PLTU Nagan Raya 2x110 MW memiliki sejarah panjang dalam membangun pembangkit listrik untuk mendukung ketersediaan pasokan energi di Sumatera Utara. PLTU ini mulai beroperasi pada tahun 1980-an dan terus melakukan perawatan untuk menjaga kinerja mesin pembangkit berjalan dengan optimal.
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengukuran laju aliran cairan dan gas, termasuk metode berdasarkan massa dan volume, serta berbagai jenis alat pengukur laju aliran seperti venturi tube, orifice plate, turbin meter, dan electromagnetic flowmeter beserta prinsip kerja dan aplikasinya."
Makalah ini membahas tentang saringan bahan bakar pada sepeda motor. Terdiri dari bab pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Bab pembahasan menjelaskan pengertian saringan bahan bakar dan sistem bahan bakar pada sepeda motor.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai jenis valve dan control valve. Jenis-jenis valve yang dijelaskan antara lain gate valve, globe valve, angle valve, check valve, ball valve, butterfly valve, dan relief valve. Control valve digunakan untuk mengatur aliran berdasarkan sinyal kontrol, dan terdiri atas regulator, I/P converter, actuator, positioner, serta body dan aktuator sebagai bagian utamanya.
Pompa diklasifikasi berdasarkan cara pemindahan energi menjadi pompa dinamik dan pompa perpindahan. Pompa sentrifugal bekerja dengan mengubah energi mekanik menjadi energi tekanan menggunakan gaya sentrifugal. Kerja pompa sentrifugal ditentukan oleh kecepatan pusaran air keluar. Kapasitas pompa ditentukan oleh luas kerongkongan dan kecepatan aliran. Daya pompa ditentukan oleh kapasitas, tinggi tekan, dan ef
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah, teori pengoperasian, jenis-jenis, dan penggunaan turbin air. Turbin air dikembangkan pada abad ke-19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit listrik."
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
PLTG menghasilkan listrik melalui pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi. Siklus kerjanya menggunakan siklus Brayton yang terdiri dari kompresi, pembakaran, ekspansi, dan pembuangan. Peralatan utamanya terdiri dari kompresor, ruang pembakaran, dan turbin yang menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik. PLTG memiliki kelebihan seperti proses instalasi yang mudah namun efisiensi siklus t
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengukuran laju aliran cairan dan gas, termasuk metode berdasarkan massa dan volume, serta berbagai jenis alat pengukur laju aliran seperti venturi tube, orifice plate, turbin meter, dan electromagnetic flowmeter beserta prinsip kerja dan aplikasinya."
Makalah ini membahas tentang saringan bahan bakar pada sepeda motor. Terdiri dari bab pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Bab pembahasan menjelaskan pengertian saringan bahan bakar dan sistem bahan bakar pada sepeda motor.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai jenis valve dan control valve. Jenis-jenis valve yang dijelaskan antara lain gate valve, globe valve, angle valve, check valve, ball valve, butterfly valve, dan relief valve. Control valve digunakan untuk mengatur aliran berdasarkan sinyal kontrol, dan terdiri atas regulator, I/P converter, actuator, positioner, serta body dan aktuator sebagai bagian utamanya.
Pompa diklasifikasi berdasarkan cara pemindahan energi menjadi pompa dinamik dan pompa perpindahan. Pompa sentrifugal bekerja dengan mengubah energi mekanik menjadi energi tekanan menggunakan gaya sentrifugal. Kerja pompa sentrifugal ditentukan oleh kecepatan pusaran air keluar. Kapasitas pompa ditentukan oleh luas kerongkongan dan kecepatan aliran. Daya pompa ditentukan oleh kapasitas, tinggi tekan, dan ef
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah, teori pengoperasian, jenis-jenis, dan penggunaan turbin air. Turbin air dikembangkan pada abad ke-19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit listrik."
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
PLTG menghasilkan listrik melalui pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi. Siklus kerjanya menggunakan siklus Brayton yang terdiri dari kompresi, pembakaran, ekspansi, dan pembuangan. Peralatan utamanya terdiri dari kompresor, ruang pembakaran, dan turbin yang menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik. PLTG memiliki kelebihan seperti proses instalasi yang mudah namun efisiensi siklus t
Teks tersebut merupakan makalah tentang ekonomi teknik yang membahas tentang pengertian, tujuan, dan manfaat ekonomi teknik. Terdapat pembahasan mengenai ruang lingkup, prinsip-prinsip, dan tahapan proses pengambilan keputusan dalam ekonomi teknik.
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) adalah pembangkit listrik yang mengubah energi kimia dari bahan bakar seperti batu bara menjadi uap panas untuk memutar turbin dan generator guna menghasilkan listrik. Prosesnya meliputi pembakaran bahan bakar di boiler untuk menghasilkan uap, uap memutar turbin untuk menggerakkan generator, dan uap dikondensasi kembali menjadi air di kondensor.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Anggi Nurbana Wahyudi
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Kubota Kasui Indonesia (Perusahaan Ahli Pengolahan Limbah dan Kontraktor EPC WWTP/IPAL)
Adopsi sistem biologi dalam IPAL untuk mengolah Nitrogen, Amonia, Ammonium, Nitrit, Nitrat dalam Air
Valve Part 1 - Berdasarkan Jenis dan Tipe Bukaanfauziahnurm
Valve Part 2 : http://www.slideshare.net/RookyGungate/valve-part-2-karakteristik-sumber-energi
- Instrumentasi -
Tek. Refrigerasi dan Tata Udara
Politeknik Negeri Bandung
Dokumen ini membahas tentang turbin uap yang digunakan pada PLTU. Terdapat beberapa masalah pada turbin uap seperti kerak pada bilah turbin, deposit yang menumpuk, dan vibrasi berlebihan yang dapat merusak sudu turbin. Penyebabnya antara lain pemilihan bahan dan material yang tidak sesuai, pemasangan yang tidak tepat, serta ketidakseimbangan kinerja akibat benda asing dalam aliran uap. Kerusakan fisik sepert
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian K3 yang mencakup kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan keamanan kerja. K3 bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat bagi pekerja dengan mencegah terjadinya kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat pekerjaan. Dokumen juga menjelaskan berbagai alat pelindung diri yang digunakan untuk mencegah berbagai bahaya di tempat ker
Wiring diagram menjelaskan hubungan antara komponen instalasi listrik rumah menggunakan kabel. Diagram ini dan gambar denah diperlukan untuk merencanakan instalasi yang mencakup saklar tunggal, saklar seri, saklar tukar, dan saklar silang untuk mengontrol lampu dari berbagai lokasi. Instalasi harus sesuai dengan peraturan keselamatan untuk sistem listrik 1 fase di rumah.
Turbin uap memanfaatkan energi fluida berupa entalpi uap dengan tekanan dan temperatur tinggi sesuai siklus Rankine. Siklus ini terdiri atas proses kompresi cairan, pemanasan uap pada tekanan tetap, ekspansi uap, dan pendinginan uap pada tekanan tetap. Efisiensi siklus ditentukan oleh hubungan antara kalor masuk dan keluar.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar dalam pemeliharaan (maintenance). Pertama, diberikan definisi bahwa pemeliharaan adalah kegiatan untuk menjaga fasilitas agar tetap berfungsi dengan baik melalui inspeksi, perbaikan, dan penggantian. Kedua, dibahas tiga dasar utama pemeliharaan yaitu membersihkan, memeriksa, dan memperbaiki bila ada kerusakan. Ketiga, dijelaskan jenis-jenis pe
Makalah ini membahas analisis perancangan pembangkit listrik tenaga mini hidro di Sungai Logawa, Kabupaten Banyumas. Topik utama meliputi pengukuran debit air sungai, perhitungan daya minimum yang dapat dihasilkan, perancangan mekanikal dan elektrikal pembangkit, serta analisis kelayakan proyek.
Tugas akhir ini membahas analisis kebutuhan turbin untuk pembangkit listrik tenaga surya 10 kW. Dilakukan pengukuran radiasi matahari dan temperatur untuk mendapatkan data debit aliran 3 LPM, 5 LPM, dan 8 LPM. Data-data tersebut digunakan untuk perhitungan performance turbin seperti kerja dan daya yang dihasilkan pada setiap debit aliran menggunakan persamaan keseimbangan energi. Hasilnya menunjukkan bahwa untuk
Teks tersebut merupakan makalah tentang ekonomi teknik yang membahas tentang pengertian, tujuan, dan manfaat ekonomi teknik. Terdapat pembahasan mengenai ruang lingkup, prinsip-prinsip, dan tahapan proses pengambilan keputusan dalam ekonomi teknik.
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) adalah pembangkit listrik yang mengubah energi kimia dari bahan bakar seperti batu bara menjadi uap panas untuk memutar turbin dan generator guna menghasilkan listrik. Prosesnya meliputi pembakaran bahan bakar di boiler untuk menghasilkan uap, uap memutar turbin untuk menggerakkan generator, dan uap dikondensasi kembali menjadi air di kondensor.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Anggi Nurbana Wahyudi
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Kubota Kasui Indonesia (Perusahaan Ahli Pengolahan Limbah dan Kontraktor EPC WWTP/IPAL)
Adopsi sistem biologi dalam IPAL untuk mengolah Nitrogen, Amonia, Ammonium, Nitrit, Nitrat dalam Air
Valve Part 1 - Berdasarkan Jenis dan Tipe Bukaanfauziahnurm
Valve Part 2 : http://www.slideshare.net/RookyGungate/valve-part-2-karakteristik-sumber-energi
- Instrumentasi -
Tek. Refrigerasi dan Tata Udara
Politeknik Negeri Bandung
Dokumen ini membahas tentang turbin uap yang digunakan pada PLTU. Terdapat beberapa masalah pada turbin uap seperti kerak pada bilah turbin, deposit yang menumpuk, dan vibrasi berlebihan yang dapat merusak sudu turbin. Penyebabnya antara lain pemilihan bahan dan material yang tidak sesuai, pemasangan yang tidak tepat, serta ketidakseimbangan kinerja akibat benda asing dalam aliran uap. Kerusakan fisik sepert
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian K3 yang mencakup kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan keamanan kerja. K3 bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat bagi pekerja dengan mencegah terjadinya kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat pekerjaan. Dokumen juga menjelaskan berbagai alat pelindung diri yang digunakan untuk mencegah berbagai bahaya di tempat ker
Wiring diagram menjelaskan hubungan antara komponen instalasi listrik rumah menggunakan kabel. Diagram ini dan gambar denah diperlukan untuk merencanakan instalasi yang mencakup saklar tunggal, saklar seri, saklar tukar, dan saklar silang untuk mengontrol lampu dari berbagai lokasi. Instalasi harus sesuai dengan peraturan keselamatan untuk sistem listrik 1 fase di rumah.
Turbin uap memanfaatkan energi fluida berupa entalpi uap dengan tekanan dan temperatur tinggi sesuai siklus Rankine. Siklus ini terdiri atas proses kompresi cairan, pemanasan uap pada tekanan tetap, ekspansi uap, dan pendinginan uap pada tekanan tetap. Efisiensi siklus ditentukan oleh hubungan antara kalor masuk dan keluar.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar dalam pemeliharaan (maintenance). Pertama, diberikan definisi bahwa pemeliharaan adalah kegiatan untuk menjaga fasilitas agar tetap berfungsi dengan baik melalui inspeksi, perbaikan, dan penggantian. Kedua, dibahas tiga dasar utama pemeliharaan yaitu membersihkan, memeriksa, dan memperbaiki bila ada kerusakan. Ketiga, dijelaskan jenis-jenis pe
Makalah ini membahas analisis perancangan pembangkit listrik tenaga mini hidro di Sungai Logawa, Kabupaten Banyumas. Topik utama meliputi pengukuran debit air sungai, perhitungan daya minimum yang dapat dihasilkan, perancangan mekanikal dan elektrikal pembangkit, serta analisis kelayakan proyek.
Tugas akhir ini membahas analisis kebutuhan turbin untuk pembangkit listrik tenaga surya 10 kW. Dilakukan pengukuran radiasi matahari dan temperatur untuk mendapatkan data debit aliran 3 LPM, 5 LPM, dan 8 LPM. Data-data tersebut digunakan untuk perhitungan performance turbin seperti kerja dan daya yang dihasilkan pada setiap debit aliran menggunakan persamaan keseimbangan energi. Hasilnya menunjukkan bahwa untuk
PT PLN (Persero) ULTG Panakkukang memiliki tugas merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi operasional penyaluran listrik serta pemeliharaan jaringan transmisi dan gardu induk untuk menjaga kualitas dan keandalan pasokan listrik. Kegiatan kerja praktik mencakup pemeliharaan transformator, patroli tower transmisi, dan uji peralatan kubikel tegangan menengah 20kV seperti isolasi, kontak, vakum, dan relay proteksi.
Skripsi ini membahas perancangan sistem pompa pada stasiun pengisian bahan bakar umum. Terdiri dari tiga bagian utama yaitu landasan teori tentang sistem pompa, perhitungan perencanaan sistem pompa, dan analisis hasil perhitungan. Tujuannya adalah untuk menganalisis masalah yang terjadi pada sistem pompa SPBU seperti kapasitas aliran dan kehilangan bahan bakar di pipa.
Laporan ini membahas analisis sistem pengisian dan troubleshooting pada Toyota Kijang 5K. Laporan menjelaskan komponen sistem pengisian seperti baterai, alternator, regulator, dan kunci kontak serta cara kerja sistem pengisian konvensional pada Toyota Kijang 5K. Laporan juga menganalisis masalah yang sering terjadi pada sistem pengisian beserta cara penanganannya.
Makalah ini membahas pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dengan menjelaskan pengertian mikrohidro, prinsip kerja PLTMH yang memanfaatkan beda ketinggian air untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik, perhitungan kapasitas daya PLTMH, serta komponen-komponen pokok PLTMH seperti bendungan, saluran air, turbin, dan generator.
Makalah ini membahas komponen-komponen elektronika yang digunakan dalam industri, meliputi transformator daya, IC, kapasitor, LED, relay, saklar, TRIAC, dan SCR. Transformator daya digunakan dalam sistem distribusi listrik industri, sedangkan IC berperan penting dalam sistem kontrol mesin dan robotika industri.
Rotameter adalah alat ukur aliran cairan atau gas yang terdiri dari tabung dan pelampung yang bergerak sesuai dengan kecepatan aliran. Ia memiliki kelebihan murah dan sederhana namun juga kekurangan seperti mudah rusak dan hanya untuk aliran vertikal. Turbine flow meter bekerja dengan mengukur kecepatan rotor yang diputar aliran dan memiliki akurasi tinggi meski membutuhkan pipa lurus di hulu.
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
Laporan praktikum ini membahas tentang pengukuran aliran melalui pintu air dengan variasi debit. Tujuannya adalah untuk menganalisis besaran koefisien pengaliran, loncatan air, kecepatan aliran, tekanan air, dan debit yang melalui pintu air. Mahasiswa melakukan pengukuran dan menganalisis sifat aliran secara perhitungan dan visual.
Laporan ini membahas perencanaan perakitan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara kapasitas ton di PT Basuki Pratama Enginering. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah kerja praktek. Laporan ini berisi penjelasan tentang proses perencanaan perakitan PLTU mulai dari penentuan komponen utama seperti boiler, pengaturan sistem, sistem penyimpanan, dan sistem beban listrik.
Laporan ini membahas tentang praktikum pengukuran berbagai besaran listrik seperti tegangan, arus, resistansi, daya, dan frekuensi menggunakan peralatan dasar seperti avometer, jembatan Wheatstone, osiloskop, dan wattmeter. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara pengukuran besaran-besaran listrik secara langsung di laboratorium.
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
UNIKBET : Link Slot Resmi Pragmatic Play Bisa Deposit Via Bank Bengkulu 24 Ja...unikbetslotbankmaybank
Pada hari ini 12 Juni 2024, Link Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Bank Bengkulu Promo Bonus Terbesar Banyak Promo Spektakuler di provider Pragmatic Play adalah Unikbet karena berlicensi resmi internasional. Maka dari itu, Untuk anda para pemain slot online yang berada di kota Sigli, bisa bermain dengan tenang dan aman. Berikut rekomendasi daftar situs slot bisa deposit pakai Bank Bengkulu khusus untuk anda yang berlokasi di Kota Sigli:
1. Slot Nexus Gates of Olympus™
2. Slot Thor vs Hercules
3. Slot Gates of Gatot Kaca
4. Slot Sugar Rush™
5. Slot Sweet Bonanza Xmas™
6. Slot Mahjong Wins
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sanjung sajikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan program PKL
(Kerja Praktek Lapangan) di PLTU Nagan Raya 2x110 MW, selama 2 bulan
terhitung dari tanggal 01 Juli sampai dengan 31 Agustus 2014. Shalawat beserta
salam kepada Rasulullah Muhammad SAW yang membawa ajaran kebenaran dan
pedoman kepada sahabat serta seluruh umat manusia.
Kerja prakte kini merupakan mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa
jurusan Teknik Elektro, Prodi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan gamabaran langsung tentang
ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dan menambah pengalaman yang
berhubungan dengan ilmu keteknikan secara khusus. Pada pembuatan laporan ini
penulis mengambil judul “Pengecekan, Perbaikan Dan Perawatan Valve Di
Area Wtp (Water Treatment Plant) Pltu Nagan Raya 2x110 Mw” sebagai tugas
khusus.
Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis mendapatkan banyak bantuan
dan bimbingan, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
bapak Andi Makkasau selaku manajer di PLTU Nagan Raya, bapak Herry Aidil
selaku supervisor har listrik di PLTU Nagan Raya, bapak Dheka Bakti
Krisnamukti.W selaku supervisor har kontrol instrumen di PLTU Nagan Raya,
bapak Andre Pranoto selaku staf har kontrol instrumen PLTU Nagan Raya, bapak
Zia Ul Aulia selaku staf har listrik PLTU Nagan Raya, bapak Taufik, ST., MT
selaku ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe, bapak
Subhan, ST., MT selaku ketua Prodi Teknik Listrik Politeknik Negeri
Lhokseumawe, bapak Suherman, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing PKL, dan
seluruh rekan-rekan di kampus yang turut memberikan dukungan kepada penulis
dalam melaksanakan Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PLTU Nagan
Raya.
i
2. Penulis menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih
terdapat banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
ii
bagi yang membacanya.
Buketrata, 02 Oktober 2014
Penulis
3. ABSTRAK
PENGECEKAN, PERBAIKAN DAN PERAWATAN VALVE DI AREA
WTP (Water Treatment Plant) PLTU NAGAN RAYA 2x110 MW
Oleh
Hendri Cahyono
NIM : 1220403037
Untuk menjaga kehandalan suatu pembangkit listrik yang berkapasitas besar harus
memiliki manajemen perawatan yang tepat. PLTU adalah salah satu jenis
pembangkit yang berkapasitas besar, salah satu PLTU (Pembangkit Listrik
Tenaga Uap) berkapasitas besar yang dimiliki PT.PLN (Persero) adalah PT.
PLTU Pambangkitan Sektor Nagan Raya 2x110 MW. Pada sebuah PLTU
memiliki bagian-bagian utama dan bagian-bagian penunjang untuk kelancaran
kinerja PLTU dalam membangkitkan energi listrik yang berkualitas dan
berkehandalan tinggi. WTP (Water Treatment Plant) adalah salah satu bagian
penunjang yang sangat penting pada sebuah PLTU, pada bagian ini terjadi proses
pengolahan air laut menjadi air pengisi boiler pada PLTU. Untuk
mengontol/mengatur laju air laut yang akan diproses menjadi air pengisi boiler
digunakan pompa, pipa, dan valve. Karena masa pembangunan PLTU ini
memakan waktu yang cukup lama sehingga valve dan pipa-pipa di area WTP ini
berkarat dan menyebabkan valve tidak berfungsi dengan normal. Oleh karena itu
dilakukan pengecekan dan perbaikan pada valve tersebut.
Kata kunci : PLTU, WTP, Perawatan, Pengecekan dan Perbaikan Valve.
iii
4. DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN............................................................
LEMBAR PENILAIAN PERUSAHAAN.................................................................
LEMBAR PENGESAHAN POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE...............
LEMBAR PENILAIAN POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE....................
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
ABSTRAK............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
1.5 Tempat dan Waktu PKL (Praktek Kerja Lapangan)................................. 3
BAB II SEJARAH PERUSAHAAN ...................................................................... 4
2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2x110 MW................................................................................................ 4
2.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2x110 MW................................................................................................ 5
2.3 Logo PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2x110 MW................................................................................................ 5
2.4 Lokasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Ssektor Nagan Raya
2x110 MW.. .............................................................................................. 6
iv
5. 2.5 Ketenagakerjaan........................................................................................ 7
2.6 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2x110 MW................................................................................................ 9
BAB III DASAR TEORI ...................................................................................... 10
3.1 Pengertian PLTU .................................................................................... 10
3.2 Bagian – Bagian PLTU........................................................................... 12
3.2.1 Bagian Utama.................................................................................. 12
3.2.2 Peralatan Penunjang........................................................................ 12
3.3 Pengertian Valve..................................................................................... 13
3.4 Bagian-bagian Utama Pada Valve .......................................................... 14
3.4.1 Seat dan Disc................................................................................... 15
3.4.2 Steam dan Handwheel..................................................................... 15
3.4.3 Bonnet dan Packing......................................................................... 16
3.4.4 Gland dan Gland Nut ...................................................................... 16
3.5 Klasifikasi Valve Berdasarkan Kegunaan/ Fungsinya............................ 16
3.5.1 Valve Buka / Tutup (Start / Stop Valve)......................................... 16
3.5.1.1 Sliding valve ................................................................................... 16
3.5.1.2 Rotating Valve ................................................................................ 18
3.5.2 Valve Pengatur Banyaknya Aliran Fluida (globe valve) ................ 21
3.5.3 Valve Pencegah Aliran Balik / Check Valve .................................. 23
3.5.4 Relieve Valve Dan Safety Valve (Valve Pengaman)...................... 25
BAB IV PENGECEKAN, PERBAIKAN DAN PERAWATAN VALVE DI
AREA WTP (Water Treatment Plant) PLTU NAGAN RAYA
2x110 MW.............................................................................................. 26
4.1 Pengertian dan Tujuan Umum Manajemen Perawatan........................... 26
v
6. 4.2 Tujuan Pengecekan dan Perawatan Valve - Valve Di Area WTP
(Water Treatment Plant) PLTU Nagan Raya 2x110 MW...................... 27
4.3 Perencanaan dan Penjadwalan Perawatan .............................................. 28
4.4 Jenis - Jenis Perawatan............................................................................ 28
4.5 Penggerak Valve Di Area WTP (Water Treatment Plant) Pada PLTU
Nagan Raya 2x110 MW.......................................................................... 30
4.6 Pengecekan dan Perbaikan Valve - Valve Di Area WTP
(Water Treatment Plant) PLTU Nagan Raya 2x110 MW...................... 31
BAB V PENUTUP................................................................................................ 42
5.1 Simpulan ................................................................................................. 42
5.2 Saran ....................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 44
ABSENSI KEHADIRAN..........................................................................................
vi
7. DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya ............. 5
Gambar 3.1 Poses konversi energi dada PLTU .................................................... 10
Gambar 3.2 Siklus kerja fluida sederhana pada PLTU......................................... 11
Gambar 3.3 Bagian - bagian Valve ....................................................................... 15
Gambar 3.4 Gate valve.......................................................................................... 17
Gambar 3.5 Piston valve ....................................................................................... 17
Gambar 3.6 Plug valve.......................................................................................... 19
Gambar 3.7 Ball valve........................................................................................... 20
Gambar 3.8 Butterfly valve................................................................................... 20
Gambar 3.9 Globe valve ....................................................................................... 22
Gambar 3.10 Perbedaan gate dan globe valve ...................................................... 22
Gambar 3.11 Angle valve ..................................................................................... 23
Gambar 3.12 Needle valve.................................................................................... 23
Gambar 3.13 Swing check valve........................................................................... 24
Gambar 3.14 Lift Check Valve ............................................................................. 24
Gambar 3.15 Ball check valve .............................................................................. 25
Gambar 3.16 Relieve dan sefty valve ................................................................... 25
Gambar 4.1 Tampilan monitoring valve di area WTP (water Treatment plant) ... 31
Gambar 4.2 Pengecekan inlet dan outlet instrument valve air.............................. 32
Gambar 4.3 Pengecekan pneumatic valve ............................................................ 32
Gambar 4.4 Perbaikan filter system outlet valve switch....................................... 33
Gambar 4.5 Pengecekan pada flush drain mmf .................................................... 34
Gambar 4.6 Pelepasan pneumatic actuator ........................................................... 34
Gambar 4.7 Perbaikan server unit 1 A .................................................................. 35
Gambar 4.8 Perbaikan electromotion motor ......................................................... 36
Gambar 4.9 Pembongkaran globe valve ............................................................... 37
Gambar 4.10 Perbaikan multi medium filter back wash inlet valve switch.......... 38
Gambar 4.11 Perbaikan electric filter discharge valve for occw .......................... 39
Gambar 4.12 Pemasangan piping instrument dan pneumatic actuator ................. 39
Gambar 4.13 Pemasangan kembali piping instrument dan pneumatic actuator ... 40
vii
8. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya perkembangan iptek dan disusul dengan
kenaikan harga BBM (khususnya minyak HSD/solar) dan semakin meningkatnya
kebutuhan energi listrik yang tinggi bagi para konsumen. Hal ini mendorong PT.
PLN (Persero) untuk membangun pembangkit listrik yang ekonomis dengan
energi primer yang melimpah. Salah satunya adalah PLTU (Pembangkit Listrik
Tenaga Uap) dengan energi primer yang digunakan adalah batubara.
PLTU adalah pembangkit dengan biaya operasionalnya ekonomis akan
tetapi investasi awalnya mahal, untuk menjaga keoptimalan pengoperasian PLTU
maka perlu dilakukan perawatan pada semua komponen – komponen PLTU agar
memiliki umur yang maksimal. Perawatan juga dapat disebut sebagai sistem
manajemen aset yang menjaga kondisi peralatan atau komponen – komponen
PLTU selalu optimal, salah satu contoh komponen yang sangat penting pada
sebuat PLTU adalah valve.
Valve yang digunakan pada PLTU terdiri dari berbagai jenis dan berbagai
macam fungsi yang sistem kerjanya berkesinambungan satu sama lain. Akan
tetapi valve – valve ini sangat rentan dengan gangguan – gangguan baik dari
faktor dalam maupun dari faktor luar valve yang mengakibatkan valve – valve ini
tidak dapat bekerja secara optimal dan dapat mengganggu sistem pada sebuah
PLTU.
Untuk menghidari terjadinya gangguan pada saat PLTU sedang beroperasi
yang disebabkan oleh valve yang tidah berfungsi secara optimal, maka harus
dilakukan pengecekan dan perawatan/perbaikan pada valve – valve tersebut. Hal
inilah latar belakang yang membuat penulis membuat judul Pengecekan,
Perbaikan Dan Perawatan Valve Di Area WTP (Water Treatment Plant) Pltu
Nagan Raya 2x110 Mw.
9. 2
1.2 Rumusan Masalah
Pada saat melakukan kerja praktek lapangan (PKL) penulis ditempatkan
pada bagian pemeliharaan kontrol instrumen. Dalam masa pembangunan
pembangkit ini memakan waktu yang cukup lama sehingga pada sebagian valve
yang telah terpasang mengalami gangguan (macet) tidak dapat dioperasikan
secara maksimal dan pada sebagian pipa – pipa penyulingan air laut menjadi air
tawar mengalami pengkaratan (korosi).
1.3 Batasan Masalah
Dalam hal ini, agar pembahansan tidak terlalu melebar maka penulis
membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan ini.
Permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah mencakup pengecekan
dan perbaikan valve di area WPT (Water Treatment Plant) pada PLTU Nagan
Raya 2x110 MW dan sedikit menyinggung bagaimana cara pengontrolan valve
tersebut.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam pelaksanaan praktek
kerja lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah
dipelajari oleh mahasiswa ke dalam dunia kerja.
- Mahasiswa ingin mengetahui siklus kerja yang ada di PLTU Nagan
Raya 2x110 MW.
- Mahasiswa ingin membandingkan disiplin ilmu yang di dapat dari
bangku kuliah dengan kenyataan dilapangan serta meningkatkan
keahlian di bidang masing – masing.
- Mahasiswa ingin mengetahui fungsi dan cara perbaikan valve – velve
yang ada di area WTP (Water Treatment Plant).
10. 1.5 Tempat dan Waktu PKL (Praktek Kerja Lapangan)
Tempat : PT. PLN (Persero) pembangkit Sektor Nagan Raya 2x110
3
MW
Alamat : Jalan Raya Meulaboh – Medan Km 8.5, Desa Suak Puntong,
Kec. Kuala Pesisir Kab. Nagan Raya, NAD
Waktu : 01 Juli – 31 Agustus 2014
11. BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2x110 MW
PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya atau PLTU Nagan
Raya berawal dari cikal bakal pembangunan proyek 10.000 MW penugasan
pemerintah ke pada PT PLN (Persero) pada tahun 2006 sesuai Perpres RI No. 17
Tahun 2006 tanggal 5 Juli 2006, proyek tersebut terletak di Desa Suak Puntong,
Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, pada akhir tahun 2011
menjelang direncanakan Comersial On Date baru di buat Kepdir PT PLN
pembentukan pusat listrik di bawah PT PLN (Persero) Sumatera Bagian Utara
Sektor Pembangkitan Lueng Bata yang terletak di ibu kota provinsi Banda Aceh.
Keputusan Direksi Selanjutnya muncul pada bulan Juni 2012 yang
mengubah pusat listrik Nagan Raya menjadi Sektor Nagan Raya dan Sektor
Lueng Bata menjadi Pusat listrik sesuai SK Dir No 285.K/DIR/2012 dan
No.287.K/DIR/2012, pada saat perubahan status tersebut PT PLN (Persero)
Sektor Pembangkitan Lueng Bata baru saja menerima pelimpahan PLTD sewa di
Grid 150 KV dari PT PLN (Persero) Wilayah Aceh dalam proses masa transisi
dari PT PLN Sektor Lueng Bata menjadi PT PLN Sektor Nagan Raya terjadi
pelimpahan aset kembali dari PT PLN (Persero) Wilayah Aceh ke PT PLN
(Persero) KITSBU sehingga bertambah dua lokasi lagi yakni PLTD Pulo Pisang
dan PLTD Cot Trueng. Proyek-proyek yang digabungkan menjadi satu kedalam
induk Unit Bisnis PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkitan
Sumatera I diantaranya terdiri dari :
PLTU Nanggroe Aceh Darussalam (Nagan Raya) 2x110 MW;
PLTU Sumatera Utara (Pangkalan Susu) 2x220 MW;
PLTU 1 Riau (Bengkalis) 2x10 MW;
PLTU 2 Riau (Selat Panjang) 2x7 MW;
PLTU Kepulauan Riau (Tanjung Balai Karimun) 2x7 MW.
12. 2.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
5
2x110 MW
Adapun visi dari PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya
2x110 MW adalah “diakui sebagai pengelola pembangkit listrik CFB terbaik di
indonesia dengan tatakelola ekselen yang berwawasan lingkungan dan bertumpu
pada potensi insani”.
Sedangkan misi dari PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya
2x110 MW adalah sebagai berikut :
Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efisiensi, andal,
dan berwawasan lingkungan;
Menerapkan tata kelola dengan mengimplementasikan EAM dan OPI;
Mengembangkan SDM dengan budaya saling percaya, integritas, peduli
dan pembelajar dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.
2.3 Logo PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya 2x110 MW
Setiap perusahan besar pasti akan memiliki sebuah lambang atau logo
untuk menandakan identitas perusahan tersebut, berikut ini logo PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sektor nagan Raya :
Gambar 2.1 Logo PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya
13. 2.4 Lokasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Ssektor Nagan Raya 2x110
6
MW
Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten baru di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo
Lues,Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang.
Secara geografis Kabupaten Nagan Raya terletak pada posisi 030.40’ –
040.38’ Lintang Utara (LU) dan 960.11' – 960.48' Bujur Timur (BT) dengan luas
wilayah 3.363,72 Km2 (336,372 Hektar) atau 5,86 % dari luas Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam. Batas wilayah Kabupaten Nagan Raya adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah.
Sebelah Selatan : Samudera Hindia.
Sebelah Timur : Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Barat Daya.
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Barat.
Pembagian secara administratif, Kabupaten Nagan Raya terbagi atas : 5
Kecamatan dan 213 kelurahan. Sedangkan secara keseluruhan di Kabupaten
Nagan Raya terdapat 11 Kecamatan,27 Kemukiman dan 222 Desa. Kecamatan-kecamatan
tersebut adalah sebagai berikut :
Kecamatan Beutong
Kecamatan Darul Makmur
Kecamatan Kuala
Kecamatan Seunagan
Kecamatan Seunagan
Timur
Kecamatan Tadu Raya
Kecamatan Kuala Pesisir
Kecamatan Suka Makmue
Kecamatan Tripa Makmur
Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang
Kecamatan Seuneuam
Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Beutong yaitu
1.323,06 Km2 atau sebesar 39,33 %. Kemudian diikuti Kecamatan Darul Makmur
14. dengan luas 1.050,26 Km2 atau sebesar 31,22 % dan Kecamatan Kuala 559,09
Km2 atau 16,62 %. Sedangkan dua kecamatan lagi yaitu Kecamatan Seunagan dan
Seunagan Timur mempunyai luas masing-masing kurang dari 10 % dari luas
Kabupaten Nagan Raya.
Sedangkan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya berdiri di
Kecamatan Kuala Pesisir tepatnya di Desa Suak Puntong, berbatasan langsung
dengan Kabupaten Aceh Barat.
7
2.5 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja produktif sementara ini yang dimiliki oleh PLTU Nagan
Raya 2x110 MW merupakan bagian ahli sistem kerja pada PLTU, adapun
beberapa tenagan kerja di PLTU Nagan Raya 2x110 MW yang berasal dari
beberapa perusahaan outsourcing yaitu PT. Tanduk Perkasa, PT. Sukur Nikmat,
PT. Araims, di tambah dengan pegawai PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor
Nagan Raya/PLTU Nagan Raya 2x110 MW. Dengan demikian jumlah pekerja
keseluruhan yang ada di PLTU Nagan Raya 2x 110 MW seperti yang terlampir
pada table di bawah ini:
Tabel 2.1 Jumlah karyawan/i (pekerja) di PLTU Nagan Raya 2x110 MW
Nama Perusahaan Status Pegawai Jumlah
PT. Tanduk Perkasa Outsourcing 91 Orang
PT. Sukur Nikmat Outsourcing 101 Orang
PT. Araims Outsourcing 8 Orang
PT. PLN (Persero) Kit Sektor Nagan Raya Tetap 108 Orang
Total Keseluruhan Pekerja 308 Orang
Hari kerja para tenaga kerja PLTU Nagan Raya 2x110 MW adalah 5
(lima) hari kerja dalam seminggu yaitu hari senin samapai dengan hari jum’at,
kecuali operator dan karyawan piket akan tetap bekerja pada setiap harinya
dengan menggunakan sistem shif yaitu pergantian pekerja dengan waktu yang
15. telah ditentukan secara bersama. Adapun jam kerja tenaga kerja PLTU Nagan
Raya 2x110 MW seperti yang terlihat pada table 2.2 di bawah ini :
Tabel 2.2 Hari dan jam kerja tenaga kerja PLTU Nagan Raya 2x110 MW
Hari Jam Kerja
8
Senin
Masuk : 08.00 – 12.00
Istirahat : 12.00 – 14.00
Masuk : 14.00 – 17.00
Selasa
Masuk : 08.00 – 12.00
Istirahat : 12.00 – 14.00
Masuk : 14.00 – 17.00
Rabu
Masuk : 08.00 – 12.00
Istirahat : 12.00 – 14.00
Masuk : 14.00 – 17.00
Kamis
Masuk : 08.00 – 12.00
Istirahat : 12.00 – 14.00
Masuk : 14.00 – 17.00
Jum’at
Masuk : 08.00 – 12.00
Istirahat : 12.00 – 14.00
Masuk : 14.00 – 17.00
16. 2.6 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan
9
Raya 2x110 MW
Struktur Organisasi
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya
17. BAB III
DASAR TEORI
3.1 Pengertian PLTU
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap yang bertekanan tinggi untuk menghasilkan
energi listrik. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak
digunakan, karena efesiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis.
PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia
dalam bahan bakar menjadi energi listrik. PLTU pada umumnya menggunakan
bahan bakar batu bara minyak residu/solar (MFO) untuk start awal. Proses
konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahap yaitu :
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi menggunakan boiler.
2. Energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi
diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran menggunakan
turbin uap.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik menggunakan generator.
Gambar 3.1 Poses konversi energi dada PLTU
18. PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutub berarti menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang,
siklus ini juga sering disebut dengan siklus rankine. Urutan sirkulasinya secara
singkat adalah sebagai berikut :
1. Air diisikan ke boiler hingga memenuhi seluruh permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakan bahan bakar hingga air berubah menjadi uap panas
bertekanan dan temperatur tingggi.
2. Uap panas bertekanan dan temperatur tingggi tersebut diarahkan untuk
memutar turbin uap yang kemudian menghasilkan energi mekanik
berupa putaran.
3. Generator yang terkopel langsung dengan poros turbin akan ikut
berputar dan menghasikan energi listrik sebagai hasil dari perputaran
medan magnet dalam kumparan yang dikeluarkan dari terminal output
generator.
4. Uap yang keluar dari turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut
air kondensat, dan kemudian air ini digunakan kembali untuk mengisi
boiler. Demikian siklius ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
Gambar 1.2 Siklus kerja fluida sederhana pada PLTU
11
19. 12
3.2 Bagian – Bagian PLTU
3.2.1 Bagian Utama
Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu :
a. Boiler, berfungsi untuk mengubah air menjadi uap panas bertemperatur
dan bertekanan tinggi yang digunakan untuk memutar turbin uap.
b. Turbin uap, berfungsi untuk mengubah uap panas bertemperatur dan
bertekanan tinggi menjadi energi mekanik yang kemudian digunakan
untuk memutar generator.
c. Generator, berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang dihasilkan
oleh turbin menjadi energi listrik.
d. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasikan uap panas yang
keluar dari turbin menjadi air dan kemudian digunakan kembali.
3.2.2 Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya
adalah :
a. Desalination Plant (Unit Desal), berfungsi untuk mengubah air laut
menjadi air tawar dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi
dan kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut yang korosif,
sehingga jika air laut langsung masuk kedalam peralatan utama, maka
dapat menyebapkan kerusakan pada peralatan PLTU.
b. Reverse Osmosis (RO), memiliki fungsi yang sama dengan
desalination plant namun metode yang digunkan berbeda, pada
peralatan ini menggunakan membran semi permeable yang dapat
menyaring garam-garam yang terkandung pada air laut.
c. Pre Treatment (PLTU yang menggunakan air tanah/sungai), berfungsi
untuk menghilangkan endapan, kotoran dan mineral yang terkandung
dalam air tersebut.
20. d. Demineralizer Plant (Unit Demin), memiliki fungsi yang sama seperti
pre treatment, unit demin ini terdapat pada PLTU yang mengunakan
air laut sebagai fluida kerjanya.
e. Hidrogen plant (Unit Hidrogen), berfungsi sebagai pendingin
13
generator.
f. Chlorination Plant (Unit Chlorin), berfungsi untuk menghasilkan
senyawa natriun hipoclorit (NaOCL) yang digunakan untuk
melemahkan mikro organisme laut pada area water intake.
g. Auxiliary Boiler (Boiler Bantu), pada umumnya merupakan boiler
berbahan bakar minyak yang berfungsi unuk menghasilkan uap panas
yang digunakan pada saat boiler utama start up maupun sebagai uap
bantu.
h. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara), yaitu unit yang melayani
pengolahan batubara dari proses bongkar muat kapal (ship unloading)
di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke banker
unit.
i. Ash Handling (Unit Pelayanan Abu), yaitu unit yang melayani
pengolahan abu baik abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly
ash) dari EP (Eelectrostatic Precipitator) hopper dan SDCC
(Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit utama smapai ke tempat
penampungan abu (ash valley).
Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan
sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut.
Gangguan atau malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat
menyebapkan terganggunya seluruh sistem PLTU tersebut.
3.3 Pengertian Valve
Valve atau juga disebut katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran
suatu fluida dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya
aliran. Contoh yang mudah adalah keran air.
21. Valve atau biasa juga disebut dengan kerangan, sangat berperan penting
dalam sistem pipa di suatu pabrik, cargo pump dan lain-lain guna menjaga
kestabilan proses operasional, valve bertugas mengatur aliran (fluida) dalam suatu
proses pembongkaran dan pemuatan cargo. Secara tidak langsung, maka valve
dapat diandalkan untuk mengatur besar kecil nya flow, rendah tingginya level,
rendah tingginya temperatur ataupun tekanan.
Ketika valve telah dipasang dalam suatu rangkaian pipa. Pada saat valve di
buka, fluida mulai mengalir, dan ketika valve ditutup maka fluida pun berhenti
mengalir. Valve seperti ini bertugas untuk menutup penuh (fully closed) ataupun
membuka penuh (fully opened) suatu aliran. Karena tugasnya hanya untuk
membuka atau menutup maka valve sejenis ini dinamakan dengan ON/OFF
valves atau Isolation valve.
Selain untuk membuka dan menutup atau fully opened dan fully
closed, ada juga valve yang berfungsi untuk mengatur (regulate) aliran
(fluida). Valve sejenis ini sering disebut sebagai Throttling valve.
Ada juga valve yang tugas nya mengatur agar aliran berjalan ke satu arah
saja ataupun agar tidak terjadi reversed flow atau backflow. valve seperti ini
disebut check valve atau one way valve.
Beberapa valve ada juga yang dirancang untuk melepaskan (release)
kelebihan pressure untuk menjaga keamanan alat ataupun operator. Valve yang
berfungsi untuk melepaskan kelebihan pressure ini sering disebut
sebagai pressure relieve valve ataupun pressure safety valve (kedua jenis valve ini
mempunyai fungsi yang sama tetapi prinsip kerjanya berbeda).
3.4 Bagian-bagian Utama Pada Valve
Pada dasarnya, valve mempunyai bagian-bagian dasar yang sama. Seperti
terlihat pada gambar dibawah ini. Bagian-bagian utama valve adalah: body, seat,
disc, bonnet, gland, packing, stem dan handwheel.
14
22. Gambar 3.3 Bagian - bagian Valve
15
3.4.1 Seat dan Disc
Seat adalah bagian pada valve yang mantap/diam. Disc adalah bagian
yang bergerak, bertugas sebagai pengontrol aliran. Disc akan bergerak keatas
sehingga memberikan ruang lebih banyak agar fluida dapat mengalir, bergerak
kebawah jika akan menutup dan menekan seat dengan rapat. Banyak valve yang
berbeda namanya karena perbedaan disc dan seat ini. Seperti Ball Valve, Plug
Valve, Needle Valve.
3.4.2 Steam dan Handwheel
Jika kita telusuri bagian valve dari bawah keatas setelah seat, disc lalu
stem dan handwheel yang semuanya tergabung jadi satu. Stem berbentuk
batang yang sebagian berulir sebagian tidak. Handwheel digunakan oleh
operator untuk memutar stem, sehingga dapat menggerakkan disc keatas dan
kebawah. Khusus saat pengoperasian Handwheel, jika diputar searah jarum
jam maka valve akan menutup, sebaliknya jika diputar berlawanan jarum jam
maka valve akan membuka. Namun, ketika hendak menutup valve, hendaknya
jangan memaksa putaran handwell terlalu keras dan kencang, karena akan
menyebabkan kerusakan pada disc dan seat hingga masa pakai valve menjadi
lebih cepat.
23. 16
3.4.3 Bonnet dan Packing
Bonnet memberikan ruangan bagi disc untuk bergerak keatas saat valve
dalam posisi membuka. Sedangkan packing, berfungsi sebagai material isolasi
agar tak ada kebocoran fluida melalui stem.
3.4.4 Gland dan Gland Nut
Berfungsi untuk mengencangkan posisi packing terhadap stem. Jika ada
kebocoran fluida melalui bagian ini maka dapat diantisipasi dengan
mengencangkan Gland Nut. Jika tidak bisa juga, maka valve kemungkinan besar
harus diganti.
3.5 Klasifikasi Valve Berdasarkan Kegunaan/ Fungsinya
3.5.1 Valve Buka / Tutup (Start / Stop Valve)
Valve buka tutup juga dapat di bedakan berdasrkan pergerakan dan jenis
katupnya, valve ini dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu:
3.5.1.1 Sliding valve
(valve yang mempunyai katup yang berbentuk datar dan memotong
aliaran). Sliding valve digunakan untuk membuka dan menutup aliran dan
pengatur debit dengan akurasi yang rendah. Contoh dari jenis valve ini adalah:
a. Gate valve
jenis valve ini mempunyai Bentuk penyekat piringan, atau sering disebut
wedge, yang digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasa
digunakan untuk posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk
posisi sebagian terbuka.
valve (Katup) ini disebut katup gate karena mengandung unsur penutupan
disebut gate yang berhenti mengalir. Pintu gate bertindak seperti sebuah rana yang
memisahkan bagian dalam rumah dari luar atau pintu yang memisahkan dua
kamar. Sebuah disk vertikal bertempat di katup tubuh slide gerbang atas dan
24. bawah pada sudut kanan ke arah aliran dalam pipa, menutup atau membuka katup.
Arus diblokir dengan menggunakan efek wedge-lock disc katup/valve itu.
Gambar 3.4 Gate valve
17
b. Piston valve
Piston valve adalah valve yang bekerja dengan cara bergeser (translasi)
mengggunakan tekanan fluida untuk membuka dan menutup katupnya. Adapun
prinsip kerjanya adalah:
- Mula - mula air suplay tertutup
- Kemudian air suplay di buka dan fluida menekan Piston hingga piston
bergeser hingga membentur Valve Seat, dilanjutkan dengan
mengalirkan fluida dari celah piston menuju Accumulator Tank.
- Langkah berikutnya adalah langkah balik yaitu: Fluida dari
Accumulator Tank menekan Piston kembali dan membunag fluida
melewati Barrel. Dan fluida di belakang piston di buang melewati
celah.
Gambar 3.5 Piston valve
25. 18
3.5.1.2 Rotating Valve
Rotating valve adalah jenis valve yang membutuhkan ¼ putaran untuk
membuka dan menutup penuh dan arah sisi muka katub sejajar dengan arah aliran.
Karena konstruksi katup valve ini sangat penting kuat, maka jenis valve ini biasa
digunakan untuk fluida yang mengandung partikel padat. Contoh dari valve dari
jenis ini adalah:
a. Plug Valve
Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola,
melainkan silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka
cocok untuk fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.
Secara umum, kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan fully close
(isolation atau on/off control).
Bagian – bagian utama plug valve sama saja dengan gate valve ataupun
globe valve. Yaitu body, stem, packing bolt, seal, plug. Seal sama fungsinya
dengan packing, packing bolt sama fungsinya dengan gland nut atau gland,
sedangkan plug sama fungsinya dengan disc tapi bentuknya berbeda.
Plug ini digunakan untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran pada
plug valve, plug mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat. Saat handle
diputar menuju open position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat
dan bagian yang bercelah akan melewatkan aliran. Namun pada saat handle
diputar pada close position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat
dan bagian yang tak bercelah akan menahan aliran, sehingga aliran pun akan
berhenti.
Plug harus rapat dengan body, agar tidak terjadi kebocoran ( leaking ) atau
passing. Antara plug dan body akan terjadi gesekan (friction), maka untuk
menimalkan efek gesekan tersebut, pada daerah sentuhan plug dan body diberikan
pelumas.
Karena itu ada type plug valve yang mempunyai tempat pengisian pelumas
diatas stem, ada juga yang sudah diberikan pelumas dari pabrik pembuatnya, ada
26. juga yang yang tidak membutuhkan pelumas namun pada daerah sentuhan sudah
dilapisi material teflon, jenis ini dinamakan self lubricating.
Jenis – jenis valve yang lain yang masih termasuk plug valve adalah:
- Three way plug valve, yaitu jenis plug valve yang mempunyai 3 port
(sambungan), 1 untuk inlet dan 2 untuk outlet. Dengan menggunakan
valve ini maka dengan mudah kita dapat mengarahkan outlet kearah
aliran/pipa yang dikehendaki.
- Four way plug valve, biasa digunakan pada fluida cooling water yang
melewati heat exchanger, dimana aliran cooling water bisa dengan
mudah dibalikkan arahnya dengan tujuan untuk membersihkan heat
exchanger tersebut dari kotoran-kotoran (fouling, sediment, solids).
Gambar 3.6 Plug valve
19
b. Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos
ditengahnya.Secara sederhana, Ball valve sama saja dengan plug valve, tetapi
bentuk disc nya berbeda. Dinamakan Ball valve karena bentuk disc nya ini bulat
seperti bola, dan bentuk body nya silinder.
Ball valve digunakan juga sebagai on/off valve, fully opened atau fully
closed valve, dan handal untuk aliran fluida yang mengandung partikel-partkel
solid (slurry).
Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan menutup dengan
cara rotasi pada disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Ball
27. valve juga mempunyai handle yang sama dengan plug valve, dimana pada posisi
valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika
posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa,
melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.
Gambar 3.7 Ball valve
20
c. Butterfly Valve
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di
tengahnya. jenis valve ini Menurut disainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan
eccentric. Eccentric memiliki disain yang lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang
lebih baik dari concentric. Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan
dibandingkan valve lainnya.
Gambar 3.8 Butterfly valve
Butterfly valve digunakan untuk mengontrol (trhottling/regulate valve)
aliran fluida yang bertekanan rendah.
Bagian-bagian utama pada valve ini sama saja dengan valve-valve yang
diatas, yaitu body, disc, seat, dan handle. Disc nya berbentuk piringan yang tipis.
Seat nya, melingkar mengikuti bentuk disc. Handle nya berbeda dengan type plug
28. valve dan ball valve, karena mempunyai lever yang harus kita tekan apabila ingin
membuka dan menutup valve dan kita lepaskan apabila telah sampai ke posisi
yang kita inginkan. Lever inilah yang akan membantu disc untuk mengunci rapat.
Di bagian bawah handle dan lever terdapat skala (scale) yang digunakan untuk
pembacaan posisi valve opening atau valve closing.
Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc
sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Dan mempunyai handle yang
sama dengan plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka handle akan
searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close maka posisi
handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90
derajat dengan aliran atau pipa.
3.5.2 Valve Pengatur Banyaknya Aliran Fluida (globe valve)
Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk
mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada
dasarnya bagian utama dari Globe valve ini sama saja dengan Gate valve. Yaitu
terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland.
Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada ciri-ciri
tertentu yang dapat di jadikan acuan untuk membedakan antara keduanya, yaitu :
1. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya berbeda. Perbedaan disc
dan seat ini menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang berbeda.
Bentuk dari disc dan seat inilah yang menyebabkan globe valve dapat
diandalkan sebagai throttling valve. Aliran fluida saat melewati globe
valve akan mengalami sedikit hambatan sehingga akan terjadi pressure
drop yang lebih besar dari gate valve, pertama aliran akan mengenai
seat lalu membelok keatas melewati dan mengenai seluruh bagian disc,
lalu aliran akan dibelokkan lagi ke arah yang sama. Seperti yang terlihat
dibawah ini :
21
29. Gambar 3.9 Globe valve
2. Pada bagian luar, body dari globe valve terlihat lebih menggelembung.
Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.10 Perbedaan gate dan globe valve
Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka
biasanya valve akan dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan
dengan seat. Back seat ini berperan sebagai pelapis pelindung bagian atas globe
valve mencegah steam untuk menerobos masuk. Beberapa contoh valve yang
termasuk dalam jenis Globe valve adalah sebagai berikut :
22
a. Angle valve
Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengubah aliran sebesar 90
derajat, valve ini bisa digunakan juga sebagai pengganti elbow. Contoh gambar
angel valve sebagai berikut :
30. Gambar 3.11 Angle valve
23
b. Needle valve
Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengatur secara lebih akurat
aliran yang bertekanan rendah. Bentuk disc nya panjang dan kecil seperti paku.
Contoh gambar needle valve sebagai berikut :
Gambar 3.12 Needle valve
3.5.3 Valve Pencegah Aliran Balik / Check Valve
Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir
kesatu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Bentuk check
valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai
handwell/handle maupun stem.
Secara umum ada 3 macam check valve yang cara kerjanya sama saja
namun aplikasi nya terhadap material fluida yang berbeda. yaitu: Swing check
valve, Lift check valve, dan Ball check valve.
a. Swing check valve, berfungsi untuk mengatur fluida gas ataupun liquid
yang tidak mengandung partikel padat (solid). Katup bergerak berayun
31. teratur untuk membuka atau menutup. Jika sering terjadi arus balik,
benturan disc dan cairan berpasir akan merusak seat. Bila katup terbuka
penuh valve ini mempunyai kecendrungan membuka terus dan arus fluida
mengalir , bila kecepatan arus berubah pelan-pelan, katup akan tertutup
kembali dengan gaya gravitasi.
Gambar 3.13 Swing check valve
b. Lift check valve, berfungsi untuk mengatur fluida steam, gas, maupun
liquid yang mempunyai flow yang tinggi. Pada dasarnya valve ini
prinsipnya sama seperti pistonvalve. Batang disc berfungsi sebagai
penuntun (guide). Posisi awal disc kontak dengan seat. Bila ada pressure
pada disc, disc akan terangkat, disk akan kembali kontak dengan seat
secara gravitasi. Valve ini juga berfung si untuk mengatur liquit (bebas
benda-benda padat).
Gambar 3.14 Lift Check Valve
c. Ball check valve, berfungsi untuk mengatur fluida liquid yang
mengandung partikel padatan. Valve cocok untuk segala pemakaian, untuk
gas, uap air dan cairan lain yang dapat membentuk deposit lengket. Ball
bergerak berputar, bila ada pressure ball akan terangkat. Dan kembali
secara gravitasi.
24
32. Gambar 3.15 Ball check valve
3.5.4 Relieve Valve Dan Safety Valve (Valve Pengaman)
Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure)
pada suatu sistem agar tidak membahayakan alat (equipment), pekerja yang
sedang bekerja, dan untuk kepentingan proses itu sendiri.
Antara kedua valve ini terdapat penggunaan istilah yang seringkali tertukar
satu sama lain. Kadang Relieve valve dianggap Safety valve dan kadang juga
Safety valve dianggap Relieve valve. Namun, sebenarnya perbedaan mendasarnya
adalah cara kerjanya itu sendiri, Relieve valve akan membuka perlahan-lahan
apabila terjadi kelebihan (excess) pressure dan akan menutup kembali apabila
pressure telah kembali normal. Relieve valve lebih cocok diaplikasikan ke fluida
liquid. Sedang Safety valve, akan membuka secara sangat cepat langsung 60%
opening apabila terjadi excess pressure. Dan akan menutup kembali hanya apabila
pressure telah berada dibawah pressure normal (set point). Safety valve sangat
cocok diaplikasikan ke fluida gas.
Gambar 3.16 Relieve dan sefty valve
25
33. BAB IV
PENGECEKAN, PERBAIKAN DAN PERAWATAN VALVE DI AREA
WTP (Water Treatment Plant) PLTU NAGAN RAYA 2x110 MW
4.1 Pengertian dan Tujuan Umum Manajemen Perawatan
Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan
sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat diterima
dan diinginkan. Dari pengertian ini jelas bahwa kegiatan perawatan itu adalah
kegiatan yang terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan
hasil/kondisi yang disepakati. Perawatan merupakan usaha/kegiatan yang
dilakukan secara rutin agar peralatan atau sistem selalu dalam keadaan siap pakai.
Sistem Perawatan mempunyai fungsi yang sangat penting di suatu
perusahaan guna kelancaran proses produksi. Perawatan yang bersifat pencegahan
pada saat ini masih kurang mendapat perhatian kecuali pada perusahaan yang
sudah merasakan dan mengetahui pentingnya sistem perawatan untuk menunjang
kelancaran proses produksi. Pada umumnya perusahaan hanya melakukan
tindakan yang bersifat perbaikan (Corrective Maintenance). Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi kurangnya perhatian dari kalangan perusahaan akan arti
pentingnya sistem perawatan sebagai berikut :
- Belum dirasakannya pengaruh kerusakan peralatan terhadap kelancaran
proses produksi, karena kemacetan produksi juga akibat dan kemacetan
pada bagian fungsi produk lainnya.
- Belum dipahaminya tujuan dari aktivitas perawatan dan manfaat dari
penerapan sistem perawatan.
- Belum dimengerti sebab akibat terhadap kerusakan mesin pada proses
produksi.
Perawatan merupakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas
(peralatan) pabrik dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan
agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan
34. rencana sehingga mencegah terjadinya kerusakan selama proses produksi
berlangsung atau sebelum tercapainya rencana dalam jangka waktu tertentu.
Adapun tujuan utama dari kegiatan sistem perawatan ini diantaranya
27
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencapai tingkat biaya perawatan (Maintenance) seoptimal
mungkin, dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan
efisien.
2. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
rencana produksi.
3. Mesin dan peralatan produksi (fasilitas produksi) yang ada di dalam
perusahaan tersebut akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu
yang lebih lama.
4. Mengontrol setiap mesin agar tetap terjaga pemakaiannya dari
kerusakan.
5. Menjamin keselamatan operator yang menggunakan saran dan alat
tersebut.
6. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat mambahayakan
keselamatan pekerja.
7. Menjaga kualitas produk pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa
yang dibutuhkan oleh produk itu sehingga kegiatan produksi tidak
terganggu.
4.2 Tujuan Pengecekan dan Perawatan Valve - Valve Di Area WTP
(Water Treatment Plant) PLTU Nagan Raya 2x110 MW
Dalam masa pembangunannya, PLTU Nagan Raya 2x110 MW ini
memakan waktu yang cukup lama sehingga banyak valve – valve di water
treatment plant yang digunakan untuk mengontrol aliran air laut yang akan di
suling menjadi air pengisi boiler mengalami kemacetan atau tidak dapat
dioperasikan dengan normal yang akhirnya mengganggu proses penyulingan air
laut tersebut. Pengecekan dan perawatan pada valve – valve ini bertujuan untuk
memaksimalkan pengoperasian PLTU Nagan Raya 2x110 MW.
35. 4.3 Perencanaan dan Penjadwalan Perawatan
Tujuan perencanaan dan perawatan ini ada untuk memudahkan dalam
melaksanakan perawatan yang akan dilaksanakan.
Sebelum pekerjaan perawatan dilaksanakan perlu adanya perencanaan
yang jelas seperti pembagian wewenang, tugas yang jelas, serta jumlah pekerja
yang terlibat dalam melakukan perawatan. Dengan adanya perencanaan maka
dapat diketahui apa yang harus dikerjakan dan oleh siapa. Setelah perencanaan
kerja disusun, maka barulah diatur jadwal kerja sehingga tidak terjadi tumpang
tindih pekerjaan yang akan dilaksanakan. Semua pekerjaan perbaikan atau
perawatan ini akan dikomandoi oleh satu komando yaitu kordinator lapangan atau
supervisor yang bertanggung jawab menangani bidang pekerjaan tersebut.
28
4.4 Jenis - Jenis Perawatan
Dalam melakukan perawatan ada beberapa jenis sifat perawatan yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Perawatan Preventif (Preventif maintenance)
Perawatan ini bersifat pencegahan, yaitu perawatan yang dilakukan sebelum
terjadi kerusakan pada saat peralatan sedang. Perawatan preventif atau
pencegahan dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
- Ranning Maintenance, yaitu melakukan perawatan pada saat peralatan
sedang beroperasi. Perawatan ini juga harus dilakukan dengan
mengutamakan keselamatan para pekerja yang melakukan perawatan
terhadap peralatan tersebut.
- Turning Around Maintenance, yaitu melakukan perawatan terhadap
peralantan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.
2. Perawatan korektif (corrective maintenance)
Merupakan perawatan/pemeliharaan yang telah direncanakan, yang
didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku
petunjuk alat tersebut. Perawatan ini merupakan ”general overhaul” yang meliputi
36. pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian alat yang
tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi
yang telah ditentukan.
29
3. Perawatan Predictive
Perawatan ini bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari
perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi
dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat
melakukan pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan
perbaikan selanjutnya.
4. Perawatan darurat (Emergency Maintenance)
Perawatan yang harus segera dilakukan tanpa adanya perencanaan terlebuh
dahulu, jika perawatan / perbaikan ini tidak segera di lakukan maka proses
produksi akan terganggu.
5. Breakdown Maintenance
Jenis perawatan ini hanya bisa di lakaukan apabila mesin/peralatan secara
keseluruahan mati karena ada kerusakan atau kelainan dan tidak mungkin dapat di
operasikan. Untuk dapat memperbaikinya maka prinsip kerja dari peralatan yang
bersangkutan harus dapat di kuasai. Dengan di kuasainya prinsip kerja peralatan
tersebut maka diagnosa terhadap kerusakan dapat di lakukan dengan cepat dan
tepat. Sifat Breakdown dapat di bedakan menjadi :
- Sporadic, yatu breakdown yang terjadi mendadak, kerusakan - kerusakan
alat yang tidak terduga, breakdown maintenance jenis ini bisa terjadi dan
mudah di tanggulangi.
- Kronis, yaitu minor breakdown tetapi frekuensi kejadiannya tinggi.
Breakdown jenis ini sering di abaikan atau di lupakan setelah beberapa
kali usaha pengulangan yang gagal.
Breakdown akan menyebabkan beberapa kerugian baik yang langsung
maupun yang tidak langsung :
37. - Kerugian langsung mencangkut biaya perbaikan, biaya pencegahan,
kerugian cacat produk, dan lain sebagainya.
- Kerugian tidak langsung mencakup penurunan produksi, menurunnya
kinerja karyawan, menurunkan atau merusak citra perusahaan.
30
6. Modification Maintanance
Perawatan/perbaikan yang dilakukan oleh pekerja yang memiliki
kemampuan yang behubungan dengan desain suatu peralatan atau unit, modifikasi
bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah tingkat produksi,
kualitas pekerjaan, dan menambah tingkat keamanan para pekerja yang lainnya.
4.5 Penggerak Valve Di Area WTP (Water Treatment Plant) Pada PLTU
Nagan Raya 2x110 MW
penggerak valve adalah suatu alat yang digunakan untuk menggerakkan
valve mengatur aliran air laut yang akan diproses menjadi air pengisi boiler diarea
water treatment plant pada sebuah PLTU. Penggerak valve ini ada beberapa jenis,
di area water treatment pland PLTU Nagan Raya 2x110 MW Jenis penggerak
valve yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. I/P (Current To Pneumatic)
Prinsip kerja I/P adalah keseimbangan gaya, ketika operator memberikan
input/perintah yang ditransmisikan melalui DCS yang kemudian
menghasilakan perpindahan rotasional dari batang yaitu berupa tekanan
udara (3-15 psig) yang akan merubah posisi valve dari open menjadi close
dan sebaliknya.
2. MOV (Motor Operater Valve)
MOV adalah Valve dengan penggeraknya motor yang dikombinasikan
dengan electronik yang mentrigger untuk memutar gear2 yang ada pada
unit valve tersebut. Kemudian untuk menstop motor yang bergerak
dipasang limit switch (sebagai pemutus power ke motor).
Secara keseluruhan valve – valve yang mengatur laju aliran air laut yang
akan di suling dan di proses menjadi air pengisi boiler di water treatment plant
38. kebanyakan berjenis butterfly valve yang pengoperasiaannya dapat dilakukan
dengan dua mode oleh operator, yaitu mode remote dan mode lokal.
Gambar 4.1 Tampilan monitoring valve di area WTP (water Treatment plant)
4.6 Pengecekan dan Perbaikan Valve - Valve Di Area WTP (Water
Treatment Plant) PLTU Nagan Raya 2x110 MW
Selama penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di PLTU Nagan
Raya 2x110 MW penulis melakukan beberapa pekerjaan pengecekan dan
perbaikan bersama dengan pembimbing lapangan di area WTP (Water Treatment
Plant) dan beberapa pekerjaan di lokasi lainnya. Berikut ini beberapa uraian
pekerjaan yang dilakukan selama melaksanakan praktek kerja lapangan di PLTU
Nagan Raya 2x 110 MW :
1. Pengecekan inlet dan outlet instrument valve air pada OOGBB17AA002,
OOGBB17AA008, dan OOGBB17AA010, hal ini dilakukan karena pada
saat valve di operasikan terjadi kebocoran pada piping valve tersebut.
Berikut ini urutan proses pengerjaannya :
31
39. - Membuka piping inlet dan outlet instrument air yang bocor dengan
32
menggunakan kunci Inggris.
- Melepas ring yang melekat pada piping tersebut dengan menggunakan
kunci Inggris.
- Kencangkan baut pada pneumatic valve jika baut hanya longgar, atau
ganti baut pada pneumatic valve jika sudah rusak/bocor dengan
menggunakan kunci Inggris.
- Pasang kembali ring yang menempel pada piping jika baut hanya
longgar, atau pasang secara direct piping tersebut jika dilakukan proses
penggantian baut dengan menggunakan kunci Inggris.
Gambar 4.2 Pengecekan inlet dan outlet instrument valve air
2. Pengecekan seluruh pneumatic valve yang ada pada Multi Medium Filter #1
hingga Multi Medium Filter #7 dengan mode remote dan mode local.
Pengecekan ini minimal harus dilakukan oleh dua orang, ketika pengecekan
dilakukan dengan mode remote maka salah satu orang harus berada di ruang
operator dan satu orang lagi harus berada di lokal yang saling
berkomunikasi menggunakan HT. Hal ini bertujuan agar perintah yang
diberikan oleh operator sama dengan indikasi yang terjadi di lokal.
Gambar 4.3 Pengecekan pneumatic valve
40. 3. Pengecekan dan perbaikan pada FILTER SYSTEM OUTLET VALVE
SWITCH (KKS : OOGBP11AA002) yang dikarenakan tidak dapat
beroperasi. Berikut urutan proses pengerjaannya:
- Membuka piping inlet dan outlet instrument air dengan menggunakan
33
kunci Inggris.
- Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L
dan selanjutnya dilakukan uji coba pneumatic tanpa terhubung ke shaft
butterfly valve. Ternyata pneumatic beroperasi dengan normal.
- Selanjutnya dilakukan proses pelumasan pada shaft butterfly dan
membuka tutup shaft butterfly valve secara manual agar tidak lengket
kembali dengan menggunakan kunci Inggris.
- Selanjutnya dilakukan pemasangan pneumatic actuator pada mounting
menggunakan kunci L.
- Kemudian dilakukan pengujian pneumatic valve dengan mode local,
dan dapat beroperasi dengan normal.
Gambar 4.4 Perbaikan filter system outlet valve switch
4. Pengecekan pada FLUSH DRAIN MMF #1 yang dikarenakan valve
tersebut tidak dapat dioperasikan. Berikut urutan proses pengerjaannya:
- Membuka piping inlet dan outlet instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
- Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L
dan selanjutnya dilakukan uji coba pneumatic tanpa terhubung ke shaft
butterfly valve. Ternyata pneumatic tidak dapat beroperasi dengan
normal.
- Selanjutnya memasang kembali pneumatic actuator tersebut ke shaft
butterfly valve dengan menggunakan kunci L.
41. - Kemudian membuka cover yang berisikan terminal pada pneumatic
actuator dengan menggunakan kunci pas.
- Dilakukan pemeriksaan pada limit switch dan dilakukan penggantian,
dengan membuka terminal dengan menggunakan obeng (+).
- Selanjutnya menutup kembali terminal tersebut menggunakan obeng
(+) dan dilakukan pengujian dengan mode local.
- Pneumatic valve tersebut dapat beroperasi dengan normal kembali.
Gambar 4.5 Pengecekan pada flush drain mmf
5. Pelepasan pneumatic actuator OOGBB14AA003, OOGBB14AA006,
OOGBB14AA008, OOGBB15AA003, OOGBB15AA006, dan
OOGBB15AA008 di area Water Treatment Process hal ini dikarenakan
akan dilakukan proses pengecetan pada pipa di Multi Medium Filter karena
pipa – pipa tersebut sudah mulai berkarat. Berikut urutan proses
pengerjaannya:
- Membuka piping inlet dan outlet instrument air dengan menggunakan
34
kunci Inggris.
- Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L.
- Kemudian meletakkan pneumatic actuator tersebut pada kondisi yang
aman.
Gambar 4.6 Pelepasan pneumatic actuator
42. 6. Perbaikan server unit 1 A yang dikarenakan terindikasi error pada display.
Berikut urutan proses perbaikan yang dilakukan :
- Melepas kabel LAN yang terhubung ke jaringan dan kabel video yang
terhubung ke PC monitor dari server unit 1 A.
- Memasangkan kabel LAN dan kabel video yang dilepas tersebut ke
35
server unit 1 B.
- Dilakukan penggantian posisi Hard Disk yang ada pada server unit 1 A.
- Selanjutnya melepas server tersebut dari cabinet.
- Metakkan server tersebut pada posisi yang aman, untuk dilakukan
proses pembukaan pada komponen dalamnya.
- Selanjutnya melakukan pengecekan mounting HD, cooling fan dan
komponen lainnya.
- Selanjutnya metakkan kembali server unit 1 A di cabinet.
- Kemudian melepas kembali kabel LAN dan kabel video yang
terhubung ke server unit 1 B.
- Selanjutnya memasangkan kembali kabel LAN dan kabel video yang
dilepas tersebut ke server unit 1 A.
- Kemudian melakukan pengoperasian dengan menggunakan server unit
1 A.
Gambar 2.7 Perbaikan server unit 1 A
7. Perbaikan ELECTROMOTION MOTOR (KKS: 00PUS22AA402)
dikarenakan MOV tersebut tidak dapat beroperasi dalam memback up flow
seawater pada hypochlorite generator. Berikut urutan proses pengerjaannya :
- Menutup manual valve seawater filter di kedua sisi.
43. - Membuka cover terminal MOV dengan menggunakan obeng (+) dan
memeriksa bagian terminal kabel dengan pradugaan sementara kabel
ada yang longgar atau terlepas dari terminalnya.
- Selanjutnya menutup kembali cover terminal tersebut aman dengan
36
menggunakan obeng (+).
- Membuka MOV dari mounting valve dengan menggunakan kunci
Inggris.
- Selanjutnya menepatkan posisi shaft valve agar dapat beroperasi selaras
dengan pergerakan MOV.
- Memasang kembali MOV tersebut ke mounting-nya dengan
menggunakan kunci Inggris.
- Membuka manual valve seawater filter di kedua sisi.
- Kemudian dilakukan pengoperasian MOV dan dapat beroperasi dengan
normal kembali.
Gambar 4.8 Perbaikan electromotion motor
8. Pembongkaran globe valve dengan kode No. 4 DOWNCOMER PERIODIC
BLDN SEV (KKS: 20HAN74AA401), No. 3 DOWNCOMER PERIODIC
BLDN SEV (KKS: 20HAN73AA402), No. 4 DOWNCOMER PERIODIC
BLDN PV (KKS: 20HAN74AA402), W.W HDR DRAIN PIPE 2
PERIODIC BLDN SEV (KKS: 20HAN76AA402), W.W HDR DRAIN
PIPE 3 PERIODIC BLDN SEV (KKS: 20HAN77AA402), W.W HDR
DRAIN PIPE 4 PERIODIC BLDN SEV (KKS: 20HAN78AA402), dan
W.W HDR DRAIN PIPE 5 PERIODIC BLDN SEV (KKS:
20HAN79AA402) yang dikarenakan akan dilakukan penggantian globe
valve yang telah berkarat. Berikut urutan proses pengerjaannya:
44. - Milakukan pembongkaran isolasi pipa yang berisikan glasswool, untuk
memperbaiki globe valve didalamnya.
- Memadamkan power supply pada MOV tersebut.
- Selanjutnya membuka cover power supply dan terminal signalling data,
untuk selanjutnya diamankan dari daerah yang lembab atau lingkungan
yang merusak. Proses pembukaan cover ini menggunakan kunci L.
- Melakukan pelepasan MOV dari mounting globe valve dengan
37
menggunakan kunci Inggris.
Gambar 4.9 Pembongkaran globe valve
9. Pengecekan RTD yang menunjukkan temperature generator iron core 4,
generator iron core 5 dan generator iron core 6 di DCS module. Pengecekan
ini dilakukan untuk memastikan pengukuran di local dan penunjukkan HMI
sama. Berikut urutan proses pengerjaannya :
- Menggunakan rumus RTD 100: R = 100 + (T x 0.385).
- Mengecek alamat RTD yang ada pada DCS module berdasarkan HMI
di PC EWS.
- Mengecek resistansi pada DCS module menggunakan Ohm Meter
dengan menghitung nilai resistansi terlebih dahulu, dan pastikan
perhitungan local dan penujukkan HMI sama.
10. Perbaikan #1 MULTI MEDIUM FILTER BACK WASH INLET VALVE
SWITCH (KKS: OOGBB11AA006 ) yang dikarenakan POV tersebut tidak
dapat beroperasi. Berikut urutan proses pengerjaannya :
- Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L
dan selanjutnya melakukan uji coba pneumatic tanpa terhubung ke shaft
butterfly valve. Ternyata pneumatic beroperasi dengan normal.
45. - Selanjutnya melakukan proses pelumasan dan membuka tutup shaft
butterfly valve secara manual agar tidak lengket kembali dengan
menggunakan kunci Inggris.
- Setelah dilakukan pelumasan, maka selanjutnya dilakukan pemasangan
kembali pneumatic actuator tersebut pada shaft butterfly valve dengan
menggunakan kunci L.
- Pada proses pemasangan ini harus disinkron terlebih dahulu antara
posisi shaft butterfly valve dan indikasi pneumatic actuator agar tidak
terjadi kerusakan saat POV beroperasi.
- Melakukan uji coba POV dengan mode local dan dapat beroperasi
38
dengan normal kembali.
Gambar 4.10 Perbaikan multi medium filter back wash inlet valve switch
11. Perbaikan ELECTRIC FILTER DISCHARGE VALVE FOR OCCW
dikarenakan MOV tersebut tidak dapat dioperasikan. MOV ini hanya dapat
dioperasikan melalui mode local. Berikut urutan proses pengerjaannya :
- Melakukan uji coba MOV dengan mode local, yang tidak dapat
beroperasi tersebut.
- Selanjutnya memadamkan power supply MOV.
- Membuka cover display MOV dengan menggunakan kunci L.
- Menyalakan kembali power supply MOV.
- Selanjutnya mengecek kondisi power supply dan fuse, dan kedua
komponen tersebut normal.
- Kerusakan/gangguan yang terjadi disebabkan oleh penempatan posisi
selector switch LOCAL STOP REMOTE yang tidak tepat, untuk dapat
beroperasi selector switch harus tepat menghadap LOCAL.
46. - Setelah dilakukan uji coba kembali, MOV tersebut dapat beroperasi
39
normal.
- Kemudian melakukan penutupan kembali MOV dengan menggunakan
kunci L.
- Melakukan uji coba MOV dengan mode local, MOV dapat beroperasi
dengan normal.
Gambar 4.11 Perbaikan electric filter discharge valve for occw
12. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator pada
00GBB15AA002, 00GBB15AA003, 00GBB15AA006, 00GBB15AA008,
00GBB15AA011, dan pada #4 MULTI-MEDIUM FILTER FLUSH
OUTLET VALVE SWITCH (KKS: 00GBB15AA010) yang dikarenakan
pipa pada #5 MMF telah selesai dilakukan proses pengecatan. Berikut
urutan proses pengerjaannya :
- Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan kunci
Inggris.
- Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunakan kunci
Inggris.
Gambar 4.12 Pemasangan piping instrument dan pneumatic actuator
47. 13. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator pada
#6 MULTI-MEDIUM FILTER COM AIR INLET VALVE SWITCH
(KKS: 00GBB16AA008) yang dikarenakan pipa pada #6 MMF telah selesai
dilakukan proses pengecatan. Berikut urutan proses pengerjaannya :
- Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan kunci
40
Inggris.
- Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunakan kunci
Inggris.
- Namun dikarenakan indikasi pneumatic actuator yang tidak tepat, maka
dilakukan pembukaan cover pneumatic actuator.
- Proses pembukaan ini cukup sulit dikarenakan terdapat 2 baut yang
tidak bisa dilepas, sehingga harus dilakukan proses pemaksaan dalam
pembukaannya dengan cara menggrinda kepala baut agar dapat
dilakukan proses pembukaan dengan menggunakan obeng (-).
- Setelah digrinda, baut tersebut dapat dibuka dan ditemukan titik air di
dalam cover-nya. Kemudian titik air ini harus dikeringkan terlebih
dahulu sebelum memasang cover tersebut kembali pada pneumatic
actuator.
- Dugaan munculnya titik air didalam cover disebabkan oleh isi WD40
yang sudah habis saat dispray pada cover pneumatic actuator sehingga
yang tersisa hanya alkohol yang telah berkondensasi menjadi air.
Gambar 4.13 Pemasangan kembali piping instrument dan pneumatic actuator
14. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator pada
00GBB16AA002, 00GBB16AA003, 00GBB16AA011, yang dikarenakan
pipa pada #6 MMF telah selesai dilakukan proses pengecatan. Berikut
urutan proses pengerjaannya :
48. - Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan kunci
41
Inggris.
- Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunakan kunci
Inggris.
15. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator pada
#6 MULTI-MEDIUM FILTER FLUSH OUTLET VALVE SWITCH (KKS:
00GBB16AA010) yang dikarenakan pipa pada #6 MMF telah selesai
dilakukan proses pengecatan. Berikut urutan proses pengerjaannya :
- Memasang piping instrument air dengan menggunakan kunci Inggris.
- Memasang pneumatic actuator dengan menggunakan kunci Inggris.
- Dikarenakan terjadi keteledoran dalam pemasangan maka dilakukan
proses pembukaan kembali.
- Melepas kembali piping instrument air dengan menggunakan kunci
Inggris.
- Melepas kembali pneumatic actuator dari mounting-nya dengan
menggunakan kunci L.
- Memasangkan kembali mounting yang lupa dipasang tersebut.
- Memasang kembali pneumatic actuator pada mounting-nya dengan
menggunakan kunci L.
- Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan kunci
Inggris.
49. BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah selesai melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. PLN (Persero)
pembangkit Sektor Nagan Raya 2x110 MW Sehingga dapat diambil kesimpulan:
a. Perawatan/perbaikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja
sistematis terhadap peralatan hingga mencapai kondisi yang selalu optimal
dalam beroperasi.
b. Pengecekan dan perbaikan pada valve – valve ini bertujuan untuk
mengoptimalkan pengoperasian PLTU Nagan Raya 2x110 MW.
c. Dalam melakukan perawatan, ada beberapa jenis perawatan yang harus
dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :
- Perawatan preventif (pencegahan);
- Perawatan korektif (pemeliharaan/perbaikan);
- Perawatan Predictive ;
- Perawatan darurat (Emergency Maintenance);
- Breakdown Maintenance;
- Modification Maintanance.
d. Valve – valve yang mengatur aliran air laut yang akan diproses menjadi air
pengisi boiler digerakkan oleh I/P (Current To Pneumatic) dan MOV
(Motor Operater Valve).
e. Dalam melaksanakan pengecekan dan perbaikan ditemukannya masalah
yang menyebabkan valve – velve tidak bekerja secara optimal,
permasalahan tersebut adalah valve lengket/macet sehingga tidak dapat
digerakkan dengan normal dan mengalami kebocoran pada piping valve
tersebut.
50. 43
5.2 Saran
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi para
pekerja dan peralatan di PT. PLN (Persero) pembangkit Sektor Nagan Raya 2x110
MW maka dapat disarankan :
a. Diharapkan pada saat melakukan perawatan / perbaikan harus sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
b. Ketika melakukan perbaikan, jangan membongkar / memasang peralatan
dengan cara paksa sehingga dapat menyebapkan kerusakan pada peralatan
tersebut.
c. Kedisiplinan dan rasa tanggung jawab dalam bekerja harus dimiliki oleh
setiap pekerja.
51. DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.engineeringtoolbox.com/api-valve-standards-d_378.html
44
di akses pada tanggal 25-08-2014
2. http://fuelpunps.tpub.com/TM-10-3835-219-24P/css/TM-10-3835-219-
24P_45.html
di akses pada tanggal 25-08-2014
3. http://ucak-ucakenginer.blogspot.com/2011/12/valve-dan-perbaikannaya.html
di akses pada tanggal 25-08-2014
4. http://www.scribd.com/doc/112771524/Gate-Valve
di akses pada tanggal 25-08-2014
5. http://zetra.praktek.blogspot.com/2012/04/praktek.klerja.lapangan.html
di akses pada tanggal 25-08-2014
6. http://obby1909.blogspot.com/2009/10/macam-macam-valve.html
di akses pada tanggal 25-08-2014
7. Arifin Fatahul, 2012 “MENEJEMEN BANGKEL PERAWATAN DAN
PERBAIKAN” Penerbit Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sriwijaya.
8. http://syae007.wordpress.com/2010/01/16/apa-itu-standard-code/
di akses pada tanggal 25-08-2014