Dokumen tersebut membahas manajemen informasi data agregat sistem pelaporan pelayanan kesehatan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian manajemen informasi data agregat pelayanan kesehatan, sumber data pelaporan di pelayanan kesehatan, indikator pelaporan rumah sakit seperti BOR, AVLOS, TOI, BTO, NDR, GDR, dan penyajian indikator pelayanan kesehatan menggunakan grafik Barber Johnson.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem indeks rekam medis, termasuk jenis-jenis indeks yang digunakan seperti indeks pasien, diagnosis, operasi, dokter, dan kematian. Indeks digunakan untuk memudahkan pencarian informasi identitas pasien, diagnosis, dan tindakan medis serta mengelola data pasien dan rumah sakit.
Sistem informasi rumah sakit dan simpusHeru Supanji
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi rumah sakit, termasuk pengertian, komponen, dan pengelolaan rekam medis pasien sebagai salah satu subsistem penting dalam sistem informasi rumah sakit.
1. Rekam medis berisi catatan mengenai kondisi pasien, hasil pemeriksaan, dan pengobatan yang diberikan untuk memudahkan pelayanan kesehatan berikutnya.
2. Rekam medis berguna untuk kontinuitas pelayanan kesehatan, evaluasi mutu, dan pertanggungjawaban medis.
3. Isi rekam medis meliputi identitas pasien, keluhan, diagnosis, pengobatan, dan tindak lanjut untuk memastikan pelayanan terpadu.
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pedoman ini mencakup prinsip-prinsip pencegahan infeksi, penggunaan antimikroba yang bijak, penerapan bundles, serta pengaturan tentang komite pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Peraturan ini bertujuan menjamin mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien serta tenaga kesehat
Dokumen tersebut membahas tentang sistem indeks rekam medis, termasuk jenis-jenis indeks yang digunakan seperti indeks pasien, diagnosis, operasi, dokter, dan kematian. Indeks digunakan untuk memudahkan pencarian informasi identitas pasien, diagnosis, dan tindakan medis serta mengelola data pasien dan rumah sakit.
Sistem informasi rumah sakit dan simpusHeru Supanji
Dokumen tersebut membahas tentang sistem informasi rumah sakit, termasuk pengertian, komponen, dan pengelolaan rekam medis pasien sebagai salah satu subsistem penting dalam sistem informasi rumah sakit.
1. Rekam medis berisi catatan mengenai kondisi pasien, hasil pemeriksaan, dan pengobatan yang diberikan untuk memudahkan pelayanan kesehatan berikutnya.
2. Rekam medis berguna untuk kontinuitas pelayanan kesehatan, evaluasi mutu, dan pertanggungjawaban medis.
3. Isi rekam medis meliputi identitas pasien, keluhan, diagnosis, pengobatan, dan tindak lanjut untuk memastikan pelayanan terpadu.
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pedoman ini mencakup prinsip-prinsip pencegahan infeksi, penggunaan antimikroba yang bijak, penerapan bundles, serta pengaturan tentang komite pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Peraturan ini bertujuan menjamin mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien serta tenaga kesehat
Laporan meninjau capaian target kejadian infeksi berdasarkan indikator kinerja PPI. Data menunjukkan angka infeksi di atas target pada beberapa kejadian seperti abses gigi dan infeksi post partum. Kepatuhan kebersihan tangan juga masih di bawah target walaupun kepatuhan penggunaan APD sudah memenuhi target. Dianalisis masalah utama adalah kepatuhan terhadap praktik PPI yang masih perlu ditingkatkan.
Teks tersebut membahas tentang teori sistem dalam pelayanan kesehatan. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa sistem pelayanan kesehatan terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat, dan keberhasilannya bergantung pada kerja sama antar tenaga kesehatan beserta faktor lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS) yang mencakup dasar hukum, latar belakang, pengertian, manfaat, jenis pelayanan, indikator, dan peranan Dinas Kesehatan dalam penyusunan dan pencapaian SPM RS.
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakitALIYAH MS
Dokumen tersebut membahas analisis kebutuhan tenaga perawatan di rumah sakit. Ada beberapa cara untuk menghitung kebutuhan tersebut, seperti menggunakan rasio tempat tidur terhadap tenaga perawat, atau menghitung berdasarkan beban kerja setiap tugas perawatan. Dokumen ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga perawat seperti perubahan jenis pelayanan, keluhan pasien, atau be
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang meliputi jenis dan mutu pelayanan minimal yang harus disediakan rumah sakit untuk masyarakat. Standar ini ditetapkan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar diseluruh rumah sakit di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan fungsi verifikator internal dalam pencegahan fraud dan penyelesaian dispute klaim di BPJS Kesehatan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang tugas verifikator internal untuk melakukan verifikasi klaim, mendeteksi potensi fraud, serta proses penyelesaian dispute klaim melalui berbagai tingkatan pertemuan.
Data Agregat adalah fakta atau data sebagai sumber data
kesehatan di sarana pelayanan kesehatan. indikator pelayanan Rs adalah bor, los, toi, bto, ndr dan gdr. Grafik Barber Johnson merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik barber Johnson sendiri diperoleh dari hasil perhitungan beberapa data statistic rumah sakit.
Laporan meninjau capaian target kejadian infeksi berdasarkan indikator kinerja PPI. Data menunjukkan angka infeksi di atas target pada beberapa kejadian seperti abses gigi dan infeksi post partum. Kepatuhan kebersihan tangan juga masih di bawah target walaupun kepatuhan penggunaan APD sudah memenuhi target. Dianalisis masalah utama adalah kepatuhan terhadap praktik PPI yang masih perlu ditingkatkan.
Teks tersebut membahas tentang teori sistem dalam pelayanan kesehatan. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa sistem pelayanan kesehatan terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat, dan keberhasilannya bergantung pada kerja sama antar tenaga kesehatan beserta faktor lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS) yang mencakup dasar hukum, latar belakang, pengertian, manfaat, jenis pelayanan, indikator, dan peranan Dinas Kesehatan dalam penyusunan dan pencapaian SPM RS.
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakitALIYAH MS
Dokumen tersebut membahas analisis kebutuhan tenaga perawatan di rumah sakit. Ada beberapa cara untuk menghitung kebutuhan tersebut, seperti menggunakan rasio tempat tidur terhadap tenaga perawat, atau menghitung berdasarkan beban kerja setiap tugas perawatan. Dokumen ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga perawat seperti perubahan jenis pelayanan, keluhan pasien, atau be
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang meliputi jenis dan mutu pelayanan minimal yang harus disediakan rumah sakit untuk masyarakat. Standar ini ditetapkan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar diseluruh rumah sakit di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu rumah sakit sesuai standar akreditasi Kementerian Kesehatan tahun 2022. Terdapat penjelasan mengenai definisi indikator mutu, jenis-jenis indikator yang harus diukur seperti Indikator Nasional Mutu, Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit, dan Indikator Mutu Prioritas Unit. Juga dijelaskan cara memilih dan menentukan indikator mutu yang tepat di rumah sakit dan unit-unitny
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan fungsi verifikator internal dalam pencegahan fraud dan penyelesaian dispute klaim di BPJS Kesehatan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang tugas verifikator internal untuk melakukan verifikasi klaim, mendeteksi potensi fraud, serta proses penyelesaian dispute klaim melalui berbagai tingkatan pertemuan.
Data Agregat adalah fakta atau data sebagai sumber data
kesehatan di sarana pelayanan kesehatan. indikator pelayanan Rs adalah bor, los, toi, bto, ndr dan gdr. Grafik Barber Johnson merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik barber Johnson sendiri diperoleh dari hasil perhitungan beberapa data statistic rumah sakit.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan minimal rumah sakit dan indikator untuk mengukur kinerja rumah sakit seperti input, proses, output, dan outcome.
2. Juga membahas tentang penghitungan efisiensi rumah sakit seperti bed occupancy rate, length of stay, dan bed turn over.
3. Selain itu juga membahas tentang peraturan internal rumah sakit atau hospital by laws.
Dokumen tersebut memberikan definisi operasional dan rumus untuk menghitung berbagai indikator kesehatan seperti jumlah penduduk, kepadatan penduduk, angka beban tanggungan, rasio jenis kelamin, kunjungan rawat jalan dan inap, tingkat kematian di rumah sakit, tingkat utilisasi tempat tidur, dan persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial.
Dokumen tersebut membahas proses perencanaan kebutuhan obat di rumah sakit, termasuk metode-metode perencanaan seperti metode konsumsi, epidemiologi, dan kombinasi. Dokumen ini juga memberikan contoh perhitungan kebutuhan obat menggunakan berbagai metode tersebut.
INDIKATOR MATNEO RPJMN 2020-2024 DAN RENSTRA 2022-2024.pptxdinkesbutur
Indikator RPJMN 2020-2024 dan Renstra 2022-2024 Program Gizi dan KIA mencakup delapan indikator utama kesehatan ibu dan anak, termasuk angka kematian ibu dan neonatal, persentase persalinan di fasilitas kesehatan, cakupan kunjungan antenatal dan neonatal, tenaga kesehatan terlatih kegawatdaruratan maternal dan neonatal, serta persentase ibu hamil kurang gizi dan yang mendapatkan pemeriksaan kehamilan enam kali
Similar to MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN (14)
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN
1. MANAJEMEN INFORMASI DATA
AGREGAT SISTEM PELAPORAN
PELAYANAN KESEHATAN
Kelompok 3
NIA LESTARI (713701S 013018)
NOVA JULYA (713701S 013019)
MURNI FARIZA (713701S
013015)
JIHAN AMALIA (713701S
013009)
2. PENGERTIAN
• Manajemen adalah suatu proses yang
dilakukan oleh satu orang /lebih untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang
lain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidak
dapat dicapai oleh hanya satu orang saja.
(Evancevich).
• Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan
atau suatu seni untuk mengatur para petugas
kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
program kesehatan.”
3. •Agregat adalah fakta atau data
sebagai sumber data kesehatan di
dalam pelayanan kesehatan,
contohnya data indikator rumah
sakit.
•Manajemen informasi data agregat
pelayanan kesehatan adalah
manajemen informasi data sebagai
sumber penelitian dari sebuah
pelayanan kesehatan.
4. Sumber Data Pelaporan Di Pelayanan
Kesehatan
1. Data Primer (Primary Data) : ialah data
yang dikumpulkan dari sumber-sumber
asli untuk tujuan tertentu melalui survei
lapangan dengan menggunakan semua
metode pengumpulan data original.
2. Data Sekunder (Secondary Data) : ialah
data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data.
5. INDIKATOR PELAPORAN RUMAH SAKIT
Statistik rumah sakit adalah gambaran
tentang kedaan pelayanan dirumah sakit. Biasanya
bisa dilihat dari berbagi segi:
• a. Tingkat pemanfaat sarana pelayanan
• b. Mutu pelayanan
• c. Tingkat efisiesi pelayanan.
Untuk mengetahui tingkat tingkat
pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayaanan dirumah
sakit diperlukan berbagai indikator. Indikator
adalah nilai parameter yang akan dipakai sennagai
nilai banding antara fakta dengan standard yang
diinginkan. Indikator untuk menilai rumah sakit yang
sering digunakan adalah:
6. 1. BOR (Bed Occupancy Ratio)
•BOR = (Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the
ratio of patient service days to inpatient bed
count days in a period under consideration”.
• Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR
adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu.
7. 1. BOR (Bed Occupancy Ratio
• Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
Jumlah hari perawatan rumah sakit
• BOR = X 100%
Jmlh t4 tidur X Jmlh hari dlm satu periode
8. Contoh : Pasien yang dirawat tgl 1 sep = 97 pasien; 2 sep
= 98 pasien; 3 sep = 100 pasien; tgl 4 sep = 89 pasien.
Maka Jumlah Hari Perawatan dari tgl 1 – 4 Sep adalah
384. Selama 4 hari (periode)
Jumlah Tempat Tidur = Banyaknya tempat tidur yang
ada/yang beroperasional di RS
Misalnya jumlah TT kita ada 200 TT.
Maka BORnya adalah :
Jumlah HP = 384
BOR = ————————————————– X 100 %
(Jumlah TT = 200) X (Periode = 4 hr)
384
BOR = ——— X 100 %
200 X 4
384
BOR = ——— X 100 %
800
BOR = 48 %
9. 2. AVLOS (Average Length of Stay)
•AVLOS = Rata-rata lamanya pasien dirawat).
AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The
average hospitalization stay of inpatient
discharged during the period under
consideration”.
•AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata
lama rawat seorang pasien.
10. 2. AVLOS (Average Length of Stay)
• Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut.
• Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9
hari (Depkes, 2005).
Rumus :
Jumlah lama dirawat
AVLOS =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
11. Contoh : Pada tanggal 4 Sep ini ada 5 orang pasien pulang.
Pasien A pulang dengan lama dirawat 4 hari
Pasien B pulang paksa dengan lama dirawat 2 hari
Pasien C meninggal dengan lama dirawat 10 hari
Pasien D pulang dengan lama dirawat 3 hari
Pasien E pulang dengan lama dirawat 6 hari
Jadi Jumlah Lama Dirawat pada tanggal 4 sep tersebut adalah 25
hari dan pasien yang pulang (baik hidup ataupun meninggal) ada 5
orang. Maka pada tanggal 4 Sep tersebut ALOSnya adalah :
Jumlah Lama Dirawat = 25 hari
ALOS = ————————–-------------------------------------------
Jumlah Pasien Keluar hidup & meninggal = 5 orang
25
ALOS = ——
5
ALOS = 5 hari
Untuk mendapatkan lama dirawat pada setiap pasien dihitung dari
kapan pasien pulang dan pasien tersebut masuk. Misalnya. Pasien
A masuk tanggal 31 Agustus dan pulang tanggal 4 Sep, maka lama
dirawat Pasien A adalah 4 hari.
12. 3. TOI (Turn Over Interval
•TOI (Turn Over Interval = Tenggang
perputaran).
•TOI menurut Depkes RI (2005) adalah
rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya.
13. 3. TOI (Turn Over Interval)
• Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari.
Rumus :
(Jmlh t4 tidur x Periode) – Hari perawatan)
TOI =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
14. Contoh : Jumlah TT = 200 TT
Jumlah periode = 1 hari
Jumlah hari Perawatan = 90
Jumlah pasien keluar hidup & meninggal = 5 orang
Maka TOInya adalah :
(jmlh TT = 200 X jmlh periode =1) – Hari perawatan = 90
TOI = —————————————————————————-
Jumlah pasien keluar hidup & meninggal = 5
(200 X 1) – 90
TOI = —————–
5
110
TOI = ———
5
TOI = 22 hari
Jumlah pasien meninggal > 48 jam dirawat
15. 4. BTO (Bed Turn Over)
•BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran
tempat tidur). BTO menurut Huffman (1994)
adalah “...the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay”.
•BTO menurut Depkes RI (2005) adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam
satu satuan waktu tertentu.
16. 4. BTO (Bed Turn Over)
•Idealnya dalam satu tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.
Rumus :
Jmlh pasien keluar (hidup + mati)
BTO =
Jumlah tempat tidur
17. Contoh : Pasien keluar hidup & meninggal ada 5
orang pada tanggal 4 Sep
Jumlah Tempat tidur ada 200 TT
Maka BTOnya adalah :
Jmlh Pasien Keluar Hidup & Meninggal = 5
BTO = ——————————————————
Jumlah Tempat Tidur = 200 TT
5
BTO = ——
200
BTO = 0.025 kali
18. 5. NDR (Net Death Rate)
• NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka
kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran
mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus :
Jumlah pasien mati > 48 jam
NDR = X 1000 ‰
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
19. 6. GDR (Gross Death Rate)
• GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka
kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
Rumus :
Jmlh pasien mati slruhnya
GDR = x1000 ‰
Jmlh pasien keluar (hidup + mati)
20. Penyajian Indikator Pelayanan Kesehatan
Dengan Menggunakan Grafik Barber
Johnson
•Grafik Barber Johnson merupakan
salah satu alat untuk mengukur
tingkat efisiensi pengelolaan rumah
sakit. Grafik barber Johnson sendiri
diperoleh dari hasil perhitungan
beberapa data statistic rumah sakit.
Dan dalam hal ini, tentu saja medical
recorder memegang peran penting.