belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan ligkungannya yang melibatkan proses kognitif.
dalam proses pebelajaran sudah tentu kita akan menemui masalah. masalah-masalah dalam kelas dan solusinya dapat kalian baca dalam file upload kali ini. jangan lupa dikomentari dan diberikan masukkan yang membangun.
This is a presentation of Education that i designed for my Group in the semester 4 in collage anyway i'm a new power point user. sometimes did this with fun!
belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan ligkungannya yang melibatkan proses kognitif.
dalam proses pebelajaran sudah tentu kita akan menemui masalah. masalah-masalah dalam kelas dan solusinya dapat kalian baca dalam file upload kali ini. jangan lupa dikomentari dan diberikan masukkan yang membangun.
This is a presentation of Education that i designed for my Group in the semester 4 in collage anyway i'm a new power point user. sometimes did this with fun!
Karena semua ilmu itu milik-Nya
tak ada yang perlu di sombongkan..
karena kita hanya ilmu itu titipan dari-Nya
yang harus kita jaga,rawat agar bisa bermanfaat
bagi diri sendiri dan orang lain.. :)
Model Pembelajaran make a match and SQ3RIim Setyawati
Metode make a match merupakan salah satu model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan /tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku berbeda (heterogen)
dalam pembelajaran kooperatif, sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.
Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward) jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang di persyaratkan
Make a match Adalah model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas peran siswa sebagai tutor sebaya yang mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Teknik belajar make a match ini pertama kali dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994 (Lie 2010: 55)
Adapun kenunggulan dari metode make a match adalah
#teknik pembelajaran make a match mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan
#materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
#meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari
My PPT is available for everyone who has been learning, thank you for having a look and let me know when the file has been downloaded
Karena semua ilmu itu milik-Nya
tak ada yang perlu di sombongkan..
karena kita hanya ilmu itu titipan dari-Nya
yang harus kita jaga,rawat agar bisa bermanfaat
bagi diri sendiri dan orang lain.. :)
Model Pembelajaran make a match and SQ3RIim Setyawati
Metode make a match merupakan salah satu model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan /tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku berbeda (heterogen)
dalam pembelajaran kooperatif, sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok.
Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward) jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang di persyaratkan
Make a match Adalah model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas peran siswa sebagai tutor sebaya yang mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Teknik belajar make a match ini pertama kali dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994 (Lie 2010: 55)
Adapun kenunggulan dari metode make a match adalah
#teknik pembelajaran make a match mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan
#materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
#meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari
My PPT is available for everyone who has been learning, thank you for having a look and let me know when the file has been downloaded
Selama ini praktik pengajaran lebih sering membelenggu siswa alias takmemerdekakan siswa. Proses pembelajaran yang terselenggara lebih didominasi guru denganmetode pembelajaran yang monoton, seperti ceramah, hafalan, dan drill soal. Anak terus sajadianggap seperti plastisin yang bisa dibentuk semau guru. Akibatnya, sebagaimana yangpernah dikatakan (alm) Romo Mangunwijaya, anak-anak tidak berproses mekar menjadi dirimereka sendiri, melainkan sebagai objek (Priyono Pasti, 2005).Proses belajar mengajar juga kaku, dibatasi oleh ruang kelas. Aktivitas anak hanyaduduk, berdiri dengan gerakan seadanya. Tak jarang dengan gerak yang terbatas ini anakkelihatan lesu, lemah dan kurang ceria menerima pelajaran.Ketika anak hanya bisa duduk di kursi dan gerak terbatas di kelas, justru anak sulitmengeksplorasi kreativitasnya. Saraf-saraf motoriknya menjadi diam, tak berfungsi secaramaksimal. Hal inilah yang tak disadari semua pihak terutama guru bahwa belajar terbatas diruang kelas malah memasung kebebasan anak untuk mengembangkan daya eksplorasi dankreativitasnya
Parahnya, pendidikan kita juga minus keteladanan. Guru yang sebenarnya tidaksekadar mengajarkan seperangkat ilmu pengetahuan, lebih dari itu harus menjadi teladandalam kehidupan. Malah berperilaku jauh dari ing ngarsa sung tuladha. Sebagian guru kitamasih menampilkan kekerasan saat mengajar, melakukan ujaran kebencian, bersikapintoleransi, pun budaya instan untuk naik pangkat, dan sebagainya.Peserta didik yang kerap disuguhi perilaku tak mendidik lama-lama akanmemunculkan sikap yang menyimpang. Maka tak heran bila persoalan tawuran, amuk massa,pudarnya rasa kesetiakawanan sosial, pupusnya toleransi, dan lain sebagainya masih menjadi"virus" dalam watak anak kita. Ini perlu disadari bagi guru. Bahwa seseorang tidak dapatmenjadi guru hanya bermodal kemauan dan kepintaran. Profesi ini mengharuskan seseorangtampil seutuhnya sebagai pendidik, yakni selalu menjadi contoh dan teladan dalam perilakudan ucapannya (ing ngarsa sung tulada)
Selama ini praktik pengajaran lebih sering membelenggu siswa alias takmemerdekakan siswa. Proses pembelajaran yang terselenggara lebih didominasi guru denganmetode pembelajaran yang monoton, seperti ceramah, hafalan, dan drill soal. Anak terus sajadianggap seperti plastisin yang bisa dibentuk semau guru. Akibatnya, sebagaimana yangpernah dikatakan (alm) Romo Mangunwijaya, anak-anak tidak berproses mekar menjadi dirimereka sendiri, melainkan sebagai objek (Priyono Pasti, 2005).Proses belajar mengajar juga kaku, dibatasi oleh ruang kelas. Aktivitas anak hanyaduduk, berdiri dengan gerakan seadanya. Tak jarang dengan gerak yang terbatas ini anakkelihatan lesu, lemah dan kurang ceria menerima pelajaran.Ketika anak hanya bisa duduk di kursi dan gerak terbatas di kelas, justru anak sulitmengeksplorasi kreativitasnya. Saraf-saraf motoriknya menjadi diam, tak berfungsi secaramaksimal
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Makalah peningkatan hasil belajmakalah jadi revisi 3
1. Peningkatan hasil belajar pada siswa merupakan sebuah kebanggan bagi
seorang guru dalam mengadakan proses pembelajaran. Melihat karakteristik
perkembangan siswa ,seorang guru ingin menyampaikan materi agar sesuai dengan
metode yang tepat sehingga proses Kbm DAPAT berjalan ,secara interaktif.aktif
inovatif,KREATIF dan menyenangkan .sebelum menggunakan simulasi guru
menawarkan memberikan informasi berkaitan dengan metode simulasi. Meskipun
pada pertemuan pertama menggunakan cermah,Tanya jawab dan tugas akan tetapi
setelah mendapatkan penjelasan mengenai simulasi siswa antusias dan berminat.
Berkaitan dengan itu guru membuat kerangka permainan simulasi yang merupakan
penjabaran dari materi itu sendiri.
Penerapan metode simulasi pada pertemuan yang pertama
Simulasi yang dimaksud bukan simulasi memainkan peran akan tetapi
simulasi dalam bentuk permainan yaknin pada kertas ukuran manila yang berisi
pertanyaan yang pola permainanya seperti ular tangga.
Sebelum permainan guru menjelaskan aturan dan tata cara permainan.
Tata cara dan langkah langkah pembelajaran simulasi ( lihat buku hal 15.16.17 )
Secara teknis aturan permainan simulasi dapat dilihat sebagai berikut ; (hal 17)
2. Guru memberikan kesimpulan dan refleksi dan memberikan motivasi pada permainan
minggu depan .
Melihat perjalanan simulasi dapat dijelaskan hal hal sebagai berikut :
(hal 19 )
#pada permulaan simulasi berjalan agak kaku artinya dalam menjawab dan
sanggahan atau pertanyaan hanya sebatas sederhana ,hal ini dimungkinkan karena
siswa baru pertama mengalami dan cenderung berfikir keasyikan permainan bukan
ketenangan dalam setiap pertanyaan dan jawaban maupun sanggahan .
Sangghan berjalan akan tetapi masih sederhana dan langsung diterima karena
dianggap masukan sehingga tidak perlu dijawab lagi.
Masih cenderung dikuasai oleh beberapa anak sehingga secara menyeluruh belum
berkembang.
Pada simulasi ke 2 simulasi mulai berjalan lancer
.sudah mulai membahas tayangan gambar /film pendek lewat LCD
.siswa sudah mengembangkan pola piker dan jawaban karena materi lebih menguasai
3. .kesiapan siswa dalam simulasi sudah lebih mapan sehingga tingkat jawaban sudah
tidak emosional tetapi berubah kearah rasional
.setiap sanggahan tidak langsung diterima akan tetapi mulai dikritisi atau dijawab
dengan argumentasi pesrta lawan
Sudah mulai terjadi pertentangan sehingga peran guru sebagai mediator menjadi
lebih focus
.
Simulasi pada tahap 3
Guru sudah tidak mengarahkan dari awal lagi
Tempat dan aturan disepakati bersama oleh masing masing peserta
Permaina sudah berfikir dengan mementingkan jawaban yang berbobot tidak sekedar
jawaban
Penalaran sudah berjalan sehingga sudah berfikir pendapat yang terbaik itu yang
diterima
Penurunan emosional dan cenderung beralih pada rasional dan kritis.
Guru bersama murid menyimpulkan dan memberikan refleksi.