Dokumen tersebut membahas tentang bulimia nervosa dan pengaruhnya terhadap sistem imunitas tubuh. Secara ringkas, bulimia nervosa adalah gangguan makan dimana seseorang mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar kemudian mengeluarkannya kembali, yang dapat menyebabkan malnutrisi dan menurunkan sistem imunitas tubuh. Sistem imunitas dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang mencukupi.
1. Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein secara berat dan kronis, terutama pada tahun pertama kehidupan.
2. Manifestasi klinisnya antara lain kurus kering, letargi, kulit keriput, dan kehilangan lemak subkutan.
3. Penatalaksanaannya meliputi pemberian diet tinggi kalori dan protein secara bertahap, pemberian cairan dan elektrolit, serta pengobatan
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan kebutuhan nutrisi seperti kekurangan nutrisi, kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, aneroksia nervosa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi seperti pengetahuan, prasangka, kebiasaan, kesukaan, ekonomi, usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan, status kesehat
Sakit disebabkan oleh akumulasi toxin di usus akibat makanan yang mengandung zat berbahaya. Toxin ini mengganggu sistem pertahanan tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit. Konsumsi makanan organik seperti Melilea Greenfield Organic dapat membersihkan toxin dan menyembuhkan penyakit.
Teks tersebut membahas masalah gizi pada lansia. Beberapa poin utama yang disebutkan adalah: (1) Terjadi perubahan fisiologis pada organ tubuh lansia seperti penurunan massa otot dan peningkatan massa lemak, serta penurunan fungsi sistem pencernaan, hematologi, dan indra rasa, (2) Perubahan tersebut berdampak pada status gizi lansia dan sering menyebabkan masalah gizi seperti kekurangan zat
Dokumen tersebut memberikan ringkasan konsep nutrisi yang mencakup definisi nutrisi sebagai proses pengambilan zat makanan penting oleh tubuh, jenis-jenis nutrien utama seperti karbohidrat, lemak, dan protein beserta fungsinya, serta tipe-tipe malnutrisi seperti defisiensi gizi dan marasmus.
1. Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein secara berat dan kronis, terutama pada tahun pertama kehidupan.
2. Manifestasi klinisnya antara lain kurus kering, letargi, kulit keriput, dan kehilangan lemak subkutan.
3. Penatalaksanaannya meliputi pemberian diet tinggi kalori dan protein secara bertahap, pemberian cairan dan elektrolit, serta pengobatan
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan kebutuhan nutrisi seperti kekurangan nutrisi, kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, aneroksia nervosa, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi seperti pengetahuan, prasangka, kebiasaan, kesukaan, ekonomi, usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan, status kesehat
Sakit disebabkan oleh akumulasi toxin di usus akibat makanan yang mengandung zat berbahaya. Toxin ini mengganggu sistem pertahanan tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit. Konsumsi makanan organik seperti Melilea Greenfield Organic dapat membersihkan toxin dan menyembuhkan penyakit.
Teks tersebut membahas masalah gizi pada lansia. Beberapa poin utama yang disebutkan adalah: (1) Terjadi perubahan fisiologis pada organ tubuh lansia seperti penurunan massa otot dan peningkatan massa lemak, serta penurunan fungsi sistem pencernaan, hematologi, dan indra rasa, (2) Perubahan tersebut berdampak pada status gizi lansia dan sering menyebabkan masalah gizi seperti kekurangan zat
Dokumen tersebut memberikan ringkasan konsep nutrisi yang mencakup definisi nutrisi sebagai proses pengambilan zat makanan penting oleh tubuh, jenis-jenis nutrien utama seperti karbohidrat, lemak, dan protein beserta fungsinya, serta tipe-tipe malnutrisi seperti defisiensi gizi dan marasmus.
Dokumen tersebut membahas tentang standar makanan rumah sakit yang terdiri dari makanan umum, khusus, dan diet pemeriksaan. Jenis makanan umum meliputi makanan biasa, lunak, saring, dan cair yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Diet khusus misalnya TETP, rendah garam, dan diabetes bertujuan memenuhi kebutuhan gizi pasien. Diet pemeriksaan seperti benzidine, kecap, dan bowl digunakan untuk mempersiapkan p
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang Rio Prasetia
Makalah ini membahas tentang makanan bergizi dan menu seimbang serta manfaat makan teratur. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air, sedangkan menu seimbang adalah pemenuhan kebutuhan gizi dengan rasio karbohidrat 60-70%, lemak 25%, protein 10-15%. Makan teratur penting untuk mencegah gangguan pencernaan seperti maag. Cara membiasakan diri makan teratur adalah dengan
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus, yang didefinisikan sebagai gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi. Terdapat dua jenis utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel pankreas, dan tipe 2 yang disebabkan resistensi insulin. Gejala diabetes meliputi dahaga berlebih, nafsu makan berlebih, buang air kecil berlebih, serta penurunan berat badan. Diagnosa diabetes didasarkan p
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang dianjurkan untuk berbagai gangguan pada saluran pencernaan, termasuk diet untuk disfagia, hematemisis-melena, penyakit lambung, penyakit usus inflamasi, divertikulosis, dan divertikulitis. Diet-diet tersebut dirancang untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan memenuhi kebutuhan gizi pasien.
Makalah ini membahas tentang berbagai jenis makanan khusus untuk pasien, mulai dari makanan berbasis nasi, bubur nasi, makanan lunak hingga formula khusus. Jenis makanan ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi serta menyesuaikan kemampuan pencernaan. Metode pemberian makanan juga disesuaikan, mulai dari oral hingga enteral dan parenteral.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis diet yang diberikan kepada pasien berdasarkan gangguan sistem tubuh dan penyakitnya. Terdapat diet makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, makanan cair jernih, cair penuh, cair kental, serta diet khusus untuk pemeriksaan keseimbangan lemak dan kolonoskopi.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi gizi dan masalah gizi masyarakat. Epidemiologi gizi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan masalah gizi pada populasi, serta menganalisis faktor-faktor penyebabnya seperti asupan makanan, kondisi kesehatan, dan lingkungan. Gizi buruk dapat terjadi karena kekurangan zat gizi akibat faktor agen, inang, dan lingkungan, serta
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar Pangestu S
Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan episode makan berlebih diikuti perilaku kompensasi seperti muntah untuk mengeluarkan makanan. Dokumen ini membahas pengertian, gejala, kriteria diagnosis, dan pengaruh bulimia nervosa terhadap sistem tubuh khususnya sistem pencernaan dan imunitas.
Dokumen tersebut membahas tentang standar makanan rumah sakit yang terdiri dari makanan umum, khusus, dan diet pemeriksaan. Jenis makanan umum meliputi makanan biasa, lunak, saring, dan cair yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Diet khusus misalnya TETP, rendah garam, dan diabetes bertujuan memenuhi kebutuhan gizi pasien. Diet pemeriksaan seperti benzidine, kecap, dan bowl digunakan untuk mempersiapkan p
Karya ilmiah makan bergizi dan menu seimbang Rio Prasetia
Makalah ini membahas tentang makanan bergizi dan menu seimbang serta manfaat makan teratur. Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air, sedangkan menu seimbang adalah pemenuhan kebutuhan gizi dengan rasio karbohidrat 60-70%, lemak 25%, protein 10-15%. Makan teratur penting untuk mencegah gangguan pencernaan seperti maag. Cara membiasakan diri makan teratur adalah dengan
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus, yang didefinisikan sebagai gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi. Terdapat dua jenis utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel pankreas, dan tipe 2 yang disebabkan resistensi insulin. Gejala diabetes meliputi dahaga berlebih, nafsu makan berlebih, buang air kecil berlebih, serta penurunan berat badan. Diagnosa diabetes didasarkan p
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang dianjurkan untuk berbagai gangguan pada saluran pencernaan, termasuk diet untuk disfagia, hematemisis-melena, penyakit lambung, penyakit usus inflamasi, divertikulosis, dan divertikulitis. Diet-diet tersebut dirancang untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan memenuhi kebutuhan gizi pasien.
Makalah ini membahas tentang berbagai jenis makanan khusus untuk pasien, mulai dari makanan berbasis nasi, bubur nasi, makanan lunak hingga formula khusus. Jenis makanan ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi serta menyesuaikan kemampuan pencernaan. Metode pemberian makanan juga disesuaikan, mulai dari oral hingga enteral dan parenteral.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis diet yang diberikan kepada pasien berdasarkan gangguan sistem tubuh dan penyakitnya. Terdapat diet makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, makanan cair jernih, cair penuh, cair kental, serta diet khusus untuk pemeriksaan keseimbangan lemak dan kolonoskopi.
Dokumen tersebut membahas tentang epidemiologi gizi dan masalah gizi masyarakat. Epidemiologi gizi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan masalah gizi pada populasi, serta menganalisis faktor-faktor penyebabnya seperti asupan makanan, kondisi kesehatan, dan lingkungan. Gizi buruk dapat terjadi karena kekurangan zat gizi akibat faktor agen, inang, dan lingkungan, serta
Makalah biokimia Analisis penyakit Bulimia Nervosa by Pangestu Chaesar Pangestu S
Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan episode makan berlebih diikuti perilaku kompensasi seperti muntah untuk mengeluarkan makanan. Dokumen ini membahas pengertian, gejala, kriteria diagnosis, dan pengaruh bulimia nervosa terhadap sistem tubuh khususnya sistem pencernaan dan imunitas.
Teks tersebut membahas tentang latar belakang pentingnya gizi dan makanan seimbang bagi kesehatan, tujuan membahas tentang kebiasaan makan, konsumsi makanan, dan epidemiologi makanan, serta manfaat teks sebagai bahan bacaan untuk meningkatkan pengetahuan.
Marasmus adalah bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein kronis, terutama pada bayi. Gejala klinisnya meliputi berat badan dan lemak tubuh menurun drastis, kulit keriput, dan lesunya bayi. Pengobatannya meliputi pemberian makanan tinggi kalori dan protein secara bertahap, fluida untuk mengatasi dehidrasi, serta pengobatan infeksi jika ada.
Nafsu makan dan faktor yang mempengaruhinyaRizka Fajriani
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan, gangguan nafsu makan, dan cara mengatasi anak yang susah makan. Faktor-faktor tersebut meliputi gangguan fisiologis, psikologis, lingkungan, serta penyakit tertentu. Untuk mengatasinya perlu dicari penyebabnya secara medis maupun psikologis.
Dokumen tersebut membahas gangguan makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Anoreksia nervosa ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan normal dan rasa takut akan gemuk, sementara bulimia nervosa ditandai dengan episode makan berlebihan diikuti upaya untuk mengeluarkan kembali makanan. Kedua gangguan ini lebih umum terjadi pada wanita muda dan dipengaruhi faktor biologis, sosial, dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Konstipasi atau sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan dimana seseorang mengalami pengerasan feses yang sulit dikeluarkan.
2. Penyebab konstipasi meliputi kebiasaan BAB yang tidak teratur, diet rendah serat, stres, kurang olahraga, penggunaan laxatif berlebihan, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
3. Patofisiologi konstipasi ter
Tugas akhir PPG daljab profesional modul 2 destyDesty Erni
1. Perubahan pola makan dan gaya hidup masyarakat modern berpengaruh terhadap kenaikan berat badan dan risiko penyakit. 2. Bakteri usus memainkan peran penting dalam metabolisme tubuh dan berat badan. 3. Walaupun terjadi perubahan fenotip, perubahan berat badan manusia modern bukan merupakan evolusi genetik melainkan dipengaruhi lingkungan.
Dokumen ini membahas tentang dua gangguan makan yaitu bulimia dan anoreksia. Bulimia merupakan kelainan pola makan yang ditandai dengan makan berlebihan diikuti usaha untuk mengeluarkan makanan, sementara anoreksia ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan normal dan rasa takut akan kenaikan berat badan. Kedua gangguan ini dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti rasa minder dan pencitraan
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bulimia nervosa didefinisikan sebagai kebiasaan makan di mana penderitanya
mengkonsumsi sejumlah makanan dalam jumlah sangat besar, kemudian mengeluarkan
kembali makanan yang telah dikonsumsi dengan cara memuntahkan kembali atau dengan
cara lainnya untuk mengurangi jumlah kalori makanan yang telah masuk ke dalam
tubuhnya.
Bulimia nervosa melanda sekitar 1,5% wanita usia reproduktif. Dari 100.000 populasi, 13
wanita menderita bulimia nervosa per tahun. Dengan menggunakan kriteria diagnosis yang
lebih ketat, rata-rata prevalensi bulimia nervosa diperkirakan sekitar 1000 per 100.000 (1%).
Sedangkan pada kelompok pria, insiden bulimia hanya terjadi 1/10 dari insiden pada
kelompok wanita, yaitu sebesar 0,1%.1 Sebagian besar alasan melakukan bulimia nervosa
yaitu untuk memuaskan keinginan makan tanpa harus meningkatkan berat badan. Hal inilah
yang menyebabkan mengapa sebagian besar penderita bulimia nervosa adalah kaum
wanita.
Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat perilaku bulimia yaitu dapat mempengaruhi
sistem imunitas tubuh.2,3 Sistem imunitas merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan
yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi.4 Sistem imun diperlukan tubuh untuk
mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai
bahan dalam lingkungan hidup.4
Asupan makanan berperan penting terhadap sistem imunitas tubuh, karena untuk
membentuk sistem imunitas tubuh diperlukan berbagai zat gizi. Asupan makan yang tidak
optimal dapat menyebabkan malnutrisi. Malnutrisi merupakan salah satu faktor penyebab
dari menurunnya imunitas tubuh seseorang.5 Pada penderita bulimia nervosa, makanan
yang telah masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna dan
diabsorpsi oleh tubuh. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan asupan zat gizi sesuai dengan
kebutuhannya sehingga mekanisme pembentukan dan pertahanan sistem imunitas di dalam
tubuh menjadi terganggu. Malnutrisi dapat mengganggu sistem imunitas selular sejak tahap
awal.5 Selain itu, dapat juga mengganggu sistem imun humoral, sel fagosit dan sistem
komplemen.6
Hal tersebutlah yang mendasari ditulisnya makalah “Bulimia Nervosa Menurunkan Sistem
Imunitas Tubuh”, di mana di dalamnya akan membahas mengenai peranan zat gizi dalam
pembentukan sistem imun tubuh, kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita
bulimia, serta pembahasan mengenai mekanisme penurunan sistem imunitas yang terjadi
pada penderita bulimia nervosa.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini:
1.
bagaimana peran zat gizi dalam pembentukan sistem imunitas tubuh?
2.
bagaimana kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia nervosa?
3.
bagaimana mekanisme penurunan sistem imunitas tubuh yang terjadi pada penderita
bulimia nervosa?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu
1.
menjelaskan peran zat gizi dalam pembentukan sistem imunitas tubuh;
2.
menjelaskan kecukupan zat gizi dan keadaan status gizi penderita bulimia nervosa;
3.
menjelaskan mekanisme penurunan sistem imunitas tubuh yang terjadi pada penderita
bulimia nervosa.
2. BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Bulimia Nervosa
1.
Pengertian
Bulimia nervosa didefinisikan sebagai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam jumlah
banyak (binge) dan mengeluarkan kembali makanan yang sudah dikonsumsi (purge).
Bulimia diambil dari kata “bull” (ox) yang berarti sapi jantan. Kata ini digunakan untuk
menggambarkan kondisi yang sangat lapar disertai nafsu makan yang sangat besar dan
dalam jumlah banyak. Secara normal, makanan yang telah masuk akan dicerna dan
diabsorpsi oleh tubuh, namun pada penderita bulimia nervosa, makanan tersebut akan
dikeluarkan kembali dengan sengaja untuk mengurangi jumlah kalori yang masuk.8
2.
Gejala dan Penyebab Bulimia Nervosa
Sebagian besar penderita bulimia nervosa adalah kelompok usia belasan akhir dan 20an
awal.1 Bulimia nervosa dapat ditemukan pada semua kelas sosial. Sangat jarang penderita
bulimia nervosa yang mengkonsumsi makanan dalam porsi normal. Ketika sedang berada di
tempat umum, penderita bulimia cenderung akan mengkonsumsi makanan dalam jumlah
sangat sedikit, namun ketika sedang berada dalam periode makan banyak (binge episode),
mereka dapat mengasup makanan dalam jumlah besar mulai dari 1000 hingga 50.000 kkal. 9
Jenis makanan yang dikonsumsi cenderung tinggi lemak dan karbohidrat, seperti es krim,
donat, cake, cookies, milkshake dan cokelat. Mereka mengkonsumsi makanan dengan
tujuan untuk memenuhi keinginan makan (memenuhi keinginan secara emosional saja),
tanpa mempertimbangkan nilai gizi makanan tersebut.
Beberapa hal yang menyebabkan penderita bulimia nervosa mengkonsumsi makanan
dalam jumlah banyak yaitu kondisi depresi, stress, frustrasi, kebosanan serta bisa juga
disebabkan karena melihat makanan yang dapat meningkatkan keinginannya untuk makan.
Setelah mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak, penderita bulimia cenderung akan
merasa gelisah, depresi dan merasa bersalah sehingga mereka akan melakukan berbagai
cara untuk kembali mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi dalam jumlah banyak
tadi.8
Salah satu cara yang paling sering digunakan yaitu dengan memuntahkan makanan yang
telah dikonsumsi. Namun tidak jarang juga ada yang menggunakan obat laxative dan
diuretik.8 Beberapa penderita bulimia berusaha melakukan diet ketat selama beberapa hari
hingga beberapa minggu, di sela-sela kebiasaan makannya yang berlebih. Namun ketika
diet ketat gagal dilakukan, penderita bulimia ini cenderung akan kembali mengkonsumsi
makanan dalam jumlah banyak dan berlebihan.10
3.
Kriteria Diagnosis
Ada 3 kriteria yang bisa digunakan untuk mendiagnosis bulimia nervosa menurut DSM IV
(Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder), 1994 1,8:
a.
persentasi frekuensi makan dalam jumlah besar serta ketidakmampuan penderita
untuk mengontrol kebiasaan makannya dalam jumlah banyak. Biasanya antara 1000-2000
kkal;
b.
frekuensi perilaku yang dilakukan untuk mengontrol berat badan dan bentuk tubuh
dengan cara mengeluarkan makanan yang telah dikonsumsi, seperti penggunaan obat
laxative, diuretik atau dengan memuntahkan makanan. Minimal kebiasaan tersebut
dilakukan dua kali dalam seminggu selama 3 bulan;
c.
melihat kebiasaan/perilaku yang dilakukan untuk mengontrol berat badan (selain
dengan mengeluarkan makanan) yaitu dengan melakukan aktivitas fisik/olahraga serta
berpuasa secara berlebihan.
Menurut DSM IV, terdapat 2 macam bulimia yaitu purging bulimia dan non-purging bulimia.
Purging bulimia ditandai dengan penggunaan bahan kimia untuk mengosongkan lambung
dan mengeluarkan makanan dari dalam tubuhnya, seperti penggunaan obat laxative dan
diuretik, sedangkan non-purging bulimia cenderung menggunakan cara-cara alami seperti
dengan berpuasa atau olahraga secara berlebihan.8
4.
Pengaruh Bulimia Nervosa terhadap Fisiologis Tubuh
Komplikasi fisiologis pada penderita bulimia nervosa dapat mempengaruhi hampir di setiap
sistem dalam tubuh. Mulai dari masalah terkecil seperti luka pada jari tangan yang
disebabkan karena seringnya digunakan untuk merangsang memuntahkan makanan hingga
masalah besar yang bersifat sistemik seperti gangguan elektrolit dalam tubuh akibat dari
kebiasaan mengeluarkan makanan yang terus menerus.11
Kebiasaan mengonsumsi makanan dengan porsi besar dalam waktu singkat pada penderita
bulimia dapat menyebabkan terjadinya pembesaran ukuran lambung secara akut, yang
3. dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Hal ini juga akan mengakibatkan terjadinya inflamasi
pada pankreas, luka pada daerah bagian perut dan terjadi peregangan ukuran perut, serta
peningkatan kecepatan detak jantung karena pankreas harus bekerja ekstra keras untuk
mencernakan makanan dalam jumlah banyak sekaligus.12
Kebiasaan memuntahkan makanan menyebabkan terjadinya luka dan pengikisan pada
esophagus karena pengaruh asam lambung, menyebabkan pengikisan lapisan gigi, memicu
gangguan pada gusi dan proses menelan karena akan berpengaruh terhadap produksi air
liur (saliva). Akibat lainnya yaitu dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh, dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. Penderita bulimia juga dapat merasakan haus yang
berlebihan disertai dengan penurunan jumlah pengeluaran urin dari dalam tubuh, hal ini
akan menyebabkan terjadinya pembengkakan (edema) karena adanya resistensi
(penahanan) air di dalam tubuh. Seringnya memuntahkan makanan juga dapat
mengakibatkan kehilangan ion natrium, kalium dan klor dari dalam tubuh yang dapat
menimbulkan gangguan jantung.13 Kematian yang disebabkan karena bulimia nervosa
diperkirakan sekitar 3%.14 Sering juga terdapat keluhan terjadi penurunan sensitivitas indera
pengecap, hal ini disebabkan karena seringnya reseptor pengecap terpapar oleh asam
lambung yang ikut keluar saat penderita bulimia memuntahkan makanannya, sehingga
fungsi kerjanya ikut menurun.15
Penggunaan laxative dalam waktu lama dapat menyebabkan penurunan fungsi kolon. Selain
itu, penggunaan obat-obatan laxative dan diuretic juga dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan cairan dalam tubuh, keseimbangan elektrolit, dehidrasi, malabsorpsi, kram
pada perut dan kram otot.11
B.
Sistem Imunitas
1.
Pengertian
Imunitas adalah adanya resistensi terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi. Sistem imun
merupakan gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan terhadap resistensi infeksi.
Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang
dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.4
2.
Klasifikasi Sistem Imun
Secara umum, sistem imun terdiri atas sistem imun alamiah (nonspesifik) dan sistem imun
didapat (spesifik).
a.
Sistem Imun Nonspesifik
Sistem imun ini selalu ada pada tubuh yang normal dan sehat, siap mencegah mikroba yang
akan masuk ke dalam tubuh dengan cepat. Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan
terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Tidak menunjukkan
kekhususan terhadap bahan asing tertentu dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak
patogen potensial. Terdiri atas sistem pertahanan fisik, biokimia, humoral, dan selular.
Sistem pertahanan fisik : kulit, selaput lendir, silia (rambut getar), saluran nafas,
batuk dan bersin;
Sistem pertahanan biokimia : pH asam dari keringat dan berbagai asam lemak yang
dilepas oleh kulit yang dapat mendenaturasikan protein mikroba, lisozim dalam keringat, air
ludah (saliva), air mata, ASI, asam lambung, pH yang rendah pada vagina, spermin dalam
sperma dan mukus kental;
Pertahanan humoral : komplemen, interferon dan protein fase akut
Pertahanan selular : fagosit, makrofag, sel natural killer (NK) dan sel mast yang
berperan dalam reaksi alergi
b.
Sistem Imun Spesifik
Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan mengenal benda yang dianggap asing.
Disebut spesifik karena sistem imun ini hanya dapat menyingkirkan benda asing yang sudah
dikenal sebelumnya. Benda asing yang pertama kali masuk ke dalam tubuh akan segera
dikenali oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitasi sel-sel sistem imun tersebut.
Benda asing yang sama, bila terpajan ulang akan dikenal lebih cepat, kemudian
dihancurkan. Sistem imun spesifik terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sistem imun spesifik
humoral dan sistem imun spesifik selular.
1.
Sistem imun spesifik humoral
Pemeran utama dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Bila sel B
dirangsang oleh benda asing, sel tersebut akan berproliferasi, berdiferensiasi dan
berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibody. Fungsi utama antibody ini
adalah pertahanan terhadap infeksi infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralisir
toksinnya.
4. 2.
Sistem imun spesifik selular
Limfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik selular. Fungsi utama sistem imun
spesifik selular ialah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraselular, virus, jamur,
parasit dan keganasan. Sel yang berperan pada imunitas selular adalah sel CD4+ yang
mengaktifkan sel Th1 agar mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba. Selain
itu, terdapat pula sel CD8+ yang berperan untuk memusnahkan sel terinfeksi.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
a.
Peran Zat Gizi dalam Pembentukan Sistem Imunitas Tubuh
Sistem imun berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit
yang berasal dari lingkungan serta berbagai zat berbahaya lainnya. Zat gizi memiliki
peranan penting dalam pembentukan sistem imun tubuh. Pada orang yang mengalami
masalah gizi kurang (undernutrisi), baik defisiensi zat gizi makro, seperti defisiensi energi,
maupun zat gizi mikro, terjadi penurunan fungsi imun di dalam tubuhnya.
Malnutrisi disebabkan karena adanya defisiensi berbagai zat gizi. Defisiensi salah satu zat
gizi makro saja dapat berakibat pada defisiensi zat gizi lainnya, seperti vitamin dan mineral.
Beberapa vitamin yang berperan dalam pembentukan sistem imun tubuh yaitu vitamin A,
beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi,
seng dan selenium.16 Salah satu komponen zat gizi yang terpenting dalam pembentukan
sistem imun adalah lipid (lemak). Asam lemak berperan dalam pembentukan limfosit dan
sel-sel imun lainnya. Kini, banyak terapi yang menggunakan berbagai jenis lemak makanan
sebagai terapi untuk mengatasi penyakit yang terkait dengan proses inflamasi, seperti
penyakit autoimun.17 Zat gizi yang mengandung antioksidan berperan dalam
menyeimbangkan oksidan di dalam sel-sel imun sehingga melindungi sel dari stress
oksidatif.18 Defisiensi energi dan protein juga dapat menurunkan jumlah dan kemampuan
kerja sel leukosit polymorfonuklear.19
b.
Kecukupan Zat Gizi dan Keadaan Status Gizi Penderita Bulimia Nervosa
Kecukupan zat gizi penderita bulimia nervosa jelas lebih rendah bila dibandingkan dengan
keadaan orang normal, hal ini disebabkan karena pada penderita bulimia, makanan yang
telah masuk ke dalam tubuh akan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna oleh tubuh.
Akibatnya kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak dapat terpenuhi dengan baik. Keadaan status
gizi penderita bulimia nervosa diukur dengan melakukan pengukuran antropometri seperti
pengukuran tinggi badan, berat badan, berat badan ideal, persentasi berat badan ideal dan
indeks massa tubuh (IMT). Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa terdapat
perbedaan yang cukup signifikan antara hasil pengukuran antropometri penderita bulimia
nervosa dengan orang normal. Rata-rata IMT penderita bulimia masuk dalam kategori nilai
normal, namun cenderung mendekati batas minimal IMT normal.
Kebiasaan memuntahkan atau mengeluarkan kembali makanan dari dalam tubuh pada
penderita bulimia nervosa dapat menyebabkan terjadinya kehilangan cairan tubuh, dehidrasi
dan gangguan keseimbangan elektrolit. Gangguan keseimbangan elektrolit disebabkan
karena kehilangan ion natrium, kalium dan klor dari dalam tubuh yang dapat menimbulkan
gangguan jantung.13
c.
Mekanisme Penurunan Sistem Imunitas Tubuh pada Penderita Bulimia
Nervosa
Seperti yang telah diketahui, pada penderita bulimia nervosa, makanan yang telah
dikonsumsi dikeluarkan kembali dengan beberapa cara seperti dimuntahkan, menggunakan
obat laxative maupun obat diuretic. Selain itu, beberapa penderita bulimia nervosa juga
sering menggunakan cara alami seperti sengaja berpuasa dalam waktu lama maupun
melakukan olahraga secara berlebihan untuk menghilangkan rasa bersalah karena telah
mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Secara tidak langsung, semua usaha yang
dilakukan oleh penderita bulimia nervosa akan mempengaruhi jumlah asupan zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh.
Kekurangan zat gizi akan mengganggu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh, mulai
dari mengganggu fungsi kerja sistem organ, hingga tingkat sel bahkan komponen genetik.
Pengukuran status gizi pada penderita bulimia dapat dilakukan melalui pengukuran
antropometri. Salah satu pengukuran antropometri yang baik untuk digunakan yaitu
pengukuran indeks massa tubuh (IMT).
5. Pada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap penderita bulimia nervosa dengan
membedakan efek kategori IMT dan periode muntah terhadap status gizi dan status
imunitasnya, ditemukan bahwa pada penderita bulimia nervosa yang memiliki nilai IMT
normal, tidak ditemukan kejadian malnutrisi, kecuali penderita bulimia yang memang
memiliki berat badan rendah (IMT <19 kg/m2). Nilai limfosit pada penderita bulimia nervosa
yang mengeluarkan makanan dengan cara muntah lebih rendah dibandingkan dengan
penderita bulimia yang mengeluarkan makanan tidak dengan muntah. Pada penderita
bulimia dengan IMT< 19 memiliki nilai CD57 sebesar 22% sedangkan pada kelompok IMT
normal (>19), nilai CD57 sebesar 55%. Penderita bulimia dengan IMT<19 memiliki nilai CD4
yang lebih rendah dibandingkan dengan penderita bulimia dengan IMT>19. Nilai limfosit dan
neutrofil pada kelompok bulimia nervosa dengan berat badan rendah juga lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok bulimia nervosa dengan berat badan ideal. 2
Vitamin A, beta karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2,
zat besi, seng dan selenium merupakan beberapa zat gizi yang berperan dalam
pembentukan sistem imun tubuh.16 Pada penderita bulimia nervosa, adanya defisiensi
beberapa zat gizi tersebut sangat mungkin terjadi. Hal ini disebabkan karena pada penderita
bulimia, makanan dikeluarkan kembali sebelum sempat dicerna oleh tubuh. Akibatnya selsel pembentuk sistem imunitas tubuh akan kekurangan “bahan baku”, dan pembentukan
imunitas menjadi tidak optimal.
Menurunnya status imunitas pada penderita bulimia nervosa menyebabkan penderita
bulimia menjadi mudah terkena infeksi. Dalam kondisi seperti ini, terjadi mekanisme yang
cukup kompleks antara sitokin, sistem hormon dan sistem saraf pusat dalam rangka
beradaptasi terhadap kondisi keterbatasan asupan gizi di dalam tubuh penderita bulimia,
yang berakibat pada keterbatasan melindungi tubuh dari gejala infeksi.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan :
1.
Zat gizi memiliki peranan penting dalam pembentukan sistem imunitas dalam
tubuh manusia. Beberapa jenis zat gizi yang berperan antara lain lemak, vitamin A, beta
karoten, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, vitamin B2, zat besi, seng
dan selenium.
2.
Penderita bulimia nervosa dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu bulimia dengan
berat badan di bawah normal (IMT<19) dan berat badan normal (IMT>19). Tidak ditemukan
status malnutrisi pada penderita bulimia nervosa dengan IMT>19.
3.
Mekanisme penurunan sistem imun tubuh pada penderita bulimia nervosa terjadi
karena kurangnya zat gizi yang masuk ke dalam tubuh akibat kebiasaan mengeluarkan
kembali makanan yang telah dikonsumsi sebelum dapat dicerna dan diabsorpsi oleh tubuh.
Hal ini akan mengurangi pasokan zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan sistem imun
tubuh, akibatnya terjadi penurunan staus imunitas, di antaranya mempengaruhi nilai limfosit,
netrofil, CD 57, dan kegagalan fungsi sitokin
DAFTAR PUSTAKA
1.
Fairburn,C,G. dan A.J.Hill. 2005. Eating Disorder. Dalam Human Nutrition 11th
Edition. London : Elsevier Churchill Livingstone, 509-512.
2.
Marcos A, Pilar Varela, Olga Toro, et al. Evaluation of Nutritional Status by
Immunologic Assessment in Bulimia Nervosa: Influence of Body Mass Index and Vomiting
Episodes. Am J Clin Nutr 1997;66:491S-7S.
3.
Marcos A, Pilar Varela, Irene Santacruz, and Asuncion Munoz-Velez. Evaluation
of Immunocompetence and Nutritional Status in Patients with Bulmia Nervosa. Am J Clin
Nutr 1993;57:65-9.
4.
Baratawidjaja,Karnen Garna. 2006. Imunologi Dasar Edisi ke-7. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
5.
Miller K. Nutrition and Immunity. Nutr Bull 1987;49:32-40.
6. KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“MAKALAH BULIMIA NERVOSA”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Raha,
Juli 2013
"Penulis"