2. Naistika Darsana
Naistika Darsana adalah bagian dari Filsafat Hindu, sebelumnya kita
sudah mempelajari Sad Darsana, sebenarnya juga selain sad darsana
juga disebut nawa darsana, yaitu 6 filsafat aliran astika dan 3 beraliran
naistika.
Naitika darsana adalah filsafat Hindu yang tidak mengakui otoritas
Weda, segala pemikirannya tidak berdasarkanWeda, sumber ajarannya
dari garis perguruan, setiap sistem filsafat ada garis perguruan.
4. Budha
• Filsafat Buddha lahir dari ajaran-ajaran Buddha Gautama pada abad
567 sm, ajarannya bersifat atheisme dan spiritual. Buddha
menekankan pada etika, cinta kasih, persaudaraan, menolak sistem
kasta, dan menolak otoritasWeda dan pelaksanaan yajna.Tujuan
akhir perjalanan hidup manusia adalah nirwana, bukan sebagai
karuniaTuhan dan Dewa-Dewa, namun diperoleh melalui usaha diri
sendiri. Pencerahan yang didapatkan oleh Sidharta Gautama meliputi
empat kebenaran utama (catvari arya-satyani), yaitu :
1.Kebenaran bahwa ada penderitaan.
2.Kebenaran bahwa ada penyebab penderitaan.
3.Kebenaran bahwa ada penghentian penderitaan.
4.Kebenaran bahwa ada yang menghilangkan penderitaan.
5. Budha
• Budha adalah sistem filsafat atau pemikiran yang dibangun oleh
Sidharta Gautama.
Sumber Ajaran Budha:
Tri Pitaka yang terdiri dari:
• Sutra Pitaka: ajaran budha kepada muridnya
• Winaya Pitaka: aturan hidup siswa yang menganut Budha dan para
bhiksu dan bhiksuni
• Abhidharma Pitaka: memuat ttg hakekat dan tujuan hidup, dan
pengetahuan yang mengantarkan pd kelepasan
6. ▪ Kebenaran bahwa ada yang menghilangkan penderitaan, terdiri dari 8 jalan
utama, yaitu :
▪ 1.pandangan yang benar (samyagdrsti)
2.Determinasi yang benar (samyaksamkalpa)
3.Perkataan yang benar (samyalgwak)
4.Perilaku yang benar (samyakkarmanta)
5.Cara hidup yang benar (samyagajiva)
6.Usaha yang benar (samyagvyayama)
7.Sikap pikiran yang benar (samyaksmrti)
8.Konsentrasi yang benar (samyaksamadhi)
▪ Doktrin Buddha tidak mengakui eksistensi Atman danTuhan, namun
mengadopsi bentuk keykinan seperit hukum karma, reinkarnasi, dan
pembebasan (nirwana)
7. Jaina
▪ Filsafat jaina merupakan sistem filsafat yang mengembangkan
tradisi atheisme namun spiritual, kata jaina sendiri berarti ‘penakluk
spiritual’. Pengikut jaina mempercayai 24 tirthangkara (pendiri
keyakinan), tirthangkara pertama adalah Rsabhadeva dan yang
terakhir adalah Mahavira. Sistem ini menekankan pada aspek etika
yang ketat, yang terutama adalah ahimsa. Jaina mengklasifikasikan
pengetahuan menjadi 2, yaitu :
▪ 1.Aparoksa : pengetahuan langsung, terdiri dari avadhi (kemampuan
melihat hal-hal yang tidak nampak oleh indra), manahparyaya
(telepathi), dan kevala (kemahatahuan).
2.Paroksa : pengetahuan antara, terdiri dari mati (mencakup
pengetahuan perseptual dan inferensial) dan sruta (pengetahuan
yang diambil dari otoritas)
8. Jaina
▪ Jaina menerima tiga jenis pramana, yaitu pratyaksa (persepsi),
anumana (inferensi), dan sruta (otoritas). Jaina meyakini tentang
adanya pluralisme roh, terdapat roh-roh sesuai dengan banyaknya
tubuh.Tidak hanya roh dalam manusia, binatang, dan tumbuhan,
tapi meyakini hingga roh-roh yang ada dalam debu. Roh memiliki
kualifikasi tinggi dan rendah, namun semuanya mengalami belenggu
dalam pengetahuan yang terbatas. Belenggu dapat dihilangkan
dengan :
1.keyakinan yang sempurna terhadap ajaran guru-guru jaina.
2.Pengetahuan benar dalam ajaran-ajaran tersebut.
3.Perilaku yang benar. Perilaku ini meliputi, tidak menyakiti dan
melukai seluruh mahluk hidup, menghindari kesalahan mencuri,
sensualitas, dan kemelekatan objek-objek indriya.
9. Jaina
▪ Dengan tiga hal tersebut maka perasaan akan dikendalikan, dan
karma yang membelenggu roh akan hilang, hingga roh mencapai
kesempurnaan alamiahnya yang tak terbatas. Jaina tidak
mempercayai dengan adanyaTuhan, para tirthangkara
menggantikan tempatNya. Jaina mengenal lima disiplin spiritual,
yang terdiri dari :
1.Ahimsa (non kekerasan)
2.Satya (kebenaran)
3.Asteya (tidak mencuri)
4.Brahmacarya (berpantang dari pemenuhan nafsu, baik pikiran,
kata-kata, dan perbuatan)
5.Aparigraha (kemelekatan dengan pikiran, kata-kata, dan
perbuatan)
10. Carwaka
Filsafat carwaka didirikan oleh Brhaspati yang ajarannya tertuang dalam
Brhaspati sutra. Sistem filsafat ini mengembangkan tradisi heterodok,
atheisme dan materialisme. Sering disebut dengan lokayata yang berarti
berjalan dijalan keduniawian. Kata carwaka sendiri berasal dari kata ‘caru’
yang berarti manis dan ‘vak’ yang berarti ujaran, jadi carwaka berarti kata-
kata yang manis. Carwaka mengajarkan tentang kenikmatan indrawi yang
merupakan tujuan tertinggi hidup. Carwaka juga berarti seorang materialis
yang mempercayai manusia terbentuk dari materi, dan tidak mempercayai
adanya atman danTuhan, bentuk inilah yang menyebabkan ia sering
dianggap sebagai hedonisme timur. Pengetahuan yang valid hanya
didapatkan dengan pratyaksa (persepsi), yaitu melalui kontak langsung
dengan indriya. Alam hanya terbentuk oleh 4 bhuta, elemen zat, yaitu : udara,
api, air, dan tanah.Tujuan tertinggi dari manusia rasional adalah mencapai
kenikmatan yang sebenar-benarnya di dunia, dan menghindari penderitaan.
11. Ajaran Carwaka
1.Tanah, air, api, dan udara adalah elemen dari alam semesta.
2.Tubuh, indra, dan objek-objek merupakan hasil kombinasi dari
berbagai elemen alam.
3.Kesadaran muncul dari material seperti sifat alkohol anggur yang
muncul dari anggur yang dipermentasi.
4.Tidak ada roh, yang ada adalah tubuh yang sadar
5. Kepuasan adalah satu-satunya tujuan hidup manusia.
6.Kematian adalah pembebasan.
12. Tata Letak Judul dan Konten dengan Bagan
4.3
2.5
3.5
4.5
2.4
4.4 1.8
2.8
2 2
3
5
0
2
4
6
8
10
12
14
Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4
Seri 1 Seri 2 Seri 3
13. Tata Letak Dua Konten denganTabel
▪ Titik poin pertama di sini
▪ Titik poin kedua di sini
▪ Titik poin ketiga di sini
Kelas Grup A Grup B
Kelas 1 82 95
Kelas 2 76 88
Kelas 3 84 90
14. Tata Letak Konten Dua dengan SmartArt
▪ Titik poin pertama di sini
▪ Titik poin kedua di sini
▪ Titik poin ketiga di sini
Tugas
1
Grup A
Grup B
Grup C