Makalah ini membahas pengaruh citra supervised dan unsupervised dalam evaluasi lahan serta peranan kartografi dan pemetaan. Secara ringkas:
1. Citra supervised dan unsupervised digunakan untuk mengklasifikasikan lahan melalui pengolahan citra satelit.
2. Kartografi berperan menyajikan data spasial lahan, sementara pemetaan menentukan koordinat dan lokasi lahan.
3. Evaluasi lahan menghasilkan peta potensi lahan berdasarkan citra
Laporan ini membahas kalibrasi radiometrik citra Landsat 8 menggunakan ENVI 5.1. Tahapan meliputi konversi DN ke radiance dan reflectance secara manual dan otomatis. Hasilnya, konversi ke radiance sama, sedangkan konversi ke reflectance berbeda akibat pembulatan nilai manual.
Koreksi geometrik dan geolink er mapper 7.0Rusdianto
Dokumen tersebut membahas tentang koreksi geometrik dan geolink pada citra penginderaan jauh menggunakan perangkat lunak ER Mapper 7.0. Koreksi geometrik dilakukan untuk merektifikasi citra agar sesuai dengan koordinat geografis, mencocokkan posisi citra, dan mentransformasikan koordinat citra ke sistem koordinat peta. Proses geolink digunakan untuk menyatukan dua citra dengan menyesuaikan ukuran dan posisinya.
Makalah ini membahas pengaruh citra supervised dan unsupervised dalam evaluasi lahan serta peranan kartografi dan pemetaan. Secara ringkas:
1. Citra supervised dan unsupervised digunakan untuk mengklasifikasikan lahan melalui pengolahan citra satelit.
2. Kartografi berperan menyajikan data spasial lahan, sementara pemetaan menentukan koordinat dan lokasi lahan.
3. Evaluasi lahan menghasilkan peta potensi lahan berdasarkan citra
Laporan ini membahas kalibrasi radiometrik citra Landsat 8 menggunakan ENVI 5.1. Tahapan meliputi konversi DN ke radiance dan reflectance secara manual dan otomatis. Hasilnya, konversi ke radiance sama, sedangkan konversi ke reflectance berbeda akibat pembulatan nilai manual.
Koreksi geometrik dan geolink er mapper 7.0Rusdianto
Dokumen tersebut membahas tentang koreksi geometrik dan geolink pada citra penginderaan jauh menggunakan perangkat lunak ER Mapper 7.0. Koreksi geometrik dilakukan untuk merektifikasi citra agar sesuai dengan koordinat geografis, mencocokkan posisi citra, dan mentransformasikan koordinat citra ke sistem koordinat peta. Proses geolink digunakan untuk menyatukan dua citra dengan menyesuaikan ukuran dan posisinya.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kerja kegiatan pembuatan radial kontrol horizontal GPS di 4 desa di Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan koordinat titik-titik ikat yang akan digunakan sebagai acuan dalam pemetaan dengan ketelitian tinggi. Prosesnya meliputi survei pendahuluan, pengukuran geodetik menggunakan GPS, pengolahan data, dan penentuan koordinat titik-titik ikat.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum yang membahas proses koreksi geometrik pada citra satelit Landsat. Laporan tersebut memuat penjelasan tentang dasar teori koreksi geometrik citra satelit dan tahapan praktikum yang dilakukan untuk merektifikasi citra satelit Landsat.
Journal review - An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Ima...ayu bekti
Citra satelit ROCSAT-2 menggunakan metode geometrik untuk mendapatkan koordinat piksel dengan akurasi hingga 20 meter. Metode ini melibatkan transformasi rotasi bumi, ketinggian, dan sensor untuk menemukan koordinat lintang, bujur dan ketinggian setiap piksel melalui persamaan bola unit.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Kajian ini membandingkan peta dasar pendaftaran hasil pengolahan citra satelit Quickbird dengan peta lama di Kabupaten Jember,
(2) Hasil analisis menunjukkan citra Quickbird memenuhi standar ketelitian peta dasar pendaftaran skala 1:2500,
(3) Citra Quickbird diharapkan menjadi alternatif peta dasar pendaftaran yang dapat digunakan secara menyeluruh.
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan RadiometrikSally Indah N
Laporan ini membahas pengolahan data citra Landsat menggunakan perangkat lunak ERMapper untuk mengetahui kondisi permukaan bumi. Tahapan pengolahan datanya meliputi penggabungan beberapa band citra, koreksi geometrik dan radiometrik untuk memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kualitas citra, serta pembentukan komposit band untuk memperoleh informasi yang lebih baik.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinat dan transformasi antara DGN-95 dan SRGI 2013. DGN-95 merupakan datum geodetik nasional 1995 yang digunakan di Indonesia, sedangkan SRGI 2013 merupakan sistem referensi geospasial Indonesia yang memperhitungkan perubahan koordinat terhadap waktu akibat pergerakan lempeng tektonik. Dokumen ini menjelaskan metode transformasi koordinat antara kedua datum tersebut menggunakan model Bursa-Wolf.
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...bramantiyo marjuki
Citra tegak resolusi tinggi kota Lubuk Linggau dibuat untuk mendukung penyusunan RDTR Kota Lubuk Linggau. Citra tersebut dihasilkan dari proses orthorektifikasi, pan sharpening, mosaicking, dan tiling yang menggunakan citra satelit Quickbird, WorldView-1, dan RapidEye serta DEM ASTER. Hasil akhir berupa citra tegak dengan resolusi 2,5 meter yang akan digunakan sebagai peta dasar penyusunan RDTR.
Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah membuat peta digital menggunakan perangkat lunak Quantum GIS (QGIS). Langkah-langkahnya meliputi menginstal QGIS, memasukkan gambar peta, merektifikasi peta, membuat shapefile untuk batas wilayah, lahan, jalan dan bangunan, menambahkan label, membuat layout peta dengan menambahkan judul, legenda, skala dan arah mata angin, lalu mengekspor hasilnya ke format
Dokumen ini membahas kerangka acuan kerja kegiatan pembuatan radial kontrol horizontal GPS di 4 desa di Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan koordinat titik-titik ikat yang akan digunakan sebagai acuan dalam pemetaan dengan ketelitian tinggi. Prosesnya meliputi survei pendahuluan, pengukuran geodetik menggunakan GPS, pengolahan data, dan penentuan koordinat titik-titik ikat.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum yang membahas proses koreksi geometrik pada citra satelit Landsat. Laporan tersebut memuat penjelasan tentang dasar teori koreksi geometrik citra satelit dan tahapan praktikum yang dilakukan untuk merektifikasi citra satelit Landsat.
Journal review - An Algorithm for Geometric Correction of High Resolution Ima...ayu bekti
Citra satelit ROCSAT-2 menggunakan metode geometrik untuk mendapatkan koordinat piksel dengan akurasi hingga 20 meter. Metode ini melibatkan transformasi rotasi bumi, ketinggian, dan sensor untuk menemukan koordinat lintang, bujur dan ketinggian setiap piksel melalui persamaan bola unit.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Kajian ini membandingkan peta dasar pendaftaran hasil pengolahan citra satelit Quickbird dengan peta lama di Kabupaten Jember,
(2) Hasil analisis menunjukkan citra Quickbird memenuhi standar ketelitian peta dasar pendaftaran skala 1:2500,
(3) Citra Quickbird diharapkan menjadi alternatif peta dasar pendaftaran yang dapat digunakan secara menyeluruh.
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan RadiometrikSally Indah N
Laporan ini membahas pengolahan data citra Landsat menggunakan perangkat lunak ERMapper untuk mengetahui kondisi permukaan bumi. Tahapan pengolahan datanya meliputi penggabungan beberapa band citra, koreksi geometrik dan radiometrik untuk memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kualitas citra, serta pembentukan komposit band untuk memperoleh informasi yang lebih baik.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koordinat dan transformasi antara DGN-95 dan SRGI 2013. DGN-95 merupakan datum geodetik nasional 1995 yang digunakan di Indonesia, sedangkan SRGI 2013 merupakan sistem referensi geospasial Indonesia yang memperhitungkan perubahan koordinat terhadap waktu akibat pergerakan lempeng tektonik. Dokumen ini menjelaskan metode transformasi koordinat antara kedua datum tersebut menggunakan model Bursa-Wolf.
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...bramantiyo marjuki
Citra tegak resolusi tinggi kota Lubuk Linggau dibuat untuk mendukung penyusunan RDTR Kota Lubuk Linggau. Citra tersebut dihasilkan dari proses orthorektifikasi, pan sharpening, mosaicking, dan tiling yang menggunakan citra satelit Quickbird, WorldView-1, dan RapidEye serta DEM ASTER. Hasil akhir berupa citra tegak dengan resolusi 2,5 meter yang akan digunakan sebagai peta dasar penyusunan RDTR.
Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah membuat peta digital menggunakan perangkat lunak Quantum GIS (QGIS). Langkah-langkahnya meliputi menginstal QGIS, memasukkan gambar peta, merektifikasi peta, membuat shapefile untuk batas wilayah, lahan, jalan dan bangunan, menambahkan label, membuat layout peta dengan menambahkan judul, legenda, skala dan arah mata angin, lalu mengekspor hasilnya ke format
Dokumen tersebut membahas tentang celah keamanan Heartbleed pada OpenSSL. Heartbleed merupakan bug pada ekstensi Heartbeat OpenSSL yang memungkinkan attacker membaca memory server dan mencuri informasi sensitif. Bug ini muncul pada implementasi Heartbeat pada 2011 dan dieksploitasi setelah dirilisnya OpenSSL versi 1.0.1 pada 2012. Banyak website terkena dampak Heartbleed karena menggunakan OpenSSL sebagai proteksinya. Untuk mengatasinya perlu update OpenSSL ke versi terbaru
Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah pembuatan peta lahan yang layak untuk dikembangkan dengan menggunakan kriteria kebun, pemukiman, persawahan, pertanian kering dan jarak dari sungai, jalan, dan sumber air baku. Kriteria-kriteria tersebut diekstrak dan diberi buffer untuk menentukan area yang memenuhi syarat. Hasil akhir adalah peta lahan yang layak berdasarkan bobot masing-masing kriteria.
Dokumen ini memberikan langkah-langkah untuk mendapatkan username dan password WiFi ID/Speedy dengan cara men-scan IP aktif, mencari IP dengan celah port, login ke halaman router, dan mengubah nama koneksi untuk melihat password yang tersembunyi. Langkahnya adalah menginstall aplikasi scanner IP dan unhide password, lalu scan IP aktif, copy IP dengan celah port ke browser, login ke halaman router, ubah nama koneksi, dan lihat password yang tersembunyi.
SVMlight adalah program klasifikasi teks berbasis mesin vektor dukungan. Terdiri dari dua program yaitu SVM-learn untuk melatih model dan SVM_classify untuk klasifikasi teks. Menggunakan tiga komponen yaitu label, fitur, dan nilai fitur untuk melatih dan memprediksi kelas teks.
Dokumen ini membahas tentang klasifikasi dataset mobil menggunakan metode decision tree di Weka. Dataset mobil diubah formatnya menjadi ARFF dan diklasifikasi menggunakan ID3 dan J48. Hasilnya menunjukkan ID3 memberikan akurasi yang lebih baik dari J48 berdasarkan nilai presisi, recall, dan F-measure.
Tugas Komputasi Paraller "Proses Penginstallan Hadoop Ivul Varel Fu
Tutorial ini menjelaskan cara menginstal Hadoop secara single-node pada sistem operasi Linux Ubuntu. Langkah-langkahnya meliputi persiapan virtual box dan Ubuntu, instalasi JDK, membuat user Hadoop, konfigurasi SSH, mengatur file konfigurasi Hadoop seperti core-site.xml dan hdfs-site.xml, dan menjalankan Hadoop dengan perintah start-all.sh dan stop-all.sh.
Virtualisasi dan paravirtualisasi memungkinkan satu server untuk menjalankan beberapa sistem operasi secara bersamaan dengan menyediakan antarmuka perangkat lunak yang mirip tetapi tidak identik dengan perangkat keras fisik. Teknologi virtualisasi seperti Xen dan VMWare memungkinkan konsolidasi sumber daya server dan dukungan terhadap green IT.
1. Tugas II
Mata Kuliah Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan
disusun untuk memenuhi mata kuliah
Sistem Informasi Geografis
Oleh :
Muhammad Iqbal (1108107010010)
Saiful Bahri (1108107010063)
Defri Maulana (1108107010039)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013
2. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................ 3
1.2 TUJUAN ................................................................................................................. 3
BAB II : DASAR TEORI .......................................................................................................... 4
BAB III : PEMBAHASAN ........................................................................................................ 5
3.1 PENGAMBILAN CITRA DESA ........................................................................... 6
3.2 PENGAMBILAN TITIK DESA ............................................................................. 6
3.3 PERHITUNGAN KONSTANTA TRANSFORMASI AFFINE ............................ 7
3.4 PERHITUNGAN RMS ERROR .............................................................................9
BAB IV : PENUTUP ................................................................................................................. 18
4.1 KESIMPULAN .......................................................................................................18
LAMPIRAN ............................................................................................................................... 20
2
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem Informasi Geografis atau SIG adalah sistem informasi yang khusus mengelola
data yang berbentuk spasial atau keruangan, untuk lebih detailnya Sistem Informasi
Geografis merupakan sistem komputer yang khusus mengelola, menyimpan, mengolah dan
menampilkan informasi yang berbentuk geografis.
Sistem Informasi Geografis (SIG) memudahkan para masyarakat dan kalangan lain
untuk mencari denah lokasi bangunan yang akan mereka kunjungi, terlebih untuk para
pendatang atau turis yang akan mengunjungi daerah atau tempat wisata yang akan mereka
kunjungi, terlebih untuk Kota Banda Aceh yang masih minim fasilitas untuk mengetahui
tempat yang menarik di daerah Kota Banda Aceh.
Peranan Sistem Informasi Geografi (SIG) sangatlah penting dalam pencarian kantorkantor pemerintah dan tempat wisata yang ada di Kota Banda Aceh, serta faktor
pendukungnya ditampilkan dengan jelas dan akurat sehingga diharapkan dengan adanya
sistem ini dapat memajukan perkembangan keadaan kota.
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :
Menentukan konstanta transformasi affine dari dua buah desa yaitu peuniti dan
peurada.
Menentukan titik control dari masing masing desa (peuniti dan peurada).
Menentukan hasil akhir dari RMS error pada masing-masing daerah atau pun desa yang telah
ditentukan.
3
4. BAB II
DASAR TEORI
Georeferensi sering juga disebut Datum Geodetik merupakan suatu proses pemberian
koordinat peta pada citra yang sesungguhnya sudah planimetris, sedangkan Planimetris
merupakan salah satu macam metode pembuatan peta. Metode ini digunakan untuk
memetakan wilayah yang luasnya hanya beberapa ratus sampai beberapa ribu meter persegi
dengan menggunakan cara pengukuran jarak langsung.. Sebagai contoh, pemberian sistem
koordinat suatu peta hasil dijitasi peta atau hasil scanning citra. Hasil dijitasi atau hasil
scanning tersebut sesungguhnya sudah datar (planimetri), hanya saja belum mempunyai
koordinat peta yang benar. Dalam hal ini, koreksi geometrik sesungguhnya melibatkan proses
georeferensi karena semua sistem proyeksi sangat terkait dengan koordinat peta.
Pengukuran GCP dengan GPS metode relatif hanya efektif untuk jaring pengamatan
dengan baseline yang pendek. Jika jarak anatartitik pengamatan bertambah panjang maka
residual error akan bertambah besar yang mengakibatkan kualitas koordinat hasil
pengamatan kurang baik (Satirapod and Kriengkraiwasin 2006). Ground Control point atau
titik kontrol tanah merupakan proses penandaan lokasi yang berkoordinat berupa sejumlah
titik yang diperlukan untuk kegiatan mengkoreksi data dan memperbaiki keseluruhan citra
yang akhirnya disebut sebagai proses rektifikasi. GCP ini sendiri terdiri atas sepasang
koordinat x dan y, yang terdiri atas koordinat sumber dan koordinat referensi. Koordiantkoordinat tersebut tidak dibatasi oleh adanya koordinat peta. Tingkat akurasi GCP sangat
tergantung pada jenis GPS yang digunakan dan jumlah contoh GCP terhadap lokasi dan
waktu pengambilan.
Kesalahan geometri adalah ketidaksempurnaan geometri citra yang terekam pada saat
pencitraannya, hal ini menyebabkan ukuran, posisi dan bentuk citra menjadi tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya. Ditinjau dari sumber kesalahannya, distorsi geometri
disebabkan oleh kesalahan internal dan kesalahan eksternal (JARS, dalam Yuwono, et al,
2008).
4
5. BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pengambilan Citra Desa
Dalam melakukan perhitungan terhadap parameter-parameter atau pun konstanta
transformasi affine dan untuk mengkoreksi dua citra desa, yang harus dilakukan terlebih
dahulu adalah sebagai berikut :
Menentukan batas dari masing-masing desa, yaitu Deah Raya dan Kampong Pineung.
Batas dapat dilihat di http://bappeda.bandaacehkota.go.id/webgis .
Beri centang pada batas desa yang disediakan di beberapa pilihan yang ada dalam
peta online tersebut.
Selanjutnya, buka Google Earth dan ambil empat titik disekitar desa yang akan
diambil citranya.
Kemudian PrintScreen atau ScreenShoot pada masing-masing desa yang telah di
ambil citra nya tersebut pada Google Earth.
Langkah yang terakhir adalah mengambil foto daerah yang telah di print screen di
ukur pixelnya dengan menggunakan aplikasi Adobe Photoshop. Caranya dengan
memilih MenuBar Windows, kemudian pilih Menu Navigator, akan muncul menu
Navigator, kemudian pilih Info dan arahkan kursor disetiap titik yang elah dibuat,
selanjutnya catat nilai X dan Y.
3.2
Pengambilan Titik Kontrol
Lakukan pengambilan titik kontrol setelah melakukan pengambilan citra desa untuk
mendapatkan nilai X UTM dan Y UTM. Cara pengambilan titik kontrol tersebut adalah
sebagai berikut:
Pertama sekali buka Google Earth.
Kemudian, pilih menu bar Tools dan pilih Option. Kemudian akan tampil menu option.
Selanjutnya pada bagian 3D View, ubah tampilan Show Lat atau Long dari Degrees,
Minutes, Secound menjadi Universal Transverse Mercator dan kemudian klik OK.
Arahkan kursor pada titik kontrol yang telah di buat sebelumnya.
5
6. Terakhir, klik kanan pada titik kontrol tersebut, pilih Properties, dan catat nilai Easting
dan Northingnya.
3.3
Perhitungan Konstanta Transformasi Affine
Setelah selesai melakukan dua langkah diatas, maka selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah menghitung konstanta transformasi affine nya. Berikut perhitungan nya.
Desa Deah Raya :
:
759134,80 m E = easting = x1
X = 689
Y = 339
757378,42 m E = easting = x1
X = 131
Y = 473
757166,66 m E = easting = x1
X = 66
618340,45 m E = northing = y1
D
:
Y = 53
618089,17 m E = northing = y1
C
:
X = 542
618504,35 m E = northing = y1
B
:
758668,16 m E = easting = x1
619413,53 m E = northing = y1
A
Y = 396
Cari nilai A, B dan C, dengan rumus :
x’ = Ax + Bx + C
MENCARI NILAI A, B DAN C
1.
542 A + 53 B + C
= 758668,16
------------------ persamaan 1
2.
689 A + 339 B + C
= 762368,80
------------------ persamaan 2
3.
131 A + 473 B + C
= 757378,42
------------------ persamaan 3
2.
689 A
+
339 B
+
C
= 762368,80
1.
542 A
+
53 B
+
C
= 758668,16
4.
147 A
+
286 B
=
3708,64
------------------ persamaan 4
6
7. 1.
542 A
+
53 B
+
C = 758668,16
3.
131 A
+
473 B
+
C = 757378,42
5.
411 A
-
420 B
4.
147 A
+
286 B
=
3708,64
411
60417 A
+
117546 B
= 1520963,04
5.
411 A
-
420 B
=
1289,74
147
60417 A
+
61740 B
= 189591,78
179286 B
= 1331371,26
B
= 1331371,26
=
1289,74
------------------ persamaan 5
179286
B
4.
147 A
+
286 B
=
3708,64
147 A
+
286 (7,42) =
3708,64
147 A
+
2122,12
=
3708,64
=
= 7,42
3708,64 – 2122,12
147 A
A=
1578,52
147
A=
3.
10,7
131 A
+
473 B
+
C = 757378,42
131 A
+
473 B
+
C = 757378,42
1401,7 +
3507,66 +
C
= 757378,42
C
= 757378,42 – 4911,76
C
= 752467,16
7
8. MENCARI NILAI D, E DAN F :
1.
542 D + 53 E + F
=619413,53
------------------ persamaan 1
2.
689 D + 339 E + F
= 618504,35
------------------ persamaan 2
3.
131 D + 473 E + F
= 618089,17
------------------ persamaan 3
1.
542 D
+
53 E
+
F
= 619413,53
2.
689 D
+
339 E
+
F
= 618504,35
4.
145 D
+
286 E
2.
689 D
+
339 E
+
F = 618504,35
3.
131 D
+
473 E
+
F = 618089,17
5.
556 A
-
134 E
4.
145 D
+
286 E
5.
556 D
-
134 E
=
909,18
------------------ persamaan 4
=
415,18
------------------ persamaan 5
=
909,18
556
80620 D
+
159016 E
=
415,18
145
80620 D
+
19430 E
1784446 E
E
= 505504,08
=
60201,1
= 445302,98
=
445302,98
178446
E
4.
145 D
+
286 E
=
3708,64
145 D
+
286 (2,49) =
3708,64
145 D
+
712,11
= 2,49
3708,64
=
8
9. 145 D
=
A=
3708,64 – 712,11
1621,32
145
A=
3.
11,18
131 D
+
473 B
+
F
= 618089,17
131 (11,18)
+
473 (2,49)
+
F
= 618089,17
1464,58
+
11,68,11
+ F = 618089,17
F = 618089,17 – 2632,89
F = 615456,3
KAMPONG PINEUNG
MENCARI NILAI A ,B,C
:
760.472,41 m E = easting = x1
X = 1171
Y = 510
759781.51 m E = easting = x1
X = 467
Y = 581
759708,66 m E = easting = x1
X = 394
615996,29 m E = northing = y1
D
:
Y = 152
615701,08 m E = northing = y1
C
:
X = 1102
615771,43 m N = northing = y1
B
:
760.403,85 m E = easting = x1
616120.87 m N = northing = y1
A
Y = 278
1.
1102A + 152B+C = 760403,85
2
1171A + 510B+C =760472,41
3
467A + 581B+C=759781,51
9
10. 1171A + 581B + C =760472,41
1102A + 152B + C =760403,85
4
69 A + 358 B = 68,56
467 A + 581B + C =759781,51
1171A +152B+C =760472,41
5.
-704A + 71B
=-690,9
-704A +71B
=-690,9 / 358/
-252032A + 25418B=-247342,2
69A +358B
= 68,56/71 /
4899A
+ 25418B=-4867,76
-256931 A
=-252209,96
A
=-252209,96
= -256931
A
= 0,981
-701 A+718 =-690,9
=704( 0,981)+71B=-690,9
=-690,624+71B=690,9
= 71B =-690,9+690,624
71B =-0,276
B=0,0038
467A+581B+C=759781,51
=467(0,981)+(-0,0038)+759781.51
=458,127 +(-2,207) + C=759781,51
C=759781,51 -455,92
C=759325,59
10
11. MENCARI NILAI D, E DAN F :
1. 1171 A+510 E+F =615771,43
2. 467 D + 581 E+F=615701,08
3. 394 D + 278 E+F=615996,29
3. 394 D + 278 E+F =615996,29
2. 467 D +581 E+F =615701,08
4. -73 D-303 E
= 295,21
1. 1171 D+510 E+F=615771,43
2. 467 D +581 E+F =615701,08
5. 7040-71E =70,35
4.-73 D – 303 E =259,21 /71/ -5 183 D- 21513 E =20859,91
704D-71E = 70,35 / 303/ 213312D – 21513 E=21316,05
-218495D =-356,14
D =-356,14
=-218495
=0,0016
704D-71E=70,35
=704(0,0016)-71E=70,35
=-71E=70,35-1,126
=-17E =69,224
E=69,224
-71
E=-0,974
11
19. BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas datpat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Penghitungan RMS sangat penting untuk dilakukan karena dalam penetapan
koordinat masih terdapat error pada letak maupun arahnya, hal tersebut disebabkan
karena ternjadinya transformasi dalam pembuatan peta.
Rumus RMSE sebagai nilai selisih antara koordinat asli dengan koordinat masukan,
Konsep yang ada pada RMSE ada pada kegiatan registrasi citra satelit atau peta hasil
scanning yang belum memiliki koordinat absolut atau telah memiliki koordinat tetapi
belum benar 100% posisinya.
Registrasikan sendiri secara sederhana boleh disebut sebagai proses “memberi
koordinat”.
Kegiatan registrasi mengharuskan adanya referensi (acuan). Referensi tersebut adalah
data geospasial (bisa peta atau juga citra satelit) yang memiliki akurasi posisi lebih
pasti dibanding data yang akan diregistrasi.
Proses registrasi diwakili dengan jalan mencocokkan titik-titik yang bersesuaian
antara data yang diregistrasi dengan data referensi.
Transformasi adalah menggeser, menarik, menyesuaikan bentuk, dan semacamnya
(atas data yang diregistrasi) agar sesuai dengan data referensi.
19