SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Bangun Keshalihan Pribadi
“Menjadi penting itu
baik, tetapi menjadi baik
itu lebih penting.”
“Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan
dosa adalah apa yang melintas dalam
benakmu dan kamu membencinya bila
orang lain mengetahuinya.”
(HR. Muslim)
Tentu kita rindu surga bukan? Nah, surga
pun merindukan kita, tapi ada syaratnya.
Karena surga adalah tempat yang mulia,
derajat yang mulia, tak akan bisa dimasuki
kecuali oleh orang-orang yang
menyamakan frekwensi surga dalam
hidupnya. Merekalah orang-orang yang
shalih. Lalu siapakah orang yang shalih
itu?
Kunci sukses ada dalam diri kita masing-
masing. Karena setiap kita lebih tahu apa
yang ada dalam diri kita,
kecenderungannya, bahkan apa-apa yang
disimpan di hatinya. Rahasia ada di
tangannya dan di file catatan Allah yang
Maha Mngetahui segalanya. Maka hati-hati
dengan gejolak hati yang kadang
menggiring pada rencana buruk dan jahat,
yang bisa menggelincirkan ke jalan sesat
dan terlaknat.
Imam Ibnu Rajab berkata, “Sesungguhnya
keinginan berbuat jahat yang tersembunyi
di dalam hati akan mengantarkan
seseorang pada su’ul khatimah.”
Na’udzubillah.
“Dan jiwa dengan penyempurnaan, maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya.”
(QS. Asy Syam: 7-10)
Kini mari kita selami lagi surat Al Ashr ini
agar kita tak merugi. “Demi masa.
Sesungguhnya manusia benar-benar
dalam kerugian, kecuali…” Siapa yang
dikecualikan oleh Allah? Siapakah yang
tidak termasuk orang-orang yang merugi.
Rugi bagi dirinya dan tentu bisa
merugikan orang lain.
Pertama adalah orang yang beriman.
Orang beriman menjadikan segalanya
adalah sukses. “Sungguh beruntunglah
(sukseslah) orang-orang yang beriman…”
(Al Mukminun : 1) Sudah, tiket ini kita
kantongi dulu agar kita optimis untuk
mendapatkan satu bagian di surga.
Besarnya? Tergantung episode
selanjutnya.
Kedua, amal shalih. Amal shalih tak dapat
dipisahkan dari iman. Amal shalih adalah
buahnya, buah ilmu dan iman. Karena bila
iman tak melahirkan amal shalih berarti
iman yang hampa. Iman yang kosong.
Iman yang salah, keliru, kesasar, hanya
berputar-putar. Iman yang tak berdaya
guna. Iman yang tidak berhasil guna.
Tidak efektif dan tidak efisien. Seperti
pohon tanpa buah. Seperti rumah tanpa
cahaya. Gelap gulita
Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah iman
itu berupa angan-angan dan khayalan
belaka, tetapi sejatinya iman adalah
keyakinan yang mengakar dalam hati dan
terekspresi dalam amal shalih.”
(HR. Dailamy)
Bila ilmu, iman dan amal shalih menyatu,
maka jadilah mukmin yang benar. Iman
dan amal shalih itulah yang membangun
kepribadian menjadi pribadi mukmin
sejati. Itu adalah ranah minimal, karena
“Barangsiapa bertambah ilmunya tetapi
dia tidak bertambah keimanannya, maka
tidaklah menambah kepada Allah kecuali
semakin jauh…”
(HR. Muslim)
Ada empat pilar penting
yang mesti ditegakkan
untuk menggapai
keshalihan itu;
1. Shalih dalam aqidah
Aqidah sebagai ruh ketegaran dan inti
dalam kehidupan. Ini nyawanya. Bila ini
tak ada jangan harap amal kita bisa
disebut amal shalih, sebaik apapun
amalnya. Maka menjadi orang penting itu
memang baik,tetapi menjadi orang baik
itu lebih penting. Ruh dari aqidah adalah
keyakinan kepada Allah dan balasannya di
hari akhir.
2. Shalih dalam ibadah
Ibadah bukan sekedar rutinitas ritual,
tetapi ia wujud penghambaan total kepada
yang Maha Dahsyat, yakni Allah Azza wa
Jalla. Dimensi ibadah adalah rasa
ketundukan dalam pengawasan sehingga
jiwa selalu terkondisi dalam ketaatan, jauh
dari maksiat, takut dan berharap hanya
kepada Allah.
3. Shalih dalam akhlak
Akhlak adalah buah aqidah dan ibadah.
Kata Nabi, “Sebaik-baik kamu adalah yang
paling baik akhlaknya.” Akhlak adalah
bukti, arti, makna sehingga hidup berarti.
Tanpa akhlak seperti orang mati. Coba
bayangkan, orang yang tak mampu
mengaitkan akhlak dengan iman dan
ibadah, sehingga welcome terhadap
masalah yang makruh, syubhat bahkan
haram. Inilah kategori pecundang, orang
yang “bangkrut dengan sukses”, al muflis,
habis modal masih nombok juga, kasihan.
4. Shalih dalam keluarga
Keshalihan pribadi akan lebih berarti bila
terefleksi dalam keluarga. Karena keluarga
merupakan standar, ukuran, parameter,
timbangan untuk melihat selaraskah
ucapan dengan perbuatan. Sehingga para
sahabat pun bertanya pada bunda Aisyah,
“Bagaimana akhlak Nabi?” Aisyah pun
menjawab, “Akhlak Nabi itu adalah Al
Quran.” Apa yang ditampilkan Nabi di luar
klop betul yang di rumah.
Potret Keshalihan Pribadi
Jadilah pemberi kebaikan
Menjadi shalih berarti memproduksi energi
keshalihan tak pernah henti. Untuk bisa
memberi kita harus memiliki, bukan
sekedar ‘makelar’ amal, menyuruh orang
lain melupakan diri sendiri. Allah
berfirman, “Apakah kamu menyuruh orang
lain berbuat kebajikan, sedangkan kamu
melupakan dirimu sendiri, padahal kamu
telah membaca Al Kitab. Apakah kamu
tidak berpikir?”
(QS. Al Baqarah: 44)
Berorientasi untuk memberi kontribusi
Menjadi manusia itu pasti, tetapi menjadi shalih
adalah pilihan. Memilih untuk memberi. Bukan
berpikir untuk meminta. Padahal pada umumnya
manusia cenderung mencari untung buat
dirinya. Egois. Tapi ketahuilah, justru dengan
memberi kita menjadi memiliki.
Imam Malik memberi kita Kitab Al Muwatha’.
Imam Syafi’i mewariskan kitab Al Umm. Imam
Bukhari menyumbangkan kitab Shahihnya. Ibnu
Taimiyah menginfaqkan Majmu’ Fatawa. Sayyid
Quthub mendokumentasikan jihad dan
pemikirannya dalam Fi Zhilaal dan Ma’alim fith
Thariq. Saudaraku, berikutnya adalah giliran
kita!
Lapang dada menampung
perbedaan
Tradisi Islam adalah berlomba dalam kebaikan,
fastabiqul khairat. Semangat ini kadang
melahirkan adanya perbedaan. Hal itu karena
mereka didorong untuk berprestasi yang terbaik.
Munculnya shalat tarawih 20 rakaat yang
dipelopori oleh Umar bin Khatab misalnya. Bagi
kalangan sahabat itu berbeda tapi tidak menjadi
bahan untuk pecah. Karena semangatnya adalah
semangat memperbanyak amal, bukan
dorongan mencari yang paling benar. Bukan.
Mereka lapang terhadap perbedaan.
Respek terhadap keunikan orang lain
Rasulullah saw bersabda, “Setiap orang
diciptakan menurut bakatnya masing-masing.”
Disinilah kita menjadi shalih dengan
berukhuwah, menerima keunikan orang lain.
Caranya? ‘Ta’aruf’ saling mengenal, ‘tafahum’
saling memahami dan ‘takaful’ saling memikul
beban. Disini kita menjadi shalih dengan
bersinergi degan keunikan kita. Keunikan inilah
yang membuat Islam kaya. Ada Abu Bakar yang
lembut, Umar yang keras dan tegas, Utsman
yang pemalu, Ali yang pemberani. Maka berikan
respek pada keunikan orang lain. Ini akan
mendewasakan kita.
Hidup itu unik. Lebih asyik, lebih indah
dan lebih bahagia bila setiap hari kita
terusik untuk menemukan keunikan-
keunikan yang ada dalam diri kita maupun
orang lain. Positif memandang anugerah.
Dewasa melihat realitas. Cerdas
menangkap inspirasi. Amanah mengusung
aspirasi. Dunia yang begitu luas jangan
dipersempit dengan cara-cara culas.
Bila pilar keshalihan ‘aqidah, ibadah,
akhlak dan keluarga’ diintegrasikan dalam
sikap yang tepat terbentuklah kepribadian
muslim minimal. Yakni keshalihan tingkat
dasar yang seharusnya ada. “Seorang
mujahid adalah orang yang berjuang
melawan hawa nafsunya.” Ini perjuangan
minimal menapaki tangga keshalihan.`

More Related Content

Similar to Bangun Keshalihan Pribadi.ppt

Pai poltek bab 4
Pai poltek bab 4Pai poltek bab 4
Pai poltek bab 4evayenida
 
Tajdid niat;tajdid iman tazkirah
Tajdid niat;tajdid iman tazkirahTajdid niat;tajdid iman tazkirah
Tajdid niat;tajdid iman tazkirahNurulaini Rahim
 
Akhlak pribadi islami
Akhlak pribadi islamiAkhlak pribadi islami
Akhlak pribadi islamiagungtri07
 
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan PemaafBAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan PemaafRizkyJuliana1
 
Hasrat jiwa yang tercela
Hasrat jiwa yang tercelaHasrat jiwa yang tercela
Hasrat jiwa yang tercelaHelmon Chan
 
Akhlak juz 3
Akhlak juz 3Akhlak juz 3
Akhlak juz 3KangErul
 
problematika perbuatan baik
problematika perbuatan baikproblematika perbuatan baik
problematika perbuatan baikAula Nikmah
 
Bukti penguat ikhlas dr. yusuf qardhawi
Bukti penguat ikhlas  dr. yusuf qardhawiBukti penguat ikhlas  dr. yusuf qardhawi
Bukti penguat ikhlas dr. yusuf qardhawiKammi Daerah Serang
 
Menjadi manusia yang baik
Menjadi manusia yang baikMenjadi manusia yang baik
Menjadi manusia yang baikadlanlubis
 
Karakter da’i
Karakter da’iKarakter da’i
Karakter da’iel-hafiy
 
Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Aziz Abdul
 
Muslimah cantik lahir & batin
Muslimah cantik lahir & batinMuslimah cantik lahir & batin
Muslimah cantik lahir & batinIzzatul Kirom
 
Peranan Akidah-Usuluddin
Peranan Akidah-UsuluddinPeranan Akidah-Usuluddin
Peranan Akidah-UsuluddinQaseh Nur Husna
 

Similar to Bangun Keshalihan Pribadi.ppt (20)

Pai poltek bab 4
Pai poltek bab 4Pai poltek bab 4
Pai poltek bab 4
 
Morobbi contoh dalam meransang tarbiah yang berjaya
Morobbi contoh dalam meransang tarbiah yang berjayaMorobbi contoh dalam meransang tarbiah yang berjaya
Morobbi contoh dalam meransang tarbiah yang berjaya
 
Kkn
KknKkn
Kkn
 
Tajdid niat;tajdid iman tazkirah
Tajdid niat;tajdid iman tazkirahTajdid niat;tajdid iman tazkirah
Tajdid niat;tajdid iman tazkirah
 
Akhlak pribadi islami
Akhlak pribadi islamiAkhlak pribadi islami
Akhlak pribadi islami
 
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan PemaafBAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
BAB 13 Hidup Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf
 
Hasrat jiwa yang tercela
Hasrat jiwa yang tercelaHasrat jiwa yang tercela
Hasrat jiwa yang tercela
 
Akhlak juz 3
Akhlak juz 3Akhlak juz 3
Akhlak juz 3
 
Pemimpin dalam Islam
Pemimpin dalam IslamPemimpin dalam Islam
Pemimpin dalam Islam
 
Sifat Mahmudah: 'IFFAH
Sifat Mahmudah: 'IFFAHSifat Mahmudah: 'IFFAH
Sifat Mahmudah: 'IFFAH
 
problematika perbuatan baik
problematika perbuatan baikproblematika perbuatan baik
problematika perbuatan baik
 
Bukti penguat ikhlas dr. yusuf qardhawi
Bukti penguat ikhlas  dr. yusuf qardhawiBukti penguat ikhlas  dr. yusuf qardhawi
Bukti penguat ikhlas dr. yusuf qardhawi
 
Menjadi manusia yang baik
Menjadi manusia yang baikMenjadi manusia yang baik
Menjadi manusia yang baik
 
Karakter da’i
Karakter da’iKarakter da’i
Karakter da’i
 
Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2
 
Apa itu roh
Apa itu rohApa itu roh
Apa itu roh
 
Ceramah ramadhan (yuti)
Ceramah ramadhan (yuti)Ceramah ramadhan (yuti)
Ceramah ramadhan (yuti)
 
Muslimah cantik lahir & batin
Muslimah cantik lahir & batinMuslimah cantik lahir & batin
Muslimah cantik lahir & batin
 
Takabur
TakaburTakabur
Takabur
 
Peranan Akidah-Usuluddin
Peranan Akidah-UsuluddinPeranan Akidah-Usuluddin
Peranan Akidah-Usuluddin
 

Recently uploaded

PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptxPPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptxdisnakerkotamataram
 
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxKUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxUlfaBasyarewan
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...disnakerkotamataram
 
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxKEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxssuserd986061
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxShyLinZumi
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxShyLinZumi
 

Recently uploaded (6)

PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptxPPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
PPT Media Pembelajaran Sosiologi XI KM - Bab 3.pptx
 
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxKUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
 
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxKEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
 
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
 

Bangun Keshalihan Pribadi.ppt

  • 2. “Menjadi penting itu baik, tetapi menjadi baik itu lebih penting.”
  • 3. “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang melintas dalam benakmu dan kamu membencinya bila orang lain mengetahuinya.” (HR. Muslim)
  • 4. Tentu kita rindu surga bukan? Nah, surga pun merindukan kita, tapi ada syaratnya. Karena surga adalah tempat yang mulia, derajat yang mulia, tak akan bisa dimasuki kecuali oleh orang-orang yang menyamakan frekwensi surga dalam hidupnya. Merekalah orang-orang yang shalih. Lalu siapakah orang yang shalih itu?
  • 5. Kunci sukses ada dalam diri kita masing- masing. Karena setiap kita lebih tahu apa yang ada dalam diri kita, kecenderungannya, bahkan apa-apa yang disimpan di hatinya. Rahasia ada di tangannya dan di file catatan Allah yang Maha Mngetahui segalanya. Maka hati-hati dengan gejolak hati yang kadang menggiring pada rencana buruk dan jahat, yang bisa menggelincirkan ke jalan sesat dan terlaknat.
  • 6. Imam Ibnu Rajab berkata, “Sesungguhnya keinginan berbuat jahat yang tersembunyi di dalam hati akan mengantarkan seseorang pada su’ul khatimah.” Na’udzubillah.
  • 7. “Dan jiwa dengan penyempurnaan, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy Syam: 7-10)
  • 8. Kini mari kita selami lagi surat Al Ashr ini agar kita tak merugi. “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali…” Siapa yang dikecualikan oleh Allah? Siapakah yang tidak termasuk orang-orang yang merugi. Rugi bagi dirinya dan tentu bisa merugikan orang lain.
  • 9. Pertama adalah orang yang beriman. Orang beriman menjadikan segalanya adalah sukses. “Sungguh beruntunglah (sukseslah) orang-orang yang beriman…” (Al Mukminun : 1) Sudah, tiket ini kita kantongi dulu agar kita optimis untuk mendapatkan satu bagian di surga. Besarnya? Tergantung episode selanjutnya.
  • 10. Kedua, amal shalih. Amal shalih tak dapat dipisahkan dari iman. Amal shalih adalah buahnya, buah ilmu dan iman. Karena bila iman tak melahirkan amal shalih berarti iman yang hampa. Iman yang kosong. Iman yang salah, keliru, kesasar, hanya berputar-putar. Iman yang tak berdaya guna. Iman yang tidak berhasil guna. Tidak efektif dan tidak efisien. Seperti pohon tanpa buah. Seperti rumah tanpa cahaya. Gelap gulita
  • 11. Rasulullah saw bersabda, “Bukanlah iman itu berupa angan-angan dan khayalan belaka, tetapi sejatinya iman adalah keyakinan yang mengakar dalam hati dan terekspresi dalam amal shalih.” (HR. Dailamy)
  • 12. Bila ilmu, iman dan amal shalih menyatu, maka jadilah mukmin yang benar. Iman dan amal shalih itulah yang membangun kepribadian menjadi pribadi mukmin sejati. Itu adalah ranah minimal, karena “Barangsiapa bertambah ilmunya tetapi dia tidak bertambah keimanannya, maka tidaklah menambah kepada Allah kecuali semakin jauh…” (HR. Muslim)
  • 13. Ada empat pilar penting yang mesti ditegakkan untuk menggapai keshalihan itu;
  • 14. 1. Shalih dalam aqidah Aqidah sebagai ruh ketegaran dan inti dalam kehidupan. Ini nyawanya. Bila ini tak ada jangan harap amal kita bisa disebut amal shalih, sebaik apapun amalnya. Maka menjadi orang penting itu memang baik,tetapi menjadi orang baik itu lebih penting. Ruh dari aqidah adalah keyakinan kepada Allah dan balasannya di hari akhir.
  • 15. 2. Shalih dalam ibadah Ibadah bukan sekedar rutinitas ritual, tetapi ia wujud penghambaan total kepada yang Maha Dahsyat, yakni Allah Azza wa Jalla. Dimensi ibadah adalah rasa ketundukan dalam pengawasan sehingga jiwa selalu terkondisi dalam ketaatan, jauh dari maksiat, takut dan berharap hanya kepada Allah.
  • 16. 3. Shalih dalam akhlak Akhlak adalah buah aqidah dan ibadah. Kata Nabi, “Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik akhlaknya.” Akhlak adalah bukti, arti, makna sehingga hidup berarti. Tanpa akhlak seperti orang mati. Coba bayangkan, orang yang tak mampu mengaitkan akhlak dengan iman dan ibadah, sehingga welcome terhadap masalah yang makruh, syubhat bahkan haram. Inilah kategori pecundang, orang yang “bangkrut dengan sukses”, al muflis, habis modal masih nombok juga, kasihan.
  • 17. 4. Shalih dalam keluarga Keshalihan pribadi akan lebih berarti bila terefleksi dalam keluarga. Karena keluarga merupakan standar, ukuran, parameter, timbangan untuk melihat selaraskah ucapan dengan perbuatan. Sehingga para sahabat pun bertanya pada bunda Aisyah, “Bagaimana akhlak Nabi?” Aisyah pun menjawab, “Akhlak Nabi itu adalah Al Quran.” Apa yang ditampilkan Nabi di luar klop betul yang di rumah.
  • 19. Jadilah pemberi kebaikan Menjadi shalih berarti memproduksi energi keshalihan tak pernah henti. Untuk bisa memberi kita harus memiliki, bukan sekedar ‘makelar’ amal, menyuruh orang lain melupakan diri sendiri. Allah berfirman, “Apakah kamu menyuruh orang lain berbuat kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu telah membaca Al Kitab. Apakah kamu tidak berpikir?” (QS. Al Baqarah: 44)
  • 20. Berorientasi untuk memberi kontribusi Menjadi manusia itu pasti, tetapi menjadi shalih adalah pilihan. Memilih untuk memberi. Bukan berpikir untuk meminta. Padahal pada umumnya manusia cenderung mencari untung buat dirinya. Egois. Tapi ketahuilah, justru dengan memberi kita menjadi memiliki. Imam Malik memberi kita Kitab Al Muwatha’. Imam Syafi’i mewariskan kitab Al Umm. Imam Bukhari menyumbangkan kitab Shahihnya. Ibnu Taimiyah menginfaqkan Majmu’ Fatawa. Sayyid Quthub mendokumentasikan jihad dan pemikirannya dalam Fi Zhilaal dan Ma’alim fith Thariq. Saudaraku, berikutnya adalah giliran kita!
  • 21. Lapang dada menampung perbedaan Tradisi Islam adalah berlomba dalam kebaikan, fastabiqul khairat. Semangat ini kadang melahirkan adanya perbedaan. Hal itu karena mereka didorong untuk berprestasi yang terbaik. Munculnya shalat tarawih 20 rakaat yang dipelopori oleh Umar bin Khatab misalnya. Bagi kalangan sahabat itu berbeda tapi tidak menjadi bahan untuk pecah. Karena semangatnya adalah semangat memperbanyak amal, bukan dorongan mencari yang paling benar. Bukan. Mereka lapang terhadap perbedaan.
  • 22. Respek terhadap keunikan orang lain Rasulullah saw bersabda, “Setiap orang diciptakan menurut bakatnya masing-masing.” Disinilah kita menjadi shalih dengan berukhuwah, menerima keunikan orang lain. Caranya? ‘Ta’aruf’ saling mengenal, ‘tafahum’ saling memahami dan ‘takaful’ saling memikul beban. Disini kita menjadi shalih dengan bersinergi degan keunikan kita. Keunikan inilah yang membuat Islam kaya. Ada Abu Bakar yang lembut, Umar yang keras dan tegas, Utsman yang pemalu, Ali yang pemberani. Maka berikan respek pada keunikan orang lain. Ini akan mendewasakan kita.
  • 23. Hidup itu unik. Lebih asyik, lebih indah dan lebih bahagia bila setiap hari kita terusik untuk menemukan keunikan- keunikan yang ada dalam diri kita maupun orang lain. Positif memandang anugerah. Dewasa melihat realitas. Cerdas menangkap inspirasi. Amanah mengusung aspirasi. Dunia yang begitu luas jangan dipersempit dengan cara-cara culas.
  • 24. Bila pilar keshalihan ‘aqidah, ibadah, akhlak dan keluarga’ diintegrasikan dalam sikap yang tepat terbentuklah kepribadian muslim minimal. Yakni keshalihan tingkat dasar yang seharusnya ada. “Seorang mujahid adalah orang yang berjuang melawan hawa nafsunya.” Ini perjuangan minimal menapaki tangga keshalihan.`