Observasi Lapang ke Kelompok Tani Sri Rejeki, Desa Cihonje, RT 01, RW XI, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas ialah kegiatan akhir dari Pelatihan Manajemen Kelompok ini. Kecamatan Gumelar merupakan Sntra Peternakan Rakyat dan Desa Cihonje merupakan desa penghasil ternak unggul dan Kelompok Tani Tunas Mukti merupakan salah satu kelompok tani yang ditetapkan menjadi kelompok pembibitan kambing Peranakan Etawa (PE) di Kecamatan Gumelar, melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 354/Kpts/PK.04/2015 Tahun 2015.
Laporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas
1. LAPORAN
PELATIHAN MANAJEMEN KELOMPOK
DAN OBSERVASI LAPANG KE KABUPATEN BANYUMAS
KEGIATAN PENINGKATAN SDM PETANI
DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG
TAHUN ANGGARAN 2018
DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG
Jl. Kompak No. 2 - 3 Semarang
Telp. (024) 6705001. Fax. (024) 672033
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat,
rahmat, dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pelatihan
Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas.
Laporan ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dalam
melaksanakan Subkegiatan Pelatihan Manajeman Kelompok, Kegiatan Peningkatan
SDM Petani,, Program Pengembangan SDM Pertanian Tahun Anggaran 2018, dengan
sumber dana APBD Kota Semarang.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas kerja sama
dan bantuannya, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan dan menyusun laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang dan
semoga laporan ini bisa memberikan manfaat. Amin.
Semarang, 20 April 2018
Mengetahui,
Kabid Penyuluhan Kasi Kelembagaan
ARI PATRIA W, SH.MM. Ir. ENDAH RETNO SAYEKTI
NIP. 19650327 199310 1 001 NIP. 19621105 199009 2 001
3. ii
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
DAFTAR BAGAN ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. DASAR PELAKSANAAN................................................................. 2
C. TUJUAN.............................................................................................. 3
D. SASARAN ........................................................................................... 3
E. WAKTU PELAKSANAAN ................................................................ 4
F. PELAKSANA ...................................................................................... 4
G. PEMBIAYAAN ................................................................................... 5
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 6
BAB III P E N U T U P ........................................................................................... 17
LAMPIRAN
Foto 1. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm,
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 19
Foto 2. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm,
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 19
Foto 3. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm,
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 20
Foto 4. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm,
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 20
Foto 5. Rombongan Observasi Lapang - Dinas Pertanian Kota Semarang berpose
bersama sebelum keberangkatan ke Kabupaten Banyumas ........................ 21
Foto 6. Rombongan Observasi Lapang pimpinan Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM.
diterima oleh pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Banyumas
dan Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti
di Sekretariat Kelompok .............................................................................. 21
Foto 7. Anggota Kelompok Tani Tunas Mukti mengikuti pertemuan
bersama Rombongan Observasi Lapang ..................................................... 22
Foto 8. Rombongan Observasi Lapang meninjau lokasi kandang ternak
Milik Kelompok Tani Tunas Mukti ............................................................ 22
4. iii
Foto 9. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama para anggota
Kelompok Tani Tunas Mukti di lokasi kandang ternak .............................. 23
Foto 10. Sambutan dari Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti
dalam pertemuan dengan Rombongan Observasi Lapang
di Sekretariat Kelompok .............................................................................. 23
Foto 11. Pemberian plakat kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria Wijanarko,
SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang,
kepada pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Banyumas .................................................................................. 24
Foto 12. Pemberian plakat kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria Wijanarko,
SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang,
kepada Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti, Bpk. Warseno ...................... 24
Foto 13. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat
meninggalkan Sekretariat Kelompok Tani Tunas Mukti,
Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas ....................... 25
Foto 14. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan
Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ............................ 25
Foto 15. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan
Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ............................ 26
Foto 16. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan
Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ............................ 27
Foto 17. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama di lokasi kandang ternak
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ...................................... 27
Foto 18. Kondisi kandang ternak kambing Saanen di BBPTU-HPT, Baturraden,
Kabupaten Banyumas .................................................................................. 27
Foto 19. Rombongan Observasi Lapang meninjau bangunan kandang ternak,
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ...................................... 28
Foto 20. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat,
meninggalkan lokasi BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas .... 28
Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang
Nomor 800/2159 Tanggal 13 April 2018 perihal Pelatihan Manajemen Kelompok
dan Observasi Lapang ................................................................................................. 29
Materi Paparan dari Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Peternakan
(BPSDMNAK) Provinsi Jawa Tengah ........................................................................ 31
6. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Prinsip pengelolaan pembangunan di sektor pertanian, meliputi kerangka
perencanaan jangka menengah, penganggaran terpadu, dan penganggaran berbasis
kinerja. Tanaman pangan sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran sebagai
sumber pangan, sumber kebutuhan nonpangan, dan sumber pendapatan bagi masyarakat.
Mengingat peran tersebut, pemerintah menetapkan swasembada pangan berkelanjutan
sebagai prioritas nasional. Swasembada untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai,
dimana petani menjadi pelaku utama pembangunan tanaman pangan. Swasembada
pangan berkelanjutan yang mantap menjadi landasan bagi perwujudan kedaulatan
pangan. Swasembada pangan ini diwujudkan secara bertahap dan diikuti oleh
peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas dan peningkatan kesejahteraan
petani.
Untuk meningkatkan nilai tambah tersebut, kedudukan petani harus diperkuat,
melalui pemberian fasilitas dan insentif oleh pemerintah, misalnya pemberian
bimbingan, pelatihan, penguatan kelembagaan, dan pemberian penghargaan bagi petani.
Penghargaan ini merupakan perwujudan inisiasi dan apresiasi pemerintah terhadap
peran petani atau kelompok tani yang telah melaksanakan pertanian organik untuk
mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan. Produk-produk pertanian yang
dihasilkan, dalam kerangka swasembada pangan berkelanjutan, harus mampu bersaing
dan memberikan nilai positif bagi kesehatan yang dapat dirasakan oleh konsumen, baik
konsumen nasional maupun konsumen global. Produk pertanian yang dihasilkan harus
berkualitas baik, higienis, dan aman bagi kesehatan, serta mampu bersaing di pasar
domestik dan pasar internasional.
Tantangan berat bagi petani di era globalisasi ialah persaingan yang sangat ketat,
dalam hal mutu/kualitas sumber daya manusia, komoditas, produk, dan pelayanan.
Persaingan tidak hanya pada tingkat lokal, tetapi juga regional dan internasional. Setiap
individu dalam organisasi kelompok tani harus melakukan upaya-upaya pembenahan
atas kompetensi, usaha, dan agrobisnis yang sedang dijalankan, baik secara proaktif
maupun berkelanjutan. Kelompok tani menempati posisi yang sangat strategis dalam
mendorong perekonomian masyarakat dan negara Indonesia. Kelompok tani selaku
organisasi resmi dari sekelompok anggota petani di suatu wilayah tertentu harus mampu
bersaing di era globalisasi ini dan harus berkomitmen untuk berubah secara cepat dan
bertahap, mengarah kepada terbentuknya organisasi profesional.
Kondisi organisasi kelompok tani di Kota Semarang masih dalam pertumbuhan
dan penguatan, serta memerlukan anggota-anggota petani yang bersikap dan bertindak
secara profesional, sehingga kelompok tani mampu bertumbuh dan berkembang secara
terus-menerus. Pertumbuhan kelompok tani ini didukung oleh beberapa hal yaitu :
7. 2
1. Adanya saling mengenal secara baik di antara anggota-anggota kelompok tani,
saling akrab, dan saling mempercayai.
2. Adanya kesamaan pandangan, perspektif, atau kepentingan yang sama dan tetap,
serta tidak menjadi labil jika terdapat benturan-benturan kepentingan tertentu.
3. Adanya kesamaan-kesamaan tradisi, kebiasaan, usaha budidaya, dan kesempatan
berusaha di antara anggota-anggota kelompok tani.
4. Adanya motivasi yang kuat untuk berkembang secara berkelanjutan pada anggota-
anggota kelompok tani tersebut, tanpa dihalangi oleh kendala-kendala yang sedang
maupun berat.
B. DASAR PELAKSANAAN
Adapun dasar pelaksanaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi
Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah :
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4660);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4518);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan
Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5018);
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/OT.140/3/2011 tentang Pedoman
Penilaian Penyuluh Pertanian Swadaya Teladan;
5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2016 Pembinaan
Kelembagaan Petani (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2038);
6. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 114);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;
8. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2017 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 13);
8. 3
9. Peraturan Walikota Semarang Nomor 71 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 (Berita
Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 71);
10. Keputusan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Nomor
100/KPTS/SM.600/J/12/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan Penyuluh
Pertanian Swadaya;
11. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1/2017 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Pengguna Anggaran pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
12. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1241 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran pada Organisasi Perangkat
Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
13. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1242 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara Penerimaan Pembantu dan
Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
14. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1243 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran sebagai Pejabat yang Diberi
Wewenang Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
15. Pannduan Kepemimpinan dan Manajemen Kelompok (Modul 8). 2016. Jakarta :
Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH.
C. TUJUAN
Tujuan diselenggarakannya Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi
Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah :
1. Untuk memberikan pemahaman kepada anggota kelompok tani dalam hal konsep
dasar kepemimpinan,m peran pimpinan, dan gaya kepemimpinan yang selaras di
dalam kelompok tani.
2. Untuk memotivasi anggota kelompok tani untuk mengembangkan teknologi
informasi, teknologi mekanisasi, manajemen penyuluhan, dan pengembangan
budidaya pertanian di dalam kelompok tani.
3. Untuk mengubah dan memperbaiki sudut pandang dan mengembangkan upaya-
upaya dalam penyelesaian konflik yang tepat di dalam kelompok tani.
4. Untuk meningkatkan kemampuan, kapasitas, dan kualitas peserta, kelompok tani,
dan petugas pertanian, sejalan dengan pembentukan paradigma baru dalam budidaya
pertanian, pembentukan kesadaran dan kemampuan petani dalam hubungannya
dengan stakeholders.
5. Untuk membentuk jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan petani selaku pelaku
utama, melalui pembelajaran yang partisipatif dan berbagai bentuk pelatihan yang
sinergis
9. 4
D. SASARAN
Sasaran diselenggarakannya Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi
Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah meningkatnya kemampuan,
kapasitas, dan kualitas 40 (empat puluh) peserta pelatihan yang terdiri dari :
1. Petani, sebanyak 26 (dua puluh enam) orang, yang berasal dari :
a. Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
b. Kelompok Tani Rejo Tani, Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan.
c. Kelompok Tani Sekar Wangi, Kelurahan Sembungharjo, Kecamatan Genuk.
2. Petugas, sebanyak 14 (enam belas) orang, yang seluruhnya berasal dari Dinas
Pertanian Kota Semarang.
Nama peserta petani maupun petugas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.
E. WAKTU PELAKSANAAN
Berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang
Nomor: 800/2159 Tanggal 13 April 2018 perihal Pelatihan Manajemen Kelompok Tani
dan Observasi Lapang, maka pelaksanaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan
Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Manajemen Kelompok
dan Obsevasi Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018.
No.
HARI/TGL. WAKTU KELOMPOK/LOKASI
1. Senin/16 April 2018 09.00 – 12.00 WIB Kelompok Tani Kuncen Farm
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen
(Penguatan Kelembagaan)
Narasumber : Ir. Surata
Ir. Joko Suwarso, MP.
(BPSDM NAK Prov. Jateng)
2. Selasa/17 April 2018 09.00 – 12.00 WIB Kelompok Tani Kuncen Farm
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen
(Motivasi)
Narasumber :
Bpk. Muhammad Amin (motivator)
3. Rabu/18 April 2018 05.30 - selesai Kelompok Tani Tunas Mukti
Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar,
Kabupaten Banyumas
(Observasi Lapang)
4. Kamis/19 April 2018 08.00 - selesai Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul
dan Hijauan Pakan Ternak
(BBPTUHPT) Kecamatan Baturaden,
Kabupaten Banyumas
10. 5
F. PELAKSANA
Pelaksana Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten
Banyumas adalah Seksi Kelembagaan, Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota
Semarang.
G. PEMBIAYAAN
Pembiayaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang dibebankan
kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran
2018 pada Dinas Pertanian Kota Semarang Kegiatan Peningkatan SDM Petani, Program
Pengembangan SDM Pertanian.
11. 6
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber daya manusia yang berkualitas, andal, dan berkemampuan manajerial,
kewirausahaan, organisasi, dan bisnis sangat dibutuhkan, untuk membangun usaha
pertanian dari hulu hingga hilir, agar menghasilkan produk-produk pertanian yang
berdaya saing tinggi dan yang menunjang prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Pembangunan pertanian mencakup usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan
jasa-jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati, memanfaatkan teknologi,
modal, tenaga kerja, dan manajemen, untuk mengelola sumber daya alam hayati di
dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan.
Persoalan kepemimpinan dan manajemen kelompok tani telah menjadi persoalan
penting di dalam dunia pertanian karena kualitas kepemimpinan dan kualitas manajerial
kelompok sangat mempengaruhi kinerja suatu organisasi yang disebut kelompok tani.
Setiap kelompok tani harus menyadari bahwa persoalan-persoalan kepemimpinan dan
supervisi kelompok menjadi ujung tombak produktivitas kelompok tani. Manajemen
kelompok tani yang diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan,
keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan,
berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat, merupakan suatu upaya
nyata yang terintegrasi dengan subsistem pembangunan pertanian dan terintegrasi
dengan programa tiap-tiap tingkat administrasi pemerintahan.
Pelatihan Manajemen Kelompok pada hari petama tanggal 9 April 2018
dilaksanakan oleh 2 (dua) orang narasumber dari Balai Pengembangan Sumber Daya
Manusia Peternakan (BPSDMNAK) Provinsi Jawa Tengah yaitu :
1. Ir. Surata.
2. Ir. Joko Suwarso, MP.
Kedua narasumber menyampaikan beberapa hal penting yaitu :
1. Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
Petani telah banyak memberikan kontribusi bagi kelangsungan hidup dasar
masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan pangan, sehingga petani harus
mendapatkan upaya perlindungan yang sistematis dan berkelanjutan. Petani
sebagai pelaku utama sektor pertanian diberi perlindungan dan pemberdayaan
untuk mendukung pemenuhan ketahanan pangan nasional. Pemberdayaan petani
pada dasarnya merupakan upaya nyata untuk meningkatkan kemampuan,
mendorong tumbuhnya kebersamaan kelompok, mengembangkan kebebasan
memilih atau memutuskan, dan menciptakan hubungan yang saling
menguntungkan di dalam kelompok Permberdayaan petani dilaksanakan dalam
beberapa bentuk upaya yaitu :
a. Pendidikan dan pelatihan.
b. Penyuluhan dan pendampingan.
12. 7
c. Pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil pertanian.
d. Konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian.
e. Kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi.
f. Regenerasi petani.
g. Penguatan kelembagaan petani.
Penyelenggaraan perlindungan dan pemberdayaan petani didasarkan pada 8
(delapan) asas yaitu :
d. Asas kedaulatan.
e. Asas kemandirian.
f. Asas kebermanfaatan.
g. Asas kebersamaan.
h. Asas keterpaduan.
i. Asas keterbukaan.
j. Asas efisiensi-berkeadilan.
k. Asas keberlanjutan.
2. Penguatan Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani merupakan suatu lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,
oleh, dan untuk petani, untuk memperkuat dan memperjuangkan kepentingan
petani. Pemberdayaan kelembagaan petani merupakan suatu rangkaian upaya
sistematis, konsisten, dan berkelanjutan untuk meningkatkan daya adaptasi dan
daya inovasi petani, agar mampu memanfaatkan teknologi secara optimal,
berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Tindak lanjut dari pemberdayaan
petani ialah penguatan kelembagaan petani. Penguatan kelembagaan petani
merupakan landasan untuk mewujudkan penumbuhan kelompok tani, dimana
dilakukan upaya-upaya peningkatan sumberdaya petani. Dalam penguatan
kelembagaan petani, ada 3 (tiga) hal penting yang harus dilakukan yaitu
pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan teknologi, pelaksanaan
rekayasa, pengembangan jaringan kemitraan baru (network bussiness), dan
peningkatan daya saing kelompok tani. Dalam penguatan kelembagaan petani,
dipergunakan filsafat yang disebut filsafat sapu lidi. Filsafat sapu lidi merupakan
suatu istilah filsafat yang didasarkan pada asas kebersamaan, dimana kebersamaan
adalah dasar utama utama persatuan dan kesatuan kelompok tani. Setiap anggota
kelompok tani adalah bagian penting yang tidak terpisahkan dari kelompok tani.
Setiap anggota harus dapat bekerja sama dengan anggota lainnya dan saling
mendukung satu dengan yang lain, untuk mencapai tujuan bersama. Keputusan
kelompok merupakan keputusan bersama.
3. Pemahaman tentang Kelas Kemampuan Kelompok Tani dan Penilaian
Kemampuan Kelompok Tani
Tindak lanjut dari pemberdayaan kelembagaan petani ialah penguatan
kelembagaan petani. Penguatan kelembagaan petani merupakan landasan untuk
mewujudkan penumbuhan kelompok tani, dimana dilakukan upaya-upaya
13. 8
peningkatan sumberdaya petani. Dalam penguatan kelembagaan petani, ada 3 (tiga)
hal penting yang harus dilakukan yaitu pemberdayaan sumber daya manusia,
pengembangan teknologi, pelaksanaan rekayasa, pengembangan jaringan
kemitraan baru (network bussiness), dan peningkatan daya saing kelompok tani.
Aspek-aspek yang dinilai pada penilaian kemampuan kelompok tani meliputi
kemampuan merencanakan, kemampuan mengorganisasikan, kemampuan
melaksanakan, kemampuan melakukan pengendalian dan pelaporan, dan
kemampuan mengembangkan kepimpinan kelompok tani.
Di samping ketiga hal tersebut, narasumber juga menyampaikan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan kepemimpinan di dalam kelompok tani. Kepemimpinan dapat
diartikan sebagai proses mempengaruhi, bekerja sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak dapat diwujudkan sendiri,
melainkan harus dilakukan secara bersama-sama, sehingga keberhasilan yang dicapai
menjadi milik bersama. Pemimpin ialah seseorang di dalam kelompok tani yang
membawa anggota-anggotanya untuk mewujudkan tujuan kelompok tani. Seorang
pemimpin, dalam hal ini ketua kelompok tani, harus mampu membawa seluruh anggota
dan mengelola seluruh anggota supaya setiap anggota memberikan kontribusi dalam
pencapaian tujuan kelompok tani. Ada 3 (tiga) tugas utama ketua kelompok tani, selaku
pemimpin kelompok tani, yaitu :
1. Melakukan pengarahan agar semua anggota kelompok berusaha mencapai sasaran
yang sesuai dengan perencanaan kelompok.
2. Menuntun dan memotivasi anggota kelompok tani untuk menampilkan kinerja
terbaiknya, untuk mencapai tujuan kelompok tani.
3. Menggerakkan anggota kelompok tani agar mau bekerja dengan sendiri maupun
bekerja bersama-sama disertai kesadaran penuh dan efektivitas, untuk mencapai
tujuan kelompok tani.
Seorang ketua kelompok tani yang sukses ialah ketua kelompok tani yang secara nyata
mampu mengejar tujuan kelompok secara efektif dan efisien. Seorang ketua kelompok
tani tidak boleh mengabaikan perilaku dan hubungan interpersonal dari anggota-
anggotanya, serta bersedia melihat kemauan masing-masing anggota untuk diarahkan
kepada kemauan bersama, demi pencapaian tujuan kelompok. Di samping itu, seorang
ketua kelompok tani harus peka terhadap sikap dan perasaan anggota-anggotanya, agar
produktivitas yang dicapai kelompok tani selaras dengan rasa puas pada anggota-
anggotanya. Seorang ketua kelompok tani, dalam memimpin kelompoknya, berhadapan
dengan 4 (dua) hal, yaitu :
1. Tuntutan tinggi dan pemenuhan kebutuhan tinggi, yang menghasilkan situasi yang
demokratis. Hal ini bersifat sangat ideal karena seorang ketua kelompok harus
memperhatikan kebutuhan anggotanya, namun tetap mengajak anggotanya untuk
mencapai tujuan kelompok.
14. 9
2. Tuntutan tinggi tetapi merespon pemenuhan kebutuhan rendah. Hal ini kurang ideal
karena menekankan hanya pada pencapaian target kelompok dan
mengesampingkan pemenuhan kebutuhan anggotanya.
3. Tuntutan rendah, tetapi pemenuhan kebutuhan tinggi. Pola ini disebut pola murah
hati. Ketua kelompok tani bersikap murah hati terhadap anggotanya dan menerima
semua tuntutan anggotanya. Tujuan kelompok tani sulit dicapai, tetapi rasa puas
anggota terhadap ketua kelompok sangat besar.
4. Tuntutan rendah dan pemenuhan kebutuhan juga rendah. Pola ini disebut pola
lambat, dimana anggota kelompok dibiarkan mencapai target atau tujuan kelompok
secara sendiri-sendiri, tanpa diawasi, dikelola, dan dipimpin oleh ketua kelompok.
Seorang ketua kelompok tani harus memilih 1 (satu) hal atau pola dari keempat hal atau
pola di atas, dalam memimpin kelompoknya.
Seorang ketua kelompok tani harus memiliki suatu bentuk gaya kepemimpinan
agar anggota-anggotanya merasa nyaman dan bahagia. Gaya kepemimpinan tersebut
meliputi :
1. Gaya Mengatur
Gaya ini harus dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi
ketika anggotanya berada di dalam situasi tidak mampu - tidak mau. Anggota
kelompok berkemampuan dan bermotivasi rendah. Instruksi kerja harus terperinci,
sejak awal dikerjakannya instruksi hingga penyelesaian instruksi.
2. Gaya Melatih
Gaya ini harus dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi
ketika anggotanya berada di dalam situasi tidak mampu - tetapi mau. Anggota
kelompok berkemampuan rendah, tetapi bermotivasi tinggi. Gaya melatih ini
terfokus pada pekerjaan dan berorientasi pada kinerja. Seorang ketua kelompok
harus menggabungkan pendampingan dan pengawasan secara sekaligus dan ketat.
3. Gaya Mendukung
Gaya ini harus dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi
ketika anggotanya berada di dalam situasi mampu - tetapi tidak mau. Gaya ini
dilakukan untuk memberikan dukungan kepada anggotanya, tanpa kesan otoriter
dan meng-gurui. Instruksi tidak perlu diperinci tetapi hasil pekerjaan sudah
dipercayakan penuh kepada anggotanya.
4. Gaya Mendelegasikan
Gaya ini dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi ketika
anggotanya berada di dalam situasi mampu dan mau. Anggota kelompok
berkemampuan dan bermotivasi tinggi. Instruksi kerja tidak harus terperinci, tetapi
langsung didelegasikan kepada para anggota kelompok.
Pengambilan keputusan di dalam kelompok tani bertujuan menyelesaikan permasalahan,
melalui proses formulasi masalah, mengembangkan solusi, dan menentukan cara
penerapan solusi. Kelebihan-kelebihan keputusan yang dihasilkan oleh keputusan
kelompok meliputi :
15. 10
1. Menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lengkap.
2. Menghasilkan pengalaman dan perspektif yang beraneka ragam.
3. Menghasilkan alternatif yang beraneka ragam karena memiliki jumlah informasi
yang banyak dan beragam.
4. Membuat suatu ata lebih dari 1 (satu) solusi yang mudah diterima.
5. Menambah legitimasi dimana keputusan kelompok lebih bersifat pantas daripada
keputusan individu/anggota.
Pelatihan Manajemen Kelompok pada hari kedua tanggal 10 April 2018
dilaksanakan oleh narasumber Bpk. Muhammad Amin, seorang motivator. Hal-hal
penting yang disampaikan narasumber yaitu :
1. Bagaimana Merasa Nyaman dan Bahagia
Pada dasarnya, setiap manusia ingin merasa nyaman dan bahagia. Diistilahkan feel
good. Beberapa hal yang termasuk “merasa nyaman” yaitu bersyukur, sukacita,
harmonis, kedamaian, penuh canda, ceria, senang, santai, kejernihan, kesuksesan,
kenyamanan, ketenteraman, keheningan, semangat, motivasi, ketenangan, antusias,
optimis, terinspirasi, selaras, tercerahkan, dan melekatkan hubungan akrab. Merasa
nyaman dan bahagia merupakan suatu hal penting untuk meningkatkan
kepercayaan orang lain kepada kita. Kebalikannya, jika merasa tidak nyaman (fell
bad) seperti mengalami depresi, stress, terhina, marah, khawatir, kepedihan,
ketidaksenangan, kesepian, kekacauan, apatis, dan keserakahan, justru
mengakibatkan pertengkaran, siksaan batin, kegalauan, dan keterkucilan. Lebih
parah lagi, dapat mengakibatkan dendam, demotivasi, dan kegagalan.
2. Pemilihan Pola atau Cara Berpikir yang Tepat
Pola atau cara berpikir yang baik dan tepat didasarkan pada realita bahwa semangat
bahagia berdampak positif terhadap produktivitas sehari-hari. Pola atau cara
berpikir yang positif dapat menghasilkan prinsip-prinsip kebahagiaan yaitu
kebahagiaan dalam memilih cara berpikir dan kebahagiaan yang tidak semata-mata
didasarkan pada bentuk-bentuk kepemilikan tertentu. Pola atau cara berpikir yang
tepat harus dilakukan setiap orang karena kehidupan tidak selalu ideal dan hal-hal
di luar dugaan/perkiraan sering terjadi. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa setiap
orang harus melakukan pemilihan sudut pandang dalam berpikir dan bertindak,
penerimaan secara ikhlas, pelaksanaan, dan keberserahan diri kepada Yang Maha
Kuasa.
Observasi Lapang ke Kelompok Tani Sri Rejeki, Desa Cihonje, RT 01, RW XI,
Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas ialah kegiatan akhir dari Pelatihan
Manajemen Kelompok ini. Kecamatan Gumelar merupakan Sntra Peternakan Rakyat
dan Desa Cihonje merupakan desa penghasil ternak unggul dan Kelompok Tani Tunas
Mukti merupakan salah satu kelompok tani yang ditetapkan menjadi kelompok
pembibitan kambing Peranakan Etawa (PE) di Kecamatan Gumelar, melalui Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 354/Kpts/PK.04/2015 Tahun 2015.
16. 11
Adapun visi dan misi dari Kelompok Tani Tunas Mukti ialah :
1. Visi
Dengan berkelompok, kita jadikan peternak profesional berwawasan agribisnis dan
berkelanjutan.
2. Misi
a. Mengutamakan musyawarah dalam melaksanakan semua kegiatan.
b. Mengubah sistem beternak yang turun-temurun menjadi peternak yang mampu
mengikuti teknologi peternakan yang moderen.
c. Meningkatkan pola beternak yang lebih maju dengan menjadikan sumber daya
alam lokal secara maksimal.
d. Meningkatkan pendapatan para anggota petani ternak kambing.
e. Ternak kambing sebagai komoditas unggulan bagi kelompok dan sebagai sumber
pendapatan petani ternak.
f. Dapat meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok tani ternak.
Pertemuan antara rombongan Observasi Lapang Dinas Pertanian Kota Semarang
dengan Kelompok Tani Tunas Mukti dilaksanakan di Sekretariat Kelompok Tani Tunas
Mukti. Setelah pertemuan tersebut, dilakukan kunjungan ke lokasi-lokasi kandang
ternak kambing kelompok yang terletak sangat dekat dengan lokasi sekretariat.
Bersama 3 (tiga) kelompok ternak kambing PE lainnya di Kecamatan Gumelar
yaitu Kelompok Pergumas Gumelar, Kelompok Sato Guno Paningkaban, dan
Kelompok Bondo Mertani Cilangkap, Kelompok Tani Tunas Mukti merupakan
kelompok tani ternak kambing PE yang tergolong kelas utama sejak tahun 2015.
Berjumlah anggota 30 (tiga puluh) orang dan dibentuk pada tahun 2009. Nama ketua
kelompok tani : Warseno. Usaha pokok kelompok meliputi budidaya ternak kambing
Jawa dan kambing PE. Total ternak yang dimiliki kelompok adalah 285 ekor, yang
terdiri dari 215 ekor kambing betina dan 70 ekor kambing jantan.
17. 12
Bagan 1. Struktur Organisasi Kelompok Tani Tunas Mukti.
Setelah dilakukan kunjungan ke Kelompok Tani Tunas Mukti, pada hari
berikutnya dilakukan kunjungan ke Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan
Pakan Ternak (BBPTU-HPT) di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas. BBPTU-
HPT didirikan pada tanggal 22 Juli 1953, merupakan Unit Pelaksanaan Direktorat
Jendral Peternakan di Bidang Pembibitan Sapi Perah dan Kambing Perah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Peternakan (Dirjen Peternakan).
A N G G O T A
KETUA I
Warseno
BENDAHARA I
Wartono
SEKRETARIS I
Sumargo
SEKSI PENDATAAN
Teguh
Wakun
KETUA II
Siswandi
SEKRETARIS II
Sobirin
BENDAHARA II
Kasno
SEKSI SAPRONAK
Ahmad Syarifudin
Kusmoyo
SEKSI PEMASARAN
Sujarwo
Kasimin
SEKSI PEMBIBITAN
Wartoyo
Kasro
SEKSI PENGOLAHAN
LIMBAH
W a r k a m
SEKSI HUMAS
Tasro Sakun
Sirun
SEKSI KESWAN
Dakun
Purwadi
18. 13
Sejarah pembentukan BBPTU-HPT dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pada tahun 1953 Pemerintah RI membangun peternakan di Baturraden dan
diresmikan oleh PJM. Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 22 Juli
2053, dengan nama Induk Taman Ternak Baturraden.
2. Pada tanggal 25 Mei 1978, melalui SK Menteri Pertanian RI Nomor
313/Kpts/org/5/78 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan
Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Baturraden (BPTHMT), ditetapkan
pembentukan BPTHMT sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jendral
Peternakan.
3. Pada tanggal 24 Juli 2002, melalui SK Menteri Pertanian RI Nomor 290 Tahun 2002,
nama institusi ini diubah menjadi Balai Pembibitan Ternah Unggul Sapi Perah
(BPTU Sapi Perah).
4. Pada tanggal 30 Desember 2003 sesuai SK Menteri Pertanian RI Nomor
630/Kpts.OT.140/12/2003, nama BPTU Sapi Perah diubah menjadi Balai Besar
Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah (BBPTU-Sapi Perah).
5. Pada tanggal 24 Mei 2013, melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) RI
Nomor 55/Permentan/)OT.140/5/2013, nama BBPTU Sapi Perah diubah menjadi
Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul - Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT).
BBPTU-HPT merupakan pusat pembibitan sapi perah dan kambing perah di
bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI,
yang bergerak di bidang pemuliaan, pemeliharaan, produksi, dan pemasaran bibit sapi
perah dan bibit kambing perah unggul, serta hijauan pakan ternak. BBPTU-HPT terdiri
dari 4 lokasi yaitu :
6. Area Limpakuwus, berada di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang.
7. Area Tegalsari, berada di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden.
8. Area Manggala, berada di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok dan Desa
Tumiyang, Kecamatan Pakuncen.
9. Area Munggangsari, berada di Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden.
Berlokasi di lereng selatan Gunung Slamet, posisi BBPTU-HPT berada di ketinggian
600 - 650 m di atas permukaan laut, meliputi luas tanah 240 Ha. Kelembaban udara
rata-rata 70 - 80 %. Curah hujan rata-rata 7.000 - 8.000 mm per tahun.
Adapun visi dan misi dari Kelompok Tani BBPTU-HPT ialah :
1. Visi
Mewujudkan institusi yang profesional dalam menghasilkan bibit sapi perah,
kambing perah, dan hijauan pakan ternak yang berkualitas, berdaya saing, dan
berkelanjutan.
2. Misi
a. Mengembangkan pembibitan sapi perah, kambing perah, dan hijauan pakan ternak,
melalui kebijakan di bidang pemuliaan, pemeliharaan, produksi, dan pemasaran
bibit unggul sapi perah, kambing perah, hijauan pakan ternak, dan hasil ikutannya.
19. 14
b. Mengembangkan sumber daya manusia aparatur, pelaku usaha sapi perah, pelaku
usaha kambing perah, dan hijauan pakan ternak, sarana dan prasarana, pembinaan,
evaluasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan pelayanan prima.
Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) BBPTU-HPT meliputi pemeliharaan, produksi,
pengembangan, penyebaran, dan pemasaran. Hal ini dijabarkan dalam tugas-tugas
BBPTU-HPT yang meliputi :
1. Penyusunan program, rencana kerja, rencana anggaran, pelaksanaan kerja sama,
dan penyiapan evaluasi dan pelaporan.
2. Pelaksanaan pemeliharaan, produksi, dan pemuliaan bibit sapi perah dan bibit
kambing perah unggul.
3. Pelaksanaan uji performance dan uji zuriat sapi perah dan kambing perah unggul.
4. Pelaksanaan recording pembibitan sapi perah dan kambing perah unggul.
5. Pelaksanaan pelestarian plasma nuftah.
6. Pelaksanaan pengembangan bibit sapi perah dan kambing perah unggul.
7. Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan, produksi, dan pemuliaan bibit sapi
perah dan kambing perah unggul.
8. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan ternak.
9. Pengelolaan pakan ternak dan hijauan pakan ternak.
10. Pelaksanaan penyebaran, distribusi, pemasaran, dan informasi hasil produksi bibit
unggul sapi perah dan kambing perah bersertifikat serta hasil ikutannya dan
hijauan pakan ternak.
11. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan ternak
unggul.
12. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan, produksi, pemuliaan, dan
pengembangan bibit sapi perah dan kambing perah unggul.
13. Pemberian pelayanan teknis penyediaan pakan dan pengelolaan hijauan pakan
ternak.
14. Pengelolaan prasarana dan sarana teknis.
15. Pengelola urusan tata usaha dan rumah tangga BBPTU-HPT.
BBPTU-HPT telah menerapkan animal welfare atau kesejahteraan hewan, suatu
prinsip kesejahteraan yang harus dipenuhi dalam pemeliharaan dan pemanfaatan hewan
ternak. Mengacu pada ISO 9001:2008, prinsip animal welfare dikembangkan untuk
memenuhi tuntutan masyarakat nasional maupun internasional. Prinsip ini telah
diaplikasikan di dalam masyarakat peternak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2009 jo Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan, disebutkan bahwa kesejahteraan hewan ialah segala urusan yang
berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan, menurut ukuran perilaku alami
hewan yang diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap
orang, yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia. Terdapat 5 bagian
dari Prinsip Kesejahteraan Hewan ini yaitu :
20. 15
1. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa haus dan lapar. Kemudahan akses untuk
air minum dan penyediaan pakan dalam jumlah cukup harus diwujudkan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.
2. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa ketidaknyamanan dan penyiksaan fisik.
Hal ini diwujudkan dengan penyediaan kandang yang layak dan pola pemeliharaan
yang baik sesuai SOP agar ternak terhindar dari penderitaan dan rasa sakit yang
berdampak pada fisik dan psikologis hewan ternak.
3. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa sakit, cedera, dan penyakit. Pencegahan
penyakit, penanganan penyakit, dan treatment yang tepat harus dilakukan agar tidak
memicuu penyakit yang berdampak pada kematian ternak dan ancaman transmisi
(penularan) penyakit antara hewan dengan manusia.
4. Ternak harus dibebaskan dari tekanan terhadap perilaku alamiah. Penyediaan ruang
dan fasilitas yang cukup untuk pemeliharaan ternak, penataan ternak berdasarkan
fisiologis, fisik, dan reproduksi harus dilaksanakan dengan baik.
5. Ternak harus dibebaskan dari rasa ketakutan dan rasa tertekan. Perlakuan yang cukup
harus diberikan untuk mencegah ternak mengalami ketakutan dan tekanan psikis.
BBPTU-HPT telah menerapkan recording atau perekaman catatan ternak secara
teratur, dari beberapa parameter performance ternak, seperti tingkah laku ternak, angka
kematian, angka kasus penyakit, angka pertumbuhan, efisiensi produksi, dan
performance ternak. BPPTU-HPT menerapkan recording secara utuh, misalnya
recording kesehatan, reproduksi, bobot badan, body condition score, respon ternak
terhadap penanganan, dan produksi susu. Recording merupakan alat utama untuk
mendeteksi permasalahan yang terjadi pada ternak dan recording harus dilakukan secara
tertib, untuk mengetahui silsilah dan riwayat ternak.
BBPTU-HPT memberikan pelayanan penjualan calon bibit sebagai berikut :
1. Calon bibit sapi perah betina.
2. Calon bibit sapi perah jantan.
3. Calon bibit peranakan Etawa jantan.
4. Calon bibit peranakan Etawa betina.
5. Calon bibit peranakan Saanen jantan.
6. Calon bibit peranakan Saanen betina.
7. Susu.
8. Hijauan pakan ternak.
Ternak yang ada di BBPTU-HPT dipelihara dan dikelompokkan menjadi :
1. Kandang A, B, dan C dikhususkan untuk sapi dewasa dan sapi laktasi.
2. Kandang D dan F dikhusukan untuk sapi bunting dan sapi yang beranak.
3. Kandang E, E1, dan E2 dipergunakan untuk pedet individu dan koloni.
4. Kandang G diperuntukkan dara bunting.
5. Kandang H untuk penjantan progeny.
BBPTU-HPT menyediakan bibit kambing perah Saanen berjumlah 200 ekor.
Kambing Saanen menghasilkan susu yang tidak berbau, berbeda dengan susu sapi.
21. 16
Produksi susu per hari 7 liter. Harga susu Rp 16.000,- per liter. Bibit kambing Saanen
jantan Rp 2.000.000,- dan bibit kambing Saanen betina Rp 1.750.000,- per ekor.
Hijauan Pakan Ternak (HPT) terdiri dari rumput-rumputan yaitu Rumput Odot,
Star Grass, dan King Grass serta dari jenis Leguminosa (Polong-polongan), khususnya
jenis Kaliandra. Selain pakan hijauan, juga diberikan konsentrat yaitu bungkil kelapa,
bungkil kedelai, pollard, Gluten Feed, Corn Gluten Meal, onggok, dan dolomit.
Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali yaitu pada jam 09.00 WIB atau setelah
pemerahan pagi dan pada jam 15.00 WIB. Formulasi konsentrat yang diberikan
berbeda-beda pada setiap kategori sapi dan kambing perahnya. HPT diberikan 10 % dari
berat badan ternak. Prosentase pemberian pakan 60% Leguminosa> 40% rumput.
Prosentase pemberian konsentrat 1 - 3 % dari berat badan (BB). Contoh: kambing> 1 -
2 kg/ekor/hari. Pemberian hijauan pakan ternak dilakukan terlebih dahulu, sebelum
pemberian konsentrat.
Jenis utama rumput yang diberikan sebagai pakan ternak yaitu rumput odot.
Rumput odot merupakan suatu varietas rumput gajah (Pennisetum purpureum) atau
sering disebut Dwarf Elephant Grass atau Mott Elephant Grass di luar negeri. Tanaman
rumput ini mampu tumbuh pada musim kemarau, dengan kondisi tanah berkesuburan
rendah. Tanaman ini pertama kali ditemukan oleh Dr. W. Hanna di Georgia - USA,
kemudian dikembangkan oleh Dr. Mott di Florida - USA. Di Indonesia tanaman rumput
odot mulai dikembangkan sejak tahun 2007. Rumput odot dikembangkan melalui
metode vegetatif. Pola tanamnya meliputi pola monokultur, dimana suatu lahan hanya
ditanami tanaman rumput odot saja, dan pola sela, dimana tanaman rumput odot
ditanam di sela-sela tanaman lain.
22. 17
BAB III
P E N U T U P
Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten
Banyumas merupakan suatu wahana untuk mengembangkan sistem manajemen
organisasi yang profesional dan berkelanjutan pada kelompok-kelompok tani di Kota
Semarang. Seluruh pihak yang terkait dengan kelompok-kelompok tani seyogyanya
dapat saling mendukung dan bekerja sama, demi mewujudkan kelembagaan petani yang
maju, handal, efektif dan efisien di Kota Semarang.
Manajemen kelompok tani merupakan awal yang sangat menentukan
keberhasilan pengembangan kelembagaan petani di Kota Semarang dan aspek budidaya,
sarana produksi, pengolahan hasil, pemasaran, sumber daya manusia, kelembagaan, dan
regulasi pemerintah yang saling berpengaruh satu sama lain hendaknya diperhatikan
dan , sehingga mampu mewujudkan produktivitas pangan yang berkualitas baik dan
berdaya saing. Diharapkan agar manajemen kelompok tani yang terintegrasi, kokoh, dan
mandiri menjadi kekuatan penting pada sektor pertanian tanaman pangan di Kota
Semarang, baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
--- 000 ---
24. 19
Foto 1. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani
Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
Foto 2. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani
Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
25. 20
Foto 3. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani
Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
Foto 4. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani
Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
26. 21
Foto 5. Rombongan Observasi Lapang - Dinas Pertanian Kota Semarang
berpose bersama sebelum keberangkatan ke Kabupaten Banyumas.
Foto 6. Rombongan Observasi Lapang pimpinan Bpk. Ari Patria
Wijanarko, SH.MM. diterima oleh pihak Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas dan Ketua Kelompok
Tani Tunas Mukti di Sekretatiat Kelompok.
27. 22
Foto 7. Anggota Kelompok Tani Tunas Mukti mengikuti pertemuan bersama
Rombongan Observasi Lapang - Dinas Pertanian Kota Semarang.
Foto 8. Rombongan Observasi Lapang meninjau lokasi kandang ternak
dan biogas milik Kelompok Tani Tunas Mukti..
28. 23
Foto 9. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama para anggota
Kelompok Tani Tunas Mukti di lokasi kandang ternak.
Foto 10. Sambutan dari Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti dalam
pertemuan dengan Rombongan Observasi Lapang.
29. 24
Foto 11. Pemberian plakat Kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria Wijanarko,
SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang, kepada
pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas.
Foto 12. Pemberian plakat Kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria
Wijanarko, SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota
Semarang, kepada Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti, Bpk.
Warseno.
30. 25
Foto 13. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat
meninggalkan Sekretariat Kelompok Tani Tunas Mukti, Desa
Cihonje, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas.
Foto 14. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
31. 26
Foto 15. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Foto 16. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
32. 27
Foto 17. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama di lokasi kandang
ternak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Foto 18. Kondisi fisik kandang ternak kambing Saanen di BBPTU-HPT,
Baturraden, Kabupaten Banyumas.
33. 28
Foto 19. Rombongan Observasi Lapang meninjau lokasi kandang ternak
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Foto 20. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum
berangkat meninggalkan lokasi BBPTU-HPT, Baturraden,
Kabupaten Banyumas.