Dokumen tersebut membahas tentang kajian pustaka mengenai belajar dan hasil belajar. Secara ringkas, belajar didefinisikan sebagai proses perubahan perilaku melalui interaksi dengan lingkungan, sedangkan hasil belajar adalah perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diukur melalui penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik. Faktor-faktor seperti motivasi, metode pembelajaran, dan lingkun
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian belajar menurut para ahli, ciri-ciri belajar, prestasi belajar siswa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Secara ringkas, belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan, prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa, dan faktor internal maupun eksternal mempengaruhi prestasi belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang teori belajar, hasil belajar, dan mata pelajaran Seni Budaya. Secara ringkas, dibahas mengenai definisi belajar sebagai proses perubahan perilaku melalui pengalaman, ranah-ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta muatan mata pelajaran Seni Budaya sesuai peraturan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian belajar menurut para ahli, ciri-ciri belajar, prestasi belajar siswa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Secara ringkas, belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan, prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa, dan faktor internal maupun eksternal mempengaruhi prestasi belajar.
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian belajar menurut para ahli, ciri-ciri belajar, prestasi belajar siswa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Secara ringkas, belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan, prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa, dan faktor internal maupun eksternal mempengaruhi prestasi belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang teori belajar, hasil belajar, dan mata pelajaran Seni Budaya. Secara ringkas, dibahas mengenai definisi belajar sebagai proses perubahan perilaku melalui pengalaman, ranah-ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta muatan mata pelajaran Seni Budaya sesuai peraturan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian belajar menurut para ahli, ciri-ciri belajar, prestasi belajar siswa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Secara ringkas, belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan, prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa, dan faktor internal maupun eksternal mempengaruhi prestasi belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep belajar dan pembelajaran serta teori belajar behavioristik. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman, dan pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Teori behavioristik menyatakan bahwa belajar terjadi melalui hubungan antara stimulus dan respon, di
Dokumen tersebut merangkum materi pengantar psikologi belajar yang mencakup tujuan pembelajaran untuk mahasiswa, kebutuhan psikologi belajar, pengertian belajar dan proses belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, serta pendekatan-pendekatan metode belajar menurut teori-teori kontemporer seperti behavioristik, kognitif, dan konstruktivisme."
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian belajar menurut para ahli, ciri-ciri belajar, prestasi belajar siswa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Dokumen ini menjelaskan bahwa belajar adalah proses kompleks yang menghasilkan perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan, dan prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal seperti motivasi dan konsentrasi serta faktor ekst
Dokumen tersebut berisi tentang resume mengenai ujian akhir semester mata kuliah Pembelajaran Inovatif yang mencakup pengertian pembelajaran inovatif, model-model pembelajaran inovatif seperti pembelajaran kontekstual dan kooperatif, teori-teori belajar, pengertian silabus dan langkah-langkah pengembangannya.
Paragraf pertama menjelaskan pengertian hasil belajar sebagai perubahan perilaku secara keseluruhan yang diperoleh melalui proses belajar dan interaksi dengan lingkungan. Paragraf berikutnya membahas tiga ranah hasil belajar menurut Bloom yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor beserta jenis-jenisnya. Terakhir, dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor
Dokumen tersebut membahas tentang kuis strategi belajar teknik elektro yang berisi jawaban mahasiswa terhadap beberapa pertanyaan mengenai konsep belajar, pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran, serta ciri-ciri pembelajaran. Dokumen ini menjelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku, pembelajaran merupakan upaya membimbing pengalaman belajar siswa, dan terdapat berbagai prinsip dan c
Dokumen tersebut membahas tentang proses dan hasil belajar serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, meliputi faktor lingkungan seperti lingkungan sosial keluarga dan sekolah, faktor instrumen, faktor fisiologis, dan faktor psikologis."
Dokumen tersebut membahas tentang konsep belajar dan pembelajaran serta teori belajar behavioristik. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman, dan pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Teori behavioristik menyatakan bahwa belajar terjadi melalui hubungan antara stimulus dan respon, di
Dokumen tersebut merangkum materi pengantar psikologi belajar yang mencakup tujuan pembelajaran untuk mahasiswa, kebutuhan psikologi belajar, pengertian belajar dan proses belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, serta pendekatan-pendekatan metode belajar menurut teori-teori kontemporer seperti behavioristik, kognitif, dan konstruktivisme."
Bab ii kajian pustaka penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian belajar menurut para ahli, ciri-ciri belajar, prestasi belajar siswa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Dokumen ini menjelaskan bahwa belajar adalah proses kompleks yang menghasilkan perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan, dan prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal seperti motivasi dan konsentrasi serta faktor ekst
Dokumen tersebut berisi tentang resume mengenai ujian akhir semester mata kuliah Pembelajaran Inovatif yang mencakup pengertian pembelajaran inovatif, model-model pembelajaran inovatif seperti pembelajaran kontekstual dan kooperatif, teori-teori belajar, pengertian silabus dan langkah-langkah pengembangannya.
Paragraf pertama menjelaskan pengertian hasil belajar sebagai perubahan perilaku secara keseluruhan yang diperoleh melalui proses belajar dan interaksi dengan lingkungan. Paragraf berikutnya membahas tiga ranah hasil belajar menurut Bloom yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor beserta jenis-jenisnya. Terakhir, dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor
Dokumen tersebut membahas tentang kuis strategi belajar teknik elektro yang berisi jawaban mahasiswa terhadap beberapa pertanyaan mengenai konsep belajar, pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran, serta ciri-ciri pembelajaran. Dokumen ini menjelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku, pembelajaran merupakan upaya membimbing pengalaman belajar siswa, dan terdapat berbagai prinsip dan c
Dokumen tersebut membahas tentang proses dan hasil belajar serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, meliputi faktor lingkungan seperti lingkungan sosial keluarga dan sekolah, faktor instrumen, faktor fisiologis, dan faktor psikologis."
Dokumen tersebut membahas tentang proses dan hasil belajar serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, meliputi faktor lingkungan seperti lingkungan sosial keluarga dan sekolah, faktor instrumen, faktor fisiologis, dan faktor psikologis."
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah rendahnya hasil belajar pendidikan jasmani siswa, identifikasi masalah dan penyebabnya, rumusan masalah dan tujuan penelitian, serta manfaat yang diharapkan dari penelitian tersebut."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merangkum pengertian dan ciri-ciri belajar, tujuan belajar, perbedaan belajar dengan kematangan dan perubahan fisik serta mental, pandangan belajar menurut aliran psikologi, prinsip-prinsip belajar, faktor psikologis dalam belajar, dan belajar yang berkualitas.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MA Raudlatul Thalabah. Metode diskusi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa, motivasi belajar, dan prestasi akademik melalui diskusi kelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga ranah pendidikan yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor berdasarkan taksonomi Bloom. Ranah kognitif terkait dengan pengetahuan, ranah afektif terkait dengan sikap dan emosi, sedangkan ranah psikomotor terkait dengan keterampilan fisik. Dokumen ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain faktor internal seperti
Makalah Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar SiswaWarman Tateuteu
Teks tersebut membahas hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Beberapa poin penting yang diangkat adalah definisi belajar dan prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seperti faktor internal seperti kesehatan, inteligensi, dan motivasi, serta faktor eksternal seperti lingkungan keluarga dan sekolah, serta peran kecerdasan emosional dalam mempengaruhi prestasi belajar.
1. Dokumen tersebut membahas mengenai strategi belajar mengajar dan konsep dasarnya.
2. Ada beberapa klasifikasi strategi belajar mengajar seperti empat strategi dasar, pola-pola belajar siswa, dan memilih sistem belajar mengajar.
3. Strategi belajar mengajar berkaitan dengan tujuan pembelajaran, pendekatan, prosedur, dan evaluasi.
1. 7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Pengertian belajar secara umum adalah suatu aktivitas yang
menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai upaya yang
dilakukan. Perubahan dari yang sebelumnya tidak tahu atau tidak bisa
menjadi tahu dan bisa. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
belajar adalah berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu
keterampilan. Winkel (1996:53) dalam bukunya psikologi pengajaran
mengemukakan rumusan sebagai berikut:
Belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yangmenghasilkanperubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan-
perubahan itu dapat berupa hasil yang baru atau pula
penyempurnaan terhadap hasil yang diperoleh.
Dari pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah
aktifitas seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan
maupunketerampilan sehingga menimbulkan perubahan dalam sikap
maupun nilai terhadap sesuatu.
7
2. 8
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan atau dikuasai
siswa sebagai hasil pembelajaran . Menurut Darsono (2001) Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilku
tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar.
Hasilbelajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari
kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom(1964)
mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembelajaran ranah kognitif berkaitan dengan hasil pengetahuan,
kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup
beberapa kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis dan penilaian.
Krathwohl dalam Anni et al. (2005) menyatakan pembelajaran ranah
afektif merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan
pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
Kategori tujuan pembelajaran afektif yaitu: penerimaan, penilaian,
pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.Tujuan pembelajaran ranah
psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan
motorik dan syarat, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Menurut
3. 9
Elizabeth Simpson dalam Anni et al. (2005) kategori jenis perilaku untuk
ranah psikomotorik adalah: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas.
Beberapa pendapat di atas, mengambarkan bahwa hasil belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang
ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada
nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang
dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan
program pendidikan yang ditetapkan.
Slameto dalam Harminingsih (2008) menyatakan:
hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang
dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dalam
terdiri dari: (1) jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), (2)
psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan), (3) dan kelelahan. Faktor luar
yaitu: (1) keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan), (2) sekolah (metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,
tugas rumah), (3) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk
kehidupan masyarakat).
Sekolah merupakan salah satu faktor luar dalam mempengaruhi hasil
belajar siswa, sehingga guru sebagai anggota sekolah memiliki peran
4. 10
penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, Guru harus
memiliki kompetensi dibidangnya, selain itu agar pembelajaran tidak
monoton maka guru sebaiknya mampu memvariasikan metode
pembelajaran misalkan diskusi inkuiri, praktikum, game dan jigsaw.
Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi juga dapat
mempengaruhi hasil belajar karena siswa merasa senang dalam belajar,
motivasi tinggi dan hasil belajarnya dapat maksimal.
Sadiman et al. (2007) menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap
(afektif). Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang
konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah tidak hanya
berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap.
Ada 3 aspek atau ranah belajar yang dinilai dalam kegiatan belajar
mengajar (Anni et al. 2006) yaitu:
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa
pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual.
Beberapa kategori yang mencakup yaitu pengetahuan
(knowlegde), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan
penilaian (evaluation).
b. Ranah afektif
Ranah afektif terkait dengan perasaan, sikap, minat, dan
nilai. Kategori dalam ranah afektif yaitu penerimaan
5. 11
(receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing),
pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola
hidup.
c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan
fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi
objek dan koordinasi syaraf. Kategori dalam ranah
psikomotorik yaitu persepsi (perception), kesiapan (set),
gerakan terbimbing (guided respons), penyesuaian
(adaption), dan kreativitas.
Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas.
Penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan
informasi untuk pemberian keputusan terhadap hasil belajar siswa,
berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret
atau profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan
dalam kurikulum. Bentuk penilaian kelas yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance), penilaian tes tertulis
(paper and pen), dan penilaian sikap.faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran dan hasilnya adalah sebagai berikut :
1) Kesiapan Belajar
Faktor kesiapan belajar baik fisik maupun psikologis, sikap guru
yang penuh pehatian dn manpu menciptakan situasi kelas yang
menyenangkan merupakan implikasi dari prinsip kesiapan ini.
2) Perhatian
6. 12
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis bertujuan pada suatu
obyek. Perhatian ini timbul karena adanya sesuatu yang menarik
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
3) Motivasi
Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat orang
melakukan suatu aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam
diri seseorang yang mendorong orang melakukan kegiatan tertentu
yang mencapai tujuan.
4) Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dapat dilihat dari suasana belajar yang tercipta
dalam proses pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa terlihat
aktif berpean.
5) Mengalami sendiri
Dalam melakukan sesuatu sendiri akan memberikan hasil belajar
yang lebih mendalam.
6) Pengulangan
Adanya latihan-latihan akan berarti bagi siswa untuk lebih
meningkatkan kemampuan dan pemahaman materi.
7) Balikan dan Penguatan
7. 13
Balikan adalah masukan yang sangat penting bagi siswa maupun
guru. Penguatan adalah tindakan yang menyenangkan dari guru
terhadap siswa yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar.
8) Perbedaan individual
Karakteristik yang berbeda baik fisik maupun pebedaan tingkat
kemampuan dan minat belajar memerlukan perhatian khusus agar
perkembangan siswa tetap berlangsung baik sesuai dengan
kemampuan masing-masing siswa.
2. Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar siswa dalam penelitian ini akan diperoleh dari
penilaian yang ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, yang
dirangkum dalam nilai raport siswa. Seseorang dapat dikatakan berhasil
dalam belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Menurut Djamarah (2000:96) indikator dari proses belajar mengajar itu
dianggap berhasil adalah:
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarakan
mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun
kelompok.
b. Prilaku yang digariskan dalam Tujuan Belajar Khusus
(TPK) telah dicapai oleh anak didik baik secara individual
maupun kelompok
Dalam hal ini Djamarah juga menjelaskan beberapa
tingkat keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar
yaitu:
8. 14
a. Istimewa atau maksimal. Apabila seluruh bahan pelajaran
dapat dikuasai oleh seluruh anak didik
b. Baik sekali (optimal). Apabila sebagian besar (76%-94%)
bahan pelajaran dikuasai anak didik.
c. Baik (minimal). Apabila bahan pelajaran dikuasai anak
didik hanya 66%-75%
d. Kurang. Apabila bahan pelajaran dikuasai anak didik
kurang dari 65%.
Kriteria penilaian hasil belajar:
10,0 : istimewa
7,6-9,9 : baik sekali
6,6-7,5 : baik
0-6,5 : kurang
Sementara itu Ahmadi (1991:130) menyebutkan bahwa :
―prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh
seorang individu,merupakan proses hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari
merupakan proses hasil interaksi antara berbagai faktor
yang mempengaruhinya baik dari dalam diri maupun dari
luar individu, yangtergolong faktor internal adalah:
a. Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh di lapangan yang termasuk faktor
ini misalnya penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh di lapangan.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal adalah:
a. Faktor sosial yang terdiri dari:
- Lingkungan keluarga
9. 15
- Lingkungan sekolah
- Lingkungan masyarakat
- Lingkungan kelompok
b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian
c. Faktar lingkungan fisik seperti fasilitas rumah dan
fasilitas belajar
d. Faktor lingkungan spritual dan keagamaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Munadi (2008:24)
dalam blog (http://ilmu-matematika.blogspot.com/2013/03/faktor-faktor-
yang-mempengaruhi-hasil.html)antara lain meliputi faktor internal dan faktor
eksternal:
Faktor Internal
Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis,
seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan
lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani
dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi
peserta didik dalam menerima materi pelajaran.
Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini
peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi
psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor
psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat,
bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta
didik.
Faktor Eksternal
Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat
mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini
10. 16
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan
lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang
kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh
dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi
hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan
yang cukup untuk bernafas lega.
Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah
faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang
sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-
faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana
untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang
direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa
kurikulum, sarana dan guru
Menurut Sunarto (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain:
• Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Diantara
faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
seseorang antara lain:
• Kecerdasan/intelegensi
• Bakat
• Minat
• Motivasi
• Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri
seseorang tersebut. Yang termasuk faktor-faktor eksternal antara
lain:
• Keadaan lingkungan keluarga
• Keadaan lingkungan sekolah
• Keadaan lingkungan masyarakat.
11. 17
3. Berkreasi
Berkreasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
menghasilkan sesuatu sbg hasil buah pikiran; mencipta (v). Pengungkapan
atau proses mencipta yaitu menghasilkan suatu bentuk karya yang
mengandung maksud,gagasan,perasaan, dsb dari sipencipta.
Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena
budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran
Seni Budaya, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi
dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya
merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya.
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah
karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap
kebutuhanperkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian
pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan
berapresiasi melalui pendekatan: ―belajar dengan seni,‖ ―belajar melalui seni‖
dan ―belajar tentang seni.‖ Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata
pelajaran lain.
Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat
multilingual,multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna
12. 18
pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan
berbagaicara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai
perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam
kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi),
apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika,
logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna
pendidikan seni menumbuh-kembangkankesadaran dan kemampuan apresiasi
terhadap beragam budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan
wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup
secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pembelajaran berekspresi/berkreasi seni rupa adalah standar
kompetensi pembelajaran seni rupa sesuai kurikulum mencipta karya seni
rupa terapan sangat berkaitan erat dengan Pendidikan Kecakapan Hidup.
Karena itu harus menjadi perhatian bagi siswa dan guru. Tentang pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan dasar diselenggarakan dengan menciptakan
kondisi yang memungkinkan peserta didik memiliki pengalaman belajar yang
sesuai dengan 4 pilar pendidikan yang ditetapkan oleh UNESCO, yaitu: 1)
Learning to know (belajar untuk memahami dan memperoleh pengetahuan).
Belajar untuk membangun pemahaman dan pengetahuan terhadap lingkungan
sekitar; 2). Learning to do (belajar untuk berbuat kreatif). Belajar dengan
pengalaman/ berbuat kreatif/melakukan/berekspresi; 3). Learning to live
13. 19
together (belajar hidup dalam kebersamaan ). Belajar dalam kebersamaan/
berinteraksi dengan individu mapun kelompok secara bervariasi; Dan 4).
Learning to be (belajar menjadi diri sendiri/belajar mengekspresikan diri
berdasarkan: potensi, pemahaman, kreativitas dan kebersamaan). Belajar
untuk memiliki kemampuan mengekspresikan diri berdasarkan pemahaman,
kreativitas dalam kebersamaan/memahami diri sendiri dan membangun
kepercayaan diri/menjadi diri sendiri. Dari kempat pilar pendidikan tersebut,
lebih diarahkan memfasilitasi peserta didik berkembang menjadi diri sendiri
(learning to be). Yaitu peserta didik berkembang sesuai dengan potensi dan
minatnya yang pada akhirnya mampu secara mandiri bereksistensi dalam
memenuhi kebutuhan hidup dan perkembangannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
4. Seni Rupa
Perkembangan keilmuan seni rupa dalam beberapa tahun terakhir ini
mengalami perluasan ke arah wahana besar yang kita kenal sebagai budaya
rupa (visual culture). Lingkup sesungguhnya tidak hanya cabang-cabang seni
rupa yang kita kenal saja, seperti lukis, patung, keramik, grafis dan kriya, tapi
juga meliputi kegiatan luas dunia desain dan kriya (kerajinan), multimedia,
fotografi. Kamus Modern Bahasa Indonesia oleh Zain (1950), menerangkan
bahwa yang masuk senirupa ialah seni lukis, seni pahat dan seni patung.
Memang hingga kini dalam pemakaian populer, istilah ―senirupa‖ sering
14. 20
digunakan dengan lingkup pengertian yang terbatas pada seni lukis, dan seni
pahat atau seni patung. Akan tetapi pendidikan formal senirupa di Indonesia
dalam perkembangannya telah memperluas lingkup pengertian istilah itu.
Pendidikan tinggi seni rupa dapat menyelenggarakan sejumlah keahlian
seperti seni grafis atau desain grafis atau komunikasi visual, desain industri
atau desain produk,desain interior atau arsitektur interior, desain tekstil, seni
keramik, seni lukis, seni patung dan seni kriya (kriya seni) kayu-logam-kulit-
keramik dan sebagainya.
Seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai
perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik
kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya
dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
Seni rupa terapan dalam Bahasa Inggris adalah applied art. Artinya
seni pakai atau seni rupa yang memiliki fungsi.Teknik yang digunakan dalam
pembuatan karya seni rupa terapan kebanyakan masih tradisional dan dibuat
dengan keterampilan tangan. Misalnya, untuk membuat keramik, seorang
pengrajin keramik cukup menggunakan teknik putar dengan menggunakan
alat yang terbuat dari kayu. Pengrajin ukir kayu cukup menggunakan alat
pahat sederhana untuk mengukir. Teknik pembuatan karya seni rupa terapan
terdiri atas karya seni rupa terapan dua dimensi dan tiga dimensi. Kita batasi
pembahasan ini pada karya seni rupa terapan tiga dimensi.
15. 21
5. Jenis-Jenis Karya Seni Rupa Terapan / seni kriya
Hasil karya seni rupa terapan setiap daerah tidak sama. Setiap daerah
memiliki ciri khas masing-masing. Benda-benda seni rupa terapan yang
dihasilkan di berbagai daerah, di antaranya sebagai berikut.
1. Kerajinan batik
Sejarah batik di Nusantara berkaitan dengan perkembangan
Kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Kain batik dibuat dengan
cara melukis dengan menggunakan canting dan kuas diatas kain dengan
bahan lilin yangdipanaskan. Hasil proses membatik tersebut dinamakan
batik tulis.
2. Kerajinan ukir
Kerajinan ukir di Nusantara, antara lain berupa seni ukir kayu dan
seni ukir logam. Daerah-daerah penghasil kerajinan ukir kayu di
Nusantara, diantaranya adalah Jepara, Cirebon, Bali, Kalimantan, Papua,
Madura, dan Sumatera. Kerajinan ukir logam terbuat dari perak,
tembaga, emas, dan kuningan. Proses pembuatan kerajinan logam banyak
menggunakan teknik cetak atau cor, tempa, toreh, dan penyepuhan.
Daerah penghasil kerajinan logam di Nusantara, antara lain Jawa Tengah
dan Yogyakarta.
3. Kerajinan anyaman
16. 22
Anyaman banyak kita jumpai, baik berupa benda pakai maupun
benda hias. Anyaman dibuat dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan-
bahan alami yang digunakan, antara lain bambu, rotan, daun mendong,
dan janur. Bahan-bahan sintetis yang digunakan, antara lain plastik, pita,
dan kertas. Daerah penghasil kerajinan anyaman, antara lain Bali, Kudus,
Kedu, Tasikmalaya, dan Tangerang.
4. Kerajinan tenun
Tenun merupakan hasil kerajinan tradisional yang dibuatdengan
teknik dan alat khusus. Kerajinan tenun banyak terdapat di Kalimantan,
Minangkabau, Sumatra Utara, NTT, NTB, Lampung, Flores, Sulawesi,
dan Palembang. Motif yang dibuat pun berlainan di setiap daerah.
Berbagai motif tenun dari Palembang, antara lain mawar Jepang, cantik
manis, bintang berantai, nago besaung, dan bunga cino. Ada dua jenis
tenun, yaitu tenun ikat dan tenun songket. Keduanya berbeda dalam
teknik dan bahan yangdigunakan. Berbeda dengan tenun ikat, pada
songket mendapat tambahan benang emas yang diletakkan dengan teknik
tusuk dan cukit.
5. Kerajinan wayang
Wayang merupakan budaya asli Nusantara, yangceritanya berasal
dari budaya Hindu India. Wayang dibuat untuk seni pertunjukan
17. 23
sekaligus sebagai hiasan.Jenis wayang terdiri atas wayang kulit yang
terbuat dari kulit kerbau dan wayang golek yang terbuat dari kayu.
Daerah penghasil kerajinan wayang, di antaranya Bali, Yogyakarta, dan
Surakarta.
6. Kerajinan keramik
Keramik merupakan hasil karya seni kerajinan yang ber-bahan
dasar dari tanah. Hasil kerajinan keramik sangatberagam, seperti vas
bunga, guci, mangkuk, cangkir, dan lain-lain. Daerah penghasil kerajinan
keramik yang terkenal di Nusantara, di antaranya Kasongan
(Yogyakarta), Sompok, dan Mayong (Jepara).
7. Kerajinan topeng
Topeng merupakan hasil karya seni kerajinan yangbisa digunakan
untuk keperluan perlengkapan tari dan hiasan. Kerajinan topeng
umumnya dibuat dari bahan kayu. Daerah penghasil kerajinan topeng di
Nusantara,antara lain Yogyakarta, Cirebon, Bali, Surakarta, dan
Bandung. Setiap daerah memiliki ciri khas topeng yang berbeda.
Dalam Blog Media Budaya Nusantara Kata ‗Topeng‘, dalam
bahasa yang lain adalah tapel, atapukan, tapuk, atau kedhok. Umumnya
diartikan sebagai penutup muka. Arti tersebut sekaligus menunjukkan
fungsinya yang sangat luas, menyangkut berbagai fungsi dalam
kehidupan manusia. Berkaitan dengan seni, topeng biasanya
18. 24
dipergunakan untuk kepentingan menari, bermain teater, film, dan seni
pertunjukan lainnya. Akan tetapi juga bisa difungsikan untuk hal-hal
yang tidak berkaitan dengan seni pertunjukan. Ia bisa berfungsi sebagai
hiasan, souvenir, dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, topeng
(bukan sebagai benda seni) dipergunakan untuk berbagai kepentingan,
misalnya sebagai pelindung, keamanan, kesehatan, mainan, dan
sebagainya. Topeng, juga tidak hanya dipakai oleh manusia, akan tetapi
juga sering dipakaikan pada binatang, seperti kera (dalam
barangantopeng monyet), kuda (dalam seni Kuda Renggong), misalnya.
Kata topeng, di daerah Cirebon dan sekitarnya–khususnya di
daerah pantai utara Jawa Barat–mempunyai konotasi yang beragam.
Makna semantiknya berbeda. Kata topeng, bukan berarti sebuah benda
sebagai penutup muka, melainkan sebutan untuk berbagai identitas.
Makna leksikalnya sebagai penutup muka, sebagaimana kamus bahasa
Indonesia, disebut dengan istilah kedok. Oleh sebab itu, kata topeng di
Cirebon dan sekitarnya, paling tidak mempunyai tiga pengertian:Pertama,
berarti sebagai pertunjukan tari-tarian yang menggunakan kedok(Panji,
Pamindo/Samba, Rumyang, Tumenggung, dan Klana) dan berlatar
belakang cerita Panji. Pertunjukan topeng yang tidak berlatar belakang
cerita Panji namun pemainnya mengenakan kedok, tidaklah lazim disebut
‗topeng‘ karena pertunjukan itu memiliki nama masing-masing, misalnya
19. 25
wayang wong kedok atau wayang topeng, dan berokan.Kedua, artinya
sama dengan penari, jika kata topeng itu dikaitkan dengan nama
seseorang, misalnya menjadi ‗Topeng Rasinah‘, ‗Topeng Sujana‘,
‗Topeng Sawitri‘, ‗Topeng Menor‖, dan lain-lain. Oleh sebab itu, jika
mereka bertanya: ―topenge sinten?‖, artinya mereka menanyakan: ―siapa
penarinya?‖ Jika mereka berkata: ―ana topeng ning Slangit”, artinya ada
pertunjukan tari topeng di Slangit.Ketiga, artinya menunjukkan
gayataritopeng, jika kata tersebut dikaitkan dengan nama daerah tempat
asal penari topeng itu. Misalnya: topeng Cirebon, topeng Indramayu,
topeng Subang, topeng Slangit, topeng Losari, topeng Pekandangan,
topeng Jati, topeng Beber, dan sebagainya.Dalam bahasa Inggris, istilah
topeng sama dengan ‖personality (kepribadian) yang berasal dari bahasa
Latin persona, aslinya berarti topeng yang dipakai seorang aktor
sandiwara sewaktu ia naik ke pentas untuk memainkan perannya. Topeng
membawakan ciri atau wajah peran tersebut, ciri seseorang (laki-laki atau
perempuan), pembantu atau majikan, sedangkan aktor yang berada di
balik topeng tetap tidak dikenal, pada dasarnya terpisah dari drama yang
dimainkannya.Pada awalnya, istilah pesona dalam pengertian
―kepribadian‖ berarti orang-orang yang hanya menirukan apa yang
menampakkan diri mereka di atas panggung. Kata tersebut berkonotasi,
bahwa kepribadian adalah topeng dari peran seseorang dalam komedi
20. 26
atau tragedi hidup dan tidak identik dengan sang aktor. Pesonabukan
sebuah manifestasi sifat yang sebenarnya, tetapi merupakan tirai.Topeng
itu memperlihatkan watak peran yang dimainkan, sedangkan si aktor di
belakang topeng tetap tersembunyi dan tak dikenal, jauh dari emosi yang
diperlihatkan topeng tersebut. Peran-peran itu seperti tutup luar, atau
‖topeng-topeng‖,yang menyembunyikan atau melindungi proses pikiran
sadar internal kita dari tatapan orang lain. Persona bisa dianggap sebagai
lapisan luar (atau beberapa lapisan pertama) bawang merah yang kering
yang harus dikupas sebelum kita bisa sampai pada bagian bawang yang
pada kenyataannya dapat kita makan.Dengan demikian, kata topeng
sebagai representasi dan kata topeng sebagai objek, bagi orang Cirebon
menghasilkan interpretasi yang dalam pengertian umum dapat dikatakan
kurang lazim. Ketidak-laziman ini dapat diterima jika mengacu pada
proses semiosis sebagai signifikasi. Jika interpretasi dari kata topeng itu
jauh melenceng dari makna leksikalnya—yakni sebagai penutup muka
untuk menyembunyikan, atau melindungi diri—juga mudah dipahami,
karena orang Cirebon dan Indramayu misalnya, juga berhak merumuskan
sendiri arti kata tersebut. Dengan demikian, maka sebutan topeng di
daerah Cirebon khususnya, dan disekitar pantai utara Jawa Barat,
tidaklah denotatif melainkan konotatif. Bahkan di daerah Subang,
Karawang, Bekasi, sampai ke daerah Banten, pertunjukan tari yang tidak
21. 27
memakai kedok pun disebut juga topeng, misalnya Topeng Ubrug,
Topeng Banjet, dan lain-lain.
Penelitian Tindakan Kelas ini dibatasi pada berkreasi seni rupa membuat
topeng berbahan kertas. Membuat topeng dipilih karena lebih mudah
pembuatannya dan mudah mendapatkan bahannya. Kertas adalah bahan relatif
baru (produk pabrik), yang digunakan untuk membuat topeng. Topeng kertas
bukan hanya dipakai untuk topeng-topeng modern, atau topeng-topeng mainan
anak, melainkan juga untuk topeng-topeng tradisional atau ―betulan‖. Topeng-
topeng besar seperti ondel-ondel, liong, barongsay umumnya dibuat dari kertas
dalam rangka bambu atau rotan sehingga kuat dan ringan. Suanda (2004)
mengatakan bahwa topeng kertas bukanlah merupakan topeng-topeng mainan,
melainkan digunakan pula oleh seniman-seniman profesional, jika
pembuatannya dilakukan dengan teliti, topeng kertas bisa tampak seperti kayu,
bahkan jika topeng tersebut tidak terkena air, dapat tahan puluhan tahun.
a. Membuat Topeng Kertas
Membuat topeng kertas termasuk ke dalam pokok bahasan
membentuk. Topeng dapat dibuat dengan cara: (1) memakai cetakan, dan
(2) tidak memakai cetakan.
1) Membuat topeng yang memakai cetakan.Tentu saja tahap pertama
ialah membuat model cetakan (dari bahan lunak, misalnya tanah liat,
atau plastisin). Setelah itu barulah menempeli cetakan itu dengan
22. 28
lembaran kecil-kecil kertas koran bekas yang dibasahi terlebih dulu.
Selanjutnya dibalur lem putih/kanji untuk kemudian ditempeli lagi
potongan kecil kertas koran secara berulang-ulang hingga tebal.
Lapisan tempelan itu bisa 7 atau 8 lapisan. Setiap lapisan dibubuhi
lem putih. Setelah sehari kering, barulah kita lepaskan topeng itu dari
cetakan. Perlu diperhatikan, agar topeng mudah dibuka dari cetakan,
maka cetakan terlebih dahulu harus dibalur oleh minyak (stempet,
mentega, atau oli). Jika topeng ingin lebih menarik, tentu saja
memerlukan pengecatan. Di sinilah siswa juga melakukan kegiatan
menggambar dekoratif pada permukaan topeng. Jadi dua pokok
bahasan dapat diterapkan pada satu topik kegiatan yaitu membuat
topeng.
2) Cara membuat topeng yang kedua lebih mudah karena tanpa harus
membuat cetakan. Pertama, siapkan bahan karton tebal (jenis dupleks
atau karton dus bekas) seukuran kuarto/A4 atu selebar wajah. Setelah
itu ukurkanlah kertas itu dengan lebar wajah anak (yang
membuatnya). Jiplak dan guntinglah bentuk dasar wajah it u. Kini
karton tersebut tinggal digambari dengan spidol atau cat untuk bentuk
mata, hidung dan mulut. Letak bagian -bagian wajah ini harus tepat
sesuai wajah yang membuatnya. Untuk membuat hidung, perlu
ditambah dengan menempelkan bagian karton lain yang dibentuk
23. 29
limas segi-3 (seperti bentuk hidung). Jangan lupa mata dan hidung
dilubangi dengan pisau/gunting. Sebagai langkah terakhir ialah
pengecatan topeng. Proses terakhir ini merupakan kegiatan
menggambar dekoratif, sebab tujuannya untuk menghiasi topeng
wajah dengan spidol warna, cat air, cat poster, atau krayon.
6. Metode Eksperimen (Eksperimental)
a. Pengertian Metode Eksperimen
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode
eksperimen siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai
suatu objek keadaan atau proses tertentu.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1995) metode eksperimen adalah
cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.Metode
eksperimen berbeda dengan metode demonstrasi. Kalau metode
demonstrasi hanya menekankan pada proses terjadinya dan mengabaikan
hasil, sedangkan pada metode eksperimen penekanannya adalah kepada
proses sampai kepada hasil.
b. Ketentuan Pemakaian metode Eksperimen.
24. 30
Menggunakan metode eksperimen dalam proses
pembelajarandikatakan tepat bila:
1) Ingin memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat mengalami
sendiri, mengikutisuatu proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
tentang suatu objek keadaan atau proses tertentu.
2) Menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir rasional dan
ilmiah siswa dalam proses pembelajaran.
3) Guru menginginkan agar siswa mencoba mengerjakan sesuatu,
mengamati proses dan hasil percobaan.
c. Kelebihan metode Eksperimen
Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada
hanya menerima kata guru atau buku.
1) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
2) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil
percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.
25. 31
3) Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam
melakukan eksperimen.
4) Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang
diperlukan untuk percobaan.
5) Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah
dan berfikir ilmiah.
6) Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal
yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme
d. Kekurangan Metode Eksperimen.
1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkantidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan ekperimen.
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik
harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
3) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru
dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil
kesimpulan
4) Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen
karena guru dan siswa kurang berpengalaman melakukan
eksperimen.
26. 32
5) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru
dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil
keputusan.
e. Hal yang perlu diperhatikan.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan,
maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup
bagi tiap siswa.
2) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti
yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan,
maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan
harus baik dan bersih.
3) Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam
mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang
cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran
dari teori yang dipelajari itu.
4) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih ,
maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga
27. 33
kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam
memilih obyek eksperimen itu.
5) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah
mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan
keyakinan manusia.
6) Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga
masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum
ada.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Skripsi ini di landasi dan di ilhami dari penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh Asim Sulistyo, S.Pd, guru SMP Negeri 3 Bayat Kabupaten
Klaten dengan judul PTK “Meningkatkan Prestasi Belajar Seni Rupa Terapan
Melalui Seni Mencetak Pot Bunga Siswa Kelas Viii Smp Negeri 3 Bayat
Tahun Pelajaran 2011/2012‖ dan hasil penelitian menunjukkan ada
peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran
seni mencetak pot bunga. Tapi disini penulis menitik beratkan dalam
penggunaan metode eksperimental.
C. Kerangka Konseptual
Selama ini hasil belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran berkreasi seni rupa maka
pembelajaran dilaksanakan dengan memakai metode yang berbeda dari
28. 34
sebelumnya, yaitu metode eksperimental. Agar penggunaan metode
eksperimental ini dapat berjalan dengan baik maka dapat dilaksanakan melalui
Penelitian Tindakan Kelas. Langkah langkah penelitian tindakan kelas adalah :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
Kerangka Konseptual
Refleksi Tindakan
Penggunaan metode
eksperimental
perencanaan
Pengamatan
Hasil Belajar siswa
Mata Pelajaran Seni Budaya
Pembelajaran berkreasi seni rupa
29. 35
5. Hipotesis Tindakan
Menurut Muhammad Nazir(1988 : 182) dalam bukunya berjudul
Methode Penelitian menyatakan Hipotesa tidak lain dari jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris,
hipotesa adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu
kebenaran sebagaimana adanya pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar
kerja serta perpaduan dari verifikasi. Hipotesa adalah keterangan sementara dari
fenomena-fenomena yang komplek. Trelease(dalam Nazir : 1988) memberikan
definisi hipotesa sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat
diamati.
Dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesis tindakan yaitu :
1. Ada peningkatan kreatifitas siswa dalam pembelajaran berkreasi seni rupa
menggunakan metode eksperimental.
2. Ada peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran berkreasi seni
rupa menggunakan metode eksperimental.