SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
LAPORAN
PELATIHAN MANAJEMEN KELOMPOK
DAN OBSERVASI LAPANG KE KABUPATEN BANYUMAS
KEGIATAN PENINGKATAN SDM PETANI
DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG
TAHUN ANGGARAN 2018
DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG
Jl. Kompak No. 2 - 3 Semarang
Telp. (024) 6705001. Fax. (024) 672033
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat,
rahmat, dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pelatihan
Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas.
Laporan ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dalam
melaksanakan Subkegiatan Pelatihan Manajeman Kelompok, Kegiatan Peningkatan
SDM Petani,, Program Pengembangan SDM Pertanian Tahun Anggaran 2018, dengan
sumber dana APBD Kota Semarang.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas kerja sama
dan bantuannya, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan dan menyusun laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang dan
semoga laporan ini bisa memberikan manfaat. Amin.
Semarang, 20 April 2018
Mengetahui,
Kabid Penyuluhan Kasi Kelembagaan
ARI PATRIA W, SH.MM. Ir. ENDAH RETNO SAYEKTI
NIP. 19650327 199310 1 001 NIP. 19621105 199009 2 001
ii
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
DAFTAR BAGAN ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1
B. DASAR PELAKSANAAN................................................................. 2
C. TUJUAN.............................................................................................. 3
D. SASARAN ........................................................................................... 3
E. WAKTU PELAKSANAAN ................................................................ 4
F. PELAKSANA ...................................................................................... 4
G. PEMBIAYAAN ................................................................................... 5
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 6
BAB III P E N U T U P ........................................................................................... 17
LAMPIRAN
Foto 1. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm,
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 19
Foto 2. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm,
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 19
Foto 3. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm,
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 20
Foto 4. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm,
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 20
Foto 5. Rombongan Observasi Lapang - Dinas Pertanian Kota Semarang berpose
bersama sebelum keberangkatan ke Kabupaten Banyumas ........................ 21
Foto 6. Rombongan Observasi Lapang pimpinan Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM.
diterima oleh pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Banyumas
dan Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti
di Sekretariat Kelompok .............................................................................. 21
Foto 7. Anggota Kelompok Tani Tunas Mukti mengikuti pertemuan
bersama Rombongan Observasi Lapang ..................................................... 22
Foto 8. Rombongan Observasi Lapang meninjau lokasi kandang ternak
Milik Kelompok Tani Tunas Mukti ............................................................ 22
iii
Foto 9. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama para anggota
Kelompok Tani Tunas Mukti di lokasi kandang ternak .............................. 23
Foto 10. Sambutan dari Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti
dalam pertemuan dengan Rombongan Observasi Lapang
di Sekretariat Kelompok .............................................................................. 23
Foto 11. Pemberian plakat kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria Wijanarko,
SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang,
kepada pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Banyumas .................................................................................. 24
Foto 12. Pemberian plakat kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria Wijanarko,
SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang,
kepada Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti, Bpk. Warseno ...................... 24
Foto 13. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat
meninggalkan Sekretariat Kelompok Tani Tunas Mukti,
Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas ....................... 25
Foto 14. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan
Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ............................ 25
Foto 15. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan
Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ............................ 26
Foto 16. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan
Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ............................ 27
Foto 17. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama di lokasi kandang ternak
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ...................................... 27
Foto 18. Kondisi kandang ternak kambing Saanen di BBPTU-HPT, Baturraden,
Kabupaten Banyumas .................................................................................. 27
Foto 19. Rombongan Observasi Lapang meninjau bangunan kandang ternak,
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ...................................... 28
Foto 20. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat,
meninggalkan lokasi BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas .... 28
Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang
Nomor 800/2159 Tanggal 13 April 2018 perihal Pelatihan Manajemen Kelompok
dan Observasi Lapang ................................................................................................. 29
Materi Paparan dari Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Peternakan
(BPSDMNAK) Provinsi Jawa Tengah ........................................................................ 31
iv
DAFTAR BAGAN
halaman
Bagan 1. Struktur Organisasi Kelompok Tani Tunas Mukti ..................................... 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Prinsip pengelolaan pembangunan di sektor pertanian, meliputi kerangka
perencanaan jangka menengah, penganggaran terpadu, dan penganggaran berbasis
kinerja. Tanaman pangan sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran sebagai
sumber pangan, sumber kebutuhan nonpangan, dan sumber pendapatan bagi masyarakat.
Mengingat peran tersebut, pemerintah menetapkan swasembada pangan berkelanjutan
sebagai prioritas nasional. Swasembada untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai,
dimana petani menjadi pelaku utama pembangunan tanaman pangan. Swasembada
pangan berkelanjutan yang mantap menjadi landasan bagi perwujudan kedaulatan
pangan. Swasembada pangan ini diwujudkan secara bertahap dan diikuti oleh
peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas dan peningkatan kesejahteraan
petani.
Untuk meningkatkan nilai tambah tersebut, kedudukan petani harus diperkuat,
melalui pemberian fasilitas dan insentif oleh pemerintah, misalnya pemberian
bimbingan, pelatihan, penguatan kelembagaan, dan pemberian penghargaan bagi petani.
Penghargaan ini merupakan perwujudan inisiasi dan apresiasi pemerintah terhadap
peran petani atau kelompok tani yang telah melaksanakan pertanian organik untuk
mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan. Produk-produk pertanian yang
dihasilkan, dalam kerangka swasembada pangan berkelanjutan, harus mampu bersaing
dan memberikan nilai positif bagi kesehatan yang dapat dirasakan oleh konsumen, baik
konsumen nasional maupun konsumen global. Produk pertanian yang dihasilkan harus
berkualitas baik, higienis, dan aman bagi kesehatan, serta mampu bersaing di pasar
domestik dan pasar internasional.
Tantangan berat bagi petani di era globalisasi ialah persaingan yang sangat ketat,
dalam hal mutu/kualitas sumber daya manusia, komoditas, produk, dan pelayanan.
Persaingan tidak hanya pada tingkat lokal, tetapi juga regional dan internasional. Setiap
individu dalam organisasi kelompok tani harus melakukan upaya-upaya pembenahan
atas kompetensi, usaha, dan agrobisnis yang sedang dijalankan, baik secara proaktif
maupun berkelanjutan. Kelompok tani menempati posisi yang sangat strategis dalam
mendorong perekonomian masyarakat dan negara Indonesia. Kelompok tani selaku
organisasi resmi dari sekelompok anggota petani di suatu wilayah tertentu harus mampu
bersaing di era globalisasi ini dan harus berkomitmen untuk berubah secara cepat dan
bertahap, mengarah kepada terbentuknya organisasi profesional.
Kondisi organisasi kelompok tani di Kota Semarang masih dalam pertumbuhan
dan penguatan, serta memerlukan anggota-anggota petani yang bersikap dan bertindak
secara profesional, sehingga kelompok tani mampu bertumbuh dan berkembang secara
terus-menerus. Pertumbuhan kelompok tani ini didukung oleh beberapa hal yaitu :
2
1. Adanya saling mengenal secara baik di antara anggota-anggota kelompok tani,
saling akrab, dan saling mempercayai.
2. Adanya kesamaan pandangan, perspektif, atau kepentingan yang sama dan tetap,
serta tidak menjadi labil jika terdapat benturan-benturan kepentingan tertentu.
3. Adanya kesamaan-kesamaan tradisi, kebiasaan, usaha budidaya, dan kesempatan
berusaha di antara anggota-anggota kelompok tani.
4. Adanya motivasi yang kuat untuk berkembang secara berkelanjutan pada anggota-
anggota kelompok tani tersebut, tanpa dihalangi oleh kendala-kendala yang sedang
maupun berat.
B. DASAR PELAKSANAAN
Adapun dasar pelaksanaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi
Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah :
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4660);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4518);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan
Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5018);
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/OT.140/3/2011 tentang Pedoman
Penilaian Penyuluh Pertanian Swadaya Teladan;
5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2016 Pembinaan
Kelembagaan Petani (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2038);
6. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 114);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;
8. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2017 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 (Lembaran
Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 13);
3
9. Peraturan Walikota Semarang Nomor 71 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 (Berita
Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 71);
10. Keputusan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Nomor
100/KPTS/SM.600/J/12/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan Penyuluh
Pertanian Swadaya;
11. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1/2017 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Pengguna Anggaran pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
12. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1241 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran pada Organisasi Perangkat
Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
13. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1242 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara Penerimaan Pembantu dan
Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
14. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1243 Tahun 2017 tentang Penunjukan
Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran sebagai Pejabat yang Diberi
Wewenang Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018;
15. Pannduan Kepemimpinan dan Manajemen Kelompok (Modul 8). 2016. Jakarta :
Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH.
C. TUJUAN
Tujuan diselenggarakannya Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi
Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah :
1. Untuk memberikan pemahaman kepada anggota kelompok tani dalam hal konsep
dasar kepemimpinan,m peran pimpinan, dan gaya kepemimpinan yang selaras di
dalam kelompok tani.
2. Untuk memotivasi anggota kelompok tani untuk mengembangkan teknologi
informasi, teknologi mekanisasi, manajemen penyuluhan, dan pengembangan
budidaya pertanian di dalam kelompok tani.
3. Untuk mengubah dan memperbaiki sudut pandang dan mengembangkan upaya-
upaya dalam penyelesaian konflik yang tepat di dalam kelompok tani.
4. Untuk meningkatkan kemampuan, kapasitas, dan kualitas peserta, kelompok tani,
dan petugas pertanian, sejalan dengan pembentukan paradigma baru dalam budidaya
pertanian, pembentukan kesadaran dan kemampuan petani dalam hubungannya
dengan stakeholders.
5. Untuk membentuk jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan petani selaku pelaku
utama, melalui pembelajaran yang partisipatif dan berbagai bentuk pelatihan yang
sinergis
4
D. SASARAN
Sasaran diselenggarakannya Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi
Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah meningkatnya kemampuan,
kapasitas, dan kualitas 40 (empat puluh) peserta pelatihan yang terdiri dari :
1. Petani, sebanyak 26 (dua puluh enam) orang, yang berasal dari :
a. Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
b. Kelompok Tani Rejo Tani, Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan.
c. Kelompok Tani Sekar Wangi, Kelurahan Sembungharjo, Kecamatan Genuk.
2. Petugas, sebanyak 14 (enam belas) orang, yang seluruhnya berasal dari Dinas
Pertanian Kota Semarang.
Nama peserta petani maupun petugas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.
E. WAKTU PELAKSANAAN
Berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang
Nomor: 800/2159 Tanggal 13 April 2018 perihal Pelatihan Manajemen Kelompok Tani
dan Observasi Lapang, maka pelaksanaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan
Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Manajemen Kelompok
dan Obsevasi Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018.
No.
HARI/TGL. WAKTU KELOMPOK/LOKASI
1. Senin/16 April 2018 09.00 – 12.00 WIB Kelompok Tani Kuncen Farm
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen
(Penguatan Kelembagaan)
Narasumber : Ir. Surata
Ir. Joko Suwarso, MP.
(BPSDM NAK Prov. Jateng)
2. Selasa/17 April 2018 09.00 – 12.00 WIB Kelompok Tani Kuncen Farm
Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen
(Motivasi)
Narasumber :
Bpk. Muhammad Amin (motivator)
3. Rabu/18 April 2018 05.30 - selesai Kelompok Tani Tunas Mukti
Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar,
Kabupaten Banyumas
(Observasi Lapang)
4. Kamis/19 April 2018 08.00 - selesai Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul
dan Hijauan Pakan Ternak
(BBPTUHPT) Kecamatan Baturaden,
Kabupaten Banyumas
5
F. PELAKSANA
Pelaksana Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten
Banyumas adalah Seksi Kelembagaan, Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota
Semarang.
G. PEMBIAYAAN
Pembiayaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang dibebankan
kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran
2018 pada Dinas Pertanian Kota Semarang Kegiatan Peningkatan SDM Petani, Program
Pengembangan SDM Pertanian.
6
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sumber daya manusia yang berkualitas, andal, dan berkemampuan manajerial,
kewirausahaan, organisasi, dan bisnis sangat dibutuhkan, untuk membangun usaha
pertanian dari hulu hingga hilir, agar menghasilkan produk-produk pertanian yang
berdaya saing tinggi dan yang menunjang prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Pembangunan pertanian mencakup usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan
jasa-jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati, memanfaatkan teknologi,
modal, tenaga kerja, dan manajemen, untuk mengelola sumber daya alam hayati di
dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan.
Persoalan kepemimpinan dan manajemen kelompok tani telah menjadi persoalan
penting di dalam dunia pertanian karena kualitas kepemimpinan dan kualitas manajerial
kelompok sangat mempengaruhi kinerja suatu organisasi yang disebut kelompok tani.
Setiap kelompok tani harus menyadari bahwa persoalan-persoalan kepemimpinan dan
supervisi kelompok menjadi ujung tombak produktivitas kelompok tani. Manajemen
kelompok tani yang diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan,
keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan,
berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat, merupakan suatu upaya
nyata yang terintegrasi dengan subsistem pembangunan pertanian dan terintegrasi
dengan programa tiap-tiap tingkat administrasi pemerintahan.
Pelatihan Manajemen Kelompok pada hari petama tanggal 9 April 2018
dilaksanakan oleh 2 (dua) orang narasumber dari Balai Pengembangan Sumber Daya
Manusia Peternakan (BPSDMNAK) Provinsi Jawa Tengah yaitu :
1. Ir. Surata.
2. Ir. Joko Suwarso, MP.
Kedua narasumber menyampaikan beberapa hal penting yaitu :
1. Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
Petani telah banyak memberikan kontribusi bagi kelangsungan hidup dasar
masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan pangan, sehingga petani harus
mendapatkan upaya perlindungan yang sistematis dan berkelanjutan. Petani
sebagai pelaku utama sektor pertanian diberi perlindungan dan pemberdayaan
untuk mendukung pemenuhan ketahanan pangan nasional. Pemberdayaan petani
pada dasarnya merupakan upaya nyata untuk meningkatkan kemampuan,
mendorong tumbuhnya kebersamaan kelompok, mengembangkan kebebasan
memilih atau memutuskan, dan menciptakan hubungan yang saling
menguntungkan di dalam kelompok Permberdayaan petani dilaksanakan dalam
beberapa bentuk upaya yaitu :
a. Pendidikan dan pelatihan.
b. Penyuluhan dan pendampingan.
7
c. Pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil pertanian.
d. Konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian.
e. Kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi.
f. Regenerasi petani.
g. Penguatan kelembagaan petani.
Penyelenggaraan perlindungan dan pemberdayaan petani didasarkan pada 8
(delapan) asas yaitu :
d. Asas kedaulatan.
e. Asas kemandirian.
f. Asas kebermanfaatan.
g. Asas kebersamaan.
h. Asas keterpaduan.
i. Asas keterbukaan.
j. Asas efisiensi-berkeadilan.
k. Asas keberlanjutan.
2. Penguatan Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani merupakan suatu lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,
oleh, dan untuk petani, untuk memperkuat dan memperjuangkan kepentingan
petani. Pemberdayaan kelembagaan petani merupakan suatu rangkaian upaya
sistematis, konsisten, dan berkelanjutan untuk meningkatkan daya adaptasi dan
daya inovasi petani, agar mampu memanfaatkan teknologi secara optimal,
berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Tindak lanjut dari pemberdayaan
petani ialah penguatan kelembagaan petani. Penguatan kelembagaan petani
merupakan landasan untuk mewujudkan penumbuhan kelompok tani, dimana
dilakukan upaya-upaya peningkatan sumberdaya petani. Dalam penguatan
kelembagaan petani, ada 3 (tiga) hal penting yang harus dilakukan yaitu
pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan teknologi, pelaksanaan
rekayasa, pengembangan jaringan kemitraan baru (network bussiness), dan
peningkatan daya saing kelompok tani. Dalam penguatan kelembagaan petani,
dipergunakan filsafat yang disebut filsafat sapu lidi. Filsafat sapu lidi merupakan
suatu istilah filsafat yang didasarkan pada asas kebersamaan, dimana kebersamaan
adalah dasar utama utama persatuan dan kesatuan kelompok tani. Setiap anggota
kelompok tani adalah bagian penting yang tidak terpisahkan dari kelompok tani.
Setiap anggota harus dapat bekerja sama dengan anggota lainnya dan saling
mendukung satu dengan yang lain, untuk mencapai tujuan bersama. Keputusan
kelompok merupakan keputusan bersama.
3. Pemahaman tentang Kelas Kemampuan Kelompok Tani dan Penilaian
Kemampuan Kelompok Tani
Tindak lanjut dari pemberdayaan kelembagaan petani ialah penguatan
kelembagaan petani. Penguatan kelembagaan petani merupakan landasan untuk
mewujudkan penumbuhan kelompok tani, dimana dilakukan upaya-upaya
8
peningkatan sumberdaya petani. Dalam penguatan kelembagaan petani, ada 3 (tiga)
hal penting yang harus dilakukan yaitu pemberdayaan sumber daya manusia,
pengembangan teknologi, pelaksanaan rekayasa, pengembangan jaringan
kemitraan baru (network bussiness), dan peningkatan daya saing kelompok tani.
Aspek-aspek yang dinilai pada penilaian kemampuan kelompok tani meliputi
kemampuan merencanakan, kemampuan mengorganisasikan, kemampuan
melaksanakan, kemampuan melakukan pengendalian dan pelaporan, dan
kemampuan mengembangkan kepimpinan kelompok tani.
Di samping ketiga hal tersebut, narasumber juga menyampaikan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan kepemimpinan di dalam kelompok tani. Kepemimpinan dapat
diartikan sebagai proses mempengaruhi, bekerja sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak dapat diwujudkan sendiri,
melainkan harus dilakukan secara bersama-sama, sehingga keberhasilan yang dicapai
menjadi milik bersama. Pemimpin ialah seseorang di dalam kelompok tani yang
membawa anggota-anggotanya untuk mewujudkan tujuan kelompok tani. Seorang
pemimpin, dalam hal ini ketua kelompok tani, harus mampu membawa seluruh anggota
dan mengelola seluruh anggota supaya setiap anggota memberikan kontribusi dalam
pencapaian tujuan kelompok tani. Ada 3 (tiga) tugas utama ketua kelompok tani, selaku
pemimpin kelompok tani, yaitu :
1. Melakukan pengarahan agar semua anggota kelompok berusaha mencapai sasaran
yang sesuai dengan perencanaan kelompok.
2. Menuntun dan memotivasi anggota kelompok tani untuk menampilkan kinerja
terbaiknya, untuk mencapai tujuan kelompok tani.
3. Menggerakkan anggota kelompok tani agar mau bekerja dengan sendiri maupun
bekerja bersama-sama disertai kesadaran penuh dan efektivitas, untuk mencapai
tujuan kelompok tani.
Seorang ketua kelompok tani yang sukses ialah ketua kelompok tani yang secara nyata
mampu mengejar tujuan kelompok secara efektif dan efisien. Seorang ketua kelompok
tani tidak boleh mengabaikan perilaku dan hubungan interpersonal dari anggota-
anggotanya, serta bersedia melihat kemauan masing-masing anggota untuk diarahkan
kepada kemauan bersama, demi pencapaian tujuan kelompok. Di samping itu, seorang
ketua kelompok tani harus peka terhadap sikap dan perasaan anggota-anggotanya, agar
produktivitas yang dicapai kelompok tani selaras dengan rasa puas pada anggota-
anggotanya. Seorang ketua kelompok tani, dalam memimpin kelompoknya, berhadapan
dengan 4 (dua) hal, yaitu :
1. Tuntutan tinggi dan pemenuhan kebutuhan tinggi, yang menghasilkan situasi yang
demokratis. Hal ini bersifat sangat ideal karena seorang ketua kelompok harus
memperhatikan kebutuhan anggotanya, namun tetap mengajak anggotanya untuk
mencapai tujuan kelompok.
9
2. Tuntutan tinggi tetapi merespon pemenuhan kebutuhan rendah. Hal ini kurang ideal
karena menekankan hanya pada pencapaian target kelompok dan
mengesampingkan pemenuhan kebutuhan anggotanya.
3. Tuntutan rendah, tetapi pemenuhan kebutuhan tinggi. Pola ini disebut pola murah
hati. Ketua kelompok tani bersikap murah hati terhadap anggotanya dan menerima
semua tuntutan anggotanya. Tujuan kelompok tani sulit dicapai, tetapi rasa puas
anggota terhadap ketua kelompok sangat besar.
4. Tuntutan rendah dan pemenuhan kebutuhan juga rendah. Pola ini disebut pola
lambat, dimana anggota kelompok dibiarkan mencapai target atau tujuan kelompok
secara sendiri-sendiri, tanpa diawasi, dikelola, dan dipimpin oleh ketua kelompok.
Seorang ketua kelompok tani harus memilih 1 (satu) hal atau pola dari keempat hal atau
pola di atas, dalam memimpin kelompoknya.
Seorang ketua kelompok tani harus memiliki suatu bentuk gaya kepemimpinan
agar anggota-anggotanya merasa nyaman dan bahagia. Gaya kepemimpinan tersebut
meliputi :
1. Gaya Mengatur
Gaya ini harus dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi
ketika anggotanya berada di dalam situasi tidak mampu - tidak mau. Anggota
kelompok berkemampuan dan bermotivasi rendah. Instruksi kerja harus terperinci,
sejak awal dikerjakannya instruksi hingga penyelesaian instruksi.
2. Gaya Melatih
Gaya ini harus dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi
ketika anggotanya berada di dalam situasi tidak mampu - tetapi mau. Anggota
kelompok berkemampuan rendah, tetapi bermotivasi tinggi. Gaya melatih ini
terfokus pada pekerjaan dan berorientasi pada kinerja. Seorang ketua kelompok
harus menggabungkan pendampingan dan pengawasan secara sekaligus dan ketat.
3. Gaya Mendukung
Gaya ini harus dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi
ketika anggotanya berada di dalam situasi mampu - tetapi tidak mau. Gaya ini
dilakukan untuk memberikan dukungan kepada anggotanya, tanpa kesan otoriter
dan meng-gurui. Instruksi tidak perlu diperinci tetapi hasil pekerjaan sudah
dipercayakan penuh kepada anggotanya.
4. Gaya Mendelegasikan
Gaya ini dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi ketika
anggotanya berada di dalam situasi mampu dan mau. Anggota kelompok
berkemampuan dan bermotivasi tinggi. Instruksi kerja tidak harus terperinci, tetapi
langsung didelegasikan kepada para anggota kelompok.
Pengambilan keputusan di dalam kelompok tani bertujuan menyelesaikan permasalahan,
melalui proses formulasi masalah, mengembangkan solusi, dan menentukan cara
penerapan solusi. Kelebihan-kelebihan keputusan yang dihasilkan oleh keputusan
kelompok meliputi :
10
1. Menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lengkap.
2. Menghasilkan pengalaman dan perspektif yang beraneka ragam.
3. Menghasilkan alternatif yang beraneka ragam karena memiliki jumlah informasi
yang banyak dan beragam.
4. Membuat suatu ata lebih dari 1 (satu) solusi yang mudah diterima.
5. Menambah legitimasi dimana keputusan kelompok lebih bersifat pantas daripada
keputusan individu/anggota.
Pelatihan Manajemen Kelompok pada hari kedua tanggal 10 April 2018
dilaksanakan oleh narasumber Bpk. Muhammad Amin, seorang motivator. Hal-hal
penting yang disampaikan narasumber yaitu :
1. Bagaimana Merasa Nyaman dan Bahagia
Pada dasarnya, setiap manusia ingin merasa nyaman dan bahagia. Diistilahkan feel
good. Beberapa hal yang termasuk “merasa nyaman” yaitu bersyukur, sukacita,
harmonis, kedamaian, penuh canda, ceria, senang, santai, kejernihan, kesuksesan,
kenyamanan, ketenteraman, keheningan, semangat, motivasi, ketenangan, antusias,
optimis, terinspirasi, selaras, tercerahkan, dan melekatkan hubungan akrab. Merasa
nyaman dan bahagia merupakan suatu hal penting untuk meningkatkan
kepercayaan orang lain kepada kita. Kebalikannya, jika merasa tidak nyaman (fell
bad) seperti mengalami depresi, stress, terhina, marah, khawatir, kepedihan,
ketidaksenangan, kesepian, kekacauan, apatis, dan keserakahan, justru
mengakibatkan pertengkaran, siksaan batin, kegalauan, dan keterkucilan. Lebih
parah lagi, dapat mengakibatkan dendam, demotivasi, dan kegagalan.
2. Pemilihan Pola atau Cara Berpikir yang Tepat
Pola atau cara berpikir yang baik dan tepat didasarkan pada realita bahwa semangat
bahagia berdampak positif terhadap produktivitas sehari-hari. Pola atau cara
berpikir yang positif dapat menghasilkan prinsip-prinsip kebahagiaan yaitu
kebahagiaan dalam memilih cara berpikir dan kebahagiaan yang tidak semata-mata
didasarkan pada bentuk-bentuk kepemilikan tertentu. Pola atau cara berpikir yang
tepat harus dilakukan setiap orang karena kehidupan tidak selalu ideal dan hal-hal
di luar dugaan/perkiraan sering terjadi. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa setiap
orang harus melakukan pemilihan sudut pandang dalam berpikir dan bertindak,
penerimaan secara ikhlas, pelaksanaan, dan keberserahan diri kepada Yang Maha
Kuasa.
Observasi Lapang ke Kelompok Tani Sri Rejeki, Desa Cihonje, RT 01, RW XI,
Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas ialah kegiatan akhir dari Pelatihan
Manajemen Kelompok ini. Kecamatan Gumelar merupakan Sntra Peternakan Rakyat
dan Desa Cihonje merupakan desa penghasil ternak unggul dan Kelompok Tani Tunas
Mukti merupakan salah satu kelompok tani yang ditetapkan menjadi kelompok
pembibitan kambing Peranakan Etawa (PE) di Kecamatan Gumelar, melalui Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 354/Kpts/PK.04/2015 Tahun 2015.
11
Adapun visi dan misi dari Kelompok Tani Tunas Mukti ialah :
1. Visi
Dengan berkelompok, kita jadikan peternak profesional berwawasan agribisnis dan
berkelanjutan.
2. Misi
a. Mengutamakan musyawarah dalam melaksanakan semua kegiatan.
b. Mengubah sistem beternak yang turun-temurun menjadi peternak yang mampu
mengikuti teknologi peternakan yang moderen.
c. Meningkatkan pola beternak yang lebih maju dengan menjadikan sumber daya
alam lokal secara maksimal.
d. Meningkatkan pendapatan para anggota petani ternak kambing.
e. Ternak kambing sebagai komoditas unggulan bagi kelompok dan sebagai sumber
pendapatan petani ternak.
f. Dapat meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok tani ternak.
Pertemuan antara rombongan Observasi Lapang Dinas Pertanian Kota Semarang
dengan Kelompok Tani Tunas Mukti dilaksanakan di Sekretariat Kelompok Tani Tunas
Mukti. Setelah pertemuan tersebut, dilakukan kunjungan ke lokasi-lokasi kandang
ternak kambing kelompok yang terletak sangat dekat dengan lokasi sekretariat.
Bersama 3 (tiga) kelompok ternak kambing PE lainnya di Kecamatan Gumelar
yaitu Kelompok Pergumas Gumelar, Kelompok Sato Guno Paningkaban, dan
Kelompok Bondo Mertani Cilangkap, Kelompok Tani Tunas Mukti merupakan
kelompok tani ternak kambing PE yang tergolong kelas utama sejak tahun 2015.
Berjumlah anggota 30 (tiga puluh) orang dan dibentuk pada tahun 2009. Nama ketua
kelompok tani : Warseno. Usaha pokok kelompok meliputi budidaya ternak kambing
Jawa dan kambing PE. Total ternak yang dimiliki kelompok adalah 285 ekor, yang
terdiri dari 215 ekor kambing betina dan 70 ekor kambing jantan.
12
Bagan 1. Struktur Organisasi Kelompok Tani Tunas Mukti.
Setelah dilakukan kunjungan ke Kelompok Tani Tunas Mukti, pada hari
berikutnya dilakukan kunjungan ke Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan
Pakan Ternak (BBPTU-HPT) di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas. BBPTU-
HPT didirikan pada tanggal 22 Juli 1953, merupakan Unit Pelaksanaan Direktorat
Jendral Peternakan di Bidang Pembibitan Sapi Perah dan Kambing Perah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Peternakan (Dirjen Peternakan).
A N G G O T A
KETUA I
Warseno
BENDAHARA I
Wartono
SEKRETARIS I
Sumargo
SEKSI PENDATAAN
Teguh
Wakun
KETUA II
Siswandi
SEKRETARIS II
Sobirin
BENDAHARA II
Kasno
SEKSI SAPRONAK
Ahmad Syarifudin
Kusmoyo
SEKSI PEMASARAN
Sujarwo
Kasimin
SEKSI PEMBIBITAN
Wartoyo
Kasro
SEKSI PENGOLAHAN
LIMBAH
W a r k a m
SEKSI HUMAS
Tasro Sakun
Sirun
SEKSI KESWAN
Dakun
Purwadi
13
Sejarah pembentukan BBPTU-HPT dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pada tahun 1953 Pemerintah RI membangun peternakan di Baturraden dan
diresmikan oleh PJM. Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 22 Juli
2053, dengan nama Induk Taman Ternak Baturraden.
2. Pada tanggal 25 Mei 1978, melalui SK Menteri Pertanian RI Nomor
313/Kpts/org/5/78 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan
Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Baturraden (BPTHMT), ditetapkan
pembentukan BPTHMT sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jendral
Peternakan.
3. Pada tanggal 24 Juli 2002, melalui SK Menteri Pertanian RI Nomor 290 Tahun 2002,
nama institusi ini diubah menjadi Balai Pembibitan Ternah Unggul Sapi Perah
(BPTU Sapi Perah).
4. Pada tanggal 30 Desember 2003 sesuai SK Menteri Pertanian RI Nomor
630/Kpts.OT.140/12/2003, nama BPTU Sapi Perah diubah menjadi Balai Besar
Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah (BBPTU-Sapi Perah).
5. Pada tanggal 24 Mei 2013, melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) RI
Nomor 55/Permentan/)OT.140/5/2013, nama BBPTU Sapi Perah diubah menjadi
Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul - Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT).
BBPTU-HPT merupakan pusat pembibitan sapi perah dan kambing perah di
bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI,
yang bergerak di bidang pemuliaan, pemeliharaan, produksi, dan pemasaran bibit sapi
perah dan bibit kambing perah unggul, serta hijauan pakan ternak. BBPTU-HPT terdiri
dari 4 lokasi yaitu :
6. Area Limpakuwus, berada di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang.
7. Area Tegalsari, berada di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden.
8. Area Manggala, berada di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok dan Desa
Tumiyang, Kecamatan Pakuncen.
9. Area Munggangsari, berada di Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden.
Berlokasi di lereng selatan Gunung Slamet, posisi BBPTU-HPT berada di ketinggian
600 - 650 m di atas permukaan laut, meliputi luas tanah 240 Ha. Kelembaban udara
rata-rata 70 - 80 %. Curah hujan rata-rata 7.000 - 8.000 mm per tahun.
Adapun visi dan misi dari Kelompok Tani BBPTU-HPT ialah :
1. Visi
Mewujudkan institusi yang profesional dalam menghasilkan bibit sapi perah,
kambing perah, dan hijauan pakan ternak yang berkualitas, berdaya saing, dan
berkelanjutan.
2. Misi
a. Mengembangkan pembibitan sapi perah, kambing perah, dan hijauan pakan ternak,
melalui kebijakan di bidang pemuliaan, pemeliharaan, produksi, dan pemasaran
bibit unggul sapi perah, kambing perah, hijauan pakan ternak, dan hasil ikutannya.
14
b. Mengembangkan sumber daya manusia aparatur, pelaku usaha sapi perah, pelaku
usaha kambing perah, dan hijauan pakan ternak, sarana dan prasarana, pembinaan,
evaluasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan pelayanan prima.
Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) BBPTU-HPT meliputi pemeliharaan, produksi,
pengembangan, penyebaran, dan pemasaran. Hal ini dijabarkan dalam tugas-tugas
BBPTU-HPT yang meliputi :
1. Penyusunan program, rencana kerja, rencana anggaran, pelaksanaan kerja sama,
dan penyiapan evaluasi dan pelaporan.
2. Pelaksanaan pemeliharaan, produksi, dan pemuliaan bibit sapi perah dan bibit
kambing perah unggul.
3. Pelaksanaan uji performance dan uji zuriat sapi perah dan kambing perah unggul.
4. Pelaksanaan recording pembibitan sapi perah dan kambing perah unggul.
5. Pelaksanaan pelestarian plasma nuftah.
6. Pelaksanaan pengembangan bibit sapi perah dan kambing perah unggul.
7. Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan, produksi, dan pemuliaan bibit sapi
perah dan kambing perah unggul.
8. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan ternak.
9. Pengelolaan pakan ternak dan hijauan pakan ternak.
10. Pelaksanaan penyebaran, distribusi, pemasaran, dan informasi hasil produksi bibit
unggul sapi perah dan kambing perah bersertifikat serta hasil ikutannya dan
hijauan pakan ternak.
11. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan ternak
unggul.
12. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan, produksi, pemuliaan, dan
pengembangan bibit sapi perah dan kambing perah unggul.
13. Pemberian pelayanan teknis penyediaan pakan dan pengelolaan hijauan pakan
ternak.
14. Pengelolaan prasarana dan sarana teknis.
15. Pengelola urusan tata usaha dan rumah tangga BBPTU-HPT.
BBPTU-HPT telah menerapkan animal welfare atau kesejahteraan hewan, suatu
prinsip kesejahteraan yang harus dipenuhi dalam pemeliharaan dan pemanfaatan hewan
ternak. Mengacu pada ISO 9001:2008, prinsip animal welfare dikembangkan untuk
memenuhi tuntutan masyarakat nasional maupun internasional. Prinsip ini telah
diaplikasikan di dalam masyarakat peternak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2009 jo Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan, disebutkan bahwa kesejahteraan hewan ialah segala urusan yang
berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan, menurut ukuran perilaku alami
hewan yang diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap
orang, yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia. Terdapat 5 bagian
dari Prinsip Kesejahteraan Hewan ini yaitu :
15
1. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa haus dan lapar. Kemudahan akses untuk
air minum dan penyediaan pakan dalam jumlah cukup harus diwujudkan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.
2. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa ketidaknyamanan dan penyiksaan fisik.
Hal ini diwujudkan dengan penyediaan kandang yang layak dan pola pemeliharaan
yang baik sesuai SOP agar ternak terhindar dari penderitaan dan rasa sakit yang
berdampak pada fisik dan psikologis hewan ternak.
3. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa sakit, cedera, dan penyakit. Pencegahan
penyakit, penanganan penyakit, dan treatment yang tepat harus dilakukan agar tidak
memicuu penyakit yang berdampak pada kematian ternak dan ancaman transmisi
(penularan) penyakit antara hewan dengan manusia.
4. Ternak harus dibebaskan dari tekanan terhadap perilaku alamiah. Penyediaan ruang
dan fasilitas yang cukup untuk pemeliharaan ternak, penataan ternak berdasarkan
fisiologis, fisik, dan reproduksi harus dilaksanakan dengan baik.
5. Ternak harus dibebaskan dari rasa ketakutan dan rasa tertekan. Perlakuan yang cukup
harus diberikan untuk mencegah ternak mengalami ketakutan dan tekanan psikis.
BBPTU-HPT telah menerapkan recording atau perekaman catatan ternak secara
teratur, dari beberapa parameter performance ternak, seperti tingkah laku ternak, angka
kematian, angka kasus penyakit, angka pertumbuhan, efisiensi produksi, dan
performance ternak. BPPTU-HPT menerapkan recording secara utuh, misalnya
recording kesehatan, reproduksi, bobot badan, body condition score, respon ternak
terhadap penanganan, dan produksi susu. Recording merupakan alat utama untuk
mendeteksi permasalahan yang terjadi pada ternak dan recording harus dilakukan secara
tertib, untuk mengetahui silsilah dan riwayat ternak.
BBPTU-HPT memberikan pelayanan penjualan calon bibit sebagai berikut :
1. Calon bibit sapi perah betina.
2. Calon bibit sapi perah jantan.
3. Calon bibit peranakan Etawa jantan.
4. Calon bibit peranakan Etawa betina.
5. Calon bibit peranakan Saanen jantan.
6. Calon bibit peranakan Saanen betina.
7. Susu.
8. Hijauan pakan ternak.
Ternak yang ada di BBPTU-HPT dipelihara dan dikelompokkan menjadi :
1. Kandang A, B, dan C dikhususkan untuk sapi dewasa dan sapi laktasi.
2. Kandang D dan F dikhusukan untuk sapi bunting dan sapi yang beranak.
3. Kandang E, E1, dan E2 dipergunakan untuk pedet individu dan koloni.
4. Kandang G diperuntukkan dara bunting.
5. Kandang H untuk penjantan progeny.
BBPTU-HPT menyediakan bibit kambing perah Saanen berjumlah 200 ekor.
Kambing Saanen menghasilkan susu yang tidak berbau, berbeda dengan susu sapi.
16
Produksi susu per hari 7 liter. Harga susu Rp 16.000,- per liter. Bibit kambing Saanen
jantan Rp 2.000.000,- dan bibit kambing Saanen betina Rp 1.750.000,- per ekor.
Hijauan Pakan Ternak (HPT) terdiri dari rumput-rumputan yaitu Rumput Odot,
Star Grass, dan King Grass serta dari jenis Leguminosa (Polong-polongan), khususnya
jenis Kaliandra. Selain pakan hijauan, juga diberikan konsentrat yaitu bungkil kelapa,
bungkil kedelai, pollard, Gluten Feed, Corn Gluten Meal, onggok, dan dolomit.
Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali yaitu pada jam 09.00 WIB atau setelah
pemerahan pagi dan pada jam 15.00 WIB. Formulasi konsentrat yang diberikan
berbeda-beda pada setiap kategori sapi dan kambing perahnya. HPT diberikan 10 % dari
berat badan ternak. Prosentase pemberian pakan 60% Leguminosa> 40% rumput.
Prosentase pemberian konsentrat 1 - 3 % dari berat badan (BB). Contoh: kambing> 1 -
2 kg/ekor/hari. Pemberian hijauan pakan ternak dilakukan terlebih dahulu, sebelum
pemberian konsentrat.
Jenis utama rumput yang diberikan sebagai pakan ternak yaitu rumput odot.
Rumput odot merupakan suatu varietas rumput gajah (Pennisetum purpureum) atau
sering disebut Dwarf Elephant Grass atau Mott Elephant Grass di luar negeri. Tanaman
rumput ini mampu tumbuh pada musim kemarau, dengan kondisi tanah berkesuburan
rendah. Tanaman ini pertama kali ditemukan oleh Dr. W. Hanna di Georgia - USA,
kemudian dikembangkan oleh Dr. Mott di Florida - USA. Di Indonesia tanaman rumput
odot mulai dikembangkan sejak tahun 2007. Rumput odot dikembangkan melalui
metode vegetatif. Pola tanamnya meliputi pola monokultur, dimana suatu lahan hanya
ditanami tanaman rumput odot saja, dan pola sela, dimana tanaman rumput odot
ditanam di sela-sela tanaman lain.
17
BAB III
P E N U T U P
Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten
Banyumas merupakan suatu wahana untuk mengembangkan sistem manajemen
organisasi yang profesional dan berkelanjutan pada kelompok-kelompok tani di Kota
Semarang. Seluruh pihak yang terkait dengan kelompok-kelompok tani seyogyanya
dapat saling mendukung dan bekerja sama, demi mewujudkan kelembagaan petani yang
maju, handal, efektif dan efisien di Kota Semarang.
Manajemen kelompok tani merupakan awal yang sangat menentukan
keberhasilan pengembangan kelembagaan petani di Kota Semarang dan aspek budidaya,
sarana produksi, pengolahan hasil, pemasaran, sumber daya manusia, kelembagaan, dan
regulasi pemerintah yang saling berpengaruh satu sama lain hendaknya diperhatikan
dan , sehingga mampu mewujudkan produktivitas pangan yang berkualitas baik dan
berdaya saing. Diharapkan agar manajemen kelompok tani yang terintegrasi, kokoh, dan
mandiri menjadi kekuatan penting pada sektor pertanian tanaman pangan di Kota
Semarang, baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
--- 000 ---
18
19
Foto 1. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani
Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
Foto 2. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani
Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
20
Foto 3. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani
Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
Foto 4. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani
Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
21
Foto 5. Rombongan Observasi Lapang - Dinas Pertanian Kota Semarang
berpose bersama sebelum keberangkatan ke Kabupaten Banyumas.
Foto 6. Rombongan Observasi Lapang pimpinan Bpk. Ari Patria
Wijanarko, SH.MM. diterima oleh pihak Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas dan Ketua Kelompok
Tani Tunas Mukti di Sekretatiat Kelompok.
22
Foto 7. Anggota Kelompok Tani Tunas Mukti mengikuti pertemuan bersama
Rombongan Observasi Lapang - Dinas Pertanian Kota Semarang.
Foto 8. Rombongan Observasi Lapang meninjau lokasi kandang ternak
dan biogas milik Kelompok Tani Tunas Mukti..
23

Foto 9. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama para anggota
Kelompok Tani Tunas Mukti di lokasi kandang ternak.
Foto 10. Sambutan dari Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti dalam
pertemuan dengan Rombongan Observasi Lapang.
24

Foto 11. Pemberian plakat Kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria Wijanarko,
SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang, kepada
pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas.
Foto 12. Pemberian plakat Kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria
Wijanarko, SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota
Semarang, kepada Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti, Bpk.
Warseno.
25

Foto 13. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat
meninggalkan Sekretariat Kelompok Tani Tunas Mukti, Desa
Cihonje, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas.
Foto 14. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
26

Foto 15. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Foto 16. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
27

Foto 17. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama di lokasi kandang
ternak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Foto 18. Kondisi fisik kandang ternak kambing Saanen di BBPTU-HPT,
Baturraden, Kabupaten Banyumas.
28

Foto 19. Rombongan Observasi Lapang meninjau lokasi kandang ternak
BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Foto 20. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum
berangkat meninggalkan lokasi BBPTU-HPT, Baturraden,
Kabupaten Banyumas.

More Related Content

What's hot

Analisis kebijakan publik (sy labi) (pw point)
Analisis kebijakan publik (sy labi) (pw point)Analisis kebijakan publik (sy labi) (pw point)
Analisis kebijakan publik (sy labi) (pw point)Said Helaby
 
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-temanna #LABEDDU
 
files525185. BEST PRACTISE STUNTING SUMEDANG.pdf
files525185. BEST PRACTISE  STUNTING SUMEDANG.pdffiles525185. BEST PRACTISE  STUNTING SUMEDANG.pdf
files525185. BEST PRACTISE STUNTING SUMEDANG.pdfRudyArisPurwanto
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdfDIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdfTriSarjaka1
 
Pengawasan dan pengendalian gratifikasi (1)
Pengawasan dan pengendalian gratifikasi (1)Pengawasan dan pengendalian gratifikasi (1)
Pengawasan dan pengendalian gratifikasi (1)KutsiyatinMSi
 
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknyaAnalisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknyaHIMA KS FISIP UNPAD
 
MATERI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN 2023.ppt
MATERI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN 2023.pptMATERI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN 2023.ppt
MATERI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN 2023.pptPengelolaTKI
 
Parameter penilaian kinerja
Parameter penilaian kinerjaParameter penilaian kinerja
Parameter penilaian kinerjasumadji
 
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--temanna #LABEDDU
 
4. format-rencana-program-kerja
4. format-rencana-program-kerja4. format-rencana-program-kerja
4. format-rencana-program-kerjaPasirBesi
 
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)Muskamal Lau
 
Desa Ramah Perempuan dan Desa Peduli Anak | Konperensi Pers 11 Nopember 2020
Desa Ramah Perempuan dan Desa Peduli Anak | Konperensi Pers 11 Nopember 2020Desa Ramah Perempuan dan Desa Peduli Anak | Konperensi Pers 11 Nopember 2020
Desa Ramah Perempuan dan Desa Peduli Anak | Konperensi Pers 11 Nopember 2020TV Desa
 
Form pakta integritas-nda
Form pakta integritas-ndaForm pakta integritas-nda
Form pakta integritas-ndaNano Oppt
 
Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019
Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019
Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019Lukman Agung Widodo
 

What's hot (20)

Analisis kebijakan publik (sy labi) (pw point)
Analisis kebijakan publik (sy labi) (pw point)Analisis kebijakan publik (sy labi) (pw point)
Analisis kebijakan publik (sy labi) (pw point)
 
Laporan Tahunan 2019 YSKK
Laporan Tahunan 2019 YSKKLaporan Tahunan 2019 YSKK
Laporan Tahunan 2019 YSKK
 
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
 
Akademi Desa 4.0
Akademi Desa 4.0Akademi Desa 4.0
Akademi Desa 4.0
 
files525185. BEST PRACTISE STUNTING SUMEDANG.pdf
files525185. BEST PRACTISE  STUNTING SUMEDANG.pdffiles525185. BEST PRACTISE  STUNTING SUMEDANG.pdf
files525185. BEST PRACTISE STUNTING SUMEDANG.pdf
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
 
SINERGITAS UKM BUMDES NEW
SINERGITAS UKM BUMDES NEWSINERGITAS UKM BUMDES NEW
SINERGITAS UKM BUMDES NEW
 
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdfDIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
 
Pengawasan dan pengendalian gratifikasi (1)
Pengawasan dan pengendalian gratifikasi (1)Pengawasan dan pengendalian gratifikasi (1)
Pengawasan dan pengendalian gratifikasi (1)
 
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknyaAnalisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
 
MATERI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN 2023.ppt
MATERI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN 2023.pptMATERI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN 2023.ppt
MATERI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN 2023.ppt
 
Parameter penilaian kinerja
Parameter penilaian kinerjaParameter penilaian kinerja
Parameter penilaian kinerja
 
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 
4. format-rencana-program-kerja
4. format-rencana-program-kerja4. format-rencana-program-kerja
4. format-rencana-program-kerja
 
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)
ORIENTASI LAPANGAN PIM III PKP2A II LAN Makassar (Muskamal.S.Sos, M.Si)
 
Laporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Sragen
Laporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten SragenLaporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Sragen
Laporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Sragen
 
Desa Ramah Perempuan dan Desa Peduli Anak | Konperensi Pers 11 Nopember 2020
Desa Ramah Perempuan dan Desa Peduli Anak | Konperensi Pers 11 Nopember 2020Desa Ramah Perempuan dan Desa Peduli Anak | Konperensi Pers 11 Nopember 2020
Desa Ramah Perempuan dan Desa Peduli Anak | Konperensi Pers 11 Nopember 2020
 
Dasar struktur organisasi budaya organisasi
Dasar struktur organisasi budaya organisasiDasar struktur organisasi budaya organisasi
Dasar struktur organisasi budaya organisasi
 
Form pakta integritas-nda
Form pakta integritas-ndaForm pakta integritas-nda
Form pakta integritas-nda
 
Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019
Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019
Rencana strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015 2019
 

Similar to Laporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas

Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015ignasius dh purba
 
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015ignasius dh purba
 
Laporan Tahunan 2016
Laporan Tahunan 2016Laporan Tahunan 2016
Laporan Tahunan 2016BBPP_Batu
 
Kecamatan sambungmacan dalam angka 2018
Kecamatan sambungmacan dalam angka 2018Kecamatan sambungmacan dalam angka 2018
Kecamatan sambungmacan dalam angka 2018ninasragen
 
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020NaniRimayatin
 
Profile kota padangsidimpuan 2015
Profile kota padangsidimpuan 2015Profile kota padangsidimpuan 2015
Profile kota padangsidimpuan 2015manafhsb
 
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017ignasius dh purba
 
Harga produsen gabah 2011
Harga produsen gabah 2011Harga produsen gabah 2011
Harga produsen gabah 2011Jemy Pindatri
 
Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]
Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]
Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]mhwdzaki19
 
Laporan hasil survei ramah rsud cideres 2016
Laporan hasil survei ramah rsud cideres 2016Laporan hasil survei ramah rsud cideres 2016
Laporan hasil survei ramah rsud cideres 2016Mohammad Shafari
 
Contoh proposal tani bantuan traktor
Contoh proposal tani   bantuan traktorContoh proposal tani   bantuan traktor
Contoh proposal tani bantuan traktoryusril hq
 
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Tri Widodo W. UTOMO
 
Laporan KKN UNUSIDA 2021_Fina Wahyu Dwi Agustin
Laporan KKN UNUSIDA 2021_Fina Wahyu Dwi AgustinLaporan KKN UNUSIDA 2021_Fina Wahyu Dwi Agustin
Laporan KKN UNUSIDA 2021_Fina Wahyu Dwi AgustinFinaWahyu
 
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Dendhy Pitopang
 
KKN KELOMPK 23 (Laporan).pdf
KKN KELOMPK 23 (Laporan).pdfKKN KELOMPK 23 (Laporan).pdf
KKN KELOMPK 23 (Laporan).pdfmustaqim66
 
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Praktik Kerja LapanganLaporan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Praktik Kerja LapanganBambang Sucitro
 

Similar to Laporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas (20)

Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
 
Laporan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi
Laporan Observasi Lapang ke Kabupaten SukabumiLaporan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi
Laporan Observasi Lapang ke Kabupaten Sukabumi
 
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
 
Laporan Magang Perkebunan PKS
Laporan Magang Perkebunan PKS Laporan Magang Perkebunan PKS
Laporan Magang Perkebunan PKS
 
Laporan Tahunan 2016
Laporan Tahunan 2016Laporan Tahunan 2016
Laporan Tahunan 2016
 
Kecamatan sambungmacan dalam angka 2018
Kecamatan sambungmacan dalam angka 2018Kecamatan sambungmacan dalam angka 2018
Kecamatan sambungmacan dalam angka 2018
 
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020
 
Profile kota padangsidimpuan 2015
Profile kota padangsidimpuan 2015Profile kota padangsidimpuan 2015
Profile kota padangsidimpuan 2015
 
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
 
Harga produsen gabah 2011
Harga produsen gabah 2011Harga produsen gabah 2011
Harga produsen gabah 2011
 
Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]
Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]
Laporan kkn unej desa peradong, bangka barat 2019 [final]
 
Laporan hasil survei ramah rsud cideres 2016
Laporan hasil survei ramah rsud cideres 2016Laporan hasil survei ramah rsud cideres 2016
Laporan hasil survei ramah rsud cideres 2016
 
Contoh proposal tani bantuan traktor
Contoh proposal tani   bantuan traktorContoh proposal tani   bantuan traktor
Contoh proposal tani bantuan traktor
 
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...
 
Ikm rsud cideres 2020
Ikm rsud cideres 2020Ikm rsud cideres 2020
Ikm rsud cideres 2020
 
IPA
IPAIPA
IPA
 
Laporan KKN UNUSIDA 2021_Fina Wahyu Dwi Agustin
Laporan KKN UNUSIDA 2021_Fina Wahyu Dwi AgustinLaporan KKN UNUSIDA 2021_Fina Wahyu Dwi Agustin
Laporan KKN UNUSIDA 2021_Fina Wahyu Dwi Agustin
 
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
Evaluasi tepung pisang ambon dan pisang raja ( dendhy pratama .y)
 
KKN KELOMPK 23 (Laporan).pdf
KKN KELOMPK 23 (Laporan).pdfKKN KELOMPK 23 (Laporan).pdf
KKN KELOMPK 23 (Laporan).pdf
 
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Praktik Kerja LapanganLaporan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Praktik Kerja Lapangan
 

Laporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas

  • 1. LAPORAN PELATIHAN MANAJEMEN KELOMPOK DAN OBSERVASI LAPANG KE KABUPATEN BANYUMAS KEGIATAN PENINGKATAN SDM PETANI DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2018 DINAS PERTANIAN KOTA SEMARANG Jl. Kompak No. 2 - 3 Semarang Telp. (024) 6705001. Fax. (024) 672033
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat, rahmat, dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas. Laporan ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban kami dalam melaksanakan Subkegiatan Pelatihan Manajeman Kelompok, Kegiatan Peningkatan SDM Petani,, Program Pengembangan SDM Pertanian Tahun Anggaran 2018, dengan sumber dana APBD Kota Semarang. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas kerja sama dan bantuannya, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan dan menyusun laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang dan semoga laporan ini bisa memberikan manfaat. Amin. Semarang, 20 April 2018 Mengetahui, Kabid Penyuluhan Kasi Kelembagaan ARI PATRIA W, SH.MM. Ir. ENDAH RETNO SAYEKTI NIP. 19650327 199310 1 001 NIP. 19621105 199009 2 001
  • 3. ii DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR................................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................... ii DAFTAR BAGAN ...................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1 B. DASAR PELAKSANAAN................................................................. 2 C. TUJUAN.............................................................................................. 3 D. SASARAN ........................................................................................... 3 E. WAKTU PELAKSANAAN ................................................................ 4 F. PELAKSANA ...................................................................................... 4 G. PEMBIAYAAN ................................................................................... 5 BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 6 BAB III P E N U T U P ........................................................................................... 17 LAMPIRAN Foto 1. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 19 Foto 2. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 19 Foto 3. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 20 Foto 4. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen ....................................................... 20 Foto 5. Rombongan Observasi Lapang - Dinas Pertanian Kota Semarang berpose bersama sebelum keberangkatan ke Kabupaten Banyumas ........................ 21 Foto 6. Rombongan Observasi Lapang pimpinan Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM. diterima oleh pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Banyumas dan Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti di Sekretariat Kelompok .............................................................................. 21 Foto 7. Anggota Kelompok Tani Tunas Mukti mengikuti pertemuan bersama Rombongan Observasi Lapang ..................................................... 22 Foto 8. Rombongan Observasi Lapang meninjau lokasi kandang ternak Milik Kelompok Tani Tunas Mukti ............................................................ 22
  • 4. iii Foto 9. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama para anggota Kelompok Tani Tunas Mukti di lokasi kandang ternak .............................. 23 Foto 10. Sambutan dari Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti dalam pertemuan dengan Rombongan Observasi Lapang di Sekretariat Kelompok .............................................................................. 23 Foto 11. Pemberian plakat kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang, kepada pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas .................................................................................. 24 Foto 12. Pemberian plakat kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang, kepada Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti, Bpk. Warseno ...................... 24 Foto 13. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat meninggalkan Sekretariat Kelompok Tani Tunas Mukti, Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas ....................... 25 Foto 14. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ............................ 25 Foto 15. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ............................ 26 Foto 16. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ............................ 27 Foto 17. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama di lokasi kandang ternak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ...................................... 27 Foto 18. Kondisi kandang ternak kambing Saanen di BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas .................................................................................. 27 Foto 19. Rombongan Observasi Lapang meninjau bangunan kandang ternak, BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas ...................................... 28 Foto 20. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat, meninggalkan lokasi BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas .... 28 Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Nomor 800/2159 Tanggal 13 April 2018 perihal Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ................................................................................................. 29 Materi Paparan dari Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Peternakan (BPSDMNAK) Provinsi Jawa Tengah ........................................................................ 31
  • 5. iv DAFTAR BAGAN halaman Bagan 1. Struktur Organisasi Kelompok Tani Tunas Mukti ..................................... 12
  • 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Prinsip pengelolaan pembangunan di sektor pertanian, meliputi kerangka perencanaan jangka menengah, penganggaran terpadu, dan penganggaran berbasis kinerja. Tanaman pangan sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran sebagai sumber pangan, sumber kebutuhan nonpangan, dan sumber pendapatan bagi masyarakat. Mengingat peran tersebut, pemerintah menetapkan swasembada pangan berkelanjutan sebagai prioritas nasional. Swasembada untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai, dimana petani menjadi pelaku utama pembangunan tanaman pangan. Swasembada pangan berkelanjutan yang mantap menjadi landasan bagi perwujudan kedaulatan pangan. Swasembada pangan ini diwujudkan secara bertahap dan diikuti oleh peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas dan peningkatan kesejahteraan petani. Untuk meningkatkan nilai tambah tersebut, kedudukan petani harus diperkuat, melalui pemberian fasilitas dan insentif oleh pemerintah, misalnya pemberian bimbingan, pelatihan, penguatan kelembagaan, dan pemberian penghargaan bagi petani. Penghargaan ini merupakan perwujudan inisiasi dan apresiasi pemerintah terhadap peran petani atau kelompok tani yang telah melaksanakan pertanian organik untuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan. Produk-produk pertanian yang dihasilkan, dalam kerangka swasembada pangan berkelanjutan, harus mampu bersaing dan memberikan nilai positif bagi kesehatan yang dapat dirasakan oleh konsumen, baik konsumen nasional maupun konsumen global. Produk pertanian yang dihasilkan harus berkualitas baik, higienis, dan aman bagi kesehatan, serta mampu bersaing di pasar domestik dan pasar internasional. Tantangan berat bagi petani di era globalisasi ialah persaingan yang sangat ketat, dalam hal mutu/kualitas sumber daya manusia, komoditas, produk, dan pelayanan. Persaingan tidak hanya pada tingkat lokal, tetapi juga regional dan internasional. Setiap individu dalam organisasi kelompok tani harus melakukan upaya-upaya pembenahan atas kompetensi, usaha, dan agrobisnis yang sedang dijalankan, baik secara proaktif maupun berkelanjutan. Kelompok tani menempati posisi yang sangat strategis dalam mendorong perekonomian masyarakat dan negara Indonesia. Kelompok tani selaku organisasi resmi dari sekelompok anggota petani di suatu wilayah tertentu harus mampu bersaing di era globalisasi ini dan harus berkomitmen untuk berubah secara cepat dan bertahap, mengarah kepada terbentuknya organisasi profesional. Kondisi organisasi kelompok tani di Kota Semarang masih dalam pertumbuhan dan penguatan, serta memerlukan anggota-anggota petani yang bersikap dan bertindak secara profesional, sehingga kelompok tani mampu bertumbuh dan berkembang secara terus-menerus. Pertumbuhan kelompok tani ini didukung oleh beberapa hal yaitu :
  • 7. 2 1. Adanya saling mengenal secara baik di antara anggota-anggota kelompok tani, saling akrab, dan saling mempercayai. 2. Adanya kesamaan pandangan, perspektif, atau kepentingan yang sama dan tetap, serta tidak menjadi labil jika terdapat benturan-benturan kepentingan tertentu. 3. Adanya kesamaan-kesamaan tradisi, kebiasaan, usaha budidaya, dan kesempatan berusaha di antara anggota-anggota kelompok tani. 4. Adanya motivasi yang kuat untuk berkembang secara berkelanjutan pada anggota- anggota kelompok tani tersebut, tanpa dihalangi oleh kendala-kendala yang sedang maupun berat. B. DASAR PELAKSANAAN Adapun dasar pelaksanaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4660); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4518); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5018); 4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/OT.140/3/2011 tentang Pedoman Penilaian Penyuluh Pertanian Swadaya Teladan; 5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2016 Pembinaan Kelembagaan Petani (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2038); 6. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Semarang (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kota Semarang Nomor 114); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018; 8. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 (Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 13);
  • 8. 3 9. Peraturan Walikota Semarang Nomor 71 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2017 Nomor 71); 10. Keputusan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Nomor 100/KPTS/SM.600/J/12/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya; 11. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1/2017 Tahun 2017 tentang Penunjukan Pengguna Anggaran pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018; 12. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1241 Tahun 2017 tentang Penunjukan Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018; 13. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1242 Tahun 2017 tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara Penerimaan Pembantu dan Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018; 14. Keputusan Walikota Semarang Nomor 901/1243 Tahun 2017 tentang Penunjukan Kepala Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran sebagai Pejabat yang Diberi Wewenang Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018; 15. Pannduan Kepemimpinan dan Manajemen Kelompok (Modul 8). 2016. Jakarta : Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH. C. TUJUAN Tujuan diselenggarakannya Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah : 1. Untuk memberikan pemahaman kepada anggota kelompok tani dalam hal konsep dasar kepemimpinan,m peran pimpinan, dan gaya kepemimpinan yang selaras di dalam kelompok tani. 2. Untuk memotivasi anggota kelompok tani untuk mengembangkan teknologi informasi, teknologi mekanisasi, manajemen penyuluhan, dan pengembangan budidaya pertanian di dalam kelompok tani. 3. Untuk mengubah dan memperbaiki sudut pandang dan mengembangkan upaya- upaya dalam penyelesaian konflik yang tepat di dalam kelompok tani. 4. Untuk meningkatkan kemampuan, kapasitas, dan kualitas peserta, kelompok tani, dan petugas pertanian, sejalan dengan pembentukan paradigma baru dalam budidaya pertanian, pembentukan kesadaran dan kemampuan petani dalam hubungannya dengan stakeholders. 5. Untuk membentuk jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan petani selaku pelaku utama, melalui pembelajaran yang partisipatif dan berbagai bentuk pelatihan yang sinergis
  • 9. 4 D. SASARAN Sasaran diselenggarakannya Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018 adalah meningkatnya kemampuan, kapasitas, dan kualitas 40 (empat puluh) peserta pelatihan yang terdiri dari : 1. Petani, sebanyak 26 (dua puluh enam) orang, yang berasal dari : a. Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen. b. Kelompok Tani Rejo Tani, Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan. c. Kelompok Tani Sekar Wangi, Kelurahan Sembungharjo, Kecamatan Genuk. 2. Petugas, sebanyak 14 (enam belas) orang, yang seluruhnya berasal dari Dinas Pertanian Kota Semarang. Nama peserta petani maupun petugas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. E. WAKTU PELAKSANAAN Berdasarkan Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Nomor: 800/2159 Tanggal 13 April 2018 perihal Pelatihan Manajemen Kelompok Tani dan Observasi Lapang, maka pelaksanaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut : Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Obsevasi Lapang ke Kabupaten Banyumas Tahun 2018. No. HARI/TGL. WAKTU KELOMPOK/LOKASI 1. Senin/16 April 2018 09.00 – 12.00 WIB Kelompok Tani Kuncen Farm Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen (Penguatan Kelembagaan) Narasumber : Ir. Surata Ir. Joko Suwarso, MP. (BPSDM NAK Prov. Jateng) 2. Selasa/17 April 2018 09.00 – 12.00 WIB Kelompok Tani Kuncen Farm Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen (Motivasi) Narasumber : Bpk. Muhammad Amin (motivator) 3. Rabu/18 April 2018 05.30 - selesai Kelompok Tani Tunas Mukti Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas (Observasi Lapang) 4. Kamis/19 April 2018 08.00 - selesai Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas
  • 10. 5 F. PELAKSANA Pelaksana Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas adalah Seksi Kelembagaan, Bidang Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang. G. PEMBIAYAAN Pembiayaan Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 pada Dinas Pertanian Kota Semarang Kegiatan Peningkatan SDM Petani, Program Pengembangan SDM Pertanian.
  • 11. 6 BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber daya manusia yang berkualitas, andal, dan berkemampuan manajerial, kewirausahaan, organisasi, dan bisnis sangat dibutuhkan, untuk membangun usaha pertanian dari hulu hingga hilir, agar menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi dan yang menunjang prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan pertanian mencakup usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa-jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati, memanfaatkan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen, untuk mengelola sumber daya alam hayati di dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan. Persoalan kepemimpinan dan manajemen kelompok tani telah menjadi persoalan penting di dalam dunia pertanian karena kualitas kepemimpinan dan kualitas manajerial kelompok sangat mempengaruhi kinerja suatu organisasi yang disebut kelompok tani. Setiap kelompok tani harus menyadari bahwa persoalan-persoalan kepemimpinan dan supervisi kelompok menjadi ujung tombak produktivitas kelompok tani. Manajemen kelompok tani yang diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat, merupakan suatu upaya nyata yang terintegrasi dengan subsistem pembangunan pertanian dan terintegrasi dengan programa tiap-tiap tingkat administrasi pemerintahan. Pelatihan Manajemen Kelompok pada hari petama tanggal 9 April 2018 dilaksanakan oleh 2 (dua) orang narasumber dari Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Peternakan (BPSDMNAK) Provinsi Jawa Tengah yaitu : 1. Ir. Surata. 2. Ir. Joko Suwarso, MP. Kedua narasumber menyampaikan beberapa hal penting yaitu : 1. Perlindungan dan Pemberdayaan Petani Petani telah banyak memberikan kontribusi bagi kelangsungan hidup dasar masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan pangan, sehingga petani harus mendapatkan upaya perlindungan yang sistematis dan berkelanjutan. Petani sebagai pelaku utama sektor pertanian diberi perlindungan dan pemberdayaan untuk mendukung pemenuhan ketahanan pangan nasional. Pemberdayaan petani pada dasarnya merupakan upaya nyata untuk meningkatkan kemampuan, mendorong tumbuhnya kebersamaan kelompok, mengembangkan kebebasan memilih atau memutuskan, dan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan di dalam kelompok Permberdayaan petani dilaksanakan dalam beberapa bentuk upaya yaitu : a. Pendidikan dan pelatihan. b. Penyuluhan dan pendampingan.
  • 12. 7 c. Pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil pertanian. d. Konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian. e. Kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. f. Regenerasi petani. g. Penguatan kelembagaan petani. Penyelenggaraan perlindungan dan pemberdayaan petani didasarkan pada 8 (delapan) asas yaitu : d. Asas kedaulatan. e. Asas kemandirian. f. Asas kebermanfaatan. g. Asas kebersamaan. h. Asas keterpaduan. i. Asas keterbukaan. j. Asas efisiensi-berkeadilan. k. Asas keberlanjutan. 2. Penguatan Kelembagaan Petani Kelembagaan petani merupakan suatu lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk petani, untuk memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani. Pemberdayaan kelembagaan petani merupakan suatu rangkaian upaya sistematis, konsisten, dan berkelanjutan untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya inovasi petani, agar mampu memanfaatkan teknologi secara optimal, berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Tindak lanjut dari pemberdayaan petani ialah penguatan kelembagaan petani. Penguatan kelembagaan petani merupakan landasan untuk mewujudkan penumbuhan kelompok tani, dimana dilakukan upaya-upaya peningkatan sumberdaya petani. Dalam penguatan kelembagaan petani, ada 3 (tiga) hal penting yang harus dilakukan yaitu pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan teknologi, pelaksanaan rekayasa, pengembangan jaringan kemitraan baru (network bussiness), dan peningkatan daya saing kelompok tani. Dalam penguatan kelembagaan petani, dipergunakan filsafat yang disebut filsafat sapu lidi. Filsafat sapu lidi merupakan suatu istilah filsafat yang didasarkan pada asas kebersamaan, dimana kebersamaan adalah dasar utama utama persatuan dan kesatuan kelompok tani. Setiap anggota kelompok tani adalah bagian penting yang tidak terpisahkan dari kelompok tani. Setiap anggota harus dapat bekerja sama dengan anggota lainnya dan saling mendukung satu dengan yang lain, untuk mencapai tujuan bersama. Keputusan kelompok merupakan keputusan bersama. 3. Pemahaman tentang Kelas Kemampuan Kelompok Tani dan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani Tindak lanjut dari pemberdayaan kelembagaan petani ialah penguatan kelembagaan petani. Penguatan kelembagaan petani merupakan landasan untuk mewujudkan penumbuhan kelompok tani, dimana dilakukan upaya-upaya
  • 13. 8 peningkatan sumberdaya petani. Dalam penguatan kelembagaan petani, ada 3 (tiga) hal penting yang harus dilakukan yaitu pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan teknologi, pelaksanaan rekayasa, pengembangan jaringan kemitraan baru (network bussiness), dan peningkatan daya saing kelompok tani. Aspek-aspek yang dinilai pada penilaian kemampuan kelompok tani meliputi kemampuan merencanakan, kemampuan mengorganisasikan, kemampuan melaksanakan, kemampuan melakukan pengendalian dan pelaporan, dan kemampuan mengembangkan kepimpinan kelompok tani. Di samping ketiga hal tersebut, narasumber juga menyampaikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan di dalam kelompok tani. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi, bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak dapat diwujudkan sendiri, melainkan harus dilakukan secara bersama-sama, sehingga keberhasilan yang dicapai menjadi milik bersama. Pemimpin ialah seseorang di dalam kelompok tani yang membawa anggota-anggotanya untuk mewujudkan tujuan kelompok tani. Seorang pemimpin, dalam hal ini ketua kelompok tani, harus mampu membawa seluruh anggota dan mengelola seluruh anggota supaya setiap anggota memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan kelompok tani. Ada 3 (tiga) tugas utama ketua kelompok tani, selaku pemimpin kelompok tani, yaitu : 1. Melakukan pengarahan agar semua anggota kelompok berusaha mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan kelompok. 2. Menuntun dan memotivasi anggota kelompok tani untuk menampilkan kinerja terbaiknya, untuk mencapai tujuan kelompok tani. 3. Menggerakkan anggota kelompok tani agar mau bekerja dengan sendiri maupun bekerja bersama-sama disertai kesadaran penuh dan efektivitas, untuk mencapai tujuan kelompok tani. Seorang ketua kelompok tani yang sukses ialah ketua kelompok tani yang secara nyata mampu mengejar tujuan kelompok secara efektif dan efisien. Seorang ketua kelompok tani tidak boleh mengabaikan perilaku dan hubungan interpersonal dari anggota- anggotanya, serta bersedia melihat kemauan masing-masing anggota untuk diarahkan kepada kemauan bersama, demi pencapaian tujuan kelompok. Di samping itu, seorang ketua kelompok tani harus peka terhadap sikap dan perasaan anggota-anggotanya, agar produktivitas yang dicapai kelompok tani selaras dengan rasa puas pada anggota- anggotanya. Seorang ketua kelompok tani, dalam memimpin kelompoknya, berhadapan dengan 4 (dua) hal, yaitu : 1. Tuntutan tinggi dan pemenuhan kebutuhan tinggi, yang menghasilkan situasi yang demokratis. Hal ini bersifat sangat ideal karena seorang ketua kelompok harus memperhatikan kebutuhan anggotanya, namun tetap mengajak anggotanya untuk mencapai tujuan kelompok.
  • 14. 9 2. Tuntutan tinggi tetapi merespon pemenuhan kebutuhan rendah. Hal ini kurang ideal karena menekankan hanya pada pencapaian target kelompok dan mengesampingkan pemenuhan kebutuhan anggotanya. 3. Tuntutan rendah, tetapi pemenuhan kebutuhan tinggi. Pola ini disebut pola murah hati. Ketua kelompok tani bersikap murah hati terhadap anggotanya dan menerima semua tuntutan anggotanya. Tujuan kelompok tani sulit dicapai, tetapi rasa puas anggota terhadap ketua kelompok sangat besar. 4. Tuntutan rendah dan pemenuhan kebutuhan juga rendah. Pola ini disebut pola lambat, dimana anggota kelompok dibiarkan mencapai target atau tujuan kelompok secara sendiri-sendiri, tanpa diawasi, dikelola, dan dipimpin oleh ketua kelompok. Seorang ketua kelompok tani harus memilih 1 (satu) hal atau pola dari keempat hal atau pola di atas, dalam memimpin kelompoknya. Seorang ketua kelompok tani harus memiliki suatu bentuk gaya kepemimpinan agar anggota-anggotanya merasa nyaman dan bahagia. Gaya kepemimpinan tersebut meliputi : 1. Gaya Mengatur Gaya ini harus dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi ketika anggotanya berada di dalam situasi tidak mampu - tidak mau. Anggota kelompok berkemampuan dan bermotivasi rendah. Instruksi kerja harus terperinci, sejak awal dikerjakannya instruksi hingga penyelesaian instruksi. 2. Gaya Melatih Gaya ini harus dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi ketika anggotanya berada di dalam situasi tidak mampu - tetapi mau. Anggota kelompok berkemampuan rendah, tetapi bermotivasi tinggi. Gaya melatih ini terfokus pada pekerjaan dan berorientasi pada kinerja. Seorang ketua kelompok harus menggabungkan pendampingan dan pengawasan secara sekaligus dan ketat. 3. Gaya Mendukung Gaya ini harus dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi ketika anggotanya berada di dalam situasi mampu - tetapi tidak mau. Gaya ini dilakukan untuk memberikan dukungan kepada anggotanya, tanpa kesan otoriter dan meng-gurui. Instruksi tidak perlu diperinci tetapi hasil pekerjaan sudah dipercayakan penuh kepada anggotanya. 4. Gaya Mendelegasikan Gaya ini dilakukan oleh seorang ketua kelompok untuk merespon situasi ketika anggotanya berada di dalam situasi mampu dan mau. Anggota kelompok berkemampuan dan bermotivasi tinggi. Instruksi kerja tidak harus terperinci, tetapi langsung didelegasikan kepada para anggota kelompok. Pengambilan keputusan di dalam kelompok tani bertujuan menyelesaikan permasalahan, melalui proses formulasi masalah, mengembangkan solusi, dan menentukan cara penerapan solusi. Kelebihan-kelebihan keputusan yang dihasilkan oleh keputusan kelompok meliputi :
  • 15. 10 1. Menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lengkap. 2. Menghasilkan pengalaman dan perspektif yang beraneka ragam. 3. Menghasilkan alternatif yang beraneka ragam karena memiliki jumlah informasi yang banyak dan beragam. 4. Membuat suatu ata lebih dari 1 (satu) solusi yang mudah diterima. 5. Menambah legitimasi dimana keputusan kelompok lebih bersifat pantas daripada keputusan individu/anggota. Pelatihan Manajemen Kelompok pada hari kedua tanggal 10 April 2018 dilaksanakan oleh narasumber Bpk. Muhammad Amin, seorang motivator. Hal-hal penting yang disampaikan narasumber yaitu : 1. Bagaimana Merasa Nyaman dan Bahagia Pada dasarnya, setiap manusia ingin merasa nyaman dan bahagia. Diistilahkan feel good. Beberapa hal yang termasuk “merasa nyaman” yaitu bersyukur, sukacita, harmonis, kedamaian, penuh canda, ceria, senang, santai, kejernihan, kesuksesan, kenyamanan, ketenteraman, keheningan, semangat, motivasi, ketenangan, antusias, optimis, terinspirasi, selaras, tercerahkan, dan melekatkan hubungan akrab. Merasa nyaman dan bahagia merupakan suatu hal penting untuk meningkatkan kepercayaan orang lain kepada kita. Kebalikannya, jika merasa tidak nyaman (fell bad) seperti mengalami depresi, stress, terhina, marah, khawatir, kepedihan, ketidaksenangan, kesepian, kekacauan, apatis, dan keserakahan, justru mengakibatkan pertengkaran, siksaan batin, kegalauan, dan keterkucilan. Lebih parah lagi, dapat mengakibatkan dendam, demotivasi, dan kegagalan. 2. Pemilihan Pola atau Cara Berpikir yang Tepat Pola atau cara berpikir yang baik dan tepat didasarkan pada realita bahwa semangat bahagia berdampak positif terhadap produktivitas sehari-hari. Pola atau cara berpikir yang positif dapat menghasilkan prinsip-prinsip kebahagiaan yaitu kebahagiaan dalam memilih cara berpikir dan kebahagiaan yang tidak semata-mata didasarkan pada bentuk-bentuk kepemilikan tertentu. Pola atau cara berpikir yang tepat harus dilakukan setiap orang karena kehidupan tidak selalu ideal dan hal-hal di luar dugaan/perkiraan sering terjadi. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa setiap orang harus melakukan pemilihan sudut pandang dalam berpikir dan bertindak, penerimaan secara ikhlas, pelaksanaan, dan keberserahan diri kepada Yang Maha Kuasa. Observasi Lapang ke Kelompok Tani Sri Rejeki, Desa Cihonje, RT 01, RW XI, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas ialah kegiatan akhir dari Pelatihan Manajemen Kelompok ini. Kecamatan Gumelar merupakan Sntra Peternakan Rakyat dan Desa Cihonje merupakan desa penghasil ternak unggul dan Kelompok Tani Tunas Mukti merupakan salah satu kelompok tani yang ditetapkan menjadi kelompok pembibitan kambing Peranakan Etawa (PE) di Kecamatan Gumelar, melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 354/Kpts/PK.04/2015 Tahun 2015.
  • 16. 11 Adapun visi dan misi dari Kelompok Tani Tunas Mukti ialah : 1. Visi Dengan berkelompok, kita jadikan peternak profesional berwawasan agribisnis dan berkelanjutan. 2. Misi a. Mengutamakan musyawarah dalam melaksanakan semua kegiatan. b. Mengubah sistem beternak yang turun-temurun menjadi peternak yang mampu mengikuti teknologi peternakan yang moderen. c. Meningkatkan pola beternak yang lebih maju dengan menjadikan sumber daya alam lokal secara maksimal. d. Meningkatkan pendapatan para anggota petani ternak kambing. e. Ternak kambing sebagai komoditas unggulan bagi kelompok dan sebagai sumber pendapatan petani ternak. f. Dapat meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok tani ternak. Pertemuan antara rombongan Observasi Lapang Dinas Pertanian Kota Semarang dengan Kelompok Tani Tunas Mukti dilaksanakan di Sekretariat Kelompok Tani Tunas Mukti. Setelah pertemuan tersebut, dilakukan kunjungan ke lokasi-lokasi kandang ternak kambing kelompok yang terletak sangat dekat dengan lokasi sekretariat. Bersama 3 (tiga) kelompok ternak kambing PE lainnya di Kecamatan Gumelar yaitu Kelompok Pergumas Gumelar, Kelompok Sato Guno Paningkaban, dan Kelompok Bondo Mertani Cilangkap, Kelompok Tani Tunas Mukti merupakan kelompok tani ternak kambing PE yang tergolong kelas utama sejak tahun 2015. Berjumlah anggota 30 (tiga puluh) orang dan dibentuk pada tahun 2009. Nama ketua kelompok tani : Warseno. Usaha pokok kelompok meliputi budidaya ternak kambing Jawa dan kambing PE. Total ternak yang dimiliki kelompok adalah 285 ekor, yang terdiri dari 215 ekor kambing betina dan 70 ekor kambing jantan.
  • 17. 12 Bagan 1. Struktur Organisasi Kelompok Tani Tunas Mukti. Setelah dilakukan kunjungan ke Kelompok Tani Tunas Mukti, pada hari berikutnya dilakukan kunjungan ke Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas. BBPTU- HPT didirikan pada tanggal 22 Juli 1953, merupakan Unit Pelaksanaan Direktorat Jendral Peternakan di Bidang Pembibitan Sapi Perah dan Kambing Perah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Peternakan (Dirjen Peternakan). A N G G O T A KETUA I Warseno BENDAHARA I Wartono SEKRETARIS I Sumargo SEKSI PENDATAAN Teguh Wakun KETUA II Siswandi SEKRETARIS II Sobirin BENDAHARA II Kasno SEKSI SAPRONAK Ahmad Syarifudin Kusmoyo SEKSI PEMASARAN Sujarwo Kasimin SEKSI PEMBIBITAN Wartoyo Kasro SEKSI PENGOLAHAN LIMBAH W a r k a m SEKSI HUMAS Tasro Sakun Sirun SEKSI KESWAN Dakun Purwadi
  • 18. 13 Sejarah pembentukan BBPTU-HPT dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pada tahun 1953 Pemerintah RI membangun peternakan di Baturraden dan diresmikan oleh PJM. Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 22 Juli 2053, dengan nama Induk Taman Ternak Baturraden. 2. Pada tanggal 25 Mei 1978, melalui SK Menteri Pertanian RI Nomor 313/Kpts/org/5/78 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Baturraden (BPTHMT), ditetapkan pembentukan BPTHMT sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jendral Peternakan. 3. Pada tanggal 24 Juli 2002, melalui SK Menteri Pertanian RI Nomor 290 Tahun 2002, nama institusi ini diubah menjadi Balai Pembibitan Ternah Unggul Sapi Perah (BPTU Sapi Perah). 4. Pada tanggal 30 Desember 2003 sesuai SK Menteri Pertanian RI Nomor 630/Kpts.OT.140/12/2003, nama BPTU Sapi Perah diubah menjadi Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah (BBPTU-Sapi Perah). 5. Pada tanggal 24 Mei 2013, melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) RI Nomor 55/Permentan/)OT.140/5/2013, nama BBPTU Sapi Perah diubah menjadi Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul - Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT). BBPTU-HPT merupakan pusat pembibitan sapi perah dan kambing perah di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, yang bergerak di bidang pemuliaan, pemeliharaan, produksi, dan pemasaran bibit sapi perah dan bibit kambing perah unggul, serta hijauan pakan ternak. BBPTU-HPT terdiri dari 4 lokasi yaitu : 6. Area Limpakuwus, berada di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang. 7. Area Tegalsari, berada di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden. 8. Area Manggala, berada di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok dan Desa Tumiyang, Kecamatan Pakuncen. 9. Area Munggangsari, berada di Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden. Berlokasi di lereng selatan Gunung Slamet, posisi BBPTU-HPT berada di ketinggian 600 - 650 m di atas permukaan laut, meliputi luas tanah 240 Ha. Kelembaban udara rata-rata 70 - 80 %. Curah hujan rata-rata 7.000 - 8.000 mm per tahun. Adapun visi dan misi dari Kelompok Tani BBPTU-HPT ialah : 1. Visi Mewujudkan institusi yang profesional dalam menghasilkan bibit sapi perah, kambing perah, dan hijauan pakan ternak yang berkualitas, berdaya saing, dan berkelanjutan. 2. Misi a. Mengembangkan pembibitan sapi perah, kambing perah, dan hijauan pakan ternak, melalui kebijakan di bidang pemuliaan, pemeliharaan, produksi, dan pemasaran bibit unggul sapi perah, kambing perah, hijauan pakan ternak, dan hasil ikutannya.
  • 19. 14 b. Mengembangkan sumber daya manusia aparatur, pelaku usaha sapi perah, pelaku usaha kambing perah, dan hijauan pakan ternak, sarana dan prasarana, pembinaan, evaluasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan pelayanan prima. Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) BBPTU-HPT meliputi pemeliharaan, produksi, pengembangan, penyebaran, dan pemasaran. Hal ini dijabarkan dalam tugas-tugas BBPTU-HPT yang meliputi : 1. Penyusunan program, rencana kerja, rencana anggaran, pelaksanaan kerja sama, dan penyiapan evaluasi dan pelaporan. 2. Pelaksanaan pemeliharaan, produksi, dan pemuliaan bibit sapi perah dan bibit kambing perah unggul. 3. Pelaksanaan uji performance dan uji zuriat sapi perah dan kambing perah unggul. 4. Pelaksanaan recording pembibitan sapi perah dan kambing perah unggul. 5. Pelaksanaan pelestarian plasma nuftah. 6. Pelaksanaan pengembangan bibit sapi perah dan kambing perah unggul. 7. Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan, produksi, dan pemuliaan bibit sapi perah dan kambing perah unggul. 8. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan ternak. 9. Pengelolaan pakan ternak dan hijauan pakan ternak. 10. Pelaksanaan penyebaran, distribusi, pemasaran, dan informasi hasil produksi bibit unggul sapi perah dan kambing perah bersertifikat serta hasil ikutannya dan hijauan pakan ternak. 11. Pelaksanaan evaluasi kegiatan pembibitan ternak unggul dan hijauan pakan ternak unggul. 12. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan, produksi, pemuliaan, dan pengembangan bibit sapi perah dan kambing perah unggul. 13. Pemberian pelayanan teknis penyediaan pakan dan pengelolaan hijauan pakan ternak. 14. Pengelolaan prasarana dan sarana teknis. 15. Pengelola urusan tata usaha dan rumah tangga BBPTU-HPT. BBPTU-HPT telah menerapkan animal welfare atau kesejahteraan hewan, suatu prinsip kesejahteraan yang harus dipenuhi dalam pemeliharaan dan pemanfaatan hewan ternak. Mengacu pada ISO 9001:2008, prinsip animal welfare dikembangkan untuk memenuhi tuntutan masyarakat nasional maupun internasional. Prinsip ini telah diaplikasikan di dalam masyarakat peternak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 jo Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, disebutkan bahwa kesejahteraan hewan ialah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan, menurut ukuran perilaku alami hewan yang diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang, yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia. Terdapat 5 bagian dari Prinsip Kesejahteraan Hewan ini yaitu :
  • 20. 15 1. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa haus dan lapar. Kemudahan akses untuk air minum dan penyediaan pakan dalam jumlah cukup harus diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. 2. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa ketidaknyamanan dan penyiksaan fisik. Hal ini diwujudkan dengan penyediaan kandang yang layak dan pola pemeliharaan yang baik sesuai SOP agar ternak terhindar dari penderitaan dan rasa sakit yang berdampak pada fisik dan psikologis hewan ternak. 3. Ternak yang dipelihara harus bebas dari rasa sakit, cedera, dan penyakit. Pencegahan penyakit, penanganan penyakit, dan treatment yang tepat harus dilakukan agar tidak memicuu penyakit yang berdampak pada kematian ternak dan ancaman transmisi (penularan) penyakit antara hewan dengan manusia. 4. Ternak harus dibebaskan dari tekanan terhadap perilaku alamiah. Penyediaan ruang dan fasilitas yang cukup untuk pemeliharaan ternak, penataan ternak berdasarkan fisiologis, fisik, dan reproduksi harus dilaksanakan dengan baik. 5. Ternak harus dibebaskan dari rasa ketakutan dan rasa tertekan. Perlakuan yang cukup harus diberikan untuk mencegah ternak mengalami ketakutan dan tekanan psikis. BBPTU-HPT telah menerapkan recording atau perekaman catatan ternak secara teratur, dari beberapa parameter performance ternak, seperti tingkah laku ternak, angka kematian, angka kasus penyakit, angka pertumbuhan, efisiensi produksi, dan performance ternak. BPPTU-HPT menerapkan recording secara utuh, misalnya recording kesehatan, reproduksi, bobot badan, body condition score, respon ternak terhadap penanganan, dan produksi susu. Recording merupakan alat utama untuk mendeteksi permasalahan yang terjadi pada ternak dan recording harus dilakukan secara tertib, untuk mengetahui silsilah dan riwayat ternak. BBPTU-HPT memberikan pelayanan penjualan calon bibit sebagai berikut : 1. Calon bibit sapi perah betina. 2. Calon bibit sapi perah jantan. 3. Calon bibit peranakan Etawa jantan. 4. Calon bibit peranakan Etawa betina. 5. Calon bibit peranakan Saanen jantan. 6. Calon bibit peranakan Saanen betina. 7. Susu. 8. Hijauan pakan ternak. Ternak yang ada di BBPTU-HPT dipelihara dan dikelompokkan menjadi : 1. Kandang A, B, dan C dikhususkan untuk sapi dewasa dan sapi laktasi. 2. Kandang D dan F dikhusukan untuk sapi bunting dan sapi yang beranak. 3. Kandang E, E1, dan E2 dipergunakan untuk pedet individu dan koloni. 4. Kandang G diperuntukkan dara bunting. 5. Kandang H untuk penjantan progeny. BBPTU-HPT menyediakan bibit kambing perah Saanen berjumlah 200 ekor. Kambing Saanen menghasilkan susu yang tidak berbau, berbeda dengan susu sapi.
  • 21. 16 Produksi susu per hari 7 liter. Harga susu Rp 16.000,- per liter. Bibit kambing Saanen jantan Rp 2.000.000,- dan bibit kambing Saanen betina Rp 1.750.000,- per ekor. Hijauan Pakan Ternak (HPT) terdiri dari rumput-rumputan yaitu Rumput Odot, Star Grass, dan King Grass serta dari jenis Leguminosa (Polong-polongan), khususnya jenis Kaliandra. Selain pakan hijauan, juga diberikan konsentrat yaitu bungkil kelapa, bungkil kedelai, pollard, Gluten Feed, Corn Gluten Meal, onggok, dan dolomit. Pemberian pakan dilakukan 2 (dua) kali yaitu pada jam 09.00 WIB atau setelah pemerahan pagi dan pada jam 15.00 WIB. Formulasi konsentrat yang diberikan berbeda-beda pada setiap kategori sapi dan kambing perahnya. HPT diberikan 10 % dari berat badan ternak. Prosentase pemberian pakan 60% Leguminosa> 40% rumput. Prosentase pemberian konsentrat 1 - 3 % dari berat badan (BB). Contoh: kambing> 1 - 2 kg/ekor/hari. Pemberian hijauan pakan ternak dilakukan terlebih dahulu, sebelum pemberian konsentrat. Jenis utama rumput yang diberikan sebagai pakan ternak yaitu rumput odot. Rumput odot merupakan suatu varietas rumput gajah (Pennisetum purpureum) atau sering disebut Dwarf Elephant Grass atau Mott Elephant Grass di luar negeri. Tanaman rumput ini mampu tumbuh pada musim kemarau, dengan kondisi tanah berkesuburan rendah. Tanaman ini pertama kali ditemukan oleh Dr. W. Hanna di Georgia - USA, kemudian dikembangkan oleh Dr. Mott di Florida - USA. Di Indonesia tanaman rumput odot mulai dikembangkan sejak tahun 2007. Rumput odot dikembangkan melalui metode vegetatif. Pola tanamnya meliputi pola monokultur, dimana suatu lahan hanya ditanami tanaman rumput odot saja, dan pola sela, dimana tanaman rumput odot ditanam di sela-sela tanaman lain.
  • 22. 17 BAB III P E N U T U P Pelatihan Manajemen Kelompok dan Observasi Lapang ke Kabupaten Banyumas merupakan suatu wahana untuk mengembangkan sistem manajemen organisasi yang profesional dan berkelanjutan pada kelompok-kelompok tani di Kota Semarang. Seluruh pihak yang terkait dengan kelompok-kelompok tani seyogyanya dapat saling mendukung dan bekerja sama, demi mewujudkan kelembagaan petani yang maju, handal, efektif dan efisien di Kota Semarang. Manajemen kelompok tani merupakan awal yang sangat menentukan keberhasilan pengembangan kelembagaan petani di Kota Semarang dan aspek budidaya, sarana produksi, pengolahan hasil, pemasaran, sumber daya manusia, kelembagaan, dan regulasi pemerintah yang saling berpengaruh satu sama lain hendaknya diperhatikan dan , sehingga mampu mewujudkan produktivitas pangan yang berkualitas baik dan berdaya saing. Diharapkan agar manajemen kelompok tani yang terintegrasi, kokoh, dan mandiri menjadi kekuatan penting pada sektor pertanian tanaman pangan di Kota Semarang, baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang. --- 000 ---
  • 23. 18
  • 24. 19 Foto 1. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen. Foto 2. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
  • 25. 20 Foto 3. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen. Foto 4. Pelatihan Manajemen Kelompok di Sekretariat Kelompok Tani Kuncen Farm, Kelurahan Bubakan, Kecamatan Mijen.
  • 26. 21 Foto 5. Rombongan Observasi Lapang - Dinas Pertanian Kota Semarang berpose bersama sebelum keberangkatan ke Kabupaten Banyumas. Foto 6. Rombongan Observasi Lapang pimpinan Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM. diterima oleh pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas dan Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti di Sekretatiat Kelompok.
  • 27. 22 Foto 7. Anggota Kelompok Tani Tunas Mukti mengikuti pertemuan bersama Rombongan Observasi Lapang - Dinas Pertanian Kota Semarang. Foto 8. Rombongan Observasi Lapang meninjau lokasi kandang ternak dan biogas milik Kelompok Tani Tunas Mukti..
  • 28. 23 Foto 9. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama para anggota Kelompok Tani Tunas Mukti di lokasi kandang ternak. Foto 10. Sambutan dari Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti dalam pertemuan dengan Rombongan Observasi Lapang.
  • 29. 24 Foto 11. Pemberian plakat Kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang, kepada pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas. Foto 12. Pemberian plakat Kenang-kenangan dari Bpk. Ari Patria Wijanarko, SH.MM. Kabid Penyuluhan, Dinas Pertanian Kota Semarang, kepada Ketua Kelompok Tani Tunas Mukti, Bpk. Warseno.
  • 30. 25 Foto 13. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat meninggalkan Sekretariat Kelompok Tani Tunas Mukti, Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas. Foto 14. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
  • 31. 26 Foto 15. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas. Foto 16. Rombongan Observasi Lapang dalam pertemuan dengan Pihak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
  • 32. 27 Foto 17. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama di lokasi kandang ternak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas. Foto 18. Kondisi fisik kandang ternak kambing Saanen di BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.
  • 33. 28 Foto 19. Rombongan Observasi Lapang meninjau lokasi kandang ternak BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas. Foto 20. Rombongan Observasi Lapang berpose bersama sebelum berangkat meninggalkan lokasi BBPTU-HPT, Baturraden, Kabupaten Banyumas.