Undang-undang ini mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Terdiri dari beberapa bab yang membahas tentang ketentuan umum, asas pembentukan, jenis dan hierarki peraturan, serta perencanaan. Undang-undang ini mengatur bahwa pembentukan peraturan harus berdasarkan asas-asas tertentu dan mengatur jenis peraturan serta materi yang dapat dimuat pada setiap jenis peraturan sesuai
Undang-undang ini mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-undangan, serta perencanaan dan penyusunan peraturan perundang-undangan. Tujuan utama undang-undang ini adalah untuk membentuk sistem hukum nasional Indonesia yang terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan peraturan daerah, meliputi pengertian peraturan daerah, asas-asas yang harus dimiliki peraturan daerah, dan proses penyusunan rancangan peraturan daerah.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Undang-undang ini menetapkan asas-asas, jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-undangan serta mekanisme perencanaan dan pembentukannya.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Undang-undang ini menetapkan asas-asas, jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-undangan serta mekanisme perencanaan dan pembentukannya.
Undang-undang ini mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Terdiri dari beberapa bab yang membahas tentang ketentuan umum, asas pembentukan, jenis dan hierarki peraturan, serta perencanaan. Undang-undang ini mengatur bahwa pembentukan peraturan harus berdasarkan asas-asas tertentu dan mengatur jenis peraturan serta materi yang dapat dimuat pada setiap jenis peraturan sesuai
Undang-undang ini mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-undangan, serta perencanaan dan penyusunan peraturan perundang-undangan. Tujuan utama undang-undang ini adalah untuk membentuk sistem hukum nasional Indonesia yang terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan peraturan daerah, meliputi pengertian peraturan daerah, asas-asas yang harus dimiliki peraturan daerah, dan proses penyusunan rancangan peraturan daerah.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Undang-undang ini menetapkan asas-asas, jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-undangan serta mekanisme perencanaan dan pembentukannya.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Undang-undang ini menetapkan asas-asas, jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-undangan serta mekanisme perencanaan dan pembentukannya.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang tata cara pembentukan peraturan daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara, meliputi perencanaan program legislasi daerah, persiapan rancangan peraturan daerah, pembahasan di DPRD, penetapan oleh gubernur, hingga pengundangan dan penyebarluasan peraturan daerah yang telah ditetapkan.
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdfsahataps
Undang-undang ini mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-undangan, asas pembentukannya, serta perencanaan pembentukan undang-undang dan peraturan daerah. Undang-undang ini bertujuan untuk memastikan proses pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia dilakukan secara terencana, terpadu, dan
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian peraturan perundang-undangan nasional di Indonesia serta tata urutan dan proses pembuatannya. Terdapat berbagai jenis peraturan perundang-undangan seperti UUD, Ketetapan MPR, UU, PP, Perpres, Perda Provinsi, dan Perda Kabupaten/Kota yang memiliki proses pembentukan masing-masing.
Dokumen tersebut merangkum pengertian peraturan perundang-undangan nasional dan tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Juga dijelaskan asas-asas dan proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari tingkat nasional hingga daerah.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian hukum menurut para ahli, jenis-jenis hukum, perlindungan hukum, penegakan hukum, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dokumen tersebut juga menjelaskan dampak dari perlindungan dan penegakan hukum bagi terwujudnya supremasi hukum, keadilan, dan perdamaian masyarakat.
Teks tersebut membahas tentang Pengantar Hukum Indonesia (PHI) yang memperkenalkan dasar-dasar hukum yang berlaku di Indonesia. Juga membahas tentang pengertian hukum, sejarah tata hukum Indonesia, politik hukum nasional, pembagian hukum, dan sumber hukum. Secara garis besar, teks tersebut menjelaskan konsep-konsep dasar dalam hukum Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah penegakan hukum di Indonesia, rumusan masalah, dan tujuan dari pembahasan tersebut. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang ketidaktegasan penegakan hukum di Indonesia yang menyebabkan banyak pelanggaran hukum, serta perlunya memperbaiki penegakan hukum untuk menciptakan negara hukum yang adil dan sesuai dengan undang-undang.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang asas-asas, jenis, hierarki, dan proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari tingkat nasional hingga desa. Undang-undang ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan kelancaran proses pembentukan peraturan perundang-undangan secara teratur dan teratur.
Legal drafting adalah proses penyusunan peraturan perundang-undangan yang meliputi tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, dan pengundangan. Proses ini bertujuan mencapai kepastian hukum, keadilan, dan kegunaan dalam rangka mewujudkan negara hukum. Unsur-unsur negara hukum meliputi sistem pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat dan tunduknya pemerintah dan warga negara pada
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docxZukét Printing
Makalah ini membahas tentang instrumen pemerintah dalam kebijakan pemerintahan. Terdapat dua aspek utama yang dibahas, yaitu peraturan perundang-undangan dan peraturan kebijakan. Peraturan perundang-undangan merupakan instrumen hukum yang bersifat umum dan mengikat secara universal, sedangkan peraturan kebijakan dikeluarkan berdasarkan kebijakan pemerintah tanpa dasar hukum yang jelas.
Undang-undang ini mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Terdiri dari 15 bab dan 215 pasal yang mengatur tentang asas, jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-undangan. Undang-undang ini bertujuan untuk menjamin terbentuknya peraturan perundang-undangan yang baik dan sesuai dengan Undang-Dasar 1945.
Peraturan perundang-undangan membahas hakikat hukum, tujuan hukum, wilayah hukum, jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan Indonesia, serta penyusunan dan unsur-unsur peraturan perundang-undangan."
materi_234_JENIS, HIRARKI, FUNGSI, DAN MATERI PUU Jul 2021 revisi.pptxannasfahlevie
Dokumen ini membahas jenis, hierarki, fungsi, dan materi muatan peraturan perundang-undangan menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Jenis peraturan perundang-undangan terdiri dari UUD, KMPR, UU, Perpu, PP, Perpres, Perda Provinsi, dan Perda Kabupaten/Kota. Materi muatan diatur berdasarkan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
More Related Content
Similar to materi ajar yang harus dikembangkan dalam kelas
Peraturan Daerah ini mengatur tentang tata cara pembentukan peraturan daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara, meliputi perencanaan program legislasi daerah, persiapan rancangan peraturan daerah, pembahasan di DPRD, penetapan oleh gubernur, hingga pengundangan dan penyebarluasan peraturan daerah yang telah ditetapkan.
UU no 12 tahun 2011 tentang Peraturan Perundang undangan.pdfsahataps
Undang-undang ini mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-undangan, asas pembentukannya, serta perencanaan pembentukan undang-undang dan peraturan daerah. Undang-undang ini bertujuan untuk memastikan proses pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia dilakukan secara terencana, terpadu, dan
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian peraturan perundang-undangan nasional di Indonesia serta tata urutan dan proses pembuatannya. Terdapat berbagai jenis peraturan perundang-undangan seperti UUD, Ketetapan MPR, UU, PP, Perpres, Perda Provinsi, dan Perda Kabupaten/Kota yang memiliki proses pembentukan masing-masing.
Dokumen tersebut merangkum pengertian peraturan perundang-undangan nasional dan tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Juga dijelaskan asas-asas dan proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari tingkat nasional hingga daerah.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian hukum menurut para ahli, jenis-jenis hukum, perlindungan hukum, penegakan hukum, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dokumen tersebut juga menjelaskan dampak dari perlindungan dan penegakan hukum bagi terwujudnya supremasi hukum, keadilan, dan perdamaian masyarakat.
Teks tersebut membahas tentang Pengantar Hukum Indonesia (PHI) yang memperkenalkan dasar-dasar hukum yang berlaku di Indonesia. Juga membahas tentang pengertian hukum, sejarah tata hukum Indonesia, politik hukum nasional, pembagian hukum, dan sumber hukum. Secara garis besar, teks tersebut menjelaskan konsep-konsep dasar dalam hukum Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah penegakan hukum di Indonesia, rumusan masalah, dan tujuan dari pembahasan tersebut. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang ketidaktegasan penegakan hukum di Indonesia yang menyebabkan banyak pelanggaran hukum, serta perlunya memperbaiki penegakan hukum untuk menciptakan negara hukum yang adil dan sesuai dengan undang-undang.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang asas-asas, jenis, hierarki, dan proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari tingkat nasional hingga desa. Undang-undang ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan kelancaran proses pembentukan peraturan perundang-undangan secara teratur dan teratur.
Legal drafting adalah proses penyusunan peraturan perundang-undangan yang meliputi tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, dan pengundangan. Proses ini bertujuan mencapai kepastian hukum, keadilan, dan kegunaan dalam rangka mewujudkan negara hukum. Unsur-unsur negara hukum meliputi sistem pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat dan tunduknya pemerintah dan warga negara pada
Instrumen Pemerintah dalam Kebijakan Pemerintah.docxZukét Printing
Makalah ini membahas tentang instrumen pemerintah dalam kebijakan pemerintahan. Terdapat dua aspek utama yang dibahas, yaitu peraturan perundang-undangan dan peraturan kebijakan. Peraturan perundang-undangan merupakan instrumen hukum yang bersifat umum dan mengikat secara universal, sedangkan peraturan kebijakan dikeluarkan berdasarkan kebijakan pemerintah tanpa dasar hukum yang jelas.
Undang-undang ini mengatur tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Terdiri dari 15 bab dan 215 pasal yang mengatur tentang asas, jenis, hierarki, dan materi muatan peraturan perundang-undangan. Undang-undang ini bertujuan untuk menjamin terbentuknya peraturan perundang-undangan yang baik dan sesuai dengan Undang-Dasar 1945.
Peraturan perundang-undangan membahas hakikat hukum, tujuan hukum, wilayah hukum, jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan Indonesia, serta penyusunan dan unsur-unsur peraturan perundang-undangan."
materi_234_JENIS, HIRARKI, FUNGSI, DAN MATERI PUU Jul 2021 revisi.pptxannasfahlevie
Dokumen ini membahas jenis, hierarki, fungsi, dan materi muatan peraturan perundang-undangan menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Jenis peraturan perundang-undangan terdiri dari UUD, KMPR, UU, Perpu, PP, Perpres, Perda Provinsi, dan Perda Kabupaten/Kota. Materi muatan diatur berdasarkan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan.
Similar to materi ajar yang harus dikembangkan dalam kelas (20)
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
1. TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
SISTEM HUKUM NASIONAL NASIONAL DI INDONESIA
A. Makna peraturan perundang-undangan nasional
Peraturan perundangan-undangan berbeda dengan undang-undang, karena
undang-undang hanya merupakan salah satu bagian dari peraturan perundang-undangan.
Peraturan peundang-undangan itu sendiri adalah semua pertauran tertulis yang dibentuk
dengan cara-cara tertentu oleh pejabat yang berwenang dan dituangkan dalam bentuk
tertulis.
Menurut undang-undang no.12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan, dinyatakan bahwa peraturan perundang-undangan adalah
peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
2. DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA, FUNGSI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN, ANTARA LAIN SEBAGAI BERIKUT:
a) sebagai norma hukum bagi warga negara karena beisi -
peraturan untuk membatasi tingkah laku manusia sebagai warga
negara yang harus ditaati, dipatuhi, dan dilaksanakan. Bagi
mereka yang melanggar diberi sanksi atau hukum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, sehingga terjamin rasa keadilan dan
kebenaran.
b) Menentukan aturan-aturan yang menjadi pedoman dalam
menjalankan hubungan antar sesama manusia sebabagi warga
negara dan warga masyarakat
c) untuk mengatur kehidupan manusia sebagai warga negara
agar kehidupannya sejahtera. aman, rukun, dan harmonis;
d) untuk menciptakan suasana aman, tertib, tenteram dan
kehidupan yang harmonis rasa.
e) untuk memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum bagi
warga negara.
f) untuk memberikan perlindungan atas hak asasi manusia.
3. Untuk memahami perundang-undangan yang berlaku, kita harus
memahami susunan tata urutan perundang-undangan. Ini
disebabkan susunan tata urutan perundangan-undangan mengajar
prinsip-prinsip:
a) Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
kedudukannya dapat dijadikan landasan atau dasar hukum bagi
peraturan perundang-undangan yang lebih rendah atau berada di
bawahnya.
b) Peraturan perundang-undangan tingkat lebih rendah harus
bersumber atau memiliki dasar hukum dari peraturan perundangan-
undangan tingkat lebih tinggi.
c) Isi atau muatan peraturan perundang-undangan yang lebih
rendah tidak boleh menyimpang atau bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
d) Suatu peraturan perundang-undangan hanya dapat dicabut,
diganti atau diubah dengan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi atau paling tidak dengan yang sederajat.
e) Peraturan perundang-undangan yang sejenis apabila mengatur
materi yang sama, perturan yang terbaru harus diberlakukan
walaupun tidak dengan secara tegas dinyatakan bahwa peraturan
yang lama dicabut.
f) Peraturan yang mengatur materi yang lebih khusus harus
diutamakan dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
4. ADAPUN AZAS-AZAS DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANGAN SESUAI
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
a. Kejelasan tujuan, adalah bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-
undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai
b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat , adalah setiap jenis peraturan
perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga negara atau pejabat pembentuk
peraturan perundang-undangan yang berwenang. peraturan perundang-undangan
tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila dibuat oleh lembaga yang
tidak berwewenang
c. Kesesuaian antara jenis, hirarki, dan materi muatan, adalah bahwa dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan
materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki peraturan perundang-
undangan
d. Dapat dilaksanakan, adalah bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-
undangan harus memperhitungkan efektivitas peraturan perundang-undangan
tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan, adalah bahwa setiap peraturan perundang
undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
f. Kejelasan rumusan, adalah bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus
memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan,
sistematika, pilihan kata atau istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan mudah
dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam
pelaksanaannya.
g. Keterbukaan, adalah bahwa dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan,
dan pengundangan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian, seluruh
5. TERKAIT MATERI YANG TERDAPAT DALAM SUATU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENURUT
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 JUGA HARUS MENCERMINKAN ASAS :
a. Pengayoman adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus berfungsi memberikan
perlindungan untuk menciptakan ketentraman masyarakat.
b. Kemanusiaan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan
pelindungan dan penghormatan hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk
Indonesia secara proporsional.
c. Kebangsaan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan
watak bangsa Indonesia yang majemuk dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Kekeluargaan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan
musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
e. Kenusantaraan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan senantiasa memperhatikan
kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan yang dibuat di daerah
merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
f. Bhinneka Tunggal Ika adalah bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan
keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah serta budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
g. Keadilan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan keadilan
secara proporsional bagi setiap warga negara.
h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan tidak boleh memuat hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain, agama, suku,
ras, golongan, gender, atau status sosial.
i. Ketertiban dan kepastian hukum adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus dapat
mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan kepastian hukum.
j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan
harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan individu, masyarakat dan
kepentingan bangsa dan negara