SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
Disusun oleh :
SYAFRIZAL
21410300509
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S-1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2022
i
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
Disusun oleh :
SYAFRIZAL
21410300509
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S-1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2022
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Mata Kuliah Pengukuran besaran listrik ini disusun sebagai
syarat mengikuti ujian akhir semester Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Elektro (S-1) Universitas Wijayakusuma Purwokerto Tahun Akademik 2020/2021.
Tugas ini disusun oleh:
Nama : Syafrizal
NIM 21410300509
Telah diterima dan disetujui pada:
Hari :
Tanggal :
Purwokerto, 15 Juli 2022
Dosen Pembimbing Tugas
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Mata Kuliah Pengukuran besaran listrik ini disusun sebagai
syarat mengikuti ujian akhir semester Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Elektro (S-1) Universitas Wijayakusuma Purwokerto Tahun Akademik 2020/2021.
Tugas ini disusun oleh:
Nama : Syafrizal
NIM 21410300509
Telah diterima dan disetujui pada:
Hari :
Tanggal :
Purwokerto, 15 Juli 2022
Asisten Praktikum
iv
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S-1
Alamat: Jalan Beji Karangsalam Telp (0281) 633629 Purwokerto 53152
LEMBAR ASISTENSI
NAMA : Syafrizal
NPM : 21410300509
NO Hari / Tanggal Asistensi Paraf
Asisten Praktikum
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul "Pengukuran
besaran listrik" dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat
bagi pembaca.
Purwokerto, 15 Juli 2022
Penulis
Syafrizal
NPM. 21410300509
1
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
DAFTAR ISI
2
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum adalah suatu kegiatan akademik yang harus dilakukan oleh
mahasiswa yang bersifat pelaksaan praktis di laboratorium. Mahasiswa wajib
mengikuti praktikum dengan melaksanakan seluruh praktikum sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Pelaksanaan praktikum akan didampingi oleh asisten
praktikum yang bertugas melakukan bimbingan dan pengawasan selama kegitan
praktikum berlangsung, serta melakukan asistensi kepada mahasiswa praktikum
pada saat pelaksaaan praktikum di laboratorium dan juga melakukan tugas-tugas
lainnya yang kerkaitan dengan persiapan praktikum.
Pembelajaran dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah
pengetahuan secara besamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan pada
permasalahan yang nyata (kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri
(afektif), dan melatih penggunaan instrument tertentu (psikomotor)
(Rahayuningsih, 2005). Salah satu kelebihan pembelajaran praktikum
(laboratorium) adalah mahasiswa dapat berlatih secara trial and error, dapat
mengulang-ulang kegiatn atau tindakan yang sama sampai benar-benar terampil
(Sumiatun, 2013).
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik ini adalah
“Mahasiswa harus melaksanakan praktikum dengan cara melakukan percobaan
pengukuran-pengukuran menggunakan alat ukur yang sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya, serta diharapkan dapat menguasai dan mengoperasikan alat ukur
tersebut secara baik dan benar yang sesuai dengan standar pengukuran.”
1.3 Batasan Masalah
Adapun beberapa batasan masalah dalam praktikum Pengukuran Besaran
Listrik ini adalah sebagai berikut :
3
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
a. Pengukuran Hambatan, Tegangan dan Arus menggunakan mutimeter
Analog dan Digital yang tersedia di laboratorium.
b. Pengukuran Daya menggunakan alat peraga dan alat ukur yang tersedia
di laboratorium.
c. Pengukuran Kapasitansi, Induktansi dan Impedensi menggunakan LCR
meter yang disediakan laboratorium.
d. Pengukuran frekuensi dan spectrum menggunakan oscilossope dan
spectrum analyzer yang tersedia di laboratorium.
e. Pengukuran Tanahan Isolasi Menggunakan alat ukur Insulation Meter
yang tersedia di laboratorium.
f. Pengukuran Pencahayaan menggunkan alat ukur LUX meter yang
tersedia di laboratorium.
g. Pengukuran Pentanahan menggunakan alat ukur Earth Meter yang
tersedia di laboratorium.
1.4 Tujuan Praktikum
Secara umum dari tujuan praktikum ini supaya mahasiswa dapat menerapkan
dan membuktikan secara praktik dari apa yang diperoleh secara teori diperkuliahan.
Sedangkan secara khusus tujuannya adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran dengan Multimeter secara baik
dan benar.
b. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran menggunakan Ampere Meter,
Volt Meter dan Watt Meter.
c. Mahasiswa dapat mengoperasikan dan menggunakan lat ukur LCR secara
baik dan benar.
d. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran frekuensi menggunakan
Oscilossope dan Spectrum Analyzer.
e. Mahasiswa bisa melakukan pengukuran tahan isolasi pada kabel listrik
menggunakan Insulation Meter.
f. Mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan cahaya suatu ruangan
menggunakan pengukuran LUX Meter.
4
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
g. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran Pentanahan yang bagus untuk
sebuah grounding menggunakan Earth Meter.
1.5 Sistematika Penulisan Laporan
a. BAB I PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan berisi tentang latar belakang dilakukannya praktikum atau
penelitian, hasil yang ingin dicapai, rumusan masalah, batasan masalah, dan
hipotesis (jika ada).
b. BAB II DASAR TEORI
Bab Dasar Teori berisi tentang dasar-dasar teori atau alat yang mendukung
dilaksanakannya praktikum atau penelitian.
c. BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Bab Metodologi Praktikum berisi tentang langkah-langkah kerja, alat dan
bahan, serta bentuk data yang diambil selama dilakukannya penelitian untuk
mendapatkan data hasil penelitian/praktikum.
d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab Hasil dan Pembahasan berisi tentang data hasil pengamatan yang
didapatkan setelah melakukan langkah-langkah yang tertulis pada Bab III.
Hasil yang dicantumkan termasuk hasil pengukuran, pengamatan, hasil
perhitungan, dan tampilan visual lainnya yang terkait.
e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil
oleh praktikan berdasarka hasil yang didapatkan pada Bab IV, kaitannya
dengan metodologi pada Bab III, dan menjawab pertayaan yang ada pada
Bab I.
f. DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN
Daftar pustaka berisi referensi yang digunakan dalam penulisan laporan.
Lampiran digunakan untuk menyertakan berkas penelitian/praktikum yang
terkait, dan tidak dapat dimasukkan ke dalam susunan laporan inti (contoh
: lembar data, laporan sementara).
5
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
DAFTAR ISI
6
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Hambatan Listrik
Hambatan atau hambatan listrik merupakan sifat suatu benda atau bahan
untuk menahan aliran arus listrik. Besaran hambatan pada sebuah rangkaian listrik
menentukan jumlah aliran arus listrik pada rangkaian untuk setiap tegangan yang
diberikan pada rangkaian sesuai prinsip hukum ohm. Besar hambatan penghantar
ditentukan oleh panjang, luas penampang dan hambatan jenis penghantar.
Nilai hambatan atau resistansi dalam sebuah rangkain listrik diukur
menggunakan satuan Ohm yang diberi lambang dengan simbol Omega ( Ω ).
Sedangkan standar internasional yang dipakai untuk menandakan kelipatan pada
sebuah resistansi tersebut yaitu Kilo Ohm, Mega Ohm dan Giga Ohm.
1 Giga Ohm = 1.000.000.000 Ohm (109
Ohm)
1 Mega Ohm = 1.000.000 Ohm (106
)
1 Kilo Ohm = 1.000 Ohm (103
)
Setiap bahan penghantar atau konduktor mempunyai sifat yang menghambat
arus listrik. Besaran hambatan listrik pada sebuah penghantar atau konduktor itu
dipengaruhi beberapa faktor. Berikut ini adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi besarnya hambatan listrik :
 Panjang penghantar : jika semakin panjang sebuah penghantar, maka
semakin tinggi pula nilai resistansinya.
 Luas penampang : jika semakin kecil diameter sebuah penghantar,
maka semakin tinggi pula nilai resistansinya.
 Jenis bahan : misalnya dari tembaga yang mempunyai nilai resistansi
yang lebih rendah dibanding dengan baja.
 Suhu : nilai resistansi akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu
pada sebuah penghantar.
Komponen elektronik yang fungsinya sebagai penghambat arus listrik ialah
resistor. Dalam sebuah rangkaian elektronika resistor bisa berfungsi untuk
mengurangi atau menghambat aliran arus listrik sekaligus berfungsi untuk
menurunkan level tegangan listrik dalam sebuah rangkaian.
7
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan
mengalirkannya arus listrik dalam suatu konduktor. Besaran satuan hambatan yang
diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan
galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu
hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan kesatuan ohm.
Gambar 2.1 Ohm-meter Analog dan Ohm-meter Digital
2.2 Tegangan Listrik
Tegangan listrik atau beda potensial adalah tegangan yang bekerja pada
elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya yang
dapat menggerakkan muatan listrik. Secara matematis, kerja yang dilakukan untuk
menggerakkan suatu muatan sebesar satu coulomb dapat didefinisikan sebagai
perubahan energi yang dikeluarkan terhadap perubahan muatan listrik dengan
satuan Volt (V). Kemungkinan yang bisa terjadi pada tegangan listrik adalah
tegangan jatuh atau tegangan naik. Tegangan jatuh terjadi apabila potensial
dipandang dari terminal lebih rendah ke tinggi, dan tegangan naik terjadi apabila
potensial dipandang dari terminal lebih tinggi ke terminal lebih rendah. Rangkaian
listrik sederhana dapat dibuat bila sebuah lampu yang dihubungkan dengan sumber
potensial listrik berupa baterai. Selain baterai, sumber tegangan juga dapat
Simbol : Ω (ohm)
8
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
dihasilkan oleh aki atau sel surya. Pada titik yang berbeda perbedaan potensial dapat
terjadi apabila sumber potensial listrik terpasang pada suatu rangkaian listrikyang
mengalami gaya gerak listrik. Arus listrik akan mengalir dari titik yang memiliki
potensial tinggi (kutub positif) ke titik yang memiliki potensial rendah (kutub
negatif).
Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur beda potensial
atau tegangan listrik dari dua titik potensial listrik. Pada peralatan elektronik,
voltmeter digunakan sebagai pengawasan nilai tegangan kerja. Voltmeter tersusun
atas beberapa bagian yaitu terminal positif dan negatif, batas ukur, setup pengatur
fungsi, jarum penunjuk serta skala tinggi dan skala rendah.
Voltmeter AC digunakan untuk mengukur tegangan bolak balik pada beban
sumber tegangan listrik bolak balik. Voltmeter dipasang secara parallel. Kalibrasi
dilakukan dengan memutar jarum hingga menunjuk angka nol volt. Batas ukur
(BU) adalah kemampuan maksimum voltmeter AC untuk mengukur besar tegangan
listrik. Skala penuh (SP) adalah batas terbesar dari posisi jarum pembacaan.
Gambar 2.2 Volt Meter Analog AC dan Volt Meter Digital AC
Volt meter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda
potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian
elektronika. Konsep yang digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama
Simbol Tegangan AC : (VAC)
9
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
dengan konsep pada ampere meter. Pada volt meter arus searah atau DC volt meter
tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet
permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali
(multiplier).
Gambar 2.3 Volt Meter Analog DC dan Volt Meter Digital DC
2.3 Arus Listrik
Arus listrik adalah sebuah aliran yang terjadi akibat jumlah muatan listrik
yang mengalir dari satu titik ke titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu.
Arus listrik juga terjadi akibat adanya beda potensial atau tegangan pada media
penghantar antara dua titik. Semakin besar nilai tegangan antara kedua titik
tersebut, maka akan semakin besar pula nilai arus yang mengalir pada kedua titik
tersebut. Satuan arus listrik dalam internasional yaitu Ampere (A), yang dimana
dalam penulisan rumus arus listrik ditulis dalam simbol Current (I). Sedangkan alat
ukur untuk pengukuran arus yaitu Ampere meter.
Pada umumnya, aliran arus listrik sendiri mengikuti arah aliran muatanpositif.
Dengan kata lain, arus listrik mengalir dari muatan positif menuju muatan negatif,
atau bisa pula diartikan bahwa arus listrik mengalir dari potensial menuju
Simbol Tegangan DC : (VDC)
10
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
potensial rendah. Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibagi menjadi 2 (dua)
kategori, yakni :
a. Arus Bolak-Balik (Alternating Current/AC)
Pengertian arus listrik AC atau alternating current yaitu listrik yang besar
dan arah arusnya yang selalu berubah-ubah atau bolak-balik. Listrik arus AC
akan membentuk gelombang yang biasa dinamakan dengan gelombang
sinusoida.
Ampere meter AC adalah salah satu alat ukur AC yang digunakan untuk
mengetahui besar kecilnya arus yang terdapat pada rangkaian listrik AC. Alat
ukur ini biasa ada pada susunan seri. Alat ini akan memperoleh arus yang
melalui penghantar yang telah terpasang pada suatu rangkaian listrik AC.
Gambar 2.4 Ampere meter Digital Arus AC dan Tang Ampere
b. Arus Searah (Direct Current/DC)
Direct Current atau DC dapat disebut juga arus listrik searah. Mulanya
aliran arus DC dikatakan mengalir dari kutub positif ke negatif. Namun, setelah
banyak penelitian yang dilakukan para ahli arus listrik DC mengalir dari kutub
negatif ke positif.
Ampere meter arus searah atau sering disebut ampere meter DC adalah
alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui besarnya arus listrik (DC) yang
Simbol Arus AC : (A )
11
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
mengalir pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Ampere meter
menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar PMMC (permanent
magnet moving coil) atau sering juga dikenal dengan galvanometer PMMC.
Gambar 2.5 Amper meter Analog dan Digital Arus DC
2.4 Daya Listrik
Daya listrik adalah kemampuan suatu peralatan listrik untuk melakukan usaha
akibat adanya perubahan kerja dan perubahan muatan listrik tiap satuan waktu.
Besarnya daya listrik yang dilakukan oleh peralatan listrik dipengaruhi oleh
keberadaan tegangan listrik, kuat arus listrik, dan hambatan listrik di dalam
rangkaian listrik tertutup, serta keadaannya terhadap waktu. Ketiga besaran listrik
tersebut menjadi penentu dari besarnya daya listrik yang diperlukan oleh peralatan
listrik untuk bekerja secara optimal. Nilai daya listrik umumnya dicantumkan pada
label peralatan listrik untuk menunjukkan besarnya energi yang dibutuhkan oleh
perangkat listrik untuk dapat bekerja tiap satuan waktu.
Daya listrik, dilambangkan dengan huruf P dalam persamaan listrik. Daya
listrik menyatakan banyaknya energi listrik yang terpakai setiap detiknya. Satuan
daya listrik adalah Watt. Sedanglam 1 Watt = 1 Joule/detik.
Simbol Arus DC : (A )
12
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
𝑪 =
𝑸
𝑽
Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik yang pembacaanya dalam
satuan watt dimana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter. Wattmeter
pada dasarnya merupakan penggabungan dari dua alat ukur yaitu Amperemeter dan
Voltmeter yang berfungsi untuk mengukur secara langsung daya yang terpakai pada
suatu rangkaian listrik. Pada Wattmeter terdiri dari kumparan arus (kumparantetap)
dan kumparan tegangan (kumparan putar), sehingga pemasangannya juga sama
yaitu kumparan arus dipasang seri dengan beban dan kumparan tegangan dipasang
paralel dengan sumber tegangan. Wattmeter merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mengukur daya listrik secara langsung. Wattmeter dapat digunakan untuk
pengukuran pada arus searah maupun arus bolak balik.
Gambar 2.6 Panel Watt Meter Digital
2.5 Kapasitansi
Kapasitansi atau kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang
disimpan (atau dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan.
Bentuk paling umum dari peranti penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua
lempeng/pelat/keping. Jika muatan di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan
V adalah tegangan listrik antar lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans
adalah :
C adalah kapasitansi yang diukur dalam Farad
Q adalah muatan yang diukur dalam coulomb
V adalah voltase yang diukur dalam volt
Unit Satuan Iinternasional dari kapasitansi adalah farad (F) dimana 1 farad = 1
coulomb per volt. Farad adalah sejumlah besar kapasitansi. Sebagian besar
perangkat listrik rumah tangga mengandung kapasitor yang hanya menghasilkan
13
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
sebagian kecil dari farad, seringkali sepersejuta dari farad (atau mikrofarad , µF),
atau sekecil picofarad (satu miliar, pF).
Capacitance meter adalah sebuah alat ukur untuk mengukur kapasitor.
Tergantung dari tingkat kecanggihan-nya, alat ukur ini menampilkan kapasitansi
atau juga dapat mengukur beberapa parameter lainnya seperti kebocoran, resistansi
seri, dan induktansi.
Gambar 2.7 LCR Meter Digital / Capasitansi Meter Digital
2.6 Induktansi
Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan
timbulnya potensial listrik secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut, sifat ini disebut sebagai induktansi sendiri. Sedang apabila
potensial listrik dalam suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari
rangkaian lain disebut sebagai induktansi bersama.
Definisi kuantitatif dari induktansi sendiri (simbol : L) adalah :
di mana v adalah GGL yang ditimbulkan dalam volt dan i adalah arus listrik dalam
ampere. Bentuk paling sederhana dari rumus tersebut terjadi ketika arus konstan
sehingga tidak ada GGL yang dihasilkan atau ketika arus berubah secara konstan
(linier) sehingga GGL yang dihasilkan konstan (tidak berubah-ubah).
Alat ukur nilai induktansi suatu induktor yaitu Induktansi Meter.
𝑢 = L 𝒅𝒊
𝒅𝒕
14
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
Istilah 'induktansi' sendiri pertama kali digunakan oleh Oliver Heavside pada
Februari 1886. Sedangkan penggunaan lambang L kemungkinan ditujukan sebagai
penghormatan kepada Heinrich Lenz, seorang fisikawan ternama. Satuan
induktansi dalam Satuan Internasional adalah weber per ampere atau diketahui pula
sebagai henry (H), untuk menghormati Joseph Henry seorang peneliti yang
berkontribusi besar terhadap pengetahuan mengenai magnetisme. 1 H = 1 Wb/A.
Gambar 2.8 LCR Meter Digital / Induktansi Meter Digital
2.7 Impedansi
Impedansi Listrik atau secara singkat sering disebut dengan Impedansi adalah
ukuran hambatan listrik pada sumber arus bolak-balik (AC). Impedansi listrik juga
sering disebutkan sebagai jumlah hambatan listrik sebuah komponen elektronik
terhadap aliran arus dalam rangkaian pada frekuensi tertentu. Adapun pengertian
lain yaitu Impedansi Listrik atau Electrical Impedance didefinisikan sebagai ukuran
penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoid. Impedansi atau dalam bahasa Inggris
disebut dengan Impedance ini biasanya dilambangkan dengan huruf Z. Sedangkan
pengukuran impadansi mengggukan LCR Meter.
15
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
Gambar 2.9 LCR Meter Digital / Resistansi (Impedensi) Meter Digital
2.8 Frekuensi dan Spectrum
Frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam waktu satu detik atau
banyaknya gelombang/getaran listrik yang dihasilkan tiap detik. Bisa juga
frekuensi adalah ukuran jumlah terjadinya sebuah peristiwa dalam satuan waktu.
Periode adalah durasi waktu dari satu siklus dalam kejadian yang berulang,
sehingga periode adalah resiprok atau kebalikan dari frekuensi. Untuk menghitung
frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian
peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Pada Sistem
Satuan Internasional, hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz)
yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena
ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu
kali per detik.
Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian /
peristiwa (dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi (f)
sebagai hasil kebalikan dari periode (T), seperti tampak dari rumus di bawah ini :
Alat untuk melakukan pengukuran frekuensi yaitu Oscilloscope. Dimana
Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang fungsinya memproyeksikan
bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Pada Osiloskop dilengkapi
𝒇 =
𝟏
𝑻
16
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
dengan tabung sinar katode. Kemudian peranti pemancar elektron akan
memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron
tersebut membekas pada layar. Rangkaian khusus dalam osiloskop akan
menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Proses
pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal yang berkelanjutan sehingga dapat
dipelajari. Osiloskop dapat digunakan untuk merekam sinyal tegangan dari waktu
ke waktu. Penganalisisan logika akan merekam hingga 16 sinyal logika independen
untuk sinyal digital. Serangkaian komponen masukan dan keluaran logika yang
disederhanakan tersebut dapat mempermudah penyidikan rangkaian digital.
Gambar 2.10 Oscillosope Digital
Spektrum elektromagnetik adalah rentang frekuensi gelombang
elektromagnetik dalam semua radiasi elektromagnetik. Pengamatan spektrum
elektromagnetik terjadi di dalam sinyal radio, sinyal televisi, sinyal radar, cahaya
tak terlihat, sinar-xX dan sinar gama dengan kecepatan cahaya. Spektrum
elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga
per foton. Spektrum ini secara langsung berkaitan dengan panjang gelombang
dikalikan dengan frekuensi, hasilnya kecepatan cahaya, yatiu 300 Mm/s (300
MmHz), energi dari foton sebesar 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GH dan panjang
gelombang dikalikan dengan energi per foton adalah 1.24 μeVm.
Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang
terentang dari sinar gamma, gelombang pendek berenergi tinggi, sampai pada
gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang sangat panjang.
Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas dan tumbuh dari penggunaan praktis
yang secara historis berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam
17
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
mendeskripsikan energi spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam elektron volt
untuk foton berenergi tinggi (di atas 100 eV), dalam panjang gelombang untuk
energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (λ ≥ 0,5 mm). Istilah
"spektrum optik" juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum
elektromagnetik, walaupun sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang
gelombang saja (320 - 700 nm).
2.9 Bunyi atau Suara
Bunyi atau suara adalah fenomen fisik yang dihasilkan oleh getaran benda
atau getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah
secara kontinyu terhadap waktu. Suara berhubungan erat dengan rasa “mendengar”.
Suara atau bunyi biasanya merambat melalui udara, namun suara atau bunyi tidak
bisa bias merambat melalui ruang hampa.
Meskipun ada banyak kerumitan yang berkaitan dengan transmisi suara, pada
titik penerimaan (yaitu telinga), suara siap dibagi menjadi dua elemen sederhana :
tekanan dan waktu. Elemen-elemen mendasar ini membentuk dasar dari semua
gelombang suara. Mereka dapat digunakan untuk menggambarkan, secara absolut,
setiap suara yang kita dengar.
Untuk memahami suara lebih lengkap, gelombang kompleks seperti yang
ditunjukkan dalam latar belakang biru di sebelah kanan teks ini, biasanya
dipisahkan menjadi bagian-bagian komponennya, yang merupakan kombinasi dari
berbagai frekuensi gelombang suara (dan kebisingan).
Gelombang suara sering disederhanakan menjadi deskripsi dalam hal
gelombang bidang sinusoidal, yang ditandai dengan sifat-sifat umum ini :
 Frekuensi, atau kebalikannya, panjang gelombang.
 Amplitudo, tekanan suara atau Intensitas
 Kecepatan suara
 Arah
Suara yang dapat dilihat oleh manusia memiliki frekuensi dari sekitar 20 Hz
hingga 20.000 Hz. Di udara pada suhu dan tekanan standar, panjang gelombang
gelombang suara yang sesuai berkisar dari 17 m (56 kaki) hingga 17 mm (0,67 in).
18
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
Terkadang kecepatan dan arah digabungkan sebagai vektor kecepatan; jumlah dan
arah gelombang digabungkan sebagai vektor gelombang.
Kecepatan suara tergantung pada medium yang dilewati gelombang, dan
merupakan sifat dasar material. Upaya signifikan pertama menuju pengukuran
kecepatan suara dilakukan oleh Isaac Newton.Dia percaya kecepatan suara dalam
suatu zat tertentu sama dengan akar kuadrat dari tekanan yang bekerja padanya
dibagi dengan kepadatannya :
c : kecepatan suara
Ks : modulus curah elastis
ρ : kepadatannya
Desibel (Lambang Internasional = dB) adalah satuan untuk mengukur
intensitas suara. Satu desibel ekuvalen dengan sepersepuluh Bel. Huruf "B" pada
dB ditulis dengan huruf besar karena merupakan bagian dari nama penemunya,
yaitu Bell.
Desibel juga merupakan sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu
rasio. Rasio tersebut dapat berupa daya (power), tekanan suara (sound pressure),
tegangan atau voltasi (voltage), intensitas (intencity), atau hal-hal lainnya.
Terkadang. dB juga dapat dihubungkan dengan Phon dan Sone (satuan yang
berhubungan dengan kekerasan suara). Untuk mengukur rasio dengan
menggunakan dB dapat digunakan logaritma.
𝑽𝒐
𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 = 𝟐𝟎 𝐥𝐨𝐠𝟏𝟎 (
𝑽𝒊
) 𝒅𝑩
𝑰𝒐
𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒂𝒓𝒖𝒔 = 𝟐𝟎 𝐥𝐨𝐠𝟏𝟎 (
𝑰𝒊
) 𝒅𝑩
𝑲𝒔
𝝆
𝑷𝒐
𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒚𝒂 = 𝟏𝟎 𝐥𝐨𝐠𝟏𝟎 (
𝑷𝒊
) 𝒅𝑩
19
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
Alat ukur kebisingan suara sound level meter adalah alat pengukur tingkat
kebisingan atau biasa disebut decible meter portabel yang berfungsi untuk
mengukur atau menguji tingkat kebisingan suara dalam suatu area atau lingkungan
tempat kita bekerja.
Gambar 2.11 Alat Ukur Suara / Sound Level Meter
2.10 Tahanan Isolasi
Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran yang
diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah
(ground). Tananan isolasi merupakan hal yang harus diperhatikan saat memasang
instalasi listrik dengan menggunakan kawat tertutup.
Isolator adalah suatu bahan atau zat, baik itu padat, cair atau gas yang tidak
dapat atau sulit untuk melakukan perpindahan muatan listrik. Untuk isolator kabel
listrik setiap kabel penghantar dilengkapi dengan bahan isolator yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya perpindahan muata listrik yang tidak diinginkan.
Sedangkan fungsi isolasi yaitu :
 Mencegah perpindahan aliran listrik dari dua jenis penghantar yang
berbeda potensial, yang dapat mengakibatkan terjadinya hubung singkat.
 Mencegah perpindahan aliran listrik dari suatu penghantar menuju ke
bumi/tanah sehingga mengakibatkan kerugian/kebocoran arus listrik.
 Mencegah perpindahan listrik dari suatu penghantar menuju benda
lainnya, seperti resiko kabel listrik tersentuh manusia, tanah atau benda
lain disekitarnya.
Insulation resistance test bertujuan untuk mengetahui besar tahanan isolasi
antara belitan dengan ground atau antara dua belitan. Pengujian tersebut
20
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
menggunakan megger (Mega ohm meter). Metode yang umum dilakukan adalah
dengan memberikan tegangan dc dan merepresentasikan kondisi isolasi dengan
satuan Mega ohm. Tahanan isolasi yang diukur merupakan fungsi dari arus bocor
yang menembus melewati isolasi atau melalui jalur bocor pada permukaan
eksternal. Pengujian tahanan isolasi ini dapat dipengaruhi suhu, kelembaban, dan
jalur bocor pada permukaan eksternal seperti kotoran pada bushing atau isolator.
Megaohm meter biasanya memiliki kapasitas pengujian 500, 1000, 2500, atau 5000
V DC.
Gambar 2.12 Insulation Resistance Tester Digital / Megger Digital
Kelanjutan dari insulation resistance test ini yaitu pengujian indeks polarisasi.
Tujuannya adalah untuk memastikan peralatan tersebut layak dioperasikan atau
bahkan untuk dilakukan overvoltage test. Indeks polarisasi merupakan rasio
tahanan isolasi saat menit ke sepuluh dengan menit pertama dengan tegangan yang
konstan. Arus total yang muncul saat memberikan tegangan dc steady state terdiri
dari :
a. Charging current karena sifat kapasitansi dari isolasi yang diukur. Arus ini
turun dari nilai maksimum ke nol sangat cepat.
b. ion current karena molecular charge shifting pada isolasi. Arus transien ini
menghilang sampai nol lebih lambat.
c. Leakage current merupakan arus konduksi nyata pada isolasi. Leakage
current bervariasi tergantung tegangan uji. Juga termasuk arus bocor
dikarenakan kebocoran pada permukaan akibat kontaminasi.
21
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
𝑹 =
√𝒌𝑽𝑨
𝑪𝑬
Leakage current meningkat lebih cepat dengan kehadiran kelembaban
dibanding absorPT. ion current, pembacaan megaohm tidak akan meningkat seiring
waktu layaknya antara kecepatan pada isolasi buruk dengan cepatnya isolasi yang
bagus. Hal ini berdampak pada rendahnya indeks polarisasi. Keuntungan dari
indeks ratio adalah dengan banyaknya hal yang dapat mempengaruhi pembacaaan
megaohm seperti suhu dan humidity baik pada satu menit maupun sepuluh menit.
Indeks polarisasi merupakan perbandingan antara nilai tahanan isolasi pada menit
ke sepuluh dengan menit pertama.
Pengkategorian kondisi isolasi berdasarkan hasil pengujian tahanan isolasi
dilihat dari nilai tahanan isolasinya itu sendiri dan indeks polarisasi. Nilai tahanan
isolasi minimum mengacu ke rumus berikut :
R : tahanan isolasi (MΩ)
C : koefisien, nilainya 1,5 untuk oil filled transformer pada suhu 20°C,
30,0 untuk untanked oil-impregnated transformers
E : Rating tegangan (V) antar fasa pada koneksi delta, fasa netral pada
koneksi star
kVA : Rating kapasitas belitan yang diuji.
2.11 Pencahayaan
Pencahayaan (iluminasi) adalah kepadatan dari suatu berkas cahaya yang
mengenai suatu permukaan. Cahaya mempunyai panjang gelombang yang berbeda-
beda dalam spektrum yang tampak, yaitu kira-kira 380 – 780. Sebenarnya tidak ada
batasan yang tepat dari spektrum cahaya tampak. Mata normal manusia dapat
menerima spektrum cahaya tampak dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700
nm. Spektrum yang tampak tersebut mencakup warna :
 Ungu 380 – 450 nm
 Biru 450 – 495 nm
 Hijau 495 – 570 nm
 Kuning 570 – 590 nm
22
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
 Jingga 590 – 620 nm
 Merah 620 – 750 nm
Definisi dan istilah yang umum digunakan dalam pencahayaan adalah sebagai
berikut :
a. Lumen adalah satuan flux cahaya yang dipancarkan didalam satuan unit
sudut padatan oleh sumber dengan intensitas cahaya yang seeragam satu
candela. Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah
kesetaraan fotometrik dari watt, yang memadukan respon mata “pengamat
standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm.
b. Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu
atau beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya,
penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu
ke pasokan daya.
c. Lux merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan.
Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai
titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen
per meter persegi.
d. Footcandle adalah satuan pengukuran iluminasi (level cahaya) pada suatu
permukaan. Satu footcandle setara dengan satu lumen per kaki kuadrat.
e. Intensitas cahaya dan flux ; satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd)
juga dikenal dengan international candle. Satu lumen setara dengan flux
cahaya, yang jatuh pada setiap meter persegi pada lingkaran dengan radius
satu meter jika sumber cahayanya isotropok I-candela (yang bersinar sama
ke seluruh arah) merupakan pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan luas
lingkaran dengan jari-jari adalah 4πr2
, maka lingkaran dengan jari-jari 1m
memiliki luas 4πm2
, dan oleh karena itu flux cahaya total yang dipancarkan
oleh sumber 1-cd adalah 4π1m. Jadi flux cahaya yang dipancarkan oleh
sumber cahaya isotropik dengan intensitas I adalah :
Flux cahaya (lm) = 4π × intensitas cahaya (cd)
Perbedaan antara lux dan lumen adalah bahwa lux berkenaan dengan luas
areal pada mana flux menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal
dengan luas satu meter persegi, menerangi meter persegi tersebut dengan
23
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
cahaya 1000 lux. Hal yang sama untuk 1000 lumens, yang menyebar ke
sepuluh meter persegi, hanya menghasilkan cahaya suram 100 lux.
f. Luminance adalah karakteristik fisik yang bergantung pada jumlah cahaya
yang jatuh pada permukaan obyek dan dipantulkan. Luminance dapat
diukur dengan menggunakan photometer.
g. Kecerlangan (brightness) merupakan rasa sensasi yang timbul akibat
memandang benda dari mana cahaya datang dan masuk kemata.
h. Reflectance merupakan perbandingan antara cahaya yang dipantulkan oleh
suatu benda yang dinyatakan dalam persen.
Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
besarnya intensitas cahaya disuatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu
diketahui karena pada dasarnya mausia juga memerlukan penerangan yang cukup.
Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor
yang cukup peka dan linear terhadap cahaya. Sehingga cahaya yang diterima oleh
sensor dapat diukur dan ditamplkan pada sebuah tampilan digital.
Gambar 2.13 Lux Meter Digital
2.12 Pentanahan
Pentanahan (bahasa Inggris: Grounding) adalah sistem dalam bidang teknik
kelistrikan, istilah pembumian listrik mengacu pada sambungan suatu peralatan
atau instalasi listrik pada tanah (bumi) sehingga dapat mengamankan manusia dari
sengatan listrik, dan mengamankan komponen-komponen instalasi dari bahaya
24
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
tegangan arus abnormal. Oleh karena itu, sistem pembumian menjadi bagian
esensial dari sistem tenaga listrik. Secara umum tujuan sistem pembumian adalah :
 Menjamin keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam keadaan
normal atau tidak dari tegangan sentuh dan tegangan langkah.
 Menjamin kerja peralatan listrik/elektronik.
 Mencegah kerusakan peralatan listrik/elektronik.
 Menyalurkan energi serangan petir ke tanah.
 Menstabilkan tegangan dan memperkecil kemungkinan terjadinya flashover
ketika terjadi transient.
 Mengalihkan energi RF liar dari peralatan-peralatan seperti: audio, video,
kontrol, dan komputer.
Earth Tester adalah alat untuk mengukur nilai resistansi dari grounding,
Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan
pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi listrik.
Gambar 2.14 Earth Meter Digital / Digital Earth Tester
25
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
START
PERSIAPAN
PEMAHAMAN
MATERI
PENGOLAHAN
DATA
PRAKTIKUM
LAPORAN
DATA
END
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tahapan Praktikum
Pada pelaksaaan praktikum ada beberapa metodologi atau tahapan dalam
melaksanakan praktikum adalah sebagai berikut :
3.2 Pengukuran Hambatan
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan pengukuran Hambatan
yaitu :
1. Multimeter (AVO meter) 4. Project Board
2. Resistor 5. Buku Panduan Ohm Meter
3. Rangkaian elektronik 6. Datasheet Hambatan
b. Layout Pengukuran
0000
Ω
26
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
c. Langkah-langkah Pergukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pilih selektor Multimeter pada mode Ohm Meter.
3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan.
4. Lakukan pengukuran pada resistor atau rangkaian elektronik.
5. Lakukan pengukuran dengan 10 resistor yang berbeda nilainya.
6. Amati dan catat hasil pengukuran yang tampil pada Ohm Meter.
7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
3.3 Pengukuran Tegangan AC
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan pengukuran Tegangan
AC yaitu :
1. Multimeter (AVO meter)
2. Test point tegangan AC (stop kontak, trafo)
3. Buku Panduan Volt Meter
4. Datasheet trafo
b. Layout Pengukuran
c. Langkah-langkah Pergukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pilih selektor pada mode Tegangan AC (VAC).
3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan.
4. Lakukan pengukuran pada 10 titik test point yang berbeda.
5. Amati dan catat hasil pengukuran masing-masing test point.
6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
0000
VAC
27
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
3.4 Pengukuran Tegangan DC
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan pengukuran Tegangan
DC yaitu :
1. Mutimeter (AVO meter)
2. Test point tegangan DC (power supply DC)
3. Rangkaian elektronik
4. Buku Panduan Volt Meter
5. Datasheet PSU
b. Layout Pengukuran
c. Langkah-langkah Pergukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pilih selektor multimeter pada mode Tegangan DC (VDC)
3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan.
4. Lakukan pengukuran dengan minimal 10 test point yang tegangannya
berbeda.
5. Amati dan catat hasil pengukuran.
6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
3.5 Pengukuran Arus AC
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Arus AC yaitu :
1. Multimeter 4. Buku Panduan Ampere Meter
2. Tang Ampere 5. Datasheet
3. Beban daya
0000
VDC
28
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
b. Layout Pengukuran
c. Langkah-langkah Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pilih selektor pada mode Arus AC (A~).
3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan.
4. Lakukan pengukuran seperti gambar di atas atau dengan beban daya
sesuai bahan yang disediakan.
5. Lakukan beberapa kali pengukuran (minimal 10 kali) dengan beban
yang berbeda.
6. Amati dan catat hasil pengukuran.
7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
3.6 Pengukuran Arus DC
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Arus DC yaitu :
1. Multimeter 4. Buku Panduan Ampere Meter
2. Ampere meter 5. Datasheet
3. Beban daya
b. Layout Pengukuran
29
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
c. Langkah-langkah Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Pilih selektor pada mode Arus DC (ADC).
3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan.
4. Lakukan pengukuran seperti gambar di atas atau dengan beban daya
sesuai bahan yang disediakan.
5. Lakukan beberapa kali pengukuran (minimal 10 kali) dengan beban
yang berbeda.
6. Amati dan catat hasil pengukuran.
7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
3.7 Pengukuran
Daya
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Daya yaitu :
1. Multimeter
2. Ampere meter
3. Beban daya (lampu, gerinda, water heater, dll)
4. Panel Watt Meter
5. Buku Panduan Watt Meter
6. Datasheet beban daya
b. Gambar Pengukuran
c. Langkah-langkah Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Lakukan kalibrasi jika diperlukan.
3. Lakukan pengukuran seperti gambar di atas atau dengan beban daya
sesuai bahan yang disediakan.
30
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4. Lakukan beberapa kali pengukuran (minimal 10 kali) dengan beban
yang berbeda.
5. Amati dan catat hasil pengukuran.
6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
3.8 Pengukuran Kapasitansi
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Kapasitansi yaitu :
1. LCR meter
2. Kapasitor (elko, kapasitor keramik, dll)
3. Project board
4. Buku Panduan LCR meter
5. Datasheet komponen
b. Layout Pengukuran
c. Langkah-langkah Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Aturlah LCR Meter ke mode Capasitansi.
3. Buanglah tegangan/arus yang tersimpan di Kapasitor (terutama elko)
dengan menghubung singkatkan kakinya.
4. Lakukan pengukuran pada kapasitor atau elko sebanyak 10 kali dengan
nilai kapasitansi yang berbeda, (untuk pengukuran elko harap
diperhatikan positif dan negatifnya).
5. Amati dan catat hasil pengukuran.
6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
31
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
3.9 Pengukuran Induktansi
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Induktansi yaitu :
1. LCR meter 4. Transformer (trafo)
2. Induktor 5. Project Board
3. Buku panduan LCR meter 6. Datasheet Komponen
b. Layout Pengukuran
c. Langkah-langkah Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Aturlah LCR Meter ke mode Induktansi.
3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan.
4. Lakukan pengukuran pada induktor atau trafo sebanyak 10 kali dengan
induktor atau test point yang berbeda.
5. Amati dan catat hasil pengukuran.
6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
3.10 Pengukuran Impedansi
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Induktansi yaitu :
1. LCR meter 4. Resistor dan capasitor
2. Induktor / Speaker 5. Project Board
3. Buku panduan LCR meter 6. Datasheet Komponen
32
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
b. Layout Pengukuran
c. Langkah-langkah Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Aturlah LCR Meter ke mode Resistansi.
3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan.
4. Lakukan pengukuran pada rangkaian seri R-L atau R-L-C atau speaker
sebanyak 10 kali dengan nilai komponen yang berbeda.
5. Amati dan catat hasil pengukuran.
6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
3.11 Pengukuran Frekuensi dan Spectrum
a. Alat dan Bahan
Alata dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran frekuensi yaitu :
1. Oscilossope Digital 4. Buku panduan Oscipossope
2. Kabel probe 5. Buku panduan Function Generator
3. Function generator
b. Layout Pengukuran
33
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
c. Langkah-langkah Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Lakukan kalibrasi pada oscilossope.
3. Setting function generator dengan frekuensi dan tegangan sesuai yang
ditentukan.
4. Ukurlah keluaran dari function generator dengan oscilossope.
5. Lakukan pengukuran dari frekuensi rendah sampai frekuensi tinggi.
6. Amati setiap pengukuran dan catat hasil pengukurannya.
7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
3.12 Pengukuran Suara atau Bunyi
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Suara/Bunyi yaitu :
1. Sound Level Meter 3. Buku Panduan
2. Sumber Suara
b. Layout Pengukuran
c. Langkah-langkah Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Aturlah Sound Level Meter ke mode desible.
3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan.
4. Lakukan pengukuran pada bunyi atau suara orang dengan
memperhatikan jarak sumber dengan alat ukur.
5. Lakukan percobaan pada 5 sumber suara yang berbeda.
6. Amati dan catat hasil pengukuran.
7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
34
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
3.13 Pengukuran Tahanan Isolasi
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Tahanan Isolasi yaitu :
1. Insulation Resistance Tester/ Megger 4. Buku Panduan
2. Kabel listrik 5. Datasheet
3. Instalasi Listrik
b. Layout Pengukuran
c. Langkah-langkah Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Lakukan kalibrasi alat ukur jika diperlukan.
3. Pastikan bahan tidak terhubung singkat (korsleting).
4. Lakukan pengukuran tahanan isolasi kabel litrik dengan jenis kabel yang
berbeda.
5. Amati setiap pengukuran dan catat hasilnya.
6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
3.14 Pengukuran Pencahayaan
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran pencahayaan yaitu :
1. LUX Meter
2. Sumber Cahaya (lampu ruang kelas, lampu senter smartphone, dll)
b. Layout Pengukuran
35
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
c. Langkah-langkah Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Lakukan kalibrasi alat jika diperlukan.
3. Lakukan pengukuran pencahayaan pada sumber cahaya yang
disediakan.
4. Ukur setiap luas ruangan dan jarak alat ukur dengan sumber cahaya.
5. Amati setiap pengukuran dan catat hasilnya.
6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
3.15 Pengukuran Pentanahan
a. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran pentanahan yaitu :
1. Digital Earth Tester 3. Lahan pengukuran / test point
2. Elektroda / Batang tembaga 4. Buku Panduan alat
b. Layout Pengukuran
c. Langkah-langkah Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Lakukan kalibrasi alat jika diperlukan.
3. Buatlah titik pengukuran seperti gambar layout.
4. Lakukan pengukuran setiap skala ukur dan voltage earth.
5. Lakukan pengukuran minimal 5 tempat yang berbeda.
6. Amati hasil pengukuran dan catat hasilnya.
7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
10 Meter 10 Meter
Elektroda
36
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Hambatan
a. Skema Rangkaian
b. Gambar Rangkaian
c. Hasil Pengukuran
No. Hambatan Hasil Baca Hasil Ukur Ket.
1 Resistor
1
2000
ohm ±
5%
1700
ohm
2 Resistor
2
6800
ohm ±
5%
6000
ohm
3 Resistor
3
7200
ohm ±
5%
9000
ohm
4 Resistor
4
12K
ohm ±
5%
15K
ohm
d. Pembahasan
37
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
38
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.2 Pengukuran Tegangan AC
a. Skema Rangkaian
b. Gambar Rangkaian
c. Hasil Pengukuran
No. Test Point AC Hasil Baca Hasil Ukur Ket.
1 12 V 12 V 12.87
V
2 15 V 15 V 16.5 V
3 18 V 18 V 20.3 V
d. Pembahasan
39
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.3 Pengukuran Tegangan DC
a. Skema Rangkaian
b. Gambar Rangkaian
c. Hasil Pengukuran
No. Test Point DC Hasil Baca Hasil Ukur Ket.
1 5 V 5 V 5 V
2 12 V 12 V 12.08
V
d. Pembahasan
40
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.4 Pengukuran Arus
AC
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No.
Tegangan
AC
Beban /
Hambatan
Arus
Ukur
Daya Ket.
1 20
A
2K
ohm
0
.
2
3
A
2
20A 6.8K
ohm
0
.
1
0
A
3
20A 7.2K
ohm
0
.
2
3
A
4
20A 15K
ohm
0
.
3
41
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
2
A
d. Pembahasan
42
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.5 Pengukuran Arus
DC
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No.
Tegangan
DC
Beban /
Hambatan
Arus
Ukur
Daya Ket.
1 200
AD
C
2K
ohm
0
.
5
A
D
C
2
200 ADC 6.8K
ohm
1
.
4
43
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
A
D
C
3
200 ADC 7.2K
ohm
8
.
4
A
D
C
4
200 ADC 15K
ohm
0
.
6
A
D
C
d. Pembahasan
44
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.6 Pengukuran Daya
AC
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No. Teg. Ukur Arus Ukur Daya Ukur Daya Beban Ket.
1 233.4
V
0.03
A
5.2
W
C
h
a
r
g
e
r
h
p
45
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
2
233.4 V 0.02
A
12.3
W
L
a
m
p
u
1
3
233.4 V 0.01
A
25.2
W
L
a
m
p
u
2
d. Pembahasan
46
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.7 Pengukuran Daya
DC
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No. Teg. Ukur Arus Ukur Daya Ukur Daya Beban Ket.
d. Pembahasan
47
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.8 Pengukuran Kapasitansi
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No. Kapasitor Hasil Baca Hasil Ukur Ket.
d. Pembahasan
48
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.9 Pengukuran Induktansi
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No. Induktor Hasil Baca Hasil Ukur Ket.
d. Pembahasan
49
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.10 Pengukuran Impedansi
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No. Speaker/Resistor
RLC/RC/RL
Hasil Baca Hasil Ukur Ket.
1 RLC
(poliester)
2K
ohm
4.396
ohm
RLC
2 RLC
(elektrolit)
15K
ohm
21.98
ohm
RLC
3 RLC
(elektrolit)
6.8K
ohm
28.99
ohm
RLC
4 RC
(elektrolit)
15K
ohm
23.11
ohm
RC
5 RC
(elektrolit)
2K
ohm
79
ohm
RC
50
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
d. Pembahasan
51
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.11 Pengukuran Frekuensi
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No.
Test
Point
V/Div
Div
Ver
Time/Div
Div
Hor
Vp-p Periode Frek.
1 5
0
0
m
V
5
0
0
m
V
5 5
0
0
m
S
2 5 6 1
H
z
2 1
0
0
V
500 mV 5
50 mS 2 5 6 1
0
H
z
3 1
V
500 mV 5
5 mS 2 5 6 1
0
52
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
0
H
z
4 1
V
500 mV 5
5 µS 2 5 6 1
K
H
z
5 1
V
500 mV 5
500 µS 2 5 6 1
0
K
H
z
d. Pembahasan
53
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.12 Pengukuran Spektrum
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No.
Test
Point
V/Div
Div
Ver
Time/Div
Div
Hor
Vp-p Periode Frek.
d. Pembahasan
54
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.13 Pengukuran Bunyi atau Suara
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No. Bunyi / Suara Jarak Hasil Ukur Ket.
d. Pembahasan
55
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.14 Pengukuran Tahanan Isolasi
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No. Isolator Panjang Ukur Hasil Ukur Ket.
1 Kabel
eterna
2x0,75
mm
30 cm 110M
ohm
100V
2
Kabel eterna
2x0,75 mm
30 cm 1.32G
ohm
250V
3
Kabel eterna
2x0,75 mm
30 cm 1.31G
ohm
500V
4
Kabel eterna
2x0,75 mm
30 cm 1.28G
ohm
1000V
56
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
5 Kabel
eterna
2x1.5
mm
60cm 110M
ohm
100V
d. Pembahasan
57
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.15 Pengukuran Pencahayaan
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No. Sumber Cahaya Jarak Ukur Luas Ukur Hasil Ukur Ket.
1 Lampu
double
TL
2M 108
5
lux
2 Lampu
SL
2M 198
4
lux
58
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
d. Pembahasan
59
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
4.16 Pengukuran Pentanahan
a. Skema Pengukuran
b. Gambar Pengukuran
c. Hasil Pengukuran
No. Titik Ukur Jarak A Jarak B Jarak C Hasil Ukur Ket.
1 20
oh
m
3 1
0
10 19 1
0
C
G
G
(
b
e
l
a
k
60
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
a
n
g
m
a
sj
i
d
)
2 20
0
oh
m
3 1
0
10 19.
7
10CGG
(belakang
masjid)
3 2K
oh
m
3 1
0
10 19 10CGG
(belakang
masjid)
4 20
oh
m
3 1
0
10 1 K
Z
T
V
(
b
e
l
a
k
a
n
g
m
a
sj
i
d
)
5 20
0
oh
m
3 1
0
10 165
.9
K
Z
T
V
(
b
e
l
a
61
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
k
a
n
g
m
a
sj
i
d
)
d. Pembahasan
62
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
63
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
DAFTAR PUSTAKA
64
©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU

More Related Content

What's hot

gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).pptgelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
uptsdn104laba
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
Aris Widodo
 
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)
Nurul Shufa
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
umammuhammad27
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
Aris Widodo
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Dandi Ardiansyah Putra
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
umammuhammad27
 
Silabus Fisika kls X semester-1.doc
Silabus Fisika kls X semester-1.docSilabus Fisika kls X semester-1.doc
Silabus Fisika kls X semester-1.doc
AbdulAziz880731
 
Makalah bandul fisis
Makalah bandul fisisMakalah bandul fisis
Makalah bandul fisis
Mukhsinah PuDasya
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Erliana Amalia Diandra
 
LKS Fisika : Praktikum Lensa Cembung
LKS Fisika : Praktikum Lensa CembungLKS Fisika : Praktikum Lensa Cembung
LKS Fisika : Praktikum Lensa Cembung
Amphie Yuurisman
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum OhmLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
yudhodanto
 
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Niko Kusuma
 
Makalah suhu dan kalor
Makalah suhu dan kalorMakalah suhu dan kalor
Makalah suhu dan kalor
Meinaldo Badrians
 
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
Najarudin Irfani
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Lydia Nurkumalawati
 
7 analog digital converter
7 analog digital converter7 analog digital converter
7 analog digital converter
Simon Patabang
 
ALAT UKUR LISTRIK PMMC
ALAT UKUR LISTRIK PMMCALAT UKUR LISTRIK PMMC
ALAT UKUR LISTRIK PMMC
yosferdi
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Khairul Amri
 
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
Rico Afrinando
 

What's hot (20)

gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).pptgelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
gelombang-elektromagnetik-x21 (1).ppt
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)
Tugas evaluasi pembelajaran membuat soal (nurul faela shufa 4201416073)
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
 
Silabus Fisika kls X semester-1.doc
Silabus Fisika kls X semester-1.docSilabus Fisika kls X semester-1.doc
Silabus Fisika kls X semester-1.doc
 
Makalah bandul fisis
Makalah bandul fisisMakalah bandul fisis
Makalah bandul fisis
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
LKS Fisika : Praktikum Lensa Cembung
LKS Fisika : Praktikum Lensa CembungLKS Fisika : Praktikum Lensa Cembung
LKS Fisika : Praktikum Lensa Cembung
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum OhmLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
 
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
Tugas pengantar elektro teknik 4 ( modul)
 
Makalah suhu dan kalor
Makalah suhu dan kalorMakalah suhu dan kalor
Makalah suhu dan kalor
 
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
 
7 analog digital converter
7 analog digital converter7 analog digital converter
7 analog digital converter
 
ALAT UKUR LISTRIK PMMC
ALAT UKUR LISTRIK PMMCALAT UKUR LISTRIK PMMC
ALAT UKUR LISTRIK PMMC
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
 
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
 

Similar to LAPORAN PRAKTIKUM.docx

Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Simon Patabang
 
Dasar rangkaian listrik
Dasar rangkaian listrikDasar rangkaian listrik
Dasar rangkaian listrikKang Agus N S
 
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
Desy Puspa Kusumadi
 
Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03
userindo
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioAlat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioRaimondus Tabulagatta
 
Laporan1
Laporan1Laporan1
Laporan1
Admal Wijaya
 
Template Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docxTemplate Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docx
AliceKuhurima1
 
Modul Listrik Magnet
Modul Listrik Magnet Modul Listrik Magnet
Modul Listrik Magnet
Lailatul Maghfiroh
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
Nopiputri
 
9. Pengukuran Besaran Listrik_Osiloskop.pptx
9. Pengukuran Besaran Listrik_Osiloskop.pptx9. Pengukuran Besaran Listrik_Osiloskop.pptx
9. Pengukuran Besaran Listrik_Osiloskop.pptx
YanolandaSuzantryHan
 
5. elektro oke
5. elektro oke5. elektro oke
5. elektro oke
unang wirastri
 
RPS Praktek Pengukuran dan Instrument D3 OKE.docx
RPS Praktek Pengukuran dan Instrument D3 OKE.docxRPS Praktek Pengukuran dan Instrument D3 OKE.docx
RPS Praktek Pengukuran dan Instrument D3 OKE.docx
humanityabu
 
Elektrik dan elektronik asimen khsr
Elektrik dan elektronik asimen khsrElektrik dan elektronik asimen khsr
Elektrik dan elektronik asimen khsrPensil Dan Pemadam
 
Ts002 dasar rangkaian listrik
Ts002 dasar rangkaian listrikTs002 dasar rangkaian listrik
Ts002 dasar rangkaian listrik
Qiyad N
 
Silabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgsSilabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgs
Muhammad Hendra
 
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docxLaporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docxDaniel Sitompul
 
Proposal pa amel versi 1 copy
Proposal pa amel versi 1   copyProposal pa amel versi 1   copy
Proposal pa amel versi 1 copy
NaulanHafiza
 
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
Aris Suryadi
 
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Mahdi Salam
 

Similar to LAPORAN PRAKTIKUM.docx (20)

Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
Dasar rangkaian listrik
Dasar rangkaian listrikDasar rangkaian listrik
Dasar rangkaian listrik
 
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
 
Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioAlat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
 
Laporan1
Laporan1Laporan1
Laporan1
 
Template Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docxTemplate Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docx
 
Modul Listrik Magnet
Modul Listrik Magnet Modul Listrik Magnet
Modul Listrik Magnet
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 
9. Pengukuran Besaran Listrik_Osiloskop.pptx
9. Pengukuran Besaran Listrik_Osiloskop.pptx9. Pengukuran Besaran Listrik_Osiloskop.pptx
9. Pengukuran Besaran Listrik_Osiloskop.pptx
 
5. elektro oke
5. elektro oke5. elektro oke
5. elektro oke
 
RPS Praktek Pengukuran dan Instrument D3 OKE.docx
RPS Praktek Pengukuran dan Instrument D3 OKE.docxRPS Praktek Pengukuran dan Instrument D3 OKE.docx
RPS Praktek Pengukuran dan Instrument D3 OKE.docx
 
Elektrik dan elektronik asimen khsr
Elektrik dan elektronik asimen khsrElektrik dan elektronik asimen khsr
Elektrik dan elektronik asimen khsr
 
Ts002 dasar rangkaian listrik
Ts002 dasar rangkaian listrikTs002 dasar rangkaian listrik
Ts002 dasar rangkaian listrik
 
Silabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgsSilabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgs
 
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docxLaporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
 
Proposal pa amel versi 1 copy
Proposal pa amel versi 1   copyProposal pa amel versi 1   copy
Proposal pa amel versi 1 copy
 
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
Standar Operasional Prosedur Laboratorium/Bengkel/Workshop Teknik Elektro Pol...
 
modul praktikum
modul praktikummodul praktikum
modul praktikum
 
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
 

Recently uploaded

DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
RobiahIqlima
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 

Recently uploaded (8)

DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 

LAPORAN PRAKTIKUM.docx

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Disusun oleh : SYAFRIZAL 21410300509 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S-1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO 2022
  • 2. i LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Disusun oleh : SYAFRIZAL 21410300509 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S-1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO 2022
  • 3. ii LEMBAR PENGESAHAN Laporan Praktikum Mata Kuliah Pengukuran besaran listrik ini disusun sebagai syarat mengikuti ujian akhir semester Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro (S-1) Universitas Wijayakusuma Purwokerto Tahun Akademik 2020/2021. Tugas ini disusun oleh: Nama : Syafrizal NIM 21410300509 Telah diterima dan disetujui pada: Hari : Tanggal : Purwokerto, 15 Juli 2022 Dosen Pembimbing Tugas
  • 4. iii LEMBAR PENGESAHAN Laporan Praktikum Mata Kuliah Pengukuran besaran listrik ini disusun sebagai syarat mengikuti ujian akhir semester Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro (S-1) Universitas Wijayakusuma Purwokerto Tahun Akademik 2020/2021. Tugas ini disusun oleh: Nama : Syafrizal NIM 21410300509 Telah diterima dan disetujui pada: Hari : Tanggal : Purwokerto, 15 Juli 2022 Asisten Praktikum
  • 5. iv UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S-1 Alamat: Jalan Beji Karangsalam Telp (0281) 633629 Purwokerto 53152 LEMBAR ASISTENSI NAMA : Syafrizal NPM : 21410300509 NO Hari / Tanggal Asistensi Paraf Asisten Praktikum
  • 6. v KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah- Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul "Pengukuran besaran listrik" dengan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca. Purwokerto, 15 Juli 2022 Penulis Syafrizal NPM. 21410300509
  • 7. 1 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU DAFTAR ISI
  • 8. 2 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktikum adalah suatu kegiatan akademik yang harus dilakukan oleh mahasiswa yang bersifat pelaksaan praktis di laboratorium. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum dengan melaksanakan seluruh praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pelaksanaan praktikum akan didampingi oleh asisten praktikum yang bertugas melakukan bimbingan dan pengawasan selama kegitan praktikum berlangsung, serta melakukan asistensi kepada mahasiswa praktikum pada saat pelaksaaan praktikum di laboratorium dan juga melakukan tugas-tugas lainnya yang kerkaitan dengan persiapan praktikum. Pembelajaran dengan praktikum sangat efektif untuk mencapai seluruh ranah pengetahuan secara besamaan, antara lain melatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan yang nyata (kognitif), melatih perencanaan kegiatan secara mandiri (afektif), dan melatih penggunaan instrument tertentu (psikomotor) (Rahayuningsih, 2005). Salah satu kelebihan pembelajaran praktikum (laboratorium) adalah mahasiswa dapat berlatih secara trial and error, dapat mengulang-ulang kegiatn atau tindakan yang sama sampai benar-benar terampil (Sumiatun, 2013). 1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik ini adalah “Mahasiswa harus melaksanakan praktikum dengan cara melakukan percobaan pengukuran-pengukuran menggunakan alat ukur yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, serta diharapkan dapat menguasai dan mengoperasikan alat ukur tersebut secara baik dan benar yang sesuai dengan standar pengukuran.” 1.3 Batasan Masalah Adapun beberapa batasan masalah dalam praktikum Pengukuran Besaran Listrik ini adalah sebagai berikut :
  • 9. 3 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU a. Pengukuran Hambatan, Tegangan dan Arus menggunakan mutimeter Analog dan Digital yang tersedia di laboratorium. b. Pengukuran Daya menggunakan alat peraga dan alat ukur yang tersedia di laboratorium. c. Pengukuran Kapasitansi, Induktansi dan Impedensi menggunakan LCR meter yang disediakan laboratorium. d. Pengukuran frekuensi dan spectrum menggunakan oscilossope dan spectrum analyzer yang tersedia di laboratorium. e. Pengukuran Tanahan Isolasi Menggunakan alat ukur Insulation Meter yang tersedia di laboratorium. f. Pengukuran Pencahayaan menggunkan alat ukur LUX meter yang tersedia di laboratorium. g. Pengukuran Pentanahan menggunakan alat ukur Earth Meter yang tersedia di laboratorium. 1.4 Tujuan Praktikum Secara umum dari tujuan praktikum ini supaya mahasiswa dapat menerapkan dan membuktikan secara praktik dari apa yang diperoleh secara teori diperkuliahan. Sedangkan secara khusus tujuannya adalah sebagai berikut : a. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran dengan Multimeter secara baik dan benar. b. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran menggunakan Ampere Meter, Volt Meter dan Watt Meter. c. Mahasiswa dapat mengoperasikan dan menggunakan lat ukur LCR secara baik dan benar. d. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran frekuensi menggunakan Oscilossope dan Spectrum Analyzer. e. Mahasiswa bisa melakukan pengukuran tahan isolasi pada kabel listrik menggunakan Insulation Meter. f. Mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan cahaya suatu ruangan menggunakan pengukuran LUX Meter.
  • 10. 4 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU g. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran Pentanahan yang bagus untuk sebuah grounding menggunakan Earth Meter. 1.5 Sistematika Penulisan Laporan a. BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan berisi tentang latar belakang dilakukannya praktikum atau penelitian, hasil yang ingin dicapai, rumusan masalah, batasan masalah, dan hipotesis (jika ada). b. BAB II DASAR TEORI Bab Dasar Teori berisi tentang dasar-dasar teori atau alat yang mendukung dilaksanakannya praktikum atau penelitian. c. BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM Bab Metodologi Praktikum berisi tentang langkah-langkah kerja, alat dan bahan, serta bentuk data yang diambil selama dilakukannya penelitian untuk mendapatkan data hasil penelitian/praktikum. d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab Hasil dan Pembahasan berisi tentang data hasil pengamatan yang didapatkan setelah melakukan langkah-langkah yang tertulis pada Bab III. Hasil yang dicantumkan termasuk hasil pengukuran, pengamatan, hasil perhitungan, dan tampilan visual lainnya yang terkait. e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil oleh praktikan berdasarka hasil yang didapatkan pada Bab IV, kaitannya dengan metodologi pada Bab III, dan menjawab pertayaan yang ada pada Bab I. f. DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN Daftar pustaka berisi referensi yang digunakan dalam penulisan laporan. Lampiran digunakan untuk menyertakan berkas penelitian/praktikum yang terkait, dan tidak dapat dimasukkan ke dalam susunan laporan inti (contoh : lembar data, laporan sementara).
  • 11. 5 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU DAFTAR ISI
  • 12. 6 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU BAB II DASAR TEORI 2.1 Hambatan Listrik Hambatan atau hambatan listrik merupakan sifat suatu benda atau bahan untuk menahan aliran arus listrik. Besaran hambatan pada sebuah rangkaian listrik menentukan jumlah aliran arus listrik pada rangkaian untuk setiap tegangan yang diberikan pada rangkaian sesuai prinsip hukum ohm. Besar hambatan penghantar ditentukan oleh panjang, luas penampang dan hambatan jenis penghantar. Nilai hambatan atau resistansi dalam sebuah rangkain listrik diukur menggunakan satuan Ohm yang diberi lambang dengan simbol Omega ( Ω ). Sedangkan standar internasional yang dipakai untuk menandakan kelipatan pada sebuah resistansi tersebut yaitu Kilo Ohm, Mega Ohm dan Giga Ohm. 1 Giga Ohm = 1.000.000.000 Ohm (109 Ohm) 1 Mega Ohm = 1.000.000 Ohm (106 ) 1 Kilo Ohm = 1.000 Ohm (103 ) Setiap bahan penghantar atau konduktor mempunyai sifat yang menghambat arus listrik. Besaran hambatan listrik pada sebuah penghantar atau konduktor itu dipengaruhi beberapa faktor. Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya hambatan listrik :  Panjang penghantar : jika semakin panjang sebuah penghantar, maka semakin tinggi pula nilai resistansinya.  Luas penampang : jika semakin kecil diameter sebuah penghantar, maka semakin tinggi pula nilai resistansinya.  Jenis bahan : misalnya dari tembaga yang mempunyai nilai resistansi yang lebih rendah dibanding dengan baja.  Suhu : nilai resistansi akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu pada sebuah penghantar. Komponen elektronik yang fungsinya sebagai penghambat arus listrik ialah resistor. Dalam sebuah rangkaian elektronika resistor bisa berfungsi untuk mengurangi atau menghambat aliran arus listrik sekaligus berfungsi untuk menurunkan level tegangan listrik dalam sebuah rangkaian.
  • 13. 7 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirkannya arus listrik dalam suatu konduktor. Besaran satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan kesatuan ohm. Gambar 2.1 Ohm-meter Analog dan Ohm-meter Digital 2.2 Tegangan Listrik Tegangan listrik atau beda potensial adalah tegangan yang bekerja pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya yang dapat menggerakkan muatan listrik. Secara matematis, kerja yang dilakukan untuk menggerakkan suatu muatan sebesar satu coulomb dapat didefinisikan sebagai perubahan energi yang dikeluarkan terhadap perubahan muatan listrik dengan satuan Volt (V). Kemungkinan yang bisa terjadi pada tegangan listrik adalah tegangan jatuh atau tegangan naik. Tegangan jatuh terjadi apabila potensial dipandang dari terminal lebih rendah ke tinggi, dan tegangan naik terjadi apabila potensial dipandang dari terminal lebih tinggi ke terminal lebih rendah. Rangkaian listrik sederhana dapat dibuat bila sebuah lampu yang dihubungkan dengan sumber potensial listrik berupa baterai. Selain baterai, sumber tegangan juga dapat Simbol : Ω (ohm)
  • 14. 8 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU dihasilkan oleh aki atau sel surya. Pada titik yang berbeda perbedaan potensial dapat terjadi apabila sumber potensial listrik terpasang pada suatu rangkaian listrikyang mengalami gaya gerak listrik. Arus listrik akan mengalir dari titik yang memiliki potensial tinggi (kutub positif) ke titik yang memiliki potensial rendah (kutub negatif). Voltmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan listrik dari dua titik potensial listrik. Pada peralatan elektronik, voltmeter digunakan sebagai pengawasan nilai tegangan kerja. Voltmeter tersusun atas beberapa bagian yaitu terminal positif dan negatif, batas ukur, setup pengatur fungsi, jarum penunjuk serta skala tinggi dan skala rendah. Voltmeter AC digunakan untuk mengukur tegangan bolak balik pada beban sumber tegangan listrik bolak balik. Voltmeter dipasang secara parallel. Kalibrasi dilakukan dengan memutar jarum hingga menunjuk angka nol volt. Batas ukur (BU) adalah kemampuan maksimum voltmeter AC untuk mengukur besar tegangan listrik. Skala penuh (SP) adalah batas terbesar dari posisi jarum pembacaan. Gambar 2.2 Volt Meter Analog AC dan Volt Meter Digital AC Volt meter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep yang digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama Simbol Tegangan AC : (VAC)
  • 15. 9 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU dengan konsep pada ampere meter. Pada volt meter arus searah atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier). Gambar 2.3 Volt Meter Analog DC dan Volt Meter Digital DC 2.3 Arus Listrik Arus listrik adalah sebuah aliran yang terjadi akibat jumlah muatan listrik yang mengalir dari satu titik ke titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu. Arus listrik juga terjadi akibat adanya beda potensial atau tegangan pada media penghantar antara dua titik. Semakin besar nilai tegangan antara kedua titik tersebut, maka akan semakin besar pula nilai arus yang mengalir pada kedua titik tersebut. Satuan arus listrik dalam internasional yaitu Ampere (A), yang dimana dalam penulisan rumus arus listrik ditulis dalam simbol Current (I). Sedangkan alat ukur untuk pengukuran arus yaitu Ampere meter. Pada umumnya, aliran arus listrik sendiri mengikuti arah aliran muatanpositif. Dengan kata lain, arus listrik mengalir dari muatan positif menuju muatan negatif, atau bisa pula diartikan bahwa arus listrik mengalir dari potensial menuju Simbol Tegangan DC : (VDC)
  • 16. 10 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU potensial rendah. Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yakni : a. Arus Bolak-Balik (Alternating Current/AC) Pengertian arus listrik AC atau alternating current yaitu listrik yang besar dan arah arusnya yang selalu berubah-ubah atau bolak-balik. Listrik arus AC akan membentuk gelombang yang biasa dinamakan dengan gelombang sinusoida. Ampere meter AC adalah salah satu alat ukur AC yang digunakan untuk mengetahui besar kecilnya arus yang terdapat pada rangkaian listrik AC. Alat ukur ini biasa ada pada susunan seri. Alat ini akan memperoleh arus yang melalui penghantar yang telah terpasang pada suatu rangkaian listrik AC. Gambar 2.4 Ampere meter Digital Arus AC dan Tang Ampere b. Arus Searah (Direct Current/DC) Direct Current atau DC dapat disebut juga arus listrik searah. Mulanya aliran arus DC dikatakan mengalir dari kutub positif ke negatif. Namun, setelah banyak penelitian yang dilakukan para ahli arus listrik DC mengalir dari kutub negatif ke positif. Ampere meter arus searah atau sering disebut ampere meter DC adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui besarnya arus listrik (DC) yang Simbol Arus AC : (A )
  • 17. 11 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU mengalir pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Ampere meter menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar PMMC (permanent magnet moving coil) atau sering juga dikenal dengan galvanometer PMMC. Gambar 2.5 Amper meter Analog dan Digital Arus DC 2.4 Daya Listrik Daya listrik adalah kemampuan suatu peralatan listrik untuk melakukan usaha akibat adanya perubahan kerja dan perubahan muatan listrik tiap satuan waktu. Besarnya daya listrik yang dilakukan oleh peralatan listrik dipengaruhi oleh keberadaan tegangan listrik, kuat arus listrik, dan hambatan listrik di dalam rangkaian listrik tertutup, serta keadaannya terhadap waktu. Ketiga besaran listrik tersebut menjadi penentu dari besarnya daya listrik yang diperlukan oleh peralatan listrik untuk bekerja secara optimal. Nilai daya listrik umumnya dicantumkan pada label peralatan listrik untuk menunjukkan besarnya energi yang dibutuhkan oleh perangkat listrik untuk dapat bekerja tiap satuan waktu. Daya listrik, dilambangkan dengan huruf P dalam persamaan listrik. Daya listrik menyatakan banyaknya energi listrik yang terpakai setiap detiknya. Satuan daya listrik adalah Watt. Sedanglam 1 Watt = 1 Joule/detik. Simbol Arus DC : (A )
  • 18. 12 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 𝑪 = 𝑸 𝑽 Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik yang pembacaanya dalam satuan watt dimana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter. Wattmeter pada dasarnya merupakan penggabungan dari dua alat ukur yaitu Amperemeter dan Voltmeter yang berfungsi untuk mengukur secara langsung daya yang terpakai pada suatu rangkaian listrik. Pada Wattmeter terdiri dari kumparan arus (kumparantetap) dan kumparan tegangan (kumparan putar), sehingga pemasangannya juga sama yaitu kumparan arus dipasang seri dengan beban dan kumparan tegangan dipasang paralel dengan sumber tegangan. Wattmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur daya listrik secara langsung. Wattmeter dapat digunakan untuk pengukuran pada arus searah maupun arus bolak balik. Gambar 2.6 Panel Watt Meter Digital 2.5 Kapasitansi Kapasitansi atau kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang disimpan (atau dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan. Bentuk paling umum dari peranti penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan V adalah tegangan listrik antar lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans adalah : C adalah kapasitansi yang diukur dalam Farad Q adalah muatan yang diukur dalam coulomb V adalah voltase yang diukur dalam volt Unit Satuan Iinternasional dari kapasitansi adalah farad (F) dimana 1 farad = 1 coulomb per volt. Farad adalah sejumlah besar kapasitansi. Sebagian besar perangkat listrik rumah tangga mengandung kapasitor yang hanya menghasilkan
  • 19. 13 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU sebagian kecil dari farad, seringkali sepersejuta dari farad (atau mikrofarad , µF), atau sekecil picofarad (satu miliar, pF). Capacitance meter adalah sebuah alat ukur untuk mengukur kapasitor. Tergantung dari tingkat kecanggihan-nya, alat ukur ini menampilkan kapasitansi atau juga dapat mengukur beberapa parameter lainnya seperti kebocoran, resistansi seri, dan induktansi. Gambar 2.7 LCR Meter Digital / Capasitansi Meter Digital 2.6 Induktansi Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan timbulnya potensial listrik secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian tersebut, sifat ini disebut sebagai induktansi sendiri. Sedang apabila potensial listrik dalam suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari rangkaian lain disebut sebagai induktansi bersama. Definisi kuantitatif dari induktansi sendiri (simbol : L) adalah : di mana v adalah GGL yang ditimbulkan dalam volt dan i adalah arus listrik dalam ampere. Bentuk paling sederhana dari rumus tersebut terjadi ketika arus konstan sehingga tidak ada GGL yang dihasilkan atau ketika arus berubah secara konstan (linier) sehingga GGL yang dihasilkan konstan (tidak berubah-ubah). Alat ukur nilai induktansi suatu induktor yaitu Induktansi Meter. 𝑢 = L 𝒅𝒊 𝒅𝒕
  • 20. 14 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU Istilah 'induktansi' sendiri pertama kali digunakan oleh Oliver Heavside pada Februari 1886. Sedangkan penggunaan lambang L kemungkinan ditujukan sebagai penghormatan kepada Heinrich Lenz, seorang fisikawan ternama. Satuan induktansi dalam Satuan Internasional adalah weber per ampere atau diketahui pula sebagai henry (H), untuk menghormati Joseph Henry seorang peneliti yang berkontribusi besar terhadap pengetahuan mengenai magnetisme. 1 H = 1 Wb/A. Gambar 2.8 LCR Meter Digital / Induktansi Meter Digital 2.7 Impedansi Impedansi Listrik atau secara singkat sering disebut dengan Impedansi adalah ukuran hambatan listrik pada sumber arus bolak-balik (AC). Impedansi listrik juga sering disebutkan sebagai jumlah hambatan listrik sebuah komponen elektronik terhadap aliran arus dalam rangkaian pada frekuensi tertentu. Adapun pengertian lain yaitu Impedansi Listrik atau Electrical Impedance didefinisikan sebagai ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoid. Impedansi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Impedance ini biasanya dilambangkan dengan huruf Z. Sedangkan pengukuran impadansi mengggukan LCR Meter.
  • 21. 15 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU Gambar 2.9 LCR Meter Digital / Resistansi (Impedensi) Meter Digital 2.8 Frekuensi dan Spectrum Frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam waktu satu detik atau banyaknya gelombang/getaran listrik yang dihasilkan tiap detik. Bisa juga frekuensi adalah ukuran jumlah terjadinya sebuah peristiwa dalam satuan waktu. Periode adalah durasi waktu dari satu siklus dalam kejadian yang berulang, sehingga periode adalah resiprok atau kebalikan dari frekuensi. Untuk menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Pada Sistem Satuan Internasional, hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik. Secara alternatif, seseorang bisa mengukur waktu antara dua buah kejadian / peristiwa (dan menyebutnya sebagai periode), lalu memperhitungkan frekuensi (f) sebagai hasil kebalikan dari periode (T), seperti tampak dari rumus di bawah ini : Alat untuk melakukan pengukuran frekuensi yaitu Oscilloscope. Dimana Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang fungsinya memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Pada Osiloskop dilengkapi 𝒇 = 𝟏 𝑻
  • 22. 16 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU dengan tabung sinar katode. Kemudian peranti pemancar elektron akan memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron tersebut membekas pada layar. Rangkaian khusus dalam osiloskop akan menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Proses pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal yang berkelanjutan sehingga dapat dipelajari. Osiloskop dapat digunakan untuk merekam sinyal tegangan dari waktu ke waktu. Penganalisisan logika akan merekam hingga 16 sinyal logika independen untuk sinyal digital. Serangkaian komponen masukan dan keluaran logika yang disederhanakan tersebut dapat mempermudah penyidikan rangkaian digital. Gambar 2.10 Oscillosope Digital Spektrum elektromagnetik adalah rentang frekuensi gelombang elektromagnetik dalam semua radiasi elektromagnetik. Pengamatan spektrum elektromagnetik terjadi di dalam sinyal radio, sinyal televisi, sinyal radar, cahaya tak terlihat, sinar-xX dan sinar gama dengan kecepatan cahaya. Spektrum elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton. Spektrum ini secara langsung berkaitan dengan panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi, hasilnya kecepatan cahaya, yatiu 300 Mm/s (300 MmHz), energi dari foton sebesar 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GH dan panjang gelombang dikalikan dengan energi per foton adalah 1.24 μeVm. Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar gamma, gelombang pendek berenergi tinggi, sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang sangat panjang. Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas dan tumbuh dari penggunaan praktis yang secara historis berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam
  • 23. 17 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU mendeskripsikan energi spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam elektron volt untuk foton berenergi tinggi (di atas 100 eV), dalam panjang gelombang untuk energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (λ ≥ 0,5 mm). Istilah "spektrum optik" juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum elektromagnetik, walaupun sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang gelombang saja (320 - 700 nm). 2.9 Bunyi atau Suara Bunyi atau suara adalah fenomen fisik yang dihasilkan oleh getaran benda atau getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Suara berhubungan erat dengan rasa “mendengar”. Suara atau bunyi biasanya merambat melalui udara, namun suara atau bunyi tidak bisa bias merambat melalui ruang hampa. Meskipun ada banyak kerumitan yang berkaitan dengan transmisi suara, pada titik penerimaan (yaitu telinga), suara siap dibagi menjadi dua elemen sederhana : tekanan dan waktu. Elemen-elemen mendasar ini membentuk dasar dari semua gelombang suara. Mereka dapat digunakan untuk menggambarkan, secara absolut, setiap suara yang kita dengar. Untuk memahami suara lebih lengkap, gelombang kompleks seperti yang ditunjukkan dalam latar belakang biru di sebelah kanan teks ini, biasanya dipisahkan menjadi bagian-bagian komponennya, yang merupakan kombinasi dari berbagai frekuensi gelombang suara (dan kebisingan). Gelombang suara sering disederhanakan menjadi deskripsi dalam hal gelombang bidang sinusoidal, yang ditandai dengan sifat-sifat umum ini :  Frekuensi, atau kebalikannya, panjang gelombang.  Amplitudo, tekanan suara atau Intensitas  Kecepatan suara  Arah Suara yang dapat dilihat oleh manusia memiliki frekuensi dari sekitar 20 Hz hingga 20.000 Hz. Di udara pada suhu dan tekanan standar, panjang gelombang gelombang suara yang sesuai berkisar dari 17 m (56 kaki) hingga 17 mm (0,67 in).
  • 24. 18 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU Terkadang kecepatan dan arah digabungkan sebagai vektor kecepatan; jumlah dan arah gelombang digabungkan sebagai vektor gelombang. Kecepatan suara tergantung pada medium yang dilewati gelombang, dan merupakan sifat dasar material. Upaya signifikan pertama menuju pengukuran kecepatan suara dilakukan oleh Isaac Newton.Dia percaya kecepatan suara dalam suatu zat tertentu sama dengan akar kuadrat dari tekanan yang bekerja padanya dibagi dengan kepadatannya : c : kecepatan suara Ks : modulus curah elastis ρ : kepadatannya Desibel (Lambang Internasional = dB) adalah satuan untuk mengukur intensitas suara. Satu desibel ekuvalen dengan sepersepuluh Bel. Huruf "B" pada dB ditulis dengan huruf besar karena merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu Bell. Desibel juga merupakan sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu rasio. Rasio tersebut dapat berupa daya (power), tekanan suara (sound pressure), tegangan atau voltasi (voltage), intensitas (intencity), atau hal-hal lainnya. Terkadang. dB juga dapat dihubungkan dengan Phon dan Sone (satuan yang berhubungan dengan kekerasan suara). Untuk mengukur rasio dengan menggunakan dB dapat digunakan logaritma. 𝑽𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 = 𝟐𝟎 𝐥𝐨𝐠𝟏𝟎 ( 𝑽𝒊 ) 𝒅𝑩 𝑰𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒂𝒓𝒖𝒔 = 𝟐𝟎 𝐥𝐨𝐠𝟏𝟎 ( 𝑰𝒊 ) 𝒅𝑩 𝑲𝒔 𝝆 𝑷𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒚𝒂 = 𝟏𝟎 𝐥𝐨𝐠𝟏𝟎 ( 𝑷𝒊 ) 𝒅𝑩
  • 25. 19 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU Alat ukur kebisingan suara sound level meter adalah alat pengukur tingkat kebisingan atau biasa disebut decible meter portabel yang berfungsi untuk mengukur atau menguji tingkat kebisingan suara dalam suatu area atau lingkungan tempat kita bekerja. Gambar 2.11 Alat Ukur Suara / Sound Level Meter 2.10 Tahanan Isolasi Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah (ground). Tananan isolasi merupakan hal yang harus diperhatikan saat memasang instalasi listrik dengan menggunakan kawat tertutup. Isolator adalah suatu bahan atau zat, baik itu padat, cair atau gas yang tidak dapat atau sulit untuk melakukan perpindahan muatan listrik. Untuk isolator kabel listrik setiap kabel penghantar dilengkapi dengan bahan isolator yang bertujuan untuk mencegah terjadinya perpindahan muata listrik yang tidak diinginkan. Sedangkan fungsi isolasi yaitu :  Mencegah perpindahan aliran listrik dari dua jenis penghantar yang berbeda potensial, yang dapat mengakibatkan terjadinya hubung singkat.  Mencegah perpindahan aliran listrik dari suatu penghantar menuju ke bumi/tanah sehingga mengakibatkan kerugian/kebocoran arus listrik.  Mencegah perpindahan listrik dari suatu penghantar menuju benda lainnya, seperti resiko kabel listrik tersentuh manusia, tanah atau benda lain disekitarnya. Insulation resistance test bertujuan untuk mengetahui besar tahanan isolasi antara belitan dengan ground atau antara dua belitan. Pengujian tersebut
  • 26. 20 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU menggunakan megger (Mega ohm meter). Metode yang umum dilakukan adalah dengan memberikan tegangan dc dan merepresentasikan kondisi isolasi dengan satuan Mega ohm. Tahanan isolasi yang diukur merupakan fungsi dari arus bocor yang menembus melewati isolasi atau melalui jalur bocor pada permukaan eksternal. Pengujian tahanan isolasi ini dapat dipengaruhi suhu, kelembaban, dan jalur bocor pada permukaan eksternal seperti kotoran pada bushing atau isolator. Megaohm meter biasanya memiliki kapasitas pengujian 500, 1000, 2500, atau 5000 V DC. Gambar 2.12 Insulation Resistance Tester Digital / Megger Digital Kelanjutan dari insulation resistance test ini yaitu pengujian indeks polarisasi. Tujuannya adalah untuk memastikan peralatan tersebut layak dioperasikan atau bahkan untuk dilakukan overvoltage test. Indeks polarisasi merupakan rasio tahanan isolasi saat menit ke sepuluh dengan menit pertama dengan tegangan yang konstan. Arus total yang muncul saat memberikan tegangan dc steady state terdiri dari : a. Charging current karena sifat kapasitansi dari isolasi yang diukur. Arus ini turun dari nilai maksimum ke nol sangat cepat. b. ion current karena molecular charge shifting pada isolasi. Arus transien ini menghilang sampai nol lebih lambat. c. Leakage current merupakan arus konduksi nyata pada isolasi. Leakage current bervariasi tergantung tegangan uji. Juga termasuk arus bocor dikarenakan kebocoran pada permukaan akibat kontaminasi.
  • 27. 21 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 𝑹 = √𝒌𝑽𝑨 𝑪𝑬 Leakage current meningkat lebih cepat dengan kehadiran kelembaban dibanding absorPT. ion current, pembacaan megaohm tidak akan meningkat seiring waktu layaknya antara kecepatan pada isolasi buruk dengan cepatnya isolasi yang bagus. Hal ini berdampak pada rendahnya indeks polarisasi. Keuntungan dari indeks ratio adalah dengan banyaknya hal yang dapat mempengaruhi pembacaaan megaohm seperti suhu dan humidity baik pada satu menit maupun sepuluh menit. Indeks polarisasi merupakan perbandingan antara nilai tahanan isolasi pada menit ke sepuluh dengan menit pertama. Pengkategorian kondisi isolasi berdasarkan hasil pengujian tahanan isolasi dilihat dari nilai tahanan isolasinya itu sendiri dan indeks polarisasi. Nilai tahanan isolasi minimum mengacu ke rumus berikut : R : tahanan isolasi (MΩ) C : koefisien, nilainya 1,5 untuk oil filled transformer pada suhu 20°C, 30,0 untuk untanked oil-impregnated transformers E : Rating tegangan (V) antar fasa pada koneksi delta, fasa netral pada koneksi star kVA : Rating kapasitas belitan yang diuji. 2.11 Pencahayaan Pencahayaan (iluminasi) adalah kepadatan dari suatu berkas cahaya yang mengenai suatu permukaan. Cahaya mempunyai panjang gelombang yang berbeda- beda dalam spektrum yang tampak, yaitu kira-kira 380 – 780. Sebenarnya tidak ada batasan yang tepat dari spektrum cahaya tampak. Mata normal manusia dapat menerima spektrum cahaya tampak dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nm. Spektrum yang tampak tersebut mencakup warna :  Ungu 380 – 450 nm  Biru 450 – 495 nm  Hijau 495 – 570 nm  Kuning 570 – 590 nm
  • 28. 22 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU  Jingga 590 – 620 nm  Merah 620 – 750 nm Definisi dan istilah yang umum digunakan dalam pencahayaan adalah sebagai berikut : a. Lumen adalah satuan flux cahaya yang dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh sumber dengan intensitas cahaya yang seeragam satu candela. Satu lux adalah satu lumen per meter persegi. Lumen (lm) adalah kesetaraan fotometrik dari watt, yang memadukan respon mata “pengamat standar”. 1 watt = 683 lumens pada panjang gelombang 555 nm. b. Luminaire adalah satuan cahaya yang lengkap, terdiri dari sebuah lampu atau beberapa lampu, termasuk rancangan pendistribusian cahaya, penempatan dan perlindungan lampu-lampu, dan dihubungkannya lampu ke pasokan daya. c. Lux merupakan satuan metrik ukuran cahaya pada suatu permukaan. Cahaya rata-rata yang dicapai adalah rata-rata tingkat lux pada berbagai titik pada area yang sudah ditentukan. Satu lux setara dengan satu lumen per meter persegi. d. Footcandle adalah satuan pengukuran iluminasi (level cahaya) pada suatu permukaan. Satu footcandle setara dengan satu lumen per kaki kuadrat. e. Intensitas cahaya dan flux ; satuan intensitas cahaya I adalah candela (cd) juga dikenal dengan international candle. Satu lumen setara dengan flux cahaya, yang jatuh pada setiap meter persegi pada lingkaran dengan radius satu meter jika sumber cahayanya isotropok I-candela (yang bersinar sama ke seluruh arah) merupakan pusat isotropik lingkaran. Dikarenakan luas lingkaran dengan jari-jari adalah 4πr2 , maka lingkaran dengan jari-jari 1m memiliki luas 4πm2 , dan oleh karena itu flux cahaya total yang dipancarkan oleh sumber 1-cd adalah 4π1m. Jadi flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya isotropik dengan intensitas I adalah : Flux cahaya (lm) = 4π × intensitas cahaya (cd) Perbedaan antara lux dan lumen adalah bahwa lux berkenaan dengan luas areal pada mana flux menyebar 1000 lumens, terpusat pada satu areal dengan luas satu meter persegi, menerangi meter persegi tersebut dengan
  • 29. 23 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU cahaya 1000 lux. Hal yang sama untuk 1000 lumens, yang menyebar ke sepuluh meter persegi, hanya menghasilkan cahaya suram 100 lux. f. Luminance adalah karakteristik fisik yang bergantung pada jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan obyek dan dipantulkan. Luminance dapat diukur dengan menggunakan photometer. g. Kecerlangan (brightness) merupakan rasa sensasi yang timbul akibat memandang benda dari mana cahaya datang dan masuk kemata. h. Reflectance merupakan perbandingan antara cahaya yang dipantulkan oleh suatu benda yang dinyatakan dalam persen. Alat ukur cahaya (lux meter) adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya disuatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu diketahui karena pada dasarnya mausia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linear terhadap cahaya. Sehingga cahaya yang diterima oleh sensor dapat diukur dan ditamplkan pada sebuah tampilan digital. Gambar 2.13 Lux Meter Digital 2.12 Pentanahan Pentanahan (bahasa Inggris: Grounding) adalah sistem dalam bidang teknik kelistrikan, istilah pembumian listrik mengacu pada sambungan suatu peralatan atau instalasi listrik pada tanah (bumi) sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan mengamankan komponen-komponen instalasi dari bahaya
  • 30. 24 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU tegangan arus abnormal. Oleh karena itu, sistem pembumian menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik. Secara umum tujuan sistem pembumian adalah :  Menjamin keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam keadaan normal atau tidak dari tegangan sentuh dan tegangan langkah.  Menjamin kerja peralatan listrik/elektronik.  Mencegah kerusakan peralatan listrik/elektronik.  Menyalurkan energi serangan petir ke tanah.  Menstabilkan tegangan dan memperkecil kemungkinan terjadinya flashover ketika terjadi transient.  Mengalihkan energi RF liar dari peralatan-peralatan seperti: audio, video, kontrol, dan komputer. Earth Tester adalah alat untuk mengukur nilai resistansi dari grounding, Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi listrik. Gambar 2.14 Earth Meter Digital / Digital Earth Tester
  • 31. 25 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU START PERSIAPAN PEMAHAMAN MATERI PENGOLAHAN DATA PRAKTIKUM LAPORAN DATA END BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Tahapan Praktikum Pada pelaksaaan praktikum ada beberapa metodologi atau tahapan dalam melaksanakan praktikum adalah sebagai berikut : 3.2 Pengukuran Hambatan a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan pengukuran Hambatan yaitu : 1. Multimeter (AVO meter) 4. Project Board 2. Resistor 5. Buku Panduan Ohm Meter 3. Rangkaian elektronik 6. Datasheet Hambatan b. Layout Pengukuran 0000 Ω
  • 32. 26 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU c. Langkah-langkah Pergukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Pilih selektor Multimeter pada mode Ohm Meter. 3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan. 4. Lakukan pengukuran pada resistor atau rangkaian elektronik. 5. Lakukan pengukuran dengan 10 resistor yang berbeda nilainya. 6. Amati dan catat hasil pengukuran yang tampil pada Ohm Meter. 7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 3.3 Pengukuran Tegangan AC a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan pengukuran Tegangan AC yaitu : 1. Multimeter (AVO meter) 2. Test point tegangan AC (stop kontak, trafo) 3. Buku Panduan Volt Meter 4. Datasheet trafo b. Layout Pengukuran c. Langkah-langkah Pergukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Pilih selektor pada mode Tegangan AC (VAC). 3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan. 4. Lakukan pengukuran pada 10 titik test point yang berbeda. 5. Amati dan catat hasil pengukuran masing-masing test point. 6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 0000 VAC
  • 33. 27 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 3.4 Pengukuran Tegangan DC a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan pengukuran Tegangan DC yaitu : 1. Mutimeter (AVO meter) 2. Test point tegangan DC (power supply DC) 3. Rangkaian elektronik 4. Buku Panduan Volt Meter 5. Datasheet PSU b. Layout Pengukuran c. Langkah-langkah Pergukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Pilih selektor multimeter pada mode Tegangan DC (VDC) 3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan. 4. Lakukan pengukuran dengan minimal 10 test point yang tegangannya berbeda. 5. Amati dan catat hasil pengukuran. 6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 3.5 Pengukuran Arus AC a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Arus AC yaitu : 1. Multimeter 4. Buku Panduan Ampere Meter 2. Tang Ampere 5. Datasheet 3. Beban daya 0000 VDC
  • 34. 28 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU b. Layout Pengukuran c. Langkah-langkah Pengukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Pilih selektor pada mode Arus AC (A~). 3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan. 4. Lakukan pengukuran seperti gambar di atas atau dengan beban daya sesuai bahan yang disediakan. 5. Lakukan beberapa kali pengukuran (minimal 10 kali) dengan beban yang berbeda. 6. Amati dan catat hasil pengukuran. 7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 3.6 Pengukuran Arus DC a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Arus DC yaitu : 1. Multimeter 4. Buku Panduan Ampere Meter 2. Ampere meter 5. Datasheet 3. Beban daya b. Layout Pengukuran
  • 35. 29 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU c. Langkah-langkah Pengukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Pilih selektor pada mode Arus DC (ADC). 3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan. 4. Lakukan pengukuran seperti gambar di atas atau dengan beban daya sesuai bahan yang disediakan. 5. Lakukan beberapa kali pengukuran (minimal 10 kali) dengan beban yang berbeda. 6. Amati dan catat hasil pengukuran. 7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 3.7 Pengukuran Daya a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Daya yaitu : 1. Multimeter 2. Ampere meter 3. Beban daya (lampu, gerinda, water heater, dll) 4. Panel Watt Meter 5. Buku Panduan Watt Meter 6. Datasheet beban daya b. Gambar Pengukuran c. Langkah-langkah Pengukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Lakukan kalibrasi jika diperlukan. 3. Lakukan pengukuran seperti gambar di atas atau dengan beban daya sesuai bahan yang disediakan.
  • 36. 30 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4. Lakukan beberapa kali pengukuran (minimal 10 kali) dengan beban yang berbeda. 5. Amati dan catat hasil pengukuran. 6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 3.8 Pengukuran Kapasitansi a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Kapasitansi yaitu : 1. LCR meter 2. Kapasitor (elko, kapasitor keramik, dll) 3. Project board 4. Buku Panduan LCR meter 5. Datasheet komponen b. Layout Pengukuran c. Langkah-langkah Pengukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Aturlah LCR Meter ke mode Capasitansi. 3. Buanglah tegangan/arus yang tersimpan di Kapasitor (terutama elko) dengan menghubung singkatkan kakinya. 4. Lakukan pengukuran pada kapasitor atau elko sebanyak 10 kali dengan nilai kapasitansi yang berbeda, (untuk pengukuran elko harap diperhatikan positif dan negatifnya). 5. Amati dan catat hasil pengukuran. 6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
  • 37. 31 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 3.9 Pengukuran Induktansi a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Induktansi yaitu : 1. LCR meter 4. Transformer (trafo) 2. Induktor 5. Project Board 3. Buku panduan LCR meter 6. Datasheet Komponen b. Layout Pengukuran c. Langkah-langkah Pengukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Aturlah LCR Meter ke mode Induktansi. 3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan. 4. Lakukan pengukuran pada induktor atau trafo sebanyak 10 kali dengan induktor atau test point yang berbeda. 5. Amati dan catat hasil pengukuran. 6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 3.10 Pengukuran Impedansi a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Induktansi yaitu : 1. LCR meter 4. Resistor dan capasitor 2. Induktor / Speaker 5. Project Board 3. Buku panduan LCR meter 6. Datasheet Komponen
  • 38. 32 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU b. Layout Pengukuran c. Langkah-langkah Pengukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Aturlah LCR Meter ke mode Resistansi. 3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan. 4. Lakukan pengukuran pada rangkaian seri R-L atau R-L-C atau speaker sebanyak 10 kali dengan nilai komponen yang berbeda. 5. Amati dan catat hasil pengukuran. 6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 3.11 Pengukuran Frekuensi dan Spectrum a. Alat dan Bahan Alata dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran frekuensi yaitu : 1. Oscilossope Digital 4. Buku panduan Oscipossope 2. Kabel probe 5. Buku panduan Function Generator 3. Function generator b. Layout Pengukuran
  • 39. 33 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU c. Langkah-langkah Pengukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Lakukan kalibrasi pada oscilossope. 3. Setting function generator dengan frekuensi dan tegangan sesuai yang ditentukan. 4. Ukurlah keluaran dari function generator dengan oscilossope. 5. Lakukan pengukuran dari frekuensi rendah sampai frekuensi tinggi. 6. Amati setiap pengukuran dan catat hasil pengukurannya. 7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 3.12 Pengukuran Suara atau Bunyi a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Suara/Bunyi yaitu : 1. Sound Level Meter 3. Buku Panduan 2. Sumber Suara b. Layout Pengukuran c. Langkah-langkah Pengukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Aturlah Sound Level Meter ke mode desible. 3. Lakukan kalibrasi jika diperlukan. 4. Lakukan pengukuran pada bunyi atau suara orang dengan memperhatikan jarak sumber dengan alat ukur. 5. Lakukan percobaan pada 5 sumber suara yang berbeda. 6. Amati dan catat hasil pengukuran. 7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
  • 40. 34 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 3.13 Pengukuran Tahanan Isolasi a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran Tahanan Isolasi yaitu : 1. Insulation Resistance Tester/ Megger 4. Buku Panduan 2. Kabel listrik 5. Datasheet 3. Instalasi Listrik b. Layout Pengukuran c. Langkah-langkah Pengukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Lakukan kalibrasi alat ukur jika diperlukan. 3. Pastikan bahan tidak terhubung singkat (korsleting). 4. Lakukan pengukuran tahanan isolasi kabel litrik dengan jenis kabel yang berbeda. 5. Amati setiap pengukuran dan catat hasilnya. 6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 3.14 Pengukuran Pencahayaan a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran pencahayaan yaitu : 1. LUX Meter 2. Sumber Cahaya (lampu ruang kelas, lampu senter smartphone, dll) b. Layout Pengukuran
  • 41. 35 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU c. Langkah-langkah Pengukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Lakukan kalibrasi alat jika diperlukan. 3. Lakukan pengukuran pencahayaan pada sumber cahaya yang disediakan. 4. Ukur setiap luas ruangan dan jarak alat ukur dengan sumber cahaya. 5. Amati setiap pengukuran dan catat hasilnya. 6. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 3.15 Pengukuran Pentanahan a. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengukuran pentanahan yaitu : 1. Digital Earth Tester 3. Lahan pengukuran / test point 2. Elektroda / Batang tembaga 4. Buku Panduan alat b. Layout Pengukuran c. Langkah-langkah Pengukuran 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Lakukan kalibrasi alat jika diperlukan. 3. Buatlah titik pengukuran seperti gambar layout. 4. Lakukan pengukuran setiap skala ukur dan voltage earth. 5. Lakukan pengukuran minimal 5 tempat yang berbeda. 6. Amati hasil pengukuran dan catat hasilnya. 7. Catat spesifikasi alat dan bahan yang digunakan. 10 Meter 10 Meter Elektroda
  • 42. 36 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Hambatan a. Skema Rangkaian b. Gambar Rangkaian c. Hasil Pengukuran No. Hambatan Hasil Baca Hasil Ukur Ket. 1 Resistor 1 2000 ohm ± 5% 1700 ohm 2 Resistor 2 6800 ohm ± 5% 6000 ohm 3 Resistor 3 7200 ohm ± 5% 9000 ohm 4 Resistor 4 12K ohm ± 5% 15K ohm d. Pembahasan
  • 43. 37 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU
  • 44. 38 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.2 Pengukuran Tegangan AC a. Skema Rangkaian b. Gambar Rangkaian c. Hasil Pengukuran No. Test Point AC Hasil Baca Hasil Ukur Ket. 1 12 V 12 V 12.87 V 2 15 V 15 V 16.5 V 3 18 V 18 V 20.3 V d. Pembahasan
  • 45. 39 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.3 Pengukuran Tegangan DC a. Skema Rangkaian b. Gambar Rangkaian c. Hasil Pengukuran No. Test Point DC Hasil Baca Hasil Ukur Ket. 1 5 V 5 V 5 V 2 12 V 12 V 12.08 V d. Pembahasan
  • 46. 40 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.4 Pengukuran Arus AC a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Tegangan AC Beban / Hambatan Arus Ukur Daya Ket. 1 20 A 2K ohm 0 . 2 3 A 2 20A 6.8K ohm 0 . 1 0 A 3 20A 7.2K ohm 0 . 2 3 A 4 20A 15K ohm 0 . 3
  • 47. 41 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 2 A d. Pembahasan
  • 48. 42 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.5 Pengukuran Arus DC a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Tegangan DC Beban / Hambatan Arus Ukur Daya Ket. 1 200 AD C 2K ohm 0 . 5 A D C 2 200 ADC 6.8K ohm 1 . 4
  • 49. 43 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU A D C 3 200 ADC 7.2K ohm 8 . 4 A D C 4 200 ADC 15K ohm 0 . 6 A D C d. Pembahasan
  • 50. 44 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.6 Pengukuran Daya AC a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Teg. Ukur Arus Ukur Daya Ukur Daya Beban Ket. 1 233.4 V 0.03 A 5.2 W C h a r g e r h p
  • 51. 45 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 2 233.4 V 0.02 A 12.3 W L a m p u 1 3 233.4 V 0.01 A 25.2 W L a m p u 2 d. Pembahasan
  • 52. 46 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.7 Pengukuran Daya DC a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Teg. Ukur Arus Ukur Daya Ukur Daya Beban Ket. d. Pembahasan
  • 53. 47 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.8 Pengukuran Kapasitansi a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Kapasitor Hasil Baca Hasil Ukur Ket. d. Pembahasan
  • 54. 48 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.9 Pengukuran Induktansi a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Induktor Hasil Baca Hasil Ukur Ket. d. Pembahasan
  • 55. 49 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.10 Pengukuran Impedansi a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Speaker/Resistor RLC/RC/RL Hasil Baca Hasil Ukur Ket. 1 RLC (poliester) 2K ohm 4.396 ohm RLC 2 RLC (elektrolit) 15K ohm 21.98 ohm RLC 3 RLC (elektrolit) 6.8K ohm 28.99 ohm RLC 4 RC (elektrolit) 15K ohm 23.11 ohm RC 5 RC (elektrolit) 2K ohm 79 ohm RC
  • 56. 50 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU d. Pembahasan
  • 57. 51 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.11 Pengukuran Frekuensi a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Test Point V/Div Div Ver Time/Div Div Hor Vp-p Periode Frek. 1 5 0 0 m V 5 0 0 m V 5 5 0 0 m S 2 5 6 1 H z 2 1 0 0 V 500 mV 5 50 mS 2 5 6 1 0 H z 3 1 V 500 mV 5 5 mS 2 5 6 1 0
  • 58. 52 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 0 H z 4 1 V 500 mV 5 5 µS 2 5 6 1 K H z 5 1 V 500 mV 5 500 µS 2 5 6 1 0 K H z d. Pembahasan
  • 59. 53 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.12 Pengukuran Spektrum a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Test Point V/Div Div Ver Time/Div Div Hor Vp-p Periode Frek. d. Pembahasan
  • 60. 54 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.13 Pengukuran Bunyi atau Suara a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Bunyi / Suara Jarak Hasil Ukur Ket. d. Pembahasan
  • 61. 55 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.14 Pengukuran Tahanan Isolasi a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Isolator Panjang Ukur Hasil Ukur Ket. 1 Kabel eterna 2x0,75 mm 30 cm 110M ohm 100V 2 Kabel eterna 2x0,75 mm 30 cm 1.32G ohm 250V 3 Kabel eterna 2x0,75 mm 30 cm 1.31G ohm 500V 4 Kabel eterna 2x0,75 mm 30 cm 1.28G ohm 1000V
  • 62. 56 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 5 Kabel eterna 2x1.5 mm 60cm 110M ohm 100V d. Pembahasan
  • 63. 57 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.15 Pengukuran Pencahayaan a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Sumber Cahaya Jarak Ukur Luas Ukur Hasil Ukur Ket. 1 Lampu double TL 2M 108 5 lux 2 Lampu SL 2M 198 4 lux
  • 64. 58 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU d. Pembahasan
  • 65. 59 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU 4.16 Pengukuran Pentanahan a. Skema Pengukuran b. Gambar Pengukuran c. Hasil Pengukuran No. Titik Ukur Jarak A Jarak B Jarak C Hasil Ukur Ket. 1 20 oh m 3 1 0 10 19 1 0 C G G ( b e l a k
  • 66. 60 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU a n g m a sj i d ) 2 20 0 oh m 3 1 0 10 19. 7 10CGG (belakang masjid) 3 2K oh m 3 1 0 10 19 10CGG (belakang masjid) 4 20 oh m 3 1 0 10 1 K Z T V ( b e l a k a n g m a sj i d ) 5 20 0 oh m 3 1 0 10 165 .9 K Z T V ( b e l a
  • 67. 61 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU k a n g m a sj i d ) d. Pembahasan
  • 68. 62 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
  • 69. 63 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU DAFTAR PUSTAKA
  • 70. 64 ©2021 #team laboratorium teknik elektro UNWIKU