SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan sumber daya
alam maupun sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa Indonesia terbanyak
penduduk setelah Cina dan India artinya maju mundurnya kemajuan bangsa salah satunya
ditentukan oleh kualitas manusia atau lebih spesifik keluarga. Tidak dapat kita pungkiri,
sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi
keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena
itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat
berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara kita tercinta ini agar menjadi
keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat,
maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai motor penggerak Program KB di Indonesia,
sekarang ini sangat berpihak pada upaya membangun keluarga sejahtera dengan visi dan
misinya yang telah derbaharuhi, yakni ‖Seluruh Keluarga Ikut KB‖ dan ‖Mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera‖.
Dalam agama Islam, keluarga sejahtera disubstansikan dalam bentuk keluarga
sakinah. Pengertian keluarga sakinah diambil dan berasal dari Al Qur‘an, yang dipahami dari
ayat-ayat Surat Ar Ruum, dimana dinyatakan bahwa tujuan keluarga adalah untuk mencapai
ketenteraman dan kebahagiaan dengan dasar kasih sayang. Yaitu keluarga yang saling cinta
mencintai dan penuh kasih sayang, sehingga setiap anggota keluarga merasa dalam suasana
aman, tenteram, tenang dan damai, bahagia dan sejahtera namun dinamis menuju kehidupan
yang lebih baik di dunia maupun di akhirat.
Mencermati penjelasan di atas antara keluarga sejahtera secara umum dengan kosnep
keluarga sakinah mempunyai hubungan yang sangat erat, untuk itu dalam makalah ini penulis
akan mencoba mendeskripsikan KB dalam pandangan Agama.

2. Tujuan Penulisan
a.

Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum.

b. Untuk mendeskripsikan keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur‘an dan Hadits.
c.

Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam.

d. Agar dapat mengetahui dampak yang di timbulkan kb dalam pandangan islam.

3. Rumusan Masalah
a.

Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum?

b. Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan islam, Al-Qur‘an dan Hadits?
c.

Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam?

d. apa dampak yang di timbulkan kb dalam pandangan islam ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan
(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk
menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta
keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung
dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang
kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar
dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
2. Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan
menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per
wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan
dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk.
b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan
menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila
dirasakan anak telah cukup.
c.

Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu
tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya
keluarga bahagia.

d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah
dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.
e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)
dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang
harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi
ekonomi.

3. Macam-macam Alat Kontrasepsi
Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah dikenal diantaranya
ialah:
Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk

mencegah

terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium.
Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu menghalangi
ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin terjadi dan memekatkan
lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan sperma melalui canalis servikalis.
Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan dibawah kulit lengan
bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara kerjanya sama dengan suntik.
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi load terbuat
dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah membuat lemahnya daya
sperma untuk membuahi sel telur wanita.
Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran
pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat (gudang
sperma menjelang diejakulasi) bagi laki-laki. Atau tubektomi dengan operasi yang sama pada
wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim. Akibat dari sterilisasi ini
akan menjadi mandul selamanya.
Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang
dimasukkan kedalam vagina. Disamping itu ada cara kontrasepsi yang bersifat tradisional
seperti jamuan, urut dsb.

Dalam pembahasan ini, penulis hanya meninjau status hukumnya menurut Islam,
dengan mendasarkan kepada nash al-Quran dan hadis serta logika (dalil aqli).
Pelaksanaan KB dengan pertimbangan kemashlahatan, dibolehkan dalam Islam karena
pertimbangan (misalnya) ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Artinya, dibolehkan bagi
orang-orang yang tidak sanggup membiayai kehidupan anak, kesehatan dan pendidikannya
untuk menjadi akseptor KB. Bahkan menjadi dosa baginya, jikalau ia melahirkan anak yang
tidak terurusi masa depannya; yang akhirnya menjadi beban yang berat bagi masyarakat,
karena orang tuanya tidak menyanggupi biaya hidupnya, kesehatan dan pendidikannya. Hal
ini berdasarkan pada sebuah ayat al-Quran yang berbunyi:

“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah bila seandainya mereka meninggalkan
anaka-anaknya yang dalam keadaan lemah; yang mereka khawatirkan terhadap
(kesejahteraan mereka), oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan
mengucapkan perkataan yang benar.‖ (QS an-Nisâ‘, 4: 9)
Ayat ini menerangkan bahwa kelamahan ekonomi, kurang stabilnya kondisi kesehatan fisik
dan kelemahan intelegensi anak sebagai akibat dari kekurangan makanan yang bergizi,
menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya. Maka disinilah peranan KB untuk membantu
orang-orang yang tidak dapat menyanggupi hal tersebut, agar tidak berdosa di kemudian hari
bila meninggalkan keturunannya. Dalam ayat lain disebutkan juga:

“Para ibu, hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh; yaitu bagi yang
berkeinginan untuk menyempurnakan penyusuannya…‖ (QS al-Baqarah, 2: 233)
Ayat ini menerangkan bahwa anak sebaiknya disusukan selama dua tahun penuh. Karena itu,
kepada ibunya disarankan untuk tidak hamil lagi sebelum bayinya ‗cukup umur‘, yang dalam
ayat di atas disebut dengan bilangan dua tahun. Atau dengan kata lain, penjarangan kelahiran
anak kurang lebih berjarak tiga tahun, supaya anak berpeluang lebih ‗sehat dan terhindar dari
penyakit, karena diasumsikan bahwa susu ibulah (ASI) yang paling baik untuk dionsumsi
oleh bayi, demi pertumbuhannya (bayinya), dibandingkan dengan mengonsumsi susu buatan.
Mengenai alat kontrasepsi (‫ )و سائ لم ن عال حمل‬yang sering digunakan ber-KB, ada yang
dibolehkan dan ada pula yang diharamkan dalam Islam.
Selanjutnya, menurut pendapat para ulama, alat-alat kontrasepsi yang dibolehkan untuk
digunakan adalah :
1. Untuk wanita, seperti: a. IUD (ADR); b. Pil; c. Obat suntik; d. Susuk; e. Cara-cara
tradisional dan metode yang sederhana; misalnya minuman jamu dan metode kalender
(Metode Ogino Knans)
2. Untuk pria; seperti; a. Kondom; b. Coituis Interruptus (al-‟Azl)
Cara ini disepakati oleh ulama (Islam) bahwa boleh digunakan, berdasarkan dengan cara
yang telah diperaktikkan oleh para sahabat nabi s.a.w. semenjak beliau masih hidup,
sebagaimana keterangan sebuah hadis yang bersumber dari Jabir r.a., yang berbunyi:

---–

“Kami pernah melakukan „azal (coitus interruptus) di masa Rasulullah s.a.w., sedangkan alQuran (ketika itu) masih (selalu) turun. (H.R. Bukhari-Muslim dari Jabir). Dan pada hadis
lain: Kami pernah melakukan „azl (yang ketika itu) nabi mengetahuinya, tetapi ia tidak
pernah melarang kami. (H.R. Muslim, yang bersumber dari ‗Jabir juga)..
Sedangkan alat kontrasepsi yang dilarang dalam Islam; adalah:
1. Untuk wanita; seperti: a. Menstrual Regulation (MR atau pengguguran kandungan
yang masih muda); b. Abortus atau pengguguran kandungan yang sudah bernyawa; c.
Ligasi Tuba (mengingat saluran kantong ovum) dan tubektomi (mengangkat tempat
ovum). Kedua istilah ini disebut sterilisasi.
2. Untuk pria; seperti vasektomi (mengikat atau memutuskan saluran sperma dari buah
zakar), dan cara ini juga disebut sterilisasi.
Adapun dasar diperkenankannya KB dalam Islam, menurut dalil aqli (pertimbangan rasional),
adalah karena pertimbangan kesejahteraan penduduk yang diidam-idamkan oleh bangsa dan
negara. Sebab kalau pemerintah tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa datang,
diprediksi akan menderita. Inilah yang dalam nalar fiqih Islam disebut dengan ‗Sadd alDzarî‟ah‘.
Oleh karena itu, pemerintah menempuh suatu cara untuk mengatasi ledakan penduduk yang
tidak seimbang dengan pertumbuhan perekonomian nasional dengan menyelenggarakan
program KB, untuk mencapai kemaslahatan seluruh rakyat. Upaya pemerintah tersebut,
sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi:

“Kebijaksanaan imam (pemerintahan) terhadap rakyatnya bisa dihubungkan dengan
(tindakan) kemaslahatan.‖
Pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat) dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk
menetapkan hukum Islam menurut mazdhab Maliki; di negara Indonesia yang tercinta ini,
pemerintah sebagai pelaksana amanat rakyat, berkewajiban untuk melaksanakan program
KB, sesuai dengan petunjuk GBHN. Maka program tersebut, menurut pertimbangan ulama,
hukumnya boleh dalam Islam, karena demi pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat).
B.

Keluarga Berencana Dalam Pandangan Islam

Islam
Rasulullah saw sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki keturunan yang sangat
banyak. Namun tentunya bukan asal banyak, tetapi berkualitas sehingga perlu dididik dengan
baik supaya dapat mengisi alam semesta ini dengan manusia yang shalih dan beriman.
Contoh metode pencegah kehamilan yang pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW
adalah azl yakni mengeluarkan air mani di luar vagina istri atau yang lazim disebut senggama
terputus, namun tidak dilarang oleh Rasul. Dari Jabir berkata: 'Kami melakukan azl di masa
Rasulullah SAW, dan Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya (HR Muslim).
Sedangkan metode di zaman ini yang tentunya belum pernah dilakukan di zaman Rasulullah
SAW membutuhkan kajian yang mendalam dan melibatkan ahli medis dalam menentukan
kebolehan atau keharamannya.
Kita mengenal KB sebagai metode yang dipakai untuk mencegah kehamilan. Hal
tersebut yang paling sering diperdebatkan dalam Islam.

Hukum KB dalam Islam dilihat dari 2 pengertian
1. Tahdid an-nasl (pembatasan kelahiran)
Jika program KB dimaksudkan untuk membatasi kelahiran, maka hukumnya haram.
Islam tidak mengenal pembatasan kelahiran. Bahkan terdapat banyak hadits yang mendorong
umat Islam untuk memperbanyak anak. Misalnya, tidak bolehnya membunuh anak apalagi
karena takut miskin atau tidak mampu memberikan nafkah. Allah berfirman:

“Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang
memberi rezeki kepaad mereka dan kepada kalian.” (Qs. Al-Isra‘: 31)
2. Tanzhim an-nasl (pengaturan kelahiran)
Jika program KB dimaksudkan untuk mencegah kelahiran dengan berbagai cara dan
sarana, maka hukumnya mubah, bagaimanapun motifnya.
Berdasarkan keputusan yang telah ada sebagian ulama menyimpulkan bahwa pil-pil
untuk mencegah kehamilan tidak boleh dikonsumsi.
Karena Allah Subhanahu wa Ta‘ala mensyariatkan untuk hamba-Nya sebab-sebab untuk
mendapatkan keuturunan dan memperbanyak jumlah umat. Rasulullah Shallallahu ‗alaihi wa
sallam bersabda.
Artinya : ―Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang, karena sesungguhnya aku
berlomba-lomba dalam banyak umat dengan umat-umat lain di hari kiamat (dalam riwayat
yang lain: dengan para nabi di hari kiamat)‖
Karena umat itu membutuhkan jumlah yang banyak, sehingga mereka beribadah kepada
Allah, berjihad di jalan-Nya, melindungi kaum muslimin -dengan ijin Allah-, dan Allah akan
menjaga mereka dan tipu daya musuh-musuh mereka.
Maka wajib untuk meninggalkan perkara ini (membatasi kelahiran), tidak membolehkannya
dan tidak menggunakannya kecuali darurat. Jika dalam keadaan darurat maka tidak mengapa,
seperti :
Sang istri tertimpa penyakit di dalam rahimnya, atau anggota badan yang lain, sehingga
berbahaya jika hamil, maka tidak mengapa (menggunakan pil-pil tersebut) untuk keperluan
ini.
Demikian juga, jika sudah memiliki anak banyak, sedangkan isteri keberatan jika hamil lagi,
maka tidak terlarang mengkonsumsi pil-pil tersebut dalam waktu tertentu, seperti setahun
atau dua tahun dalam masa menyusui, sehingga ia merasa ringan untuk kembali hamil,
sehingga ia bisa mendidik dengan selayaknya.
Adapun jika penggunaannya dengan maksud berkonsentrasi dalam berkarier atau supaya
hidup senang atau hal-hal lain yang serupa dengan itu, sebagaimana yang dilakukan
kebanyakan wanita zaman sekarang, maka hal itu tidak boleh‖.
Dari Ma‘qil bin Yasar al-Muzani radhiyallahu „anhu dia berkata: Seorang lelaki pernah
datang (menemui) Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam dan berkata: ―Sesungguhnya aku
mendapatkan seorang perempuan yang memiliki kecantikan dan (berasal dari) keturunan
yang terhormat, akan tetapi dia tidak bisa punya anak (mandul), apakah aku (boleh)
menikahinya? Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menjawab: “Tidak (boleh)”,
kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk kedua kalinya, maka Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam kembali melarangnya, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya
lagi) untuk ketiga kalinya, maka Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
“Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur (banyak anak), karena sesungguhnya aku
akan membanggakan (banyaknya jumlah kalian) dihadapan umat-umat lain (pada hari
kiamat nanti).” Bagi seorang perempuan yang masih gadis. kesuburan ini diketahui dengan
melihat keadaan keluarga (ibu dan saudara perempuan) atau kerabatnya.
Hadits ini menunjukkan dianjurkannya memperbanyak keturunan, yang ini termasuk
tujuan utama pernikahan, dan dianjurkannya menikahi perempuan yang subur untuk tujuan
tersebut.
C. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Al-Qur‘an Hadits
1. Pandangan Al-Qur‘an Tentang Keluarga Berencana
Dalam al-Qur‘an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan
dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 9
“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar”.
Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB
diantaranya ialah
surah / surat : Al-Qashash Ayat : 77

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.,
Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu
dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan
anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.
2. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana
Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah
tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi
orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama.
D.

Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam

1. Menurut al-Qur‘an dan Hadits
Sebenarnya dalam al-Qur‘an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau
memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada
kaidah hukum Islam
Tetapi dalam al-Qur‘an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti
program KB, yakni karena hal-hal berikut:
a. Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu.
b. Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan
c.

Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak
dekat

2. Menurut Pandangan Ulama‘
a. Ulama‘ yang memperbolehkan

terlalu
Diantara ulama‘ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh
Syalthut, Ulama‘ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti
progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari
kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan
keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin
mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat alMu‘minun ayat: 12, 13, 14.
–––

Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan nuftah dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. [Al Mu‘minun : 12 – 14]
b. Ulama‘ yang melarang
Selain ulama‘ yang memperbolehkan ada para ulama‘ yang melarang diantaranya ialah Prof.
Dr. Madkour, Abu A‘la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu
termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah:

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan
memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”.

E. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam
1

Cara yang diperbolehkan

Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara‘ antara lain,
menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini
diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan
kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya.
Dari salah satu kasus yang telah dipaparkan diatas Banyak hal yang seyogyanya
membuat kita ragu tentang masalah KB ini. Untuk lebih mendalami Masalah ini berikut
uraian – uraian yang dapat disampaikan:
 Alasan tidak diperbolehkannya KB
Hukum KB bisa haram jika menggunakan alat atau dengan cara yang tidak dibenarkan dalam
syariat islam.
Ada beberapa ulama yang menolak KB dengan alasan antara lain, yaitu:
a.

KB sama dengan pembunuhan bayi.

b. KB merupakan tindakan tidak wajar (non-alamiah) dan bertentangan dengan fitrah.
c.

KB mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah dan ketentuan Tuhan.

d. KB berarti mengabaikan doa Nabi agar umat islam memperbanyak jumlahnya.
e.

KB akan membawa petaka konsekuensi-konsekuensi sosial.

f.

KB adalah suatu jenis konspirasi Imperialis Barat terhadap negara-negara yang berkembang.

g. KB dilakukan karena niat yang tidak baik misalnya takut mengalami kesulitan ekonomi dan
susah mendidik anak.
Para ulama sepakat bahwa menggunakan metode KB yang bersifat permanen hukumnya
haram. Metode permanen adalah metode yang bersifat mantap, yang meliputi tindakan :
a. Vasektomi atau vas Ligation
b. Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur)
c. Histerektomi (operasi pengangkatan rahim)
Ulama mengharamkan metode kontrasepsi permanent ini karena menilainya sebagai
bentuk pengebirian yang dilarang oleh Rasulullah saw. Sesuai dengan sabda Rasulullah :
Tidaklah termasuk golongan kami (umat islam) orang yang mengebiri orang lain atau
mengebiri dirinya sendiri. Disamping itu, tindakan sterilisasi juga dianggap sebagai
mengubah firth kejadian manusia yang dilarang dalam islam.
2)

Cara yang dilarang

Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara‘, yaitu dengan cara merubah
atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara
lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang
tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan.
 Alasan diperbolehkannya KB
Menurut kelompok ulama yang membolehkan, dari segi nash, tidak ada nash yang
sharih secara eksplisit melarang ataupun memerintahkan ber-KB.
Mereka juga beralasan dari sudut pandang ekonomi dan kesehatan, antara lain, sebagai
berikut:
a.

Untuk memberikan kesempatan bagi wanita beristirahat antara dua kehamilan.

b. Jika salah satu atau kedua orang pasangan suami istri memiliki penyakit yang dapat menular.
c.

Untuk melindungi kesehatan ibu.

d. Jika keuangan suami istri tidak mencukupi untuk membiayai lebih banyak anak.
e.

Imam al-ghazali menambahkan satu lagi, yaitu menjaga kecantikan ibu.
Secara umum lembaga-lembaga fatwa di Indonesia menerima dan membolehkan KB.
Majelis Ulama Indonesia menjelaskan, bahwa ajaran islam membenarkan Keluarga
Berencana. Argumen yang membolehkannya adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan anak,
pendidikan anak agar menjadi anak yang sehat, cerdas, dan sholeh. Majelis Tarjih
Muhamadiyah memandang KB sebagai jalan keluar dari keadaan mendesak, dibolehkan
sebagai hukum pengecualian, yakni:

a.

Untuk menjaga keselamatan jiwa atau kesehatan ibu.

b.

Untuk menjaga keselamatan agama, orang tua yang dibebani kewajiban mencukupi
keperluan hidup keluarga dan anak-anaknya.

c.

Untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak.
Ulama-ulama NU termasuk memperbolehkan KB didasarkan pada prinsip kemaslahatan
keluarga (Mashalihul Usrah) bagi pengembangan kemaslahatan umum (al-mashalihul
‗Ammah). Sedangkan menurut ulama PERSIS, KB dalam pengertian pengaturan jarak
kelahiran hukumnya ibadah, dan tidak terlarang.
Bagi Negara, program KB dapat mengurangi beban negara. Contohnya sebelum tahun
1990 diprediksikan, tanpa program KB jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 akan
mencapai 285 juta jiwa. Namun dengan program KB, sensus pada tahun itu menunjukkan
jumlah penduduk hanya 205 juta jiwa. Artinya, ada penghematan energi, pangan, dan sumber
daya lain yang semestinya digunakan oleh 80 juta jiwa. Oleh karena itu program KB terus
digalakkan oleh pemerintah.

F. Dampak Yang Di Timbulkan Menggunakan Kb Dalam Islam
DAMPAK NEGATIF PROGRAM KB
1. Melemahkan semangat jihad
Para orang tua akan merasa berat melepas anaknya ke medan perang, karena jika anaknya
mati maka penerus keluarganya akan pupus (apalagi jika anaknya hanya 1). Para orang tua
juga membutuhkan anak untuk merawatnya di hari tua, jika anaknya pergi ke medan perang
siapa yang akan merawatnya. Para anak juga merasa berat pergi berjihad karena nanti tidak
ada yang merawat orang tuanya. Jika orang tuanya memiliki 10 anak maka tidak masalah jika
sebagian anaknya pergi berjihad.
2. Melemahkan militer umat islam
Sumber daya manusia yang penting bagi militer adalah para pemuda dalam jumlah banyak
sehingga mati satu tumbuh seribu. Jika jumlah pemuda sedikit maka segi militer juga lemah.
Jika jumlah pemuda islam banyak walaupun gugur sejuta di medan perang kita masih punya
puluhan juta pemuda yang siap mengganti posisi mereka di medan tempur.
3. Dan lain-lain
———————————Dari

Ibnu

Umar

diperintahkan
bahwa

zakat.

untuk

tiada

sebagian

Ilah

utusan
jika

terlindungi

ra,

mereka
kecuali

ia

berkata:

memerangi
yang

Allah,

berhak

karena

manusia
disembah

kemudian

melakukan
suatu

Rasulullah

hak

bersabda:

hingga
selain

menegakkan

semuanya

saw

maka

dalam

mereka

―Aku
bersaksi

Allah

dan

Muhammad

sholat,

dan

membayar

darah
Islam,

dan

harta

mereka

serta

hisab

mereka

disisi Allah‖. (Lihat: ash-Shahihah No. 409)
Jihad merupakan tulang punggung dan kubah Islam. Kedudukan orang-orang yang berjihad
amatlah tinggi di surga, begitu juga di dunia. Mereka mulia di dunia dan di akhirat.
Rasulullah adalah orang yang paling tinggi derajatnya dalam jihad. Beliau telah berjihad
dalam segala bentuk dan macamnya. Beliau berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya
jihad, baik dengan hati, dakwah, keterangan (ilmu), pedang dan senjata. Waktu beliau
banyak digunakan untuk berjihad dengan hati, lisan dan tangan beliau. Oleh karena itulah,
beliau amat harum namanya (di sisi manusia) dan paling mulia di sisi Allah.
Islam berkembang pesat melalui peperangan (jihad). Negara-negara yang dikuasai islam
lewat perang yaitu Iraq, Syiria, Iran, Afghan, Mesir, Afrika Utara, Spanyol, Konstantinopel,
Yunani, dan lain-lain. Ketika umat islam berhenti berjihad nampaknya hanya sedikit wilayah
baru yang dikuasai umat islam.
Wilayah-wilayah yang dahulu dikuasai negara islam tetapi sekarang dikuasai orang kafir
yaitu: Spanyol, Portugis, Yunani, Yugoslavia, Bulgaria, Rumania, Hongaria, sebagian India
(dulu New Delhi adalah wilayah islam), Filipina, Vietnam, Thailand selatan, sebagian Rusia
(rusia selatan), sebagian China (china barat), sebagian Italia (sicilia), dll.
―Apabila kalian telah berjual beli dengan cara inah, dan kalian telah mengambil ekor-ekor
sapi, ridha dengan persawahan, serta kalian meninggalkan jihad, Alloh akan menimpakan
kehinaan kepada kalian, tidak akan dicabut kehinaan itu hingga kalian kembali kepada agama
kalian‖ (Riwayat Abu Dawud dan yang lainnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat
Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, jilid I hal.42 No.11)
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat
dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi [Al–Qashash : 77]
―Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan
yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh‖ (QS. ashShaff (LXI) : 4)
surah / surat : Al-Qashash Ayat : 77
―Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.‖

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan
yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut
dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang
disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya.
Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah
kehamilan (man‘u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri
olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh
orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat
ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang
halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB) yang
dibolehkan syari`at adalah suatu usaha
pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas
kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat)
keluarga.
2. SARAN
Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam maka
penulis berharap pemerintah tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan dan bimbingan
kepada masyarakat agar melaksanakan program pemerintah karena dengan menggunakan alat
kontrasepsi bukan berarti menolak takdir dari Allah SWT tetapi dalam rangka meningkatkan
ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
Drs.H. Aminudin Yakub,MA-Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat Tu‘nas Fuaidah.
(2009). Mardiya
M. Ali Hasan, (1997), Masail Fiqhiyah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Abdurrahman Umran, Prof. (1997), Islam dan KB, Jakarta: PT Lentera Basritama.
Musthafa Kamal, Drs. (2002), Fiqih Islam, Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.
Masjfuk Zuhdi, Prof. Drs. H, (1997) Masail Fiqhiyah, Jakarta:PT Toko Gunung Agung.
Chuzamah, T. Yangro, Dr. H. dkk. (2002), Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta:
Pustaka Firdaus.

More Related Content

Viewers also liked (6)

Sesion de clase historia del perú
Sesion de clase historia del perúSesion de clase historia del perú
Sesion de clase historia del perú
 
Ag2 abans-a_barcelona_-5
Ag2  abans-a_barcelona_-5Ag2  abans-a_barcelona_-5
Ag2 abans-a_barcelona_-5
 
Ute estrategiasmetodológicassuaplicación nee_enero_2016
Ute estrategiasmetodológicassuaplicación nee_enero_2016Ute estrategiasmetodológicassuaplicación nee_enero_2016
Ute estrategiasmetodológicassuaplicación nee_enero_2016
 
El reto de atraer al consumidor en la era digital
El reto de atraer al consumidor en la era digitalEl reto de atraer al consumidor en la era digital
El reto de atraer al consumidor en la era digital
 
서비스디자인 무브먼트 플랫폼, 디자인다이브 - 정인애
서비스디자인 무브먼트 플랫폼, 디자인다이브 - 정인애서비스디자인 무브먼트 플랫폼, 디자인다이브 - 정인애
서비스디자인 무브먼트 플랫폼, 디자인다이브 - 정인애
 
έγγραφο2
έγγραφο2έγγραφο2
έγγραφο2
 

Similar to KB DALAM PANDANGAN ISLAM

Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamMakalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamYadhi Muqsith
 
pandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpjj_kemenkes
 
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsi
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsiModul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsi
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsiRafika Nur Handayani
 
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiHukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiAZA Zulfi
 
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinanMakalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinanSeptian Muna Barakati
 

Similar to KB DALAM PANDANGAN ISLAM (20)

Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamMakalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana Keluarga Berencana
Keluarga Berencana
 
pandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatan
 
Kb
KbKb
Kb
 
Chapter ii 3
Chapter ii 3Chapter ii 3
Chapter ii 3
 
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsi
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsiModul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsi
Modul Biologi kd 3.13 kelas xi tentang KB dan kontrasepsi
 
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiHukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
 
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinanMakalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

KB DALAM PANDANGAN ISLAM

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa Indonesia terbanyak penduduk setelah Cina dan India artinya maju mundurnya kemajuan bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas manusia atau lebih spesifik keluarga. Tidak dapat kita pungkiri, sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara kita tercinta ini agar menjadi keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat, maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai motor penggerak Program KB di Indonesia, sekarang ini sangat berpihak pada upaya membangun keluarga sejahtera dengan visi dan misinya yang telah derbaharuhi, yakni ‖Seluruh Keluarga Ikut KB‖ dan ‖Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera‖. Dalam agama Islam, keluarga sejahtera disubstansikan dalam bentuk keluarga sakinah. Pengertian keluarga sakinah diambil dan berasal dari Al Qur‘an, yang dipahami dari ayat-ayat Surat Ar Ruum, dimana dinyatakan bahwa tujuan keluarga adalah untuk mencapai ketenteraman dan kebahagiaan dengan dasar kasih sayang. Yaitu keluarga yang saling cinta mencintai dan penuh kasih sayang, sehingga setiap anggota keluarga merasa dalam suasana aman, tenteram, tenang dan damai, bahagia dan sejahtera namun dinamis menuju kehidupan yang lebih baik di dunia maupun di akhirat. Mencermati penjelasan di atas antara keluarga sejahtera secara umum dengan kosnep keluarga sakinah mempunyai hubungan yang sangat erat, untuk itu dalam makalah ini penulis akan mencoba mendeskripsikan KB dalam pandangan Agama. 2. Tujuan Penulisan a. Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum. b. Untuk mendeskripsikan keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur‘an dan Hadits.
  • 2. c. Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam. d. Agar dapat mengetahui dampak yang di timbulkan kb dalam pandangan islam. 3. Rumusan Masalah a. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum? b. Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan islam, Al-Qur‘an dan Hadits? c. Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam? d. apa dampak yang di timbulkan kb dalam pandangan islam ? BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Keluarga Berencana 1. Pengertian Keluarga Berencana Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi. 2. Tujuan Keluarga Berencana Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan: a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
  • 3. menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi. 3. Macam-macam Alat Kontrasepsi Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah dikenal diantaranya ialah: Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium. Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu menghalangi ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin terjadi dan memekatkan lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan sperma melalui canalis servikalis. Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan dibawah kulit lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara kerjanya sama dengan suntik. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi load terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah membuat lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur wanita. Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat (gudang
  • 4. sperma menjelang diejakulasi) bagi laki-laki. Atau tubektomi dengan operasi yang sama pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim. Akibat dari sterilisasi ini akan menjadi mandul selamanya. Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang dimasukkan kedalam vagina. Disamping itu ada cara kontrasepsi yang bersifat tradisional seperti jamuan, urut dsb. Dalam pembahasan ini, penulis hanya meninjau status hukumnya menurut Islam, dengan mendasarkan kepada nash al-Quran dan hadis serta logika (dalil aqli). Pelaksanaan KB dengan pertimbangan kemashlahatan, dibolehkan dalam Islam karena pertimbangan (misalnya) ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Artinya, dibolehkan bagi orang-orang yang tidak sanggup membiayai kehidupan anak, kesehatan dan pendidikannya untuk menjadi akseptor KB. Bahkan menjadi dosa baginya, jikalau ia melahirkan anak yang tidak terurusi masa depannya; yang akhirnya menjadi beban yang berat bagi masyarakat, karena orang tuanya tidak menyanggupi biaya hidupnya, kesehatan dan pendidikannya. Hal ini berdasarkan pada sebuah ayat al-Quran yang berbunyi: “Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah bila seandainya mereka meninggalkan anaka-anaknya yang dalam keadaan lemah; yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan mereka), oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar.‖ (QS an-Nisâ‘, 4: 9) Ayat ini menerangkan bahwa kelamahan ekonomi, kurang stabilnya kondisi kesehatan fisik dan kelemahan intelegensi anak sebagai akibat dari kekurangan makanan yang bergizi, menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya. Maka disinilah peranan KB untuk membantu orang-orang yang tidak dapat menyanggupi hal tersebut, agar tidak berdosa di kemudian hari bila meninggalkan keturunannya. Dalam ayat lain disebutkan juga: “Para ibu, hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh; yaitu bagi yang berkeinginan untuk menyempurnakan penyusuannya…‖ (QS al-Baqarah, 2: 233)
  • 5. Ayat ini menerangkan bahwa anak sebaiknya disusukan selama dua tahun penuh. Karena itu, kepada ibunya disarankan untuk tidak hamil lagi sebelum bayinya ‗cukup umur‘, yang dalam ayat di atas disebut dengan bilangan dua tahun. Atau dengan kata lain, penjarangan kelahiran anak kurang lebih berjarak tiga tahun, supaya anak berpeluang lebih ‗sehat dan terhindar dari penyakit, karena diasumsikan bahwa susu ibulah (ASI) yang paling baik untuk dionsumsi oleh bayi, demi pertumbuhannya (bayinya), dibandingkan dengan mengonsumsi susu buatan. Mengenai alat kontrasepsi (‫ )و سائ لم ن عال حمل‬yang sering digunakan ber-KB, ada yang dibolehkan dan ada pula yang diharamkan dalam Islam. Selanjutnya, menurut pendapat para ulama, alat-alat kontrasepsi yang dibolehkan untuk digunakan adalah : 1. Untuk wanita, seperti: a. IUD (ADR); b. Pil; c. Obat suntik; d. Susuk; e. Cara-cara tradisional dan metode yang sederhana; misalnya minuman jamu dan metode kalender (Metode Ogino Knans) 2. Untuk pria; seperti; a. Kondom; b. Coituis Interruptus (al-‟Azl) Cara ini disepakati oleh ulama (Islam) bahwa boleh digunakan, berdasarkan dengan cara yang telah diperaktikkan oleh para sahabat nabi s.a.w. semenjak beliau masih hidup, sebagaimana keterangan sebuah hadis yang bersumber dari Jabir r.a., yang berbunyi: ---– “Kami pernah melakukan „azal (coitus interruptus) di masa Rasulullah s.a.w., sedangkan alQuran (ketika itu) masih (selalu) turun. (H.R. Bukhari-Muslim dari Jabir). Dan pada hadis lain: Kami pernah melakukan „azl (yang ketika itu) nabi mengetahuinya, tetapi ia tidak pernah melarang kami. (H.R. Muslim, yang bersumber dari ‗Jabir juga).. Sedangkan alat kontrasepsi yang dilarang dalam Islam; adalah: 1. Untuk wanita; seperti: a. Menstrual Regulation (MR atau pengguguran kandungan yang masih muda); b. Abortus atau pengguguran kandungan yang sudah bernyawa; c. Ligasi Tuba (mengingat saluran kantong ovum) dan tubektomi (mengangkat tempat ovum). Kedua istilah ini disebut sterilisasi.
  • 6. 2. Untuk pria; seperti vasektomi (mengikat atau memutuskan saluran sperma dari buah zakar), dan cara ini juga disebut sterilisasi. Adapun dasar diperkenankannya KB dalam Islam, menurut dalil aqli (pertimbangan rasional), adalah karena pertimbangan kesejahteraan penduduk yang diidam-idamkan oleh bangsa dan negara. Sebab kalau pemerintah tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa datang, diprediksi akan menderita. Inilah yang dalam nalar fiqih Islam disebut dengan ‗Sadd alDzarî‟ah‘. Oleh karena itu, pemerintah menempuh suatu cara untuk mengatasi ledakan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan perekonomian nasional dengan menyelenggarakan program KB, untuk mencapai kemaslahatan seluruh rakyat. Upaya pemerintah tersebut, sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi: “Kebijaksanaan imam (pemerintahan) terhadap rakyatnya bisa dihubungkan dengan (tindakan) kemaslahatan.‖ Pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat) dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk menetapkan hukum Islam menurut mazdhab Maliki; di negara Indonesia yang tercinta ini, pemerintah sebagai pelaksana amanat rakyat, berkewajiban untuk melaksanakan program KB, sesuai dengan petunjuk GBHN. Maka program tersebut, menurut pertimbangan ulama, hukumnya boleh dalam Islam, karena demi pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat). B. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Islam Islam Rasulullah saw sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki keturunan yang sangat banyak. Namun tentunya bukan asal banyak, tetapi berkualitas sehingga perlu dididik dengan baik supaya dapat mengisi alam semesta ini dengan manusia yang shalih dan beriman. Contoh metode pencegah kehamilan yang pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW adalah azl yakni mengeluarkan air mani di luar vagina istri atau yang lazim disebut senggama terputus, namun tidak dilarang oleh Rasul. Dari Jabir berkata: 'Kami melakukan azl di masa Rasulullah SAW, dan Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya (HR Muslim). Sedangkan metode di zaman ini yang tentunya belum pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW membutuhkan kajian yang mendalam dan melibatkan ahli medis dalam menentukan kebolehan atau keharamannya.
  • 7. Kita mengenal KB sebagai metode yang dipakai untuk mencegah kehamilan. Hal tersebut yang paling sering diperdebatkan dalam Islam. Hukum KB dalam Islam dilihat dari 2 pengertian 1. Tahdid an-nasl (pembatasan kelahiran) Jika program KB dimaksudkan untuk membatasi kelahiran, maka hukumnya haram. Islam tidak mengenal pembatasan kelahiran. Bahkan terdapat banyak hadits yang mendorong umat Islam untuk memperbanyak anak. Misalnya, tidak bolehnya membunuh anak apalagi karena takut miskin atau tidak mampu memberikan nafkah. Allah berfirman: “Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepaad mereka dan kepada kalian.” (Qs. Al-Isra‘: 31) 2. Tanzhim an-nasl (pengaturan kelahiran) Jika program KB dimaksudkan untuk mencegah kelahiran dengan berbagai cara dan sarana, maka hukumnya mubah, bagaimanapun motifnya. Berdasarkan keputusan yang telah ada sebagian ulama menyimpulkan bahwa pil-pil untuk mencegah kehamilan tidak boleh dikonsumsi. Karena Allah Subhanahu wa Ta‘ala mensyariatkan untuk hamba-Nya sebab-sebab untuk mendapatkan keuturunan dan memperbanyak jumlah umat. Rasulullah Shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda. Artinya : ―Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang, karena sesungguhnya aku berlomba-lomba dalam banyak umat dengan umat-umat lain di hari kiamat (dalam riwayat yang lain: dengan para nabi di hari kiamat)‖ Karena umat itu membutuhkan jumlah yang banyak, sehingga mereka beribadah kepada Allah, berjihad di jalan-Nya, melindungi kaum muslimin -dengan ijin Allah-, dan Allah akan menjaga mereka dan tipu daya musuh-musuh mereka. Maka wajib untuk meninggalkan perkara ini (membatasi kelahiran), tidak membolehkannya dan tidak menggunakannya kecuali darurat. Jika dalam keadaan darurat maka tidak mengapa, seperti : Sang istri tertimpa penyakit di dalam rahimnya, atau anggota badan yang lain, sehingga berbahaya jika hamil, maka tidak mengapa (menggunakan pil-pil tersebut) untuk keperluan ini. Demikian juga, jika sudah memiliki anak banyak, sedangkan isteri keberatan jika hamil lagi, maka tidak terlarang mengkonsumsi pil-pil tersebut dalam waktu tertentu, seperti setahun
  • 8. atau dua tahun dalam masa menyusui, sehingga ia merasa ringan untuk kembali hamil, sehingga ia bisa mendidik dengan selayaknya. Adapun jika penggunaannya dengan maksud berkonsentrasi dalam berkarier atau supaya hidup senang atau hal-hal lain yang serupa dengan itu, sebagaimana yang dilakukan kebanyakan wanita zaman sekarang, maka hal itu tidak boleh‖. Dari Ma‘qil bin Yasar al-Muzani radhiyallahu „anhu dia berkata: Seorang lelaki pernah datang (menemui) Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam dan berkata: ―Sesungguhnya aku mendapatkan seorang perempuan yang memiliki kecantikan dan (berasal dari) keturunan yang terhormat, akan tetapi dia tidak bisa punya anak (mandul), apakah aku (boleh) menikahinya? Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menjawab: “Tidak (boleh)”, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk kedua kalinya, maka Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam kembali melarangnya, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk ketiga kalinya, maka Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur (banyak anak), karena sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya jumlah kalian) dihadapan umat-umat lain (pada hari kiamat nanti).” Bagi seorang perempuan yang masih gadis. kesuburan ini diketahui dengan melihat keadaan keluarga (ibu dan saudara perempuan) atau kerabatnya. Hadits ini menunjukkan dianjurkannya memperbanyak keturunan, yang ini termasuk tujuan utama pernikahan, dan dianjurkannya menikahi perempuan yang subur untuk tujuan tersebut. C. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Al-Qur‘an Hadits 1. Pandangan Al-Qur‘an Tentang Keluarga Berencana Dalam al-Qur‘an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah : surah / surat : An-Nisaa Ayat : 9 “Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB diantaranya ialah
  • 9. surah / surat : Al-Qashash Ayat : 77 Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan., Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga. 2. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama. D. Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam 1. Menurut al-Qur‘an dan Hadits Sebenarnya dalam al-Qur‘an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada kaidah hukum Islam Tetapi dalam al-Qur‘an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut: a. Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. b. Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan c. Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak dekat 2. Menurut Pandangan Ulama‘ a. Ulama‘ yang memperbolehkan terlalu
  • 10. Diantara ulama‘ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh Syalthut, Ulama‘ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat alMu‘minun ayat: 12, 13, 14. ––– Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan nuftah dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. [Al Mu‘minun : 12 – 14] b. Ulama‘ yang melarang Selain ulama‘ yang memperbolehkan ada para ulama‘ yang melarang diantaranya ialah Prof. Dr. Madkour, Abu A‘la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”. E. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam 1 Cara yang diperbolehkan Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara‘ antara lain, menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Dari salah satu kasus yang telah dipaparkan diatas Banyak hal yang seyogyanya membuat kita ragu tentang masalah KB ini. Untuk lebih mendalami Masalah ini berikut uraian – uraian yang dapat disampaikan:
  • 11.  Alasan tidak diperbolehkannya KB Hukum KB bisa haram jika menggunakan alat atau dengan cara yang tidak dibenarkan dalam syariat islam. Ada beberapa ulama yang menolak KB dengan alasan antara lain, yaitu: a. KB sama dengan pembunuhan bayi. b. KB merupakan tindakan tidak wajar (non-alamiah) dan bertentangan dengan fitrah. c. KB mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah dan ketentuan Tuhan. d. KB berarti mengabaikan doa Nabi agar umat islam memperbanyak jumlahnya. e. KB akan membawa petaka konsekuensi-konsekuensi sosial. f. KB adalah suatu jenis konspirasi Imperialis Barat terhadap negara-negara yang berkembang. g. KB dilakukan karena niat yang tidak baik misalnya takut mengalami kesulitan ekonomi dan susah mendidik anak. Para ulama sepakat bahwa menggunakan metode KB yang bersifat permanen hukumnya haram. Metode permanen adalah metode yang bersifat mantap, yang meliputi tindakan : a. Vasektomi atau vas Ligation b. Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur) c. Histerektomi (operasi pengangkatan rahim) Ulama mengharamkan metode kontrasepsi permanent ini karena menilainya sebagai bentuk pengebirian yang dilarang oleh Rasulullah saw. Sesuai dengan sabda Rasulullah : Tidaklah termasuk golongan kami (umat islam) orang yang mengebiri orang lain atau mengebiri dirinya sendiri. Disamping itu, tindakan sterilisasi juga dianggap sebagai mengubah firth kejadian manusia yang dilarang dalam islam. 2) Cara yang dilarang Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara‘, yaitu dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan.  Alasan diperbolehkannya KB Menurut kelompok ulama yang membolehkan, dari segi nash, tidak ada nash yang sharih secara eksplisit melarang ataupun memerintahkan ber-KB.
  • 12. Mereka juga beralasan dari sudut pandang ekonomi dan kesehatan, antara lain, sebagai berikut: a. Untuk memberikan kesempatan bagi wanita beristirahat antara dua kehamilan. b. Jika salah satu atau kedua orang pasangan suami istri memiliki penyakit yang dapat menular. c. Untuk melindungi kesehatan ibu. d. Jika keuangan suami istri tidak mencukupi untuk membiayai lebih banyak anak. e. Imam al-ghazali menambahkan satu lagi, yaitu menjaga kecantikan ibu. Secara umum lembaga-lembaga fatwa di Indonesia menerima dan membolehkan KB. Majelis Ulama Indonesia menjelaskan, bahwa ajaran islam membenarkan Keluarga Berencana. Argumen yang membolehkannya adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, pendidikan anak agar menjadi anak yang sehat, cerdas, dan sholeh. Majelis Tarjih Muhamadiyah memandang KB sebagai jalan keluar dari keadaan mendesak, dibolehkan sebagai hukum pengecualian, yakni: a. Untuk menjaga keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. b. Untuk menjaga keselamatan agama, orang tua yang dibebani kewajiban mencukupi keperluan hidup keluarga dan anak-anaknya. c. Untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak. Ulama-ulama NU termasuk memperbolehkan KB didasarkan pada prinsip kemaslahatan keluarga (Mashalihul Usrah) bagi pengembangan kemaslahatan umum (al-mashalihul ‗Ammah). Sedangkan menurut ulama PERSIS, KB dalam pengertian pengaturan jarak kelahiran hukumnya ibadah, dan tidak terlarang. Bagi Negara, program KB dapat mengurangi beban negara. Contohnya sebelum tahun 1990 diprediksikan, tanpa program KB jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 akan mencapai 285 juta jiwa. Namun dengan program KB, sensus pada tahun itu menunjukkan jumlah penduduk hanya 205 juta jiwa. Artinya, ada penghematan energi, pangan, dan sumber daya lain yang semestinya digunakan oleh 80 juta jiwa. Oleh karena itu program KB terus digalakkan oleh pemerintah. F. Dampak Yang Di Timbulkan Menggunakan Kb Dalam Islam DAMPAK NEGATIF PROGRAM KB 1. Melemahkan semangat jihad Para orang tua akan merasa berat melepas anaknya ke medan perang, karena jika anaknya mati maka penerus keluarganya akan pupus (apalagi jika anaknya hanya 1). Para orang tua juga membutuhkan anak untuk merawatnya di hari tua, jika anaknya pergi ke medan perang
  • 13. siapa yang akan merawatnya. Para anak juga merasa berat pergi berjihad karena nanti tidak ada yang merawat orang tuanya. Jika orang tuanya memiliki 10 anak maka tidak masalah jika sebagian anaknya pergi berjihad. 2. Melemahkan militer umat islam Sumber daya manusia yang penting bagi militer adalah para pemuda dalam jumlah banyak sehingga mati satu tumbuh seribu. Jika jumlah pemuda sedikit maka segi militer juga lemah. Jika jumlah pemuda islam banyak walaupun gugur sejuta di medan perang kita masih punya puluhan juta pemuda yang siap mengganti posisi mereka di medan tempur. 3. Dan lain-lain ———————————Dari Ibnu Umar diperintahkan bahwa zakat. untuk tiada sebagian Ilah utusan jika terlindungi ra, mereka kecuali ia berkata: memerangi yang Allah, berhak karena manusia disembah kemudian melakukan suatu Rasulullah hak bersabda: hingga selain menegakkan semuanya saw maka dalam mereka ―Aku bersaksi Allah dan Muhammad sholat, dan membayar darah Islam, dan harta mereka serta hisab mereka disisi Allah‖. (Lihat: ash-Shahihah No. 409) Jihad merupakan tulang punggung dan kubah Islam. Kedudukan orang-orang yang berjihad amatlah tinggi di surga, begitu juga di dunia. Mereka mulia di dunia dan di akhirat. Rasulullah adalah orang yang paling tinggi derajatnya dalam jihad. Beliau telah berjihad dalam segala bentuk dan macamnya. Beliau berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad, baik dengan hati, dakwah, keterangan (ilmu), pedang dan senjata. Waktu beliau banyak digunakan untuk berjihad dengan hati, lisan dan tangan beliau. Oleh karena itulah, beliau amat harum namanya (di sisi manusia) dan paling mulia di sisi Allah. Islam berkembang pesat melalui peperangan (jihad). Negara-negara yang dikuasai islam lewat perang yaitu Iraq, Syiria, Iran, Afghan, Mesir, Afrika Utara, Spanyol, Konstantinopel, Yunani, dan lain-lain. Ketika umat islam berhenti berjihad nampaknya hanya sedikit wilayah baru yang dikuasai umat islam. Wilayah-wilayah yang dahulu dikuasai negara islam tetapi sekarang dikuasai orang kafir yaitu: Spanyol, Portugis, Yunani, Yugoslavia, Bulgaria, Rumania, Hongaria, sebagian India (dulu New Delhi adalah wilayah islam), Filipina, Vietnam, Thailand selatan, sebagian Rusia (rusia selatan), sebagian China (china barat), sebagian Italia (sicilia), dll. ―Apabila kalian telah berjual beli dengan cara inah, dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi, ridha dengan persawahan, serta kalian meninggalkan jihad, Alloh akan menimpakan
  • 14. kehinaan kepada kalian, tidak akan dicabut kehinaan itu hingga kalian kembali kepada agama kalian‖ (Riwayat Abu Dawud dan yang lainnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, jilid I hal.42 No.11) Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi [Al–Qashash : 77] ―Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh‖ (QS. ashShaff (LXI) : 4) surah / surat : Al-Qashash Ayat : 77 ―Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.‖ BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya. Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah kehamilan (man‘u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan. Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB) yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga.
  • 15. 2. SARAN Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam maka penulis berharap pemerintah tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat agar melaksanakan program pemerintah karena dengan menggunakan alat kontrasepsi bukan berarti menolak takdir dari Allah SWT tetapi dalam rangka meningkatkan ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT. DAFTAR PUSTAKA Drs.H. Aminudin Yakub,MA-Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat Tu‘nas Fuaidah. (2009). Mardiya M. Ali Hasan, (1997), Masail Fiqhiyah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Abdurrahman Umran, Prof. (1997), Islam dan KB, Jakarta: PT Lentera Basritama. Musthafa Kamal, Drs. (2002), Fiqih Islam, Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri. Masjfuk Zuhdi, Prof. Drs. H, (1997) Masail Fiqhiyah, Jakarta:PT Toko Gunung Agung. Chuzamah, T. Yangro, Dr. H. dkk. (2002), Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus.