Makalah_Hukum_Islam.doc yang menjelaskan hukum islam diindonesia
1. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 1
BAB I...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN.................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pengertian Hukum Islam.............................................................................. 3
B. Ruang Lingkup Hukum Islam...................................................................... 3
C. Tujuan Hukum Islam.................................................................................... 4
D. Sumber Hukum Islam ................................................................................... 4
BAB 3 ..................................................................................................................... 8
PENUTUP.............................................................................................................. 8
Kesimpulan............................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum adalah komponen yang sangat erat hubungannya dengan
masyarakat, dan pada dasarnya hukum itu adalah masyarakat itu sendiri. Setiap
tingkah laku masyarakat selalu di monitor oleh hukum, baik hukum yang tertulis
maupun hukum yang tidak tertulis. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang
memiliki penduduk mayoritas beragama islam, secara sengaja maupun tidak
sengaja hal tersebut mempengaruhi terbentuknya suatu aturan hukum yang
berlandaskan atas agama Islam.
Sedikit kita tilik, pada hakikatnya hukum islam sangat adil (terutama
hukum pidana) dan hukumannya pun dapat menimbulkan efek jera bagi pelaku
dan dapat menjadi pelajaran bagi yang lain. Tetapi untuk pelaksanaan hukuman
untuk si pelaku cukup sulit, semisal pidana potong tangan bagi yang mencuri,
eksekusi tidak bisa dilaksanakan sebelum mendatangkan 4 saksi, 4 saksi harus
disumpah untuk membuktikan kebenarannya. Jadi salah apabila ada orang yang
mengatakan bahwasanya hukum islam itu sangat kejam dan tidak pantas
diterapkan karena tidak manusiawi. Hal ini disebabkan ia belum memahami
benar hukum islam secara menyeluruh. Bila kita memahami benar prinsip hukum
islam, kita akan mengetahui betapa adil dan membawa kemaslahatan bagi seluruh
lapisan masyarakat, karena tidak memandang jabatan atau pangkat sekalipun itu
raja apabila bersalah wajib menerima hukuman sesuai ketentuan yang berlaku
1.2 Rumusan Masalah
1.1.1 Apa pengertian Hukum Islam ?
1.1.2 Apa saja ruang lingkup Hukup Islam ?
1.1.3 Apa tujuan Hukum Islam ?
1.1.4 Apa saja sumber-sumber Hukum Islam?
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Islam
Hukum islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari
agama islam. Dalam konsepsi hukum Islam , dasar dan kerangka hukumnya
ditetapkan oleh Allah SWT. yang diatur tidak hanya hubungan manusia dengan
manusia lain dalam masyarakat termasuk dirinya sendiri dan benda serta alam
semesta,tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam sistem hukum
Islam terdapat lima kaidah yang dipergunakan untuk mengukur perbuatan
manusia baik di bidang ibadah maupun di bidang mu’amalah. Kelima jenis
kaidah tersebut dinamakan al-ahkam al-khamsah atau penggolongan hukum
yang lima yakni jaiz atau mubah atau ibahah, sunnah, makruh, wajib, dan haram.
Dalam pembahasan kerangka dasar agama islam disebutkan bahwa komponen
kedua agama Islam adalah syari’at yang terdiri dari dua bagian yakni ibadah dan
mu’amalah. Adapun ilmu yang membahas tentang syari’at disebut dengan ilmu
fikih.
B. Ruang Lingkup Hukum Islam
Dalam hukum Islam di bidang mu’amalah tidak dibedakan antara hukum
privat(hukum Perdata) dengan hukum publik, hal ini disebabkan karena menurut
sistem hukum islam pada hukum perdata terdapat segi-segi publik dan pada
hukum publik terdapat segi-segi perdatanya Dalam hukum Islam yang disebutkan
hanyalah bagian-bagiannya saja, yakni sebagai berikut :
1) Munakahat : mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan,
perceraian serta akibat-akibatnya
2) Wirasah : mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli
waris, harta peninggalan serta pembagian warisan. Hukum kewarisan ini
sering disebut juga hukum Faraid.
3) mu’amalah dalam arti khusus : mengatur masalah kebendaan dan hak-hak
atas benda, tata hubungan manusia dalam soal jula beli, sewa-menyewa,
pinjam-meminjam, perserikatan dan sebagainya.
4) jinayat atau ‘ukubah : memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan
yang diancam dengan hukuman baik dalam jarimah hudud(perbuatan pidana
yang telah ditentukan bentuk dan batas hukumnya dalam al-Qur’an dan
Sunnah Nabi Muhammad SAW. dimana hudud merupakan jamak dari had
yang berarti batas) maupun jarimah ta’zir(perbuatan pidana yang bentuk dan
ancaman hukumannya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi
pelakunya sedangkan ta’zir berarti ajaran atau pengajaran). Yang dimaksud
dengan jarimah adalah perbuatan pidana.
4. 5) al-ahkam al-Sultaniyah(khilafah) : membicarakan soal-soal yang
berhubungan dengan kepala negara, pemerintahan baik pemerintah pusat
maupun daerah, tentara, pajak dan sebagainya.
6) Siyar : mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan pemeluk
agama dan negara lain
7) Mukhassamat : mengatur soal peradilan, kehakiman dan hukum acara
Sedangkan Fathi Osman mengemukakan sitematika hukum Islam sebagai
berikut :
8) Al-Ahkam al- Ahwal Al-Syakhsiyah(hukum Perorangan)
9) Al-Ahkam al-Madaniyah(hukum Kebendaan)
10) Al-Ahkam Al-Jinaiyah(hukum Pidana)
11) Al-Ahkam al-Murafaat(hukum Acara Perdata, Pidana dan Peradilan Tata
Usaha Negara)
12) Al-Ahkam al-Dusturiyah(hukum Tata Negara)
13) Al-Ahkam al-Dawliyah(hukum Internasional)
14) Al-Ahkam al-Ightisadiyah al-Maliyah(hukum Ekonomi dan Keuangan)
C. Tujuan Hukum Islam
Tujuan hukum Islam sebenarnya sudah nampak pada ayat-ayat yang ada
dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. secara umum para ahli
merumuskan tujuan hukum Islam adalah kebahagiaan hidup manusia di dunia dan
di akhirat kelak, dengan jalan segala sesuatu yang bermanfaat dan mencegah atau
menolak yang mudarat yaitu yang tidak berguna bagi hidup kehidupan. Menurut
Abu Ishak al-Shatibi, tujuan hukum Islam adalah memelihara agama, jiwa, akal,
keturunan, harta yang kemudian disepakati oleh ilmuwan hukum Islam lainnya.
Kelima tujuan itu kemudian disebut dengan al-Magasid al-Khamsah.
D. Sumber Hukum Islam
1. Pengertian Sumber Hukum Islam
Pengertian sumber hukum islam ialah segala sesuatu yang melahirkan
ataumenimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat, yaitu
peraturan yang apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata.
Sumber hukum Islam dalam Ushul Fiqh diistilahkan dengan Mashadiru al-
Ahkam(Sumber-sumber Hukum), Adillah al-Ahkam(Dalil-dalil Hukum), dan
Ushul al-Ahkam(Dasar-dasar Hukum).
Sumber hukum islam ialah segala sesuatu yang dijadikan pedoman atau
yang menjadi sumber syari’at islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad
(Sunnah Rasulullah SWA). Sebagian besar pendapat ulama ilmu fiqih sepakat
bahwa pada prinsipnya sumber utama hukum islam adalah Al-Qur’an dan Hadist.
a. Al-Qur’an atau Al-Kitab
1) Pengertian
5. Al-qur’an adalah sumber hukum Islam yang pertama, semua ketetapan
hukum harus ditetapkan berdasarkan pada al-qur’an, sebagaimana telah
diterangkan dalam al-qur’an sendiri:
ِ
اسَّنآل َْنيَب َمُكْحَتِل ِقَحْالِب ََبتِكْآل َْكيَلِإ َآنْل َزْنَأ آَّنِإ
(اًمْي ِ
َصخ َْنيِنِئَآخْلِل ْنُكَت َ
َل َو ُهللآ ىكَرَأآَمِب
105
)
Artinya :
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa
kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang(orang yang tidak
bersalah) karena (membela) orang-orang yang khianat.(an-Nisa:4(105))
Al-qur’an adalah firman Allah swt. yang memiliki kemukjizatan, yang
diturunkan kepada Nabi-Nya yang terakhir(Nabi Muhammad saw.), melalui al-
Amin(Malaikat Jibril) yang ditulis pada mushaf, diriwayatkan kepada kita secara
mutawatir, membacanya bernilai ibadah, dimulai dengan surat al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat an-Nas.
2) Tahap diturunkannya Al-Qur’an
Turunnya al-qur’an melalui beberapa tahapan. Pertama, dari Allah swt. ke
lauh mahfudh(suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan
kepastian Allah swt.) secara sekaligus. Kedua, dari lauh mahfudh ke baitul
izzah(tempat yang berada di langit dunia) secara sekaligus, tahapan kedua ini
yang dinamakan dengan lailah al-qadr. Ketiga, dari baitul izzah ke dalam hati
Nabi melalui malaikat jibril dengan cara berangsur-angsur sesuai dengan
kebutuhan selama 22 tahun 2 bulan 22 hari di dua kota(13 tahun di Mekkah dan
10 tahun di Madinah) yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari
kelahiran Nabi, bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M sampai 9 Dzulhijjah haji
wada’ tahun ke 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 Hijriyah, adakalanya satu
ayat, dua ayat, bahkan kadang-kadang satu surat.
3) Hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an
Beberapa hukum yang diatur dalam al-qur’an sebagai berikut :
a. Hukum Ibadah
Yang termasuk dalam hukum Ibadah adalah shalat, puasa, zakat, haji, nadzar dan
sumpah. Contoh ayat dalam al-qur’an yang mengatur tentang ibadah adalah surat
al-Imron ayat 97 di bawah ini.
... َ
َْليِبَس ِهْيَلِا ِاعَطَتْسا ِنَم ِتْيَبْال ُّج ِح ِ
اسَّنال ىَلَع ِ ِ
لِل َو...
(
97
)
Artinya :
... dan karena Allah(wajib) atas manusia berhaji ke Baitullah bagi mereka yang
sanggup pergi atau berjalan kesana...
a) Hukum Mu’amalah
6. Yang termasuk dalam hukum Mu’amalah adalah berbagai transaksi jual
beli, sewa menyewa dan pinjam meminjam. Contoh ayat dalam al-qur’an yang
mengatur tentang mu’amalah adalah surat al-baqarah ayat 188 di bawah ini.
ِب ْمُكَنْيَب ْمُكَل َوْمْأْاوُلُكَْأت َ
َل َو
ْي ِ
رَفْاوُلُك َْأتِل ِامَّكُحْآل ىَلِإآَهِبوأُلْدُت َو ِلِطَبْآل
ِِ َوْمَأ ْنِامًًق
(َن ْوُمَلْعَت ْمُتْنَأ َو ِمْثِ ْ
ِْلآب ِ
اسَّنآل
188
)
Artinya :
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara
kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang
lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
b) Hukum Peradilan
Secara umum dapat dilihat pada surat an-Nahl ayat 90 mengenai kewajiban untuk
berlaku adil dalam peradilan.
َو َِآءشْحَفْآل ِنَع ىَهْنَي َو ىَب ْرًُقْآل ِىذ َِآئتْيِإ َو ِنَسْحِ ْ
آْل َو ِِ ْدَعْآلِبيأمر َهللآ َّنِإ
ِ
َركْنُمْآل
(َن ْوُرَّكَذَت ْمُكَّلَعَل ْمُكُظِعَي ِىْغَبْآل َو
90
)
Artinya :
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pengajaran.
c) Hukum Tatanegara
Yaitu hukum yang berkaitan dengan sistem pemerintahan yang salah satunya
terdapat pada surat an-Nisa’ ayat 83.
ىَلِإ َو ُِ ْوُسَّآلر ىَلِإ ُهُّود َر ْوَل َو ِهِبا ُْوعاَذَأ ِف َْوخْآلِوَأ ِنْمَ ْ
آْل َنِمٌرْمَأ ْمُهَءآَجاَذِإ َو
ْمُكْيَلَع ِهللآ ُلْضَف َ
َل ْوَل َو ْمُهْنِم,ُهَن ْوُطِبْنَتْسَي َْنيِذَّلآ ُهَمِلَعَل ْمُهْنِم ِ
رْمَ ْ
آْل ىِل ْوُأ
ُتَمْحَر َو
َنَطْيَّشآل ُمُتْعَبَّت َ
َل,ُه
( ً
َْليِلَق َ
َلِإ
83
)
Artinya :
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya
kepada Rasul dan Ulil Amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin
mengetahui kebenarannya(akan dapat) mengetahuinya dri mereka(Rasul dan Ulil
Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan berkah Allah kepada kamu, tentulah
kamu mengikuti syaitan kecuali sebagia kecil saja(diantaramu).
b. Al-Hadits atau As-Sunnah
1) Pengertian
Al-hadits yang sering juga disebut as-sunnah adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. baik perkataan, perbuatan maupun
pengakuannya. Diantara beberapa hadits Rasulullah yang memerintahkan kepada
kaum muslimin agar selalu berpegang kepada sunnahnya adalah riwayat Imam
Ahmad dan lainnya dari Abi Najih al-Irbadh bin Sariyah ra. yang menceritakan
7. bahwa Rasulullah memberikan nasihat kepad kita dengan suatu nasihat yang
menggetarkan hati dan mencucurkan air mata. Maka kami bertanya kepada beliau
: “Hai Rasulullah, tampaknya nasihat itu nasihat (pamitan) terakhir.” Lalu beliau
menasehati kita, sabdanya :
َ
ْشيِعَي ْنَم ُهَّنِإ َو،ٌدْبَع ْمُكْيَلَع َرَّمَأَت ِْنا َو ِةَعاَّطآل َو ِعْمَّسآل َو ِهللا ى َوًْقَتِب ْمُكْي ِ
ص ْوُا
ْمُكْنِم
ًْريِثَكاًف َ
َلِتْخِإ ى َرَيَسَف
ْيِِيدْهُمْآل َْنيِدِشا َّآلرِاءَفَلُخ َةَّنُس َو ىِتَّنُسِب ْمُكْيَلَعَفا
اَهْيَلَع ا ُّْوضَع َن
َوَّنالِب
ُّلُك َو ٌةَل َ
َلَض ٍةَعْدِب ُّلُك َو ٌةَعْدِب ٍةَثَدْحُم َّلُك َّنِإَف ِ
ر ْوُمَُلآ ُاتَثَدْحُم ْمُكَّايِإ َِوذ ِاج
. ِ
ارَّنال ىِف ٍةَل َ
َلَض
Artinya :
Aku menasehatkan kepadamu agar kamu taqwa kepada Allah, taat dan
patuh, biarpun seorang hamba sahaya memerintah kamu. Sungguh orang hidup
lama(berumur panjang) diantara kamu nanti, bakal mengetahui adanya
pertentangan-pertentangan yang hebat. Oleh karena itu hendaklah kamu
berpegang teguh kepada sunnahku, sunnah khulafaurrasyidin yang mendapat
petunjuk. Gigitlah sunnahku dengan taringmu! Jauhilah mengada-adakan perkara,
sebab perkara yang diada-adakan itu adalah bid’ah. Padahal setiap bid’ah itu
tersesat dan setiap tersesat itu di neraka.
Artinya:
2) Pembagian Al-Hadits atau As-Sunnah
a) Berdasarkan dari Pengertiannya
Sunnah qouliyah
Sunnah fi’liyah atau amaliyah
Sunnah Mutawatirah(Hadits Mutawattir)
Sunnah Masyhurah(Hadits Masyhur)
Sunnah Ahaad(Hadits Ahad)
3) Fungsi Al-Hadits terhadap Al-Qur’an
a) Menetapkan dan Menguatkan Hukum yang dibawa Al-Qur’an
Materi hukum sunnah sesuai dengan materi hukum al-qur’an, seperti
hadits-hadits yang menunjukkan kewajiban shalat, puasa, zakat dan
haji.
b) Menjelaskan dan memerinci hukum-hukum al-qur’an yang masih global
atau umum.
c) Membentuk hukum yang tidak dibentuk oleh al-qur’an.
8. BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
1) Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
islam.
2) Ruang lingkup Hukum Islam diantaranya adalah munakahat, wirasah,
mu’amalah, jinayat atau ‘ukubah, al-ahkam al-Sultaniyah(khilafah), Siyar,
Mukhassamat
3) Tujuan Hukum Islam adalah pertama, untuk memenuhi keperluan hidup
manusia yang bersifat primer, sekunder, dan tertier yang dalam kepustakaan
hukum Islam disebut dengan istilah daruriyyat, hajjihyat dan tahnissiyat.
Kedua, untuk ditaati dan dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-
hari. Ketiga, supaya dapat ditaati dengan baik dan benar, manusia wajib
meningkatkan kemampuannya memahami hukum Islam dengan mempelajari
usul al-figh yakni dasar pembentukan dan pemahaman hukum Islam sebagai
metodologinya.
4) Sumber hukum islam ialah segala sesuatu yang dijadikan pedoman atau yang
menjadi sumber syari’at islam yaitu Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad
(Sunnah Rasulullah SWA). Sebagian besar pendapat ulama ilmu fiqih sepakat
bahwa pada prinsipnya sumber utama hukum islam adalah Al-Qur’an dan
Hadist.
9. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sulaiman.1995.Sumber Hukum Islam Permasalahan dan
Fleksibilitasnya.Jakarta:Sinar Grafika
Ali, M.Daud.1988.Islam untuk Disipln Ilmu Hukum, Sosial, dan
Politik.Jakarta:Bulan Bintang
Wailers, Erick.2015.Kumpulan Hadits Nabi Tentang
Sholat,online,(https://www.fiqihmuslim.com/2015/09/kumpulan-hadits-
nabi-tentang-sholat.html?=1) (diakses pada tanggal 2 Maret 2018)
Wikipedia.Sumber-sumber Hukum Islam,
online,(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sumber-
sumber_hukum_Islam#Dasar_hukum) (diakses pada tanggal 5 Maret
2018)