Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...RifkaHumaida1
Quadriparese tipe Spastik
- Parese N VII sinistra tipe sentral
-Parese N XII sinistra tipe sentral
- Generalized onset clonic seizure
Ec Cerebral infarction
Pasien berusia 56 tahun dengan riwayat hepatitis B kronis dan sirosis hati yang kini mengalami encephalopathy hepatikum dan infeksi saluran kemih akibat komplikasi sirosis hati tingkat lanjut (Child Pugh C).
Pasien wanita berusia 71 tahun datang dengan keluhan utama pusing berputar. Pemeriksaan fisik dan status neurologis menunjukkan adanya tanda-tanda vertigo perifer. Diagnosis kerja adalah benign paroxysmal positional vertigo (BPPV). Pasien diberikan penatalaksanaan non-medikamentosa berupa manuver Epley dan medikamentosa seperti betahistine, flunarizine, dan diazepam.
Quadriparese tipe Spastik - Parese N VII sinistra tipe sentral -Parese N XII ...RifkaHumaida1
Quadriparese tipe Spastik
- Parese N VII sinistra tipe sentral
-Parese N XII sinistra tipe sentral
- Generalized onset clonic seizure
Ec Cerebral infarction
Pasien berusia 56 tahun dengan riwayat hepatitis B kronis dan sirosis hati yang kini mengalami encephalopathy hepatikum dan infeksi saluran kemih akibat komplikasi sirosis hati tingkat lanjut (Child Pugh C).
Pasien wanita berusia 71 tahun datang dengan keluhan utama pusing berputar. Pemeriksaan fisik dan status neurologis menunjukkan adanya tanda-tanda vertigo perifer. Diagnosis kerja adalah benign paroxysmal positional vertigo (BPPV). Pasien diberikan penatalaksanaan non-medikamentosa berupa manuver Epley dan medikamentosa seperti betahistine, flunarizine, dan diazepam.
Tatalaksana
- Pemberian suplemen zat besi oral (ferrous sulfate 200 mg 3x1)
- Pemberian asam folat oral 1x1
- Pemantauan Hb setiap 2 minggu
- Jika tidak respons, pertimbangkan transfusi darah
- Edukasi diet kaya zat besi dan asam folat
- Pantau gejala anemia (lemah lemas, pusing)
Diagnosis
- Pemeriksaan sumsum tulang (jika tidak respons terapi) untuk mengecek adanya infeksi kronis atau kanker
Laporan kasus ini membahas tentang seorang pasien perempuan berusia 1 tahun 1 bulan dengan keluhan utama batuk yang dirasakan selama 4 minggu. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa dokter, pasien didiagnosis mengalami batuk kronik akibat iritasi dan kemungkinan alergi atau tuberkulosis, serta tonsilofaringitis akut. Pasien menerima perawatan selama 5 hari dan kondisinya membaik.
Co Infection Dengue and HIV are simultanously infection. Dengue is viral infection with short term and clearence viremia. HIV is viral persistence infection with thrombocytopenia is caused by molecular mimicry
1. Tuli mendadak terjadi secara tiba-tiba dengan penurunan pendengaran lebih dari 30 dB dan penyebabnya belum diketahui.
2. Insidensnya meningkat dengan bertambahnya usia dan sering unilateral.
3. Diagnosis didasarkan pada riwayat pasien dan hasil pemeriksaan audiometri yang menunjukkan pola tuli sensorineural.
Laporan kasus pasien laki-laki usia 23 tahun dengan keluhan demam ringan akibat infeksi COVID-19 varian Delta. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda vital stabil dan hasil laboratorium menunjukkan adanya infiltrat paru. Diagnosisnya pneumonia COVID-19 ringan dan ditatalaksana dengan obat antivirus dan suportif.
Neuroma akustik adalah tumor jinak yang tumbuh di saraf akustik dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, keseimbangan, dan nyeri kepala. Tiga diagnosa keperawatan utama adalah gangguan sensori auditori, nyeri, dan risiko kekurangan gizi. Intervensi mencakup mengurangi stimulasi berlebihan, mengelola nyeri, memantau nutrisi, dan mencegah cidera.
Presentasi kasus seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dengan diagnosis Dengue Hemorrhagic Fever Derajat I dan gizi baik namun underweight dan stunted. Pasien dirujuk dari RS Wonogiri dengan keluhan demam tinggi dan syok. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda kebocoran plasma dan hasil laboratorium menunjukkan trombositopenia dan hemokonsentrasi. Pasien diberi oksigen, cairan infus dan antibiotik serta pemantau
Pasien laki-laki berusia 49 tahun dirawat karena sesak nafas dan batuk yang didiagnosis menderita tuberkulosis paru ganda dan pneumotoraks spontan bilateral. Pemeriksaan menemukan hasil-hasil laboratorium dan rontgen thorax yang mendukung diagnosis tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Pasien wanita berusia 51 tahun dengan keluhan utama nyeri kepala dan riwayat hipertensi. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi, anemia, dan komplikasi hipertensi seperti CKD stadium IV, HHD, serta hipertensi urgensi. Rencana tindakan meliputi manajemen CKD, hipertensi, dan komplikasinya dengan obat, diet, dan monitoring.
Pasien wanita berusia 58 tahun dirawat dengan keluhan demam, sesak nafas, dan lemas. Didiagnosis menderita infeksi saluran kemih, gagal jantung kongestif, sindrom mielodisplasia, peningkatan enzim hati, dan inanisi. Dilakukan berbagai pemeriksaan dan terapi suportif, namun kondisi pasien terus memburuk dengan gejala sesak nafas yang semakin parah.
Gangguan pendengaran dan gangguan keseimbangan sering terjadi pada lansia akibat proses degeneratif. Gangguan pendengaran pada lansia umumnya berupa tuli sensorineural yang disebabkan oleh presbikusis. Sedangkan gangguan keseimbangan pada lansia diantaranya BPPV, penyakit Meniere, dan stroke batang otak. Diagnosis dan tatalaksananya dilakukan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
More Related Content
Similar to laporan presentasi kasus Presbikusis.pptx
Tatalaksana
- Pemberian suplemen zat besi oral (ferrous sulfate 200 mg 3x1)
- Pemberian asam folat oral 1x1
- Pemantauan Hb setiap 2 minggu
- Jika tidak respons, pertimbangkan transfusi darah
- Edukasi diet kaya zat besi dan asam folat
- Pantau gejala anemia (lemah lemas, pusing)
Diagnosis
- Pemeriksaan sumsum tulang (jika tidak respons terapi) untuk mengecek adanya infeksi kronis atau kanker
Laporan kasus ini membahas tentang seorang pasien perempuan berusia 1 tahun 1 bulan dengan keluhan utama batuk yang dirasakan selama 4 minggu. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa dokter, pasien didiagnosis mengalami batuk kronik akibat iritasi dan kemungkinan alergi atau tuberkulosis, serta tonsilofaringitis akut. Pasien menerima perawatan selama 5 hari dan kondisinya membaik.
Co Infection Dengue and HIV are simultanously infection. Dengue is viral infection with short term and clearence viremia. HIV is viral persistence infection with thrombocytopenia is caused by molecular mimicry
1. Tuli mendadak terjadi secara tiba-tiba dengan penurunan pendengaran lebih dari 30 dB dan penyebabnya belum diketahui.
2. Insidensnya meningkat dengan bertambahnya usia dan sering unilateral.
3. Diagnosis didasarkan pada riwayat pasien dan hasil pemeriksaan audiometri yang menunjukkan pola tuli sensorineural.
Laporan kasus pasien laki-laki usia 23 tahun dengan keluhan demam ringan akibat infeksi COVID-19 varian Delta. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda vital stabil dan hasil laboratorium menunjukkan adanya infiltrat paru. Diagnosisnya pneumonia COVID-19 ringan dan ditatalaksana dengan obat antivirus dan suportif.
Neuroma akustik adalah tumor jinak yang tumbuh di saraf akustik dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, keseimbangan, dan nyeri kepala. Tiga diagnosa keperawatan utama adalah gangguan sensori auditori, nyeri, dan risiko kekurangan gizi. Intervensi mencakup mengurangi stimulasi berlebihan, mengelola nyeri, memantau nutrisi, dan mencegah cidera.
Presentasi kasus seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dengan diagnosis Dengue Hemorrhagic Fever Derajat I dan gizi baik namun underweight dan stunted. Pasien dirujuk dari RS Wonogiri dengan keluhan demam tinggi dan syok. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda kebocoran plasma dan hasil laboratorium menunjukkan trombositopenia dan hemokonsentrasi. Pasien diberi oksigen, cairan infus dan antibiotik serta pemantau
Pasien laki-laki berusia 49 tahun dirawat karena sesak nafas dan batuk yang didiagnosis menderita tuberkulosis paru ganda dan pneumotoraks spontan bilateral. Pemeriksaan menemukan hasil-hasil laboratorium dan rontgen thorax yang mendukung diagnosis tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Pasien wanita berusia 51 tahun dengan keluhan utama nyeri kepala dan riwayat hipertensi. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi, anemia, dan komplikasi hipertensi seperti CKD stadium IV, HHD, serta hipertensi urgensi. Rencana tindakan meliputi manajemen CKD, hipertensi, dan komplikasinya dengan obat, diet, dan monitoring.
Pasien wanita berusia 58 tahun dirawat dengan keluhan demam, sesak nafas, dan lemas. Didiagnosis menderita infeksi saluran kemih, gagal jantung kongestif, sindrom mielodisplasia, peningkatan enzim hati, dan inanisi. Dilakukan berbagai pemeriksaan dan terapi suportif, namun kondisi pasien terus memburuk dengan gejala sesak nafas yang semakin parah.
Gangguan pendengaran dan gangguan keseimbangan sering terjadi pada lansia akibat proses degeneratif. Gangguan pendengaran pada lansia umumnya berupa tuli sensorineural yang disebabkan oleh presbikusis. Sedangkan gangguan keseimbangan pada lansia diantaranya BPPV, penyakit Meniere, dan stroke batang otak. Diagnosis dan tatalaksananya dilakukan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang.
Similar to laporan presentasi kasus Presbikusis.pptx (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. SERIAL KASUS: FAKTOR RISIKO
YANG BERHUBUNGAN PADA
PASIEN PRESBIKUSIS
oleh
Herdiansyah
Pembimbing
Dr.Dian Ayu Ruspita Sp.THT-KL(K)Msi,Med
LAPORAN KASUS DEPARTEMEN
BAGIAN IK THT KL FK UNDIP / KSM K THT KL
RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
2020
2. Presbikusis tuli sensorineural
pada usia lanjut akibat degenerasi
organ pendengaran terjadi pada
kedua sisi telinga
30-35% populasi
♂: ♀ 2:1
PRESBIKUSIS
Berusia: 65-75 tahun
PENDAHULUAN
3. • Tujuannya untuk memaparkan faktor-faktor risiko
yang berhubungan pada pasien presbikusis,
• menjelaskan bagaimana faktor risiko tersebut
berpengaruh terhadap pasien presbikusis dan
• penatalaksanaan pada pasien presbikusis dengan
faktor risiko khususnya yang datang berobat ke
poliklinik THT RSUP Karyadi, Semarang
PENDAHULUAN
5. IDENTITAS
Nama : Rachmad Kuntjoro (R)
No CM : C301536
Umur : 77 Tahun
Alamat : Jl.Saminten I timur NO 93
kec.Banyumanik, Semarang. Jawa
tengah
Agama : Islam
KASUS 1
6. Anamnesis:
• Seorang laki-laki datang dengan
keluhan kurang dengar di rasakan
kurang lebih selama 7 bulan yang
lalu.
• kurang pendengaran di kedua
telinga kanan dan kiri,
• kurang pendengaran di rasakan
bertahap/perlahan-lahan.
• telinga berdenging(-),keluhan keluar
cairan dari telinga (-), pusing
berputar(-), nyeri telinga (-), sakit
kepala (-), mual (-), muntah (-),
demam (-), sedang sakit batuk pilek
(-)
KASUS 1
7. KASUS 1
RPD :
Riwayat sakit seperti ini sebelumnya (-), riwayat keluar cairan
dari telinga (-), riwayat perokok berat dari SMP, hipertensi (+)
2 tahun yang lalu terkontrol (rata-rata TD 130/90 mmHg),
diabetes mellitus (+) 1 tahun yang lalu terkontrol, operasi
prostat 1 tahun yang lalu, riwayat trauma kepala (-).
RPK :
Alergi -, Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
RPS :
Biaya ekonomi di tanggung BPJS non PBI
8. Pemeriksaan Penunjang
15 Januari 2020
Kesan : Audiometri
-Telinga kanan SNHL
derajat sedang
(PTA 48,75 dB) ,
-Telinga kiri SNHL
derajat sedang (PTA
43,75 dB)
Timpanometri :
-Tipe As / Tipe As
Audiometri Timpanometri
9. KASUS 1
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
KU: Baik, Kes: cm
TD: 130/90 mmHg, nadi 84x/mnt, RR 24x/mnt, suhu 36,
60C,
Status lokalis
• Telinga : CAE Serumen -/- Hiperemis -/-,Edema -/-
MT : intak/intak, Bulging -/-,RC +/+
• Hidung dan tenggorok : dalam batas normal
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
• Dilakukan tes garputala,weber : tidak di dapatkan
lateralisasi
10. Pemeriksaan Penunjang
15 Januari 2020
Kesan : OAE
-Refer/Refer
Audiometri tutur :
-Telinga Kanan SDS
80% SRT 45 dB
(terdapat roll-over)
telinga kiri SDS 90%
SRT 40 dB
OAE Audiometri tutur
Pemeriksaan laboratorium di puskemas :
GDS : 98 (normal) Koresterol : 175 mg/dl
(normal).
11. Assestment: presbikusis, HHD (hypertensi heart disesase)
dan diabetes mellitus terkontrol
Program:
• Saran : Pemasangan Alat bantu dengar memperbaiki
kemampuan pendengarannya agar bisa berkomunikasi
• Latihan membaca bibir
• Menjelaskan pada keluarganya bagaimana
memperlakukan atau menghadapi penderita presbiskusis
• Rehabilitasi perlu untuk memperbaiki komunikasi
12. Kontrol minggu pertama 24 januari 2020
pasien telah memasang alat
bantu dengar(ABD) pada
telinga kiri, dan pasien sedikit
sudah bisa berkomunikasi
dengan baik.
13. IDENTITAS
Nama : R.Budi Soelistyo (Tn.R)
No CM : C214826
Umur : 74 Tahun
Alamat : Jl.Meranti I No 20 serondol
wetan, semarang Jawa tengah
Agama : Islam
KASUS 2
14. Anamnesis:
• Seorang laki-laki datang dengan
keluhan telinga kiri berdenging sejak 5
bulan yang lalu
• pasien merasakan telinga kiri seperti
kemasukan air
• Pendengarannya mulai bertahap
menjadi berkurang pada kedua telinga.
• sulit memahami suara percakapan,
terutama bila cepat pada saat di
keramaian
• keluhan keluar cairan dari telinga (-),
pusing berputar(-), nyeri telinga (-), sakit
kepala (-), mual (-), muntah (-), demam
(-), sedang sakit batuk pilek (-),
KASUS 2
15. KASUS 2
RPD :
Riwayat sakit seperti ini sebelumnya disangkal, riwayat
keluar cairan dari telinga (-), riwayat trauma kepala (-),
hipertensi (+) 1 tahun yang lalu tidak terkontrol, perokok
sampai sekarang. minum obat-obatan dalam jangka waktu
lama (-)
RPK :
Alergi -, Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
RPS :
Biaya ekonomi di tanggung BPJS non PBI
16. KASUS 2
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
KU: Baik, Kes: cm
TD: 150/90 mmHg, nadi 80x/mnt, RR 22x/mnt, suhu 36,
80C,
Status lokalis
• Telinga : CAE Serumen -/- Hiperemis -/-,Edema -/-
MT : intak/intak, Bulging -/-,RC +/+
• Hidung dan tenggorok : dalam batas normal
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
• Dilakukan tes garputala,weber : terdapat lateralisasi
ke telinga kiri
17. Pemeriksaan Penunjang
30 Januari 2020
Kesan : Audiometri
-Telinga kanan SNHL
derajat sedang
(PTA 46,25dB) ,
-Telinga kiri SNHL
derajat sedang (PTA
42,25dB)
Timpanometri :
-Tipe A / Tipe A
Audiometri Timpanometri
18. Pemeriksaan Penunjang
30 Januari 2020
Kesan : OAE
-Refer/Refer
Audiometri tutur :
-Telinga Kanan SDS
90% SRT 40 dB
telinga kiri SDS 80%
SRT 40 dB
OAE Audiometri tutur
Pemeriksaan laboratorium : Koresterol : 140
mg/dl (normal).
19. Assestment: presbikusis dan HHD (hypertensi heart
disease).
Program:
• Saran : Pemasangan Alat bantu dengar memperbaiki
kemampuan pendengarannya agar bisa berkomunikasi
• Latihan membaca bibir
• Menjelaskan pada keluarganya bagaimana
memperlakukan atau menghadapi penderita presbiskusis
• Rehabilitasi perlu untuk memperbaiki komunikasi
20. Kontrol minggu pertama
pasien tidak kontrol dan pasien belum bersedia memasang
alat bantu dengar (ABD).
21. Your Text
Terjadi pada kedua sisi telinga progresif lambat
Tuli sensorineural pada usia lanjut
PRESBIKUSIS
PEMBAHASAN
Dimulai pada frekuensi rendah atau tinggi serta tidak
ada kelainan yang mendasari selain proses menua
22. Etilogi Presbikus:
PEMBAHASAN
Penyebab pasti tidak diketahui.
Schuknecht :
• akibat dari proses degenerasi atrofi di bagian
epitel dan saraf pada organ corti.
• Mempunyai hubungan dengan faktor-faktor resiko
Faktor risiko :
• Usia • Hiperkolesterol,
• Jenis kelamin • Merokok
• Hipertensi • Riwayat bising
• Diabetes mellitus
24. • Keluhan: kedua pasien kurang
pendengaran di kedua telinga
• timbul pada usia > 60 tahun, progresif
lambat, cendrung berbicara lebih keras
• tidak ada keluhan sakit/kelainan pada
telinga sebelumnya (seperti infeksi, trauma,
riwayat keganasan/kelainan kongenital),
riwayat pemakaian obat-obatan dalam
jangka lama (-)
• Pasien 1 dg Hipertensi, DM, merokok,
pasien 2 : hipertensi, merokok
Anamnesis
• telinga dalam batas normal,
• otoskopi liang telinga dan membrane timpani
tidak ada kelainan
• Tes penala, pasien 1: weber lateralisasi (-),
pasien 2: lateralisasi ke telinga kiri
PF
PEMBAHASAN
25. • OAE, timpanometri,dan audiometri tutur
yang hasilnya menunjang SNHL derajat
sedang.
• Reflek akustik tidak di lakukan.
• Pasien 1: rollover phenomen (+)
pemeriksaan
penunjang
audiometri
PEMBAHASAN
26. Rollover Phenomen
Lesi/kelainan retrokoklear disebabkan infeksi, tumor (acoustic neuroma),
trauma kepala, inflamasi, kelainan vaskuler dan neurologi pada sentral
(cerebellopontine angle, area pusat bicara di otak) atau neural nerve
(auditory nerve).
Pemeriksaan penunjang:
• Menentukan etiologi dari lesi retrokoklear
• Pemeriksaan imaging (MRI kepala kontras) dan audiologi : ABR
(Auditory Brainstem Response Test), OAE (otoacoustic emission test),
acouctic reflex test dan reflex decay test.
Pasien 1: anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan
adanya infeksi/ inflamasi/keganasan/riwayat trauma kepala yang
menyebabkan timbulnya penurunan pendengaran secara perlahan
pada pasien.
evaluasi lebih lanjut (pemeriksaan audiologi, imaging) perlu dilakukan
saat kontrol
28. Klasifikasi dan Derajat
sensori (outer hair-cell)
neural (ganglion-cell)
• Klasifikasi dan Derajat
Presbikusis
• Schuknecht membagi 4
jenis;
sensori (outer hair-cell),
neural (ganglion-cell),
metabolik (strial atrophy),
dan
koklea konduktif (stiffness
of the basilar membrane).
29. Klasifikasi Presbikusis
metabolik (strial atrophy)
koklea konduktif
(stiffness of the basilar membrane)
• Schuknecht menambahkan
Jika terdapat gabungan 2
dari ke empat jenis
presbikusis yang terjadi
secara bersama
diklasifikasikan sebagai
mixed presbicusis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan
pendengaran, tipe presbikusis :
Pasien 1 adalah mixed presbicusis
type: Neural type dan
Metabolik(Strial presbicusis).
pasien ke 2 adalah Metabolik (Strial
presbicusis)
31. Presbikusis
PEMBAHASAN
Hipertensi Merokok
kemungkinan telah
menderita penyakit
hipertensi bertahun-
tahun sampai dengan
sekarang.
Diabetes mellitus
Pasien dalam kedua kasus ini
kondisi ini:
memperberat tahanan vaskular
mengakibatkan viskositas darah meningkat
penurunan aliran darah kapiler dan transportasi
darah ke organ dalam
menyebabkan berkurangnya aliran oksigen dan
suplai nutrisi untuk telinga dalam
mengganggu transmisi sinyal pendengaran pada
kedua pasien tersebut,
Hipertensi
32. PEMBAHASAN
Pasien dalam kedua kasus ini
keduanya memiliki riwayat perokok aktif yang
sudah lama/bertahun-tahun dan masih sampai
dengan sekarang.
Zat-zat yang berbahaya dalam kandungan
rokok tersebut telah terakumulasi dalam tubuh
pasien
menyebabkan gangguan suplai oksigen
pada organ corti di koklea
menimbulkan efek iskemik, gangguan
pada pembuluh darah telinga dalam
Merokok
33. PEMBAHASAN
Pasien 1
DM yang baru diketahui 1 tahun terakhir ini,
tidak pernah kontrol .
Pada pasien ini kemungkinan telah terjadi
perubahan pada dinding pembuluh darah
yang disebabkan oleh diabetes , seperti
kemungkinan telah terbentuknya
mikroangiopati pada pembuluh darah pasien
terutama pada sirkulasi di koklea.
Diabetes Melitus
34. Penatalaksanaan
Gangguan pendengaran pada presbikusis adalah tipe
sensorineural yang tidak dapat disembuhkan, tujuan
penatalaksanaannya untuk memperbaiki kemampuan
pendengarannya dengan :
Alat Bantu Dengar
Implan Koklea
Latihan membaca bibir
36. Pencegahan pada presbikusis adalah dengan menghindari
factor resiko seperti :
Pencegahan
Jangan merokok
Kontrol kadar gula
darah
Kontrol tekanan darah
Kontrol kadar kolestrol
Olah raga secara teratur
Istirahat yang cukup
37. Pada pasien presbikusis perlu diingatkan mengenai
faktor risiko yang dapat memperburuk keadaaannya,
pada kedua pasien ini pada umumnya tidak begitu baik,
selain dikarenakan gangguan pendengaran terkait usia
itu sendiri, dimana faktor risiko dari kedua pasien tersebut
masih belum terkendali masih kurangnya tingkat
kesadaran/kepatuhan untuk menjalani pengobatan/terapi.
PROGNOSIS
38. SIMPULAN
Presbikusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat
proses degenerasi organ pendengaran, pada kedua sisi telinga,
yang terjadi secara progresif lambat, dapat dimulai pada frekuensi
rendah atau tinggi serta tidak ada kelainan yang mendasari selain
proses menua.
.
Etiologi presbikusis belum diketahui secara pasti. Banyak
faktor yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya presbikusis
seperti usia, jenis kelamin, hipertensi, diabetes mellitus,
hiperkolesterol dan kebiasaan merokok terhadap penurunan
pendengaran pada usia lanjut.
Gangguan pendengaran pada presbikusis adalah tipe
sensorineural yang tidak dapat disembuhkan, dan tujuan
penatalaksanaannya untuk memperbaiki kemampuan
pendengarannya dengan menggunakan alat bantu dengar.