A. Pengertian Umum :
• Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang
Kelompok ini membahas mobilitas sosial vertikal yang merupakan pergerakan status sosial seseorang naik atau turun antara strata sosial, yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti usia, kesehatan, hukum, atau peristiwa politik."
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, yaitu perpindahan status sosial seseorang antar lapisan sosial. Terdapat dua jenis mobilitas sosial, yaitu mobilitas vertikal yang merupakan perpindahan status antar lapisan sosial yang berbeda, dan mobilitas horizontal yang terjadi di dalam lapisan sosial yang sama. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor penyebab dan penghambat terjadinya mobilitas sosial.
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, yaitu perpindahan seseorang atau kelompok dari status sosial yang satu ke yang lain. Ada beberapa jenis mobilitas sosial seperti vertikal, horizontal, dan geografis, serta berdasarkan generasi. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor pendukung dan penghambat mobilitas sosial beserta dampaknya terhadap perubahan sosial dan ketegangan antar kelompok.
A. Pengertian Umum :
• Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang
Kelompok ini membahas mobilitas sosial vertikal yang merupakan pergerakan status sosial seseorang naik atau turun antara strata sosial, yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal seperti usia, kesehatan, hukum, atau peristiwa politik."
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, yaitu perpindahan status sosial seseorang antar lapisan sosial. Terdapat dua jenis mobilitas sosial, yaitu mobilitas vertikal yang merupakan perpindahan status antar lapisan sosial yang berbeda, dan mobilitas horizontal yang terjadi di dalam lapisan sosial yang sama. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor penyebab dan penghambat terjadinya mobilitas sosial.
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, yaitu perpindahan seseorang atau kelompok dari status sosial yang satu ke yang lain. Ada beberapa jenis mobilitas sosial seperti vertikal, horizontal, dan geografis, serta berdasarkan generasi. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor pendukung dan penghambat mobilitas sosial beserta dampaknya terhadap perubahan sosial dan ketegangan antar kelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, yaitu perpindahan posisi seseorang atau kelompok antar lapisan sosial. Terdapat dua bentuk mobilitas sosial yakni vertikal dan horizontal, serta faktor-faktor dan saluran yang mempengaruhi mobilitas sosial beserta dampak positif dan negatifnya."
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANNur Arifaizal Basri
Makalah ini membahas tentang perkembangan dewasa awal dan penyesuaian terhadap pekerjaan. Dewasa awal didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa remaja ke masa dewasa yang ditandai dengan semakin mandirinya seseorang baik secara ekonomi maupun pengambilan keputusan. Ciri-ciri dewasa awal meliputi berorientasi pada tugas, tujuan yang jelas, mengendalikan emosi, dan fleksibilitas. Pen
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, termasuk definisi, tipe-tipe, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta saluran-saluran mobilitas sosial seperti lembaga pendidikan, ekonomi, dan organisasi.
Dokumen tersebut merangkum tentang masa dewasa, yang terdiri dari masa dewasa awal (21-40 tahun), masa dewasa madya (40-60 tahun), dan masa usia lanjut (60 tahun ke atas). Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemandirian dan reproduksi, yang ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, peran seksual, dan minat. Masa dewasa madya adalah masa transisi menuju penuaan, yang dit
Mobilitas sosial, pluralitas dan konflikUmi Pujiati
Dokumen tersebut membahas tentang materi IPS kelas VIII tentang pluralitas budaya di Indonesia, meliputi pengertian pluralisme dan multikultural, jenis-jenis pluralitas seperti agama, budaya, suku bangsa, dan pekerjaan, serta peran dan fungsi keragaman budaya.
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, yaitu perpindahan seseorang atau kelompok antar strata sosial. Terdapat dua jenis mobilitas sosial, yaitu horizontal dan vertikal, yang dapat terjadi baik intragenerasi maupun antargenerasi. Mobilitas sosial dapat terjadi melalui berbagai saluran seperti angkatan bersenjata, lembaga pemerintah, sekolah, dan organisasi. Mobilitas sosial dapat member
Dokumen ini membahas tentang mobilitas sosial, yaitu perpindahan antar strata sosial. Terdapat dua jenis mobilitas sosial, yakni vertikal dan horizontal. Mobilitas vertikal terjadi ketika terdapat perpindahan antar tingkat status sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah, sedangkan mobilitas horizontal terjadi antar kelompok sosial yang sederajat. Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial antara lain perubahan
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, yang didefinisikan sebagai perubahan status sosial antara lapisan sosial. Dokumen tersebut menjelaskan tiga bentuk mobilitas sosial yaitu vertikal, horizontal, dan antargenerasi, serta faktor-faktor yang mendorong dan menghambat terjadinya mobilitas sosial seperti faktor struktural, individu, sosial, ekonomi, dan pendidikan.
MINAT –MINAT DEWASA AWAL YANG TERKAIT DENGAN MINAT DAN AKTIVITAS SOSIALPENJAGA HATI
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Mobilitas sosial merupakan proses perubahan status sosial seseorang menuju status yang lebih tinggi. Proses ini melibatkan berbagai aktivitas sosial dan batu loncatan seperti pendidikan, perkawinan, dan kenaikan jabatan. Mobilitas sosial dapat menimbulkan tekanan psikis bagi individu karena memerlukan penyesuaian diri terhadap nilai-nilai dan pola hidup baru.
Dokumen tersebut membahas tentang stratifikasi dan mobilitas sosial. Stratifikasi sosial dijelaskan sebagai pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas berdasarkan faktor seperti kekayaan, kekuasaan, dan ilmu pengetahuan. Ada dua jenis stratifikasi, yaitu tertutup dan terbuka. Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial antar kelas, yang dapat berupa horizontal maupun vertikal naik atau turun kelas
Makalah ini membahas tentang unsur-unsur stratifikasi sosial yang terdiri dari status dan peran. Status dibagi menjadi status turunan, status yang dicapai, dan status yang diberikan. Peran terdiri atas peran yang melekat dan peran yang dipilih. Unsur-unsur stratifikasi sosial antara lain didasarkan pada pendidikan, pekerjaan, ekonomi, dan senioritas.
Teks tersebut membahas tentang dampak positif dan negatif dari mobilitas sosial. Dampak positifnya adalah mobilitas sosial dapat mendorong seseorang untuk lebih maju, mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat, dan meningkatkan integrasi sosial. Namun demikian, mobilitas sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti konflik antar kelas, konflik antar kelompok, dan konflik psikologis
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, yaitu perpindahan posisi seseorang atau kelompok antar lapisan sosial. Terdapat dua bentuk mobilitas sosial yakni vertikal dan horizontal, serta faktor-faktor dan saluran yang mempengaruhi mobilitas sosial beserta dampak positif dan negatifnya."
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANNur Arifaizal Basri
Makalah ini membahas tentang perkembangan dewasa awal dan penyesuaian terhadap pekerjaan. Dewasa awal didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa remaja ke masa dewasa yang ditandai dengan semakin mandirinya seseorang baik secara ekonomi maupun pengambilan keputusan. Ciri-ciri dewasa awal meliputi berorientasi pada tugas, tujuan yang jelas, mengendalikan emosi, dan fleksibilitas. Pen
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, termasuk definisi, tipe-tipe, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta saluran-saluran mobilitas sosial seperti lembaga pendidikan, ekonomi, dan organisasi.
Dokumen tersebut merangkum tentang masa dewasa, yang terdiri dari masa dewasa awal (21-40 tahun), masa dewasa madya (40-60 tahun), dan masa usia lanjut (60 tahun ke atas). Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemandirian dan reproduksi, yang ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, peran seksual, dan minat. Masa dewasa madya adalah masa transisi menuju penuaan, yang dit
Mobilitas sosial, pluralitas dan konflikUmi Pujiati
Dokumen tersebut membahas tentang materi IPS kelas VIII tentang pluralitas budaya di Indonesia, meliputi pengertian pluralisme dan multikultural, jenis-jenis pluralitas seperti agama, budaya, suku bangsa, dan pekerjaan, serta peran dan fungsi keragaman budaya.
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, yaitu perpindahan seseorang atau kelompok antar strata sosial. Terdapat dua jenis mobilitas sosial, yaitu horizontal dan vertikal, yang dapat terjadi baik intragenerasi maupun antargenerasi. Mobilitas sosial dapat terjadi melalui berbagai saluran seperti angkatan bersenjata, lembaga pemerintah, sekolah, dan organisasi. Mobilitas sosial dapat member
Dokumen ini membahas tentang mobilitas sosial, yaitu perpindahan antar strata sosial. Terdapat dua jenis mobilitas sosial, yakni vertikal dan horizontal. Mobilitas vertikal terjadi ketika terdapat perpindahan antar tingkat status sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah, sedangkan mobilitas horizontal terjadi antar kelompok sosial yang sederajat. Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial antara lain perubahan
Dokumen tersebut membahas tentang mobilitas sosial, yang didefinisikan sebagai perubahan status sosial antara lapisan sosial. Dokumen tersebut menjelaskan tiga bentuk mobilitas sosial yaitu vertikal, horizontal, dan antargenerasi, serta faktor-faktor yang mendorong dan menghambat terjadinya mobilitas sosial seperti faktor struktural, individu, sosial, ekonomi, dan pendidikan.
MINAT –MINAT DEWASA AWAL YANG TERKAIT DENGAN MINAT DAN AKTIVITAS SOSIALPENJAGA HATI
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Mobilitas sosial merupakan proses perubahan status sosial seseorang menuju status yang lebih tinggi. Proses ini melibatkan berbagai aktivitas sosial dan batu loncatan seperti pendidikan, perkawinan, dan kenaikan jabatan. Mobilitas sosial dapat menimbulkan tekanan psikis bagi individu karena memerlukan penyesuaian diri terhadap nilai-nilai dan pola hidup baru.
Dokumen tersebut membahas tentang stratifikasi dan mobilitas sosial. Stratifikasi sosial dijelaskan sebagai pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas berdasarkan faktor seperti kekayaan, kekuasaan, dan ilmu pengetahuan. Ada dua jenis stratifikasi, yaitu tertutup dan terbuka. Mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial antar kelas, yang dapat berupa horizontal maupun vertikal naik atau turun kelas
Makalah ini membahas tentang unsur-unsur stratifikasi sosial yang terdiri dari status dan peran. Status dibagi menjadi status turunan, status yang dicapai, dan status yang diberikan. Peran terdiri atas peran yang melekat dan peran yang dipilih. Unsur-unsur stratifikasi sosial antara lain didasarkan pada pendidikan, pekerjaan, ekonomi, dan senioritas.
Teks tersebut membahas tentang dampak positif dan negatif dari mobilitas sosial. Dampak positifnya adalah mobilitas sosial dapat mendorong seseorang untuk lebih maju, mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat, dan meningkatkan integrasi sosial. Namun demikian, mobilitas sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti konflik antar kelas, konflik antar kelompok, dan konflik psikologis
Tiga faktor yang menyumbang kepada kepercayaan dalaman di kalangan pelajar berprestasi rendah adalah harga diri rendah, lokus kawalan luaran di mana mereka percaya nasib atau faktor luar menentukan hasilnya, serta motivasi pencapaian rendah di mana mereka kurang yakin dapat berjaya. Faktor-faktor ini membentuk kepercayaan negatif terhadap diri yang menyebabkan tingkah laku kurang disiplin dan berkepenting
Prinsip pendekatan perk dan masalah pada gerontik.pdfFifi780730
Perkembangan seseorang merupakan proses yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti konteks keluarga, budaya, dan lingkungan. Perkembangan bersifat multidimensional dan dapat meningkat atau menurun tergantung stimulasi lingkungan. Perkembangan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga membutuhkan berpikir fleksibel dalam menemukan solusi.
MASALAH SOSIAL DAN FAKTOR PEMICU YANG MUNCUL DARI DAMPAK PERUBAHAN SOSIALArmadira Enno
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang masalah sosial dan faktor pemicu yang muncul dari dampak perubahan sosial.
2. Pengertian perubahan sosial dan masalah sosial dijelaskan beserta pandangan para ahli.
3. Dampak perubahan sosial mencakup dampak positif seperti kemajuan iptek dan dampak negatif seperti kerugian masyarakat.
4. Kategori masalah s
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. MOBILITAS
(Tugas Mata Kuliah Ilmu Kependudukan)
Nama Dosen : DR. GATININGSIH, MT
Disusun Oleh :
Achmad Julio : 29.0715
Alex Albert Woru : 29.1711
Elmira Ramadhanti : 29.0535
Habib Yudha Prawira : 29.1073
Shaldy Nirwan Tawil : 29.1561
Vasudeva : 29.1962
PROGRAM STUDI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
FAKULTAS HUKUM TATA PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2019
2. 1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Ilmu Kependudukan yang kami beri judul "MOBILITAS".
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai MOBILITAS. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Jatinangor, Juli 2019
Penyusun
3. 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................. 1
1.3.Tujuan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mobilitas............................................................ 3
2.2 Konsekuensi Mobilitas ........................................................ 3
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Mobilitas...................... 5
2.4 Konsep Mobilitas................................................................. 6
2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur............... 7
2.6 Piramida Penduduk ............................................................. 8
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.............................................................................. 9
3.2 Saran................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................10
4. 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua orang pasti menginginkan untuk dapat memperoleh status dan
penghasilan yang lebih tinggi dari pada apa yang pernah dicapai oleh orang
tuanya. Semua orang pasti menginginkan suatu kehidupan yang serba
berkecukupan, bahkan kalau mungkin berlebihan. Keinginan-keinginan itu
adalah normal, karena pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan yang
tidak terbatas. Seperti halnya kalau kita menanyakan tentang cita-cita dari
seorang anak, maka ia akan menjawab pada suatu status yang kebanyakan
mempunyai konotasi pada penghidupan yang baik. Hanya saja apakah
keinginan-keinginan, impian-impian dan cita-cita itu berhasil atau sama sekali
gagal dalam proses perjalanan seseorang itulah yang kita sebut “Mobilitas
Sosial”.
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan,
ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan
pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang
pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha
ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu
bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh
miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh
seseorang atau sekelompok orang dalamstruktur sosial masyarakat inilah yang
disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah kependudukan ini adalah sebagai berikut :
Apa yang dimaksud dengan Mobilitas?
Apa Kosekuensi Mobilitas?
5. 4
Apa faktor yang mempengaruhi Kependudukan?
Apa saja Konsep Kependudukan?
Kompisisi penduduk menurut umur?
Buat Piramida penduduk?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah kependudukan ini adalah sebagai
berikut:
Mengetahui Pengertian Mobilitas.
Mengetahui Kosekuensi Mobilitas.
Mengetahui faktor yang mempengaruhi Kependudukan.
Mengetahui Konsep Kependudukan.
Mengetahui Kompisisi penduduk menurut umur.
mengetahui Piramida penduduk..
BAB II
PEMBAHASAN
6. 5
2.1PENGERTIAN MOBILITAS
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau
banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Misalnya, seorang murid
yang melanjutkan kuliah setelah lulus, mengalami mobilitas sosial naik
berdasarkan level pendidikan formalnya. Seorang murid yang menjadi manajer
setelah lulus juga mengalami mobilitas sosial naik berdasarkan status sosialnya.
2.2KONSEKUENSI MOBILITAS
Terjadinya mobilitas sosial di dalam masyarakat menimbulkan berbagai
konsekuensi, baik positif maupun negatif.
Beberapa studi mengemukakan bahwa mobilitas-menurun berkaitan dengan
banyak hal yang mencemaskan, seperti misalnya gangguan kesehatan, keretakan
keluarga, perasaan terasing (alienasi) dan keterpencilan sosial (social distance).
Namun demikian, penyebab dan akibatnya tidak dapat diidentifikasi. Hal-hal yang
mencemaskan seperti itu dapat saja merupakan penyebab ataupun akibat dari
mobilitas menurun. Baik bagi individu maupun masyarakat, manfaat dan kerugian
mobilitas sosial, serta masyarakat bersistem terbuka, masih dapat diperdebatkan.
Apabila individu atau kelompok individu yang mengalami mobilitas sosial mampu
menyesuaikan dirinya dengan situasi yang baru maka akan memperoleh hal-hal
posiitif sebagai konsekuensi mobilitas sosial, antara lain:
mengalami kepuasan, kebahagiaan dan kebanggaan.
Peluang mobilitas sosial juga berarti kesempatan bagi individu atau kelompok
individu untuk lebih maju.
Kesempatan mobilitas sosial yang luas akan mendorong orang-orang untuk
mau bekerja keras, mengejar prestasi dan kemajuan sehingga dapat meraih
kedudukan yang dicita-citakan.
Apabila individu atau kelompok individu tidak mampu menyesuaikan dirinya
dengan situasi baru, maka akan terjadi konsekuensi-konsekuensi sebagai berikut:
Konflik antar-kelas
Konflik ini terjadi karena benturan kepentingan antar-kelas sosial. Misalnya
konflik antara majikan dengan buruh yang menghendaki kenaikan upah.
Konflik antar-kelompok
7. 6
Konflik antar-kelompok (konflik horizontal) bisa melibatkan ras, etnisitas,
agama atau aliran/golongan. Konflik jenis ini dapat terjadi karena perebutan
peluang mobilitas sosial, misalnya kesempatan memperoleh sumber-sumber
ekonomi, rekrutmen anggota, peluang memperoleh kekuasasan politik atau
pengakuan masyarakat.
Konflik antar-individu
Konflik antar-individu dapat terjadi misalnya karena masuknya individu ke
dalam kelompok tidak diterima oleh anggota kelompok yang lain. Misalnya
lingkungan organisasi atau seseorang tidak dapat menerima kehadiran
seseorang yang dipromosikan menduduki suatu jabatan tertentu.
Konflik antar-generasi
Konflik ini terjadi dalam hubungannya mobilitas antar-generasi. Fenomena
yang sering terjadi adalah ketika anak-anak berhasil meraih posisi yang tinggi,
jauh lebih tinggi dari posisi sosial orang tuanya, timbul ethnosentrisme
generasi. Masing-masing generasi –orang tua maupun anak— saling menilai
berdasarkan ukuran-ukuran yang berkembang dalam generasinya sendiri.
Generasi anak memandang orang tuanya sebagai generasi yang tertinggal,
kolot, kuno, lambat mengikuti perubahan, dan sebagainya. Sementara itu
generasi tua mengganggap bahwa cara berfikir, berperasaan dan bertindak
generasinya lebih baik dan lebih mulia dari pada yang tumbuh dan berkembang
pada generasi anak-anaknya.
Konflik status dan konflik peran
Seseorang yang mengalami mobilitas sosial, naik ke kedudukan yang lebih
tinggi, atau turun ke kedudukan yang lebih rendah, dituntut untuk mampu
menyesuaikan dirinya dengan kedudukannya yang baru.
Kesulitan menyesuaikan diri dengan statusnya yang baru akan menimbulkan konflik
status dan konflik peran.
Konflik status adalah pertentangan antar-status yang disandang oleh seseorang karena
kepentingan-kepentingan yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan banyaknya status
yang disandang oleh seseorang.
Konflik peran merupakan keadaan ketika seseorang tidak dapat melaksanakan peran
sesuai dengan tuntutan status yang disandangnya. Hal ini dapat terjadi karena statusnya
yang baru tidak disukai atau tidak sesuai dengan kehendak hatinya. Post Power
8. 7
Syndrome merupakan bentuk konflik peran yang dialami oleh orang-orang yang harus
turun dari kedudukannya yang tinggi.
2.3FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS
A. FAKTOR STRUKTURAL
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan
harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Contohnya
ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang tersedia dibandingkan dengan
jumlah pelamar kerja.
Faktor struktural meliputi:
Struktur Pekerjaan
Sebuah masyarakat yang kegiatan ekonominya berbasis industri
dengan teknologi canggih, tentunya yang berstatus tinggi akan lebih
banyak dibandingkan dengan yang berkedudukan rendah. Sehingga
untuk itu yang berkedudukan rendah akan terpacu untuk menaikkan
kedudukan sosial ekonominya.
Perbedaan Fertilitas
Setiap masyarakat memiliki tingkat fertilitas (kelahiran) yang
berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah
jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal
ini tentu akan berpengaruh terhadap proses mobilitas sosial yang akan
berlangsung.
Ekonomi Ganda
Setiap negara yang menerapkan sistem ekonomi ganda (tradisional
dan modern) sebagaimana terjadi di negara-negara Eropa dan
Amerika, tentunya akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang
berstatus tinggi maupun yang rendah. Bagi masyarakat yang berada
dalam tekanan sistem ekonomi ganda seperti ini, mobilitasnya
terrgantung pada keberhasilan dalam melakukan pekerjaan di bidang
yang diminatinya karena dalam masyarakat seperti ini (modern)
kenaikan status sosial sangat dipengaruhi oleh faktor prestasi.
B. FAKTOR INDIVIDU
Faktor individu ini lebih menekankan pada kualitas dari orang perorang, baik
dilihat dari tingkat pendidikan, penampilan maupun keterampilan pribadinya.
Perbedaan Kemampuan
9. 8
Setiap inidvidu memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Orientasi Sikap Terhadap Mobilitas
Setiap individu memiliki cara yang beragam dalam
mengupayakan meningkatkan prospek mobilias sosialnya.
Faktor Kemujuran
Usaha adalah sebagai proses untuk meraih kesuksesan. Tetapi
kemujuran tetap berada pada posisi yang tidak bisa kita anggap sepele.
C. FAKTOR STATUS SOSIAL
Status sosial orang tua akan terwarisi kepada anak-anaknya.
D. FAKTOR KEADAAN EKONOMI
Masyarakat desa yang melakukan urbanisasi karena akibat himpitan ekonomi
di desa. Masyarakat ini kemudian bisa dikatakan sebagai masyarakat yang
mengalami mobilitas.
Faktor Situasi Politik
Kondisi politik suatu negara dapat menjadi penyebab terjadinya
mobilitas sosial. Karena dengan kondisi politik yang tidak menentu
akan sangat berpengaruh terhadap struktur keamanan. Sehingga,
memunculkan sebuah keinginan masyarakat untuk pindah ke daerah
yang lebih aman.
Faktor Kependudukan (demografi)
Dengan pertambahan jumlah penduduk yang pesat dapat
mengakibatkan sempitnya lahan pemukiman dan mewabahnya
kemiskinan, sehingga menuntut masyarakat untuk melakukan
transmigrasi.
Keinginan melihat daerah lain
Apabila keinginan melihat daerah lain itu dikuasai oleh jiwa
(mentalitas) mengembara, biasanya kuantitas mobilitas agak terbatas
pada orang-orang atau suku bangsa tertentu. Suku Minangkabau dan
suku Batak misalnya, sering dikatakan memiliki jiwa petualang. Ada
semacam naluri yang hidup di dalam jiwa pemuda Minang dan Batak
untuk merantau ke daerah lain, atau melihat kehidupan di kota lain,
sebelum mereka menjalankan pekerjaannya ditempat yang tetap.
2.4KONSEP MOBILITAS
Mobilitas mempunyai arti yang bermacam-macam, pertama, mobilitas fisik
(mobilitas geografis) yaitu perpindahan tempat tinggal (menetap/sementara) dari
10. 9
suatu tempat ke tempat yang lain. Kedua, mobilitas sosial yaitu suatu gerak
perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Mobilitas sosial ini
terdiri dari dua tipe, yaitu mobilitas sosial horisontal dan vertikal. Mobilitas sosial
horisontal diartikan sebagai gerak perpindahan dari suatu status lain tanpa
perubahan kedudukan. Jadi dalam mobilitas sosial horisontal ini, tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang. Sedangkan mobilitas sosial vertikat
yaitu suatu gerak perpindahan dari suatu status sosial ke status sosial lainnya, yang
tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikai ini jika dilihat dari arahnya, maka dapat
dirinci atas dua jenis, yaitu gerak perpindahan status sosial yang naik (social
dimbing) dan gerak perpindahan status yang menurun (social sinking).
Pengertian mobilitas sosial ini mencakup baik mobilitas kelompok maupun
individu. Misalnya keberhasiian keluarga Pak A merupakan bukti dari mobilitas
individu; sedang arus perpindahan penduduk secara bersama-sama (bedo desa) dari
daerah kantong-kantong kemiskinan di P. Jawa ke daerah yang lebih subur
sehingga tingkat kesejahteraan mereka relatif lebih baik dibanding di daerah asal,
merupakan contoh mobilitas kelompok. Ketiga, Mobilitas psikis, yaitu merupakan
aspek-aspek sosial-psikologis sebagai akibat dari perubahan sosial. Datam hal ini
adalah mereka yang bersangkutan mengalami perubahan sikap yang disertai
tentunya dengan goncangan jiwa.
Konsep mobilitas tersebut dalam prakteknya akan saling berkaitan satu sama
lain, dan sulit untuk menentukan mana sebagai akibat dan penyebabnya. Sebagai
contoh untuk terjadinya perubahan status sosial, seseorang terpaksa meninggalkan
tempat tinggalnya karena ketiadaan lapangan kerja, atau sebaliknya mobilitas
sosial seringkali mengakibatkan adanya mobilitas geografi yang disertai dengan
segala kerugian yang menyakitkan, yakni lenyapnya ikatan sosial yang sudah
demikian lama terjalin. Demikian halnya mobilitas geografis akan mempengaruhi
terhadap mobilitas sosial yang dimbing maupun sinking, bahkan sekaligus
mempengaruhi mobilitas mental atau psikis dari individu maupun masyarakat.
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN WAY KANAN MENURUT
KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2015
13. 12
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari
satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke
strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack,
mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu
yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Tipe-tipe mobilitas sosial yang
prinsipil ada dua, yaitu:
Horizontal, yaitu apa bila individu atau objek sosial lainnya berpindah
dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Vertikal, yaitu apabila individu atau objek sosial lainnya berpindah
dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak
sederajat. Sesuai dengan arahnya maka terdapat dua jenis gerak
vertikal, yaitu yang naik (social climbing) dan yang turun (social
sinking)
Masyarakat yang berkelas sosial terbuka adalah masyarakat yang memiliki tingkat
mobilitas yang tinggi sedangkan masyarakat yang berkelas sosial tertutup adalah
masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang rendah.
3.2SARAN
Sebagai manusia kita pasti akan menuntut untuk status dan peran sosial, namun
sebagai manusia sosial seharusnya kita dapat mengerti dan menyadari mobilitas
sosial atau gerakan sosial ini tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya. Karena
mobilitas sosial terjadi tergantung bagaimana diri kita sendiri menyingkapi status
serta peran sosial diri dan menurut prestasi kita masing-masing sebagai anggota
masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya jika memang menginginkan mobilitas naik
kita juga tidak boleh duduk diam dalam struktur sosial tetapi kita harus terbuka dan
positif terhadap perubahan positif yang ada di masyarakat.
Penulis sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kesempurnaan sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah in
DAFTAR PUSTAKA