SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah 
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan sumber daya 
alam maupun sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa Indonesia terbanyak 
penduduk setelah Cina dan India artinya maju mundurnya kemajuan bangsa salah satunya 
ditentukan oleh kualitas manusia atau lebih spesifik keluarga. Tidak dapat kita pungkiri, 
sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar 
terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi 
keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena 
itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat 
berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara kita tercinta ini agar menjadi 
keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat, 
maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi 
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai motor penggerak Program KB di Indonesia, 
sekarang ini sangat berpihak pada upaya membangun keluarga sejahtera dengan visi dan 
misinya yang telah derbaharuhi, yakni ”Seluruh Keluarga Ikut KB” dan ”Mewujudkan 
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”. 
Dalam agama Islam, keluarga sejahtera disubstansikan dalam bentuk keluarga 
sakinah. Pengertian keluarga sakinah diambil dan berasal dari Al Qur’an, yang dipahami dari 
ayat-ayat Surat Ar Ruum, dimana dinyatakan bahwa tujuan keluarga adalah untuk mencapai 
ketenteraman dan kebahagiaan dengan dasar kasih sayang. Yaitu keluarga yang saling cinta 
mencintai dan penuh kasih sayang, sehingga setiap anggota keluarga merasa dalam suasana 
aman, tenteram, tenang dan damai, bahagia dan sejahtera namun dinamis menuju kehid upan 
yang lebih baik di dunia maupun di akhirat. 
Mencermati penjelasan di atas antara keluarga sejahtera secara umum dengan kosnep 
keluarga sakinah mempunyai hubungan yang sangat erat, untuk itu dalam makalah ini penulis 
akan mencoba mendeskripsikan KB dalam pandangan Agama. 
2. Tujuan Penulisan 
a. Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum. 
b. Untuk mendeskripsikan keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits.
c. Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam. 
d. Agar dapat mengetahui dampak yang di timbulkan kb dalam pandangan islam. 
3. Rumusan Masalah 
a. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum? 
b. Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan islam, Al-Qur’an dan Hadits? 
c. Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam? 
d. apa dampak yang di timbulkan kb dalam pandangan islam ? 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Konsep Keluarga Berencana 
1. Pengertian Keluarga Berencana 
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga 
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari 
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, 
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan 
dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. 
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang 
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya 
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan 
(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan 
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk 
menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. 
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur 
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta 
keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung 
dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang 
kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar 
dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi. 
2. Tujuan Keluarga Berencana 
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan: 
a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan 
menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per 
wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan 
dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan 
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. 
b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan 
menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila 
dirasakan anak telah cukup. 
c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu 
tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya 
keluarga bahagia. 
d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah 
dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup 
tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. 
e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) 
dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang 
harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi 
ekonomi. 
3. Macam-macam Alat Kontrasepsi 
Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah dikenal diantaranya 
ialah: 
 Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk mencegah 
terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium. 
 Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu menghalangi 
ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin terjadi dan memekatkan 
lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan sperma melalui canalis servikalis. 
 Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan dibawah kulit lengan 
bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara kerjanya sama dengan suntik. 
 AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi load terbuat 
dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah membuat lemahnya daya 
sperma untuk membuahi sel telur wanita. 
 Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran 
pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat (gudang
sperma menjelang diejakulasi) bagi laki- laki. Atau tubektomi dengan operasi yang sama pada 
wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim. Akibat dari sterilisasi ini 
akan menjadi mandul selamanya. 
 Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang 
dimasukkan kedalam vagina. Disamping itu ada cara kontrasepsi yang bersifat tradisional 
seperti jamuan, urut dsb. 
Dalam pembahasan ini, penulis hanya meninjau status hukumnya menurut Islam, 
dengan mendasarkan kepada nash al-Quran dan hadis serta logika (dalil aqli). 
Pelaksanaan KB dengan pertimbangan kemashlahatan, dibolehkan dalam Islam karena 
pertimbangan (misalnya) ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Artinya, dibolehkan bagi 
orang-orang yang tidak sanggup membiayai kehidupan anak, kesehatan dan pendidikannya 
untuk menjadi akseptor KB. Bahkan menjadi dosa baginya, jikalau ia melahirkan anak yang 
tidak terurusi masa depannya; yang akhirnya menjadi beban yang berat bagi masyarakat, 
karena orang tuanya tidak menyanggupi biaya hidupnya, kesehatan dan pendidikannya. Hal 
ini berdasarkan pada sebuah ayat al-Quran yang berbunyi: 
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ ترََكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُ ريَّةً ضِعَافًا خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَََّّ وَلْيَقُو لُوا قَوْل “Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah bila seandainya mereka meninggalkan 
anaka-anaknya yang dalam keadaan lemah; yang mereka khawatirkan terhadap 
(kesejahteraan mereka), oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan 
mengucapkan perkataan yang benar.” (QS an-Nisâ’, 4: 9) 
Ayat ini menerangkan bahwa kelamahan ekonomi, kurang stabilnya kondisi kesehatan fisik 
dan kelemahan intelegensi anak sebagai akibat dari kekurangan makanan yang bergizi, 
menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya. Maka disinilah peranan KB untuk membantu 
orang-orang yang tidak dapat menyanggupi hal tersebut, agar tidak berdosa di kemudian hari 
bila meninggalkan keturunannya. Dalam ayat lain disebutkan juga: 
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَة … 
“Para ibu, hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh; yaitu bagi yang 
berkeinginan untuk menyempurnakan penyusuannya…” (QS al-Baqarah, 2: 233)
Ayat ini menerangkan bahwa anak sebaiknya disusukan selama dua tahun penuh. Karena itu, 
kepada ibunya disarankan untuk tidak hamil lagi sebelum bayinya ‘cukup umur’, yang dalam 
ayat di atas disebut dengan bilangan dua tahun. Atau dengan kata lain, penjarangan kelahiran 
anak kurang lebih berjarak tiga tahun, supaya anak berpeluang lebih ‘sehat dan terhindar dari 
penyakit, karena diasumsikan bahwa susu ibulah (ASI) yang paling baik untuk dionsumsi 
oleh bayi, demi pertumbuhannya (bayinya), dibandingkan dengan mengonsumsi susu buatan. 
Mengenai alat kontrasepsi ( ال حمل م نع وسائ ل ) yang sering digunakan ber-KB, ada yang 
dibolehkan dan ada pula yang diharamkan dalam Islam. 
Selanjutnya, menurut pendapat para ulama, alat-alat kontrasepsi yang dibolehkan untuk 
digunakan adalah : 
1. Untuk wanita, seperti: a. IUD (ADR); b. Pil; c. Obat suntik; d. Susuk; e. Cara-cara 
tradisional dan metode yang sederhana; misalnya minuman jamu dan metode kalender 
(Metode Ogino Knans) 
2. Untuk pria; seperti; a. Kondom; b. Coituis Interruptus (al-’Azl) 
Cara ini disepakati oleh ulama (Islam) bahwa boleh digunakan, berdasarkan dengan cara 
yang telah diperaktikkan oleh para sahabat nabi s.a.w. semenjak beliau masih hidup, 
sebagaimana keterangan sebuah hadis yang bersumber dari Jabir r.a., yang berbunyi: 
كُنَّا نَعْزِلُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللََِّّ صَلَّى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَالْقُرْآنُ يُنَزَّلُ – وَفِي لَفْظٍ 
آخَرَ: كُنَّا نَعْزِ لُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللََِّّ -صلى الله عليه وسلم- فَبَلَغَ ذَلِكَ نَبِىَّ اللََِّّ - 
صلى الله عليه وسلم- فَلَمْ يَنْهَنَا. 
“Kami pernah melakukan ‘azal (coitus interruptus) di masa Rasulullah s.a.w., sedangkan al- 
Quran (ketika itu) masih (selalu) turun. (H.R. Bukhari-Muslim dari Jabir). Dan pada hadis 
lain: Kami pernah melakukan ‘azl (yang ketika itu) nabi mengetahuinya, tetapi ia tidak 
pernah melarang kami. (H.R. Muslim, yang bersumber dari ‘Jabir juga).. 
Sedangkan alat kontrasepsi yang dilarang dalam Islam; adalah: 
1. Untuk wanita; seperti: a. Menstrual Regulation (MR atau pengguguran kandungan 
yang masih muda); b. Abortus atau pengguguran kandungan yang sudah bernyawa; c. 
Ligasi Tuba (mengingat saluran kantong ovum) dan tubektomi (mengangkat tempat 
ovum). Kedua istilah ini disebut sterilisasi.
2. Untuk pria; seperti vasektomi (mengikat atau memutuskan saluran sperma dari buah 
zakar), dan cara ini juga disebut sterilisasi. 
Adapun dasar diperkenankannya KB dalam Islam, menurut dalil aqli (pertimbangan rasiona l), 
adalah karena pertimbangan kesejahteraan penduduk yang diidam- idamkan oleh bangsa dan 
negara. Sebab kalau pemerintah tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa datang, 
diprediksi akan menderita. Inilah yang dalam nalar fiqih Islam disebut dengan ‘Sadd al- 
Dzarî’ah’. 
Oleh karena itu, pemerintah menempuh suatu cara untuk mengatasi ledakan penduduk yang 
tidak seimbang dengan pertumbuhan perekonomian nasional dengan menyelenggarakan 
program KB, untuk mencapai kemaslahatan seluruh rakyat. Upaya pemerintah tersebut, 
sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi: 
تَصَرُّفُ الِْْمَامِ عَلَى الرَّعِيَّةِ مَنُوطٌ بِالْمَصْلَحَةِ 
“Kebijaksanaan imam (pemerintahan) terhadap rakyatnya bisa dihubungkan dengan 
(tindakan) kemaslahatan.” 
Pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat) dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk 
menetapkan hukum Islam menurut mazdhab Maliki; di negara Indonesia yang tercinta ini, 
pemerintah sebagai pelaksana amanat rakyat, berkewajiban untuk melaksanakan program 
KB, sesuai dengan petunjuk GBHN. Maka program tersebut, menurut pertimbangan ulama, 
hukumnya boleh dalam Islam, karena demi pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat). 
B. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Islam 
Islam 
Rasulullah saw sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki keturunan yang sangat 
banyak. Namun tentunya bukan asal banyak, tetapi berkualitas sehingga perlu dididik dengan 
baik supaya dapat mengisi alam semesta ini dengan manusia yang shalih dan beriman. 
Contoh metode pencegah kehamilan yang pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW 
adalah azl yakni mengeluarkan air mani di luar vagina istri atau yang lazim disebut senggama 
terputus, namun tidak dilarang oleh Rasul. Dari Jabir berkata: 'Kami melakukan azl di masa 
Rasulullah SAW, dan Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya (HR Muslim). 
Sedangkan metode di zaman ini yang tentunya belum pernah dilakukan di zaman Rasulullah 
SAW membutuhkan kajian yang mendalam dan melibatkan ahli medis dalam menentukan 
kebolehan atau keharamannya.
Kita mengenal KB sebagai metode yang dipakai untuk mencegah kehamilan. Hal 
tersebut yang paling sering diperdebatkan dalam Islam. 
Hukum KB dalam Islam dilihat dari 2 pengertian 
1. Tahdid an-nasl (pembatasan kelahiran) 
Jika program KB dimaksudkan untuk membatasi kelahiran, maka hukumnya haram. 
Islam tidak mengenal pembatasan kelahiran. Bahkan terdapat banyak hadits yang mendorong 
umat Islam untuk memperbanyak anak. Misalnya, tidak bolehnya membunuh anak apalagi 
karena takut miskin atau tidak mampu memberikan nafkah. Allah berfirman: 
“Dan janganlah kalian membunuh anak -anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang 
memberi rezeki kepaad mereka dan kepada kalian.” (Qs. Al-Isra’: 31) 
2. Tanzhim an-nasl (pengaturan kelahiran) 
Jika program KB dimaksudkan untuk mencegah kelahiran dengan berbagai cara dan 
sarana, maka hukumnya mubah, bagaimanapun motifnya. 
Berdasarkan keputusan yang telah ada sebagian ulama menyimpulkan bahwa pil-pil 
untuk mencegah kehamilan tidak boleh dikonsumsi. 
Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan untuk hamba-Nya sebab-sebab untuk 
mendapatkan keuturunan dan memperbanyak jumlah umat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam bersabda. 
Artinya : “Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang, karena sesungguhnya aku 
berlomba-lomba dalam banyak umat dengan umat-umat lain di hari kiamat (dalam riwayat 
yang lain: dengan para nabi di hari kiamat)” 
Karena umat itu membutuhkan jumlah yang banyak, sehingga mereka beribadah kepada 
Allah, berjihad di jalan-Nya, melindungi kaum muslimin -dengan ijin Allah-, dan Allah akan 
menjaga mereka dan tipu daya musuh-musuh mereka. 
Maka wajib untuk meninggalkan perkara ini (membatasi kelahiran), tidak membolehkannya 
dan tidak menggunakannya kecuali darurat. Jika dalam keadaan darurat maka tidak mengapa, 
seperti : 
 Sang istri tertimpa penyakit di dalam rahimnya, atau anggota badan yang lain, sehingga 
berbahaya jika hamil, maka tidak mengapa (menggunakan pil-pil tersebut) untuk keperluan 
ini. 
 Demikian juga, jika sudah memiliki anak banyak, sedangkan isteri keberatan jika hamil lagi, 
maka tidak terlarang mengkonsumsi pil-pil tersebut dalam waktu tertentu, seperti setahun
atau dua tahun dalam masa menyusui, sehingga ia merasa ringan untuk kembali hamil, 
sehingga ia bisa mendidik dengan selayaknya. 
Adapun jika penggunaannya dengan maksud berkonsentrasi dalam berkarier atau supaya 
hidup senang atau hal-hal lain yang serupa dengan itu, sebagaimana yang dilakukan 
kebanyakan wanita zaman sekarang, maka hal itu tidak boleh”. 
Dari Ma’qil bin Yasar al-Muzani radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Seorang lelaki pernah 
datang (menemui) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Sesungguhnya aku 
mendapatkan seorang perempuan yang memiliki kecantikan dan (berasal dari) keturunan 
yang terhormat, akan tetapi dia tidak bisa punya anak (mandul), apakah aku (boleh) 
menikahinya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak (boleh)”, 
kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk kedua kalinya, maka Rasulullah 
shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali melarangnya, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya 
lagi) untuk ketiga kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 
“Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur (banyak anak), karena sesungguhnya aku 
akan membanggakan (banyaknya jumlah kalian) dihadapan umat-umat lain (pada hari 
kiamat nanti).” Bagi seorang perempuan yang masih gadis. kesuburan ini diketahui dengan 
melihat keadaan keluarga (ibu dan saudara perempuan) atau kerabatnya. 
Hadits ini menunjukkan dianjurkannya memperbanyak keturunan, yang ini termasuk 
tujuan utama pernikahan, dan dianjurkannya menikahi perempuan yang subur untuk tujuan 
tersebut. 
C. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Al-Qur’an Hadits 
1. Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga Berencana 
Dalam al-Q ur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan 
dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah : 
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 9 
“Dan hendaklah takut pada Allah orang -orang yang seandainya meninggalkan 
dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan 
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka 
mengucapkan perkataan yang benar”. 
Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB 
diantaranya ialah
surah / surat : Al-Qashash Ayat : 77 
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri 
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat 
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah 
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang 
yang berbuat kerusakan., 
Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu 
dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan 
anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga. 
2. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana 
Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah 
tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi 
orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama. 
D. Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam 
1. Menurut al-Qur’an dan Hadits 
Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau 
memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada 
kaidah hukum Islam 
Tetapi dalam al-Q ur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti 
program KB, yakni karena hal-hal berikut: 
a. Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. 
b. Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan 
c. Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak terlalu 
dekat 
2. Menurut Pandangan Ulama’ 
a. Ulama’ yang memperbolehkan
Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh 
Syalthut, Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti 
progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari 
kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan 
keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin 
mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat al- 
Mu’minun ayat: 12, 13, 14. 
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ – ) 21 ( ثَُُّ جَعَلْنَاهُ نطُْفَةً فِِ قَرَارٍ مَكِينٍ 
31 ( ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَة عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَة مُضْغَة فَخَلَقْنَا الْمُضْغَة عِظَامًا ( – 
31 ( ثُمَّ إِن كُمْ بَعْد ذَلِكَ لَمَي توُنَ ( – 
Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) 
dari tanah. Kemudian Kami jadikan nuftah dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air 
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal 
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami 
bungkus dengan daging. [Al Mu’minun : 12 – 14] 
b. Ulama’ yang melarang 
Selain ulama’ yang memperbolehkan ada para ulama’ yang melarang diantaranya ialah Prof. 
Dr. Madkour, Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu 
termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah: 
ول تقتلوا أولدكم من إملق نحن نرزقكم وإياهم 
“Dan janganlah kamu membunuh anak -anak kamu karena takut (kemisk inan) kami akan 
memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”. 
E. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam 
1 Cara yang diperbolehkan 
Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara’ anta ra lain, 
menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini 
diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan 
kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya.
Dari salah satu kasus yang telah dipaparkan diatas Banyak hal yang seyogyanya 
membuat kita ragu tentang masalah KB ini. Untuk lebih mendalami Masalah ini berikut 
uraian – uraian yang dapat disampaikan: 
 
Alasan tidak diperbolehkannya KB 
Hukum KB bisa haram jika menggunakan alat atau dengan cara yang tidak dibenarkan dalam 
syariat islam. 
Ada beberapa ulama yang menolak KB dengan alasan antara lain, yaitu: 
a. KB sama dengan pembunuhan bayi. 
b. KB merupakan tindakan tidak wajar (non-alamiah) dan bertentangan dengan fitrah. 
c. KB mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah dan ketentuan Tuhan. 
d. KB berarti mengabaikan doa Nabi agar umat islam memperbanyak jumlahnya. 
e. KB akan membawa petaka konsekuensi-konsekuensi sosial. 
f. KB adalah suatu jenis konspirasi Imperialis Barat terhadap negara-negara yang berkembang. 
g. KB dilakukan karena niat yang tidak baik misalnya takut mengalami kesulitan ekonomi dan 
susah mendidik anak. 
Para ulama sepakat bahwa menggunakan metode KB yang bersifat permanen hukumnya 
haram. Metode permanen adalah metode yang bersifat mantap, yang meliputi tindakan : 
a. Vasektomi atau vas Ligation 
b. Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur) 
c. Histerektomi (operasi pengangkatan rahim) 
Ulama mengharamkan metode kontrasepsi permanent ini karena menilainya sebagai 
bentuk pengebirian yang dilarang oleh Rasulullah saw. Sesuai dengan sabda Rasulullah : 
Tidaklah termasuk golongan kami (umat islam) orang yang mengebiri orang lain atau 
mengebiri dirinya sendiri. Disamping itu, tindakan sterilisasi juga dianggap sebagai 
mengubah firth kejadian manusia yang dilarang dalam islam. 
2) Cara yang dilarang 
Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’, yaitu dengan cara merubah 
atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara 
lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang 
tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan.
 
Alasan diperbolehkannya KB 
Menurut kelompok ulama yang membolehkan, dari segi nash, tidak ada nash yang 
sharih secara eksplisit melarang ataupun memerintahkan ber-KB. 
Mereka juga beralasan dari sudut pandang ekonomi dan kesehatan, antara lain, sebagai 
berikut: 
a. Untuk memberikan kesempatan bagi wanita beristirahat antara dua kehamilan. 
b. Jika salah satu atau kedua orang pasangan suami istri memiliki penyakit yang dapat menular. 
c. Untuk melindungi kesehatan ibu. 
d. Jika keuangan suami istri tidak mencukupi untuk membiayai lebih banyak anak. 
e. Imam al-ghazali menambahkan satu lagi, yaitu menjaga kecantikan ibu. 
Secara umum lembaga-lembaga fatwa di Indonesia menerima dan membolehkan KB. 
Majelis Ulama Indonesia menjelaskan, bahwa ajaran islam membenarkan Keluarga 
Berencana. Argumen yang membolehkannya adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, 
pendidikan anak agar menjadi anak yang sehat, cerdas, dan sholeh. Majelis Tarjih 
Muhamadiyah memandang KB sebagai jalan keluar dari keadaan mendesak, dibolehkan 
sebagai hukum pengecualian, yakni: 
a. Untuk menjaga keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. 
b. Untuk menjaga keselamatan agama, orang tua yang dibebani kewajiban mencukupi 
keperluan hidup keluarga dan anak-anaknya. 
c. Untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak. 
Ulama-ulama NU termasuk memperbolehkan KB didasarkan pada prinsip kemaslahatan 
keluarga (Mashalihul Usrah) bagi pengembangan kemaslahatan umum (al-mashalihul 
‘Ammah). Sedangkan menurut ulama PERSIS, KB dalam pengertian pengaturan jarak 
kelahiran hukumnya ibadah, dan tidak terlarang. 
Bagi Negara, program KB dapat mengurangi beban negara. Contohnya sebelum tahun 
1990 diprediksikan, tanpa program KB jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 akan 
mencapai 285 juta jiwa. Namun dengan program KB, sensus pada tahun itu menunjukkan 
jumlah penduduk hanya 205 juta jiwa. Artinya, ada penghematan energi, pangan, dan sumber 
daya lain yang semestinya digunakan oleh 80 juta jiwa. Oleh karena itu progr am KB terus 
digalakkan oleh pemerintah. 
F. Dampak Yang Di Timbulkan Menggunakan Kb Dalam Islam 
DAMPAK NEGATIF PROGRAM KB 
1. Melemahkan semangat jihad
Para orang tua akan merasa berat melepas anaknya ke medan perang, karena jika anaknya 
mati maka penerus keluarganya akan pupus (apalagi jika anaknya hanya 1). Para orang tua 
juga membutuhkan anak untuk merawatnya di hari tua, jika anaknya pergi ke medan perang 
siapa yang akan merawatnya. Para anak juga merasa berat pergi berjihad karena nanti tidak 
ada yang merawat orang tuanya. Jika orang tuanya memiliki 10 anak maka tidak masalah jika 
sebagian anaknya pergi berjihad. 
2. Melemahkan militer umat islam 
Sumber daya manusia yang penting bagi militer adalah para pemuda dalam jumlah banyak 
sehingga mati satu tumbuh seribu. Jika jumlah pemuda sedikit maka segi militer juga lemah. 
Jika jumlah pemuda islam banyak walaupun gugur sejuta di medan perang kita masih punya 
puluhan juta pemuda yang siap mengganti posisi mereka di medan tempur. 
3. Dan lain-lain 
———————————- 
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Aku 
diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi 
bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad 
sebagian utusan Allah, kemudian menegakkan sholat, dan membayar 
zakat. jika mereka melakukan semuanya maka darah dan harta mereka 
terlindungi kecuali karena suatu hak dalam Islam, serta hisab mereka 
disisi Allah”. (Lihat: ash-Shahihah No. 409) 
Jihad merupakan tulang punggung dan kubah Islam. Kedudukan orang-orang yang berjihad 
amatlah tinggi di surga, begitu juga di dunia. Mereka mulia di dunia dan di akhirat. 
Rasulullah adalah orang yang paling tinggi derajatnya dalam jihad. Beliau telah berjihad 
dalam segala bentuk dan macamnya. Beliau berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya 
jihad, baik dengan hati, dakwah, keterangan (ilmu), pedang dan senjata. Waktu beliau 
banyak digunakan untuk berjihad dengan hati, lisan dan tangan beliau. Oleh karena itulah, 
beliau amat harum namanya (di sisi manusia) dan paling mulia di sisi Allah. 
Islam berkembang pesat melalui peperangan (jihad). Negara-negara yang dikuasai islam 
lewat perang yaitu Iraq, Syiria, Iran, Afghan, Mesir, Afrika Utara, Spanyol, Konstantinopel, 
Yunani, dan lain- lain. Ketika umat islam berhenti berjihad nampaknya hanya sedikit wilayah 
baru yang dikuasai umat islam. 
Wilayah-wilayah yang dahulu dikuasai negara islam tetapi sekarang dikuasai orang kafir 
yaitu: Spanyol, Portugis, Yunani, Yugoslavia, Bulgaria, Rumania, Hongaria, sebagian India
(dulu New Delhi adalah wilayah islam), Filipina, Vietnam, Thailand selatan, sebagian Rusia 
(rusia selatan), sebagian China (china barat), sebagian Italia (sicilia), dll. 
“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara inah, dan kalian telah mengambil ekor-ekor 
sapi, ridha dengan persawahan, serta kalian meninggalkan jihad, Alloh akan menimpakan 
kehinaan kepada kalian, tidak akan dicabut kehinaan itu hingga kalian kembali kepada agama 
kalian” (Riwayat Abu Dawud dan yang lainnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat 
Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, jilid I hal.42 No.11) 
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat 
dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi [Al–Qashash : 77] 
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan 
yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” (QS. ash- 
Shaff (LXI) : 4) 
surah / surat : Al-Qashash Ayat : 77 
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri 
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat 
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah 
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyuka i orang-orang 
yang berbuat kerusakan.” 
BAB III 
PENUTUP 
1. KESIMPULAN 
Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan 
yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut 
dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang 
disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya. 
Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah 
kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri 
olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh 
orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat 
ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang 
halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB) yang 
dibolehkan syari`at adalah suatu usaha 
pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas 
kesepakatan suami- isteri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) 
keluarga. 
2. SARAN 
Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam maka 
penulis berharap pemerintah tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan dan bimbingan 
kepada masyarakat agar melaksanakan program pemerintah karena dengan menggunakan alat 
kontrasepsi bukan berarti menolak takdir dari Allah SWT tetapi dalam rangka meningkatkan 
ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT. 
DAFTAR PUSTAKA 
Drs.H. Aminudin Yakub,MA-Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat Tu’nas Fuaidah. 
(2009). Mardiya 
M. Ali Hasan, (1997), Masail Fiqhiyah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 
Abdurrahman Umran, Prof. (1997), Islam dan KB, Jakarta: PT Lentera Basritama. 
Musthafa Kamal, Drs. (2002), Fiqih Islam, Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri. 
Masjfuk Zuhdi, Prof. Drs. H, (1997) Masail Fiqhiyah, Jakarta: PT Toko Gunung Agung. 
Chuzamah, T. Yangro, Dr. H. dkk. (2002), Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta: 
Pustaka Firdaus.

More Related Content

Viewers also liked (20)

Makalah terapi kelompok
Makalah terapi kelompokMakalah terapi kelompok
Makalah terapi kelompok
 
Makalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinanMakalah kepemimpinan
Makalah kepemimpinan
 
Makalah kep. keluarga
Makalah kep. keluargaMakalah kep. keluarga
Makalah kep. keluarga
 
Makalah kebudayaan sulawesi tenggara
Makalah kebudayaan sulawesi tenggaraMakalah kebudayaan sulawesi tenggara
Makalah kebudayaan sulawesi tenggara
 
Makalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gayaMakalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gaya
 
Makalah kep. gerontik
Makalah kep. gerontikMakalah kep. gerontik
Makalah kep. gerontik
 
Makalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon printMakalah kanker kolon print
Makalah kanker kolon print
 
Makalah tentang narkoba 10
Makalah tentang narkoba   10Makalah tentang narkoba   10
Makalah tentang narkoba 10
 
Makalah sumber energi
Makalah sumber energiMakalah sumber energi
Makalah sumber energi
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
Makalah kemiskinan
Makalah kemiskinanMakalah kemiskinan
Makalah kemiskinan
 
Makalah talak
Makalah talakMakalah talak
Makalah talak
 
Makalah teflon
Makalah teflonMakalah teflon
Makalah teflon
 
Makalah katoba suku muna
Makalah katoba suku munaMakalah katoba suku muna
Makalah katoba suku muna
 
Makalah teori kejahatan
Makalah teori kejahatanMakalah teori kejahatan
Makalah teori kejahatan
 
Makalah isim kanna
Makalah isim kannaMakalah isim kanna
Makalah isim kanna
 
Makalah kepramukaan
Makalah kepramukaanMakalah kepramukaan
Makalah kepramukaan
 
Makalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiMakalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisi
 
Makalah tentang narkoba
Makalah tentang narkobaMakalah tentang narkoba
Makalah tentang narkoba
 
Introduction aux réseaux informatiques
Introduction aux réseaux informatiquesIntroduction aux réseaux informatiques
Introduction aux réseaux informatiques
 

Similar to Makalah kb dalam islam

Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamMakalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamYadhi Muqsith
 
Pandangan Agama Terhadap Kesehatan
Pandangan Agama Terhadap KesehatanPandangan Agama Terhadap Kesehatan
Pandangan Agama Terhadap Kesehatanpjj_kemenkes
 
pandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpjj_kemenkes
 

Similar to Makalah kb dalam islam (20)

Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islamMakalah kb dalam islam
Makalah kb dalam islam
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kbMakalah pandangan islam tentang kb
Makalah pandangan islam tentang kb
 
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islamMakalah konsep keluarga dalam pandangan islam
Makalah konsep keluarga dalam pandangan islam
 
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana Keluarga Berencana
Keluarga Berencana
 
Kb
KbKb
Kb
 
Pandangan Agama Terhadap Kesehatan
Pandangan Agama Terhadap KesehatanPandangan Agama Terhadap Kesehatan
Pandangan Agama Terhadap Kesehatan
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
pandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatan
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 
Makalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa idaMakalah kb dalam islam wa ida
Makalah kb dalam islam wa ida
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

Makalah kb dalam islam

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa Indonesia terbanyak penduduk setelah Cina dan India artinya maju mundurnya kemajuan bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas manusia atau lebih spesifik keluarga. Tidak dapat kita pungkiri, sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara kita tercinta ini agar menjadi keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat, maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai motor penggerak Program KB di Indonesia, sekarang ini sangat berpihak pada upaya membangun keluarga sejahtera dengan visi dan misinya yang telah derbaharuhi, yakni ”Seluruh Keluarga Ikut KB” dan ”Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”. Dalam agama Islam, keluarga sejahtera disubstansikan dalam bentuk keluarga sakinah. Pengertian keluarga sakinah diambil dan berasal dari Al Qur’an, yang dipahami dari ayat-ayat Surat Ar Ruum, dimana dinyatakan bahwa tujuan keluarga adalah untuk mencapai ketenteraman dan kebahagiaan dengan dasar kasih sayang. Yaitu keluarga yang saling cinta mencintai dan penuh kasih sayang, sehingga setiap anggota keluarga merasa dalam suasana aman, tenteram, tenang dan damai, bahagia dan sejahtera namun dinamis menuju kehid upan yang lebih baik di dunia maupun di akhirat. Mencermati penjelasan di atas antara keluarga sejahtera secara umum dengan kosnep keluarga sakinah mempunyai hubungan yang sangat erat, untuk itu dalam makalah ini penulis akan mencoba mendeskripsikan KB dalam pandangan Agama. 2. Tujuan Penulisan a. Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum. b. Untuk mendeskripsikan keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits.
  • 2. c. Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam. d. Agar dapat mengetahui dampak yang di timbulkan kb dalam pandangan islam. 3. Rumusan Masalah a. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum? b. Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan islam, Al-Qur’an dan Hadits? c. Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam? d. apa dampak yang di timbulkan kb dalam pandangan islam ? BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Keluarga Berencana 1. Pengertian Keluarga Berencana Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi. 2. Tujuan Keluarga Berencana Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan: a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
  • 3. menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi. 3. Macam-macam Alat Kontrasepsi Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah dikenal diantaranya ialah:  Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium.  Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu menghalangi ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin terjadi dan memekatkan lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan sperma melalui canalis servikalis.  Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan dibawah kulit lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara kerjanya sama dengan suntik.  AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi load terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah membuat lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur wanita.  Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat (gudang
  • 4. sperma menjelang diejakulasi) bagi laki- laki. Atau tubektomi dengan operasi yang sama pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim. Akibat dari sterilisasi ini akan menjadi mandul selamanya.  Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang dimasukkan kedalam vagina. Disamping itu ada cara kontrasepsi yang bersifat tradisional seperti jamuan, urut dsb. Dalam pembahasan ini, penulis hanya meninjau status hukumnya menurut Islam, dengan mendasarkan kepada nash al-Quran dan hadis serta logika (dalil aqli). Pelaksanaan KB dengan pertimbangan kemashlahatan, dibolehkan dalam Islam karena pertimbangan (misalnya) ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Artinya, dibolehkan bagi orang-orang yang tidak sanggup membiayai kehidupan anak, kesehatan dan pendidikannya untuk menjadi akseptor KB. Bahkan menjadi dosa baginya, jikalau ia melahirkan anak yang tidak terurusi masa depannya; yang akhirnya menjadi beban yang berat bagi masyarakat, karena orang tuanya tidak menyanggupi biaya hidupnya, kesehatan dan pendidikannya. Hal ini berdasarkan pada sebuah ayat al-Quran yang berbunyi: وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ ترََكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُ ريَّةً ضِعَافًا خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَََّّ وَلْيَقُو لُوا قَوْل “Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah bila seandainya mereka meninggalkan anaka-anaknya yang dalam keadaan lemah; yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan mereka), oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar.” (QS an-Nisâ’, 4: 9) Ayat ini menerangkan bahwa kelamahan ekonomi, kurang stabilnya kondisi kesehatan fisik dan kelemahan intelegensi anak sebagai akibat dari kekurangan makanan yang bergizi, menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya. Maka disinilah peranan KB untuk membantu orang-orang yang tidak dapat menyanggupi hal tersebut, agar tidak berdosa di kemudian hari bila meninggalkan keturunannya. Dalam ayat lain disebutkan juga: وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَة … “Para ibu, hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh; yaitu bagi yang berkeinginan untuk menyempurnakan penyusuannya…” (QS al-Baqarah, 2: 233)
  • 5. Ayat ini menerangkan bahwa anak sebaiknya disusukan selama dua tahun penuh. Karena itu, kepada ibunya disarankan untuk tidak hamil lagi sebelum bayinya ‘cukup umur’, yang dalam ayat di atas disebut dengan bilangan dua tahun. Atau dengan kata lain, penjarangan kelahiran anak kurang lebih berjarak tiga tahun, supaya anak berpeluang lebih ‘sehat dan terhindar dari penyakit, karena diasumsikan bahwa susu ibulah (ASI) yang paling baik untuk dionsumsi oleh bayi, demi pertumbuhannya (bayinya), dibandingkan dengan mengonsumsi susu buatan. Mengenai alat kontrasepsi ( ال حمل م نع وسائ ل ) yang sering digunakan ber-KB, ada yang dibolehkan dan ada pula yang diharamkan dalam Islam. Selanjutnya, menurut pendapat para ulama, alat-alat kontrasepsi yang dibolehkan untuk digunakan adalah : 1. Untuk wanita, seperti: a. IUD (ADR); b. Pil; c. Obat suntik; d. Susuk; e. Cara-cara tradisional dan metode yang sederhana; misalnya minuman jamu dan metode kalender (Metode Ogino Knans) 2. Untuk pria; seperti; a. Kondom; b. Coituis Interruptus (al-’Azl) Cara ini disepakati oleh ulama (Islam) bahwa boleh digunakan, berdasarkan dengan cara yang telah diperaktikkan oleh para sahabat nabi s.a.w. semenjak beliau masih hidup, sebagaimana keterangan sebuah hadis yang bersumber dari Jabir r.a., yang berbunyi: كُنَّا نَعْزِلُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللََِّّ صَلَّى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَالْقُرْآنُ يُنَزَّلُ – وَفِي لَفْظٍ آخَرَ: كُنَّا نَعْزِ لُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللََِّّ -صلى الله عليه وسلم- فَبَلَغَ ذَلِكَ نَبِىَّ اللََِّّ - صلى الله عليه وسلم- فَلَمْ يَنْهَنَا. “Kami pernah melakukan ‘azal (coitus interruptus) di masa Rasulullah s.a.w., sedangkan al- Quran (ketika itu) masih (selalu) turun. (H.R. Bukhari-Muslim dari Jabir). Dan pada hadis lain: Kami pernah melakukan ‘azl (yang ketika itu) nabi mengetahuinya, tetapi ia tidak pernah melarang kami. (H.R. Muslim, yang bersumber dari ‘Jabir juga).. Sedangkan alat kontrasepsi yang dilarang dalam Islam; adalah: 1. Untuk wanita; seperti: a. Menstrual Regulation (MR atau pengguguran kandungan yang masih muda); b. Abortus atau pengguguran kandungan yang sudah bernyawa; c. Ligasi Tuba (mengingat saluran kantong ovum) dan tubektomi (mengangkat tempat ovum). Kedua istilah ini disebut sterilisasi.
  • 6. 2. Untuk pria; seperti vasektomi (mengikat atau memutuskan saluran sperma dari buah zakar), dan cara ini juga disebut sterilisasi. Adapun dasar diperkenankannya KB dalam Islam, menurut dalil aqli (pertimbangan rasiona l), adalah karena pertimbangan kesejahteraan penduduk yang diidam- idamkan oleh bangsa dan negara. Sebab kalau pemerintah tidak melaksanakannya maka keadaan rakyat di masa datang, diprediksi akan menderita. Inilah yang dalam nalar fiqih Islam disebut dengan ‘Sadd al- Dzarî’ah’. Oleh karena itu, pemerintah menempuh suatu cara untuk mengatasi ledakan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan perekonomian nasional dengan menyelenggarakan program KB, untuk mencapai kemaslahatan seluruh rakyat. Upaya pemerintah tersebut, sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang berbunyi: تَصَرُّفُ الِْْمَامِ عَلَى الرَّعِيَّةِ مَنُوطٌ بِالْمَصْلَحَةِ “Kebijaksanaan imam (pemerintahan) terhadap rakyatnya bisa dihubungkan dengan (tindakan) kemaslahatan.” Pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat) dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk menetapkan hukum Islam menurut mazdhab Maliki; di negara Indonesia yang tercinta ini, pemerintah sebagai pelaksana amanat rakyat, berkewajiban untuk melaksanakan program KB, sesuai dengan petunjuk GBHN. Maka program tersebut, menurut pertimbangan ulama, hukumnya boleh dalam Islam, karena demi pertimbangan kemaslahatan umat (rakyat). B. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Islam Islam Rasulullah saw sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki keturunan yang sangat banyak. Namun tentunya bukan asal banyak, tetapi berkualitas sehingga perlu dididik dengan baik supaya dapat mengisi alam semesta ini dengan manusia yang shalih dan beriman. Contoh metode pencegah kehamilan yang pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW adalah azl yakni mengeluarkan air mani di luar vagina istri atau yang lazim disebut senggama terputus, namun tidak dilarang oleh Rasul. Dari Jabir berkata: 'Kami melakukan azl di masa Rasulullah SAW, dan Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya (HR Muslim). Sedangkan metode di zaman ini yang tentunya belum pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW membutuhkan kajian yang mendalam dan melibatkan ahli medis dalam menentukan kebolehan atau keharamannya.
  • 7. Kita mengenal KB sebagai metode yang dipakai untuk mencegah kehamilan. Hal tersebut yang paling sering diperdebatkan dalam Islam. Hukum KB dalam Islam dilihat dari 2 pengertian 1. Tahdid an-nasl (pembatasan kelahiran) Jika program KB dimaksudkan untuk membatasi kelahiran, maka hukumnya haram. Islam tidak mengenal pembatasan kelahiran. Bahkan terdapat banyak hadits yang mendorong umat Islam untuk memperbanyak anak. Misalnya, tidak bolehnya membunuh anak apalagi karena takut miskin atau tidak mampu memberikan nafkah. Allah berfirman: “Dan janganlah kalian membunuh anak -anak kalian karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepaad mereka dan kepada kalian.” (Qs. Al-Isra’: 31) 2. Tanzhim an-nasl (pengaturan kelahiran) Jika program KB dimaksudkan untuk mencegah kelahiran dengan berbagai cara dan sarana, maka hukumnya mubah, bagaimanapun motifnya. Berdasarkan keputusan yang telah ada sebagian ulama menyimpulkan bahwa pil-pil untuk mencegah kehamilan tidak boleh dikonsumsi. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan untuk hamba-Nya sebab-sebab untuk mendapatkan keuturunan dan memperbanyak jumlah umat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. Artinya : “Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang, karena sesungguhnya aku berlomba-lomba dalam banyak umat dengan umat-umat lain di hari kiamat (dalam riwayat yang lain: dengan para nabi di hari kiamat)” Karena umat itu membutuhkan jumlah yang banyak, sehingga mereka beribadah kepada Allah, berjihad di jalan-Nya, melindungi kaum muslimin -dengan ijin Allah-, dan Allah akan menjaga mereka dan tipu daya musuh-musuh mereka. Maka wajib untuk meninggalkan perkara ini (membatasi kelahiran), tidak membolehkannya dan tidak menggunakannya kecuali darurat. Jika dalam keadaan darurat maka tidak mengapa, seperti :  Sang istri tertimpa penyakit di dalam rahimnya, atau anggota badan yang lain, sehingga berbahaya jika hamil, maka tidak mengapa (menggunakan pil-pil tersebut) untuk keperluan ini.  Demikian juga, jika sudah memiliki anak banyak, sedangkan isteri keberatan jika hamil lagi, maka tidak terlarang mengkonsumsi pil-pil tersebut dalam waktu tertentu, seperti setahun
  • 8. atau dua tahun dalam masa menyusui, sehingga ia merasa ringan untuk kembali hamil, sehingga ia bisa mendidik dengan selayaknya. Adapun jika penggunaannya dengan maksud berkonsentrasi dalam berkarier atau supaya hidup senang atau hal-hal lain yang serupa dengan itu, sebagaimana yang dilakukan kebanyakan wanita zaman sekarang, maka hal itu tidak boleh”. Dari Ma’qil bin Yasar al-Muzani radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Seorang lelaki pernah datang (menemui) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Sesungguhnya aku mendapatkan seorang perempuan yang memiliki kecantikan dan (berasal dari) keturunan yang terhormat, akan tetapi dia tidak bisa punya anak (mandul), apakah aku (boleh) menikahinya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak (boleh)”, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk kedua kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali melarangnya, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk ketiga kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur (banyak anak), karena sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya jumlah kalian) dihadapan umat-umat lain (pada hari kiamat nanti).” Bagi seorang perempuan yang masih gadis. kesuburan ini diketahui dengan melihat keadaan keluarga (ibu dan saudara perempuan) atau kerabatnya. Hadits ini menunjukkan dianjurkannya memperbanyak keturunan, yang ini termasuk tujuan utama pernikahan, dan dianjurkannya menikahi perempuan yang subur untuk tujuan tersebut. C. Keluarga Berencana Dalam Pandangan Al-Qur’an Hadits 1. Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga Berencana Dalam al-Q ur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah : surah / surat : An-Nisaa Ayat : 9 “Dan hendaklah takut pada Allah orang -orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB diantaranya ialah
  • 9. surah / surat : Al-Qashash Ayat : 77 Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan., Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga. 2. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama. D. Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam 1. Menurut al-Qur’an dan Hadits Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada kaidah hukum Islam Tetapi dalam al-Q ur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti program KB, yakni karena hal-hal berikut: a. Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. b. Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan c. Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak terlalu dekat 2. Menurut Pandangan Ulama’ a. Ulama’ yang memperbolehkan
  • 10. Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh Syalthut, Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat al- Mu’minun ayat: 12, 13, 14. وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ – ) 21 ( ثَُُّ جَعَلْنَاهُ نطُْفَةً فِِ قَرَارٍ مَكِينٍ 31 ( ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَة عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَة مُضْغَة فَخَلَقْنَا الْمُضْغَة عِظَامًا ( – 31 ( ثُمَّ إِن كُمْ بَعْد ذَلِكَ لَمَي توُنَ ( – Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan nuftah dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. [Al Mu’minun : 12 – 14] b. Ulama’ yang melarang Selain ulama’ yang memperbolehkan ada para ulama’ yang melarang diantaranya ialah Prof. Dr. Madkour, Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah: ول تقتلوا أولدكم من إملق نحن نرزقكم وإياهم “Dan janganlah kamu membunuh anak -anak kamu karena takut (kemisk inan) kami akan memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”. E. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam 1 Cara yang diperbolehkan Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara’ anta ra lain, menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya.
  • 11. Dari salah satu kasus yang telah dipaparkan diatas Banyak hal yang seyogyanya membuat kita ragu tentang masalah KB ini. Untuk lebih mendalami Masalah ini berikut uraian – uraian yang dapat disampaikan:  Alasan tidak diperbolehkannya KB Hukum KB bisa haram jika menggunakan alat atau dengan cara yang tidak dibenarkan dalam syariat islam. Ada beberapa ulama yang menolak KB dengan alasan antara lain, yaitu: a. KB sama dengan pembunuhan bayi. b. KB merupakan tindakan tidak wajar (non-alamiah) dan bertentangan dengan fitrah. c. KB mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah dan ketentuan Tuhan. d. KB berarti mengabaikan doa Nabi agar umat islam memperbanyak jumlahnya. e. KB akan membawa petaka konsekuensi-konsekuensi sosial. f. KB adalah suatu jenis konspirasi Imperialis Barat terhadap negara-negara yang berkembang. g. KB dilakukan karena niat yang tidak baik misalnya takut mengalami kesulitan ekonomi dan susah mendidik anak. Para ulama sepakat bahwa menggunakan metode KB yang bersifat permanen hukumnya haram. Metode permanen adalah metode yang bersifat mantap, yang meliputi tindakan : a. Vasektomi atau vas Ligation b. Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur) c. Histerektomi (operasi pengangkatan rahim) Ulama mengharamkan metode kontrasepsi permanent ini karena menilainya sebagai bentuk pengebirian yang dilarang oleh Rasulullah saw. Sesuai dengan sabda Rasulullah : Tidaklah termasuk golongan kami (umat islam) orang yang mengebiri orang lain atau mengebiri dirinya sendiri. Disamping itu, tindakan sterilisasi juga dianggap sebagai mengubah firth kejadian manusia yang dilarang dalam islam. 2) Cara yang dilarang Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’, yaitu dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan.
  • 12.  Alasan diperbolehkannya KB Menurut kelompok ulama yang membolehkan, dari segi nash, tidak ada nash yang sharih secara eksplisit melarang ataupun memerintahkan ber-KB. Mereka juga beralasan dari sudut pandang ekonomi dan kesehatan, antara lain, sebagai berikut: a. Untuk memberikan kesempatan bagi wanita beristirahat antara dua kehamilan. b. Jika salah satu atau kedua orang pasangan suami istri memiliki penyakit yang dapat menular. c. Untuk melindungi kesehatan ibu. d. Jika keuangan suami istri tidak mencukupi untuk membiayai lebih banyak anak. e. Imam al-ghazali menambahkan satu lagi, yaitu menjaga kecantikan ibu. Secara umum lembaga-lembaga fatwa di Indonesia menerima dan membolehkan KB. Majelis Ulama Indonesia menjelaskan, bahwa ajaran islam membenarkan Keluarga Berencana. Argumen yang membolehkannya adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, pendidikan anak agar menjadi anak yang sehat, cerdas, dan sholeh. Majelis Tarjih Muhamadiyah memandang KB sebagai jalan keluar dari keadaan mendesak, dibolehkan sebagai hukum pengecualian, yakni: a. Untuk menjaga keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. b. Untuk menjaga keselamatan agama, orang tua yang dibebani kewajiban mencukupi keperluan hidup keluarga dan anak-anaknya. c. Untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak. Ulama-ulama NU termasuk memperbolehkan KB didasarkan pada prinsip kemaslahatan keluarga (Mashalihul Usrah) bagi pengembangan kemaslahatan umum (al-mashalihul ‘Ammah). Sedangkan menurut ulama PERSIS, KB dalam pengertian pengaturan jarak kelahiran hukumnya ibadah, dan tidak terlarang. Bagi Negara, program KB dapat mengurangi beban negara. Contohnya sebelum tahun 1990 diprediksikan, tanpa program KB jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 akan mencapai 285 juta jiwa. Namun dengan program KB, sensus pada tahun itu menunjukkan jumlah penduduk hanya 205 juta jiwa. Artinya, ada penghematan energi, pangan, dan sumber daya lain yang semestinya digunakan oleh 80 juta jiwa. Oleh karena itu progr am KB terus digalakkan oleh pemerintah. F. Dampak Yang Di Timbulkan Menggunakan Kb Dalam Islam DAMPAK NEGATIF PROGRAM KB 1. Melemahkan semangat jihad
  • 13. Para orang tua akan merasa berat melepas anaknya ke medan perang, karena jika anaknya mati maka penerus keluarganya akan pupus (apalagi jika anaknya hanya 1). Para orang tua juga membutuhkan anak untuk merawatnya di hari tua, jika anaknya pergi ke medan perang siapa yang akan merawatnya. Para anak juga merasa berat pergi berjihad karena nanti tidak ada yang merawat orang tuanya. Jika orang tuanya memiliki 10 anak maka tidak masalah jika sebagian anaknya pergi berjihad. 2. Melemahkan militer umat islam Sumber daya manusia yang penting bagi militer adalah para pemuda dalam jumlah banyak sehingga mati satu tumbuh seribu. Jika jumlah pemuda sedikit maka segi militer juga lemah. Jika jumlah pemuda islam banyak walaupun gugur sejuta di medan perang kita masih punya puluhan juta pemuda yang siap mengganti posisi mereka di medan tempur. 3. Dan lain-lain ———————————- Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad sebagian utusan Allah, kemudian menegakkan sholat, dan membayar zakat. jika mereka melakukan semuanya maka darah dan harta mereka terlindungi kecuali karena suatu hak dalam Islam, serta hisab mereka disisi Allah”. (Lihat: ash-Shahihah No. 409) Jihad merupakan tulang punggung dan kubah Islam. Kedudukan orang-orang yang berjihad amatlah tinggi di surga, begitu juga di dunia. Mereka mulia di dunia dan di akhirat. Rasulullah adalah orang yang paling tinggi derajatnya dalam jihad. Beliau telah berjihad dalam segala bentuk dan macamnya. Beliau berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad, baik dengan hati, dakwah, keterangan (ilmu), pedang dan senjata. Waktu beliau banyak digunakan untuk berjihad dengan hati, lisan dan tangan beliau. Oleh karena itulah, beliau amat harum namanya (di sisi manusia) dan paling mulia di sisi Allah. Islam berkembang pesat melalui peperangan (jihad). Negara-negara yang dikuasai islam lewat perang yaitu Iraq, Syiria, Iran, Afghan, Mesir, Afrika Utara, Spanyol, Konstantinopel, Yunani, dan lain- lain. Ketika umat islam berhenti berjihad nampaknya hanya sedikit wilayah baru yang dikuasai umat islam. Wilayah-wilayah yang dahulu dikuasai negara islam tetapi sekarang dikuasai orang kafir yaitu: Spanyol, Portugis, Yunani, Yugoslavia, Bulgaria, Rumania, Hongaria, sebagian India
  • 14. (dulu New Delhi adalah wilayah islam), Filipina, Vietnam, Thailand selatan, sebagian Rusia (rusia selatan), sebagian China (china barat), sebagian Italia (sicilia), dll. “Apabila kalian telah berjual beli dengan cara inah, dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi, ridha dengan persawahan, serta kalian meninggalkan jihad, Alloh akan menimpakan kehinaan kepada kalian, tidak akan dicabut kehinaan itu hingga kalian kembali kepada agama kalian” (Riwayat Abu Dawud dan yang lainnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, jilid I hal.42 No.11) Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi [Al–Qashash : 77] “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” (QS. ash- Shaff (LXI) : 4) surah / surat : Al-Qashash Ayat : 77 “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyuka i orang-orang yang berbuat kerusakan.” BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya. Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.
  • 15. Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB) yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami- isteri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. 2. SARAN Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam maka penulis berharap pemerintah tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat agar melaksanakan program pemerintah karena dengan menggunakan alat kontrasepsi bukan berarti menolak takdir dari Allah SWT tetapi dalam rangka meningkatkan ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT. DAFTAR PUSTAKA Drs.H. Aminudin Yakub,MA-Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat Tu’nas Fuaidah. (2009). Mardiya M. Ali Hasan, (1997), Masail Fiqhiyah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Abdurrahman Umran, Prof. (1997), Islam dan KB, Jakarta: PT Lentera Basritama. Musthafa Kamal, Drs. (2002), Fiqih Islam, Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri. Masjfuk Zuhdi, Prof. Drs. H, (1997) Masail Fiqhiyah, Jakarta: PT Toko Gunung Agung. Chuzamah, T. Yangro, Dr. H. dkk. (2002), Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus.