BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Dalam aktivitas social para dewasa awal bekerja, belajar dan
berpengalaman guna menjalin dan menata kedudukannya sebagai suatu
kelompok masyarakat. Kebanyakan diantara dewasa awal belum merasa puas
dengan keduduakan nya yang di capai dalam tahap dewasa awal ini. Betapa pn
tinggi status dan derajat nya dalam kelompok socialnya.
Keadaan perasaan tidak puas itu di tanbah keinginan lebih berarti bagi
masyarakat dan keluarganya, membuat mereka selalu aktif untuki manu dan
maju. Mereka inginkan kenaikan status social meneta orang – orang lain
dalam anggapan dirinya sebagai individu. Di samping itu, para dewasa awala
pada umum nya menginginkan adanya hari esok yang lebih mamapan pada
hari ini. Artinya cita- cita atau keinginan – keiginan atau harapan – harapan
tadi membawa para dewasa awal pada apa yang di kenal dengan proses
mobilitas social.
1.2.Rumusan masalah
1. Bagaimana proses perubahan dalam aktivitas social?
2. Bagaimana pola aktivitas social ?
3. Apa sasara-sasaran penting aktivitas social?
4. Bagaimana batu loncatan untuk “mobil” ke atas?
5. Bagaimana akibat-akibat psikis mobilitas social?
1.3.Tujuan
Agar kita mengetahui, mengerti serta dapat menngaplikasikan dalam
kehidupan kita sehari-hari mengenai minat social mengarah keaktivitas social
sebagai seorang dewasa awal.

1
BAB II
PEMBAHASAN
MINAT SOSIAL YANG MENGARAH KE AKTVITAS SOSIAL
2.1.PROSES PERUBAHAN DALAM AKTIVITAS SOSIAL
Proses perubahan dalam aktivitas social, sama hal nya dengan proses
perbahab dalam rekreasi dewasa awal, bersangktan dengan terjadi nya pola
hidup. Pola hidup yang berubah berdasar kan pertambahan usia , status
perkawinan dan status jabatan
Berdasarkan pertambahan usia terjadi proses perubahan dalam
aktivitas social. Dalam masa tahun pertama masa dewasa awal, merupakan
masa kesepian bagi kebanyakan mereka baik bagi dewasa pria maupun
wanita. Para pria mda ini seringkali dalam keadaan singgel dan
aktivitasnya baik didalam maupun diluar rumah.
Berdasarkan perubahan status kawin ,terjadi juga proses perubahan
dalam aktivitas social .bukan saja perubahan status antara masa sebelum
berkelurga dengan masasetelah berkeluarga melain kan jga ada perubahan
status keorang tuaan .hadirnya anak dalam lingkngan keluaraga muda akan
menambah tanggung jawab orang tua dalam memelihara anak mereka .
Aktivitas-aktivitas orang tua ini akan bertambah yang pada ummnya
diarahkan untuk memperoleh tambahan biaya hidup dan tabungantabungan mereka.disepakati oleh para ahli bahwa baik pria amaupun
wanita dewasa awal ini banyak menghabiskan wakltu mereka untuk
aktifitas social dan bahkan pekerjaan ganda untuk menambah kas keluarga
mereka.
Secara umum ,perubahan dalam dewasaa awal

bergerak dari

keadaan “kesepian “ dalam masa transisi kearah mengambil bagian atau
partisipasi social dan mengembangkan dalam aktivitas-aktiivitas menuju
kematangan social.dalam prose situ ,penyesuaian diri bagi para dewasa
awal pada tiiap-tiap tahap perkembangan aktifitas sosialnya merupakan hal
yang sangat penting diilakukan oleh masing-masing individu.

2
2.2.POLA AKTIVITAS SOSIAL
Pola aktivitas social berbeda dengan pola rekreasi sebagai
pelaksanaan minat pribadi dewasa awal.
Pola aktivitas social lebih menunjukan pada tatanan hubungan antara
individu-individu dalam aktivitas social nya .dalam hubnhgan ini terdapat
tiga pola yaitu :
 Pola pengelompokan social.merupakan satu tatanan hubungan individu
dalama masyarakat yang beranggota besar ,luas dan antara anggotaanggota lainnya dapatb terjadi hubngan antara anggota secara
renggang , tidak akrab dan bahkan tidak saling mengenal.
 Pola partisipasi,merupakan suatu tatanan hubungan dalam masyarakat
yang beranggota cukup luas, besar namun antara satu dengan yang
lainnya terdapat hbungan saling kenal, prapat walaupun tidakntrtjadi
hubungan yang akrab.
 Pola persahabatan merupakan suatu njalinan hubungan antra beberapa
gelintir individu yang pnya tujuan yang dib sadari bersama : antara dua
atau lebih individu punya hbungan kerja yang sangat akrab. Aktivitas
antara individ di jalin oleh kesadaran tujuan dan kepentingan bersama
yang timbul dari kesadaran diri untuk saling memuaskan antara
anggota –anggota yang akrab itu.
Yang menjadi sorotan dalam pola di atas adalah tatanan atau jalinan
hubunan antar anggota dalam setiap aktivitas social yang di lakukan dan
bukan pada jenis ata corak kelompok nya.
2.3.SASARAN – SASARAN PENTING AKTIVITAS SOSIAL
Sasaran – sasaran aktivitas social pada pokoknya terdiri atas tiga hal
penting :
1. Menjadi pemimpin
Sasaran menjadi pemimpin yang dipunyai oleh beberapa dewasa
awal timbul dari dorongan untuk mendapatkan prestasi social
,pengembangan citra diri , pengembangan rasa apercaya diri dan rasa

3
diri berarti untuk lingkungan sosialnya. Beberapa dewasa awal
menyadari adanya dorongan- dorongan itu.
Dalam prosesnya,para dewasa awal puna sasaran menjadi
pemimpin ini diliputi oleh tuntutan adanya penyesuaian diri dan
adaptasi social . calon pemimpin atau pemimpin yang ingin bertahan
ditahtanya harus dapat memadukan antara keinginan pribadi dengan
keinginan-keinginan kelompoknya.
2. Menjadi popular
Cita-cita untuk menjadi popular sangat kuat pada masa remaja
namun pada masa dewasa awal perasan itu tidak lagi terlalu hebat .aka
tetapi para dewasa ang menujunu usia tengah baya umumnya
keinginan menjadi popular tidak sehebat masa – masa sebelumnya.
Pencapaian populeralitas dewasa awal sangat beragam . antara
lainya bidang pendidikan , bidang industri dan bisnis, bidang seni,
bidang militer, dan lainnyaorang dewasa yang diterima oleh kelompok
umumnya bersifat” comform “ loyal terhadap paksaan –paksaan dari
kelompoknya, bahkan bisa jadi mereka memiliki sikap seperti yang
diharapkan pleh kelompoknya.
3. Memperoleh status social tinggi
Sasaran untuk memperoleh status tinggi merupkn sasaran
aktifitas social dewasa awal yang sangat penting dan umum
dibandingkan dengan kedua sasaran aktifitas social sebelumnya.
Sangat penting karena menyangkut puas atau tidaknya seseorang
dalam status social dimana dia berada.
Ketiga sasaran penting ini berada dalam lingkp cita – cita untk merasa
lebih puas :lebih berarti berguna bagi diri, keluarga dan lingkungan social
nya. Meskipun demikian dalam ketiga sasaran tadi, tidaklah sema dewasa
awal mencanangkan hal itu sebagai sasran dalam aktivitas social nya.
Dalam prosesnya ,untuk memperoleh status social tinggi ,seseeoraang
bergelumut dengan dalam proses mobilitas sisial keatas. Bagaimana

4
mobilitas keatas meningkat tergantung pada system mobilitas yang terjadi
dalam masyarakat .dalam halm ini dikenal dengan dua system :
 Contes mobility : suatu gerak

menaiknya status social seseorang

golongan atau individu atas dasar adanya kebebasan dalam bersaing.
persainga atauconteks itu bersifatvterbuka dan dapat tidaknya seseorang
berhasil dalam meningkatkan statusnya , bergantung pada usaha sendiri
sebagai calon .
 Sponsored mobility : suatu sistam mobolitas dalam mana untuk
dapatnya suatu golongan individu mencapai status elit adalah melalui
sponsor-sponsor .
2.4.BATU LONCATAN UNTUK “MOBIL” KE ATAS
Ada tiga jenis batu loncatan yang sering dilalui dalam hal ini yaitu :
a. Kesuksesan dan kemajuan jabatan.
Kesuksesan dan kemajuan jabatan dicapai oleh orang dewasa
awal usia 30 tahun dan akan berkembang terus sampai mencapai
kemantapan jabatan. Sebagai satu diantara batu loncatan mencapai
status social tinggi; dengan dicapainya kesuksesan dan kemajuan
jabatan, seseorang dewasa awal akan mengalami perubahan dalam
citra dirinya.
b. Mencapai tingkat pendidikan tinggi.
Mencapai tingkat pendidikan tinggi merupakan satu batu
loncatan sangat penting untuk mobilitas para dewasa awal. Terdapat
dua arti penting pada tingkat pendidikan tinggi yang dicapai “mobil”
ke atas ini yaitu:
a) Pendidkan itu merupakan dasar bagi kesuksesan dan kemajuan
jabatan yang dicapai, yang pada akhirnya memudahkan bagi
seseorang untuk “mobil” atas dalam masyarakat.
b) Pendidikan tinggi memberikan peluang terhadap pemuda kelas
social, menengah dan bawah untuk kontak dengan anggota kelas
social di atasnya. Dan dengan demikian pemuda itu apat
mempelajari pola-pola kehidupan dan perilaku sebagai hal

5
esesiensi bagi diterimanya seseorang dalam kelompok social
status atas.
c. Perkawinan dan identifikasi pola tingkah laku social.
Perkawinan dan identifikasi pola tingkah laku social adalah batu
loncatan lain yang sering dilalui orang dewasa awal untuk mencapai
status social

tinggi. Pemanfaatan jalur perkawinan sebagai batu

loncatan untuk menaikkan status social umumnya dilakukan oleh
anggota status social menengah. Baik pria maupun wanita dalam
kelas social menengah yang menghendaki kenaikan kelas social
melalui batu loncatan ini, akan berusaha untuk mengget lawan jenis
(pemuda/gadis) dari kelas social atas.
Identifikasi tingakah laku social diloakukan oleh para dewasa
awal sebagai suatu usaha penting agar memiliki tingkah laku yang
diharapkan oleh kelompoknya yang baru (dalam status social tinggi
itu). Usaha identifikasi tingkah laku social dalam kelompok baru
akibat perkawinan, agaknya lebih sukar diandingkan dengan akibat
kenaikan jabatan dan kenaikan tingkat pendidikan.

Identifikasi pola hidup orang dewasa awal dapat pula dilakukan tanpa
melaui tiga batu loncatan tadi, agar dirinya mempunnyai gengsi di mata
masyarakat lingkungannya. Cara-cara yang dapat ditempuh antara lain
adalah membangun rumah gedung yang mewah, membeli atau membangun
villa di luar kota, menumpuk kekayaan berupa sawah dan tanah milik
lainnya, dan pe penerimaan dan pengadopsian kebiasaan, sikap serta
symbol-simbol kelompok social yang tinggi.
Peranan anak sulung dan perasaan orang tua sekaitan dengan usaha
meraih batu loncatan dalam “mobil” ke atas ini, merupakan kegiatan
lainyang menarik. Anak sulung dalam suatu keluarga, khususnya anak pria,
merupakan orang-orang yang sangat diharapkan oleh orang tuanya dan
kepadanya diberikan kesempatan untuk menaikkan status keluarga mereka
(V. Packard;1961).

6
2.5.AKIBAT-AKIBAT PSIKIS MOBILITAS SOSIAL
Seseorang yang berkecimpung dalam kancah mobilitas social
mengahadapi dilema social yang lebih banyak dibandingkan dengan
orang-orang yang tidak berkecimpung dalam kancah itu. Hal itu
disebabkan

karena

mereka

yang

“mobil”

tadi

“dipaksa”

oleh

lingkungannya untuk melepaskan diri dari kebiasaan dan pola hidup yang
telahh berakar dan harus menyesuaikan diri dengan nilai-nilai social dan
standar-standar tingkah laku baru (Hurlock : 1968).
Perasaan sunyi dan sepi sesungguhnya merupakan tambahan karena
sudah merupakan cirri dari para dewasa awal dalam tahun-tahun pertama
masa dewasa mereka. Mereka dalam masa transisi.
Mobilitas

social,

menurut

V.

Packard

(1961),

seringkali

menimbulkan rasa tertekan (stress) dan ketegangan (strains) dalam satu
keluarga.

7
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Jalur yang ditempu orang dewasa untuk mencapai tingkat jabatan yang
tinggi cukup banyak. Diantaranya diantaranya yang belum ditempuh adalah
peningkatan aktivitas kerja, penigkatan kualitas dan melalui pendidikannsekolaj lagi sambil bekerja.
Boleh dikatakan orang dewasa pada umumnya menjadikan tingkat
pendidikan yang tinggi sebagai satu di antara batu loncatan untuk memperoleh
status social yang lebih tinggi.
Demikianlah ternyata mobilitas social, khusunya yang “mobil” ke atas,
tidak seenak yang dilihat mata bagi orang-orang yang bersqangkutan; karena
prnuh dengan persoalan yang dilematis.
3.2.Saran
Dalam penulisan makalah ini, punulis menyadari masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna mencapai kesempurnaan makalah yng lebih baik di kedepannya. Semoga
makalah ini dapat dijadikan sebagai refernsi oleh pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA
Andi Mappiare. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.

9

MINAT –MINAT DEWASA AWAL YANG TERKAIT DENGAN MINAT DAN AKTIVITAS SOSIAL

  • 1.
    BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Dalamaktivitas social para dewasa awal bekerja, belajar dan berpengalaman guna menjalin dan menata kedudukannya sebagai suatu kelompok masyarakat. Kebanyakan diantara dewasa awal belum merasa puas dengan keduduakan nya yang di capai dalam tahap dewasa awal ini. Betapa pn tinggi status dan derajat nya dalam kelompok socialnya. Keadaan perasaan tidak puas itu di tanbah keinginan lebih berarti bagi masyarakat dan keluarganya, membuat mereka selalu aktif untuki manu dan maju. Mereka inginkan kenaikan status social meneta orang – orang lain dalam anggapan dirinya sebagai individu. Di samping itu, para dewasa awala pada umum nya menginginkan adanya hari esok yang lebih mamapan pada hari ini. Artinya cita- cita atau keinginan – keiginan atau harapan – harapan tadi membawa para dewasa awal pada apa yang di kenal dengan proses mobilitas social. 1.2.Rumusan masalah 1. Bagaimana proses perubahan dalam aktivitas social? 2. Bagaimana pola aktivitas social ? 3. Apa sasara-sasaran penting aktivitas social? 4. Bagaimana batu loncatan untuk “mobil” ke atas? 5. Bagaimana akibat-akibat psikis mobilitas social? 1.3.Tujuan Agar kita mengetahui, mengerti serta dapat menngaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari mengenai minat social mengarah keaktivitas social sebagai seorang dewasa awal. 1
  • 2.
    BAB II PEMBAHASAN MINAT SOSIALYANG MENGARAH KE AKTVITAS SOSIAL 2.1.PROSES PERUBAHAN DALAM AKTIVITAS SOSIAL Proses perubahan dalam aktivitas social, sama hal nya dengan proses perbahab dalam rekreasi dewasa awal, bersangktan dengan terjadi nya pola hidup. Pola hidup yang berubah berdasar kan pertambahan usia , status perkawinan dan status jabatan Berdasarkan pertambahan usia terjadi proses perubahan dalam aktivitas social. Dalam masa tahun pertama masa dewasa awal, merupakan masa kesepian bagi kebanyakan mereka baik bagi dewasa pria maupun wanita. Para pria mda ini seringkali dalam keadaan singgel dan aktivitasnya baik didalam maupun diluar rumah. Berdasarkan perubahan status kawin ,terjadi juga proses perubahan dalam aktivitas social .bukan saja perubahan status antara masa sebelum berkelurga dengan masasetelah berkeluarga melain kan jga ada perubahan status keorang tuaan .hadirnya anak dalam lingkngan keluaraga muda akan menambah tanggung jawab orang tua dalam memelihara anak mereka . Aktivitas-aktivitas orang tua ini akan bertambah yang pada ummnya diarahkan untuk memperoleh tambahan biaya hidup dan tabungantabungan mereka.disepakati oleh para ahli bahwa baik pria amaupun wanita dewasa awal ini banyak menghabiskan wakltu mereka untuk aktifitas social dan bahkan pekerjaan ganda untuk menambah kas keluarga mereka. Secara umum ,perubahan dalam dewasaa awal bergerak dari keadaan “kesepian “ dalam masa transisi kearah mengambil bagian atau partisipasi social dan mengembangkan dalam aktivitas-aktiivitas menuju kematangan social.dalam prose situ ,penyesuaian diri bagi para dewasa awal pada tiiap-tiap tahap perkembangan aktifitas sosialnya merupakan hal yang sangat penting diilakukan oleh masing-masing individu. 2
  • 3.
    2.2.POLA AKTIVITAS SOSIAL Polaaktivitas social berbeda dengan pola rekreasi sebagai pelaksanaan minat pribadi dewasa awal. Pola aktivitas social lebih menunjukan pada tatanan hubungan antara individu-individu dalam aktivitas social nya .dalam hubnhgan ini terdapat tiga pola yaitu :  Pola pengelompokan social.merupakan satu tatanan hubungan individu dalama masyarakat yang beranggota besar ,luas dan antara anggotaanggota lainnya dapatb terjadi hubngan antara anggota secara renggang , tidak akrab dan bahkan tidak saling mengenal.  Pola partisipasi,merupakan suatu tatanan hubungan dalam masyarakat yang beranggota cukup luas, besar namun antara satu dengan yang lainnya terdapat hbungan saling kenal, prapat walaupun tidakntrtjadi hubungan yang akrab.  Pola persahabatan merupakan suatu njalinan hubungan antra beberapa gelintir individu yang pnya tujuan yang dib sadari bersama : antara dua atau lebih individu punya hbungan kerja yang sangat akrab. Aktivitas antara individ di jalin oleh kesadaran tujuan dan kepentingan bersama yang timbul dari kesadaran diri untuk saling memuaskan antara anggota –anggota yang akrab itu. Yang menjadi sorotan dalam pola di atas adalah tatanan atau jalinan hubunan antar anggota dalam setiap aktivitas social yang di lakukan dan bukan pada jenis ata corak kelompok nya. 2.3.SASARAN – SASARAN PENTING AKTIVITAS SOSIAL Sasaran – sasaran aktivitas social pada pokoknya terdiri atas tiga hal penting : 1. Menjadi pemimpin Sasaran menjadi pemimpin yang dipunyai oleh beberapa dewasa awal timbul dari dorongan untuk mendapatkan prestasi social ,pengembangan citra diri , pengembangan rasa apercaya diri dan rasa 3
  • 4.
    diri berarti untuklingkungan sosialnya. Beberapa dewasa awal menyadari adanya dorongan- dorongan itu. Dalam prosesnya,para dewasa awal puna sasaran menjadi pemimpin ini diliputi oleh tuntutan adanya penyesuaian diri dan adaptasi social . calon pemimpin atau pemimpin yang ingin bertahan ditahtanya harus dapat memadukan antara keinginan pribadi dengan keinginan-keinginan kelompoknya. 2. Menjadi popular Cita-cita untuk menjadi popular sangat kuat pada masa remaja namun pada masa dewasa awal perasan itu tidak lagi terlalu hebat .aka tetapi para dewasa ang menujunu usia tengah baya umumnya keinginan menjadi popular tidak sehebat masa – masa sebelumnya. Pencapaian populeralitas dewasa awal sangat beragam . antara lainya bidang pendidikan , bidang industri dan bisnis, bidang seni, bidang militer, dan lainnyaorang dewasa yang diterima oleh kelompok umumnya bersifat” comform “ loyal terhadap paksaan –paksaan dari kelompoknya, bahkan bisa jadi mereka memiliki sikap seperti yang diharapkan pleh kelompoknya. 3. Memperoleh status social tinggi Sasaran untuk memperoleh status tinggi merupkn sasaran aktifitas social dewasa awal yang sangat penting dan umum dibandingkan dengan kedua sasaran aktifitas social sebelumnya. Sangat penting karena menyangkut puas atau tidaknya seseorang dalam status social dimana dia berada. Ketiga sasaran penting ini berada dalam lingkp cita – cita untk merasa lebih puas :lebih berarti berguna bagi diri, keluarga dan lingkungan social nya. Meskipun demikian dalam ketiga sasaran tadi, tidaklah sema dewasa awal mencanangkan hal itu sebagai sasran dalam aktivitas social nya. Dalam prosesnya ,untuk memperoleh status social tinggi ,seseeoraang bergelumut dengan dalam proses mobilitas sisial keatas. Bagaimana 4
  • 5.
    mobilitas keatas meningkattergantung pada system mobilitas yang terjadi dalam masyarakat .dalam halm ini dikenal dengan dua system :  Contes mobility : suatu gerak menaiknya status social seseorang golongan atau individu atas dasar adanya kebebasan dalam bersaing. persainga atauconteks itu bersifatvterbuka dan dapat tidaknya seseorang berhasil dalam meningkatkan statusnya , bergantung pada usaha sendiri sebagai calon .  Sponsored mobility : suatu sistam mobolitas dalam mana untuk dapatnya suatu golongan individu mencapai status elit adalah melalui sponsor-sponsor . 2.4.BATU LONCATAN UNTUK “MOBIL” KE ATAS Ada tiga jenis batu loncatan yang sering dilalui dalam hal ini yaitu : a. Kesuksesan dan kemajuan jabatan. Kesuksesan dan kemajuan jabatan dicapai oleh orang dewasa awal usia 30 tahun dan akan berkembang terus sampai mencapai kemantapan jabatan. Sebagai satu diantara batu loncatan mencapai status social tinggi; dengan dicapainya kesuksesan dan kemajuan jabatan, seseorang dewasa awal akan mengalami perubahan dalam citra dirinya. b. Mencapai tingkat pendidikan tinggi. Mencapai tingkat pendidikan tinggi merupakan satu batu loncatan sangat penting untuk mobilitas para dewasa awal. Terdapat dua arti penting pada tingkat pendidikan tinggi yang dicapai “mobil” ke atas ini yaitu: a) Pendidkan itu merupakan dasar bagi kesuksesan dan kemajuan jabatan yang dicapai, yang pada akhirnya memudahkan bagi seseorang untuk “mobil” atas dalam masyarakat. b) Pendidikan tinggi memberikan peluang terhadap pemuda kelas social, menengah dan bawah untuk kontak dengan anggota kelas social di atasnya. Dan dengan demikian pemuda itu apat mempelajari pola-pola kehidupan dan perilaku sebagai hal 5
  • 6.
    esesiensi bagi diterimanyaseseorang dalam kelompok social status atas. c. Perkawinan dan identifikasi pola tingkah laku social. Perkawinan dan identifikasi pola tingkah laku social adalah batu loncatan lain yang sering dilalui orang dewasa awal untuk mencapai status social tinggi. Pemanfaatan jalur perkawinan sebagai batu loncatan untuk menaikkan status social umumnya dilakukan oleh anggota status social menengah. Baik pria maupun wanita dalam kelas social menengah yang menghendaki kenaikan kelas social melalui batu loncatan ini, akan berusaha untuk mengget lawan jenis (pemuda/gadis) dari kelas social atas. Identifikasi tingakah laku social diloakukan oleh para dewasa awal sebagai suatu usaha penting agar memiliki tingkah laku yang diharapkan oleh kelompoknya yang baru (dalam status social tinggi itu). Usaha identifikasi tingkah laku social dalam kelompok baru akibat perkawinan, agaknya lebih sukar diandingkan dengan akibat kenaikan jabatan dan kenaikan tingkat pendidikan. Identifikasi pola hidup orang dewasa awal dapat pula dilakukan tanpa melaui tiga batu loncatan tadi, agar dirinya mempunnyai gengsi di mata masyarakat lingkungannya. Cara-cara yang dapat ditempuh antara lain adalah membangun rumah gedung yang mewah, membeli atau membangun villa di luar kota, menumpuk kekayaan berupa sawah dan tanah milik lainnya, dan pe penerimaan dan pengadopsian kebiasaan, sikap serta symbol-simbol kelompok social yang tinggi. Peranan anak sulung dan perasaan orang tua sekaitan dengan usaha meraih batu loncatan dalam “mobil” ke atas ini, merupakan kegiatan lainyang menarik. Anak sulung dalam suatu keluarga, khususnya anak pria, merupakan orang-orang yang sangat diharapkan oleh orang tuanya dan kepadanya diberikan kesempatan untuk menaikkan status keluarga mereka (V. Packard;1961). 6
  • 7.
    2.5.AKIBAT-AKIBAT PSIKIS MOBILITASSOSIAL Seseorang yang berkecimpung dalam kancah mobilitas social mengahadapi dilema social yang lebih banyak dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berkecimpung dalam kancah itu. Hal itu disebabkan karena mereka yang “mobil” tadi “dipaksa” oleh lingkungannya untuk melepaskan diri dari kebiasaan dan pola hidup yang telahh berakar dan harus menyesuaikan diri dengan nilai-nilai social dan standar-standar tingkah laku baru (Hurlock : 1968). Perasaan sunyi dan sepi sesungguhnya merupakan tambahan karena sudah merupakan cirri dari para dewasa awal dalam tahun-tahun pertama masa dewasa mereka. Mereka dalam masa transisi. Mobilitas social, menurut V. Packard (1961), seringkali menimbulkan rasa tertekan (stress) dan ketegangan (strains) dalam satu keluarga. 7
  • 8.
    BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan Jalur yangditempu orang dewasa untuk mencapai tingkat jabatan yang tinggi cukup banyak. Diantaranya diantaranya yang belum ditempuh adalah peningkatan aktivitas kerja, penigkatan kualitas dan melalui pendidikannsekolaj lagi sambil bekerja. Boleh dikatakan orang dewasa pada umumnya menjadikan tingkat pendidikan yang tinggi sebagai satu di antara batu loncatan untuk memperoleh status social yang lebih tinggi. Demikianlah ternyata mobilitas social, khusunya yang “mobil” ke atas, tidak seenak yang dilihat mata bagi orang-orang yang bersqangkutan; karena prnuh dengan persoalan yang dilematis. 3.2.Saran Dalam penulisan makalah ini, punulis menyadari masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna mencapai kesempurnaan makalah yng lebih baik di kedepannya. Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai refernsi oleh pembaca. 8
  • 9.
    DAFTAR PUSTAKA Andi Mappiare.1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional. 9