SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PROJEK UAS KECERDASAN BUATAN
“SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS UNTUK
PEMBERIAN BONUS KARYAWAN”
Dosen pengampu
Laili Cahyani S. Kom., M. Kom
Oleh
1. Ubaydah Ulhaque 140631100048
2. Triya Ari Novianti 140631100062
3. R.B. Bani Rahman H. 140631100055
4. Lukman Hakim 140631100072
5. Qiroatul Maghviroh 140631100073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada suatu perusahaan terdapat departemen HRD yang bertanggung
jawab atas kinerja karyawan. Permasalahan yang timbul adalah kesulitan
pada proses penilaian kinerja karyawan. Hal ini sangat penting dilakukan
untuk menentukan karyawan yang akan diberi bonus. Penilaian dilakukan
berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan antara
lain prestasi kerja, kejujuran, absensi, jarak rumah, usia dan masa kerja.
Penilaian prestasi kerja adalah proses mengevaluasi atau menilai prestasi
kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan – keputusan
personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang
pelaksanaan kerja mereka.
Pada project ini dilakukan pembuatan sistem pendukung keputusan atau
DSS yang menggunakan metode AHP. Decision Support System (DSS)
adalah sistem berbasis komputer yang menyajikan dan memproses informasi
yang memungkinkan pembuatan keputusan menjadi lebih produktif, dinamis
dan inovatif. DSS dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat
menjadi solusi dalam melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan.
Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input
utamanya persepsi manusia. Keberadaan hirarki memungkinkan dipecahnya
masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub – sub masalah, lalu
menyusunnya menjadi suatu bentuk hirarki. Salah satu keunggulan AHP
adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua
pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari projek ini adalah untuk merancang sistem pendukung
keputusan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang mampu
menganalisa kinerja karyawan yang akan diberi bonus.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem
(DSS) pertama kali diungkapkanp ada awal tahun 1970-an oleh Michael S.
Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut
adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu
pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk
memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Istilah SPK mengacu
pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses
pengambilan keputusan. Beberapa Definisi Lain dari Sistem Penunjang
Keputusan
a. Little (1970)
Sistem pendukung keputusan adalah sebuah himpunan/kumpulan prosedur
berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu
manajemen dalam pembuatan keputusannya.
b. Hick (1993)
Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang
terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi
langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi yang berguna
dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur
yang tidak terantisipasi.
Macam – Macam Metode Sisem Penunjang Keputusan :
1. Metode Sistem pakar
2. Metode Regresi linier
3. Metode B/C Ratio
4. Metode AHP
5. Metode IRR
6. Metode NPV
7. Metode FMADM
8. Metode SAW
Keuntungan yang akan diperoleh dari penggunaan sistem pendukung
keputusan antara lain:
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah yang kompleks
2. Respon cepat pada situasi yang diharapkan dalam kondisi yang berubah-
ubah
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada
konfigurasi yang berbeda
4. Pandangan dan pembelajaran baru
5. Memfasilitasi komunikasi
6. Meningkatkan kontrol menejemen dan kinerja
7. Menghemat biaya
8. Keputusan yang lebih tepat
2.2 Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan
oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan
masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki,
menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari
sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana
level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria,
dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dalam
menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip dasar yang
harus dipahami, di antaranya adalah :
1. Menyusun hirarki
Penyusunan hirarki dilakukan dengan menentukan tujuan yang
merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. Level
berikutnya terdiri dari kriteria-kriteria untuk menilai atau
mempertimbangkan alternatif-alternatif yang ada dan menentukan
alternatif-alternatif tersebut. Setiap kriteria dapat memiliki subkriteria
dibawahnya dan setiap kriteria dapat memiliki nilai intensitas masing-
masing.
2. Penilaian kriteria dan alternatif
Dilakukan dengan menggunakan perbandingan berpasangan. Untuk
berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk
mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari
skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel analisis seperti
ditunjukkan pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1 Skala dasar perbandingan berpasangan
Tingkat
Kepentingan
Definisi Keterangan
1 Sama
Pentingnya
Kedua elemen mempunyai pengaruh
yang sama
3 Sedikit lebih
penting
Pengalaman dan penilaian sangat
memihak satu elemen dibandingkan
dengan pasangannya
5 Lebih
Penting
Satu elemen sangat disukai dan secara
praktis dominasinya sangat nyata,
dibandingkan dengan elemen
pasangannya.
7 Sangat
Penting
Satu elemen terbukti sangat disukai
dan secara praktis dominasinya
sangat nyata, dibandingkan dengan
elemen pasangannya.
9 Mutlak lebih
penting
Satu elemen terbukti mutlak lebih
disukai dibandingkan dengan
pasangannya, pada keyakinan
tertinggi.
2,4,6,8 Nilai Tengah Diberikan bila terdapat keraguan
penilaian di antara dua tingkat
kepentingan yang berdekatan.
3. Synthesis of priority (menentukan prioritas)
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan
berpasangan (pairwise comparisons). Nilai – nilai perbandingan relatif
dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang
telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan
prioritas dihitung dengan matriks atau melalui penyelesaian persamaan
matematika.
4. Logical Consistency (konsistensi logis)
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek – objek yang serupa bisa
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua,
menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria
tertentu.
Prosedur yang digunakan dalam menentukan DSS:
 Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu
menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hirarki
adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara
keseluruhan pada level teratas.
 Menentukan prioritas elemen.
Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat
perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara
berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Matriks perbandingan
berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan
kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen lainnya.
 Sintesis
Pertimbangan – pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan
disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal – hal yang
dilakukan dalam langkah ini adalah:
 Menjumlahkan nilai – nilai dari setiap kolom pada matriks.
 Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang
bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
 Menjumlahkan nilai – nilai dari setiap baris dan membaginya dengan
jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata – rata.
 Mengukur Konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik
konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan
berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal – hal
yang dilakukan dalam hal ini adalah :
 Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif
elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif
elemen kedua dan seterusnya.
 Jumlahkan setiap baris
 Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif
yang bersangkutan.
 Menjumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang
ada. Hasilnya disebut λ maks
 Menghitung Consistency Index (CI) dengan rumus :
Dimana :
 CI = Indeks Konsistensi (Consistency Index)
 λmaks = Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n
 n = banyaknya elemen
 Menghitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus :
Keterangan :
CR = Consistency Ratio
CI = Concictency Index
IR = Indeks Random Consistency
 Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) ditunjukkan pada Tabel II.
Tabel 2 IR

 Memeriksa konsistensi hirarki.
Jika nilainya lebih dari 10 %, maka penilaian data judgment harus
diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama
dengan 0,1 , maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Flowchart
Gambar 1 Flowchart
3.2 Mendifinisikan Permasalahan dan Menentukan Solusi dengan AHP
a. Permasalahan : Menentukan karyawan yang akan diberi bonus
b. Kriteria dan sub kriteria : pada tabel 3
Tabel 3 Kriteria dan sub kriteria
Kriteria Sub Kriteria
Prestasi kerja
(PK)
Sangat baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kejujuran (KJ) Sangat jujur (SJ)
Kurang jujur (KJ)
Sering bohong (SB)
Kedisiplinan
(KD)
Sangat disiplin (SD)
Disiplin (D)
Cukup disiplin (CD)
Jarak rumah (JR) Sangat dekat (SD)
Dekat (D)
Cukup dekat (CD)
Usia (US) Muda (M)
Paruh baya (PB)
Sangat tua (ST)
Masa kerja (MK) Sangat lama (SL)
Lama (L)
Sebentar (S)
c. Setelah kita mengetahui permasalahan, solusi, kriteria dan sub kriteria
maka selanjutnya adalah menyusun kirarki dengan menetapkan tujuan
yang menjadi sasaran secara keseluruhan. Alternatifnya kami ambil contoh
5 orang. Yaitu Triya, Ubay, Vera, Bani dan Hakim.
Gambar 2 struktur hirarki kriteria DSS
d. Selanjutnya membentuk matrik pairwise comparison, yaitu melakukan
penilaian perbandingan dari kriteria (perbandingan ditentukan dengan
mengamati kebijakan yang dianut oleh penilai dalam perusahaan) :
1. Kriteria prestasi kerja 2 kali lebih penting dari kejujuran;
2. Kriteria prestasi kerja 3 kali lebih penting dari kedisiplinan;
3. Kriteria prestasi kerja 4 kali lebih penting dari jarak rumah;
4. Kriteria prestasi kerja 5 kali lebih penting dari usia;
5. Kriteria prestasi kerja 6 kali lebih penting dari masa kerja;
6. Kriteria kejujuran 2 kali lebih penting dari kedisiplinan;
7. Kriteria kejujuran 3 kali lebih penting dari jarak rumah;
8. Kriteria kejujuran 4 kali lebih penting dari usia;
9. Kriteria kejujuran 5 kali lebih penting dari masa kerja;
10. Kriteria kedisiplinan 2 kali lebih penting dari jarak rumah;
11. Kriteria kedisiplinan 3 kali lebih penting dari usia;
12. Kriteria kedisiplinan 4 kali lebih penting dari masa kerja;
13. Kriteria jarak rumah 2 kali lebih penting dari usia;
14. Kriteria jarak rumah 3 kali lebih penting dari masa kerja; dan
15. Kriteria usia 2 kali lebih penting dari masa kerja;
Sehingga matrik pairwise comparison untuk kriteria adalah :
Tabel 4 matrik pairwise comparison (perbandingan berpasangan)
KRITERIA PK KJ KD JR US MK
PK 1 2 3 4 5 6
KJ 1/2 1 2 3 4 5
KD 1/3 2/3 1 2 3 4
JR 1/4 2/4 ¾ 1 2 3
US 1/5 2/5 3/5 4/5 1 2
MK 1/6 2/6 3/6 4/6 5/6 1
Keterangan :
 Cara mendapatkan nilai pada tabel matrik diatas adalah dengan
membandingkan kolom yang terletak paling kiri dengan ssetiap kolom
kedua, ketiga, dan seterusnya.
 Perbandingan dengan dirinya sendiri akan menghasilkan nilai 1.
Sehingga nilai satu akan tampil secara diagonal (PK terhadap PK, KJ
terhadap KJ, dan seterusnya).
e. Menentukan rangking kriteria dalam bentuk vector prioritas ( disebut juga
eigen vector ternomalisasi ):
1. Mengubah matrik pairwise comparison ke bentuk desimal dan
menjumlahkan setiap kolom.
Tabel 5 matrik pairwise comparison desimal
KRITERIA PK KJ KD JR US MK
PK 1 2 3 4 5 6
KJ 0.5 1 2 3 4 5
KD 0.33 0.66 1 2 3 4
JR 0.25 0.5 0.75 1 2 3
US 0.2 0.4 0.6 0.8 1 2
MK 0.17 0.33 0.5 0.67 0.83 1
SUM 2.45 4.89 7.85 11.47 15.83 21
2. Membagi elemen-elemen setiap kolom dengan jumlah kolom yang
bersangkutan.
Tabel 6
KRITERIA PK KJ KD JR US MK
PK 0.41 0.41 0.38 0.35 0.32 0.29
KJ 0.20 0.20 0.25 0.26 0.25 0.24
KD 0.13 0.13 0.13 0.17 0.19 0.19
JR 0.10 0.10 0.10 0.09 0.13 0.14
US 0.08 0.08 0.08 0.07 0.06 0.10
MK 0.07 0.07 0.06 0.06 0.05 0.05
Catatan : nilai 0,41 adalah hasil pembagian antara 1 / 2,45 dan
seterusnya.
3. Menghitung eigen vector normalisasi dengan cara : menjumlahkan
tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah kriteria. Jumlah kriteria
dalam permasalahan ini adalah 6.
Tabel 7 Eigen Vector Normalisasi
PK KJ KD JR US MK JUMLAH EVN
PK 0.41 0.41 0.38 0.35 0.32 0.29 2,15 0,36
KJ 0.20 0.20 0.25 0.26 0.25 0.24 1,42 0,24
KD 0.13 0.13 0.13 0.17 0.19 0.19 0,95 0,16
JR 0.10 0.10 0.10 0.09 0.13 0.14 0,66 0,11
US 0.08 0.08 0.08 0.07 0.06 0.10 0,47 0,08
MK 0.07 0.07 0.06 0.06 0.05 0.05 0,36 0,06
Catatan:
a. EVN = eigen vector normalisasi
b. Nilai 2,15 adalah hasil penjumlahan dari 0,41+0,41+0,38+0,35
+0,32+0,29
c. Nilai 0,36 adalah hasil dari 2,15 / 6
d. Dan seterusnya.
f. Selanjutnya mengecek konsistensi ratio (CR) dari matrik perbandingan
berpasangan kriteria. Jika CR>0.1 maka harus diulang kembali
perbandingan berpasangan sampai didapat CR<=0.1.
1. Menentukan nilai eigen maksimum (λ maks)
a. λ maks = (2,45x0,36)+(4,89x0,24)+(7,85x0,16)+(11,47x0,11)+
(15,83x0,08)+(21x0,06)/6=(0,88+1,17+1,26+1,26+1,27+1,26)/6
= 7,1/6=1,18
2. Menghitung indeks konsistensi (CI)
CI = (1,18 – 6) / (6 – 1)= -4,82 / 5 = -0,96
3. Menghitung rasio konsistensi (CR)
CR = -0,96 / 1,24 = -0,77
1,24 didapat dari indeks rasio yaitu ukuran matriks 6
Oleh karena CR<0,1 maka rasio konsisten dari perhitungan tersebut
diterima.
g. Selanjutnya menentukan matrik perbandingan dari sub kriteria. Untuk
perbandingan dari setiap sub kriteria kami samakan nilainya.
1. Sub kriteria Prestasi Kerja
Tabel 8 matrik perbandingan yang dirubah dalam desimal
Matrik perbandingan
PK SB B C
SB 1 3 4
B 1/3 1 2
C 1/4 1/2 1
Tabel 9
Eigen Vector Normalisasi
PK SB B C JUMLAH EVN
SB 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62
B 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24
C 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14
2. Sub kriteria Kejujuran
Tabel 10
Eigen Vector Normalisasi
KJ SJ KJ SB JUMLAH EVN
SJ 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62
KJ 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24
SB 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14
Matrik dalam desimal
PK SB B C
SB 1 3 4
B 0,33 1 2
C 0,25 0,5 1
SUM 1,58 4,5 7
3. Sub kriteria Kedisiplinan
Tabel 11
Eigen Vector Normalisasi
KD SD D CD JUMLAH EVN
SD 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62
D 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24
CD 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14
4. Sub kriteria Jarak Rumah
Tabel 12
Eigen Vector Normalisasi
JR SD D CD JUMLAH EVN
SD 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62
D 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24
CD 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14
5. Sub kriteria Usia
Tabel 13
Eigen Vector Normalisasi
US M PB ST JUMLAH EVN
M 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62
PB 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24
ST 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14
6. Sub kriteria Masa Kerja
Tabel 14
Eigen Vector Normalisasi
MK SL L S JUMLAH EVN
SL 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62
L 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24
S 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14
7. Menghitung rasio konsistensi untuk mengetahui apakah penilaian
perbandingan sub kriteria bersifat konsisten.
a. Menentukan nilai Eigen Maksimum (λmaks).
λmaks = (1,583 x 0,62 )+(4,500 x 0,24)+(7,000 x 0,14)/3 = 3,03 /
3 = 1,01
b. Menghitung Indeks Konsistensi (CI)
CI = (λmaks-n)/n-1 = 1,01-3/3-1= -0,99
c. Rasio Konsistensi =CI/RI, nilai RI untuk n = 3 adalah 0,58
(lihatDaftar Indeks random konsistensi (RI))
CR = CI/RI = -0,099/0,58 = -1.71
Karena CR < 0,100 berari preferensi pembobotan adalah
konsisten
h. Selanjutnya menentukan rangking dari alternatif dengan cara menghitung
eigen vector untuk tiap kriteria dan sub kriteria.
Tabel 15 Eigen Vector Kriteria dan Sub Kriteria
Kriteria
EVN
PK 0,36
KJ 0,24
KD 0,16
JR 0,11
US 0,08
MK 0,06
Sub Kriteria
Bobot EVN
1 0,62
2 0,24
3 0,14
Tabel 16 Hasil Perhitungan Penilaian Karyawan
PK KJ KD JR US MK HASIL
TRIYA 1 1 3 2 2 1 0,72
UBAY 2 1 1 2 2 3 0,68
VERA 2 2 1 3 1 2 0,55
BANI 3 2 1 3 1 2 0,52
HAKIM 3 2 2 2 3 1 0,39
Catatan:
1. Nilai bobot diperoleh dari kondisi yang dimiliki alternatif. Contoh pada
Triya, yang memiliki prestasi kerja sangat baik maka diberi bobot 1 ( 2
untuk baik dan 3 untuk cukup baik). Triya dalam kejujurannya kurang
jujur maka diberi bobot 2 begitu juga seterusnya.
2. Hasil, diperoleh dari perkalian vektor kriteria dengan vektor sub
kriteria. Dan setiap hasil perkalian kriteria dan sub kriteria masing-
masing dijumlahkan. Misal Triya, pada kolom prestasi kerja (PK)
eigen vectornya 0,36 dikalikan dengan sub kriteria prestasi kerja (PK)
yaitu sangat baik eigen vectornya 0,62
3. ( EVN PK x EVN Bobot + EVN KJ x EVN Bobot + EVN KD x EVN
Bobot + EVN JR x EVN Bobot + EVN US x EVN Bobot + EVN MK
x EVN Bobot) = Hasil nilai alternatif
a. Triya = ( 0,36 x 0,62 + 0,24 x 0,62+ 0,16 x 0,14 + 0,11 x 0,24 +
0,08 x 0,24+ 0,06 x 0,62 ) = 0,72
b. Ubay = ( 0,36 x 0,24 + 0,24 x 0,62+ 0,16 x 0,62 + 0,11 x 0,24 +
0,08 x 0,24+ 0,06 x 0,14 ) = 0,68
c. Vera = ( 0,36 x 0,24 + 0,24 x 0,24+ 0,16 x 0,62 + 0,11 x 0,14 +
0,08 x 0,62+ 0,06 x 0,24 ) = 0,55
d. Bani = ( 0,36 x 0,14 + 0,24 x 0,24+ 0,16 x 0,62 + 0,11 x 0,14 +
0,08 x 0,62+ 0,06 x 0,24 ) = 0,52
e. Hakim = ( 0,36 x 0,14 + 0,24 x 0,24+ 0,16 x 0,24 + 0,11 x 0,24 +
0,08 x 0,14+ 0,06 x 0,62 ) = 0,39
Dari hasil diatas, Triya memiliki nilai paling tinggi sehingga layak
mendapatkan bonus.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Rincian Aplikasi SPK
a. Program aplikasi sistem pendukung keputusan ini bisa digunakan untuk
menentukan karyawan yang akan diberi bonus.
b. Program ini menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).
4.2 Interface Program
4.2.1 Screenshoot tampilan awal pada halaman web DSS
4.2.2 Screenshoot tampilan web kedua yaitu inputan pada penilaian kinerja
karyawan yang terdiri dari kriteria prestasi kerja, kejujuran, kedisplinan,
jarak rumah, usia dan masa kerja. Dari setiap kriteria terdapat 3 sub
kriteria.
4.2.3 Tampilan web ketiga yang berisi hasil output dari perhitungan kinerja
karyawan. Halaman ini menampilkan hasil urutan nilai terbaik hingga
terendah dari sistem DSS. Lima urutan teratas akan mendapat bonus
sebesar 25% dari perusahaan. Dalam tampilan ini, kita dapat mengedit
data karyawan namun tidak dapat menghapusnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Metode AHP bisa digunakan untuk menentukan kasus atau
permasalahan yang membutuhkan output berupa prioritas dari hasil
perangkingan. Syarat kriteria yang digunakan adalah data yang
seimbang.
5.1.2 SPK menggunakan metode AHP memiliki proses yang lebih rumit
karena harus melakukan perhitungan-perhitungan matriks untuk
mencari prioritas kriteria dan rasio konsistensi namun dapat
memberikan keputusan yang lebih rasional.
5.2 Saran
Dalam pembuatan aplikasi SPK dengan metode AHP diharapkan lebih
teliti untuk menentukan matriks perbandingannya agar tidak terjadi
perhitungan ulang yang membuat frustasi.
Daftar Pustaka
Pranoto, Y.A., dkk. “Rancang Bangun dan Analisis Decision Support System
Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process untuk Penilaian Kinerja
Karyawan”. Jurnal EECCIS. Vol. 7 No. 1, Juni 2013. Pp 91-96.
Syaiful, Rifan. 2012 . “Mengenal Metode AHP ” , (online), ( http://funpreuner.blo
gspot.co.id/2012/02/mengenal-metode-ahp-disertai-studi.html, diakses 27 Mei
2017)

More Related Content

What's hot

Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaMakalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
DEDE IRYAWAN
 
Normalisasi Basis Data
Normalisasi Basis DataNormalisasi Basis Data
Normalisasi Basis Data
Adam Mukharil Bachtiar
 
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
Analisis Kebutuhan Sistem InformasiAnalisis Kebutuhan Sistem Informasi
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
Universitas Teknokrat Indonesia
 
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASIPENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI
Dimara Hakim
 
Pertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses TestingPertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses Testing
Endang Retnoningsih
 
Proses rekayasa perangkat lunak
Proses rekayasa perangkat lunakProses rekayasa perangkat lunak
Proses rekayasa perangkat lunak
Davy Arya Atmaja
 
Algoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan prosesAlgoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan proses
Rakhmi Khalida, M.M.S.I
 
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Mutmainnah Muchtar
 
Model dan Simulasi
Model dan SimulasiModel dan Simulasi
Simulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel SoftwareSimulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel Software
Mega Audina
 
Perbedaan sistem linier dan non linier
Perbedaan sistem linier dan non linierPerbedaan sistem linier dan non linier
Perbedaan sistem linier dan non linier
Rioardha777
 
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan AlgoritmaAlgoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
Ari Septiawan
 
Kerangka kerja interaksi
Kerangka kerja interaksiKerangka kerja interaksi
Kerangka kerja interaksiAriev Kusuma
 
Algoritma Apriori
Algoritma AprioriAlgoritma Apriori
Algoritma Apriori
dedidarwis
 
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)
Kukuh Setiawan
 
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-175 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
ArdianDwiPraba
 
Strategi pengujian perangkat lunak
Strategi pengujian perangkat lunakStrategi pengujian perangkat lunak
Strategi pengujian perangkat lunak
Ardha Herdianto
 
Representasi pengetahuan logika proposisi
Representasi pengetahuan logika proposisiRepresentasi pengetahuan logika proposisi
Representasi pengetahuan logika proposisi
Gunawan Manalu
 
Data Management (Relational Database)
Data Management (Relational Database)Data Management (Relational Database)
Data Management (Relational Database)
Adam Mukharil Bachtiar
 
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemModul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Arif Rahman
 

What's hot (20)

Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaMakalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
 
Normalisasi Basis Data
Normalisasi Basis DataNormalisasi Basis Data
Normalisasi Basis Data
 
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
Analisis Kebutuhan Sistem InformasiAnalisis Kebutuhan Sistem Informasi
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
 
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASIPENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI
PENDAHULUAN. SISTEM, MODEL, DAN SIMULASI
 
Pertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses TestingPertemuan 9 Proses Testing
Pertemuan 9 Proses Testing
 
Proses rekayasa perangkat lunak
Proses rekayasa perangkat lunakProses rekayasa perangkat lunak
Proses rekayasa perangkat lunak
 
Algoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan prosesAlgoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan proses
 
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Kuliah SPK: Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
 
Model dan Simulasi
Model dan SimulasiModel dan Simulasi
Model dan Simulasi
 
Simulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel SoftwareSimulasi dengan menggunakan ProModel Software
Simulasi dengan menggunakan ProModel Software
 
Perbedaan sistem linier dan non linier
Perbedaan sistem linier dan non linierPerbedaan sistem linier dan non linier
Perbedaan sistem linier dan non linier
 
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan AlgoritmaAlgoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
Algoritma Pemrograman (Flowchart) - Logika dan Algoritma
 
Kerangka kerja interaksi
Kerangka kerja interaksiKerangka kerja interaksi
Kerangka kerja interaksi
 
Algoritma Apriori
Algoritma AprioriAlgoritma Apriori
Algoritma Apriori
 
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)
penanganan kesalahan, optimasi kode, tabel informasi (Teknik Kompilasi)
 
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-175 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
5 ta-2021-05-business-understanding-modul-ariw-2021-07-17
 
Strategi pengujian perangkat lunak
Strategi pengujian perangkat lunakStrategi pengujian perangkat lunak
Strategi pengujian perangkat lunak
 
Representasi pengetahuan logika proposisi
Representasi pengetahuan logika proposisiRepresentasi pengetahuan logika proposisi
Representasi pengetahuan logika proposisi
 
Data Management (Relational Database)
Data Management (Relational Database)Data Management (Relational Database)
Data Management (Relational Database)
 
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemModul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
 

Similar to Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHP

209 404-1-pb
209 404-1-pb209 404-1-pb
Spk 6 contoh aplikasi penilaian karyawan
Spk 6   contoh aplikasi penilaian karyawanSpk 6   contoh aplikasi penilaian karyawan
Spk 6 contoh aplikasi penilaian karyawanniasyahrini
 
Jurnal Sistem Penunjang Keputusan
Jurnal Sistem Penunjang KeputusanJurnal Sistem Penunjang Keputusan
Jurnal Sistem Penunjang Keputusan
Okta Veza
 
Analitic hierarchy process
Analitic hierarchy processAnalitic hierarchy process
Analitic hierarchy process
dendi gumelar
 
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...
Google
 
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffffppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
cylenverenaide
 
2150-Article Text-6871-1-10-20211207.pdf
2150-Article Text-6871-1-10-20211207.pdf2150-Article Text-6871-1-10-20211207.pdf
2150-Article Text-6871-1-10-20211207.pdf
AlfanAfada1
 
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Dex Gunt
 
AHP.pptx
AHP.pptxAHP.pptx
AHP.pptx
Suharno8
 
Teori bab 11 sistem informasi manajemen
Teori bab 11 sistem informasi manajemenTeori bab 11 sistem informasi manajemen
Teori bab 11 sistem informasi manajemenYuliani_muharromah
 
Teori bab 11
Teori bab 11Teori bab 11
Teori bab 11evrylove
 
Sstem pendukung pengambilan keputusan bab 11
Sstem pendukung pengambilan keputusan bab 11Sstem pendukung pengambilan keputusan bab 11
Sstem pendukung pengambilan keputusan bab 11Jejak Kelana
 
BAB 11 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
BAB 11 Sistem Pendukung Pengambilan KeputusanBAB 11 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
BAB 11 Sistem Pendukung Pengambilan KeputusanFadlichi
 
Teori bab 11 sistem informasi manajemen
Teori bab 11 sistem informasi manajemenTeori bab 11 sistem informasi manajemen
Teori bab 11 sistem informasi manajemenYulius_Purwanto
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy processYuca Siahaan
 
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
ArisSatia
 
Sistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwgSistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwg
Alamsyah Alamsyah
 
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Muthiara Widuri
 
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Muthiara Widuri
 

Similar to Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHP (20)

209 404-1-pb
209 404-1-pb209 404-1-pb
209 404-1-pb
 
Spk 6 contoh aplikasi penilaian karyawan
Spk 6   contoh aplikasi penilaian karyawanSpk 6   contoh aplikasi penilaian karyawan
Spk 6 contoh aplikasi penilaian karyawan
 
Jurnal Sistem Penunjang Keputusan
Jurnal Sistem Penunjang KeputusanJurnal Sistem Penunjang Keputusan
Jurnal Sistem Penunjang Keputusan
 
Analitic hierarchy process
Analitic hierarchy processAnalitic hierarchy process
Analitic hierarchy process
 
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Pendukung Peng...
 
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffffppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
ppt.pertemuan 1.pptx ffffffffffffffffffffffffff
 
2150-Article Text-6871-1-10-20211207.pdf
2150-Article Text-6871-1-10-20211207.pdf2150-Article Text-6871-1-10-20211207.pdf
2150-Article Text-6871-1-10-20211207.pdf
 
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
Presentasi Analytic Hierarchy Process (AHP)
 
AHP.pptx
AHP.pptxAHP.pptx
AHP.pptx
 
Teori bab 11 sistem informasi manajemen
Teori bab 11 sistem informasi manajemenTeori bab 11 sistem informasi manajemen
Teori bab 11 sistem informasi manajemen
 
SIM TEORI BAB 11
SIM TEORI BAB 11SIM TEORI BAB 11
SIM TEORI BAB 11
 
Teori bab 11
Teori bab 11Teori bab 11
Teori bab 11
 
Sstem pendukung pengambilan keputusan bab 11
Sstem pendukung pengambilan keputusan bab 11Sstem pendukung pengambilan keputusan bab 11
Sstem pendukung pengambilan keputusan bab 11
 
BAB 11 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
BAB 11 Sistem Pendukung Pengambilan KeputusanBAB 11 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
BAB 11 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
 
Teori bab 11 sistem informasi manajemen
Teori bab 11 sistem informasi manajemenTeori bab 11 sistem informasi manajemen
Teori bab 11 sistem informasi manajemen
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy process
 
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
39327_mss-pertemun-12_1480954175.pptx
 
Sistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwgSistem pendukung keputusan cwg
Sistem pendukung keputusan cwg
 
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
 
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
Sim, muthiara, hapzi, sistem pengambilan keputusan, universitas mercubuana, 2017
 

Recently uploaded

Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 

Recently uploaded (20)

Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 

Laporan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Menggunakan Metode AHP

  • 1. LAPORAN PROJEK UAS KECERDASAN BUATAN “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN” Dosen pengampu Laili Cahyani S. Kom., M. Kom Oleh 1. Ubaydah Ulhaque 140631100048 2. Triya Ari Novianti 140631100062 3. R.B. Bani Rahman H. 140631100055 4. Lukman Hakim 140631100072 5. Qiroatul Maghviroh 140631100073 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2017
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu perusahaan terdapat departemen HRD yang bertanggung jawab atas kinerja karyawan. Permasalahan yang timbul adalah kesulitan pada proses penilaian kinerja karyawan. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menentukan karyawan yang akan diberi bonus. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan antara lain prestasi kerja, kejujuran, absensi, jarak rumah, usia dan masa kerja. Penilaian prestasi kerja adalah proses mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan – keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. Pada project ini dilakukan pembuatan sistem pendukung keputusan atau DSS yang menggunakan metode AHP. Decision Support System (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang menyajikan dan memproses informasi yang memungkinkan pembuatan keputusan menjadi lebih produktif, dinamis dan inovatif. DSS dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat menjadi solusi dalam melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hirarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub – sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hirarki. Salah satu keunggulan AHP adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. 1.2 Tujuan Tujuan dari projek ini adalah untuk merancang sistem pendukung keputusan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang mampu menganalisa kinerja karyawan yang akan diberi bonus.
  • 3. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkanp ada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa Definisi Lain dari Sistem Penunjang Keputusan a. Little (1970) Sistem pendukung keputusan adalah sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya. b. Hick (1993) Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak terstruktur yang tidak terantisipasi. Macam – Macam Metode Sisem Penunjang Keputusan : 1. Metode Sistem pakar 2. Metode Regresi linier 3. Metode B/C Ratio 4. Metode AHP 5. Metode IRR 6. Metode NPV 7. Metode FMADM 8. Metode SAW
  • 4. Keuntungan yang akan diperoleh dari penggunaan sistem pendukung keputusan antara lain: 1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah yang kompleks 2. Respon cepat pada situasi yang diharapkan dalam kondisi yang berubah- ubah 3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi yang berbeda 4. Pandangan dan pembelajaran baru 5. Memfasilitasi komunikasi 6. Meningkatkan kontrol menejemen dan kinerja 7. Menghemat biaya 8. Keputusan yang lebih tepat 2.2 Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami, di antaranya adalah : 1. Menyusun hirarki Penyusunan hirarki dilakukan dengan menentukan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. Level berikutnya terdiri dari kriteria-kriteria untuk menilai atau mempertimbangkan alternatif-alternatif yang ada dan menentukan alternatif-alternatif tersebut. Setiap kriteria dapat memiliki subkriteria dibawahnya dan setiap kriteria dapat memiliki nilai intensitas masing- masing.
  • 5. 2. Penilaian kriteria dan alternatif Dilakukan dengan menggunakan perbandingan berpasangan. Untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan tabel analisis seperti ditunjukkan pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1 Skala dasar perbandingan berpasangan Tingkat Kepentingan Definisi Keterangan 1 Sama Pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama 3 Sedikit lebih penting Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya 5 Lebih Penting Satu elemen sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan elemen pasangannya. 7 Sangat Penting Satu elemen terbukti sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan elemen pasangannya. 9 Mutlak lebih penting Satu elemen terbukti mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada keyakinan tertinggi. 2,4,6,8 Nilai Tengah Diberikan bila terdapat keraguan penilaian di antara dua tingkat kepentingan yang berdekatan.
  • 6. 3. Synthesis of priority (menentukan prioritas) Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai – nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. 4. Logical Consistency (konsistensi logis) Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek – objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Prosedur yang digunakan dalam menentukan DSS:  Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hirarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.  Menentukan prioritas elemen. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen lainnya.  Sintesis Pertimbangan – pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal – hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:  Menjumlahkan nilai – nilai dari setiap kolom pada matriks.  Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.  Menjumlahkan nilai – nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata – rata.
  • 7.  Mengukur Konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal – hal yang dilakukan dalam hal ini adalah :  Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya.  Jumlahkan setiap baris  Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.  Menjumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada. Hasilnya disebut λ maks  Menghitung Consistency Index (CI) dengan rumus : Dimana :  CI = Indeks Konsistensi (Consistency Index)  λmaks = Nilai eigen terbesar dari matrik berordo n  n = banyaknya elemen  Menghitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus :
  • 8. Keterangan : CR = Consistency Ratio CI = Concictency Index IR = Indeks Random Consistency  Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) ditunjukkan pada Tabel II. Tabel 2 IR   Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10 %, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 , maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar
  • 9. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Gambar 1 Flowchart 3.2 Mendifinisikan Permasalahan dan Menentukan Solusi dengan AHP a. Permasalahan : Menentukan karyawan yang akan diberi bonus b. Kriteria dan sub kriteria : pada tabel 3
  • 10. Tabel 3 Kriteria dan sub kriteria Kriteria Sub Kriteria Prestasi kerja (PK) Sangat baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kejujuran (KJ) Sangat jujur (SJ) Kurang jujur (KJ) Sering bohong (SB) Kedisiplinan (KD) Sangat disiplin (SD) Disiplin (D) Cukup disiplin (CD) Jarak rumah (JR) Sangat dekat (SD) Dekat (D) Cukup dekat (CD) Usia (US) Muda (M) Paruh baya (PB) Sangat tua (ST) Masa kerja (MK) Sangat lama (SL) Lama (L) Sebentar (S) c. Setelah kita mengetahui permasalahan, solusi, kriteria dan sub kriteria maka selanjutnya adalah menyusun kirarki dengan menetapkan tujuan yang menjadi sasaran secara keseluruhan. Alternatifnya kami ambil contoh 5 orang. Yaitu Triya, Ubay, Vera, Bani dan Hakim.
  • 11. Gambar 2 struktur hirarki kriteria DSS d. Selanjutnya membentuk matrik pairwise comparison, yaitu melakukan penilaian perbandingan dari kriteria (perbandingan ditentukan dengan mengamati kebijakan yang dianut oleh penilai dalam perusahaan) : 1. Kriteria prestasi kerja 2 kali lebih penting dari kejujuran; 2. Kriteria prestasi kerja 3 kali lebih penting dari kedisiplinan; 3. Kriteria prestasi kerja 4 kali lebih penting dari jarak rumah; 4. Kriteria prestasi kerja 5 kali lebih penting dari usia; 5. Kriteria prestasi kerja 6 kali lebih penting dari masa kerja; 6. Kriteria kejujuran 2 kali lebih penting dari kedisiplinan; 7. Kriteria kejujuran 3 kali lebih penting dari jarak rumah; 8. Kriteria kejujuran 4 kali lebih penting dari usia; 9. Kriteria kejujuran 5 kali lebih penting dari masa kerja; 10. Kriteria kedisiplinan 2 kali lebih penting dari jarak rumah; 11. Kriteria kedisiplinan 3 kali lebih penting dari usia; 12. Kriteria kedisiplinan 4 kali lebih penting dari masa kerja; 13. Kriteria jarak rumah 2 kali lebih penting dari usia; 14. Kriteria jarak rumah 3 kali lebih penting dari masa kerja; dan 15. Kriteria usia 2 kali lebih penting dari masa kerja;
  • 12. Sehingga matrik pairwise comparison untuk kriteria adalah : Tabel 4 matrik pairwise comparison (perbandingan berpasangan) KRITERIA PK KJ KD JR US MK PK 1 2 3 4 5 6 KJ 1/2 1 2 3 4 5 KD 1/3 2/3 1 2 3 4 JR 1/4 2/4 ¾ 1 2 3 US 1/5 2/5 3/5 4/5 1 2 MK 1/6 2/6 3/6 4/6 5/6 1 Keterangan :  Cara mendapatkan nilai pada tabel matrik diatas adalah dengan membandingkan kolom yang terletak paling kiri dengan ssetiap kolom kedua, ketiga, dan seterusnya.  Perbandingan dengan dirinya sendiri akan menghasilkan nilai 1. Sehingga nilai satu akan tampil secara diagonal (PK terhadap PK, KJ terhadap KJ, dan seterusnya). e. Menentukan rangking kriteria dalam bentuk vector prioritas ( disebut juga eigen vector ternomalisasi ): 1. Mengubah matrik pairwise comparison ke bentuk desimal dan menjumlahkan setiap kolom. Tabel 5 matrik pairwise comparison desimal KRITERIA PK KJ KD JR US MK PK 1 2 3 4 5 6 KJ 0.5 1 2 3 4 5 KD 0.33 0.66 1 2 3 4 JR 0.25 0.5 0.75 1 2 3 US 0.2 0.4 0.6 0.8 1 2 MK 0.17 0.33 0.5 0.67 0.83 1 SUM 2.45 4.89 7.85 11.47 15.83 21
  • 13. 2. Membagi elemen-elemen setiap kolom dengan jumlah kolom yang bersangkutan. Tabel 6 KRITERIA PK KJ KD JR US MK PK 0.41 0.41 0.38 0.35 0.32 0.29 KJ 0.20 0.20 0.25 0.26 0.25 0.24 KD 0.13 0.13 0.13 0.17 0.19 0.19 JR 0.10 0.10 0.10 0.09 0.13 0.14 US 0.08 0.08 0.08 0.07 0.06 0.10 MK 0.07 0.07 0.06 0.06 0.05 0.05 Catatan : nilai 0,41 adalah hasil pembagian antara 1 / 2,45 dan seterusnya. 3. Menghitung eigen vector normalisasi dengan cara : menjumlahkan tiap baris kemudian dibagi dengan jumlah kriteria. Jumlah kriteria dalam permasalahan ini adalah 6. Tabel 7 Eigen Vector Normalisasi PK KJ KD JR US MK JUMLAH EVN PK 0.41 0.41 0.38 0.35 0.32 0.29 2,15 0,36 KJ 0.20 0.20 0.25 0.26 0.25 0.24 1,42 0,24 KD 0.13 0.13 0.13 0.17 0.19 0.19 0,95 0,16 JR 0.10 0.10 0.10 0.09 0.13 0.14 0,66 0,11 US 0.08 0.08 0.08 0.07 0.06 0.10 0,47 0,08 MK 0.07 0.07 0.06 0.06 0.05 0.05 0,36 0,06 Catatan: a. EVN = eigen vector normalisasi b. Nilai 2,15 adalah hasil penjumlahan dari 0,41+0,41+0,38+0,35 +0,32+0,29 c. Nilai 0,36 adalah hasil dari 2,15 / 6 d. Dan seterusnya.
  • 14. f. Selanjutnya mengecek konsistensi ratio (CR) dari matrik perbandingan berpasangan kriteria. Jika CR>0.1 maka harus diulang kembali perbandingan berpasangan sampai didapat CR<=0.1. 1. Menentukan nilai eigen maksimum (λ maks) a. λ maks = (2,45x0,36)+(4,89x0,24)+(7,85x0,16)+(11,47x0,11)+ (15,83x0,08)+(21x0,06)/6=(0,88+1,17+1,26+1,26+1,27+1,26)/6 = 7,1/6=1,18 2. Menghitung indeks konsistensi (CI) CI = (1,18 – 6) / (6 – 1)= -4,82 / 5 = -0,96 3. Menghitung rasio konsistensi (CR)
  • 15. CR = -0,96 / 1,24 = -0,77 1,24 didapat dari indeks rasio yaitu ukuran matriks 6 Oleh karena CR<0,1 maka rasio konsisten dari perhitungan tersebut diterima. g. Selanjutnya menentukan matrik perbandingan dari sub kriteria. Untuk perbandingan dari setiap sub kriteria kami samakan nilainya. 1. Sub kriteria Prestasi Kerja Tabel 8 matrik perbandingan yang dirubah dalam desimal Matrik perbandingan PK SB B C SB 1 3 4 B 1/3 1 2 C 1/4 1/2 1 Tabel 9 Eigen Vector Normalisasi PK SB B C JUMLAH EVN SB 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62 B 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24 C 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14 2. Sub kriteria Kejujuran Tabel 10 Eigen Vector Normalisasi KJ SJ KJ SB JUMLAH EVN SJ 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62 KJ 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24 SB 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14 Matrik dalam desimal PK SB B C SB 1 3 4 B 0,33 1 2 C 0,25 0,5 1 SUM 1,58 4,5 7
  • 16. 3. Sub kriteria Kedisiplinan Tabel 11 Eigen Vector Normalisasi KD SD D CD JUMLAH EVN SD 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62 D 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24 CD 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14 4. Sub kriteria Jarak Rumah Tabel 12 Eigen Vector Normalisasi JR SD D CD JUMLAH EVN SD 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62 D 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24 CD 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14 5. Sub kriteria Usia Tabel 13 Eigen Vector Normalisasi US M PB ST JUMLAH EVN M 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62 PB 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24 ST 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14 6. Sub kriteria Masa Kerja Tabel 14 Eigen Vector Normalisasi MK SL L S JUMLAH EVN SL 0,63 0,67 0,57 1,87 0,62 L 0,21 0,22 0,29 0,71 0,24 S 0,16 0,11 0,14 0,41 0,14
  • 17. 7. Menghitung rasio konsistensi untuk mengetahui apakah penilaian perbandingan sub kriteria bersifat konsisten. a. Menentukan nilai Eigen Maksimum (λmaks). λmaks = (1,583 x 0,62 )+(4,500 x 0,24)+(7,000 x 0,14)/3 = 3,03 / 3 = 1,01 b. Menghitung Indeks Konsistensi (CI) CI = (λmaks-n)/n-1 = 1,01-3/3-1= -0,99 c. Rasio Konsistensi =CI/RI, nilai RI untuk n = 3 adalah 0,58 (lihatDaftar Indeks random konsistensi (RI)) CR = CI/RI = -0,099/0,58 = -1.71 Karena CR < 0,100 berari preferensi pembobotan adalah konsisten h. Selanjutnya menentukan rangking dari alternatif dengan cara menghitung eigen vector untuk tiap kriteria dan sub kriteria. Tabel 15 Eigen Vector Kriteria dan Sub Kriteria Kriteria EVN PK 0,36 KJ 0,24 KD 0,16 JR 0,11 US 0,08 MK 0,06 Sub Kriteria Bobot EVN 1 0,62 2 0,24 3 0,14
  • 18. Tabel 16 Hasil Perhitungan Penilaian Karyawan PK KJ KD JR US MK HASIL TRIYA 1 1 3 2 2 1 0,72 UBAY 2 1 1 2 2 3 0,68 VERA 2 2 1 3 1 2 0,55 BANI 3 2 1 3 1 2 0,52 HAKIM 3 2 2 2 3 1 0,39 Catatan: 1. Nilai bobot diperoleh dari kondisi yang dimiliki alternatif. Contoh pada Triya, yang memiliki prestasi kerja sangat baik maka diberi bobot 1 ( 2 untuk baik dan 3 untuk cukup baik). Triya dalam kejujurannya kurang jujur maka diberi bobot 2 begitu juga seterusnya. 2. Hasil, diperoleh dari perkalian vektor kriteria dengan vektor sub kriteria. Dan setiap hasil perkalian kriteria dan sub kriteria masing- masing dijumlahkan. Misal Triya, pada kolom prestasi kerja (PK) eigen vectornya 0,36 dikalikan dengan sub kriteria prestasi kerja (PK) yaitu sangat baik eigen vectornya 0,62 3. ( EVN PK x EVN Bobot + EVN KJ x EVN Bobot + EVN KD x EVN Bobot + EVN JR x EVN Bobot + EVN US x EVN Bobot + EVN MK x EVN Bobot) = Hasil nilai alternatif a. Triya = ( 0,36 x 0,62 + 0,24 x 0,62+ 0,16 x 0,14 + 0,11 x 0,24 + 0,08 x 0,24+ 0,06 x 0,62 ) = 0,72 b. Ubay = ( 0,36 x 0,24 + 0,24 x 0,62+ 0,16 x 0,62 + 0,11 x 0,24 + 0,08 x 0,24+ 0,06 x 0,14 ) = 0,68 c. Vera = ( 0,36 x 0,24 + 0,24 x 0,24+ 0,16 x 0,62 + 0,11 x 0,14 + 0,08 x 0,62+ 0,06 x 0,24 ) = 0,55 d. Bani = ( 0,36 x 0,14 + 0,24 x 0,24+ 0,16 x 0,62 + 0,11 x 0,14 + 0,08 x 0,62+ 0,06 x 0,24 ) = 0,52 e. Hakim = ( 0,36 x 0,14 + 0,24 x 0,24+ 0,16 x 0,24 + 0,11 x 0,24 + 0,08 x 0,14+ 0,06 x 0,62 ) = 0,39 Dari hasil diatas, Triya memiliki nilai paling tinggi sehingga layak mendapatkan bonus.
  • 19. BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Rincian Aplikasi SPK a. Program aplikasi sistem pendukung keputusan ini bisa digunakan untuk menentukan karyawan yang akan diberi bonus. b. Program ini menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). 4.2 Interface Program 4.2.1 Screenshoot tampilan awal pada halaman web DSS 4.2.2 Screenshoot tampilan web kedua yaitu inputan pada penilaian kinerja karyawan yang terdiri dari kriteria prestasi kerja, kejujuran, kedisplinan, jarak rumah, usia dan masa kerja. Dari setiap kriteria terdapat 3 sub kriteria.
  • 20. 4.2.3 Tampilan web ketiga yang berisi hasil output dari perhitungan kinerja karyawan. Halaman ini menampilkan hasil urutan nilai terbaik hingga terendah dari sistem DSS. Lima urutan teratas akan mendapat bonus sebesar 25% dari perusahaan. Dalam tampilan ini, kita dapat mengedit data karyawan namun tidak dapat menghapusnya.
  • 21. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Metode AHP bisa digunakan untuk menentukan kasus atau permasalahan yang membutuhkan output berupa prioritas dari hasil perangkingan. Syarat kriteria yang digunakan adalah data yang seimbang. 5.1.2 SPK menggunakan metode AHP memiliki proses yang lebih rumit karena harus melakukan perhitungan-perhitungan matriks untuk mencari prioritas kriteria dan rasio konsistensi namun dapat memberikan keputusan yang lebih rasional. 5.2 Saran Dalam pembuatan aplikasi SPK dengan metode AHP diharapkan lebih teliti untuk menentukan matriks perbandingannya agar tidak terjadi perhitungan ulang yang membuat frustasi.
  • 22. Daftar Pustaka Pranoto, Y.A., dkk. “Rancang Bangun dan Analisis Decision Support System Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process untuk Penilaian Kinerja Karyawan”. Jurnal EECCIS. Vol. 7 No. 1, Juni 2013. Pp 91-96. Syaiful, Rifan. 2012 . “Mengenal Metode AHP ” , (online), ( http://funpreuner.blo gspot.co.id/2012/02/mengenal-metode-ahp-disertai-studi.html, diakses 27 Mei 2017)