SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Indonesia merupakan Negara dengan pertumbuhan penduduk terbesar serta menghadapi
masalah jumlah dan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per
tahun. Untuk mengatasi peledakan yang tidak terkendali pemerintah mencetuskan program
Keluarga Berencana. Esensi tugas program Keluarga Berenacana (KB) dalam hal ini telah
jelas, yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi
terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
Program KB menurut UU No.10 tahun 1992 (tentang kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kependudukan dan peran serta masyarakat
melalaui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan
bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan social budaya penduduk
Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.
Paradigma baru program Keluarga Brencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berencana tahun 2015”.
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun pro dan kontra mengenai penggunaan alat kontrasepsi
sebagai upaya melaksanakan Keluarga Berencana masih menjadi salah satu topic utama yang
diangkat oleh sebagian para ahli agama di Indonesia seperti kaum ulama. Sehingga
pelaksanaan program KB masih harus dilihat dari pandangan hukum islam. Padahal telah
jelas disebutkan bahwa tujuan umum untuk tiga tahun kedepan mewujudkan visi dan misi
program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana
program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.

2.

Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui definisi tentang Keluarga Berencana,makna Keluarga Berencana, dan
Metode/ Alat Kontrasepsi serta Hukum Penggunaannya
2. Mengetahui pandangan hukum Islam tentang Keluarga Berencana meurut pandangan
Al-Qur‟an, Al Hadist dan ulama.
3. Mengetahui cara KB yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh Islam
ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keluarga Berencana
keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan
yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut
dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang
disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya.

B. Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana
1.

Hukum Ber-KB
KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan
keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan
dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya.Selain itu, Kb
juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat
dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah
kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.Namun persoalannya
kemudian adalah : sejauh mana ia diperbolehkan? dan apa saja batasannya?. Hal tersebut
akan terjawab pada penjelasan dibawah ini.

2.

Makna Keluarga Berencana
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencan (KB) yang
dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha
pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi
tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. Dengan demikian KB disini mempunyai arti
sama dengan tanzim al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya adalah tanzim al
nasl (pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan) dalam arti
pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang.Pemandulan dan
aborsi yang dilarang oleh Islam disini adalah tindakan pemandulan atau aborsi yang tidak
didasari medis yang syari`i. Adapun aborsi yang dilakukan atas dasar indikasi medis, seperti
aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibu atau karena analisa medis melihat kelainan dalam
kehamilan, dibolehkan bahkan diharuskan. Begitu pula dengan pemandulan, jika dilakukan
dalam keadaan darurat karena alasan medis, seperti pemandulan pada wanita yang terancam
jiwanya jika ia hamil atau melahirkan maka hukumnya mubah. Kebolehan KB dalam batas
pengertian diatas sudah banyak difatwakan , baik oleh individu ulama maupun lembagaii
lembaga ke Islaman tingkat nasional dan internasional, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kebolehan KB dengan pengertian /batasan ini sudah hampir menjadi Ijma`Ulama. MUI
(Majelis Ulama Indonesia) juga telah mengeluarkan fatwa serupa dalam Musyawarah
Nasional Ulama tentang Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan tahun 1983.
Betapapun secara teoritis sudah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam arti
tanzim al-nasl, tetapi kita harus tetap memperhatikan jenis dan cara kerja alat/metode
kontrasepsi yang akan digunakan untuk ber-KB.

3.

Metode/ Alat Kontrasepsi dan Hukum Penggunaannya
Ada lima 5 persoalan yang terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi, yaitu :
1. Cara kerjanya, apakah mencegah kehamilan (man‟u al-haml) atau menggugurkan
kehamilan (isqat al-haml)?
2. Sifatnya, apakah ia hanya pencegahan kehamilan sementara atau bersifat pemandulan
permanen (ta‟qim)?
3. Pemasangannya, Bagaimana dan siapa yang memasang alat kontrasepsi tersebut? (Hal ini
berkaitan dengan masalah hukum melihat aurat orang lain).
4. Implikasi alat kontrasepsi terhadap kesehatan penggunanya.
5. Bahan yang digunakan untuk membuat alat kontrasepsi tersebut.
Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah
kehamilan (man‟u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri
olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh
orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat
ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang
halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.
Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut
diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara substansial tidak bertentangan
dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi semangat ajaran
Islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemashlahatan, yaitu menciptakan keluarga yang
tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain itu, kebolehan (mubah) hukum berKB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan diatas, sudah menjadi kesepakatan para
ulama dalam forum-forum ke Islaman, baik pada tingkat nasional maupun Internasional
(ijma‟al-majami).
Sumber: Drs.H. Aminudin Yakub,MA-Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat

ii
C. KB Menurut Pandangan Islam
A.

Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga Berencana
Dalam al-Qur‟an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita

laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :
Surat An-Nisa‟ ayat 9:

“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah.Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka.Oleh sebab
itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar”.
Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB
diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal:
53, dan at-Thalaq: 7.
Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan
dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak,
memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.

B. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana
Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:

“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan
dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang banyak.”
Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah
tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi
orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama.
C. Menurut Pandangan Ulama’
1)

Ulama‟ yang memperbolehkan

Diantara ulama‟ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh
Syalthut, Ulama‟ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti
progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari
kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan
keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin

ii
mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat alMu‟minun ayat: 12, 13, 14.
2)

Ulama‟ yang melarang

Selain ulama‟ yang memperbolehkan ada para ulama‟ yang melarang diantaranya ialah Prof.
Dr. Madkour, Abu A‟la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu
termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah:

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan
memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”.

D. Hukum Keluarga Berencana
a. Menurut al-Qur’an dan Hadits
Sebenarnya dalam al-Qur‟an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau
memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada
kaidah hukum Islam, yaitu:

Tetapi dalam al-Qur‟an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti
program KB, yakni karena hal-hal berikut:
•

Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan firman

Allah:

“Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”.
•

Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini sesuai

dengan hadits Nabi:

“Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”.
Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak
terlalu dekat sebagai mana hadits Nabi:

“Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain.

ii
E. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam
1

Cara yang diperbolehkan

Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara‟ antara lain,
menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini
diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan
kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya.
Dari salah satu kasus yang telah dipaparkan diatas Banyak hal yang seyogyanya
membuat kita ragu tentang masalah KB ini. Untuk lebih mendalami Masalah ini berikut
uraian – uraian yang dapat disampaikan:
 Alasan tidak diperbolehkannya KB
Hukum KB bisa haram jika menggunakan alat atau dengan cara yang tidak dibenarkan dalam
syariat islam.
Ada beberapa ulama yang menolak KB dengan alasan antara lain, yaitu:
1.

KB sama dengan pembunuhan bayi.

2.

KB merupakan tindakan tidak wajar (non-alamiah) dan bertentangan dengan fitrah.

3.

KB mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah dan ketentuan Tuhan.

4.

KB berarti mengabaikan doa Nabi agar umat islam memperbanyak jumlahnya.

5.

KB akan membawa petaka konsekuensi-konsekuensi sosial.

6.

KB adalah suatu jenis konspirasi Imperialis Barat terhadap negara-negara yang
berkembang.

7.

KB dilakukan karena niat yang tidak baik misalnya takut mengalami kesulitan
ekonomi dan susah mendidik anak.

Para ulama sepakat bahwa menggunakan metode KB yang bersifat permanen hukumnya
haram. Metode permanen adalah metode yang bersifat mantap, yang meliputi tindakan :
1. Vasektomi atau vas Ligation
2. Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur)
3. Histerektomi (operasi pengangkatan rahim)
Ulama mengharamkan metode kontrasepsi permanent ini karena menilainya sebagai
bentuk pengebirian yang dilarang oleh Rasulullah saw. Sesuai dengan sabda Rasulullah :
Tidaklah termasuk golongan kami (umat islam) orang yang mengebiri orang lain atau
mengebiri dirinya sendiri. Disamping itu, tindakan sterilisasi juga dianggap sebagai
mengubah firth kejadian manusia yang dilarang dalam islam.
ii
2)

Cara yang dilarang

Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara‟, yaitu dengan cara merubah
atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara
lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang
tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan.
 Alasan diperbolehkannya KB
Menurut kelompok ulama yang membolehkan, dari segi nash, tidak ada nash yang sharih
secara eksplisit melarang ataupun memerintahkan ber-KB.
Mereka juga beralasan dari sudut pandang ekonomi dan kesehatan, antara lain, sebagai
berikut:
a.

Untuk memberikan kesempatan bagi wanita beristirahat antara dua kehamilan.

b.

Jika salah satu atau kedua orang pasangan suami istri memiliki penyakit yang dapat
menular.

c.

Untuk melindungi kesehatan ibu.

d.

Jika keuangan suami istri tidak mencukupi untuk membiayai lebih banyak anak.

e.

Imam al-ghazali menambahkan satu lagi, yaitu menjaga kecantikan ibu.
Secara umum lembaga-lembaga fatwa di Indonesia menerima dan membolehkan KB.

Majelis Ulama Indonesia menjelaskan, bahwa ajaran islam membenarkan Keluarga
Berencana. Argumen yang membolehkannya adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan anak,
pendidikan anak agar menjadi anak yang sehat, cerdas, dan sholeh. Majelis Tarjih
Muhamadiyah memandang KB sebagai jalan keluar dari keadaan mendesak, dibolehkan
sebagai hukum pengecualian, yakni:
a.

Untuk menjaga keselamatan jiwa atau kesehatan ibu.

b.

Untuk menjaga keselamatan agama, orang tua yang dibebani kewajiban mencukupi
keperluan hidup keluarga dan anak-anaknya.

c.

Untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak.

Ulama-ulama NU termasuk memperbolehkan KB didasarkan pada prinsip kemaslahatan
keluarga (Mashalihul Usrah) bagi pengembangan kemaslahatan umum (al-mashalihul
„Ammah). Sedangkan menurut ulama PERSIS, KB dalam pengertian pengaturan jarak
kelahiran hukumnya ibadah, dan tidak terlarang.
Bagi Negara, program KB dapat mengurangi beban negara. Contohnya sebelum tahun
1990 diprediksikan, tanpa program KB jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 akan
mencapai 285 juta jiwa. Namun dengan program KB, sensus pada tahun itu menunjukkan
jumlah penduduk hanya 205 juta jiwa. Artinya, ada penghematan energi, pangan, dan sumber

ii
daya lain yang semestinya digunakan oleh 80 juta jiwa. Oleh karena itu program KB terus
digalakkan oleh pemerintah.

b. Macam-macam Alat Kontrasepsi
Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah dikenal diantaranya
ialah:

1. Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk
mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium.

2. Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu
menghalangi ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin terjadi
dan memekatkan lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan sperma melalui
canalis servikalis.

3. Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan dibawah kulit
lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara kerjanya sama
dengan suntik.

4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi load
terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah membuat
lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur wanita.

5. Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran
pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat
(gudang sperma menjelang diejakulasi) bagi laki-laki. Atau tubektomi dengan operasi
yang sama pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim.

Akibat dari sterilisasi ini akan menjadi mandul selamanya.Alat-alat konrasepsi lainnya adalah
kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang dimasukkan kedalam vagina. Disamping
itu ada cara kontrasepsi yang bersifat tradisional seperti jamuan, urut dsb.

ii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan visi dan misi yang telah sampaikan dalam pembahasan makalh ini,
Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya
meingkatkan kualitas penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut
dapat dilihat dalam pelaksanaan program Making Pregnancy Safer sehingga Keluarga
Berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventive yang paling dasar dan utama.
Namun dalam pelaksanaannya, timbul perdebatan dari kaum ulama Islam serta pihak-pihak
yang bersangkutan terhadap jalannya program KB ini yang mempertimbangkan tentang
hokum penggunaan alat kontrasepsi / ber-KB dari sudut pandang hukum Islam.Program
keluarga berencana dilaksanakan atas dasar sukarela serta tidak bertentangan dengan agama,
kepercayaan dan moral Pancasila.Dengan demikian maka bimbingan, pendidikan serta
pengarahan amat diperlukan agar masyarakat dengan kesadarannya sendiri dapat menghargai
dan, menerima pola keluarga kecil sebagai salah satu langkah utama untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.Oleh karena itu pelaksanaan program keluarga berencana tidak hanya
menyangkut masalah tehnis medis semata-mata, melainkan meliputi berbagai segi penting
lainnya dalam tata hidup dan kehidupan masyarakat.

2. Kesimpulan
Demikian makalah ini penulis buat.Menyadari bahwa tugas makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang konstruktif selalu
diharapkan demi kesempurnaan tugas makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penggarapan tugas makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan berbagai pihak yang membutuhkan.
Wassalamu‟alaikum Wr,Wb

ii
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Drs. H. Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (PT Toko Gunung Agung : Jakarta.
1997), h. 54
2. M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah (PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. 1997), h. 29
3. Prof. Abdurrahman Umran, Islam dan KB (PT Lentera Basritama: jakarta. 1997),h. 99
4. Drs. Musthafa Kamal, Fiqih Islam (Citra Karsa Mandiri: Yogyakarta. 2002), h. 293
5. Dr. H. Chuzamah, T. Yangro dkk. (ed), Problematika Hukum Islam Kontemporer
(Pustaka Firdaus: Jakarta. 2002), h. 164-165
6. Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Aborsi, Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Mizan:
Bandung. 1997), h. 70
7. Luthfi As-syaukani, Politik, Ham dan Isu-isu Fiqih Kontemporer (Pustaka Hidayah:
Bandung. 1998), h. 157

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang telah
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kami tentang
“Pandangan Islam Mengenai KB”.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Drs. Muhajir sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama, serta tidak
lupa terima kasih juga untuk teman-teman yang telah bekerjasama dengan baik dalam
pembuatan makalah ini.
Makalah ini tentunya belum cukup sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan sarannya dari pembaca yang bersifat membangun.Penulis berharap, semoga makalah ini
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Raha, November 2013

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang................................................................................................................ 1
2. Tujuan............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian KB................................................................................................................ 2
B. Pandangan Hukum Islam tentang KB............................................................................... 3
C. KB Menurut Pandangan islam......................................................................................... 4
D. Hukum KB.................................................................................................................... 5
E. cara KB yang diperbolehkan dan yang dilarang dengan islam....................................... 6

BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................9
3.2 SARAN............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10

ii
MAKALAH
KELUARGA BERENCANA
DALAM PANDANGAN ISLAM

DI SUSUN OLEH:
NAMA

: WA IDA

NIM

: 2013.IB.0041

TINGKAT

: I A.

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2013 / 2014

ii

More Related Content

What's hot

Islam dan keluarga berencana
Islam dan keluarga berencanaIslam dan keluarga berencana
Islam dan keluarga berencanaBambang Setiawan
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsipjj_kemenkes
 
HUKUM KB DALAM AGAMA ISLAM
HUKUM KB DALAM AGAMA ISLAMHUKUM KB DALAM AGAMA ISLAM
HUKUM KB DALAM AGAMA ISLAMmuhbaskoro
 
Makalah agama tentang asi (2) AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi (2) AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah agama tentang asi (2) AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi (2) AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (7)

Islam dan keluarga berencana
Islam dan keluarga berencanaIslam dan keluarga berencana
Islam dan keluarga berencana
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
 
HUKUM KB DALAM AGAMA ISLAM
HUKUM KB DALAM AGAMA ISLAMHUKUM KB DALAM AGAMA ISLAM
HUKUM KB DALAM AGAMA ISLAM
 
Nia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remajaNia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remaja
 
Makalah agama tentang asi (2) AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi (2) AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Makalah agama tentang asi (2) AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Makalah agama tentang asi (2) AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansariHubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
Hubungan agama dengan kebidanan sitti mayansari
 
Makalah agama ice
Makalah agama iceMakalah agama ice
Makalah agama ice
 

Viewers also liked

Rúbrica evaluación maykol_vilchis
Rúbrica evaluación maykol_vilchisRúbrica evaluación maykol_vilchis
Rúbrica evaluación maykol_vilchisMaykol Vilchis
 
Buckles CV 2016 01 05
Buckles CV 2016 01 05Buckles CV 2016 01 05
Buckles CV 2016 01 05Jason Buckles
 
Moneyball Case Study: The Atlassian Story of Customer Success
Moneyball Case Study: The Atlassian Story of Customer SuccessMoneyball Case Study: The Atlassian Story of Customer Success
Moneyball Case Study: The Atlassian Story of Customer SuccessGainsight
 
Risk assessment for CAP area templates
Risk assessment for CAP area templatesRisk assessment for CAP area templates
Risk assessment for CAP area templatesNuwan Waidyanatha
 
La actividad ganadera. ( Ariela Moreyra y Candela Ulla.)
La actividad ganadera. ( Ariela Moreyra y Candela Ulla.)La actividad ganadera. ( Ariela Moreyra y Candela Ulla.)
La actividad ganadera. ( Ariela Moreyra y Candela Ulla.)ArielaMoreyra
 
Real estate investment appraisal b w amended (1)
Real estate investment appraisal b w amended (1)Real estate investment appraisal b w amended (1)
Real estate investment appraisal b w amended (1)Lj Wicks
 
Fairphone - Bibi Bleekemolen
Fairphone - Bibi BleekemolenFairphone - Bibi Bleekemolen
Fairphone - Bibi Bleekemolenopenforchange
 
10 simple ways to improve your health
10 simple ways to improve your health10 simple ways to improve your health
10 simple ways to improve your healthAlicia Garcia
 
Trabalho sobre a dengue marcos
Trabalho sobre a dengue marcosTrabalho sobre a dengue marcos
Trabalho sobre a dengue marcosteresakashino
 

Viewers also liked (15)

Rúbrica evaluación maykol_vilchis
Rúbrica evaluación maykol_vilchisRúbrica evaluación maykol_vilchis
Rúbrica evaluación maykol_vilchis
 
Kb dalam islam
Kb dalam islamKb dalam islam
Kb dalam islam
 
Buckles CV 2016 01 05
Buckles CV 2016 01 05Buckles CV 2016 01 05
Buckles CV 2016 01 05
 
Ignite Ad1
Ignite Ad1Ignite Ad1
Ignite Ad1
 
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
 
Pandangan islam tentang ibu hamil
Pandangan islam tentang ibu hamilPandangan islam tentang ibu hamil
Pandangan islam tentang ibu hamil
 
Análisis actividad 3
Análisis actividad 3Análisis actividad 3
Análisis actividad 3
 
Moneyball Case Study: The Atlassian Story of Customer Success
Moneyball Case Study: The Atlassian Story of Customer SuccessMoneyball Case Study: The Atlassian Story of Customer Success
Moneyball Case Study: The Atlassian Story of Customer Success
 
Risk assessment for CAP area templates
Risk assessment for CAP area templatesRisk assessment for CAP area templates
Risk assessment for CAP area templates
 
La actividad ganadera. ( Ariela Moreyra y Candela Ulla.)
La actividad ganadera. ( Ariela Moreyra y Candela Ulla.)La actividad ganadera. ( Ariela Moreyra y Candela Ulla.)
La actividad ganadera. ( Ariela Moreyra y Candela Ulla.)
 
Real estate investment appraisal b w amended (1)
Real estate investment appraisal b w amended (1)Real estate investment appraisal b w amended (1)
Real estate investment appraisal b w amended (1)
 
Comparisons
ComparisonsComparisons
Comparisons
 
Fairphone - Bibi Bleekemolen
Fairphone - Bibi BleekemolenFairphone - Bibi Bleekemolen
Fairphone - Bibi Bleekemolen
 
10 simple ways to improve your health
10 simple ways to improve your health10 simple ways to improve your health
10 simple ways to improve your health
 
Trabalho sobre a dengue marcos
Trabalho sobre a dengue marcosTrabalho sobre a dengue marcos
Trabalho sobre a dengue marcos
 

Similar to Pandangan Hukum Islam Tentang KB

Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamMakalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamYadhi Muqsith
 
pandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpjj_kemenkes
 
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiHukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiAZA Zulfi
 

Similar to Pandangan Hukum Islam Tentang KB (20)

Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana Keluarga Berencana
Keluarga Berencana
 
Kb
KbKb
Kb
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Kb dalam islam
Kb dalam islamKb dalam islam
Kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamMakalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
 
Kb dalam islam
Kb dalam islamKb dalam islam
Kb dalam islam
 
Kb dalam islam
Kb dalam islamKb dalam islam
Kb dalam islam
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
pandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatan
 
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiHukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Pandangan Hukum Islam Tentang KB

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Indonesia merupakan Negara dengan pertumbuhan penduduk terbesar serta menghadapi masalah jumlah dan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk mengatasi peledakan yang tidak terkendali pemerintah mencetuskan program Keluarga Berencana. Esensi tugas program Keluarga Berenacana (KB) dalam hal ini telah jelas, yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Program KB menurut UU No.10 tahun 1992 (tentang kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kependudukan dan peran serta masyarakat melalaui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan social budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. Paradigma baru program Keluarga Brencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berencana tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun pro dan kontra mengenai penggunaan alat kontrasepsi sebagai upaya melaksanakan Keluarga Berencana masih menjadi salah satu topic utama yang diangkat oleh sebagian para ahli agama di Indonesia seperti kaum ulama. Sehingga pelaksanaan program KB masih harus dilihat dari pandangan hukum islam. Padahal telah jelas disebutkan bahwa tujuan umum untuk tiga tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015. 2. Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu : 1. Mengetahui definisi tentang Keluarga Berencana,makna Keluarga Berencana, dan Metode/ Alat Kontrasepsi serta Hukum Penggunaannya 2. Mengetahui pandangan hukum Islam tentang Keluarga Berencana meurut pandangan Al-Qur‟an, Al Hadist dan ulama. 3. Mengetahui cara KB yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh Islam ii
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Keluarga Berencana keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya. B. Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana 1. Hukum Ber-KB KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya.Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.Namun persoalannya kemudian adalah : sejauh mana ia diperbolehkan? dan apa saja batasannya?. Hal tersebut akan terjawab pada penjelasan dibawah ini. 2. Makna Keluarga Berencana Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencan (KB) yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. Dengan demikian KB disini mempunyai arti sama dengan tanzim al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya adalah tanzim al nasl (pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan) dalam arti pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang.Pemandulan dan aborsi yang dilarang oleh Islam disini adalah tindakan pemandulan atau aborsi yang tidak didasari medis yang syari`i. Adapun aborsi yang dilakukan atas dasar indikasi medis, seperti aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibu atau karena analisa medis melihat kelainan dalam kehamilan, dibolehkan bahkan diharuskan. Begitu pula dengan pemandulan, jika dilakukan dalam keadaan darurat karena alasan medis, seperti pemandulan pada wanita yang terancam jiwanya jika ia hamil atau melahirkan maka hukumnya mubah. Kebolehan KB dalam batas pengertian diatas sudah banyak difatwakan , baik oleh individu ulama maupun lembagaii
  • 3. lembaga ke Islaman tingkat nasional dan internasional, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebolehan KB dengan pengertian /batasan ini sudah hampir menjadi Ijma`Ulama. MUI (Majelis Ulama Indonesia) juga telah mengeluarkan fatwa serupa dalam Musyawarah Nasional Ulama tentang Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan tahun 1983. Betapapun secara teoritis sudah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam arti tanzim al-nasl, tetapi kita harus tetap memperhatikan jenis dan cara kerja alat/metode kontrasepsi yang akan digunakan untuk ber-KB. 3. Metode/ Alat Kontrasepsi dan Hukum Penggunaannya Ada lima 5 persoalan yang terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi, yaitu : 1. Cara kerjanya, apakah mencegah kehamilan (man‟u al-haml) atau menggugurkan kehamilan (isqat al-haml)? 2. Sifatnya, apakah ia hanya pencegahan kehamilan sementara atau bersifat pemandulan permanen (ta‟qim)? 3. Pemasangannya, Bagaimana dan siapa yang memasang alat kontrasepsi tersebut? (Hal ini berkaitan dengan masalah hukum melihat aurat orang lain). 4. Implikasi alat kontrasepsi terhadap kesehatan penggunanya. 5. Bahan yang digunakan untuk membuat alat kontrasepsi tersebut. Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah kehamilan (man‟u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan. Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara substansial tidak bertentangan dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi semangat ajaran Islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemashlahatan, yaitu menciptakan keluarga yang tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain itu, kebolehan (mubah) hukum berKB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan diatas, sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam forum-forum ke Islaman, baik pada tingkat nasional maupun Internasional (ijma‟al-majami). Sumber: Drs.H. Aminudin Yakub,MA-Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat ii
  • 4. C. KB Menurut Pandangan Islam A. Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga Berencana Dalam al-Qur‟an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah : Surat An-Nisa‟ ayat 9: “Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah.Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka.Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-Thalaq: 7. Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga. B. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana Dalam Hadits Nabi diriwayatkan: “sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang banyak.” Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama. C. Menurut Pandangan Ulama’ 1) Ulama‟ yang memperbolehkan Diantara ulama‟ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh Syalthut, Ulama‟ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin ii
  • 5. mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat alMu‟minun ayat: 12, 13, 14. 2) Ulama‟ yang melarang Selain ulama‟ yang memperbolehkan ada para ulama‟ yang melarang diantaranya ialah Prof. Dr. Madkour, Abu A‟la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”. D. Hukum Keluarga Berencana a. Menurut al-Qur’an dan Hadits Sebenarnya dalam al-Qur‟an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada kaidah hukum Islam, yaitu: Tetapi dalam al-Qur‟an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut: • Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan firman Allah: “Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”. • Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini sesuai dengan hadits Nabi: “Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”. Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak terlalu dekat sebagai mana hadits Nabi: “Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain. ii
  • 6. E. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam 1 Cara yang diperbolehkan Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara‟ antara lain, menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Dari salah satu kasus yang telah dipaparkan diatas Banyak hal yang seyogyanya membuat kita ragu tentang masalah KB ini. Untuk lebih mendalami Masalah ini berikut uraian – uraian yang dapat disampaikan:  Alasan tidak diperbolehkannya KB Hukum KB bisa haram jika menggunakan alat atau dengan cara yang tidak dibenarkan dalam syariat islam. Ada beberapa ulama yang menolak KB dengan alasan antara lain, yaitu: 1. KB sama dengan pembunuhan bayi. 2. KB merupakan tindakan tidak wajar (non-alamiah) dan bertentangan dengan fitrah. 3. KB mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah dan ketentuan Tuhan. 4. KB berarti mengabaikan doa Nabi agar umat islam memperbanyak jumlahnya. 5. KB akan membawa petaka konsekuensi-konsekuensi sosial. 6. KB adalah suatu jenis konspirasi Imperialis Barat terhadap negara-negara yang berkembang. 7. KB dilakukan karena niat yang tidak baik misalnya takut mengalami kesulitan ekonomi dan susah mendidik anak. Para ulama sepakat bahwa menggunakan metode KB yang bersifat permanen hukumnya haram. Metode permanen adalah metode yang bersifat mantap, yang meliputi tindakan : 1. Vasektomi atau vas Ligation 2. Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur) 3. Histerektomi (operasi pengangkatan rahim) Ulama mengharamkan metode kontrasepsi permanent ini karena menilainya sebagai bentuk pengebirian yang dilarang oleh Rasulullah saw. Sesuai dengan sabda Rasulullah : Tidaklah termasuk golongan kami (umat islam) orang yang mengebiri orang lain atau mengebiri dirinya sendiri. Disamping itu, tindakan sterilisasi juga dianggap sebagai mengubah firth kejadian manusia yang dilarang dalam islam. ii
  • 7. 2) Cara yang dilarang Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara‟, yaitu dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan.  Alasan diperbolehkannya KB Menurut kelompok ulama yang membolehkan, dari segi nash, tidak ada nash yang sharih secara eksplisit melarang ataupun memerintahkan ber-KB. Mereka juga beralasan dari sudut pandang ekonomi dan kesehatan, antara lain, sebagai berikut: a. Untuk memberikan kesempatan bagi wanita beristirahat antara dua kehamilan. b. Jika salah satu atau kedua orang pasangan suami istri memiliki penyakit yang dapat menular. c. Untuk melindungi kesehatan ibu. d. Jika keuangan suami istri tidak mencukupi untuk membiayai lebih banyak anak. e. Imam al-ghazali menambahkan satu lagi, yaitu menjaga kecantikan ibu. Secara umum lembaga-lembaga fatwa di Indonesia menerima dan membolehkan KB. Majelis Ulama Indonesia menjelaskan, bahwa ajaran islam membenarkan Keluarga Berencana. Argumen yang membolehkannya adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, pendidikan anak agar menjadi anak yang sehat, cerdas, dan sholeh. Majelis Tarjih Muhamadiyah memandang KB sebagai jalan keluar dari keadaan mendesak, dibolehkan sebagai hukum pengecualian, yakni: a. Untuk menjaga keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. b. Untuk menjaga keselamatan agama, orang tua yang dibebani kewajiban mencukupi keperluan hidup keluarga dan anak-anaknya. c. Untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak. Ulama-ulama NU termasuk memperbolehkan KB didasarkan pada prinsip kemaslahatan keluarga (Mashalihul Usrah) bagi pengembangan kemaslahatan umum (al-mashalihul „Ammah). Sedangkan menurut ulama PERSIS, KB dalam pengertian pengaturan jarak kelahiran hukumnya ibadah, dan tidak terlarang. Bagi Negara, program KB dapat mengurangi beban negara. Contohnya sebelum tahun 1990 diprediksikan, tanpa program KB jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 akan mencapai 285 juta jiwa. Namun dengan program KB, sensus pada tahun itu menunjukkan jumlah penduduk hanya 205 juta jiwa. Artinya, ada penghematan energi, pangan, dan sumber ii
  • 8. daya lain yang semestinya digunakan oleh 80 juta jiwa. Oleh karena itu program KB terus digalakkan oleh pemerintah. b. Macam-macam Alat Kontrasepsi Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah dikenal diantaranya ialah: 1. Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium. 2. Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu menghalangi ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin terjadi dan memekatkan lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan sperma melalui canalis servikalis. 3. Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan dibawah kulit lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara kerjanya sama dengan suntik. 4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi load terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah membuat lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur wanita. 5. Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat (gudang sperma menjelang diejakulasi) bagi laki-laki. Atau tubektomi dengan operasi yang sama pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim. Akibat dari sterilisasi ini akan menjadi mandul selamanya.Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang dimasukkan kedalam vagina. Disamping itu ada cara kontrasepsi yang bersifat tradisional seperti jamuan, urut dsb. ii
  • 9. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan visi dan misi yang telah sampaikan dalam pembahasan makalh ini, Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meingkatkan kualitas penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat dalam pelaksanaan program Making Pregnancy Safer sehingga Keluarga Berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventive yang paling dasar dan utama. Namun dalam pelaksanaannya, timbul perdebatan dari kaum ulama Islam serta pihak-pihak yang bersangkutan terhadap jalannya program KB ini yang mempertimbangkan tentang hokum penggunaan alat kontrasepsi / ber-KB dari sudut pandang hukum Islam.Program keluarga berencana dilaksanakan atas dasar sukarela serta tidak bertentangan dengan agama, kepercayaan dan moral Pancasila.Dengan demikian maka bimbingan, pendidikan serta pengarahan amat diperlukan agar masyarakat dengan kesadarannya sendiri dapat menghargai dan, menerima pola keluarga kecil sebagai salah satu langkah utama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.Oleh karena itu pelaksanaan program keluarga berencana tidak hanya menyangkut masalah tehnis medis semata-mata, melainkan meliputi berbagai segi penting lainnya dalam tata hidup dan kehidupan masyarakat. 2. Kesimpulan Demikian makalah ini penulis buat.Menyadari bahwa tugas makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang konstruktif selalu diharapkan demi kesempurnaan tugas makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penggarapan tugas makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan berbagai pihak yang membutuhkan. Wassalamu‟alaikum Wr,Wb ii
  • 10. DAFTAR PUSTAKA 1. Prof. Drs. H. Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (PT Toko Gunung Agung : Jakarta. 1997), h. 54 2. M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah (PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. 1997), h. 29 3. Prof. Abdurrahman Umran, Islam dan KB (PT Lentera Basritama: jakarta. 1997),h. 99 4. Drs. Musthafa Kamal, Fiqih Islam (Citra Karsa Mandiri: Yogyakarta. 2002), h. 293 5. Dr. H. Chuzamah, T. Yangro dkk. (ed), Problematika Hukum Islam Kontemporer (Pustaka Firdaus: Jakarta. 2002), h. 164-165 6. Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Aborsi, Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Mizan: Bandung. 1997), h. 70 7. Luthfi As-syaukani, Politik, Ham dan Isu-isu Fiqih Kontemporer (Pustaka Hidayah: Bandung. 1998), h. 157 ii
  • 11. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kami tentang “Pandangan Islam Mengenai KB”.Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Muhajir sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama, serta tidak lupa terima kasih juga untuk teman-teman yang telah bekerjasama dengan baik dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini tentunya belum cukup sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca yang bersifat membangun.Penulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Raha, November 2013 Penulis ii
  • 12. DAFTAR ISI Kata Pengantar..................................................................................................................... i Daftar Isi.............................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang................................................................................................................ 1 2. Tujuan............................................................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian KB................................................................................................................ 2 B. Pandangan Hukum Islam tentang KB............................................................................... 3 C. KB Menurut Pandangan islam......................................................................................... 4 D. Hukum KB.................................................................................................................... 5 E. cara KB yang diperbolehkan dan yang dilarang dengan islam....................................... 6 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN................................................................................................................9 3.2 SARAN............................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10 ii
  • 13. MAKALAH KELUARGA BERENCANA DALAM PANDANGAN ISLAM DI SUSUN OLEH: NAMA : WA IDA NIM : 2013.IB.0041 TINGKAT : I A. AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2013 / 2014 ii