)(
1
tahunandepresiasiBeban SP
N
(2.19.)
17. Beban Depresiasi untuk tahun tertentu =
tahunawaldaridihitungpakaiumurSisa
sisanilaitahunawalbukunilai (2.20.)
)(""ketahunakhirdibukuNilai SP
N
J
PJ (2.21.)
Dimana :
Nilai Buku : nilai aset setelah dikurangi depresiasi
N : umur pakai P : harga aset
S : nilai sisa J ; tahun ke
2. Depresiasi awal akhir/tahun
1)(N
2
N
tahunawal/akhirSOYD (2.22.)
SOYD untuk setiap tahun =
S)(P
pakaiumurtotaluntukSOYD
tahunawaldpakaiumursisa
(2.23.)
3. Decleaning balance depreciation
DBB untuk setiap tahun = itu)saatpadaDepresiasi(Biaya
N
2
(2.24.)
6.3 Pola Pengembalian Pinjaman
Pola pengembalian pinjaman dapat dilakukan dengan pengembalian tetap, pengembalian
menurun atau pengembalian bunga per tahun dengan pembayaran pokok pinjaman pada akhir
masa pinjaman.
6.4 Biaya Bahan
Biaya bahan terdiri dari biaya bahan langsung dan biaya bahan tidak langsung. Ongkos bahan
langsung adalah ongkos yang diperlukan untuk penggunaan atau pemakaian bahan langsung
yang diperlukan pada kegiatan produksi. Sedangkan ongkos bahan tidak langsung yang
18. diperlukan pada kegiatan produksi. Perhitungan ini dilakukan dengan berpedoman pada
kapasitas produksi tiap tahun dan ongkos material handling (omh).
6.5 Biaya tenaga kerja
Seperti biaya bahan, biaya tenaga kerja pun terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan
tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja
langsung dikenakan pada operator fabrikasi dan operator assembling, karena biaya tenaga
kerja tidak langsung adalah semua ongkos yang dibayarkan pada seluruh buruh langsung atau
yang langsung ikut dalam roses suatu produk. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung
dikenakan pada tenaga kerja tidak langsung perkantoran, dan tenaga kerja tidak langsung non
perkantoran.
6.5.1 Harga pokok penjualan
Penjualan atau ongkos-ongkos yang terjadi dalam menentukan harga pokok penjualan
(COGS) antara lain adalah ongkos bahan langsung, ongkos buruh langsung, dan overhead
pabrik. Overhead pabrik ini antara lain terdiri dari ongkos bahan tidak langsung, ongkos
buruh tidak langsung, depresiasi, ongkos materlial handling, dan sebagainya.
19. 1. Biaya bahan langsung
Persediaan awal Rp.
Pembelian Rp. .
Bahan siap pakai Rp.
Persediaan akhir Rp. .
Bahan langsung yang digunakan Rp.
2. Biaya pekerja langsung Rp.
3. Biaya pabrik tak langsung
a.Bahan tak langsung Rp.
b. Pekerja tak langsung Rp.
c.Depresiasi bangunan Rp.
d. Depresiasi mesin/peralatan Rp.
e.Perawatan bangunan Rp.
f. Perawatan mesin/peralatan Rp.
g. Pajak bumi dan bangunan Rp.
h. Asuransi kebakaran Rp.
i. Lain-lain Rp.
JUMLAH BIAYA PRODUKSI Rp.
4. Produk setengah jadi
Persediaan awal Rp.
Persediaan akhir Rp. .
Rp.
HARGA POKOK PENJUALAN Rp.
Gambar 2.3. - Format laporan harga pokok penjualan
20. 6.5.2 Rugi laba (Income Statement)
Perhitungan laba rugi (income statement) adalah laporan keuangan yang menyajikan
mengenai seluruh hasil operasi (pendapatan/profitabilitas) dan beban yang dikeluarkan
selama satu periode waktu tertentu. Laporan ini menunjukan bagaimana perusahaan
menghasilkan keuntungan atau kerugian. Berikut ini contoh laporan laba rugi :
PT. “XYZ”
Laporan Laba/Rugi
Per 31 Desember .....
Hasil Penjualan Rp.....
Harga Pokok Produksi Rp......
Laba Kotor dari Penjualan Rp......
Biaya Operasi
Biaya Pemasaran Rp.......
Biaya Administrasi Rp....... + Rp......
Laba bersih dari Operasi Rp........
Penerimaan/Pengeluaran lain-lain
Penerimaan lain-lain Rp........
Pengeluaran lain-lain Rp........ +Rp......
Laba bersih sebelim pajak Rp.......
Pajak Penghasilan Rp.......
Laba bersih setelah pajak Rp.......
Gambar 2.4. – Format laporan laba rugi
Perkiraan laba rugi adalah salah satu proyeksi keuangan yang menggambarkan perkiraan-
perkiraan keuntungan atau kerugian yang bakal diperlukan diperusahaan dalam suatu jangka
waktu.
Perkiraan laba rugi pada umumnya berisi :
1.Sumber-sumber pendapatan
2.Harga pokok dari barang-barang yang terjual dan jumlah dari seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan (hasil penjualan tersebut).
21. 3.Pendapatan bersih (net income), laba bersih (net profit), ataupun rugi bersih (net loss)
untuk jangka waktu tertentu.
6.5.3 Aliran kas (Cash Flow)
Salah satu proyeksi keuangan lainnya yang dapat dianggap penting untuk dapat menilai
sampai seberapa jauh proyek investasi komersil yang didirikan dapat dianggap fisible adalah
proyeksi peredaran keuangan atau yang lazim disebut prejected cash flow.
Proyeksi aliran kas menunjukan penyajian yang sistematis tentang penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode operasi tertentu serta menggambarkan penentuan saldo kas
akhir pada laporan neraca. Dari proyeksi peredaran keuangan inilah dapat ditentukan sampai
seberapa jauh proyek dapat menghasilkan income yang merupakan salah satu pendapatan dari
proyek kalau telah berjalan nanti. Untuk selanjutnya dibandingkaan pada besarnya
pengeluaran-pengeluaran yang harus dibuat untuk melaksanakan jalannya proyek. Keadaan
proyeksi peredaran (cash flow) tiap-tiap tahun dapat dilihat dengan memperhatikan jumlah
pemasukan dan jumlah pengeluaran yang terjadi pada tahun yangbersangkutan.
0
Cash outf low
Cash inflow
N
Gambar 2.5. - Diagram sederhana arus kas
22. Items Tahun 1 …… Tahun
n
1.Arus kas
masuk :
Penerimaan
Nilai sisa
aktiva
Nilai sisa
modal
2.Arus kas
keluar :
Biaya pra
operasi
Biaya
invesatasi
Biaya operasi
Tambahan
biaya
Pajak
Arus kas bersih
(1-2)
Rp.xxx,- Rp.xxx Rp.xxx
Tabel 2.2. - Perhitungan arus kas
6.5.4 Neraca (Balance Sheet)
Neraca menggambarkan aktiva lancar dan aktiva tetap dari suatu perusahaan, juga
menggambarkan total kewajiban dan modal yang harus dipenuhi perusahaan.
23. PT.”XYZ”
Neraca per 31 Desember …
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas Rp.
Surat berharga Rp.
Piutang usaha Rp.
Biaya yang dibayar dimuka Rp. +
Total Aktiva Lancar Rp.
Tanah, pabrik, peralatan
Tanah Rp.
Bangunan Rp.
Mesin & Peralatan Rp. +
Rp.
Depresiasi Rp. -
Rp. +
Total tanah, bangunan, peralatan Rp. .
TOTAL AKTIVA Rp. .
Kewajiban
Kewajiban Lancar :
Hutang usaha Rp.
Taksiran hutang pajak penghasilan Rp.
Bagian kewajiban jangka
panjang yang akan jatuh tempo Rp. +
Total Kewajiban Lancar Rp.
Total Kewajiban Rp.
Laba yang ditahan Rp. +
Total Modal Rp. .
Total Modal & Hutang Rp. .
Gambar 2.6. - Format Laporan Neraca
24. 6.5.5 Break Even Point
Titik pulang pokok (BEP) proyek adalah lama waktu sebuah gagasan usaha dapat
mengembalikan semua temen yang ditanam.
Ongkos-ongkos yang terjadi dalam penentuan titik pulang pokok pada dasarnya ada dua
kelompok, yaitu :
ongkos tetap (fixed cost ), yaitu ongkos yang besarnya tidak dipengaruhi oleh
besarnya volume produksi.
ongkos variable (variable cost), yaitu ongkos yang besarnya dipengaruhi oleh volume
produksi.
Untuk perhitungan titik pulang pokok setiap tahun selama kredit berjalan digunakan rumus
sebagai berikut:
BEP (Rp) = total FC/(1-Total VC/Sales) (2.25.)
TC = FC +VC (2.26.)
TC = total cost
FC = biaya tetap (fixed cost)
VC = biaya variable (variable cost)
Break Event = TC = Total Revenue (2.27.)
unitpervariablebiaya-unitperjualHarga
tetapbiayaTotal
BEP (2.28.)
25. BEP
Hasil penjualan
(satuan)
Penjualan/
Biaya (Rp)
Hasil penjualan
Biay a total
Biay a tetap
Gambar 2.7. - Hasil penjualan Break Even
6.5.6 Evaluasi Profitabilitas Rencana Investasi
Terdapat beberapa teknik untuk mengukur tingkat keuntungan dari proyek yang akan
dilaksanakan, diantaranya :
1. Pay Back Periode
Pay back periode adalah periode dimana jumlah total pengeluaran sama dengan total
pemasukan. Yang termasuk pengeluaran adalah investasi tahun ke-0 dan pengeluaran-
pengeluaran pada tahun berikutnya. Sedangkan yang termasuk pemasukan adalah net profit
tiap tahun dan depresiasi amortasi.
PP = Initial Investemant (2.29.)
Annual cash inflow
2. Teknik Net Present Value (NPV)
Dalam teknik ini untuk mengetahui apakah suatu usulan bisnis layak dilaksanakan atau
tidak dengan cara mengurangkan antara Present Value (Nilai saat ini ) dan aliran kas bersih
operasional atas proyek investasi selam umur ekonomis termasuk terminal cash flow
dengan initial cash flow. Jika NPV positif, usulan proyek investasi dinyatakan layak,
sedangkn jia NPV negative dinyatakan tidak layak. Untuk menentukan present value atas
aliran kas operasional dan terminal cah flow didasarkan pada cost of capital sebagai cut of
rate atau discount factor-nya. Adapun formulasinya sebagai berikut :
0
)1(
t
k
At
NPV
n
t
(2.30)
n = periode/tahun terakhir aliran kas
At = aliran kas pada periode t
26. k= tingkat keuntungan yang disyaratkan
7 Internal Rate of Return (IRR)
Tingkat investasi (IRR) adalah suatu tingkat suku bunga yang menunjukan bahwa jumlah
nilai sekarang netto (NPV) sama dengan seluruh investasi proyek. Dengan perkataan lain,
IRR adalah suatu tngkat suku bunga dimana seluruh net cashflownya sesudah dipresent
valuekan sama jumlahnya dengan investment cost, project cost, atau initial cost. Dari nilai
IRR akan didapatkan informasi layak atau tidaknya perusahaan merealisasikan perencanaan
tersebur.
Jika IRR (%) lebih besar dari MARR (%), suatu perusahaan dianggap cukup layak.
Secara matematis tingkat discount rate yang dinyatakan sebagai r, dapat diformulasikan :
0
)1(0
n
t tr
At
(2.31.)
At = aliran kas pada periode t (baik aliran kas keluar /masuk)
N = periode terakhir aliran kas yang diharapkan
Symbol = aliran kas yang di discount pada akhir tahun 0 sampai dengan tahun n
Mengingat dalam dalam proyek investasi alran kas awal (initial investment) dilakukan pada
tahun ke 0, maka formulasi tersebut dapat dimodifikasi menjadi :
n
r
A
r
A
r
A
A
)1(
....
)1()1(
0
2
21
0
(2.32.)
Jadi r adalah discount rate yang digunakan untuk mendiscount aliran kas di masa yang
akan datang yakni A1 s/d An. Untuk menyamakan pengeluaran kas awal, periode 0 dan A0.
Untuk menerapkan teknik interpolasi dalam menentukan IRR, terlebih dahulu menentukan
present value dengan hasil NPV yang berlawanan arah, yakni (1) perhitungan present value
yang menghasilkan NPV negatif dan (2) perhitungan present value yang menghasilkan
NPV positif.
27. 4. Teknik Analisis Profitability Index
Teknik ini disebut juga dengan teknik analisis benefit cost ratio (B/C ratio). Dalam teknik
ini untuk mengukur layak tidaknya usulan proyek investasi cukup membandingkan antara
present value aliran kas proyek dengan present value (initial investment). Jika nilai PI lebih
besar 1, usulan proyek dinyatakan layak, sebaliknya jika PI lebih kecil usulan proyek
dinyatakan tidak layak.
PI =
Io
)PV(positif (2.33.)