Tulisan ini membahas tentang maksud baik di balik setiap kejadian, termasuk kejahatan, dan pentingnya terus belajar serta membersihkan diri untuk menerima cahaya ilmu. Penulis menyarankan untuk melakukan amal, walaupun kecil, secara konsisten dan rendah hati agar terus belajar dari yang lain.
PERAN FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.pptx
TerangBening
1. Perkenalkan
Nama saya Haris,.. Haris Yuniarsa. Memang saya bukan siapa-
siapa, perkenalan ini saya harapkan membawa manfaat untuk
kita semua, bukan hanya untuk anda tapi juga untuk saya. Bukan
hanya untuk manusia tapi juga untuk lingkungan sekitar kita.
Dalam kehidupan selalu ada ‘maksud’ dalam setiap kejadian
(setiap pergerakan waktu), menariknya, boleh percaya atau
tidak, ‘maksud’ itu selalu baik, tapi bisa ‘dibungkus’ menjadi
buruk sesuai pikiran kita. Seperti ketika ada daun berjatuhan
dari sekitar pohon, maka itu terjadi dengan maksud baik, akan
tetapi bisa di’bungkus’ dengan persepsi…”kenapa alam
memberikan sampah rutin tiap pagi”.
Saya tidak katakan berarti, ketika ada pencurian maka
perbuatan itu baik..tapi maksud ketika terjadinya pencurian itu
baik, untuk memberitahukan kita bahwa perbuatan itu salah,
untuk memberikan sarana amal (bahkan mati syahid) dengan
mempertahankan harta kita dari pencuri, untuk menegakkan
keadilan dan membuat pencuri bertaubat, untuk menghargai
kepemilikan orang lain, dan banyak maksud baik yang lain.
Tentu saja niat mencuri itu buruk, dan niat buruk itu ada untuk
maksud baik…agar kita dapat pahala (hanya) dengan melawan
niat buruk itu sehingga tidak menjadi tindakan buruk.
Maksud baik itu adalah bahwa setiap kejadian sebenarnya untuk
mengantarkan kita kepada kesuksesan dunia dan akhirat. Allah
yang menciptakan neraka salah satunya adalah agar kita takut
dan berlindung kepadaNya agar dihindarkan dari siksaannya,
Allah yang menciptakan surga agar kita bersemangat untuk
menggapainya. Lalu mengapa ada orang yang menjerumuskan
dirinya dalam kesesatan? Malah ada yang menantang neraka?
Ada banyak penjelasan tentang hal itu, saya memahaminya
2. seperti kaca rumah yang dibiarkan kotoran dan debu hinggap
disana, sampai akhirnya cahaya dari luar susah masuk, rumah
itu gelap bukan karena cahayanya tidak ada, tapi karena cahaya
tidak bisa masuk.
Maka marilah kita bersihkan ‘bungkus-bungkus’ yang tidak
perlu, masukkan ke dalam tempat sampah agar tidak merusak
lingkungan dan mengesalkan orang lain. Agar cahaya itu bisa
masuk dan kita melihat keindahan dunia akhirat kita, ‘melihat’
maksud Allah melahirkan kita di dunia.
III IV
terang terang
berbungkus bening
II I
gelap gelap
berbungkus bening
Fase kehidupan secara sederhana bisa dikategorikan seperti
empat kuadran diatas.
Gelap adalah keadaan (state) ketika kita tidak tahu atau tidak
berdaya untuk mengusahakan kebaikan bahkan untuk diri kita
sendiri.
Terang adalah keadaan (state) ketika kita tahu atau berdaya
untuk mengusahakan kebaikan kebahagiaan atau kesuksesan
atau ketinggian hidup kita sendiri
3. Berbungkus adalah keadaan (state) ketika kita berhenti
menerima pencerahan atau ilmu pengetahuan bahwa kita
sangat berdaya.
Bening adalah keadaan (state) ketika kita mengizinkan cahaya
atau pencerahan atau ilmu pengetahuan itu, untuk masuk
Ketika kita kecil, kita mengizinkan cahaya itu masuk, tapi karena
saking sedikitnya kesadaran dan perbendaharaan ilmu dalam
benak kita, cahaya itu hanya masuk tapi bisa jadi belum cukup
untuk menjadikan diri kita terang. (I)
Ketika mulai memiliki banyak pengetahuan, maka kita mulai
menyeleksi mana yang kita setujui mana yang tidak..meski
masih belum cukup menerangi diri kita (II). Sampai akhirnya
ada yang menjadi semakin gelap dengan pengetahuan yang dia
setujui.
Beruntunglah orang yang menggapai keadaan terang dan bening
(IV), akan tetapi biasanya ada kalanya orang sombong dengan
pemikirannya sendiri dan berhenti di keadaan (III) dia bahagia,
sukses tapi tidak menerima cahaya dari luar dan semakin
bertambah kesombongannya. atau bahkan ada yang berbulak-
balik antara II-III-IV. Tapi tidak akan kembali ke fase I, karena
masa itu ada ketika kita belum baligh, ketika kita masih tidak
memiliki dosa dan tidak dihitung dosanya, sehingga meskipun
diri kita masih gelap tetap terus bening pada keadaan tersebut.
Lalu pilihan kita lah yang membuat kita berada di kuadran II
atau III atau IV.
Dan kunci mencapai kuadran IV adalah tidak pernah berhenti
untuk belajar, membuka diri dan membersihkan diri untuk
selalu siap menerima cahaya dari Allah. Kaca yang lama tidak
dibersihkan kemungkinannya hanya 2, apakah membuat kita
4. semakin menderita karena sulitnya cahaya masuk ke dalam
rumah kita (baca : hati kita), atau terlalu menyombongkan
cahaya dalam rumah kita seolah-olah cukup untuk terus
menerangi rumah kita (baca : hari kita). Listrik buatan manusia
mungkin bisa mati, tapi Matahari, Allah yang ciptakan, dan
Dialah Allah sumber kehidupan.
Betapa bodohnya manusia yang berharap hidupnya bisa
bertahan kuat, tanpa berdo’a kepada Allah. Betapa sombongnya
manusia yang hanya mengandalkan kemampuannya sendiri,
padahal semua itu terjadi atas izin Allah.
Inilah ide dari LQ ini diupayakan, agar kita bisa membersihkan
diri kita dan senantiasa terus mengakses cahaya dari Allah.
Semoga ini bagian dari ikhtiar kita membersihkan diri dan
merendahkan diri dihadapanNya.
LQ ini adalah LingkarQalcom, komunitas yang harapannya bisa
memberikan dan menyebarkan pencerahan. Qalcom sendiri
adalah singkatan lagi, dari Qalil Community (komunitas yang
sedikit).
LQ ini harapannya bisa terus membersihkan kaca-kaca dalam
rumah kehidupan kita, karena Allah mencintai amal yang terus-
menerus dikerjakan walaupun kecil, tentu saja lebih bagus lagi
amal yang terus-menerus dikerjakan dan besar.
Terinspirasi salah satu guru saya yang menemani sejak dahulu
ketika saya belajar islam, adalah ustadz Abdullah Gymnastiar,
AaGym, beliau selalu istiqamah mengusahakan untuk mengisi
ta’lim atau ceramah atau sharing setiap harinya di radio (meski
tidak selalu setiap hari) dan pengajian ahad dan kamis malam
(meski sekarang untuk ahad biasanya tidak diisi oleh beliau di
DT Bandung). Dan itu sudah berlangsung lebih dari 10 tahun,
5. sudah lebih dari 480 kali ceramah (jika dihitung setiap hari
maka sudah lebih 3650 kali) dan terus bertambah…mungkin
sampai akhir hayat beliau semoga beliau bisa terus istiqamah.
Semoga bisa istiqamah setiap pekannya.
Sharing dalam LQ ini bisa jadi isinya benar dan kalau benar itu
dari Allah, bisa jadi isinya salah dan kalau salah mohon masukan
dalam kerangka positif dan konstruktif. Untuk itulah salah
satunya saya memperkenalkan diri saya, agar anda mudah
untuk memperbaiki kesalahan saya. Saya Haris Yuniarsa.
Mari kita ulang ide pertemuan ini :
- Bersihkan dan rendahkan diri kita untuk menerima
cahaya dari Allah (untuk terus belajar).
- Putuskan untuk melakukan hal walaupun kecil, dan
PUTUSkan untuk istiqamah.
- Berbagilah dengan kerendahan hati, sehingga kita
menerima bahwa mungkin ada kesalahan dari yang kita
bagi, sehingga kita sadar bahwa adalah karunia Allah
jika kita benar.
- …..(silakan tulis dan realisasikan ide anda)
“Bukanlah tindakan besar yang membuat kita bersinar, tapi
tindakan yang terus meneruslah yang mewujudkan itu”
Wallahu a’lam
25 Dzulkaidah 1433 / Oktober 2012
@HYuniarsa
Fb : Haris Yuniarsa
Pin BB : 324DDDA3