SlideShare a Scribd company logo
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya kepada ALLAH S.W.T. karena rahmatnya Alhamdulillah
penyusunan makalah dengan judul “PERUBAHAN MASYARAKAT DALAM
KEMAJUAN ATAU MODERNISASI” dapat saya selesaikan walaupun dengan beberapa
hambatan. Tidak lupa juga saya sampaikan salawat serta salam kepada sari tauladan kita
Rassulullah S.A.W., saya juga menyampaikan terima kasih kepada pihak – pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik walaupun masih
banyak kekurangan dalam makalah ini.
Dalam makalah ini saya akan menampilkan perubahan perubahan yang terjadi pada
masyarakat karena pengaruh kemajuan jaman atau modernisai. Penulisan makalah ini
bersumber pada media komunikasi internet, dari semua yang saya lihat sendiri di
lingkungan Universitas Semarang serta dari pemikiran atau pendapat saya sendiri, segala
masukkan dari luar adalah sebagai inspirasi saya tanpa ada niat untuk meniru karya tulisan
Mahasiswa lain.
Mungkin dalam penulisan ini saya selaku penulis banyak terjadi kesalahan ataupun
kurang tepat dalam penyampaian nya. Saya selaku penulis meminta maaf sebesar besarnya
jika memang terjadi kesalahan. Karena saya juga manusia, yang salah datang nya dari saya
dan yang benar datangnya dari Allah. Jika ada kesalahan baik yang biasa hingga yang fatal
kami mohon kritiknya untuk penyempurnaan makalah ini.

Terima Kasih

Semarang, 28 Oktober 2013

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................3
1.2 Faktor-faktor yang Mendorong Perubahan Masyarakat Menjadi Masyarakat yang
Modern...............................................................................................................................4
1.3 Gejala-gejala Modernisasi ...........................................................................................4
Bab II Pembahasan Pengertian Masyarakat.......................................................................6
2.1 Pengertian Masyarakat Modern...................................................................................6
2.2 Ciri-ciri Masyarakat Modern ......................................................................................6
2.3 Masyarakat Modern dilihat dari berbagai Aspek.........................................................6
2.4 Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat Modern.....................................................8
2.5 Kebudayaan Modern....................................................................................................9
2.6. Dampak Negatif dari Budaya Masyarakat Modern....................................................11
Bab III Kesimpulan dan Saran..........................................................................................13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................................17
Daftar Pustaka....................................................................................................................18

2
Perubahan Masyarakat dalam Kemajuan atau
Modernisasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan umat manusia pun mengalami
perubahan. Menurut para pemikir post modernis dekonstruksi, dunia tak lagi berada dalam
dunia kognisi, atau dunia tidak lagi mempunyai apa yang dinamakan pusat kebudayaan
sebagai tonggak pencapaian kesempurnaan tata nilai kehidupan. Hal ini berarti semua
kebudayaan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan yang ada hanyalah pusat-pusat
kebudayaan tanpa periferi. Sebuah kebudayaan yang sebelumnya dianggap pinggiran akan
bisa sama kuat pengaruhnya terhadap kebudayaan yang sebelumnya dianggap pusat dalam
kehidupan manusia modern.
Wajah kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai proses linier yang selalu
bergerak ke depan dengan berbagai penyempurnaannya juga mengalami perubahan.
Kebudayaan tersebut tak lagi sekadar bergerak maju tetapi juga ke samping kiri, dan kanan

3
memadukan diri dengan kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau kebudayaan itu
sendiri.
Lokalitas kebudayaan karenanya menjadi tidak relevan lagi dan eklektisme menjadi
norma kebudayaan baru. Manusia cenderung mengadaptasi berbagai kebudayaan,
mengambil sedikit dari berbagai keragaman budaya yang ada, yang dirasa cocok buat
dirinya, tanpa harus mengalami kesulitan untuk bertahan dalam kehidupan.
Perubahan tersebut dikenal sebagai perubahan sosial atau social change. Perubahan
sosial merupakan bagian dari perubahan budaya, namun perubahannya hanya mencakup
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, kecuali organisasi sosial masyarakatnya.
Perubahan sosial tersebut bardampak pada munculnya semangat-semangat untuk
menciptakan produk baru yang bermutu tinggi dan hal inilah yang menjadi dasar terjadinya
revolusi industri, serta kemunculan semangat asketisme intelektual. Menurut Prof Sartono,
asketisme dan expertise ini merupakan kunci kebudayaan akademis untuk menuju budaya
yang bermutu.
Sebagai homo faber, manusia mencipta dan bekerja, untuk memperoleh kepuasan
atau self fulfillment. Dalam kaca mata agama dan unsur untuk beribadah, suatu orientasi
kepada kepuasan batin dan menuju ke arah sesuatu yang transendental. Di sinilah yang
disebut etos bangsa itu muncul.
Sebenarnya etos bangsa kita juga sudah banyak disinggung oleh para pujangga
seperti dalam “Serat Wedatama” karya Mangkunegoro IV yang disebutnya sebagai etos
“mesu budi”. Etos ini merupakan suatu ajakan untuk mementingkan penampilan yang
bermutu baik lahir, maupun batin, atau kalau dalam bahasa modern disebut juga etos
intelektual.
Kemudian, etos intelektual inilah yang mendorong masyarakat untuk terus berkarya
dan terus menciptakan hal-hal baru guna meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga
masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang modern. Sedangkan proses menjadi
masyarakat yang modern disebut dengan istilah Modernisasi. Jadi dengan kata lain,
modernisasi ialah suatu proses transformasi total, suatu perubahan masyarakat dalam
segala aspeknya.
B. Faktor-faktor yang Mendorong Perubahan Masyarakat Menjadi Masyarakat
yang Modern

4
1. perkembangan ilmu
2. perkembangan teknologi
3. perkembangan industri
4. perkembangan ekonomi
C. Gejala-gejala Modernisasi
1. Bidang IPTEK
Gejala Modernisasi di bidang IPTEK ditandai dengan adanya penemuan dan
pembaharuan unsur teknologi baru yang dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.

2. Bidang Ekonomi
Gejala Modernisasi di bidang Ekonomi ialah meningkatnya produktivitas ekonomi
dan efisiensi sumber daya yang tersedia, serta pemeanfaatan SDA yang memperhatikan
kelestarian alam sekitar.
3. Bidang Politik dan Idiologi
Pada bidang ini, gejala modern ditandai dengan adanya system pemerintahan
perwakilan yang demokratis, pemerintah yang diawasi dan dibatasi kekuasaanya,
dihormati hak-hak asasinya serta dijaminnya hak-hak sosial.
4. Bidang Agama dan Kepercayaan
Gejala Modernisasi di bidang Agama dan Kepercayaan ditandai dengan adanya
pengembangan nalar (rasio) dan kebahagiaan kebendaan (materi), yang pada akhirnya
akan menimbulkan paham sekularisasi dan sekularisme.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai
orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada
umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat
kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab
orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.
B. Ciri-ciri Masyarakat Modern
1. Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-kepentingan
pribadi.
2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang
saling memepengaruhi
3. Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan
ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan

6
5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks
7. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkanatas
penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain.
C. Masyarakat Modern dilihat dari berbagai Aspek
Aspek Mental Manusia :
1. Cenderung didasarkan pada pola pikirserta pola perilaku rasionalatau logis,
dengan cirri-cirimenghargai karya orang lain, menghargai waktu, menghargai
mutu, berpikir kreatif, efisien, produktif percaya pada diri sendiri, disiplin, dan
bertanggung jawab.
2. Memiliki sifat keterbukaan, yaitu dapat menerima pandangan dan gagasan
orang lain.
Aspek Teknologi :
1. Teknologi merupakan factor utama untuk menunjang kehidupan kearah
kemajuan atau modernisasi.
2. Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi dan efisiensi
yang tinggi.
Aspek Pranata Sosial :
1. Pranata Agama :
Relatif kurang terasa dan tampak dalam kehidupan sehari-hari, diaibatkan
karena sekularisme
2. Pranata Ekonomi :
a. Bertumpu pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih tegas dan memiliki
batas-batas yang nyata.
b. Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang terlihat.
c. Kesamaan kesempatan kerja antar priadan wanita sangat tinggi.
d. Kurang mengenal gotong-royong.

7
e. Diobedakan menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi distribusi, dan konsumsi.
f. Hampir semua kebutuhan hidupmasyarakat diperoleh melalui pasar dengan
menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah.
3. Pranata Keluarga :
a. Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemahdan longgar, karena cara hidup yang
cenderung inidividualis.
b. Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah mulai menipis.
4. Pranata Pendidikan :
Tersedianya fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat rendah hingga tinggi,
disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya.
5. Pranata Politik :
Adanya pertumbuhan dan berkembangnya kesadaran berpolitik sebagai wujud
demokratisasi masyarakat.
D. Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat Modern
Pada kehidupan masyarakat modern, kerja merupakan bentuk eksploitasi kepada
diri, sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi dengan
keluarga.
Sehingga dalam kebudayaan industri dan birokrasi modern pada umumnya,
dipersonalisasi menjadi pemandangan sehari-hari. Masyarakat modern mudah stres dan
muncul penyakit-penyakit baru yang berkaitan dengan perubahan pola makanan dan pola
kerja.
Yang terjadi kemudian adalah dehumanisasi dan alienasi atau keterasingan, karena
dipacu oleh semangat kerja yang tinggi untuk menumpuk modal. Berger menyebutnya
sebagai “lonely crowd” karena pribadi menemukan dirinya amat kuat dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam kebudayaan industrialisasi, terus terjadi krisis. Pertama, kosmos
yang nyaman berubah makna karena otonomisasi dan sekularisasi sehingga rasa aman
lenyap. Kedua masyarakat yang nyaman dirobek-robek karena individu mendesakkan diri
kepada pusat semesta, ketiga nilai kebersamaan goyah, keempat birokrasi dan waktu
menggantikan tokoh mistis dan waktu mitologi.

8
Para penganut paham pascamodern seperti Lyotard pernah mengemukakan
perlunya suatu jaminan meta-sosial, yang dengannya hidup kita dijamin lebih merdeka,
bahagia, dan sebagainya. Khotbah agung-nya (metanarasi) ini mengutamakan perlunya
new sensibility bagi masyarakat yang terjebak dalam gejala dehumanisasi budaya modern.
Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga
penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk
kenikmatan pribadi. Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme,
korupsi, yang menyebabkan penampilan mutu yang amat rendah.
E. Kebudayaan Modern
Proses akulturasi di Negara-negara berkembang tampaknya beralir secara simpang
siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam ideologiideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: ”the things of humanity all
humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur
kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif.
Akan tetapi pada refleksi dan dalam usaha merumuskannya kerap kali timbul
reaksi, karena kategori berpikir belum mendamaikan diri dengan suasana baru atau
penataran asing. Taraf-taraf akulturasi dengan kebudayaan Barat pada permulaan masih
dapat diperbedakan, kemudian menjadi overlapping satu kepada yang lain sampai
pluralitas, taraf, tingkat dan aliran timbul yang serentak. Kebudayaan Barat mempengaruhi
masyarakat Indonesia, lapis demi lapis, makin lama makin luas lagi dalam (Bakker; 1984).
Apakah kebudayaan Barat modern semua buruk dan akan mengerogoti
Kebudayaan Nasional yang telah ada? Oleh karena itu, kita perlu merumuskan definisi
yang jelas tentang Kebudayaan Barat Modern. Menurut para ahli kebudayaan modern
dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1. Kebudayaan Teknologi Modern
Pertama kita harus membedakan antara Kebudayan Barat Modern dan
Kebudayaan Teknologis Modern. Kebudayaan Teknologis Modern merupakan
anak Kebudayaan Barat. Akan tetapi, meskipun Kebudayaan Teknologis Modern
jelas sekali ikut menentukan wujud Kebudayaan Barat, anak itu sudah menjadi
dewasa dan sekarang memperoleh semakin banyak masukan non-Barat, misalnya
dari Jepang.

9
Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks.
Penyataan-penyataan simplistik, begitu pula penilaian-penilaian hitam putih
hanya akan menunjukkan kekurangcanggihan pikiran. Kebudayaan itu kelihatan
bukan hanya dalam sains dan teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan
yang diambil oleh hasil-hasil sains dan teknologi dalam hidup masyarakat: media
komunikasi, sarana mobilitas fisik dan angkutan, segala macam peralatan rumah
tangga serta persenjataan modern. Hampir semua produk kebutuhan hidup seharihari sudah melibatkan teknologi modern dalam pembuatannya.
Kebudayaan Teknologis Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia
bebas nilai, netral. Bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai
implikasi ideologis atau keagamaan. Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen
Liberal, Budhis, Islam Modernis atau Islam Fundamentalis, bahkan segala macam
aliran New Age dan para normal dapat dan mau memakainya, tanpa
mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan mereka masing-masing.
Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat instumental.
2. Kebudayaan Modern Tiruan
Dari kebudayaan Teknologis Modern perlu dibedakan sesuatu yang mau
saya sebut sebagai Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu
terwujud dalam lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan
teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan
simbol-simbol lahiriah saja, misalnya kebudayaan lapangan terbang internasional,
kebudayaan supermarket (mall), dan kebudayaan Kentucky Fried Chicken (KFC).
Di lapangan terbang internasional orang dikelilingi oleh hasil teknologi
tinggi, ia bergerak dalam dunia buatan: tangga berjalan, duty free shop dengan
tawaran hal-hal yang kelihatan mentereng dan modern, meskipun sebenarnya
tidak dibutuhkan, suasana non-real kabin pesawat terbang; semuanya artifisial,
semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan batin.
Kebudayaan Modern Tiruan hidup dari ilusi, bahwa asal orang bersentuhan
dengan hasil-hasil teknologi modern, ia menjadi manusia modern. Padahal dunia
artifisial itu tidak menyumbangkan sesuatu apapun terhadap identitas kita.
Identitas kita malahan semakin kosong karena kita semakin membiarkan diri
dikemudikan. Selera kita, kelakuan kita, pilihan pakaian, rasa kagum dan

10
penilaian kita semakin dimanipulasi, semakin kita tidak memiliki diri sendiri.
Itulah sebabnya kebudayaan ini tidak nyata, melainkan tiruan, blasteran.
Anak Kebudayaan Modern Tiruan ini adalah Konsumerisme: orang
ketagihan membeli, bukan karena ia membutuhkan, atau ingin menikmati apa
yang dibeli, melainkan demi membelinya sendiri. Kebudayaan Modern Blateran
ini, bahkan membuat kita kehilangan kemampuan untuk menikmati sesuatu
dengan sungguh-sungguh. Konsumerisme berarti kita ingin memiliki sesuatu,
akan tetapi kita semakin tidak mampu lagi menikmatinya. Orang makan di KFC
bukan karena ayam di situ lebih enak rasanya, melainkan karena fast food
dianggap gayanya manusia yang trendy, dan trendy adalah modern.

3. Kebudayaan-Kebudayaan Barat
Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan Kebudayaan Barat
Modern. Kebudayaan Blastern itu memang produk Kebudayaan Barat, tetapi
bukan hatinya, bukan pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia mengancam
Kebudayaan Barat, seperti ia mengancam identitas kebudayaan lain, akan tetapi ia
belum mencaploknya. Italia, Perancis, spayol, Jerman, bahkan barangkali juga
Amerika Serikat masih mempertahankan kebudayaan khas mereka masingmasing. Meskipun di mana-mana orang minum Coca Cola, kebudayaan itu belum
menjadi Kebudayaan Coca Cola.
Orang yang sekadar tersenggol sedikit dengan kebudayaan Barat palsu itu,
dengan demikian belum mesti menjadi orang modern. Ia juga belum akan
mengerti bagaimana orang Barat menilai, apa cita-citanya tentang pergaulan, apa
selera estetik dan cita rasanya, apakah keyakinan-keyakinan moral dan
religiusnya, apakah paham tanggung jawabnya (Suseno; 1992).
F. Dampak Negatif dari Budaya Masyarakat Modern
1. Penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana pencarian hal-hal yang tidak ada
hubungannya dengan ilmu pengetahuan.
2. Timbulnya praktek-peraktek curang dalam dunia kerja seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme.

11
3. Sekularisasi adalah sebuah proses pemisahan institusi-institusi dan simbol-simbol
politis dari initusi-institusi dan simbol-simbol religius. Kebijakan-kebijakan Negara
yang mengatur sebuah masyarakat tidak lagi didasarkan pada norma-norma agama,
melainkan pada a

sas-asas non-religius, seperti: etika dan pragmatisme politik.

Kelahiran Negara nasional dan Negara konstitusional di zaman modern menandai
proses ini. Konstitusi Negara modern tidak lagi didasarkan pada doktrin-doktrin
religius, seperti pada Negara-negara tradisional di Eropa abad pertengahan,
melainkan pada prosedur-prosedur birokratis rasional yang mengakui kesamaan
hak dan kebebasan setiap warganegara.Mengapa masyarakat modern menempuh
jalan sekularisasi? Karena (1) Otoritas politis tidak merasa cukup dengan
wewenangnya atas wilayah publik dan ingin juga memberikan regulasi dalam ruang
privat seperti yang dilakukan oleh otoritas religius; dan (2) pikiran kritis dicurigai
sebagai unsur „subversif‟ yang melemahkan kepatuhan kepada otoritas.
Sekularisasi adalah upaya memberi batas-batas di antara kedua bidang itu dengan
memandang keduanya otonom, yakni yang satu tidak dapat direduksi kepada yang
lain.Dengan sekularisasi, urusan-urusan religius dianggap beroperasi di dalam
ruang privat, tercakup dalam kebebasan subjektif individu untuk menemukan jalan
hidupnya. Efek positif sekularisasi adalah toleransi agama, sebab doktrin-doktrin
dan nilai-nilai religius tidak lagi dikalkulasi di dalam politik. Kita berbicara tentang
sekularisme jika kita memusatkan perhatian kita pada efek negatif sekularisasi.
Sekularisasi dapat mendorong pada ekstrem atau ekses, yakni suatu sikap berlebihlebihan untuk menyingkirkan segala alasan, motif atau dimensi religius sebagai
omong kosong. Pandangan-pandangan seperti ateisme, materialisme dan saintisme
merupakan berbagai aspek dalam sekularisme. Sekularisme dalam arti ini bukanlah
sebuah proses sosial-epistemologis, melainkan sebuah ideologi dengan kesempitan
berpikir yang tidak dapat mentoleransi eksistensi agama di dalam masyarakat
majemuk. Jika agama menghasilkan fundamentalisme religius, proses sekularisasi
juga dapat menghasilkan suatu fundamentalisme tertentu, yakni fundamentalisme
profane. Itulah sekularisme. Jadi, di sini kita dapat mengatakan bahwa sekularisasi
adalah proses yang wajar di dalam modernisasi, karena pemisahan antara agama
dan Negara memang diperlukan untuk memungkinkan kebebasan dan keadilan
dalam masyarakat majemuk, namun sekularisme harus diwaspadai. Untuk
masyarakat kita yang cenderung religius, sekularisme bukanlah ancaman real;
fundamentalisme agamalah yang merupakan ancaman real bagi kemajemukan.

12
Yang sebaliknya juga harus dikatakan: Sekularisme bukanlah solusi untuk masalah
kemajemukan, sebab sekularisme adalah bentuk intoleransi terhadap agama
manaupun yang merupakan anggota masyarakat majemuk. Yang dibutuhkan
masyarakat kita adalah tingkat sekularisasi tertentu (baik secara structural maupun
kultural) agar dapat bersikap “fair” terhadap kemajemukan orientasi nilai di dalam
masyarakat kita.Kebijakan-kebijakan politis yang berorientasi agama tertentu,
misalnya, tidak dapat begitu saja dijadikan norma publik untuk mengatur
keseluruhan masyarakat, karena akan bersikap tidak fair terhadap kelompokkelompok lain bahkan dalam agama yang sama.
4. Liberalisme adalah ideologi modern, karena ia muncul bersamaan dengan
modernisasi dan segala pertentangan ideologis dalam masyarakat modern tak lain
daripada pertentangan dengan liberalisme, sehingga cerita tentang modernitas tak
kurang daripada cerita tentang liberalisme dan para lawannya.Dalam arti ini,
liberalisme sangat sensitif terhadap kolektivisme dan absolutisme kekuasaan.
Ekonomi tidak dapat tumbuh jika terus diintervensi Negara, maka liberalisme sejak
awal mendukung ekonomi pasar bebas.Di dalam pasar orang tidak bertransaksi
dengan membeda-bedakan latar-belakang agama dan kebudayaan. Yang penting
transaksi itu fair. Dengan kata lain, di dalam transaksi orang melihat agama partner
transaksinya sebagai urusan privatnya yang tidak relevan untuk proses pertukaran
dalam pasar. Pola transaksi yang melihat agama sebagai persoalan privat yang tidak
relevan untuk proses pertukaran itu oleh liberalisme diaplikasikan di dalam
hubungan yang lebih luas, yaitu di dalam Negara modern. Liberalisme ekonomi
mengandung

bahaya

tertentu,

yaitu

intoleransi

terhadap

mereka

yang

dimarginalisasikan secara ekonomis oleh mekanisme pasar bebas itu. Namun
liberalisme yang berkaitan dengan pendirian intelektual dan sikap-sikap politis
justru membantu sebuah masyarakat untuk toleran terhadap kemajemukan. Jika
Negara berkonsentrasi pada the problem of justice dan tidak mengintervensi the
problem of good life yang adalah kewenangan kelompok-kelompok dalam
masyarakat itu, Negara akan menjadi milik bersama kelompok-kelompok sosial itu
dan tidak bersikap diskriminatif. Negara liberal berupaya bersikap netral terhadap
agama-agama di dalamnya, dan ini justru mendukung kebebasan individu. Di sini
liberalisme dapat juga dilihat sebagai hasil dari sekularisasi yang tidak secara
mutlak perlu bermuara pada sekularisme. Artinya, suatu Negara liberal tidak harus

13
sekularistis, yakni ingin menyingkirkan agama di dalamnya. Negara liberal juga
bisa memiliki respek terhadap agama, namun regulasi-regulasinya tetap sekular. Ia
bersikap netral dari agama, namun memberi infrastruktur yang adil bagi agamaagama untuk berkembang, sebab para anggota agama-agama itu adalah juga
warganegaranya.
5. Pluralisme adalah sebuah pandangan yang beroperasi di dalam kebudayaan dalam
bentuk sikap-sikap yang menerima kemajemukan orientasi-orientasi nilai di dalam
masyarakat modern. Dasar pluralisme adalah the fact of plurality, yakni suatu
kenyataan bahwa jika sebuah masyarakat mengalami modernisasi, masyarakat itu
mengalami pluralisasi nilai di dalam dirinya. Pluralitas tidak serta merta
memunculkan pluralisme, karena tidak semua orang setuju pluralitas. Kaum
konservatif dan rmonatis, misalnya, akan meratapi pluralitas sebagai sindrom
disintegrasi sosial dan moral. Namun ada kelompok-kelompok yang menerima
pluralitas sebagai kenyataan hidup bersama dan mencoba hidup bersama secara
toleran. Kelompok-kelompok ini bisa berasal dari kalangan agama, cendikia,
politikus atau budayawan. Pandangan yang menerima pluralitas sebagai realitas
hidup bersama dan mencoba mengembangkan sarana-sarana moral dan intelektual
untuk membuka ruang kebebasan dan toleransi bagi aneka orientasi nilai etnis,
religius ataupun poltis di dalam mayarakat modern itu kita sebut pluralisme.
Jika kita menilik ke belakang, ke dalam sejarah agama-agama itu, kita tidak dapat
memisahkan agama dari kebudayaan. Setiap agama “tertanam” dan tumbuh dalam
konteks kebudayaan dan juga sejarahnya, maka pluralitas juga menandai sejarah
setiap agama. Tidak ada hanya satu Kristen, satu Hindhu, satu Islam atau satu
Budhisme, karena di tiap kebudayaan berkembang cara-cara dan simbol-simbol
spesifik dalam menghayati Tuhan. Simbol-simbol itu bahkan „dipinjam‟ dari
konteks kebudayaan tertentu, misalnya, Jawa, Romawi, India atau Arab. Namun tak
semua kelompok agama mau bersikap fair terhadap fakta pluralitas di dalam
agama-agama ini. Kelompok-kelompok macam ini – di antara mereka konservatif
garis keras – terobsesi pada sebuah fiksi bahwa agama mereka itu homogen dan
murni dari unsur-unsur kebudayaan. Fiksi itu sudah barang tentu berbahaya sekali
karena menjadi intoleran terhadap kemajemukan kebudayaan dan agama.
Kelompok-kelompok agama yang menerima fakta kemajemukan bahkan di dalam
agama mereka sendiri serta mencoba mengembangkan sebuah teologi pluralis

14
sering dicurigai sebagai sesuatu yang morongrong integritas iman, padahal mereka
ini bisa saja justru mendorong cara-cara beriman yang dewasa dan terbuka terhadap
perubahan dan perbedaan di dalam masyarakat modern.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Perubahan sosial mendorong munculnya semangat-semangat untuk menciptakan
produk baru , sehinnga terjadilah revolusi industri, dan kemunculan semangat asketisme
intelektual. Kemudian, asketisme intelektual menimbulkan etos intelektual, dan inilah yang
mendorong masyarakat untuk terus berkarya dan terus menciptakan hal-hal baru guna
meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga masyarakat tersebut menjadi masyarakat
yang modern. Sedangkan proses menjadi masyarakat yang modern disebut dengan istilah
Modernisasi.
I. Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai
orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini.
II. Faktor-faktor yang Mendorong Perubahan Masyarakat Menjadi MasyarakaT
yang Modern
1. perkembangan ilmu
2. perkembangan teknologi
3. perkembangan industri

15
4. perkembangan ekonomi
III. Gejala-gejala Modernisasi
1. adanya penemuan dan pembaharuan unsur teknologi baru yang dapat meningkatkan
kemakmuran masyarakat.
2. meningkatnya produktivitas ekonomi dan efisiensi sumber daya yang tersedia, serta
pemeanfaatan SDA yang memperhatikan kelestarian alam sekitar.
3. adanya system pemerintahan perwakilan yang demokratis, pemerintah yang
diawasi dan dibatasi kekuasaanya, dihormati hak-hak asasinya serta dijaminnya
hak-hak sosial.
4. adanya pengembangan nalar (rasio) dan kebahagiaan kebendaan (materi), yang
pada akhirnya akan menimbulkan paham sekularisasi dan sekularisme.
IV. Ciri-ciri Masyarakat Modern
1. Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-kepentingan
pribadi.
2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang
saling memepengaruhi.
3. Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan
ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan
5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks.
7. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkanatas
penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain.
V. Kebudayaan Modern
1. Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan suatu kebudayaan bukan hanya
dalam sains dan teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil

16
oleh hasil-hasil sains dan teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi,
sarana mobilitas fisik dan angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta
persenjataan modern.
2. Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam
lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan
kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah
sajak.
3. Kebudayaan-Kebudayaan Bara
VI. Dampak Negatif dari Budaya Masyarakat Modern
1. Penyalahgunaan media teknologi
2. Timbulnya praktek-peraktek curang
3. Sekularisasi
4. Liberalisme
5. Pluralisme
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai masyarakat modern tidak harus menyerap semua budaya
modernisasi, agar tidak terjadi dampak-dampak negative dalam kehidupan kita sebagai
masyarakat yang modern.

17
Daftar Pustaka
Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.
Davis, Kingsley. 1960. Human Society The Macmillan Company. New York.
Dewantara, Ki Hajar. 1994. Kebudayaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan
Tamansiswa..
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta
Sarjono. Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Soemardjan, S dan Breazeale, K. 1993. Cultural Change in Rural Indonesia; Impact of
Village Development. Honolulu: UNS-YISS-East West Center.
Sorokin, Pitirim A. 1957. Social and Cultural Dynamics. Boston: Sargent.

18

More Related Content

What's hot

KEWAJIBAN, HAK, DAN TUGAS UTAMA GURU PROFESIONAL.pptx
KEWAJIBAN, HAK, DAN TUGAS UTAMA GURU PROFESIONAL.pptxKEWAJIBAN, HAK, DAN TUGAS UTAMA GURU PROFESIONAL.pptx
KEWAJIBAN, HAK, DAN TUGAS UTAMA GURU PROFESIONAL.pptx
Taufik Hidayat Eko Yunianto
 
Ppt landasan hukum pendidikan
Ppt landasan hukum pendidikanPpt landasan hukum pendidikan
Ppt landasan hukum pendidikan
Hafsah Khairunnisa
 
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsaMakalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsaOperator Warnet Vast Raha
 
MASALAH SOSIAL
MASALAH SOSIALMASALAH SOSIAL
MASALAH SOSIAL
Phopy Dwi Pratiwi
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
Manshur Changean
 
Subtitusi dan elips
Subtitusi dan elipsSubtitusi dan elips
Subtitusi dan elips
Makarina
 
prefiks/awalan me
prefiks/awalan meprefiks/awalan me
prefiks/awalan me
Itsnaa Belopahselalu
 
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa ProkemJargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jenny Givany
 
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Irvan Berutu
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiNiicha Juwita
 
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
zoelfiqar
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakImam Suwandi
 
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosialSosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
Lisma Linda
 
Fonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugisFonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugisHeidy Kaeni
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
Pastime.net
 
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanperkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
Jeanny Jannah
 
1. perubahan sosial
1. perubahan sosial1. perubahan sosial
1. perubahan sosial
Luluk Wulandari Hariyanto
 
Reduplikasi
ReduplikasiReduplikasi
Reduplikasi
Tifanny Ellies
 
Pemberdayaan identitas nasional
Pemberdayaan identitas nasionalPemberdayaan identitas nasional
Pemberdayaan identitas nasionalfendi_94
 

What's hot (20)

KEWAJIBAN, HAK, DAN TUGAS UTAMA GURU PROFESIONAL.pptx
KEWAJIBAN, HAK, DAN TUGAS UTAMA GURU PROFESIONAL.pptxKEWAJIBAN, HAK, DAN TUGAS UTAMA GURU PROFESIONAL.pptx
KEWAJIBAN, HAK, DAN TUGAS UTAMA GURU PROFESIONAL.pptx
 
Arti mahasiswa
Arti mahasiswaArti mahasiswa
Arti mahasiswa
 
Ppt landasan hukum pendidikan
Ppt landasan hukum pendidikanPpt landasan hukum pendidikan
Ppt landasan hukum pendidikan
 
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsaMakalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Makalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
 
MASALAH SOSIAL
MASALAH SOSIALMASALAH SOSIAL
MASALAH SOSIAL
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
 
Subtitusi dan elips
Subtitusi dan elipsSubtitusi dan elips
Subtitusi dan elips
 
prefiks/awalan me
prefiks/awalan meprefiks/awalan me
prefiks/awalan me
 
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa ProkemJargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
Jargon, Slang, Kata Percakapan, dan Bahasa Prokem
 
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
 
Mata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologiMata kuliah-fonologi
Mata kuliah-fonologi
 
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
Makalah isbd-manusia-dan-peradaban (1)
 
Jenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimakJenis jenis menyimak
Jenis jenis menyimak
 
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosialSosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
 
Fonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugisFonologi bahasa bugis
Fonologi bahasa bugis
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
 
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanperkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
 
1. perubahan sosial
1. perubahan sosial1. perubahan sosial
1. perubahan sosial
 
Reduplikasi
ReduplikasiReduplikasi
Reduplikasi
 
Pemberdayaan identitas nasional
Pemberdayaan identitas nasionalPemberdayaan identitas nasional
Pemberdayaan identitas nasional
 

Viewers also liked

Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA TERHADAP MODERNISASI "
Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA  TERHADAP MODERNISASI "Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA  TERHADAP MODERNISASI "
Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA TERHADAP MODERNISASI "
suciwijayanti18
 
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...
Aulia Hamunta
 
Modernisasi & globalisasi (saya)
Modernisasi & globalisasi (saya)Modernisasi & globalisasi (saya)
Modernisasi & globalisasi (saya)haekal_askar
 
Modernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkokModernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkok
rahmat abiy
 
Modul 2 bahasa indonesia kb 1
Modul 2 bahasa indonesia kb 1Modul 2 bahasa indonesia kb 1
Modul 2 bahasa indonesia kb 1
Aditya Permadi
 
Sosiologi 1 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 1 menyelami fenomena sosial di masyarakatSosiologi 1 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 1 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Trisna Nurdiaman
 
Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budayaPerubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya
Catur Prasetyo
 
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesiaRingkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesiaKandidat guru BK Profesional
 
Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budayaPerubahan sosial budaya
Perubahan sosial budayaDwi Halimasari
 
BSE BAHASA INDONESIA untuk SMP/MTs Kelas 9
BSE BAHASA INDONESIA untuk SMP/MTs Kelas 9BSE BAHASA INDONESIA untuk SMP/MTs Kelas 9
BSE BAHASA INDONESIA untuk SMP/MTs Kelas 9
Moh Hari Rusli
 
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan symons12
 
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DI ERA GLOBALISASI
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DI ERA GLOBALISASI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DI ERA GLOBALISASI
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DI ERA GLOBALISASI sapari89
 

Viewers also liked (13)

Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA TERHADAP MODERNISASI "
Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA  TERHADAP MODERNISASI "Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA  TERHADAP MODERNISASI "
Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA TERHADAP MODERNISASI "
 
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...
MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT A...
 
Modernisasi & globalisasi (saya)
Modernisasi & globalisasi (saya)Modernisasi & globalisasi (saya)
Modernisasi & globalisasi (saya)
 
Modernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkokModernisasi tiongkok
Modernisasi tiongkok
 
Modul 2 bahasa indonesia kb 1
Modul 2 bahasa indonesia kb 1Modul 2 bahasa indonesia kb 1
Modul 2 bahasa indonesia kb 1
 
Sosiologi 1 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 1 menyelami fenomena sosial di masyarakatSosiologi 1 menyelami fenomena sosial di masyarakat
Sosiologi 1 menyelami fenomena sosial di masyarakat
 
Makalah perubahan sosial yogyakarta
Makalah perubahan sosial yogyakartaMakalah perubahan sosial yogyakarta
Makalah perubahan sosial yogyakarta
 
Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budayaPerubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya
 
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesiaRingkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
 
Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budayaPerubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya
 
BSE BAHASA INDONESIA untuk SMP/MTs Kelas 9
BSE BAHASA INDONESIA untuk SMP/MTs Kelas 9BSE BAHASA INDONESIA untuk SMP/MTs Kelas 9
BSE BAHASA INDONESIA untuk SMP/MTs Kelas 9
 
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
 
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DI ERA GLOBALISASI
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DI ERA GLOBALISASI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DI ERA GLOBALISASI
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DI ERA GLOBALISASI
 

Similar to Makalah sosio perubahan masyarakat dalam kemajuan atau modernisasi

Makalah sejarah masyarakat modern
Makalah sejarah masyarakat modern Makalah sejarah masyarakat modern
Makalah sejarah masyarakat modern
Yahri smasa
 
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat TeknologiTransformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat TeknologiMelda Amelia
 
Makalah pembangunan masyarakat desa
Makalah pembangunan masyarakat desaMakalah pembangunan masyarakat desa
Makalah pembangunan masyarakat desa
Septian Muna Barakati
 
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
adminpancasilamanaje1
 
modernisasi, industrialisasi dan pembangunan
modernisasi, industrialisasi dan pembangunanmodernisasi, industrialisasi dan pembangunan
modernisasi, industrialisasi dan pembangunan
Somewhere
 
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
Muhammad Idris
 
Makalah transdisiplin
Makalah transdisiplinMakalah transdisiplin
Makalah transdisiplin
Mariya Qibtiyah Syam II
 
Masyarakat madani
Masyarakat madaniMasyarakat madani
Masyarakat madani
Yoga Firmansyah
 
modul UT (MAKALAH IPS)
modul UT (MAKALAH IPS)modul UT (MAKALAH IPS)
modul UT (MAKALAH IPS)
lingga prasetyo
 
Modernisasi & globalisasi
Modernisasi & globalisasiModernisasi & globalisasi
Modernisasi & globalisasihaekal_askar
 
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seniIsbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Siti Purwaningsih
 
Makalah jadi bu al
Makalah jadi bu alMakalah jadi bu al
Makalah jadi bu al
Iman Tani
 
ips_modernisasi dah globalisasi
ips_modernisasi dah globalisasiips_modernisasi dah globalisasi
ips_modernisasi dah globalisasiMohammad Saputro
 
Karya ilmiah PKN
Karya ilmiah PKNKarya ilmiah PKN
Karya ilmiah PKN
Rahma Kusuma
 
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis JurnalSitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
nurhalizast1608
 
KLIPING_PERUBAHAN_SOSIAL.doc
KLIPING_PERUBAHAN_SOSIAL.docKLIPING_PERUBAHAN_SOSIAL.doc
KLIPING_PERUBAHAN_SOSIAL.doc
ObenRegar
 
Manusia, Iptek dan Seni.pdf
Manusia, Iptek dan Seni.pdfManusia, Iptek dan Seni.pdf
Manusia, Iptek dan Seni.pdf
Zukét Printing
 

Similar to Makalah sosio perubahan masyarakat dalam kemajuan atau modernisasi (20)

Makalah sejarah masyarakat modern
Makalah sejarah masyarakat modern Makalah sejarah masyarakat modern
Makalah sejarah masyarakat modern
 
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat TeknologiTransformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
 
Makalah pembangunan masyarakat desa
Makalah pembangunan masyarakat desaMakalah pembangunan masyarakat desa
Makalah pembangunan masyarakat desa
 
Perubahan sosial
Perubahan sosialPerubahan sosial
Perubahan sosial
 
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...
 
modernisasi, industrialisasi dan pembangunan
modernisasi, industrialisasi dan pembangunanmodernisasi, industrialisasi dan pembangunan
modernisasi, industrialisasi dan pembangunan
 
Makalah kesenian
Makalah kesenianMakalah kesenian
Makalah kesenian
 
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
 
Makalah transdisiplin
Makalah transdisiplinMakalah transdisiplin
Makalah transdisiplin
 
Masyarakat madani
Masyarakat madaniMasyarakat madani
Masyarakat madani
 
modul UT (MAKALAH IPS)
modul UT (MAKALAH IPS)modul UT (MAKALAH IPS)
modul UT (MAKALAH IPS)
 
Modernisasi & globalisasi
Modernisasi & globalisasiModernisasi & globalisasi
Modernisasi & globalisasi
 
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seniIsbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
 
Makalah jadi bu al
Makalah jadi bu alMakalah jadi bu al
Makalah jadi bu al
 
ips_modernisasi dah globalisasi
ips_modernisasi dah globalisasiips_modernisasi dah globalisasi
ips_modernisasi dah globalisasi
 
Karya ilmiah PKN
Karya ilmiah PKNKarya ilmiah PKN
Karya ilmiah PKN
 
Makalah plsbt
Makalah plsbtMakalah plsbt
Makalah plsbt
 
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis JurnalSitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
 
KLIPING_PERUBAHAN_SOSIAL.doc
KLIPING_PERUBAHAN_SOSIAL.docKLIPING_PERUBAHAN_SOSIAL.doc
KLIPING_PERUBAHAN_SOSIAL.doc
 
Manusia, Iptek dan Seni.pdf
Manusia, Iptek dan Seni.pdfManusia, Iptek dan Seni.pdf
Manusia, Iptek dan Seni.pdf
 

More from Rini de Lopez

Tugas pip rini
Tugas pip riniTugas pip rini
Tugas pip rini
Rini de Lopez
 
Makalah kdpls
Makalah kdplsMakalah kdpls
Makalah kdpls
Rini de Lopez
 
Unsur budaya dengan 3 wujudnya di daerah saya
Unsur budaya dengan 3 wujudnya di daerah sayaUnsur budaya dengan 3 wujudnya di daerah saya
Unsur budaya dengan 3 wujudnya di daerah saya
Rini de Lopez
 
Keong mas
Keong masKeong mas
Keong mas
Rini de Lopez
 
Makalah tik
Makalah tikMakalah tik
Makalah tik
Rini de Lopez
 
Sejarah Perkembangan Generasi Komputer
Sejarah Perkembangan Generasi KomputerSejarah Perkembangan Generasi Komputer
Sejarah Perkembangan Generasi Komputer
Rini de Lopez
 
ppt sejarah perkembangan komputer
ppt sejarah perkembangan komputerppt sejarah perkembangan komputer
ppt sejarah perkembangan komputer
Rini de Lopez
 

More from Rini de Lopez (7)

Tugas pip rini
Tugas pip riniTugas pip rini
Tugas pip rini
 
Makalah kdpls
Makalah kdplsMakalah kdpls
Makalah kdpls
 
Unsur budaya dengan 3 wujudnya di daerah saya
Unsur budaya dengan 3 wujudnya di daerah sayaUnsur budaya dengan 3 wujudnya di daerah saya
Unsur budaya dengan 3 wujudnya di daerah saya
 
Keong mas
Keong masKeong mas
Keong mas
 
Makalah tik
Makalah tikMakalah tik
Makalah tik
 
Sejarah Perkembangan Generasi Komputer
Sejarah Perkembangan Generasi KomputerSejarah Perkembangan Generasi Komputer
Sejarah Perkembangan Generasi Komputer
 
ppt sejarah perkembangan komputer
ppt sejarah perkembangan komputerppt sejarah perkembangan komputer
ppt sejarah perkembangan komputer
 

Recently uploaded

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 

Recently uploaded (20)

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 

Makalah sosio perubahan masyarakat dalam kemajuan atau modernisasi

  • 1. KATA PENGANTAR Puji Syukur saya kepada ALLAH S.W.T. karena rahmatnya Alhamdulillah penyusunan makalah dengan judul “PERUBAHAN MASYARAKAT DALAM KEMAJUAN ATAU MODERNISASI” dapat saya selesaikan walaupun dengan beberapa hambatan. Tidak lupa juga saya sampaikan salawat serta salam kepada sari tauladan kita Rassulullah S.A.W., saya juga menyampaikan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Dalam makalah ini saya akan menampilkan perubahan perubahan yang terjadi pada masyarakat karena pengaruh kemajuan jaman atau modernisai. Penulisan makalah ini bersumber pada media komunikasi internet, dari semua yang saya lihat sendiri di lingkungan Universitas Semarang serta dari pemikiran atau pendapat saya sendiri, segala masukkan dari luar adalah sebagai inspirasi saya tanpa ada niat untuk meniru karya tulisan Mahasiswa lain. Mungkin dalam penulisan ini saya selaku penulis banyak terjadi kesalahan ataupun kurang tepat dalam penyampaian nya. Saya selaku penulis meminta maaf sebesar besarnya jika memang terjadi kesalahan. Karena saya juga manusia, yang salah datang nya dari saya dan yang benar datangnya dari Allah. Jika ada kesalahan baik yang biasa hingga yang fatal kami mohon kritiknya untuk penyempurnaan makalah ini. Terima Kasih Semarang, 28 Oktober 2013 1
  • 2. DAFTAR ISI Kata Pengantar...................................................................................................................1 Daftar Isi............................................................................................................................2 Bab I Pendahuluan.............................................................................................................3 1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................3 1.2 Faktor-faktor yang Mendorong Perubahan Masyarakat Menjadi Masyarakat yang Modern...............................................................................................................................4 1.3 Gejala-gejala Modernisasi ...........................................................................................4 Bab II Pembahasan Pengertian Masyarakat.......................................................................6 2.1 Pengertian Masyarakat Modern...................................................................................6 2.2 Ciri-ciri Masyarakat Modern ......................................................................................6 2.3 Masyarakat Modern dilihat dari berbagai Aspek.........................................................6 2.4 Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat Modern.....................................................8 2.5 Kebudayaan Modern....................................................................................................9 2.6. Dampak Negatif dari Budaya Masyarakat Modern....................................................11 Bab III Kesimpulan dan Saran..........................................................................................13 3.1 Kesimpulan..................................................................................................................15 3.2 Saran.............................................................................................................................17 Daftar Pustaka....................................................................................................................18 2
  • 3. Perubahan Masyarakat dalam Kemajuan atau Modernisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan umat manusia pun mengalami perubahan. Menurut para pemikir post modernis dekonstruksi, dunia tak lagi berada dalam dunia kognisi, atau dunia tidak lagi mempunyai apa yang dinamakan pusat kebudayaan sebagai tonggak pencapaian kesempurnaan tata nilai kehidupan. Hal ini berarti semua kebudayaan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan yang ada hanyalah pusat-pusat kebudayaan tanpa periferi. Sebuah kebudayaan yang sebelumnya dianggap pinggiran akan bisa sama kuat pengaruhnya terhadap kebudayaan yang sebelumnya dianggap pusat dalam kehidupan manusia modern. Wajah kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai proses linier yang selalu bergerak ke depan dengan berbagai penyempurnaannya juga mengalami perubahan. Kebudayaan tersebut tak lagi sekadar bergerak maju tetapi juga ke samping kiri, dan kanan 3
  • 4. memadukan diri dengan kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau kebudayaan itu sendiri. Lokalitas kebudayaan karenanya menjadi tidak relevan lagi dan eklektisme menjadi norma kebudayaan baru. Manusia cenderung mengadaptasi berbagai kebudayaan, mengambil sedikit dari berbagai keragaman budaya yang ada, yang dirasa cocok buat dirinya, tanpa harus mengalami kesulitan untuk bertahan dalam kehidupan. Perubahan tersebut dikenal sebagai perubahan sosial atau social change. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya, namun perubahannya hanya mencakup kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, kecuali organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan sosial tersebut bardampak pada munculnya semangat-semangat untuk menciptakan produk baru yang bermutu tinggi dan hal inilah yang menjadi dasar terjadinya revolusi industri, serta kemunculan semangat asketisme intelektual. Menurut Prof Sartono, asketisme dan expertise ini merupakan kunci kebudayaan akademis untuk menuju budaya yang bermutu. Sebagai homo faber, manusia mencipta dan bekerja, untuk memperoleh kepuasan atau self fulfillment. Dalam kaca mata agama dan unsur untuk beribadah, suatu orientasi kepada kepuasan batin dan menuju ke arah sesuatu yang transendental. Di sinilah yang disebut etos bangsa itu muncul. Sebenarnya etos bangsa kita juga sudah banyak disinggung oleh para pujangga seperti dalam “Serat Wedatama” karya Mangkunegoro IV yang disebutnya sebagai etos “mesu budi”. Etos ini merupakan suatu ajakan untuk mementingkan penampilan yang bermutu baik lahir, maupun batin, atau kalau dalam bahasa modern disebut juga etos intelektual. Kemudian, etos intelektual inilah yang mendorong masyarakat untuk terus berkarya dan terus menciptakan hal-hal baru guna meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang modern. Sedangkan proses menjadi masyarakat yang modern disebut dengan istilah Modernisasi. Jadi dengan kata lain, modernisasi ialah suatu proses transformasi total, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspeknya. B. Faktor-faktor yang Mendorong Perubahan Masyarakat Menjadi Masyarakat yang Modern 4
  • 5. 1. perkembangan ilmu 2. perkembangan teknologi 3. perkembangan industri 4. perkembangan ekonomi C. Gejala-gejala Modernisasi 1. Bidang IPTEK Gejala Modernisasi di bidang IPTEK ditandai dengan adanya penemuan dan pembaharuan unsur teknologi baru yang dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat. 2. Bidang Ekonomi Gejala Modernisasi di bidang Ekonomi ialah meningkatnya produktivitas ekonomi dan efisiensi sumber daya yang tersedia, serta pemeanfaatan SDA yang memperhatikan kelestarian alam sekitar. 3. Bidang Politik dan Idiologi Pada bidang ini, gejala modern ditandai dengan adanya system pemerintahan perwakilan yang demokratis, pemerintah yang diawasi dan dibatasi kekuasaanya, dihormati hak-hak asasinya serta dijaminnya hak-hak sosial. 4. Bidang Agama dan Kepercayaan Gejala Modernisasi di bidang Agama dan Kepercayaan ditandai dengan adanya pengembangan nalar (rasio) dan kebahagiaan kebendaan (materi), yang pada akhirnya akan menimbulkan paham sekularisasi dan sekularisme. 5
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Masyarakat Modern Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan. B. Ciri-ciri Masyarakat Modern 1. Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi. 2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling memepengaruhi 3. Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat 4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan 6
  • 7. 5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata. 6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks 7. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkanatas penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain. C. Masyarakat Modern dilihat dari berbagai Aspek Aspek Mental Manusia : 1. Cenderung didasarkan pada pola pikirserta pola perilaku rasionalatau logis, dengan cirri-cirimenghargai karya orang lain, menghargai waktu, menghargai mutu, berpikir kreatif, efisien, produktif percaya pada diri sendiri, disiplin, dan bertanggung jawab. 2. Memiliki sifat keterbukaan, yaitu dapat menerima pandangan dan gagasan orang lain. Aspek Teknologi : 1. Teknologi merupakan factor utama untuk menunjang kehidupan kearah kemajuan atau modernisasi. 2. Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi dan efisiensi yang tinggi. Aspek Pranata Sosial : 1. Pranata Agama : Relatif kurang terasa dan tampak dalam kehidupan sehari-hari, diaibatkan karena sekularisme 2. Pranata Ekonomi : a. Bertumpu pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata. b. Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang terlihat. c. Kesamaan kesempatan kerja antar priadan wanita sangat tinggi. d. Kurang mengenal gotong-royong. 7
  • 8. e. Diobedakan menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi distribusi, dan konsumsi. f. Hampir semua kebutuhan hidupmasyarakat diperoleh melalui pasar dengan menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah. 3. Pranata Keluarga : a. Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemahdan longgar, karena cara hidup yang cenderung inidividualis. b. Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah mulai menipis. 4. Pranata Pendidikan : Tersedianya fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat rendah hingga tinggi, disamping pendidikan keterampilan khusus lainnya. 5. Pranata Politik : Adanya pertumbuhan dan berkembangnya kesadaran berpolitik sebagai wujud demokratisasi masyarakat. D. Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat Modern Pada kehidupan masyarakat modern, kerja merupakan bentuk eksploitasi kepada diri, sehingga mempengaruhi pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi dengan keluarga. Sehingga dalam kebudayaan industri dan birokrasi modern pada umumnya, dipersonalisasi menjadi pemandangan sehari-hari. Masyarakat modern mudah stres dan muncul penyakit-penyakit baru yang berkaitan dengan perubahan pola makanan dan pola kerja. Yang terjadi kemudian adalah dehumanisasi dan alienasi atau keterasingan, karena dipacu oleh semangat kerja yang tinggi untuk menumpuk modal. Berger menyebutnya sebagai “lonely crowd” karena pribadi menemukan dirinya amat kuat dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kebudayaan industrialisasi, terus terjadi krisis. Pertama, kosmos yang nyaman berubah makna karena otonomisasi dan sekularisasi sehingga rasa aman lenyap. Kedua masyarakat yang nyaman dirobek-robek karena individu mendesakkan diri kepada pusat semesta, ketiga nilai kebersamaan goyah, keempat birokrasi dan waktu menggantikan tokoh mistis dan waktu mitologi. 8
  • 9. Para penganut paham pascamodern seperti Lyotard pernah mengemukakan perlunya suatu jaminan meta-sosial, yang dengannya hidup kita dijamin lebih merdeka, bahagia, dan sebagainya. Khotbah agung-nya (metanarasi) ini mengutamakan perlunya new sensibility bagi masyarakat yang terjebak dalam gejala dehumanisasi budaya modern. Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk kenikmatan pribadi. Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme, korupsi, yang menyebabkan penampilan mutu yang amat rendah. E. Kebudayaan Modern Proses akulturasi di Negara-negara berkembang tampaknya beralir secara simpang siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam ideologiideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: ”the things of humanity all humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif. Akan tetapi pada refleksi dan dalam usaha merumuskannya kerap kali timbul reaksi, karena kategori berpikir belum mendamaikan diri dengan suasana baru atau penataran asing. Taraf-taraf akulturasi dengan kebudayaan Barat pada permulaan masih dapat diperbedakan, kemudian menjadi overlapping satu kepada yang lain sampai pluralitas, taraf, tingkat dan aliran timbul yang serentak. Kebudayaan Barat mempengaruhi masyarakat Indonesia, lapis demi lapis, makin lama makin luas lagi dalam (Bakker; 1984). Apakah kebudayaan Barat modern semua buruk dan akan mengerogoti Kebudayaan Nasional yang telah ada? Oleh karena itu, kita perlu merumuskan definisi yang jelas tentang Kebudayaan Barat Modern. Menurut para ahli kebudayaan modern dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1. Kebudayaan Teknologi Modern Pertama kita harus membedakan antara Kebudayan Barat Modern dan Kebudayaan Teknologis Modern. Kebudayaan Teknologis Modern merupakan anak Kebudayaan Barat. Akan tetapi, meskipun Kebudayaan Teknologis Modern jelas sekali ikut menentukan wujud Kebudayaan Barat, anak itu sudah menjadi dewasa dan sekarang memperoleh semakin banyak masukan non-Barat, misalnya dari Jepang. 9
  • 10. Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks. Penyataan-penyataan simplistik, begitu pula penilaian-penilaian hitam putih hanya akan menunjukkan kekurangcanggihan pikiran. Kebudayaan itu kelihatan bukan hanya dalam sains dan teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil oleh hasil-hasil sains dan teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas fisik dan angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan modern. Hampir semua produk kebutuhan hidup seharihari sudah melibatkan teknologi modern dalam pembuatannya. Kebudayaan Teknologis Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai, netral. Bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi ideologis atau keagamaan. Seorang Sekularis dan Ateis, Kristen Liberal, Budhis, Islam Modernis atau Islam Fundamentalis, bahkan segala macam aliran New Age dan para normal dapat dan mau memakainya, tanpa mengkompromikan keyakinan atau kepercayaan mereka masing-masing. Kebudayaan Teknologis Modern secara mencolok bersifat instumental. 2. Kebudayaan Modern Tiruan Dari kebudayaan Teknologis Modern perlu dibedakan sesuatu yang mau saya sebut sebagai Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah saja, misalnya kebudayaan lapangan terbang internasional, kebudayaan supermarket (mall), dan kebudayaan Kentucky Fried Chicken (KFC). Di lapangan terbang internasional orang dikelilingi oleh hasil teknologi tinggi, ia bergerak dalam dunia buatan: tangga berjalan, duty free shop dengan tawaran hal-hal yang kelihatan mentereng dan modern, meskipun sebenarnya tidak dibutuhkan, suasana non-real kabin pesawat terbang; semuanya artifisial, semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan batin. Kebudayaan Modern Tiruan hidup dari ilusi, bahwa asal orang bersentuhan dengan hasil-hasil teknologi modern, ia menjadi manusia modern. Padahal dunia artifisial itu tidak menyumbangkan sesuatu apapun terhadap identitas kita. Identitas kita malahan semakin kosong karena kita semakin membiarkan diri dikemudikan. Selera kita, kelakuan kita, pilihan pakaian, rasa kagum dan 10
  • 11. penilaian kita semakin dimanipulasi, semakin kita tidak memiliki diri sendiri. Itulah sebabnya kebudayaan ini tidak nyata, melainkan tiruan, blasteran. Anak Kebudayaan Modern Tiruan ini adalah Konsumerisme: orang ketagihan membeli, bukan karena ia membutuhkan, atau ingin menikmati apa yang dibeli, melainkan demi membelinya sendiri. Kebudayaan Modern Blateran ini, bahkan membuat kita kehilangan kemampuan untuk menikmati sesuatu dengan sungguh-sungguh. Konsumerisme berarti kita ingin memiliki sesuatu, akan tetapi kita semakin tidak mampu lagi menikmatinya. Orang makan di KFC bukan karena ayam di situ lebih enak rasanya, melainkan karena fast food dianggap gayanya manusia yang trendy, dan trendy adalah modern. 3. Kebudayaan-Kebudayaan Barat Kita keliru apabila budaya blastern kita samakan dengan Kebudayaan Barat Modern. Kebudayaan Blastern itu memang produk Kebudayaan Barat, tetapi bukan hatinya, bukan pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia mengancam Kebudayaan Barat, seperti ia mengancam identitas kebudayaan lain, akan tetapi ia belum mencaploknya. Italia, Perancis, spayol, Jerman, bahkan barangkali juga Amerika Serikat masih mempertahankan kebudayaan khas mereka masingmasing. Meskipun di mana-mana orang minum Coca Cola, kebudayaan itu belum menjadi Kebudayaan Coca Cola. Orang yang sekadar tersenggol sedikit dengan kebudayaan Barat palsu itu, dengan demikian belum mesti menjadi orang modern. Ia juga belum akan mengerti bagaimana orang Barat menilai, apa cita-citanya tentang pergaulan, apa selera estetik dan cita rasanya, apakah keyakinan-keyakinan moral dan religiusnya, apakah paham tanggung jawabnya (Suseno; 1992). F. Dampak Negatif dari Budaya Masyarakat Modern 1. Penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana pencarian hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan. 2. Timbulnya praktek-peraktek curang dalam dunia kerja seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. 11
  • 12. 3. Sekularisasi adalah sebuah proses pemisahan institusi-institusi dan simbol-simbol politis dari initusi-institusi dan simbol-simbol religius. Kebijakan-kebijakan Negara yang mengatur sebuah masyarakat tidak lagi didasarkan pada norma-norma agama, melainkan pada a sas-asas non-religius, seperti: etika dan pragmatisme politik. Kelahiran Negara nasional dan Negara konstitusional di zaman modern menandai proses ini. Konstitusi Negara modern tidak lagi didasarkan pada doktrin-doktrin religius, seperti pada Negara-negara tradisional di Eropa abad pertengahan, melainkan pada prosedur-prosedur birokratis rasional yang mengakui kesamaan hak dan kebebasan setiap warganegara.Mengapa masyarakat modern menempuh jalan sekularisasi? Karena (1) Otoritas politis tidak merasa cukup dengan wewenangnya atas wilayah publik dan ingin juga memberikan regulasi dalam ruang privat seperti yang dilakukan oleh otoritas religius; dan (2) pikiran kritis dicurigai sebagai unsur „subversif‟ yang melemahkan kepatuhan kepada otoritas. Sekularisasi adalah upaya memberi batas-batas di antara kedua bidang itu dengan memandang keduanya otonom, yakni yang satu tidak dapat direduksi kepada yang lain.Dengan sekularisasi, urusan-urusan religius dianggap beroperasi di dalam ruang privat, tercakup dalam kebebasan subjektif individu untuk menemukan jalan hidupnya. Efek positif sekularisasi adalah toleransi agama, sebab doktrin-doktrin dan nilai-nilai religius tidak lagi dikalkulasi di dalam politik. Kita berbicara tentang sekularisme jika kita memusatkan perhatian kita pada efek negatif sekularisasi. Sekularisasi dapat mendorong pada ekstrem atau ekses, yakni suatu sikap berlebihlebihan untuk menyingkirkan segala alasan, motif atau dimensi religius sebagai omong kosong. Pandangan-pandangan seperti ateisme, materialisme dan saintisme merupakan berbagai aspek dalam sekularisme. Sekularisme dalam arti ini bukanlah sebuah proses sosial-epistemologis, melainkan sebuah ideologi dengan kesempitan berpikir yang tidak dapat mentoleransi eksistensi agama di dalam masyarakat majemuk. Jika agama menghasilkan fundamentalisme religius, proses sekularisasi juga dapat menghasilkan suatu fundamentalisme tertentu, yakni fundamentalisme profane. Itulah sekularisme. Jadi, di sini kita dapat mengatakan bahwa sekularisasi adalah proses yang wajar di dalam modernisasi, karena pemisahan antara agama dan Negara memang diperlukan untuk memungkinkan kebebasan dan keadilan dalam masyarakat majemuk, namun sekularisme harus diwaspadai. Untuk masyarakat kita yang cenderung religius, sekularisme bukanlah ancaman real; fundamentalisme agamalah yang merupakan ancaman real bagi kemajemukan. 12
  • 13. Yang sebaliknya juga harus dikatakan: Sekularisme bukanlah solusi untuk masalah kemajemukan, sebab sekularisme adalah bentuk intoleransi terhadap agama manaupun yang merupakan anggota masyarakat majemuk. Yang dibutuhkan masyarakat kita adalah tingkat sekularisasi tertentu (baik secara structural maupun kultural) agar dapat bersikap “fair” terhadap kemajemukan orientasi nilai di dalam masyarakat kita.Kebijakan-kebijakan politis yang berorientasi agama tertentu, misalnya, tidak dapat begitu saja dijadikan norma publik untuk mengatur keseluruhan masyarakat, karena akan bersikap tidak fair terhadap kelompokkelompok lain bahkan dalam agama yang sama. 4. Liberalisme adalah ideologi modern, karena ia muncul bersamaan dengan modernisasi dan segala pertentangan ideologis dalam masyarakat modern tak lain daripada pertentangan dengan liberalisme, sehingga cerita tentang modernitas tak kurang daripada cerita tentang liberalisme dan para lawannya.Dalam arti ini, liberalisme sangat sensitif terhadap kolektivisme dan absolutisme kekuasaan. Ekonomi tidak dapat tumbuh jika terus diintervensi Negara, maka liberalisme sejak awal mendukung ekonomi pasar bebas.Di dalam pasar orang tidak bertransaksi dengan membeda-bedakan latar-belakang agama dan kebudayaan. Yang penting transaksi itu fair. Dengan kata lain, di dalam transaksi orang melihat agama partner transaksinya sebagai urusan privatnya yang tidak relevan untuk proses pertukaran dalam pasar. Pola transaksi yang melihat agama sebagai persoalan privat yang tidak relevan untuk proses pertukaran itu oleh liberalisme diaplikasikan di dalam hubungan yang lebih luas, yaitu di dalam Negara modern. Liberalisme ekonomi mengandung bahaya tertentu, yaitu intoleransi terhadap mereka yang dimarginalisasikan secara ekonomis oleh mekanisme pasar bebas itu. Namun liberalisme yang berkaitan dengan pendirian intelektual dan sikap-sikap politis justru membantu sebuah masyarakat untuk toleran terhadap kemajemukan. Jika Negara berkonsentrasi pada the problem of justice dan tidak mengintervensi the problem of good life yang adalah kewenangan kelompok-kelompok dalam masyarakat itu, Negara akan menjadi milik bersama kelompok-kelompok sosial itu dan tidak bersikap diskriminatif. Negara liberal berupaya bersikap netral terhadap agama-agama di dalamnya, dan ini justru mendukung kebebasan individu. Di sini liberalisme dapat juga dilihat sebagai hasil dari sekularisasi yang tidak secara mutlak perlu bermuara pada sekularisme. Artinya, suatu Negara liberal tidak harus 13
  • 14. sekularistis, yakni ingin menyingkirkan agama di dalamnya. Negara liberal juga bisa memiliki respek terhadap agama, namun regulasi-regulasinya tetap sekular. Ia bersikap netral dari agama, namun memberi infrastruktur yang adil bagi agamaagama untuk berkembang, sebab para anggota agama-agama itu adalah juga warganegaranya. 5. Pluralisme adalah sebuah pandangan yang beroperasi di dalam kebudayaan dalam bentuk sikap-sikap yang menerima kemajemukan orientasi-orientasi nilai di dalam masyarakat modern. Dasar pluralisme adalah the fact of plurality, yakni suatu kenyataan bahwa jika sebuah masyarakat mengalami modernisasi, masyarakat itu mengalami pluralisasi nilai di dalam dirinya. Pluralitas tidak serta merta memunculkan pluralisme, karena tidak semua orang setuju pluralitas. Kaum konservatif dan rmonatis, misalnya, akan meratapi pluralitas sebagai sindrom disintegrasi sosial dan moral. Namun ada kelompok-kelompok yang menerima pluralitas sebagai kenyataan hidup bersama dan mencoba hidup bersama secara toleran. Kelompok-kelompok ini bisa berasal dari kalangan agama, cendikia, politikus atau budayawan. Pandangan yang menerima pluralitas sebagai realitas hidup bersama dan mencoba mengembangkan sarana-sarana moral dan intelektual untuk membuka ruang kebebasan dan toleransi bagi aneka orientasi nilai etnis, religius ataupun poltis di dalam mayarakat modern itu kita sebut pluralisme. Jika kita menilik ke belakang, ke dalam sejarah agama-agama itu, kita tidak dapat memisahkan agama dari kebudayaan. Setiap agama “tertanam” dan tumbuh dalam konteks kebudayaan dan juga sejarahnya, maka pluralitas juga menandai sejarah setiap agama. Tidak ada hanya satu Kristen, satu Hindhu, satu Islam atau satu Budhisme, karena di tiap kebudayaan berkembang cara-cara dan simbol-simbol spesifik dalam menghayati Tuhan. Simbol-simbol itu bahkan „dipinjam‟ dari konteks kebudayaan tertentu, misalnya, Jawa, Romawi, India atau Arab. Namun tak semua kelompok agama mau bersikap fair terhadap fakta pluralitas di dalam agama-agama ini. Kelompok-kelompok macam ini – di antara mereka konservatif garis keras – terobsesi pada sebuah fiksi bahwa agama mereka itu homogen dan murni dari unsur-unsur kebudayaan. Fiksi itu sudah barang tentu berbahaya sekali karena menjadi intoleran terhadap kemajemukan kebudayaan dan agama. Kelompok-kelompok agama yang menerima fakta kemajemukan bahkan di dalam agama mereka sendiri serta mencoba mengembangkan sebuah teologi pluralis 14
  • 15. sering dicurigai sebagai sesuatu yang morongrong integritas iman, padahal mereka ini bisa saja justru mendorong cara-cara beriman yang dewasa dan terbuka terhadap perubahan dan perbedaan di dalam masyarakat modern. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Perubahan sosial mendorong munculnya semangat-semangat untuk menciptakan produk baru , sehinnga terjadilah revolusi industri, dan kemunculan semangat asketisme intelektual. Kemudian, asketisme intelektual menimbulkan etos intelektual, dan inilah yang mendorong masyarakat untuk terus berkarya dan terus menciptakan hal-hal baru guna meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang modern. Sedangkan proses menjadi masyarakat yang modern disebut dengan istilah Modernisasi. I. Pengertian Masyarakat Modern Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. II. Faktor-faktor yang Mendorong Perubahan Masyarakat Menjadi MasyarakaT yang Modern 1. perkembangan ilmu 2. perkembangan teknologi 3. perkembangan industri 15
  • 16. 4. perkembangan ekonomi III. Gejala-gejala Modernisasi 1. adanya penemuan dan pembaharuan unsur teknologi baru yang dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat. 2. meningkatnya produktivitas ekonomi dan efisiensi sumber daya yang tersedia, serta pemeanfaatan SDA yang memperhatikan kelestarian alam sekitar. 3. adanya system pemerintahan perwakilan yang demokratis, pemerintah yang diawasi dan dibatasi kekuasaanya, dihormati hak-hak asasinya serta dijaminnya hak-hak sosial. 4. adanya pengembangan nalar (rasio) dan kebahagiaan kebendaan (materi), yang pada akhirnya akan menimbulkan paham sekularisasi dan sekularisme. IV. Ciri-ciri Masyarakat Modern 1. Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi. 2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling memepengaruhi. 3. Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat 4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan 5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata. 6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks. 7. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkanatas penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain. V. Kebudayaan Modern 1. Kebudayaan Tekonologis Modern merupakan suatu kebudayaan bukan hanya dalam sains dan teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil 16
  • 17. oleh hasil-hasil sains dan teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas fisik dan angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan modern. 2. Kebudayaan Modern Tiruan. Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah sajak. 3. Kebudayaan-Kebudayaan Bara VI. Dampak Negatif dari Budaya Masyarakat Modern 1. Penyalahgunaan media teknologi 2. Timbulnya praktek-peraktek curang 3. Sekularisasi 4. Liberalisme 5. Pluralisme B. Saran Sebaiknya kita sebagai masyarakat modern tidak harus menyerap semua budaya modernisasi, agar tidak terjadi dampak-dampak negative dalam kehidupan kita sebagai masyarakat yang modern. 17
  • 18. Daftar Pustaka Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius. Davis, Kingsley. 1960. Human Society The Macmillan Company. New York. Dewantara, Ki Hajar. 1994. Kebudayaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.. Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta Sarjono. Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers Soemardjan, S dan Breazeale, K. 1993. Cultural Change in Rural Indonesia; Impact of Village Development. Honolulu: UNS-YISS-East West Center. Sorokin, Pitirim A. 1957. Social and Cultural Dynamics. Boston: Sargent. 18