SlideShare a Scribd company logo
Kewajiban dan Hak Negara dan Warga
Negara dalam Demokrasi yang Bersumbu
pada Kedaulatan Rakyat dan Musyawarah
untuk Mufakat
Dr. Mira Veranita., M.Si
Disampaikan pada Perkuliahan Pendidikan kewarganegaraan
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya
HAK KEWAJIBAN
Sebagai warga negara, bentuk keterikatan kita
terhadap negara adalah adanya hak dan
kewajiban secara timbal balik (resiprokalitas).
HAK KEWAJIBAN
Warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara,
sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap warga negara.
Hak dan kewajiban warga negara merupakan isi
konstitusi negara perihal hubungan antara
warga negara dengan negara.
Di Indonesia, pengaturan hak dan kewajiban
warga negara diatur dalam UUD NRI 1945.
Dalam tradisi budaya Indonesia semenjak dahulu, tatkala
wilayah Nusantara ini diperintah raja-raja, kita lebih mengenal
konsep kewajiban dibandingkan konsep hak.
Konsep kewajiban selalu menjadi landasan aksiologis dalam
hubungan rakyat dan penguasa. Rakyat wajib patuh kepada
titah raja tanpa reserve sebagai bentuk penghambaan total.
Keadaan yang sama berlangsung tatkala masa penjajahan di
Nusantara, baik pada masa penjajahan Belanda yang demikian lama
maupun masa pendudukan Jepang yang relatif singkat.
Para pejuang kemerdekaan melawan kaum penjajah tak lain karena hak-hak
pribumi dirampas dan dijarah. Situasi perjuangan merebut kemerdekaan yang
sambung menyambung dan tanpa henti, sejak perjuangan yang bersifat
kedaerahan, dilanjutkan perjuangan menggunakan organisasi modern, dan akhirnya
perang kemerdekaan memungkinkan kita sekarang ini lebih paham akan budaya
hak daripada kewajiban.
Akibatnya tumbuhlah mentalitas yang gemar
menuntut hak dan jika perlu dilakukan dengan
berbagai cara termasuk dengan kekerasan, akan tetapi
ketika dituntut untuk menunaikan kewajiban malah
tidak mau.
Dalam sosiologi konsep ini dikenal dengan istilah
“strong sense of entitlement”.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan hak dan
kewajiban itu dan bagaimanakah hubungan
keduanya?
hak
kewajiban
beban untuk memberikan sesuatu yang
semestinya dibiarkan atau diberikan
oleh pihak tertentu tidak dapat oleh
pihak lain mana pun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa
oleh yang berkepentingan. Kewajiban
dengan demikian merupakan sesuatu
yang harus dilakukan
kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan oleh pihak
tertentu dan tidak dapat oleh pihak
lain mana pun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara
paksa olehnya.
(Notonagoro, 1975).
setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang
lain, dan begitu pula sebaliknya.
dalam setiap hak melekat kewajiban, setidak-tidaknya
kewajiban menghormati hak orang lain
Tugas :
Coba Anda periksa naskah UUD NRI Tahun 1945, pasal-
pasal mana saja yang berisi aturan dasar tentang hak
dan sekaligus juga berisi aturan dasar mengenai
kewajiban warga negara. Jika hubungan warga negara
dengan negara itu bersifat timbal balik, carilah aturan
atau pasal–pasal dalam UUD NRI 1945 yang menyebut
hak-hak negara dan kewajiban negara terhadap
warganya.
Sebagai contoh hak dan kewajiban warga negara yang bersifat timbal
balik atau resiprokalitas (bersangkutan dengan perbuatan timbal balik)
adalah hak warga negara mendapat pekerjaan dan penghidupan
yang layak (Pasal 27 Ayat 2, UUD 1945).
Atas dasar hak ini, negara berkewajiban memberi pekerjaan dan
penghidupan bagi warga negara. Untuk merealisasikan pemenuhan
hak warga negara tersebut, pemerintah tiap tahun membuka
lowongan pekerjaan di berbagai bidang dan memberi subsidi kepada
rakyat
Mengapa Diperlukan Harmoni
Kewajiban dan Hak Negara dan
Warga Negara Indonesia?
Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Harmoni Kewajiban dan Hak
Negara dan Warga Negara Indonesia
Sumber Historis
Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia Barat (Eropa). Adalah John Locke,
seorang filsuf Inggris pada abad ke-17, yang pertama kali merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang
melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Perkembangan
selanjutnya ditandai adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu
Magna Charta
Revolusi Amerika
Revolusi Perancis
Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan. Isinya adalah pemberian
jaminan beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan beserta keturunannya, seperti hak untuk
tidak dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas
bantuan biaya pemerintahan yang telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak
tersebut berkembang dan menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris.
Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris disebut Revolusi
Amerika. Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan) Amerika Serikat menjadi negara
merdeka tanggal 4 Juli1776 merupakan hasil dari revolusi ini.
Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri (Louis XVI) yang
telah bertindak sewenang-wenang dan absolut. Declaration des droits de I’homme et du citoyen
(Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara) dihasilkan oleh Revolusi Prancis. Pernyataan ini
memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty), kesamaan (egality), dan persaudaraan (fraternite)
Dalam perkembangannya, pemahaman mengenai HAM makin luas. Sejak permulaan abad ke-20, konsep
hak asasi berkembang menjadi empat macam kebebasan (The Four Freedoms). Konsep ini pertama kali
diperkenalkan oleh Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Rooselvelt.
Keempat macam kebebasan itu meliputi:
a. kebebasan untuk beragama (freedom of religion/ worship)
b. kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech)
c. kebebasan dari kemelaratan (freedom from want) dan
d. kebebasan dari ketakutan (freedom from fear)
Hak asasi manusia kini sudah diakui seluruh dunia dan bersifat universal, meliputi berbagai bidang kehidupan manusia dan
tidak lagi menjadi milik negara Barat.
Sekarang ini, hak asasi manusia telah menjadi isu kontemporer di dunia. PBB pada tanggal 10 Desember 1948
mencanangkan Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia)
Bagaimana dengan
Sejarah
perkembangan
HAM di Indonesia?
Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang hidup di
masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung sudah cukup lama.
Perkembangan pemikiran dan pengaturan HAM di Indonesia dibagi dalam periode:
Pemahaman HAM pada awal kemerdekaan masih
pada hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk
berserikat melalui organisasi politik yang
didirikan, dan kebebasan menyampaikan
pendapat terutama dalam parlemen. Pemahaman
HAM telah mendapat legitimasi secara formal
karena telah memperoleh pengaturan yang
masuk dalam hukum dasar atau konstitusi negara
yaitu Undang-Undang Dasar 1945.
Komitmen bangsa Indonesia pada periode awal
kemerdekaan tercantum dalam Maklumat
Pemerintah tanggal 1 November 1945.
Lebih lanjut, negara memberikan keleluasaan
kepada rakyat untuk mendirikan partai politik. Hal
ini tercantum dalam Maklumat Pemerintah
tanggal 3 November 1945.
dalam perjalanan negara Indonesia dikenal dengan sebutan
periode parlementer. Pemahaman HAM pada periode ini
mendapatkan momentum yang sangat membanggakan
karena suasana kebebasan yang menjadi semangat
demokrasi parlementer mendapatkan tempat di kalangan
elit politik. Pemahaman dan aktualisasi HAM pada periode
ini mengalami 'pasang' dan menikmati 'bulan madu'
kebebasan.
Terdapat lima aspek yang menjadi indikator akan kebebasan
tersebut, yaitu:
• Tumbuh suburnya partai-partai politik dengan beragam
ideologi masing-masing.
• Kebebasan pers sebagai pilar demokrasi betul-betul
menikmati kebebasannya.
• Pemilihan umum sebagai pilar lain demokrasi berlangsung
dalam suasana bebas, adil, dan demokratis.
• Parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai wakil
rakyat melakukan kontrol yang efektif terhadap eksekutif.
• Wacana dan pemahaman tentang HAM mendapat iklim
yang kondusif sejalan dengan kekuasaan yang memberi
ruang kebebasan.
Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah
sistem demokrasi terpimpin. Pada sistem ini, kekuasaan
berada di tangan presiden. Akibat dari sistem demokrasi
terpimpin, Presiden melakukan tindakan inkonstitusional
baik pada lembaga tinggi negara maupun di luar tatanan
lembaga tinggi negara atau infratsruktur politik.
Pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit
presiden yang berdampak pada sistem politik.
Kebebasan berpendapat, berkumpul, dan menyampaikan
pendapat secara lisan maupun tulisan sangat dibatasi.
Periode 1966 - 1998 diawali dengan peralihan
pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto.
Pada awal periode ini telah diadakan berbagai seminar
tentang HAM. Salah satunya dilaksanakan pada tahun 1967
yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya
pembentukan pengadilan HAM.
Pada awal tahun 1970 sampai akhir 1980 persoalan HAM
mengalami kemunduran karena HAM tidak lagi dihormati,
dilindungi, dan ditegakkan. Pemerintah pada periode ini
bersifat defensif, terlihat dari produk hukum yang
membatasi HAM. Pemerintah menganggap HAM sebagai
produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila.
Akan tetapi, pemahaman HAM mengalami perkembangan
di kalangan masyarakat yang dimotori oleh Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM). Salah satu upaya yang
dilakukan masyarakat adalah dengan pembentukan
jaringan dan lobi internasional terkait pelanggaran HAM
yang terjadi di Indonesia seperti kasus Tanjung Priok, kasus
Kedung Ombo, kasus Daerah Operasi Militer atau DOM
Aceh, dan lain-lain.
Upaya ini membuahkan hasil yang menggembirakan. Salah
satunya adalah terjadi pergeseran strategi pemerintah dari
defensif menjadi strategi akomodatif terhadap tuntutan
yang berkaitan dengan penegakan HAM.
Salah satu sikap akomodatif pemerintah adalah
dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau
KOMNAS HAM berdasarkan Keppres Nomor 50 Tahun 1993
tanggal 7 Juni 1993.
Pergantian rezim pemerintahan pada tahun 1998
memberikan dampak yang sangat besar pada
pemahaman HAM di Indonesia.
Dilakukan pengkajian ulang terhadap kebijakan
pemerintah orde baru yang berlawanan dengan
perlindungan HAM.
Selanjutnya dilakukan penyusunan peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan
pemberlakuan HAM dalam kehidupan
ketatanegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia.
Strategi penegakan HAM pada periode ini
dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap penentuan
dan tahap penataan aturan secara konsisten. Pada
tahap penentuan telah ditetapkan beberapa
penentuan perundang-undangan tentang HAM
seperti amandemen UUD 1945, TAP MPR, UU
Nomor 39 Tahun 1999, peraturan pemerintah, dan
ketentuan lainnya.
Video reformasi :
https://www.youtube.com/watch?v=__ZgO__cE78
https://www.youtube.com/watch?v=gxM-
jf0PCxg
Bagaimana dengan
perkembangan konsep
kewajiban?
Jika hak asasi manusia mendapat perjuangan yang luar biasa dari para
pendukungnya, misal dengan munculnya Declaration Universal of Human
Rights 1948, maka pemikiran tentang kewajiban dasar manusia tidak
sebesar itu.
Pada tahun 1997, Interaction Council
mencanangkan suatu naskah, berjudul
Universal Declaration of Human
Responsibilities (Deklarasi Tanggung Jawab
Manusia). Naskah ini dirumuskan oleh
sejumlah tokoh dunia seperti Helmut
Schmidt, Malcom Fraser, Jimmy Carter, Lee
Kuan Yew, Kiichi Miyazawa, Kenneth Kaunda,
dan Hassan Hanafi yang bekerja selama
sepuluh tahun sejak bulan Maret 1987
Prinsip dasar deklarasi ini adalah
tercapainya kebebasan sebanyak mungkin,
tetapi pada saat yang sama berkembang
rasa tanggung jawab penuh yang akan
memungkinkan kebebasan itu tumbuh.
Untuk mencari keseimbangan antara
hak dan kewajiban, ada suatu kaidah
emas (Golden Rule) yang perlu
diperhatikan yakni. “Berbuatlah
terhadap orang lain, seperti Anda ingin
mereka berbuat terhadap Anda”.
Dalam bagian Preambule naskah dikatakan
bahwa terlalu mengutamakan hak secara ekslusif
dapat menimbulkan konflik, perpecahan, dan
pertengkaran tanpa akhir, di lain pihak
mengabaikan tanggung jawab manusia dapat
menjurus ke chaos (Budiardjo, 2008)
Aturan dasar ihwal kewajiban dan hak negara dan warga negara
setelah Perubahan UUD NRI 1945 mengalami dinamika yang luar
biasa. Berikut disajikan bentuk-bentuk perubahan aturan dasar
dalam UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah Amandemen tersebut
Ketentuan mengenai hak warga negara di bidang pendidikan
semula diatur dalam Pasal 31 Ayat (1) UUD NRI 1945.
Setelah perubahan UUD NRI 1945, ketentuannya tetap
diatur dalam Pasal 31 Ayat (1) UUD NRI 1945, namun
dengan perubahan. Perhatikanlah rumusan naskah asli dan
rumusan perubahannya berikut ini.
Rumusan naskah asli: Pasal 31, (1) Tiap-
tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran. Rumusan perubahan Pasal 31,
(1) Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan.
Pendidikan lebih luas dari pengajaran.
Pendidikan = proses menanamkan nilai-nilai
Pengajaran = proses mengalihkan pengetahuan.
Nilai-nilai yang ditanamkan kepada peserta didik lebih dari sekedar
pengetahuan. Aspek lainnya meliputi keterampilan, nilai dan sikap.
Di samping itu, proses pendidikan juga dapat berlangsung di tiga
lingkungan pendidikan, yaitu di keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Sedang pengajaran konotasinya hanya berlangsung di sekolah (bahkan
di kelas). Dengan demikian, perubahan kata pengajaran menjadi
pendidikan berakibat menjadi semakin luasnya hak warga negara.
UUD NRI Tahun 1945 juga memasukkan ketentuan baru
tentang upaya pemerintah dalam memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Rumusannya terdapat dalam
Pasal 31 Ayat (5) UUD NRI Tahun 1945: “Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia”.
pemerintah berupaya memajukan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) dengan tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan memperkukuh persatuan
bangsa. Pencapaian bangsa di bidang iptek adalah
akibat dihayatinya nilai-nilai ilmiah. Namun, nilai-nilai
ilmiah yang dihasilkan tetap harus menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan memperkukuh persatuan
bangsa.
Semula ketentuan mengenai kebudayaan diatur
dalam Pasal 32 UUD NRI 1945 tanpa ayat.
Setelah perubahan UUD NRI 1945 ketentuan
tersebut masih diatur dalam Pasal 32 UUD NRI
1945 namun dengan dua ayat.
Rumusan naskah asli: Pasal 32: “Pemerintah
memajukan kebudayaan nasional Indonesia”.
Rumusan perubahan:
Pasal 32, (1) “Negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan nilai-
nilai budayanya”.
(2) “Negara menghormati dan memelihara
bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional”. Perubahan ini dilatarbelakangi oleh
kebutuhan untuk menempatkan kebudayaan
nasional pada derajat yang tinggi. Kebudayaan
nasional merupakan identitas bangsa dan
negara yang harus dilestarikan, dikembangkan,
dan diteguhkan di tengah perubahan dunia.
Perubahan dunia itu pada kenyataannya berlangsung sangat
cepat serta dapat mengancam identitas bangsa dan negara
Indonesia.
Budaya kita bukan budaya yang tertutup, sehingga masih
terbuka untuk dapat ditinjau kembali dan dikembangkan
sesuai kebutuhan dan kemajuan zaman.
Menutup diri pada era global berarti menutup kesempatan
berkembang, tetapi kita juga tidak boleh hanyut terbawa
arus globalisasi hingga kehilangan jati diri kita.
Jadi, strategi kebudayaan nasional
Indonesia yang kita pilih adalah sebagai
berikut:
a. menerima sepenuhnya: unsur-unsur
budaya asing yang sesuai dengan
kepribadian bangsa;
b. menolak sepenuhnya: unsur-unsur
budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa;
c. menerima secara selektif: unsur
budaya asing yang belum jelas apakah
sesuai atau bertentangan dengan
kepribadian bangsa.
Perekonomian Nasional diatur dalam UUD NRI Tahun 1945 Bab XIV
dengan judul Kesejahteraan Sosial dan terdiri atas 2 pasal, yaitu
Pasal 33 dengan 3 ayat dan Pasal 34 tanpa ayat.
Pasal 33 terutama dimaksudkan untuk melengkapi aturan yang
sudah diatur sebelum perubahan UUD NRI 1945, sebagai berikut:
a. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI 1945: menegaskan asas
kekeluargaan;
b. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa cabang-
cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara;
c. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa bumi dan
air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus
dikuasai negara
Setelah perubahan UUD NRI 1945, judul
bab menjadi Perekonomian Nasional dan
Kesejahteraan Sosial, terdiri atas dua
pasal, yaitu Pasal 33 dengan 5 ayat dan
Pasal 34 dengan 4 ayat.
Adapun ketentuan baru yang tercantum
dalam Pasal 33 Ayat (4) UUD NRI 1945
menegaskan tentang prinsip-prinsip
perekonomian nasional yang perlu
dicantumkan guna melengkapi ketentuan
dalam Pasal 33 Ayat (1), (2), dan (3) UUD
NRI 1945.
Semula ketentuan tentang pertahanan negara
menggunakan konsep pembelaan terhadap negara
[Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945].
Namun setelah perubahan UUD NRI 1945
konsep pembelaan negara dipindahkan menjadi
Pasal 27 Ayat (3) dengan sedikit perubahan
redaksional. Setelah perubahan UUD NRI Tahun
1945, ketentuan mengenai hak dan kewajiban
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
[Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945] merupakan
penerapan dari ketentuan Pasal 27 Ayat (3)
UUD NRI 1945.
Karena upaya membela negara mengandung
pengertian yang umum. Pertanyaannya adalah
bagaimana penerapannya? Penerapannya
adalah dengan memberikan hak dan kewajiban
kepada warga negara dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara
Penghormatan terhadap hak asasi manusia pasca
Amandemen UUD NRI 1945 mengalami dinamika yang
luar biasa. Jika sebelumnya perihal hak-hak dasar
warganegara yang diatur dalam UUD NRI 1945 hanya
berkutat pada pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34
Setelah Amandemen keempat UUD NRI 1945 aturan dasar mengenai
hal tersebut diatur tersendiri di bawah judul Hak Asasi Manusia
(HAM). Di samping mengatur perihal hak asasi manusia, diatur juga
ihwal kewajiban asasi manusia.
Esensi dan Urgensi Harmoni
Kewajiban dan Hak Negara dan
Warga Negara
Jaminan akan hak dan kewajiban warga negara dan negara dengan segala
dinamikanya diupayakan berdampak pada terpenuhinya keseimbangan yang
harmonis antara hak dan kewajiban negara dan warga negara.
Agama
Pendidikan dan Kebudayaan
Perekonomian nasional dan
kesejahteraan Rakyat
Pertahanan dan keamanan
Agama
Ketentuan mengenai agama diatur dalam
UUD NRI 1945 Pasal 29
Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi pandangan
dasar dan bersifat primer yang secara substansial
menjiwai keseluruhan wawasan kenegaraan
bangsa Indonesia.
Adanya jaminan kemerdekaan memeluk agama dan
beribadat selain diatur dalam Pasal 29 Ayat (2) juga
dalam Pasal 28E Ayat (1) UUD NRI 1945.
Dalam perubahan UUD NRI 1945 dilakukan
penambahan ketentuan mengenai HAM. Satu di
antaranya adalah ketentuan Pasal 29 Ayat (2)
mengenai kebebasan beragama dan beribadat yang
dipertegas oleh Pasal 28E Ayat (1) yang salah satu
substansinya mengatur hal yang sama.
Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan adalah salah satu bentuk upaya
pembudayaan. Melalui proses, pendidikan
kebudayaan bukan saja ditransformasikan dari
generasi tua ke generasi muda, melainkan
dikembangkan sehingga mencapai derajat
tertinggi berupa peradaban.
Penjelasan tentang tujuan pendidikan nasional
dapat kita temukan dalam
Pasal 31 Ayat (3) UUD NRI 1945.
Rumusan pasal ini
mengakomodasi nilai-nilai dan
pandangan hidup bangsa yang
religius. Maknanya adalah bahwa
untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, yaitu
mencerdaskan kehidupan
bangsa, harus dilakukan dengan
meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia.
Pendidikan nasional merupakan perwujudan
amanat UUD NRI tahun 1945 dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam UUSPN lebih lanjut dirinci bahwa
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional itu
harus melahirkan manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab
Kementerian Pendidikan danKebudayaan berkeinginan bahwa
padatahun 2025 pendidikan nasional menghasilkan INSAN
INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF (InsanKamil/Insan Paripurna).
Cerdas
Spiritual
Cerdas Emosional
dan Sosial
Cerdas
Intelektual
Cerdas
Kinestetik
Kompetitif
• Berkepribadian unggul dan
gandrung akan keunggulan
• Bersemangat juang tinggi
• Mandiri
• Pantang menyerah
• Pembangunan dan
pembina jejaring
• Bersahabat dengan
perubahan
• novatif dan menjadi agen
perubahan
• Produktif
• Sadar mutu
• Berorientasi global
• Pembelajar sepanjang
hayat
Beraktualisasi diri
melalui hati/kalbu
untuk menumbuhkan
dan memperkuat
keimanan, ketakwaan
dan akhlak mulia
termasuk budi pekerti
luhur dan
berkepribadian unggul
Beraktualisasi diri melalui olah rasa
untuk meningkatkan sensitivitas dan
apresiativitas akan kehalusan dan
keindahan seni budaya, serta
kompetensi untuk mengekspresikannya
Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial
yang:
• Membina dan memupuk hubungan
timbal balik;
• Demokratis;
• Empatik dan simpatik;
• Menjunjung tinggi hak asasi manusia;
• Ceria dan percaya diri
• Menghargai kebhinekaan dalam
bermasyarakat dan bernegara;
• Berwawasan kebangsaan dan
kesadaran akan hak dan kewajiban
warga negara
Beraktualisasi diri
melalui olah pikir untuk
memperoleh
kompetensi dan
kemandirian dalam ilmu
pengetahuan dan
teknologi;
Aktualisasi insan
intelektual yang kritis,
kreatif dan imajinatif;
Beraktualisasi diri melalui
olah raga untuk mewujudkan
insan yang sehat, bugar,
berdaya-tahan, sigap,
terampil, dan trengginas;
Aktualisasi insan adiraga;
Perekonomian nasional dan
kesejahteraan Rakyat
Hak dan kewajiban
warga negara melalui
pembayaran pajak dan
manfaat yang diterima.
Sesuai semangat Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI Tahun
1945 asas perekonomian nasional adalah
kekeluargaan.
Kekeluargaan merupakan asas yang dianut oleh masyarakat
Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan yang salah
satunya kegiatan perekonomian nasional.
Asas kekeluargaan dapat diartikan sebagai kerja sama yang
dilakukan lebih dari seorang dalam menyelesaikan
pekerjaan, baik untuk kepentingan pribadi maupun
kepentingan umum. Hasil pekerjaan bersama memberikan
manfaat yang dapat dinikmati secara adil oleh banyak orang.
Tujuannya adalah agar pekerjaan dapat cepat selesai dan
memberi hasil lebih baik
Penerapan asas kekeluargaan dalam
perekonomian nasional adalah dalam
sistem ekonomi kerakyatan.
Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem
ekonomi nasional yang berasas
kekeluargaan, berkedaulatan rakyat,
bermoral Pancasila, dan menunjukkan
pemihakan sungguh-sungguh pada
ekonomi rakyat.
Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem
ekonomi yang bertumpu pada kekuatan
mayoritas rakyat. Dengan demikian sistem
ini tidak dapat dipisahkan dari pengertian
“sektor ekonomi rakyat”, yakni sektor
ekonomi baik sektor produksi, distribusi,
maupun konsumsi yang melibatkan rakyat
banyak, memberikan manfaat bagi rakyat
banyak, pemilikan dan penilikannya oleh
rakyat banyak
Pertahanan dan keamanan
Berdasarkan aturan dasar ihwal pertahanan dan keamanan
Negara Pasal 30 Ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 bahwa usaha
pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata) oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), sebagai
komponen utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
Dengan demikian tampak bahwa komponen utama dalam
Sishankamrata adalah TNI dan Polri.
Adanya pengaturan tentang tugas pokok dan
fungsi TNI dan Polri, baik dalam UUD NRI 1945
maupun dalam undang-undang terkait,
diharapkan akan mampu meningkatkan
profesionalisme kedua lembaga yang bergerak
dalam bidang pertahanan dan keamanan negara.
Mengenai adanya ketentuan dalam Pasal 30 Ayat
(5) UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa
kedudukan dan susunan TNI dan Polri lebih lanjut
diatur dengan undang-undang, merupakan dasar
hukum bagi DPR dan presiden untuk membentuk
undang-undang. Pengaturan dengan undang-
undang mengenai pertahanan dan keamanan
negara merupakan konsekuensi logis dari prinsip
yang menempatkan urusan pertahanan dan
keamanan sebagai kepentingan rakyat
Referensi
• Sudi, Moch. 2016. Implementasi Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945.
Bandung: CV Rasi Terbit
• Kaelan. 2000. Hak Asasi Manusia dalam Bingkai Demokrasi Indonesia.
Jakarta: Media Nusantara Gunakaya,
• Widiada. 2017. Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Penerbit ANDI
TUGAS
Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
• Jelaskan pengertian hak, kewajiban dan warganegara!
• Coba saudara berikan contoh hak dan kewajiban warganegara yang
diatur dalam UUD 1945
• Jelaskan bagaimana cara memperoleh dan kehilangan status
kewarganegaraan RI menurut UU Nomor 12 Tahun 2006
• Coba saudara berikan alasan mengapa pada prinsipnya setiap Negara
menghendaki status kewarganegaraan tunggal bagi warganegaranya
• Coba saudara berikan contoh kasus atau keadaan yang memungkinkan
seseorang memiliki kewarganegaraan ganda, dan sampai usia berapa
seseorang boleh memiliki status kewarganegaraan ganda ?
Sekian dan Terimakasih
bukubekas21@gmail.com
_mirave21
Mirave21
Mira Veranita
085860802777

More Related Content

What's hot

Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan KewarganegaraanWarga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan KewarganegaraanRizki Noprian
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Dini Audi
 
Dinamika peran indonesia dalam perdamaian dunia
Dinamika peran indonesia dalam perdamaian duniaDinamika peran indonesia dalam perdamaian dunia
Dinamika peran indonesia dalam perdamaian dunia
apotek agam farma
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNegara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Nita Kurniasih
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
RESISKOM21MFATHURRAH
 
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaKedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Sawah Dan Ladang Ku
 
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaIntegrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Smywlndr wlndr
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Aisyah Turidho
 
Ketahanan Nasional
Ketahanan NasionalKetahanan Nasional
Ketahanan Nasional
Mira Veranita
 
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif KebangsaanWawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Mira Veranita
 
Sejarah VOC
Sejarah VOCSejarah VOC
Sejarah VOC
Davis Lesmana
 
Pembunuhan berencana
Pembunuhan berencanaPembunuhan berencana
Pembunuhan berencana
fardhasyavril
 
Makalah Konferensi Meja Bundar
Makalah Konferensi Meja BundarMakalah Konferensi Meja Bundar
Makalah Konferensi Meja Bundar
Muhammad Viddin
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
idasilfia
 
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...
cindyBenedicta
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
Mardiah Ahmad
 
Pengertian dan latar belakang wawasan nusantara
Pengertian dan latar belakang wawasan nusantaraPengertian dan latar belakang wawasan nusantara
Pengertian dan latar belakang wawasan nusantaraAdora Aline A.
 
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi NasionalAncaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi NasionalEkinanda Anggita
 

What's hot (20)

Warga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan KewarganegaraanWarga Negara dan Kewarganegaraan
Warga Negara dan Kewarganegaraan
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
 
Dinamika peran indonesia dalam perdamaian dunia
Dinamika peran indonesia dalam perdamaian duniaDinamika peran indonesia dalam perdamaian dunia
Dinamika peran indonesia dalam perdamaian dunia
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNegara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
BAB 9 BAGAIMANA URGENSI DAN TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DAN BELA NEGARA BAGI...
 
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaKedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
 
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal IkaIntegrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Integrasi Nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
 
Ketahanan Nasional
Ketahanan NasionalKetahanan Nasional
Ketahanan Nasional
 
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif KebangsaanWawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Wawasan Nusantara sebagai Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
 
Sejarah VOC
Sejarah VOCSejarah VOC
Sejarah VOC
 
Geostrategi ppt
Geostrategi pptGeostrategi ppt
Geostrategi ppt
 
Pembunuhan berencana
Pembunuhan berencanaPembunuhan berencana
Pembunuhan berencana
 
Makalah Konferensi Meja Bundar
Makalah Konferensi Meja BundarMakalah Konferensi Meja Bundar
Makalah Konferensi Meja Bundar
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
 
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...
Strategi perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah sebelum dan sesudah aba...
 
1. identitas nasional
1. identitas nasional1. identitas nasional
1. identitas nasional
 
Pengertian dan latar belakang wawasan nusantara
Pengertian dan latar belakang wawasan nusantaraPengertian dan latar belakang wawasan nusantara
Pengertian dan latar belakang wawasan nusantara
 
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi NasionalAncaman Terhadap Integrasi Nasional
Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
 

Similar to Materi 5. Hak dan Kewajiban WN

7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasilaMahifal Ginting
 
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasilaMahifal Ginting
 
HUKUM TATA NEGARA
HUKUM TATA NEGARAHUKUM TATA NEGARA
HUKUM TATA NEGARA
LION_354
 
KELOMPOK 3 - KONSTITUSI.pptx
KELOMPOK 3 - KONSTITUSI.pptxKELOMPOK 3 - KONSTITUSI.pptx
KELOMPOK 3 - KONSTITUSI.pptx
AdiAdi385174
 
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAGAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
garrytokai
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang hamMakalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Pkn (ham)
Pkn (ham)Pkn (ham)
Pkn (ham)
Firda Amalia
 
PPT KWN Kelompok 5.pptx
PPT KWN Kelompok 5.pptxPPT KWN Kelompok 5.pptx
PPT KWN Kelompok 5.pptx
KaiUtakata
 
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01Operator Warnet Vast Raha
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
vidyamurnicahyani
 
Negara Hukum dan ham
Negara Hukum dan hamNegara Hukum dan ham
Negara Hukum dan ham
Sayur Lodeh
 
Makalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasilaMakalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasila
Warnet Raha
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
Ruqayyah S
 
Sejarah hak asasi
Sejarah hak asasiSejarah hak asasi
Sejarah hak asasi
Nita Mardiana
 
Kasuspelanggaranhamdalamrangkaperlindunganpemajuan 140623013029-phpapp01
Kasuspelanggaranhamdalamrangkaperlindunganpemajuan 140623013029-phpapp01Kasuspelanggaranhamdalamrangkaperlindunganpemajuan 140623013029-phpapp01
Kasuspelanggaranhamdalamrangkaperlindunganpemajuan 140623013029-phpapp01nurngaeni
 
Hak Assii manuasia adalah bagian terpent
Hak Assii manuasia adalah bagian terpentHak Assii manuasia adalah bagian terpent
Hak Assii manuasia adalah bagian terpent
AhmadAhadiYusufSetya
 
Ham
HamHam

Similar to Materi 5. Hak dan Kewajiban WN (20)

7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
 
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
 
HUKUM TATA NEGARA
HUKUM TATA NEGARAHUKUM TATA NEGARA
HUKUM TATA NEGARA
 
KELOMPOK 3 - KONSTITUSI.pptx
KELOMPOK 3 - KONSTITUSI.pptxKELOMPOK 3 - KONSTITUSI.pptx
KELOMPOK 3 - KONSTITUSI.pptx
 
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAAGAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
GAK PENTING CUMA COPAS HAHAA
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang hamMakalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
Makalah pendidikan kewarganegaraan dan pancasila tentang ham
 
Pkn (ham)
Pkn (ham)Pkn (ham)
Pkn (ham)
 
PPT KWN Kelompok 5.pptx
PPT KWN Kelompok 5.pptxPPT KWN Kelompok 5.pptx
PPT KWN Kelompok 5.pptx
 
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
Hakasasimanusiakelompok4 131108013533-phpapp01
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
MAKALAH DEMOKRASI
MAKALAH DEMOKRASIMAKALAH DEMOKRASI
MAKALAH DEMOKRASI
 
MAKALAH DEMOKRASI
MAKALAH DEMOKRASIMAKALAH DEMOKRASI
MAKALAH DEMOKRASI
 
Negara Hukum dan ham
Negara Hukum dan hamNegara Hukum dan ham
Negara Hukum dan ham
 
Makalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasilaMakalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasila
 
Makalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasilaMakalah demokrasi pancasila
Makalah demokrasi pancasila
 
Hak asasi manusia
Hak asasi manusiaHak asasi manusia
Hak asasi manusia
 
Sejarah hak asasi
Sejarah hak asasiSejarah hak asasi
Sejarah hak asasi
 
Kasuspelanggaranhamdalamrangkaperlindunganpemajuan 140623013029-phpapp01
Kasuspelanggaranhamdalamrangkaperlindunganpemajuan 140623013029-phpapp01Kasuspelanggaranhamdalamrangkaperlindunganpemajuan 140623013029-phpapp01
Kasuspelanggaranhamdalamrangkaperlindunganpemajuan 140623013029-phpapp01
 
Hak Assii manuasia adalah bagian terpent
Hak Assii manuasia adalah bagian terpentHak Assii manuasia adalah bagian terpent
Hak Assii manuasia adalah bagian terpent
 
Ham
HamHam
Ham
 

More from Mira Veranita

Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptxPerubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Mira Veranita
 
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Mira Veranita
 
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja Organisasi
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja OrganisasiPeran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja Organisasi
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja Organisasi
Mira Veranita
 
TEORI ORGANISASI
TEORI ORGANISASITEORI ORGANISASI
TEORI ORGANISASI
Mira Veranita
 
Jenis-jenis Budaya Organisasi
Jenis-jenis Budaya OrganisasiJenis-jenis Budaya Organisasi
Jenis-jenis Budaya Organisasi
Mira Veranita
 
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdfSIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
Mira Veranita
 
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdf
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdfKARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdf
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdf
Mira Veranita
 
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
Mira Veranita
 
Konstitusi
Konstitusi Konstitusi
Konstitusi
Mira Veranita
 
Menciptakan Budaya Beretika.pdf
Menciptakan Budaya Beretika.pdfMenciptakan Budaya Beretika.pdf
Menciptakan Budaya Beretika.pdf
Mira Veranita
 
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023
Mira Veranita
 
KONFLIK DAN STRESS KERJA.
KONFLIK DAN STRESS KERJA. KONFLIK DAN STRESS KERJA.
KONFLIK DAN STRESS KERJA.
Mira Veranita
 
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdf
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdfMenciptakan Budaya Kebhinekaan .pdf
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdf
Mira Veranita
 
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...
Mira Veranita
 
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdfMateri 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
Mira Veranita
 
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
Mira Veranita
 
Materi 2 : Identitas Nasional
Materi 2 : Identitas NasionalMateri 2 : Identitas Nasional
Materi 2 : Identitas Nasional
Mira Veranita
 
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptx
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptxPertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptx
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptx
Mira Veranita
 
KONSEP DASAR.pptx
KONSEP DASAR.pptxKONSEP DASAR.pptx
KONSEP DASAR.pptx
Mira Veranita
 
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASIBUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
Mira Veranita
 

More from Mira Veranita (20)

Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptxPerubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
Perubahan dan Pengembangan Organisasi.pptx
 
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
STRESS KERJA PADA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
 
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja Organisasi
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja OrganisasiPeran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja Organisasi
Peran Budaya Organisasi dalam Mewujudkan Kinerja Organisasi
 
TEORI ORGANISASI
TEORI ORGANISASITEORI ORGANISASI
TEORI ORGANISASI
 
Jenis-jenis Budaya Organisasi
Jenis-jenis Budaya OrganisasiJenis-jenis Budaya Organisasi
Jenis-jenis Budaya Organisasi
 
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdfSIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
 
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdf
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdfKARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdf
KARAKTERISTIK DAN HAKIKAT MANUSIA.pdf
 
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
 
Konstitusi
Konstitusi Konstitusi
Konstitusi
 
Menciptakan Budaya Beretika.pdf
Menciptakan Budaya Beretika.pdfMenciptakan Budaya Beretika.pdf
Menciptakan Budaya Beretika.pdf
 
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023
SOAL PRA UTS NOVEMBER 2023
 
KONFLIK DAN STRESS KERJA.
KONFLIK DAN STRESS KERJA. KONFLIK DAN STRESS KERJA.
KONFLIK DAN STRESS KERJA.
 
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdf
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdfMenciptakan Budaya Kebhinekaan .pdf
Menciptakan Budaya Kebhinekaan .pdf
 
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...
Organisasi sebagai Sistem Sosial, Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya te...
 
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdfMateri 3. Integrasi Nasional.pdf
Materi 3. Integrasi Nasional.pdf
 
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASIPERT.2 PERILAKU ORGANISASI
PERT.2 PERILAKU ORGANISASI
 
Materi 2 : Identitas Nasional
Materi 2 : Identitas NasionalMateri 2 : Identitas Nasional
Materi 2 : Identitas Nasional
 
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptx
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptxPertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptx
Pertemuan 2 Konsep dasar Budaya Organisasi.pptx
 
KONSEP DASAR.pptx
KONSEP DASAR.pptxKONSEP DASAR.pptx
KONSEP DASAR.pptx
 
BUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASIBUDAYA ORGANISASI
BUDAYA ORGANISASI
 

Recently uploaded

TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
MATERI KODE ETIK Pegawai Negeri Sipil 2023.pptx
MATERI KODE ETIK Pegawai Negeri Sipil 2023.pptxMATERI KODE ETIK Pegawai Negeri Sipil 2023.pptx
MATERI KODE ETIK Pegawai Negeri Sipil 2023.pptx
rtkwbc
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 

Recently uploaded (12)

TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
MATERI KODE ETIK Pegawai Negeri Sipil 2023.pptx
MATERI KODE ETIK Pegawai Negeri Sipil 2023.pptxMATERI KODE ETIK Pegawai Negeri Sipil 2023.pptx
MATERI KODE ETIK Pegawai Negeri Sipil 2023.pptx
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 

Materi 5. Hak dan Kewajiban WN

  • 1. Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara dalam Demokrasi yang Bersumbu pada Kedaulatan Rakyat dan Musyawarah untuk Mufakat Dr. Mira Veranita., M.Si Disampaikan pada Perkuliahan Pendidikan kewarganegaraan Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya
  • 2. HAK KEWAJIBAN Sebagai warga negara, bentuk keterikatan kita terhadap negara adalah adanya hak dan kewajiban secara timbal balik (resiprokalitas).
  • 3. HAK KEWAJIBAN Warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara.
  • 4. Hak dan kewajiban warga negara merupakan isi konstitusi negara perihal hubungan antara warga negara dengan negara. Di Indonesia, pengaturan hak dan kewajiban warga negara diatur dalam UUD NRI 1945.
  • 5. Dalam tradisi budaya Indonesia semenjak dahulu, tatkala wilayah Nusantara ini diperintah raja-raja, kita lebih mengenal konsep kewajiban dibandingkan konsep hak. Konsep kewajiban selalu menjadi landasan aksiologis dalam hubungan rakyat dan penguasa. Rakyat wajib patuh kepada titah raja tanpa reserve sebagai bentuk penghambaan total.
  • 6. Keadaan yang sama berlangsung tatkala masa penjajahan di Nusantara, baik pada masa penjajahan Belanda yang demikian lama maupun masa pendudukan Jepang yang relatif singkat.
  • 7. Para pejuang kemerdekaan melawan kaum penjajah tak lain karena hak-hak pribumi dirampas dan dijarah. Situasi perjuangan merebut kemerdekaan yang sambung menyambung dan tanpa henti, sejak perjuangan yang bersifat kedaerahan, dilanjutkan perjuangan menggunakan organisasi modern, dan akhirnya perang kemerdekaan memungkinkan kita sekarang ini lebih paham akan budaya hak daripada kewajiban.
  • 8. Akibatnya tumbuhlah mentalitas yang gemar menuntut hak dan jika perlu dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan kekerasan, akan tetapi ketika dituntut untuk menunaikan kewajiban malah tidak mau. Dalam sosiologi konsep ini dikenal dengan istilah “strong sense of entitlement”.
  • 9. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan hak dan kewajiban itu dan bagaimanakah hubungan keduanya?
  • 10. hak kewajiban beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban dengan demikian merupakan sesuatu yang harus dilakukan kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain mana pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. (Notonagoro, 1975).
  • 11. setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan begitu pula sebaliknya. dalam setiap hak melekat kewajiban, setidak-tidaknya kewajiban menghormati hak orang lain
  • 12. Tugas : Coba Anda periksa naskah UUD NRI Tahun 1945, pasal- pasal mana saja yang berisi aturan dasar tentang hak dan sekaligus juga berisi aturan dasar mengenai kewajiban warga negara. Jika hubungan warga negara dengan negara itu bersifat timbal balik, carilah aturan atau pasal–pasal dalam UUD NRI 1945 yang menyebut hak-hak negara dan kewajiban negara terhadap warganya. Sebagai contoh hak dan kewajiban warga negara yang bersifat timbal balik atau resiprokalitas (bersangkutan dengan perbuatan timbal balik) adalah hak warga negara mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 Ayat 2, UUD 1945). Atas dasar hak ini, negara berkewajiban memberi pekerjaan dan penghidupan bagi warga negara. Untuk merealisasikan pemenuhan hak warga negara tersebut, pemerintah tiap tahun membuka lowongan pekerjaan di berbagai bidang dan memberi subsidi kepada rakyat
  • 13. Mengapa Diperlukan Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara Indonesia?
  • 14. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara Indonesia Sumber Historis Secara historis perjuangan menegakkan hak asasi manusia terjadi di dunia Barat (Eropa). Adalah John Locke, seorang filsuf Inggris pada abad ke-17, yang pertama kali merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Perkembangan selanjutnya ditandai adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Magna Charta Revolusi Amerika Revolusi Perancis Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para bangsawan. Isinya adalah pemberian jaminan beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan beserta keturunannya, seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa adanya pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan sebagai balasan atas bantuan biaya pemerintahan yang telah diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak tersebut berkembang dan menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris. Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat melawan penjajahan Inggris disebut Revolusi Amerika. Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan) Amerika Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli1776 merupakan hasil dari revolusi ini. Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis kepada rajanya sendiri (Louis XVI) yang telah bertindak sewenang-wenang dan absolut. Declaration des droits de I’homme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan Warga Negara) dihasilkan oleh Revolusi Prancis. Pernyataan ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty), kesamaan (egality), dan persaudaraan (fraternite)
  • 15. Dalam perkembangannya, pemahaman mengenai HAM makin luas. Sejak permulaan abad ke-20, konsep hak asasi berkembang menjadi empat macam kebebasan (The Four Freedoms). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Rooselvelt. Keempat macam kebebasan itu meliputi: a. kebebasan untuk beragama (freedom of religion/ worship) b. kebebasan untuk berbicara dan berpendapat (freedom of speech) c. kebebasan dari kemelaratan (freedom from want) dan d. kebebasan dari ketakutan (freedom from fear) Hak asasi manusia kini sudah diakui seluruh dunia dan bersifat universal, meliputi berbagai bidang kehidupan manusia dan tidak lagi menjadi milik negara Barat. Sekarang ini, hak asasi manusia telah menjadi isu kontemporer di dunia. PBB pada tanggal 10 Desember 1948 mencanangkan Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia)
  • 17. Pemahaman HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang hidup di masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung sudah cukup lama. Perkembangan pemikiran dan pengaturan HAM di Indonesia dibagi dalam periode: Pemahaman HAM pada awal kemerdekaan masih pada hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan, dan kebebasan menyampaikan pendapat terutama dalam parlemen. Pemahaman HAM telah mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan yang masuk dalam hukum dasar atau konstitusi negara yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Komitmen bangsa Indonesia pada periode awal kemerdekaan tercantum dalam Maklumat Pemerintah tanggal 1 November 1945. Lebih lanjut, negara memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik. Hal ini tercantum dalam Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945.
  • 18. dalam perjalanan negara Indonesia dikenal dengan sebutan periode parlementer. Pemahaman HAM pada periode ini mendapatkan momentum yang sangat membanggakan karena suasana kebebasan yang menjadi semangat demokrasi parlementer mendapatkan tempat di kalangan elit politik. Pemahaman dan aktualisasi HAM pada periode ini mengalami 'pasang' dan menikmati 'bulan madu' kebebasan. Terdapat lima aspek yang menjadi indikator akan kebebasan tersebut, yaitu: • Tumbuh suburnya partai-partai politik dengan beragam ideologi masing-masing. • Kebebasan pers sebagai pilar demokrasi betul-betul menikmati kebebasannya. • Pemilihan umum sebagai pilar lain demokrasi berlangsung dalam suasana bebas, adil, dan demokratis. • Parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai wakil rakyat melakukan kontrol yang efektif terhadap eksekutif. • Wacana dan pemahaman tentang HAM mendapat iklim yang kondusif sejalan dengan kekuasaan yang memberi ruang kebebasan.
  • 19. Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi terpimpin. Pada sistem ini, kekuasaan berada di tangan presiden. Akibat dari sistem demokrasi terpimpin, Presiden melakukan tindakan inkonstitusional baik pada lembaga tinggi negara maupun di luar tatanan lembaga tinggi negara atau infratsruktur politik. Pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit presiden yang berdampak pada sistem politik. Kebebasan berpendapat, berkumpul, dan menyampaikan pendapat secara lisan maupun tulisan sangat dibatasi.
  • 20. Periode 1966 - 1998 diawali dengan peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto. Pada awal periode ini telah diadakan berbagai seminar tentang HAM. Salah satunya dilaksanakan pada tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan HAM. Pada awal tahun 1970 sampai akhir 1980 persoalan HAM mengalami kemunduran karena HAM tidak lagi dihormati, dilindungi, dan ditegakkan. Pemerintah pada periode ini bersifat defensif, terlihat dari produk hukum yang membatasi HAM. Pemerintah menganggap HAM sebagai produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila. Akan tetapi, pemahaman HAM mengalami perkembangan di kalangan masyarakat yang dimotori oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat adalah dengan pembentukan jaringan dan lobi internasional terkait pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia seperti kasus Tanjung Priok, kasus Kedung Ombo, kasus Daerah Operasi Militer atau DOM Aceh, dan lain-lain. Upaya ini membuahkan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah terjadi pergeseran strategi pemerintah dari defensif menjadi strategi akomodatif terhadap tuntutan yang berkaitan dengan penegakan HAM. Salah satu sikap akomodatif pemerintah adalah dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau KOMNAS HAM berdasarkan Keppres Nomor 50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993.
  • 21. Pergantian rezim pemerintahan pada tahun 1998 memberikan dampak yang sangat besar pada pemahaman HAM di Indonesia. Dilakukan pengkajian ulang terhadap kebijakan pemerintah orde baru yang berlawanan dengan perlindungan HAM. Selanjutnya dilakukan penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia. Strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap penentuan dan tahap penataan aturan secara konsisten. Pada tahap penentuan telah ditetapkan beberapa penentuan perundang-undangan tentang HAM seperti amandemen UUD 1945, TAP MPR, UU Nomor 39 Tahun 1999, peraturan pemerintah, dan ketentuan lainnya.
  • 23. Bagaimana dengan perkembangan konsep kewajiban? Jika hak asasi manusia mendapat perjuangan yang luar biasa dari para pendukungnya, misal dengan munculnya Declaration Universal of Human Rights 1948, maka pemikiran tentang kewajiban dasar manusia tidak sebesar itu.
  • 24. Pada tahun 1997, Interaction Council mencanangkan suatu naskah, berjudul Universal Declaration of Human Responsibilities (Deklarasi Tanggung Jawab Manusia). Naskah ini dirumuskan oleh sejumlah tokoh dunia seperti Helmut Schmidt, Malcom Fraser, Jimmy Carter, Lee Kuan Yew, Kiichi Miyazawa, Kenneth Kaunda, dan Hassan Hanafi yang bekerja selama sepuluh tahun sejak bulan Maret 1987 Prinsip dasar deklarasi ini adalah tercapainya kebebasan sebanyak mungkin, tetapi pada saat yang sama berkembang rasa tanggung jawab penuh yang akan memungkinkan kebebasan itu tumbuh. Untuk mencari keseimbangan antara hak dan kewajiban, ada suatu kaidah emas (Golden Rule) yang perlu diperhatikan yakni. “Berbuatlah terhadap orang lain, seperti Anda ingin mereka berbuat terhadap Anda”. Dalam bagian Preambule naskah dikatakan bahwa terlalu mengutamakan hak secara ekslusif dapat menimbulkan konflik, perpecahan, dan pertengkaran tanpa akhir, di lain pihak mengabaikan tanggung jawab manusia dapat menjurus ke chaos (Budiardjo, 2008)
  • 25. Aturan dasar ihwal kewajiban dan hak negara dan warga negara setelah Perubahan UUD NRI 1945 mengalami dinamika yang luar biasa. Berikut disajikan bentuk-bentuk perubahan aturan dasar dalam UUD NRI 1945 sebelum dan sesudah Amandemen tersebut
  • 26. Ketentuan mengenai hak warga negara di bidang pendidikan semula diatur dalam Pasal 31 Ayat (1) UUD NRI 1945. Setelah perubahan UUD NRI 1945, ketentuannya tetap diatur dalam Pasal 31 Ayat (1) UUD NRI 1945, namun dengan perubahan. Perhatikanlah rumusan naskah asli dan rumusan perubahannya berikut ini. Rumusan naskah asli: Pasal 31, (1) Tiap- tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Rumusan perubahan Pasal 31, (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan lebih luas dari pengajaran. Pendidikan = proses menanamkan nilai-nilai Pengajaran = proses mengalihkan pengetahuan. Nilai-nilai yang ditanamkan kepada peserta didik lebih dari sekedar pengetahuan. Aspek lainnya meliputi keterampilan, nilai dan sikap. Di samping itu, proses pendidikan juga dapat berlangsung di tiga lingkungan pendidikan, yaitu di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sedang pengajaran konotasinya hanya berlangsung di sekolah (bahkan di kelas). Dengan demikian, perubahan kata pengajaran menjadi pendidikan berakibat menjadi semakin luasnya hak warga negara. UUD NRI Tahun 1945 juga memasukkan ketentuan baru tentang upaya pemerintah dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Rumusannya terdapat dalam Pasal 31 Ayat (5) UUD NRI Tahun 1945: “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”. pemerintah berupaya memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan memperkukuh persatuan bangsa. Pencapaian bangsa di bidang iptek adalah akibat dihayatinya nilai-nilai ilmiah. Namun, nilai-nilai ilmiah yang dihasilkan tetap harus menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan memperkukuh persatuan bangsa.
  • 27. Semula ketentuan mengenai kebudayaan diatur dalam Pasal 32 UUD NRI 1945 tanpa ayat. Setelah perubahan UUD NRI 1945 ketentuan tersebut masih diatur dalam Pasal 32 UUD NRI 1945 namun dengan dua ayat. Rumusan naskah asli: Pasal 32: “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia”. Rumusan perubahan: Pasal 32, (1) “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai- nilai budayanya”. (2) “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional”. Perubahan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk menempatkan kebudayaan nasional pada derajat yang tinggi. Kebudayaan nasional merupakan identitas bangsa dan negara yang harus dilestarikan, dikembangkan, dan diteguhkan di tengah perubahan dunia.
  • 28. Perubahan dunia itu pada kenyataannya berlangsung sangat cepat serta dapat mengancam identitas bangsa dan negara Indonesia. Budaya kita bukan budaya yang tertutup, sehingga masih terbuka untuk dapat ditinjau kembali dan dikembangkan sesuai kebutuhan dan kemajuan zaman. Menutup diri pada era global berarti menutup kesempatan berkembang, tetapi kita juga tidak boleh hanyut terbawa arus globalisasi hingga kehilangan jati diri kita. Jadi, strategi kebudayaan nasional Indonesia yang kita pilih adalah sebagai berikut: a. menerima sepenuhnya: unsur-unsur budaya asing yang sesuai dengan kepribadian bangsa; b. menolak sepenuhnya: unsur-unsur budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa; c. menerima secara selektif: unsur budaya asing yang belum jelas apakah sesuai atau bertentangan dengan kepribadian bangsa.
  • 29. Perekonomian Nasional diatur dalam UUD NRI Tahun 1945 Bab XIV dengan judul Kesejahteraan Sosial dan terdiri atas 2 pasal, yaitu Pasal 33 dengan 3 ayat dan Pasal 34 tanpa ayat. Pasal 33 terutama dimaksudkan untuk melengkapi aturan yang sudah diatur sebelum perubahan UUD NRI 1945, sebagai berikut: a. Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI 1945: menegaskan asas kekeluargaan; b. Pasal 33 Ayat (2) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa cabang- cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara; c. Pasal 33 Ayat (3) UUD NRI 1945: menegaskan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus dikuasai negara Setelah perubahan UUD NRI 1945, judul bab menjadi Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial, terdiri atas dua pasal, yaitu Pasal 33 dengan 5 ayat dan Pasal 34 dengan 4 ayat. Adapun ketentuan baru yang tercantum dalam Pasal 33 Ayat (4) UUD NRI 1945 menegaskan tentang prinsip-prinsip perekonomian nasional yang perlu dicantumkan guna melengkapi ketentuan dalam Pasal 33 Ayat (1), (2), dan (3) UUD NRI 1945.
  • 30. Semula ketentuan tentang pertahanan negara menggunakan konsep pembelaan terhadap negara [Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945]. Namun setelah perubahan UUD NRI 1945 konsep pembelaan negara dipindahkan menjadi Pasal 27 Ayat (3) dengan sedikit perubahan redaksional. Setelah perubahan UUD NRI Tahun 1945, ketentuan mengenai hak dan kewajiban dalam usaha pertahanan dan keamanan negara [Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI 1945] merupakan penerapan dari ketentuan Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI 1945. Karena upaya membela negara mengandung pengertian yang umum. Pertanyaannya adalah bagaimana penerapannya? Penerapannya adalah dengan memberikan hak dan kewajiban kepada warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
  • 31. Penghormatan terhadap hak asasi manusia pasca Amandemen UUD NRI 1945 mengalami dinamika yang luar biasa. Jika sebelumnya perihal hak-hak dasar warganegara yang diatur dalam UUD NRI 1945 hanya berkutat pada pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, dan 34 Setelah Amandemen keempat UUD NRI 1945 aturan dasar mengenai hal tersebut diatur tersendiri di bawah judul Hak Asasi Manusia (HAM). Di samping mengatur perihal hak asasi manusia, diatur juga ihwal kewajiban asasi manusia.
  • 32. Esensi dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara
  • 33. Jaminan akan hak dan kewajiban warga negara dan negara dengan segala dinamikanya diupayakan berdampak pada terpenuhinya keseimbangan yang harmonis antara hak dan kewajiban negara dan warga negara. Agama Pendidikan dan Kebudayaan Perekonomian nasional dan kesejahteraan Rakyat Pertahanan dan keamanan
  • 34. Agama Ketentuan mengenai agama diatur dalam UUD NRI 1945 Pasal 29 Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi pandangan dasar dan bersifat primer yang secara substansial menjiwai keseluruhan wawasan kenegaraan bangsa Indonesia. Adanya jaminan kemerdekaan memeluk agama dan beribadat selain diatur dalam Pasal 29 Ayat (2) juga dalam Pasal 28E Ayat (1) UUD NRI 1945. Dalam perubahan UUD NRI 1945 dilakukan penambahan ketentuan mengenai HAM. Satu di antaranya adalah ketentuan Pasal 29 Ayat (2) mengenai kebebasan beragama dan beribadat yang dipertegas oleh Pasal 28E Ayat (1) yang salah satu substansinya mengatur hal yang sama.
  • 35. Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan adalah salah satu bentuk upaya pembudayaan. Melalui proses, pendidikan kebudayaan bukan saja ditransformasikan dari generasi tua ke generasi muda, melainkan dikembangkan sehingga mencapai derajat tertinggi berupa peradaban. Penjelasan tentang tujuan pendidikan nasional dapat kita temukan dalam Pasal 31 Ayat (3) UUD NRI 1945. Rumusan pasal ini mengakomodasi nilai-nilai dan pandangan hidup bangsa yang religius. Maknanya adalah bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, harus dilakukan dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia. Pendidikan nasional merupakan perwujudan amanat UUD NRI tahun 1945 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam UUSPN lebih lanjut dirinci bahwa penyelenggaraan sistem pendidikan nasional itu harus melahirkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Kementerian Pendidikan danKebudayaan berkeinginan bahwa padatahun 2025 pendidikan nasional menghasilkan INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF (InsanKamil/Insan Paripurna).
  • 36. Cerdas Spiritual Cerdas Emosional dan Sosial Cerdas Intelektual Cerdas Kinestetik Kompetitif • Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan • Bersemangat juang tinggi • Mandiri • Pantang menyerah • Pembangunan dan pembina jejaring • Bersahabat dengan perubahan • novatif dan menjadi agen perubahan • Produktif • Sadar mutu • Berorientasi global • Pembelajar sepanjang hayat Beraktualisasi diri melalui hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan berkepribadian unggul Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiativitas akan kehalusan dan keindahan seni budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang: • Membina dan memupuk hubungan timbal balik; • Demokratis; • Empatik dan simpatik; • Menjunjung tinggi hak asasi manusia; • Ceria dan percaya diri • Menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara; • Berwawasan kebangsaan dan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif; Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas; Aktualisasi insan adiraga;
  • 37. Perekonomian nasional dan kesejahteraan Rakyat Hak dan kewajiban warga negara melalui pembayaran pajak dan manfaat yang diterima.
  • 38. Sesuai semangat Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 asas perekonomian nasional adalah kekeluargaan. Kekeluargaan merupakan asas yang dianut oleh masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan yang salah satunya kegiatan perekonomian nasional. Asas kekeluargaan dapat diartikan sebagai kerja sama yang dilakukan lebih dari seorang dalam menyelesaikan pekerjaan, baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan umum. Hasil pekerjaan bersama memberikan manfaat yang dapat dinikmati secara adil oleh banyak orang. Tujuannya adalah agar pekerjaan dapat cepat selesai dan memberi hasil lebih baik Penerapan asas kekeluargaan dalam perekonomian nasional adalah dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi nasional yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi rakyat. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang bertumpu pada kekuatan mayoritas rakyat. Dengan demikian sistem ini tidak dapat dipisahkan dari pengertian “sektor ekonomi rakyat”, yakni sektor ekonomi baik sektor produksi, distribusi, maupun konsumsi yang melibatkan rakyat banyak, memberikan manfaat bagi rakyat banyak, pemilikan dan penilikannya oleh rakyat banyak
  • 39. Pertahanan dan keamanan Berdasarkan aturan dasar ihwal pertahanan dan keamanan Negara Pasal 30 Ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata) oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), sebagai komponen utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung. Dengan demikian tampak bahwa komponen utama dalam Sishankamrata adalah TNI dan Polri. Adanya pengaturan tentang tugas pokok dan fungsi TNI dan Polri, baik dalam UUD NRI 1945 maupun dalam undang-undang terkait, diharapkan akan mampu meningkatkan profesionalisme kedua lembaga yang bergerak dalam bidang pertahanan dan keamanan negara. Mengenai adanya ketentuan dalam Pasal 30 Ayat (5) UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa kedudukan dan susunan TNI dan Polri lebih lanjut diatur dengan undang-undang, merupakan dasar hukum bagi DPR dan presiden untuk membentuk undang-undang. Pengaturan dengan undang- undang mengenai pertahanan dan keamanan negara merupakan konsekuensi logis dari prinsip yang menempatkan urusan pertahanan dan keamanan sebagai kepentingan rakyat
  • 40. Referensi • Sudi, Moch. 2016. Implementasi Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945. Bandung: CV Rasi Terbit • Kaelan. 2000. Hak Asasi Manusia dalam Bingkai Demokrasi Indonesia. Jakarta: Media Nusantara Gunakaya, • Widiada. 2017. Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Penerbit ANDI
  • 41. TUGAS Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ! • Jelaskan pengertian hak, kewajiban dan warganegara! • Coba saudara berikan contoh hak dan kewajiban warganegara yang diatur dalam UUD 1945 • Jelaskan bagaimana cara memperoleh dan kehilangan status kewarganegaraan RI menurut UU Nomor 12 Tahun 2006 • Coba saudara berikan alasan mengapa pada prinsipnya setiap Negara menghendaki status kewarganegaraan tunggal bagi warganegaranya • Coba saudara berikan contoh kasus atau keadaan yang memungkinkan seseorang memiliki kewarganegaraan ganda, dan sampai usia berapa seseorang boleh memiliki status kewarganegaraan ganda ?