Manajemen Berbasis Sekolah memberikan otonomi kepada sekolah dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan pendidikan. Implementasinya meliputi sosialisasi konsep, memperbanyak mitra sekolah, meninjau kembali aturan dan peran, menerapkan prinsip-prinsip MBS, meningkatkan kapasitas sekolah, dan meredistribusikan tanggung jawab.
Program Kerja BEM Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas islam Indragiri Masa Bakti 2014-2015 (ppt)
(Silahkan dimanfaatkan (download) jangan lupa tinggalkan pesan)
Daftar toko buku gramedia di Indonesia update 2012. Disusun oleh penulis buku komputer desain grafis, animasi, best seller : Hendi Hendratman http://www.hendihen.com
Program Kerja BEM Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas islam Indragiri Masa Bakti 2014-2015 (ppt)
(Silahkan dimanfaatkan (download) jangan lupa tinggalkan pesan)
Daftar toko buku gramedia di Indonesia update 2012. Disusun oleh penulis buku komputer desain grafis, animasi, best seller : Hendi Hendratman http://www.hendihen.com
Manajemen berbasis sekolah sendiri merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.
2. Menurut Bedjo sudjanto (2009),
Manajemen Berbasis Sekolah dapat
dikatakan sebagai model manajemen
sekolah yang memberikan otonomi
kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipatif
yang melibatkan semua warga sekolah
dan masyarakat (stakeholder) yang
dilayani.
Esensi konsep Manajemen Berbasis Sekolah adalah
peningkatan otonomi sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan, dan peningkatan
fleksibilitas pengelolaan sumber daya sekolah.
3. 1. Melaksanakan sosialisasi
MBS Sekolah menyosialisasikan konsep MBS kepada
setiap unsur sekolah (guru, siswa, wakil kepala sekolah,
guru BK, karyawan, orangtua siwa, pengawas, pejabat
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pejabat Dinas
Pendidikan Provinsi, dsb.) melalui berbagai mekanisme,
misalnya seminar, lokakarya, diskusi, rapat kerja, dll
Meliputi kemitraan dalam sekolah antara lain
kepala sekolah dengan guru, guru dengan siswa, dst.
Kemitraan sekolah dengan luar sekolah antara lain
meliputi kepala sekolah dengan komite sekolah, guru
dengan orangtua siswa, kepala sekolah dengan kepala
dinas pendidikan kota/kabupaten, dst.
2. Memperbanyak mitra
sekolah
4. 3. Merumuskan kembali aturan sekolah, peran
unsur-unsur sekolah, serta kebiasaan dan
hubungan antar unsur-unsur sekolah
Pergeseran dari manajemen berbasis pusat
(sentralistik) menuju manajemen berbasis sekolah
memerlukan peninjauan kembali terhadap aturan sekolah,
peran unsur-unsur sekolah, kebiasaan bertindak dan
hubungan antar unsur-unsur sekolah. Aturan sekolah
perlu dirumuskan kembali agar sesuai dengan tuntutan
MBS, yaitu otonomi, fleksibilitas, dan partisipasi.
Prinsip-prinsip MBS yang baik pada dasarnya
mengikuti prinsip-prinsip tatapengelolaan atau
tatapemerintahan yang baik yang meliputi partisipasi,
transparansi, tanggungjawab, akuntabilitas, wawasan
kedepan, penegak hukum, keadilan, demokrasi, prediktif,
kepekaan, profesionalisme, efektivitas dan efisiensi serta
kepastian jaminan hukum.
4. Menerapkan prinsip-prinsip MBS yang baik
5. 5. Mengklarifikasi fungsi dan aspek manajemen
pendidikan (sekolah)
Fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek
pendidikan (manajemen pendidikan) diklarifikasi secara
bersama-sama melalui pertemuan/forum untuk
menemukan pembagian urusan-urusan tentang fungsi-
fungsi manajemen dan aspek-aspek pendidikan yang
menjadi kewenangan dan tanggungjawab bersama
Pengembangan kapasitas (kemampuan dan
kesanggupan) sekolah diadakan melalui berbagai upaya,
misalnya pemberian panduan tentang konsep,
pelaksanaan dan evaluasi MBS, pelatihan, lokakarya,
diskusi seminar tentang praktik-praktik MBS yang baik.
6. Meningkatkan kapasitas
sekolah
6. 5. Mengklarifikasi fungsi dan aspek manajemen
pendidikan (sekolah)
Fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek
pendidikan (manajemen pendidikan) diklarifikasi secara
bersama-sama melalui pertemuan/forum untuk
menemukan pembagian urusan-urusan tentang fungsi-
fungsi manajemen dan aspek-aspek pendidikan yang
menjadi kewenangan dan tanggungjawab bersama
Pengembangan kapasitas (kemampuan dan
kesanggupan) sekolah diadakan melalui berbagai upaya,
misalnya pemberian panduan tentang konsep,
pelaksanaan dan evaluasi MBS, pelatihan, lokakarya,
diskusi seminar tentang praktik-praktik MBS yang baik.
6. Meningkatkan kapasitas
sekolah
7. 7. Meredistribusi kewenangan dan tanggungjawab
Kewenangan dan tanggung jawab
disebar/didistribusikan kepada para pelaksana
kepentingan pendidikan sekolah. Dengan cara ini,
kekuatan di sekolah tidak lagi semata-mata di pundak
kepala sekolah, tetapi disebar keseluruh pemegang
kepentingan sekolah.
8. Menyusun rencana pengembangan sekolah
(RPS), melaksanakan, memonitor dan
mengevaluasinya
Lanjutan...
8. 1. Efektif proses pembelajaran
2. Kepemimpinan sekolah
3. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
4. Sekolah memiliki budaya mutu
5. Sekolah memiliki team work yang kompak,
cerdas, dan dinamis
6. Sekolah memiliki kemandirian
9. Lanjutan...
7. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat
8. Sekolah memiliki transparansi
9. Sekolah memiliki kemauan untuk berubah
(psikologis dan fisik)
10. Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan
secara berkelanjutan
11. Sekolah resposhif dan antisiatif
terhadap kebutuhan
12.Sekolah memiliki akuntabilitas
10. Faktor Penghambat MBS
1. Tidak berminat untuk telibat
2. Tidak efesien dalam pengambilan keputusan
3. Pemikiran kelompok
4. Kebingungan atas peran dan tanggung jawab
baru.
5. Memerlukan pelatihan
6. Kesulitan koordinasi