Majelis ba’da Dhuhur Masjid Baitut Tarbiyah LAN-RI
Juni 2017 / Ramadhan 1438 H
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jl. Veteran No. 10 Jakarta
Ilmu dasar tentang hadits, dengan ini kita bisa melihat bagaimana sebuah hadits bisa berstatus shohih, hingga ke maudhu, mohon sabar, karena tidak semua dijadikan dalam satu paparan slide, karena materinya cukup panjang sehingga harus disusun sesederhana mungkin namun tetap sistematis dan tidak merusak struktur pembelajaran.
Majelis ba’da Dhuhur Masjid Baitut Tarbiyah LAN-RI
Juni 2017 / Ramadhan 1438 H
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jl. Veteran No. 10 Jakarta
Ilmu dasar tentang hadits, dengan ini kita bisa melihat bagaimana sebuah hadits bisa berstatus shohih, hingga ke maudhu, mohon sabar, karena tidak semua dijadikan dalam satu paparan slide, karena materinya cukup panjang sehingga harus disusun sesederhana mungkin namun tetap sistematis dan tidak merusak struktur pembelajaran.
Fikih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan
Tuhannya. Pada hakikatnya, fikih sudah ada pada masa Nabi Muhammad SAW.
walaupun belum bisa dikatakan sebagai disiplin ilmu tersendiri. Karena seluruh
persoalan agama yang dialami oleh umat Islam pada masa itu langsung ditanyakan
dan dijawab oleh Nabi Muhammad SAW. dengan merujuk kepada Alquran dan
sunnah. Namun sejak sepeninggal Rasulullah SAW. mulai munculnya ilmu fikih
yang dikarnakan seringnya muncul persoalan-persoalan yang membutukan hukum
melalui istimbat.
2. 1. APA ITU MANHAJ SALAF?
2. MENGAPA MUNCUL GAGASAN PENTINGNYA
MANHAJ?
3. MENGAPA HARUS MANHAJ SALAF?
4. BAGAIMANA MANHAJ SALAF DIRUMUSKAN?
5. APA SUBSTANSI DAN PRINSIP-PRINSIP
MANHAJ SALAF?
6. BAGAIMANA SIKAP KITA TERHADAP MANHAJ
SALAF?
3. Manhaj secara bahasa berati jalan yang jelas
dan terang.
Sedang secara istilah adalah:
Manhaj adalah jalan atau seperangkat prinsip-
prinsip dan norma-norma sebagai pijakan
dalam menata pemikiran, perjalanan
(perilaku), membuat hukum, dan mengambil
sikap.
4. Salaf artinya yang terdahulu. Yaitu generasi
awal dari umat Islam yang mencakup
generasi Sahabat, Tabi’in, dan Atba’ Tabi’in
MANHAJ Salaf = Patokan-patokan, atau
kaidah-kaidah, atau norma-norma, atau
metode yang
membimbing, mengarahkan, membatasi, da
n membentuk cara
berkeyakinan, berfikir, dan beramal yang
telah ditempuh generasi Salaf dalam
mengamalkan Islam
5. a. Al Quran diturunkan sebagai “hudan” bagi umat manusia
dan khususnya bagi orang yang bertaqwa.
b. Sebagai petunjuk, Al Quran membimbing cara
beriman, beramal, berdakwah dan berjihad dalam
kehidupan kepada para pemeluknya.
c. Petunjuk Al Quran telah ditafsirkan dan diterjemahkan
oleh Rasulullah dan para sahabatnya secara teoritis
maupun praktis dalam segala aspek kehidupan mereka
d. Tetapi pada akhir generasi sahabat terjadi mala petaka
“Al Fitnah al Kubra” yang berupa perpecahan politik.
Melahirkan sekte Khawarij, Syi’ah Ali, dan Syiah Muawiyah
e. Perselisihan politik berkembang menjadi perpecahan
pemikiran dibidang Akidah dan Hukum. Melahirkan
mazhab-mazhab teologi (diantaranya
Qadariyah, Jabariyah, dan Murjiah); mazhab –mazhab
hukum (spt.
Hanafiyah, Malikiyah, Syafiiyah, Hambaliyah, Dhahiriyah,
dan Ja’fariyah); mazhab-mazhab Tafsir (mazhab Ahlul
Hadits dan Ahlu Ra’yi); dan munculnya aliran-aliran
Tasawuf dan Kebatinan.
6. f. Setiap sekte atau mazhab mempunyai metode tersendiri dalam
memposisikan dan menginterpretasikan Al Quran dan Sunnah
yang berakibat banyak persoalan yang dipertentangkan.
g. Aliran-aliran pemikiran, mazhab-mazhab, atau sekte-sekte
itu, seringkali berebut pengaruh dengan memperalat kekuasaan
negara sehinga melahirkan beragamnya corak pemerintahan
Islam berdasar pada mazhab tertentu. Pada masa kejayaan Bani
Umayah, mazhab Murjiah mendapat dukungan yang kuat dari
peguasa, sedang mazhab-mazhab yang lain ditekan dan
dimarjinalkan; Pada masa kejayaan Abasiyah, mazhab
Muktazilah dianakemaskan sementara mazhab yang lain
dipenjarakan; Pada masa kekuasaan Bani Fatimiyah dan
Buwaihi, mazhab syiah dikembangkan dan madzhab sunni
pinggirkan, demikian seterusnya.
h. Perselisihan dan perpecahan dalam berbagai aspek kehidupan
kaum muslimin dinilai sebagai akibat kacau balaunya
pemahaman terhadap ajaran Islam, terutama terhadap dua
sumber utamanya, yaitu Al Quran dan Sunnah
i. Munculnya kesadaran pentingnya merumuskan kaidah-kaidah
dasar sebagai landasan memahami agama secara benar
j. Lahirlah manhaj tafsir (ushul tafsir), manhaj hadits (ushul
hadits), manhaj aqidah (ushul aqidah), manhaj fikih (ushul
fiqih), dsb.
7. a. Para sahabat dibimbing langsung oleh wahyu dan diasuh
langsung oleh Rasulullah
b. Keimanan dan keadilan Para sahabat telah diberi
kesaksian oleh Al Quran dan Hadits (di antaranya QS. 3:
104, 9:100, dan 59: 8-10)
c. Fakta historis menunjukan bahwa sampai akhir masa
periode sahabat tidak ada diantara mereka perbedaan
pendapat dalam masalah prinsip-prinsip Islam, terutama
dalam masalah Aqidah. Perselisihan yang terjadi adalah
masalah ijtihadiyah-siyasah
d. Pemahaman-pemahaman baru yang menyimpang muncul
dari tokoh-tokoh tabi’in yang tidak bertemu Rasulullah
dan tidak belajar dengan baik kepada sahabat. Sehingga
para sahabat sendiri mengingkari faham-faham baru
tersebut. Seperti pemahaman khawarij yang ditumpas
oleh Ali dan para sahabat yang lain; Qadariyah ditolak
oleh Aisyah dan Ibnu Abas; praktek-praktek ritual dzikir
bersama yang ditolak oleh Ibnu Mas’ud, dan sebagainya.
8. e. Al Quran dan Sunnah diyakini mengandung
manhaj aqidah, manhaj berfikir, dan manhaj
beramal yang perlu diforlamalisasikan secara
baku.
f. Keyakinan yang dianut, cara
berfikir, menafsirkan, mengamalkan, dan
mendakwahkan serta memperjuangkan Islam
yang dipraktekan para sahabat pastilah
sebagai buah dari manhaj mereka dalam
memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
g. Pernyataan yang monumental dari Imam
Malik: “Tidaklah akan beres urusan umat
ini, kecuali dengan apa yang telah
membereskan generasi awalnya”.
9. a. Dari pernyataan-pernyataan Al Quran dan Hadits itu yang
sahih yang secara eksplisit maupun implisit berbicara
tentang prinsip-prinsip keimanan, ibadah, hukum, dan
akhlaq
b. Dari pemikiran dan praktek-praktek yang dilaksanakan para
sahabat bersama Nabi SAW. ketika beliau masih hidup
c. Dari pemikiran dan praktek para sahabat nabi yang mereka
sepakati setelah wafatnya Nabi SAW.
d. Dari pemikran dan praktek para tabi’in yang menjadi murid-
murid setia dan pelanjut ilmu para sahabat Nabi
e. Dari pemikiran dan praktek para atba’ tabiin yang menjadi
murid-murid setia dan pelanjut ilmu para tabi’in.
f. Dari pemikiran dan praktek para ulama ahlul hadits wal
atsar, ahlu tafsir, dan ahlu fiqh yang mengikuti pemikiran
dan pemahaman para sahabat, tabi’in, dan atbaut tabi’in.
10. 1. Tunduk dan patuh terhadap Al-Quran dan Sunnah
Nabi sebagai Sumber Utama Ajaran agama Islam
dalam segala aspeknya
(Aqidah, Ibadah, Muamalah, Hukum, dan Akhlaq)
2. Berijtihad menafsirkan Al-Quran dan Hadits Nabi
jika menghadapi persoalan-persoalan baru, baik
secara kolektif sehingga melahirkan konsensus
(ijma’), maupun secara individual sehingga
melahirkan ikhtilaf.
3. Menghormati dan toleran terhadap pendapat yang
berbeda
4. Tidak mengkafirkan siapapun muslim karena
perselisihan pendapat dan perbuatan dosa selama
tidak jatuh kepada kemusyrikan dan kemurtadan.
11. B. Secara Rinci, di antaranya:
1. Mengutamakan kebersihan dan kemurnian tauhid diatas
segalanya
2. Tidak bertawassul kepada kubur dan ruh orang yang sudah
mati sekalipun kepada para nabi dan rasul
3. Tidak mentakwilkan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang sifat
4. Menjadikan hadits Nabi sebagai dasar aqidah sekalipun hadits
ahad
5. Tidak menjadikan akal dan nalar sebagai dasar penentuan
akidah dan hukum syariat
6. Tidak mengkafirkan sesama muslim karena dosanya
7. Meniru dan menteladani praktek Rasulullah serta menjauhi
bid’ah
8. Toleran dalam perbedaan masalah yang dhanniyatul wurud dan
dhanniyatul dilalah
9. Mengutamakan praktek daripada teori dalam beragama
10. Bersikap moderat (tawasuth dan tawazun) dalam segala urusan
11. Mempertahankan prinsip-prinsip Islam yang bersifat tetap
“tsawabit” seperti masalah aqidah,ibadah, dan hukum, dan
terbuka terhadap perubahan dalam bidang muamalah
12. 1. Seluruh gerakan pemurnian Islam di sepanjang zaman
mendasarkan argumennya kepada cara beragama (manhaj)
generasi salaf. Dari mulai Imam Malik, Imam Syafii, Imam
Ahmad, Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdul
Wahhab, Jamaludin Al Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid
Ridha, Hasan Al Bana, dll.
2. Berdirinya jam’iyah-jam’iyah dakwah Islamiyah di seluruh dunia
Islam, termasuk yang ada di Indonesia, yang menyerukan ishlah
dan tajdid merujuk pemahaman mereka kepada manhaj
generasi salaf. Karena itu mereka sebenarnya adalah penghidup
manhaj salaf alias salafy dan gerakannya dinamakan gerakan
salafiyah.
3. Dalam perkembangannya, para pengusung gerakan kembali ke
manhaj salaf mengalami kecenderungan yang berbeda-
beda, demikian pula intensitas, prioritas, komitmen dan
loyalitasnya terhadap pemikiran-pemikiran genenerasi salaf
menjadi bervareasi. Artinya tingkat“kesalafiyan” di lingkungan
gerakan Islam menjadi berbeda-beda dan bertingkat-tingkat
pula. Sehingga gerakan “salafiyah” pun mengalami reformasi
dan koreksi internal, munculah gerakan “salafy” baru yang
secara ketat dan kaku mengacu bukan hanya kepada
manhajnya tetapi kepada mazhab Ahlul Hadits yang cenderung
ke mazhab Dhahiriyah
13. 4. Munculnya gerakan salafiyah baru yang dengan tegas
menamakan diri dengan sebutan “Salafy” yang dimotori
oleh ahli hadits, Syekh Nashirudin Al Bani, telah membawa
nuansa pergerakan baru di bidang ilmu dan dakwah.
5. Di bidang ilmiyah ditandai dengan semaraknya penerbitan
kitab-kitab turats yang menjadi acuan manhaj salaf, baik
dalam bahasa aslinya maupun terjemahannya.
6. Di bidang dakwah ditandai dengan semaraknya kajian-
kajian Ilmu dan lembaga-lembaga pendidikan yang secara
tegas menghidupkan manhaj dan mazhab salaf
7. Bagi Jam’iyah Persis, kehadiran gerakan Salafy dapat
dijadikan partner sekaligus competitor untuk berlomba-
lomba dalam perjuangan dakwah menyeru umat kepada
Al Quran dan Sunnah. Sebab perbedaan yang terjadi
hanyalah masalah-masalah cabang dari mazhab
salaf, bukan prinsip-prinsip dasarnya. Walaupun
terkadang muncul gesekan-gesekan karena sikap arogansi
dan kelewat semangat yang bersifat individual