SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keterlibatan wanita pada olahraga sudah menjadi sesuatu hal yang tidak
“tabu” lagi dewasa ini. Seiring dengan arus globalisasi yang terus mengalir, gender
memberikan dukungan kuat pada wanita untuk masuk dalam bidang yang sudah
dianggap maskulin itu. Selain itu, meningkatnya kesadaran akan perlunya kesehatan
dan kebugaran jasmani mendorong para wanita untuk ambil bagian dalam berbagai
bentuk aktivitas jasmani, termasuk olahraga. Begitu perkasanya para pria dipentas
olahraga prestasi telah membangkitkan kaum wanita untuk ikut berprestasi dalam
bidang tersebut. Hartono (1999: 225) menyebutkan bahwa pertandingan olahraga
yang dilakukan wanita di Amerika terjadi setelah adanya revolusi jerman tahun 1849
sampai tahun 1910, tahun 1920 terjadi pertentanganyang berakibat pada
berakhirnya partisipasi wanita dalam olahraga dan tahun 1950-an muncul trend yang
memulai kembali keterlibatan wanita dalam olahraga.
Keterlibatan wanita dalam olahraga sekarang bukan hanya berperan sebagai
penonton yang hanya memberikan dukungan diluar lapangan tetapi wanita telah
terlibat langsung menjadi pelaku olahraga itu sendiri. Banyaknya wanita yang terlibat
dalam olahraga telah mendorong para peneliti untuk menyelidiki berbagai pengaruh
olahraga terhadap jasmani, rohani, maupun sosial wanita. Satu hal yang perlu
ditekankan dalam hubungannya dengan makalah ini adalah adanya perubahan
biologis yang khas pada wanita. Hal inilah yang membedakan secara hakiki wanita
dan pria. Perubahan biologis ini seringkali dianalogikan dengan siklus menstruasi
dan reproduksi.
Satu hal yang paling penting adalah meyakinkan bahwa atlit wanita dapat
mencapai puncak penampilan fisik, sambil terus menikmati kesehatannya yang baik
(Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006: 177). Artinya bahwa wanita yang terlibat
dalam aktivitas jasmani yang berat (olahraga) bisa mencapai puncak prestasi
dengan tanpa mengalami kelainan perubahan fungsi tubuhnya (fisiologis). Selain itu
diharapkan juga tingkat kesehatan atlit wanita berjalan dengan normal, dalam hal ini
adalah siklus menstruasi dan reproduksi. Seberapa tinggi prestasi yang dicapai
seorang wanita dalam olahraga tidak akan menghilangkan kodrat yang sudah
tersirat dalam fungsi tubuhnya. wanita akan mengalami menstruasi dan akan
mengalami proses reproduksi yang berhubungan dengan melahirkan. .
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1.Apa pengaruh perbedaan fisik pria dan wanita dalam aktivitas olahraga?
1.2.2.Bagaimana pengaruh menstruasi terhadap aktivitas fisik.?
1.2.3.Mengapa Osteoporosis terjadi pada wanita.?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui pengaruh perbedaan Fisik pria dan wanita dalam aktivitas
olahraga
1.3.2. Mengetahui seberapa besar pengaruh Menstruasi terhadap Aktivitas
Fisik, Khususnya olahraga.
1.3.3. Mengetahui apa osteoporosis, dan mengapa terjadi pada wanita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PERBEDAAN FISIK PRIA DAN WANITA
Pria dan wanita dapat kita bedakan dari segi fisik, baik secara anatomis
maupun secara fisiologis (fungsi tubuh). Perbedaan anatomi ini menyebabkan pria
lebih mampu melakukan aktivitas jasmani dan olahraga yang memerlukan kekuatan
dan dimensi lain yang lebih besar (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006: 177).
Secara fisik, pria dewasa rata-rata 7 – 10 % lebih besar daripada wanita. Perbedaan
ukuran itu sangat kecil terlihat pada anak-anak sampai usia pubertas. Velle
menjelaskan bahwa akivitas jasmani pria yang lebih tinggi karena pengaruh hormon
di dalam otak selama perkembangan janin (Sutresna, 1999:259). Pengaruh hormon
testoteron mengakibatkan pria tumbuh lebih tinggi, gelang bahu yang lebih luas,
panggul lebih sempit dan tungkai lebih panjang. Sedangkan pengaruh hormon
estrogen mengkibatkan wanita berkembang dengan bahu yang lebih sempit,
panggul yang lebih luas relatif terhadap tinggi badannya dan “carrying angle” yang
lebih besar pada sendi siku. Pada wanita terjadi penimbunan lemak selama masa
pubertas, sedangkan pada pria terjadi perkembangan otot. Sehingga wanita dewasa
mempunyai lemak sekitar dua kali lebih besar dari pada pria. Pria mempunyai darah
yang kurang lebih satu liter lebih banyak dari pada wanita. Selain itu dimensi jantung
pada pria lebih besar sehingga volume sedenyut lebih besar, volume paru-paru pria
lebih besar 10 % dari pada wanita. Wanita mempunyai denyut nadi istirahat yang
lebih sedikit tinggi dengan Denyut Nadi Maksimal sesuai umur sama.
Berbagai penelitian lebih banyak melihat bahwa wanita mempunyai kapasitas
kerja yang relatif buruk, sehingga menjadi pembatas bagi wanita terlibat dalam
olahraga. Tetapi pada wanita dan pria yang trlatih tidak terlihat perbedaan secara
fisiologis. Latihan kekuatan yang sistemik dapat meningkatkan dapat meningkatkan
diamater serabut otot dan massa total ototnya. Kandungan lemak dalam tubuh
menurun sebagai respon terhadap latihan. Banyak atlit wanita pada olahraga yang
memerlukan daya tahan mempunyai kandungan yang sedikit. Lemak tubuh yang
tinggi menjadi hambatan bagi kegiatan fisik yang bersifat weight bearing, tetapi
meningkatkan daya apung pada renang.
Pria dan wanita yang melakukan olahraga sama akan memiliki kapasitas
aerobik (VO2Max) dengan perbedaan yang lebih kecil dari pada sesama jenis
kelamin yang melakukan olahraga berbeda. Keikutsertaan wanita dalam aktivitas
jasmani dan olahraga berdampak positif pada power aerobic mereka
olehmeningkatnya VO2Max, Pengambilan Oksigen dan Kapasitas ventilatori.
apalagi, wanita dapat memperoleh kekuatan maksimal melalui peningkatan aktivasi
otot, meningkatkan fleksibilitas dalam kaitannya dengan peningkatan luas gerakan
dan barangkali peningkatan fungsi kekebalan. Sebetulnya pria mempunyai
keuntungan sampai 50 % dalam hal masa tubuh, volume jantung dan darah, dan
hemaglobin yang tinggi.Tetapi perbedaan itu sebesar 10 % apabila dinyatakan
dalam satuan berat badan. Atlit wanita yang berlatih baik mempunyai kemampuan
men-toleransi hipoxia, ketinggian dan stres pana yang sama dengan pria yang
terlatih.
Cedera olahraga pada wanita ditemukan sedikit, karena wanita lebih banyak
terlibat pada aktivitas jasmani dan olahraga kontak yang tidak berat. Sehingga
cedera lebih bersifat sport specific dari pada sex specific. Cedera pada wanita dalam
olahraga sebenarnya lebih dikarenakan kekuatan dan kebugaran mereka yang
rendah. Cedera atlit yang terlatih juga mempunyai derajat cedera yang sama.
2.2.AKTIVITAS JASMANI DAN MENSTRUASI
2.2.1.Pengaruh Menstruasi pada Penampilan Fisik
Pada umumnya wanita dapat menikmati kegiatan fisik mereka baik bersifat
rekreasi maupun kompetisi tanpa terpengaruh oleh pola menstruasi mereka. Gejala-
gejala nyeri pada menstruasi (Dysimenorrhoea) dan sindroma stress premenstruasi
(PMS) menjadi berkurang sebagai pengaruh dari olahraga yang teratur. Berbagai
penelitian belum berhasi menunjukkan pengaruh kuat secara fisiologis olahraga
pada kestabilan siklus menstruasi. Banyak wanita beranggapaan mereka mampu
tampil dalam olahraga sama baik selama maupun segera sebelum terjadinya
menstruasi. Indikasi medis tidak memperlihatkan wanita harus menghentikan
aktivitas fisiknya selama menstruasi. Banyak cara alternatif untuk menguranngi
dysmenorrhoea pada atlit wanita, seperti diobati secara efektif dengan pemberian
obat anti inflamasi non-steroid, diatur dengan konstrasepsi oral, memperpendek
siklus dengan pemberian obat secara dini.
Amenorrhoea atlit dimaksudkan untuk mendeskripsikan berhentinya
menstruasi yang dialami beberapa atlit selama masa latihan dan kompetisi berat.
Perubahan menstruasi dapat berupa berkurangnya jumlah menstruasi pertahun
(oligomenorrhoea) atau sama sekali tidak ada menstruasi (amenorrhoea). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa disfungsi menstruasi bervariasi menurut tingkat
usaha fisik selama latihan dan kompetisi. Hal itu juga menunjukkan juga bahwa
penampilan yang baik dalam olahraga secara relatif tidak dapat dipengaruhi oleh
menstruasi. Ada atlit wanita yang mempunyai penampilan baik saat menstruasi dan
ada juga atlit wanita yang menganggap bahwa penampilan buruknya diakibatkan
oleh pengaruh menstruasi yang negarif.
2.2.2. Pengaruh Aktivitas Fisik pada Fungsi Menstruasi
Perubahan siklus menstruasi pada atlit wanita sulit diketahui oleh karena
munculnya gangguan menstruasi, dari luteal sampai amenorrhoea. Secara definitif,
klasifikasi kejadian menstruasi sebagai berikut:
1. Eumenorrhoea yaitu siklus menstruasi yang teratur dengan interval
perdarahan yang terjadi antara 21 – 35 hari.
2. Oligomenorrhoea yaitu bila menstruasi terjadi dengan interval lebih antara
35 – 90 hari.
3. Amenorrhoea yaitu bila dalam kurun waktu 3 bulan berturut-turut tidak
terjadi menstruasi, atau menstruasi terjadi tidak lebih dari 3x dalam
setahun.
Perubahan menstruasi paling umum dijumpai pada pelari jarak jauh, penari
dan pesenam dan sedikit pada pembala sepeda dan perenang. Data yang diperoleh
dari sejumlah besar wanita yang berolahraga di lapangan sangatlah terbatas. The
American College of Sport Medicine (ACSM) melaporkan bahwa sekitar sepertiga
pelari jarak jauh wanita (12 – 45 tahun), mengalami amenorrhoea atau
oligomenorrhoea (Hartono, 1999: 226). Penelitian yang dilakukan oleh Dale et al
(Hartono, 1999: 226) menunjukan incidence disfungsi menstruasi pada atlit mulai
dari 0 % - 50 %. Rougier dan Linquettte menemukan pengaruh yang bervariasi dari
olahraga terhadap siklus menstruasi pada mahasiswa olahraga, demikian juga
Kabisch yang mengevaluasi atlit jerman, menemukan sedikit kejadian amenorrhoea
(Hartono, 1999: 226). Sebaliknya, Erdelyi, yang meneliti atlit dunia dan Zhanel, yang
meneliti atlit anggar, menemukan 10 – 12 % kejadian disfungsi menstruasi (Hartono,
1999: 226).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan yang mengikuti
kegiatan fisik yang Semakin meningkat sebelum datangnya menarche akan
mengalami penundaan menarche dan terjadinya katidakteraturan menstruasinya.
Penelitian Frisch et al menemukan bahwa pada pelari maupun perenang yang
belum mengalami menarche, menarche akan terlambat 5 bulan untuk tiap tahun
berlatih sebelum menarche. Sebaliknya, Erdelyi tidak menemukan perubahan
menarche, tetapi menemukan incidence yang tinggi dari fungsi menstruasi di
kemudian harinya pada mereka yang melakukan pelatihan atletik premenarche
secara intensif bila dibandingkan dengan populasi umum di Hungaria (Hartono,
1999: 226). Keterlambatan menarche dan disfungsi menstruasi yang mengikutinya,
juga ditemukan pada atlit balet yang melakukan pelatihan premenarche yang intensif
dan bermotivasi tinggi untuk mempertahankan berat badan ringan (Frisch et al
dalam Hartono, 1999: 226).
2.3. OSTEOPOROSIS PADA WANITA
Salah satu penyakit yang diidap para wanita adalah osteoporosis. osteoporosis
merupakan penyakit yang menyerang tulang. Terjadinya osteoporosis akan dapat
mengakibatkan resiko patah tulang. Hilangnya mineral tulang akan mengakibatkan
osteoporosis. Gejala kliniknya meliputi meningkatnya kejadian fraktur kerangka
(terutama pada spina, pergelangan tangan dan paha), kyposis tulang spina akibat
fraktur kompresi vertebra spontan disertai nyeri punggung yang tiba-tiba. Kejadian
ini menimpa 1 dari tiap 5 wanita berusia di atas 60 tahun, dan kejadian pada wanita
adalah 4 kali lebih banyak dari pada pria. Hal ini disebabkan karena puncak massa
tulang yang dicapainya lebih rendah dan kehilangan mineral tulang lebih cepat
setelah menopause (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006:194).
Masa tulang setiap individu ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) faktor genetik
lebih cenderung oleh adanya osteoporosis dalam keluarga, (2) faktor lingkungan
meliputi kegiatan fisik, tata-gizi, pengaruh buruk, merokok, kafein dan alkohol.
Kurangnya aktivitas jasmani dan ketiadaan gaya berat mengakibatkan cepat
hilangnya massa tulang dan keseimbangan kalsium yang negarif. Olahraga melalui
latihan yang teratur dapat meningkatkan massa tulang dan lebih sedikit kehilangan
mineral tulang (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006:195), (3) faktor Hormonal,
androgen meningkatkan massa tulang pada pria dan oestrogen dan juga
progesteron merupakan faktor penting bagi peningkatan massa tulang pada wanita.
Cara satu-satunya pengelolaan osteoporosis yang paling masuk akal adalah
pencegahan. Semua wanita harus didorong untuk melakukan olahraga secara
teratur sepanjang hidupnya, oleh karena massa tulang berkorelasi positif dengan
kekuatan otot dan berat badan. Aktivitas jasmani yang dilakukan secara teratur
dapat membantu mempertahankan kesehatan tulang, otot-otot, dan sendi. Semua
wanita segala umur akan mendapatkan manfaat dari aktivitas jasmani intensitas
sedang yang dilakukan setiap hari (seperti 30 menit jalan cepat) atau aktivitas yang
sedikit lebih berat dalam waktu singkat (seperti 15 – 20 menit joging). Selain itu
rekomendasi umum yang hendaknya dicapaii adalah mendapatkan pengaruh altihan
dengan sedikitnya 3 hari latihan beban dalam seminggu, yang melibatkan otot-otot
besar selama 30 menit per kali latihan (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006:198).
Selain aktivitas jasmani dan olahraga yang harus dilakukan para wanita, juga harus
dipenuhinya kecukupan kalsium sepanjang hidup, khususnya dimasa pubertas.
Terapi hormonal selama masa menopause masih tetap kontroversi. Selain itu dosis
estrogen rendah selama 3 minggu dikombinasikan dengan progesteron merupakan
regimen yang praktis (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006:198). Gejala
osteoporosis dapat juga diobati dengan menggunakan suplemen flourida (F), vitamin
D, dan calcitonin dibawah supervisi dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pria dan wanita secara kodrati diberikan perbedaan secara anatomis dan juga
fisiologis. Perbedaan ini menjadi titik awal kurangnya keterlibatan wanita dalam
akvititas jasmani dan olahraga. Setelah adanya pertandingan olahraga yang
dilakukan oleh para wanita, keterlibatan wanita dalam olahraga sampai sekarang
terus meningkat meskipun sempat terjadi pertentangan. Keterlibatan wanita dalam
berbagai bentuk aktivitas jasmani dan olahraga seringkali dihubungkan dengan
siklus menstruasi dan reproduksi yang dianggap sebagai pembatas keterlibatannya.
Berbagai penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh dari siklus menstruasi
terhadap prestasi penampilan atlit, begitupun sebaliknya pengaruh olahraga
terhadap siklus menstruasi wanita. Semua itu sebenarnya berpangkal pada wanita
diharapkan dapat menikmati akvititas jasmani dan olahraga yang dilakukannya
dengan tingkat kesehatan yang normal. Pencegahan terhadap terjadinya
osteoporosi merupakan salah satu manfaat dari melakukan aktivitas jasmani dan
olahraga yang teratur.
3.2 SARAN
Selaku penulis saya berharap keterlibatan dan kesadaran wanita dalam
olahraga semakin meningkat, dan itu semua merupakan tanggungjawab kita semua
sebagai para pelaku olahraga dan calon pendidik olahraga untuk
mensosialisasikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sobranas, ‘’wanita-dan-olahraga-sebuah-tinjauan’’ 2 APRIL 2015
06;32.http://sobarnasblog.blogspot.com/2009/02/wanita-dan-olahraga-sebuah-
tinjauan.html.
Refatana.’’wanita dalam olahraga’’ 5 April 2015.
16;49.refatana.blogspot.com/2012/10/wanita-dalam-olahraga.html.
MAKALAH
OLAHRAGA PADA WANITA
DISUSUN OLEH : KELOMPOK
1. Yoga Arianto Nim 2013 151 466
2. Rian Sendi Nim 2013 151 443
3. Ludo Wisopa Nim 2013 151 464
4. Rahmad Budiman NIm 2013 151 471
Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Olahraga
Dosen : Bambang Hermansyah,M.Pd.
UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(UNIV-PGRI) PALEMBANG
2015
KATA PENGANTAR
Allhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T
Karena berkat karunia-NYA kami dapat menyelesaikan tugas yang telah
diberikan kepada kami.
Dan kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Bambang
Hermansyah.M.Pd. karena berkat tugas yang ia berikan kami menjadi
lebih tahu tentang keterlibatan dan peran wanita dalam olahraga serta
lebih tahu perkembangan olahraga khushusnya kaum hawa. Serta
makalah ini saya persembahkan untuk semua pembaca. semoga
makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua sebagai penambah
wawasan .
Palembang 1 April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover…………………………………………………………………………………………
Kata pengantar……………………………….……………………………………………..i
Daftar isi.,……………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang……………………………………………………………………...1
1.2. Rumusan masalah………………………………………………………………….2
1.3. Tujuan ……………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Perbedaan Fisik Pria Dan Wanita………………………………………………...3
2.2. Aktivitas Jasmani Dan Menstruasi………..………………………………………4
2.3. Osteoporosis Pada Wanita…………………………………………………..……5
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan………...……………………………………………………………….7
3.2. Saran…………………………………………………………………………………7
Daftar pustaka………………………………………………………………………………8

More Related Content

What's hot

Makalah Review Jurnal Internasional
Makalah Review Jurnal InternasionalMakalah Review Jurnal Internasional
Makalah Review Jurnal Internasional
JuliaPrasanti
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
masterkukuh
 
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
MAFIA '11
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokwawan_wawan
 
Rpp renang gaya dada
Rpp renang gaya dadaRpp renang gaya dada
Rpp renang gaya dadaadipurwoko85
 
Presentasi universitas sebelas maret 2014 edit
Presentasi universitas sebelas maret 2014 editPresentasi universitas sebelas maret 2014 edit
Presentasi universitas sebelas maret 2014 edit
Yusup Sp
 
Laporan Minggu Ke-3 - Chandra A PRS.docx
Laporan Minggu Ke-3 - Chandra A PRS.docxLaporan Minggu Ke-3 - Chandra A PRS.docx
Laporan Minggu Ke-3 - Chandra A PRS.docx
ChandraAdiPrasetiyo
 
10. PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN IPA 2022-2023.docx
10. PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN IPA 2022-2023.docx10. PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN IPA 2022-2023.docx
10. PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN IPA 2022-2023.docx
nysh1
 
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smpStandar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
NYAK MAULANA
 
Filsafat olahraga
Filsafat olahragaFilsafat olahraga
Filsafat olahraga
BayuAndretama
 
Pesawat Sederhana
Pesawat Sederhana Pesawat Sederhana
Pesawat Sederhana
home
 
Kebersamaan dalam keberagaman pdf
Kebersamaan dalam keberagaman pdfKebersamaan dalam keberagaman pdf
Kebersamaan dalam keberagaman pdf
Sumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhanLembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
Agustinus Wiyarno
 
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerjafisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
annisazahra29
 
makalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanmakalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikan
Ani Mahisarani
 
Materi IPA KELAS X SMK
Materi IPA KELAS X SMKMateri IPA KELAS X SMK
Materi IPA KELAS X SMK
Dhodik Kurniawan
 
Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada TumbuhanGerak pada Tumbuhan
Gerak pada Tumbuhan
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
fikar zul
 

What's hot (20)

Makalah Review Jurnal Internasional
Makalah Review Jurnal InternasionalMakalah Review Jurnal Internasional
Makalah Review Jurnal Internasional
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER IRPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
RPP IPA BAB V KELAS 8 SEMESTER I
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompok
 
Rpp renang gaya dada
Rpp renang gaya dadaRpp renang gaya dada
Rpp renang gaya dada
 
Makalah Senam Aerobik
Makalah  Senam  AerobikMakalah  Senam  Aerobik
Makalah Senam Aerobik
 
Presentasi universitas sebelas maret 2014 edit
Presentasi universitas sebelas maret 2014 editPresentasi universitas sebelas maret 2014 edit
Presentasi universitas sebelas maret 2014 edit
 
Laporan Minggu Ke-3 - Chandra A PRS.docx
Laporan Minggu Ke-3 - Chandra A PRS.docxLaporan Minggu Ke-3 - Chandra A PRS.docx
Laporan Minggu Ke-3 - Chandra A PRS.docx
 
10. PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN IPA 2022-2023.docx
10. PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN IPA 2022-2023.docx10. PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN IPA 2022-2023.docx
10. PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN IPA 2022-2023.docx
 
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smpStandar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
Standar isi,standar proses, dan standar kompetensi lulusan pada jenjang smp
 
Makalah tkji smp
Makalah tkji smpMakalah tkji smp
Makalah tkji smp
 
Filsafat olahraga
Filsafat olahragaFilsafat olahraga
Filsafat olahraga
 
Pesawat Sederhana
Pesawat Sederhana Pesawat Sederhana
Pesawat Sederhana
 
Kebersamaan dalam keberagaman pdf
Kebersamaan dalam keberagaman pdfKebersamaan dalam keberagaman pdf
Kebersamaan dalam keberagaman pdf
 
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhanLembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
Lembar kerja siswa struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
 
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerjafisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
 
makalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanmakalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikan
 
Materi IPA KELAS X SMK
Materi IPA KELAS X SMKMateri IPA KELAS X SMK
Materi IPA KELAS X SMK
 
Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada TumbuhanGerak pada Tumbuhan
Gerak pada Tumbuhan
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
 

Similar to Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita

Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
RahmatHidayatHaqiqi
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
alfinNugraha3
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
MuhammadMuslim30
 
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptx
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptxPPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptx
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptx
ElisabethRisaHeriani
 
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 20102. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010April Cheers
 
Aktivitas fisik lansia
Aktivitas fisik lansiaAktivitas fisik lansia
Aktivitas fisik lansia
SitiRama
 
5725-14934-1-SM.pdf
5725-14934-1-SM.pdf5725-14934-1-SM.pdf
5725-14934-1-SM.pdf
VINA822597
 
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
zulkarnainiskandar
 
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasiReview jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
IMAMHARISUTOMO
 
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
PELAYANAN LANSIA    YANG BERKAITAN DENGANKESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKATPELAYANAN LANSIA    YANG BERKAITAN DENGANKESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
ikemaharaniw
 
Lebih banyak kematian boleh dicegah dengan mendapatkan penduduk untuk menjadi...
Lebih banyak kematian boleh dicegah dengan mendapatkan penduduk untuk menjadi...Lebih banyak kematian boleh dicegah dengan mendapatkan penduduk untuk menjadi...
Lebih banyak kematian boleh dicegah dengan mendapatkan penduduk untuk menjadi...
Tamilmozhi Tamil
 
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA DI MASYARAKAT
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA  DI MASYARAKATPERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA  DI MASYARAKAT
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA DI MASYARAKAT
Bondan Palestin
 
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit DegeneratifTerapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
Sii AQyuu
 
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit DegeneratifTerapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
Sii AQyuu
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
RahmatHidayatHaqiqi
 
Senam lansia
Senam lansiaSenam lansia
Senam lansia
Wanda Babbyface
 
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahragaRiviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
MuhammadMuslim30
 
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahragaRiviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
alfinNugraha3
 

Similar to Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita (20)

Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
 
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptx
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptxPPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptx
PPT Kesehatan Fisik kelas 8 (sabtu).pptx
 
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 20102. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
2. pentingnya olahraga bagi lansia ( medikora,april 2010
 
130032517 fisiologi-dan-kesehatan-olahraga
130032517 fisiologi-dan-kesehatan-olahraga130032517 fisiologi-dan-kesehatan-olahraga
130032517 fisiologi-dan-kesehatan-olahraga
 
Aktivitas fisik lansia
Aktivitas fisik lansiaAktivitas fisik lansia
Aktivitas fisik lansia
 
5725-14934-1-SM.pdf
5725-14934-1-SM.pdf5725-14934-1-SM.pdf
5725-14934-1-SM.pdf
 
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
Manfaat aktivitas fisik dan olahraga untuk kesehatan 1
 
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasiReview jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
Review jurnal 3 peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi
 
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
PELAYANAN LANSIA    YANG BERKAITAN DENGANKESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKATPELAYANAN LANSIA    YANG BERKAITAN DENGANKESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
 
Lebih banyak kematian boleh dicegah dengan mendapatkan penduduk untuk menjadi...
Lebih banyak kematian boleh dicegah dengan mendapatkan penduduk untuk menjadi...Lebih banyak kematian boleh dicegah dengan mendapatkan penduduk untuk menjadi...
Lebih banyak kematian boleh dicegah dengan mendapatkan penduduk untuk menjadi...
 
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA DI MASYARAKAT
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA  DI MASYARAKATPERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA  DI MASYARAKAT
PERAWATAN RESTORATIF UNTUK MENCEGAH GAGAL-PULIH PADA LANJUT USIA DI MASYARAKAT
 
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit DegeneratifTerapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
 
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit DegeneratifTerapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
Terapi Sederhana Menekan Gejala Penyakit Degeneratif
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 4
 
Senam lansia
Senam lansiaSenam lansia
Senam lansia
 
Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitasKebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitas
 
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahragaRiviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
 
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahragaRiviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
Riviw jurnal 4 kelelahan dan recovery dalam olahraga
 

More from YOGA ARIANTO FKIP PENDIDIKAN OLAHRAGA UNIV PGRI PALEMBANG

adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obatadaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
YOGA ARIANTO FKIP PENDIDIKAN OLAHRAGA UNIV PGRI PALEMBANG
 
Rancangan kegiatan pembelajaran (nirmana)
Rancangan kegiatan pembelajaran (nirmana)Rancangan kegiatan pembelajaran (nirmana)
Rancangan kegiatan pembelajaran (nirmana)
YOGA ARIANTO FKIP PENDIDIKAN OLAHRAGA UNIV PGRI PALEMBANG
 

More from YOGA ARIANTO FKIP PENDIDIKAN OLAHRAGA UNIV PGRI PALEMBANG (13)

adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obatadaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
adaftasi dan respon tubuh, doping dan penyalah gunaan obat
 
Program latihan fitnes
Program latihan fitnesProgram latihan fitnes
Program latihan fitnes
 
Silabus jadi SMP semester II
Silabus jadi SMP semester IISilabus jadi SMP semester II
Silabus jadi SMP semester II
 
Makalah kinesiologi
Makalah kinesiologiMakalah kinesiologi
Makalah kinesiologi
 
Falsafah pendidikan jasmani
Falsafah pendidikan jasmaniFalsafah pendidikan jasmani
Falsafah pendidikan jasmani
 
Tugas kelompok drible drilling
Tugas kelompok drible drillingTugas kelompok drible drilling
Tugas kelompok drible drilling
 
psikologi olahraga (KARAKTER)
psikologi olahraga (KARAKTER)psikologi olahraga (KARAKTER)
psikologi olahraga (KARAKTER)
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
Rancangan kegiatan pembelajaran (nirmana)
Rancangan kegiatan pembelajaran (nirmana)Rancangan kegiatan pembelajaran (nirmana)
Rancangan kegiatan pembelajaran (nirmana)
 
Bab 11
Bab 11Bab 11
Bab 11
 
Makalah ppd ! L univ pgri palembang
Makalah ppd ! L univ pgri palembangMakalah ppd ! L univ pgri palembang
Makalah ppd ! L univ pgri palembang
 
Rangkuman materi bahasa indonesia kelas xii
Rangkuman materi bahasa indonesia kelas xiiRangkuman materi bahasa indonesia kelas xii
Rangkuman materi bahasa indonesia kelas xii
 

Recently uploaded

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 

Recently uploaded (20)

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 

Makalah ilmu kesehatan olahraga pada wanita

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keterlibatan wanita pada olahraga sudah menjadi sesuatu hal yang tidak “tabu” lagi dewasa ini. Seiring dengan arus globalisasi yang terus mengalir, gender memberikan dukungan kuat pada wanita untuk masuk dalam bidang yang sudah dianggap maskulin itu. Selain itu, meningkatnya kesadaran akan perlunya kesehatan dan kebugaran jasmani mendorong para wanita untuk ambil bagian dalam berbagai bentuk aktivitas jasmani, termasuk olahraga. Begitu perkasanya para pria dipentas olahraga prestasi telah membangkitkan kaum wanita untuk ikut berprestasi dalam bidang tersebut. Hartono (1999: 225) menyebutkan bahwa pertandingan olahraga yang dilakukan wanita di Amerika terjadi setelah adanya revolusi jerman tahun 1849 sampai tahun 1910, tahun 1920 terjadi pertentanganyang berakibat pada berakhirnya partisipasi wanita dalam olahraga dan tahun 1950-an muncul trend yang memulai kembali keterlibatan wanita dalam olahraga. Keterlibatan wanita dalam olahraga sekarang bukan hanya berperan sebagai penonton yang hanya memberikan dukungan diluar lapangan tetapi wanita telah terlibat langsung menjadi pelaku olahraga itu sendiri. Banyaknya wanita yang terlibat dalam olahraga telah mendorong para peneliti untuk menyelidiki berbagai pengaruh olahraga terhadap jasmani, rohani, maupun sosial wanita. Satu hal yang perlu ditekankan dalam hubungannya dengan makalah ini adalah adanya perubahan biologis yang khas pada wanita. Hal inilah yang membedakan secara hakiki wanita dan pria. Perubahan biologis ini seringkali dianalogikan dengan siklus menstruasi dan reproduksi. Satu hal yang paling penting adalah meyakinkan bahwa atlit wanita dapat mencapai puncak penampilan fisik, sambil terus menikmati kesehatannya yang baik (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006: 177). Artinya bahwa wanita yang terlibat dalam aktivitas jasmani yang berat (olahraga) bisa mencapai puncak prestasi dengan tanpa mengalami kelainan perubahan fungsi tubuhnya (fisiologis). Selain itu diharapkan juga tingkat kesehatan atlit wanita berjalan dengan normal, dalam hal ini adalah siklus menstruasi dan reproduksi. Seberapa tinggi prestasi yang dicapai seorang wanita dalam olahraga tidak akan menghilangkan kodrat yang sudah tersirat dalam fungsi tubuhnya. wanita akan mengalami menstruasi dan akan mengalami proses reproduksi yang berhubungan dengan melahirkan. .
  • 2. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1.Apa pengaruh perbedaan fisik pria dan wanita dalam aktivitas olahraga? 1.2.2.Bagaimana pengaruh menstruasi terhadap aktivitas fisik.? 1.2.3.Mengapa Osteoporosis terjadi pada wanita.? 1.3. Tujuan 1.3.1. Mengetahui pengaruh perbedaan Fisik pria dan wanita dalam aktivitas olahraga 1.3.2. Mengetahui seberapa besar pengaruh Menstruasi terhadap Aktivitas Fisik, Khususnya olahraga. 1.3.3. Mengetahui apa osteoporosis, dan mengapa terjadi pada wanita.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1. PERBEDAAN FISIK PRIA DAN WANITA Pria dan wanita dapat kita bedakan dari segi fisik, baik secara anatomis maupun secara fisiologis (fungsi tubuh). Perbedaan anatomi ini menyebabkan pria lebih mampu melakukan aktivitas jasmani dan olahraga yang memerlukan kekuatan dan dimensi lain yang lebih besar (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006: 177). Secara fisik, pria dewasa rata-rata 7 – 10 % lebih besar daripada wanita. Perbedaan ukuran itu sangat kecil terlihat pada anak-anak sampai usia pubertas. Velle menjelaskan bahwa akivitas jasmani pria yang lebih tinggi karena pengaruh hormon di dalam otak selama perkembangan janin (Sutresna, 1999:259). Pengaruh hormon testoteron mengakibatkan pria tumbuh lebih tinggi, gelang bahu yang lebih luas, panggul lebih sempit dan tungkai lebih panjang. Sedangkan pengaruh hormon estrogen mengkibatkan wanita berkembang dengan bahu yang lebih sempit, panggul yang lebih luas relatif terhadap tinggi badannya dan “carrying angle” yang lebih besar pada sendi siku. Pada wanita terjadi penimbunan lemak selama masa pubertas, sedangkan pada pria terjadi perkembangan otot. Sehingga wanita dewasa mempunyai lemak sekitar dua kali lebih besar dari pada pria. Pria mempunyai darah yang kurang lebih satu liter lebih banyak dari pada wanita. Selain itu dimensi jantung pada pria lebih besar sehingga volume sedenyut lebih besar, volume paru-paru pria lebih besar 10 % dari pada wanita. Wanita mempunyai denyut nadi istirahat yang lebih sedikit tinggi dengan Denyut Nadi Maksimal sesuai umur sama. Berbagai penelitian lebih banyak melihat bahwa wanita mempunyai kapasitas kerja yang relatif buruk, sehingga menjadi pembatas bagi wanita terlibat dalam olahraga. Tetapi pada wanita dan pria yang trlatih tidak terlihat perbedaan secara fisiologis. Latihan kekuatan yang sistemik dapat meningkatkan dapat meningkatkan diamater serabut otot dan massa total ototnya. Kandungan lemak dalam tubuh menurun sebagai respon terhadap latihan. Banyak atlit wanita pada olahraga yang memerlukan daya tahan mempunyai kandungan yang sedikit. Lemak tubuh yang tinggi menjadi hambatan bagi kegiatan fisik yang bersifat weight bearing, tetapi meningkatkan daya apung pada renang. Pria dan wanita yang melakukan olahraga sama akan memiliki kapasitas aerobik (VO2Max) dengan perbedaan yang lebih kecil dari pada sesama jenis kelamin yang melakukan olahraga berbeda. Keikutsertaan wanita dalam aktivitas jasmani dan olahraga berdampak positif pada power aerobic mereka olehmeningkatnya VO2Max, Pengambilan Oksigen dan Kapasitas ventilatori. apalagi, wanita dapat memperoleh kekuatan maksimal melalui peningkatan aktivasi otot, meningkatkan fleksibilitas dalam kaitannya dengan peningkatan luas gerakan dan barangkali peningkatan fungsi kekebalan. Sebetulnya pria mempunyai keuntungan sampai 50 % dalam hal masa tubuh, volume jantung dan darah, dan
  • 4. hemaglobin yang tinggi.Tetapi perbedaan itu sebesar 10 % apabila dinyatakan dalam satuan berat badan. Atlit wanita yang berlatih baik mempunyai kemampuan men-toleransi hipoxia, ketinggian dan stres pana yang sama dengan pria yang terlatih. Cedera olahraga pada wanita ditemukan sedikit, karena wanita lebih banyak terlibat pada aktivitas jasmani dan olahraga kontak yang tidak berat. Sehingga cedera lebih bersifat sport specific dari pada sex specific. Cedera pada wanita dalam olahraga sebenarnya lebih dikarenakan kekuatan dan kebugaran mereka yang rendah. Cedera atlit yang terlatih juga mempunyai derajat cedera yang sama. 2.2.AKTIVITAS JASMANI DAN MENSTRUASI 2.2.1.Pengaruh Menstruasi pada Penampilan Fisik Pada umumnya wanita dapat menikmati kegiatan fisik mereka baik bersifat rekreasi maupun kompetisi tanpa terpengaruh oleh pola menstruasi mereka. Gejala- gejala nyeri pada menstruasi (Dysimenorrhoea) dan sindroma stress premenstruasi (PMS) menjadi berkurang sebagai pengaruh dari olahraga yang teratur. Berbagai penelitian belum berhasi menunjukkan pengaruh kuat secara fisiologis olahraga pada kestabilan siklus menstruasi. Banyak wanita beranggapaan mereka mampu tampil dalam olahraga sama baik selama maupun segera sebelum terjadinya menstruasi. Indikasi medis tidak memperlihatkan wanita harus menghentikan aktivitas fisiknya selama menstruasi. Banyak cara alternatif untuk menguranngi dysmenorrhoea pada atlit wanita, seperti diobati secara efektif dengan pemberian obat anti inflamasi non-steroid, diatur dengan konstrasepsi oral, memperpendek siklus dengan pemberian obat secara dini. Amenorrhoea atlit dimaksudkan untuk mendeskripsikan berhentinya menstruasi yang dialami beberapa atlit selama masa latihan dan kompetisi berat. Perubahan menstruasi dapat berupa berkurangnya jumlah menstruasi pertahun (oligomenorrhoea) atau sama sekali tidak ada menstruasi (amenorrhoea). Hasil penelitian menunjukkan bahwa disfungsi menstruasi bervariasi menurut tingkat usaha fisik selama latihan dan kompetisi. Hal itu juga menunjukkan juga bahwa penampilan yang baik dalam olahraga secara relatif tidak dapat dipengaruhi oleh menstruasi. Ada atlit wanita yang mempunyai penampilan baik saat menstruasi dan ada juga atlit wanita yang menganggap bahwa penampilan buruknya diakibatkan oleh pengaruh menstruasi yang negarif. 2.2.2. Pengaruh Aktivitas Fisik pada Fungsi Menstruasi Perubahan siklus menstruasi pada atlit wanita sulit diketahui oleh karena munculnya gangguan menstruasi, dari luteal sampai amenorrhoea. Secara definitif, klasifikasi kejadian menstruasi sebagai berikut: 1. Eumenorrhoea yaitu siklus menstruasi yang teratur dengan interval perdarahan yang terjadi antara 21 – 35 hari.
  • 5. 2. Oligomenorrhoea yaitu bila menstruasi terjadi dengan interval lebih antara 35 – 90 hari. 3. Amenorrhoea yaitu bila dalam kurun waktu 3 bulan berturut-turut tidak terjadi menstruasi, atau menstruasi terjadi tidak lebih dari 3x dalam setahun. Perubahan menstruasi paling umum dijumpai pada pelari jarak jauh, penari dan pesenam dan sedikit pada pembala sepeda dan perenang. Data yang diperoleh dari sejumlah besar wanita yang berolahraga di lapangan sangatlah terbatas. The American College of Sport Medicine (ACSM) melaporkan bahwa sekitar sepertiga pelari jarak jauh wanita (12 – 45 tahun), mengalami amenorrhoea atau oligomenorrhoea (Hartono, 1999: 226). Penelitian yang dilakukan oleh Dale et al (Hartono, 1999: 226) menunjukan incidence disfungsi menstruasi pada atlit mulai dari 0 % - 50 %. Rougier dan Linquettte menemukan pengaruh yang bervariasi dari olahraga terhadap siklus menstruasi pada mahasiswa olahraga, demikian juga Kabisch yang mengevaluasi atlit jerman, menemukan sedikit kejadian amenorrhoea (Hartono, 1999: 226). Sebaliknya, Erdelyi, yang meneliti atlit dunia dan Zhanel, yang meneliti atlit anggar, menemukan 10 – 12 % kejadian disfungsi menstruasi (Hartono, 1999: 226). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan yang mengikuti kegiatan fisik yang Semakin meningkat sebelum datangnya menarche akan mengalami penundaan menarche dan terjadinya katidakteraturan menstruasinya. Penelitian Frisch et al menemukan bahwa pada pelari maupun perenang yang belum mengalami menarche, menarche akan terlambat 5 bulan untuk tiap tahun berlatih sebelum menarche. Sebaliknya, Erdelyi tidak menemukan perubahan menarche, tetapi menemukan incidence yang tinggi dari fungsi menstruasi di kemudian harinya pada mereka yang melakukan pelatihan atletik premenarche secara intensif bila dibandingkan dengan populasi umum di Hungaria (Hartono, 1999: 226). Keterlambatan menarche dan disfungsi menstruasi yang mengikutinya, juga ditemukan pada atlit balet yang melakukan pelatihan premenarche yang intensif dan bermotivasi tinggi untuk mempertahankan berat badan ringan (Frisch et al dalam Hartono, 1999: 226). 2.3. OSTEOPOROSIS PADA WANITA Salah satu penyakit yang diidap para wanita adalah osteoporosis. osteoporosis merupakan penyakit yang menyerang tulang. Terjadinya osteoporosis akan dapat mengakibatkan resiko patah tulang. Hilangnya mineral tulang akan mengakibatkan osteoporosis. Gejala kliniknya meliputi meningkatnya kejadian fraktur kerangka (terutama pada spina, pergelangan tangan dan paha), kyposis tulang spina akibat fraktur kompresi vertebra spontan disertai nyeri punggung yang tiba-tiba. Kejadian ini menimpa 1 dari tiap 5 wanita berusia di atas 60 tahun, dan kejadian pada wanita adalah 4 kali lebih banyak dari pada pria. Hal ini disebabkan karena puncak massa
  • 6. tulang yang dicapainya lebih rendah dan kehilangan mineral tulang lebih cepat setelah menopause (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006:194). Masa tulang setiap individu ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) faktor genetik lebih cenderung oleh adanya osteoporosis dalam keluarga, (2) faktor lingkungan meliputi kegiatan fisik, tata-gizi, pengaruh buruk, merokok, kafein dan alkohol. Kurangnya aktivitas jasmani dan ketiadaan gaya berat mengakibatkan cepat hilangnya massa tulang dan keseimbangan kalsium yang negarif. Olahraga melalui latihan yang teratur dapat meningkatkan massa tulang dan lebih sedikit kehilangan mineral tulang (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006:195), (3) faktor Hormonal, androgen meningkatkan massa tulang pada pria dan oestrogen dan juga progesteron merupakan faktor penting bagi peningkatan massa tulang pada wanita. Cara satu-satunya pengelolaan osteoporosis yang paling masuk akal adalah pencegahan. Semua wanita harus didorong untuk melakukan olahraga secara teratur sepanjang hidupnya, oleh karena massa tulang berkorelasi positif dengan kekuatan otot dan berat badan. Aktivitas jasmani yang dilakukan secara teratur dapat membantu mempertahankan kesehatan tulang, otot-otot, dan sendi. Semua wanita segala umur akan mendapatkan manfaat dari aktivitas jasmani intensitas sedang yang dilakukan setiap hari (seperti 30 menit jalan cepat) atau aktivitas yang sedikit lebih berat dalam waktu singkat (seperti 15 – 20 menit joging). Selain itu rekomendasi umum yang hendaknya dicapaii adalah mendapatkan pengaruh altihan dengan sedikitnya 3 hari latihan beban dalam seminggu, yang melibatkan otot-otot besar selama 30 menit per kali latihan (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006:198). Selain aktivitas jasmani dan olahraga yang harus dilakukan para wanita, juga harus dipenuhinya kecukupan kalsium sepanjang hidup, khususnya dimasa pubertas. Terapi hormonal selama masa menopause masih tetap kontroversi. Selain itu dosis estrogen rendah selama 3 minggu dikombinasikan dengan progesteron merupakan regimen yang praktis (Kartinah, Komariah, Giriwijoyo, 2006:198). Gejala osteoporosis dapat juga diobati dengan menggunakan suplemen flourida (F), vitamin D, dan calcitonin dibawah supervisi dokter.
  • 7. BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Pria dan wanita secara kodrati diberikan perbedaan secara anatomis dan juga fisiologis. Perbedaan ini menjadi titik awal kurangnya keterlibatan wanita dalam akvititas jasmani dan olahraga. Setelah adanya pertandingan olahraga yang dilakukan oleh para wanita, keterlibatan wanita dalam olahraga sampai sekarang terus meningkat meskipun sempat terjadi pertentangan. Keterlibatan wanita dalam berbagai bentuk aktivitas jasmani dan olahraga seringkali dihubungkan dengan siklus menstruasi dan reproduksi yang dianggap sebagai pembatas keterlibatannya. Berbagai penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh dari siklus menstruasi terhadap prestasi penampilan atlit, begitupun sebaliknya pengaruh olahraga terhadap siklus menstruasi wanita. Semua itu sebenarnya berpangkal pada wanita diharapkan dapat menikmati akvititas jasmani dan olahraga yang dilakukannya dengan tingkat kesehatan yang normal. Pencegahan terhadap terjadinya osteoporosi merupakan salah satu manfaat dari melakukan aktivitas jasmani dan olahraga yang teratur. 3.2 SARAN Selaku penulis saya berharap keterlibatan dan kesadaran wanita dalam olahraga semakin meningkat, dan itu semua merupakan tanggungjawab kita semua sebagai para pelaku olahraga dan calon pendidik olahraga untuk mensosialisasikannya.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Sobranas, ‘’wanita-dan-olahraga-sebuah-tinjauan’’ 2 APRIL 2015 06;32.http://sobarnasblog.blogspot.com/2009/02/wanita-dan-olahraga-sebuah- tinjauan.html. Refatana.’’wanita dalam olahraga’’ 5 April 2015. 16;49.refatana.blogspot.com/2012/10/wanita-dalam-olahraga.html.
  • 9. MAKALAH OLAHRAGA PADA WANITA DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1. Yoga Arianto Nim 2013 151 466 2. Rian Sendi Nim 2013 151 443 3. Ludo Wisopa Nim 2013 151 464 4. Rahmad Budiman NIm 2013 151 471 Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Olahraga Dosen : Bambang Hermansyah,M.Pd. UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (UNIV-PGRI) PALEMBANG 2015
  • 10. KATA PENGANTAR Allhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T Karena berkat karunia-NYA kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami. Dan kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Bambang Hermansyah.M.Pd. karena berkat tugas yang ia berikan kami menjadi lebih tahu tentang keterlibatan dan peran wanita dalam olahraga serta lebih tahu perkembangan olahraga khushusnya kaum hawa. Serta makalah ini saya persembahkan untuk semua pembaca. semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua sebagai penambah wawasan . Palembang 1 April 2015 Penyusun
  • 11. DAFTAR ISI Cover………………………………………………………………………………………… Kata pengantar……………………………….……………………………………………..i Daftar isi.,……………………………………………………………………………………ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang……………………………………………………………………...1 1.2. Rumusan masalah………………………………………………………………….2 1.3. Tujuan ……………………………………………………………………………….2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Perbedaan Fisik Pria Dan Wanita………………………………………………...3 2.2. Aktivitas Jasmani Dan Menstruasi………..………………………………………4 2.3. Osteoporosis Pada Wanita…………………………………………………..……5 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan………...……………………………………………………………….7 3.2. Saran…………………………………………………………………………………7 Daftar pustaka………………………………………………………………………………8