Fikih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan
Tuhannya. Pada hakikatnya, fikih sudah ada pada masa Nabi Muhammad SAW.
walaupun belum bisa dikatakan sebagai disiplin ilmu tersendiri. Karena seluruh
persoalan agama yang dialami oleh umat Islam pada masa itu langsung ditanyakan
dan dijawab oleh Nabi Muhammad SAW. dengan merujuk kepada Alquran dan
sunnah. Namun sejak sepeninggal Rasulullah SAW. mulai munculnya ilmu fikih
yang dikarnakan seringnya muncul persoalan-persoalan yang membutukan hukum
melalui istimbat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. Fiqih
1. Periode Keempat: Masa Keemasan Fiqih
Faktor Penyebab Perkembangan Pesat Fiqih
Munculnya Mazhab-Mazhab Fiqih
2. Periode kelima: Masa Kemunduran Fiqih
Kecenderungan Bertaqlid di Kalangan Fuqaha
Munculnya Asumsi Bahwa Pintu Ijtihad Telah Ditutup
Kelompok 3:
Imran Pangestu (21901083053)
Friska Cahyu Sutisna (21901083059)
Annisa Syonia Rayhani (21901083062)
Mila Rosida (21901083065)
Aziziyah Amalia Adna (21901083070)
2. Abad ke II Hijriyah merupakan abad kelahiran fiqih yang telah
terwujud dalam bentuk ilmu yang disusun secara sistematis, analisis, dan
argumentatif yang ditulis oleh para fuqaha imam madzhab. Pada periode
ini perkembangan fiqih Islam mencapai puncak kejayaannya bersamaan
dengan kemajuan dunia Islam dalam berbagai bidang. Adapun yang
menjadi latar belakang pesatnya pertumbuhan serta perkembangan fiqih
Islam pada saat itu adalah karena adanya jalinan yang baik antara ulama
dan khalifah. Selain itu juga, didukung oleh adanya kecenderungan
kebebasan yang seluas-luasnya bagi ulama untuk melakukan ijtihad. Oleh
sebab itu periode ini lebih dikenal dengan “ Periode Ijtihad dan Keemasan
Fiqih Islam” yang telah banyak melahirkan para ulama-ulama fiqih.
Masa keemasan fiqih
3. 1. Adanya perhatian para khalifah Bani Abbas terhadap fiqh dan
para fuqahanya.
2. Kebebasan berpendapat
3. Banyaknya fatwa pada periode ini
4. Kodifikasi ilmu
5. Tersebarnya perdebatan dan tukar pikiran diantara para Fuqoha
6. Pembukuan fiqh / hukum Islam
Faktor penyebab perkembangan pesat fiqih
4. Adapun factor yang menyebabkan perkembangan mazhab antara lain:
1. Karena semakin meluasnya wilayah kekuasaan Islam sehingga hukum
Islampun menghadapi berbagai macam masyarakat yang berbeda-beda
tradisinya.
2. Muncunya ulama-ulama besar pendiri madzhab-madzhab fiqih berusaha
menyebarluaskan pemahamannya dengan mendirikan pusat-pusat study
tentang fiqih, yang diberi nama Al-Madzhab atau Al-Madrasah yang akhirnya
melahirkan ramai anak-anak yang berpegang pada mazhab-mazhab tertentu.
3. Adanya kecenderungan masyarakat Islam ketika memilih salah satu
pendapat dari ulama-ulama madzhab ketika menghadapi masalah hukum.
Sehingga pemerintah (khalifah) merasa perlu menerima pakai pendapat-
pendapat tertentu dalam pemerintahannya.
4. Permasalahan politik, perbedaan pendapat di kalangan muslim awal tentang
masalah politik seperti perlantikan khalifah-khalifah, ikut memberikan saham
bagi munculnya berbagai madzhab hukum Islam.
Munculnya madzhab-madzhab fiqih
5. Masa kemunduran hukum islam berlangsung lama, yaitu dari
pertengahan abad keempat hijriah sampai akhir abad ketiga belas hijriah.
Pada fase tersebut para ulama-ulama sudah lemah kemauannya untuk
mencapai tingkatan mujtahid mutlak dan menggali hukum-hukum islam
secara langsung dari sumber-sumbernya yang pokok, yaitu Quran dan
Sunnah atau mencari hukum suatu persoalan dengan melalui salah satu
dalil Syara’. mereka merasa sudah cukup untuk mengikuti pendapat-
pandapat yang ditinggalkan oleh imam-imam mujtahidin yang
sebelumnya, seperti imam-imam Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Ahmad.
Abad keempat hijriah sampai ahir abad ketiga belas hijriyah yaitu
waktu pemerintah Turki Usmani memakai kitab undang-undang yang
dinamai Majalah Al-Ahkam Al-Adliyah. Dalam undang-undang tersebut
materi-materi Fiqh disusun dengan sistematis dalam suatu kitab undang-
undang hukum perdata.
Masa kemunduran fiqih
6. Pada era ini (abad keempat hijriah sampai akhir abad ketiga belas
hijriyah) perjalanan fiqh Islam sangat buruk sekali. Padahal periode ini
adalah fase terpanjang dalam sejarah fiqh Islam, mengalami kemunduran
dan jumud. Jika di zaman generasi pertama kita bisa melihat para fuqaha’
yang sibuk menggali fiqh, mencari illat, dan berijtihad maka pada periode
ini para ulamanya sudah beralih profesi menjadi taqlid buta, padahal
mereka memiliki kemampuan untuk menempuh jalan pendahulunya.
Mereka tidak hanya melakukan taqlid mutlak, semangat untuk menulis
buku juga menurun sehingga hasil karya ilmiah para fuqaha’ juga sangat
minim, dan hanya terbatas pada apa yang sudah mereka temukan dalam
kitab pendahulu lalu dihafal dan dikaji, jauh dari ijtihad dan hanya
membuat beberapa penjelasan singkat.
Kecenderungan bertaqlid dikalangan fuqoha
7. Penutupan pintu ijtihad, oleh karena kaum muslimin tidak mengadakan
tindakan-tindakan tertentu dalam bidang penetapan pendapat-pandapat atau
mengadakan jaminan-jaminan agar ijtihad jangan sampai digunakan oleh orang-
orang yang tidak berhak, maka timbullah kekacauan dalam persoalan ijtihad dan
mengeluarkan pendapat, dan orang-orang awam juga ikut-ikut memberikan fatwa,
dan dengan demikian maka mereka telah mempermainkan nas-nas Syari’at dan
kepentngan (hak-hak) orang banyak. Akibatnya ialah banyaknya fatwa-fatwa yang
berbeda-beda dan bersimpang-siurnya keputusan-keputusan hakim, meskipun
kadang-kadang masih dalam negeri yang satu dan dalam persoalan yang sama,
sedang kesemuanya dianggap hukum syara’ . setelah melihat kekacauan dalam
lapangan hukum tersebut, maka para ulama pada akhir-akhir abad ke empat hijrah
menetapkan penutupan pintu-pintu ijtihad dan membatasi kekuasaan para hakim
dan para pemberi fatwa dengan pendapat-pendapat yang ditinggalkan oleh ulama-
ulama sebelumnya. Jadi ulama-ulama tersebut mengobati kekacauan dan
kebekuan.
Munculnya asumsi bahwa pintu ijtihad telah
ditutup