SlideShare a Scribd company logo
PUPUK ALAMI
(PUPUK AORGANIK)
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologitanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada
kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk
kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut
kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan
limbah kota (sampah).
Jenis dan ciri ciri pupuk alami :
1. PUPUK KANDANG
Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang
digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Komposisi unsur hara
yang terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, umur,
alas kandang dan pakan yang diberikan pada hewan tersebut.
Setiap jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki
kandungan hara unik. Namun secara umum kotoran hewan mengandung unsur
hara makro seperti nitrogen (N), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium
(Mg) dan belerang (S). Bila dibandingkan dengan pupuk kimia sintetis, kadar
kandungan unsur hara dalam pupuk kandang jauh lebih kecil. Oleh karena itu,
perlu pupuk yang banyak untuk menyamai pemberian pupuk kimia.
Seperti jenis pupuk organik lainnya, pupuk kandang memiliki sejumlah
kelebihan seperti kemampuannya untuk merangsang aktivitas biologi tanah dan
memperbaiki sifat fisik tanah. Hanya saja kelemahannya adalah bentuknya yang
kamba (bulky) dan tidak steril, bisa mengandung biji-bijian gulma dan berbagai
bibit penyakit atau parasit tanaman.
A. JENIS JENIS PUPUK KANDANG
Dilihat dari bentuknya, terdapat pupuk kandang padat dan cair. Pupuk
padat biasanya didapatkan dari tahi (feses) sedangkan pupuk cair diambil dari air
kencing (urine). Ada juga yang diambil dari campuran feses dan urine, biasanya
berbentuk campuran kental seperti lumpur. Selain bentuk fasa-nya, ada juga
pupuk kandang yang berupa campuran antara kotoran dengan material lain.
Seperti, kotoran ayam yang bercampur dengan sekam padi yang dijadikan alas
kandang atau kotoran sapi yang bercampur jerami. Berikut ini, beberapa jenis
pupuk kandang yang banyak dipergunakan.
a. Kotoran sapi
Pupuk kandang dari kotoran sapi memiliki kandungan serat yang tinggi.
Serat atau selulosa merupakan senyawa rantai karbon yang akan mengalami
proses dekomposisi lebih lanjut. Proses dekomposisi senyawa tersebut
memerlukan unsur N yang terdapat dalam kotoran. Sehingga kotoran sapi tidak
dianjurkan untuk diaplikasikan dalam bentuk segar, perlu pematangan atau
pengomposan terlebih dahulu. Apabila pupuk diaplikasikan tanpa pengomposan,
akan terjadi perebutan unsur N antara tanaman dengan proses dekomposisi
kotoran.
Selain serat, kotoran sapi memiliki kadar air yang tinggi. Atas dasar itu,
para petani sering menyebut kotoran sapi sebagai pupuk dingin. Tingginya kadar
air juga membuat ongkos pemupukan menjadi mahal karena bobot pupuk cukup
berat. Kotoran sapi telah dikomposkan dengan sempurna atau telah matang
apabila berwarna hitam gelap, teksturnya gembur, tidak lengket, suhunya dingin
dan tidak berbau.
b. Kotoran ayam
Kotoran ayam sangat diminati petani sayuran daun karena reaksinya yang
cepat, cocok dengan karakter sayuran daun yang rata-rata mempunyai siklus
tanam pendek. Pupuk ini mempunyai kandungan unsur hara N yang relatif tinggi
dibanding pupuk kandang jenis lain. Terlebih lagi, unsur N dalam kotoran ayam
bisa diserap tumbuhan secara langsung, sehingga relatif tidak perlu proses
dekomposisi terlebih dahulu.
Pupuk kandang ayam biasanya diambil dalam bentuk campuran dengan
sekam padi, terutama untuk kotoran ayam pedaging (broiler). Sekam padi
digunakan para peternak ayam sebagai alas kandang. Ketika kandang dibersihkan
kotoran akan bercampur dengan sekam tersebut. Sekam padi ikut memperkaya zat
hara terutama untuk unsur K. Kotoran ayam broiler juga mengandung unsur P
yang lebih tinggi.
Selain beberapa kelebihannya, kotoran ayam rentan membawa bibit
penyakit terutama bakteri jenis Salmonella. Oleh karena itu pemanfaatannya harus
hati-hati dan digunakan sesuai kebutuhan. Kekhawatiran lain adalah penggunaan
obat-obatan dan hormon pada peternakan ayam akan terbawa kedalam kotoran
ayam. Kontaminan ini tentunya tidak diharapkan bagi para petani sayur organik.
c. Kotoran kambing
Kotoran kambing teksturnya berbentuk butiran bulat yang sukar dipecah
secara fisik. Kotoran kambing dianjurkan dikomposkan dahulu sebelum
digunakan hingga pupuk menjadi matang. Ciri-ciri kotoran kambing yang telah
matang suhunya dingin, kering dan relatif sudah tidak bau.
Kotoran kambing memiliki kandungan K yang lebih tinggi dibanding jenis
pupuk kandang lain. Pupuk ini sangat cocok diterapkan pada paruh pemupukan
kedua untuk merangsang tumbuhnya bunga dan buah.
B. TEKNIK PENGOMPOSAN PUPUK KANDANG
Pengomposan pupuk kandang bermanfaat untuk menguraikan bahan-
bahan organik yang terdapat dalam kotoran, sehingga menjadi sumber-sumber
hara yang stabil dan bisa diserap tanaman. Proses pengomposan mengeluarkan
panas, energi panas ini sekaligus juga akan membunuh bibit penyakit dan
mematikan biji-bijian gulma. Sehingga pupuk kandang yang telah dikomposkan
relatif lebih aman dari penyakit dan hama tanaman.
Menurut penelitian Balittanah (2006), pengomposan pupuk kandang akan
meningkatkan kadar hara makro. Zat-zat hara yang terkandung dalam kotoran,
akan diubah menjadi bentuk yang mudah diserap tanaman. Seperti unsur N yang
mudah menguap akan dikonversi menjadi bentuk lain seperti protein.
Pada prakteknya, pengomposan pupuk kandang akan lebih efektif apabila
ditambahkan dengan inokulan seperti EM3 dan dibolak-balik setiap hari. Namun
kebanyakan peternak membiarkan kotoran ternak menumpuk hingga menjadi
pupuk yang matang digunakan. Bahkan jenis kotoran unggas biasanya jarang
dikomposkan terlebih dahulu, setelah diambil dari kandang, kotoran tersebut
langsung diaplikasikan ke lahan pertanian.
C. TEKNIK PENGAPLIKASIAN PUPUK KANDANG
Pupuk kandang sudah digunakan para petani sejak berabad-abad lampau,
baik itu dalam keadaan segar maupun yang telah dikomposkan. Pupuk kandang
menyediakan semua unsur hara makro bagi tanaman, terutama nitrogen. Nitrogen
yang terdapat dalam pupuk kandang berbentuk nitrat, suatu zat yang mudah larut
dan diserap akar tanaman. Bentuk seperti ini sama dengan yang disediakan oleh
pupuk kimia sintetis.
Penggunaan pupuk kandang di lahan kering diberikan dengan berbagai
cara, seperti ditebarkan di atas tanah, dicampur saat pengolahan tanah, diberikan
dalam larikan, atau diberikan pada lubang tanam. Para petani tanaman sayuran
biasa memberikan pupuk kandang dalam jumlah besar dengan dosis 20-75 ton per
ha. Sedangkan untuk tanaman pangan, seperti jagung dan kacang-kacangan lebih
sedikit.
Pemberian pupuk kandang tidak langsung efektif pada musim tanam
pertama, tapi akan memberikan hasil yang signifikan setelah diberikan pada
musim tanam kedua dan selanjutnya. Hasil penelitian Balittanah terhadap tanaman
jagung menujukkan pada pemberian musim pertama hanya menambah hasil panen
sebesar 6% tetapi pada musim kedua naik hingga 40%.
Jenis pupuk kandang dari kotoran unggas secara umum memberikan hasil
yang lebih cepat dibanding kotoran sapi atau kambing. Karena unsur hara dalam
pupuk kandang ayam tersedia dalam bentuk yang dapat langsung diserap
tanaman. Sementara pada kotoran sapi dan kambing memerlukan proses
penguraian terlebih dahulu.
Penggunaan pupuk kandang di lahan sawah lebih sedikit dibanding lahan
kering (pangan dan sayuran). Biasanya petani menggunakannya sebagai tambahan
pupuk kimia dengan dosis kurang dari 2 ton per ha.
2. KOMPOS
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau
anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah
proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya
oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar
kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan
yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan
aktivator pengomposan.
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-
rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan
merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk
dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang
dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan
lepasnya gas metana ke udara. DKI Jakarta menghasilkan 6000 ton sampah setiap
harinya, di mana sekitar 65%-nya adalah sampah organik. Dan dari jumlah
tersebut, 1400 ton dihasilkan oleh seluruh pasar yang ada di Jakarta, di mana
95%-nya adalah sampah organik. Melihat besarnya sampah organik yang
dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah organik
menjadi pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat
(Rohendi, 2005).
Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam
dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses
pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk
mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi-
teknologi pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang,
maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan
didasarkan pada proses penguraian bahan organic yang terjadi secara alami.
Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat
berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi
sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organic,
seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik
industry, serta limbah pertanian dan perkebunan.
A. JENIS JENIS PUPUK KOMPOS
Pengelompokan jenis-jenis pupuk kompos bisa dilihat dari tiga aspek. Pertama,
dilihat dari proses pembuatannya, yaitu ada kompos aerob dan anaerob. Kedua,
dilihat dari dekomposernya, ada kompos yang menggunakan mikroorganisme ada
juga yang memanfaatkan aktivitas makroorganisme. Ketiga, dilihat dari
bentuknya ada yang berbentuk padat dan ada juga yang cair. Berikut ini beberapa
contoh dari jenis-jenis pupuk kompos yang umum dipakai.
1. Pupuk kompos aerob
Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen.
Bahan baku utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah sisa tanaman, kotoran
hewan atau campuran keduanya. Proses pembuatannya memakan waktu 40-50
hari, untuk lebih jelasnya silahkan baca cara membuat kompos. Lamanya waktu
dekomposisi tergantung dari jenis dekomposer dan bahan baku pupuk.
2. Pupuk bokashi
Pupuk bokashi merupakan salah satu tipe pupuk kompos anaerob yang paling
terkenal. Ciri khas pupuk bokashi terletak pada jenis inokulan yang digunakan
sebagai starter-nya, yaitu efektif mikroorganisme (EM4) . Inokulan ini terdiri dari
campuran berbagai macam mikroorganisme pilihan yang bisa mendekomposisi
bahan organik dengan cepat dan efektif. Untuk mengetahui cara membuatnya,
silahkan baca artikel cara membuat pupuk bokashi.
3. Vermikompos
Vermikompos merupakan salah satu produk kompos yang memanfaatkan
makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah
cacing tanah dari jenis Lumbricus atau jenis lainnya. Vermikompos dibuat dengan
cara memberikan bahan organik sebagai pakan kepada cacing tanah. Kotoran yang
dihasilkan cacing tanah inilah yang dinamakan vermikompos. Jenis organisme
lain yang bisa digunakan untuk membuat kompos adalah belatung (maggot black
soldier fly).
4. Pupuk organik cair
Pupuk organik cair merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara
pengomposan basah. Prosesnya bisa berlangsung aerob ataupun anaerob. Pupuk
organik cair dibuat karena lebih mudah diserap oleh tanaman. Dari beberapa
praktek, pupuk organik cair lebih efektif diberikan pada daun dibanding pada akar
(kecuali pada sistem hidroponik). Penyemprotan pupuk organik cair pada daun
harus menggunakan takaran atau dosis yang tepat. Pemberian dosis yang
berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat. Untuk mengetahui
cara membuatnya silahkan baca cara membuat pupuk organik cair
B. BAHAN BAKU KOMPOS
Bahan baku kompos bisa diambil dari sisa-sisa tanaman dan atau kotoran hewan.
Masing-masing bahan memiliki kandungan unsur-unsur yang berbeda. Unsur-
unsur tersebut berfungsi sebagai zat hara yang diperlukan tanaman.
Sebelum membuat pupuk kompos, sebaiknya kita mengetahui tujuan pemupukan
terlebih dahulu. Kita harus tahu zat apa yang paling dibutuhkan oleh tanaman
yang sedang kita rawat. Misalnya, tanaman yang baru tumbuh membutuhkan
unsur nitrogen (N) yang lebih, sedangkan tanaman yang akan berbuah
membutuhkan unsur kalium (K) yang lebih.
Setelah kita tahu tujuan pemupukannya, baru ditentukan pupuk kompos seperti
apa yang butuhkan. Pupuk kompos tidak seperti pupuk kimia sintetis, dimana zat
hara yang terkandung dalam pupuk sudah jelas komposisinya. Pada pupuk
kompos zat hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam komposisi yang
berbeda-beda. Komposisinya tergantung pada bahan baku yang digunakan.
Meskipun begitu, kita bisa membuat pupuk kompos dengan komposisi zat hara
yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kita bisa membuatnya dengan melakukan
pendekatan bahan baku. Setiap material organik memiliki kekhasan kandungan
unsur-unsur. Misalnya, jerami, hijauan dan kotoran ayam memiliki kandungan N
yang besar. Nah, bahan-bahan tersebut bisa kita jadikan kompos yang kaya akan
unsur N.
Berikut ini kompilasi kandungan unsur-unsur dari bahan organik yang biasa
dipakai untuk membuat kompos:
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGGUNAAN KOMPOS
Kekurangan
1. Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan
harus relatif banyak bila dibandingkan dengan pupuk anorganik.
2. Karena jumlahnya banyak, menyebabkan memerlukan tambahan biaya
operasional untuk pengangkutan dan implementasinya.
3. Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah-tanah yang sudah miskin unsur hara,
pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga menjadi
beban biaya bagi petani. Sementara itu reaksi atau respon tanaman terhadap
pemberian pupuk organik tidak se-spektakuler pemberian pupuk buatan.
Kelebihan
 Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara
makro maupun unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk
buatan (anorganik).
 Pupuk organik mengandung asam - asam organik, antara lain asam humic,
asam fulfic, hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan
yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun lingkungan dan
mikroorganisme.
 Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang
mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah
dan terutama sifat biologis tanah.
 Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.
 Menjadi penyangga pH tanah.
 Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.
 Membantu menjaga kelembaban tanah
 Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun
 Tidak merusak lingkungan.
3. Night Soil / Air kencing (urine)
Selain kotoran yang berbentuk padat, urine juga bisa dijadikan pupuk
untuk tanaman. Urine merupakan buangan dari sisa-sisa metabolisme dalam
tubuh. Urine mengandung kadar nitrogen yang tinggi, hasil dari perombakan
metabolisme protein. Selain nitrogen, urine juga mengandung sulfur dan pospat.
Urine yang paling populer digunakan sebagai pupuk cair adalah urine
kelinci, karena memilki kandungan unsur hara N yang cukup tinggi mencapai
2,72%. Cara penggunaannya pun cukup mudah yaitu dengan mengencerkan 1 liter
urine kedalam 20 liter air bersih. Kemudian campuran tersebut disemprotkan pada
tanaman sebagai pupuk daun. Pupuk kandang dari urine juga bisa dicampur
dengan pupuk kandang padat dan diaplikasikan sebagai pupuk pada tanah. Selain
untuk pupuk, urine hewan ternak sering dimanfaatkan untuk membuat pestisida
organik atau pupuk hayati.
4. Pupuk organik dari guano atau deposit kotoran burung
Pupuk guano adalah pupuk yang berasal dari kotoran kelelawar dan sudah
mengendap lama didalam gua dan telah bercampur dengan tanah dan bakteri
pengurai. Pupuk Guano ini ternyata mengandung nitrogen, fosfor dan potassium
yang sangat bagus untuk mendukung pertumbuhan, merangsang akar serta
kekuatan batang tanaman. Menurut penelitian dari Universitas Cornell di New
York-Amerika mengenai kegunaan guano sebagai pupuk organik menyatakan
bahwa kotoran kelelawar ( guano) memiliki kadar nitrogen yang besar, serta
mengandung kadar unsur fosfat ( bahan utama penyusun pupuk di samping
nitrogen dan Potasium ) tertinggidan kadar kalium yang besar pula.
Pupuk guano mengandung semua unsur atau mineral mikro yang
dibutuhkan oleh tanaman. Jika di bandingkan dengan pupuk kimia buatan, pupuk
guano tidak mengandung zat pengisi. Pupuk guano tinggal lebih lama dalam
jaringan tanah, meningkatkan produktivitas tanah dan menyediakan makanan bagi
tanaman lebih lama dari pada pupuk kimia buatan.Pupuk alami seperti inilah yang
saat ini sedang dicari sebagai pengganti pupuk yang terbuat dari bahan kimia,
karena lebih ramah lingkungan juga tidak mengandung efek lain yang
ditimbulkan.
5. Pupuk organik berasal dari abu tanaman (Abu janjang sawit)
Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan
menghasilkan abu tandan. Abu tersebut ternyata mengandung 30 - 40% K2O, 7%
P2O5, 9% CaO dan 3% MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro
yaitu 1.200 ppm Fe, 1.000 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu.
Sebagai Gambaran Umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit
dengan 1.200 ton TBS/hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10.8% atau
sekitar 129.6 ton abu/hari, setara dengan 5.8 ton KCL, 2.2 ton Kiserite dan 0.7 ton
TSP. dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk
butiran berkadar K2O 30 - 38% dengan pH 8 - 9
Kelangkaan pupuk KCL yang kerap kali dihadapi oleh perkebunan dapat
diatasi dengan menggantinya menggunakan abu tandan. Biaya produksinya pun
lebih rendah dibandingkan dengan harga pupuk KCL.
6. Pupuk organik berasal dari letusan gunung berapi (abu vulkanik)
Dalam jangka pendek, abu vulkanik memiliki dampak yang buruk bagi
lingkungan hidup. Namun dalam jangka panjang, abu vulkanik memiliki manfaat
untuk kehidupan manusia khususnya di bidang pertanian.
Abu vulkanik memiliki dampak yang buruk dalam jangka pendek karena
di awal keluarnya dari kepundan gunung berapi, material ini memiliki sifat
kimiawi yang akan menurunkan kesuburan tanah. Abu vulkanik memiliki kadar
keasaman (Ph) sekitar 4 – 4,3. Dengan kadar keasamannya, tanah yang terkena
abu vulkanik akan memiliki kadar keasaman (Ph) tanah sebesar 5 – 5,5.
Padahal normalnya suatu tanah dikatakan subur jika memiliki tingkat
keasaman (Ph) seberar 6 – 7. Turunnya kadar keasaman (Ph) tanah ini akan turut
menurunkan tingkat kesuburan tanah dan akan mengalami penurunan
produktivitas lahan.
Dalam jangka pendek abu vulkanik dapat mengusir hama serangga atau
gulma yang biasa menjadi musuh petani.Hal ini dikarenakan, makhluk hidup
tersebut tidak dapat hidup dalam suasana terlalu asam, sehingga populasi makhluk
tersebut akan menurun.Namun sayangnya mikroba penyubur tanah juga ikut mati
oleh karena kondisi yang sangat asam ini.
Dalam jangka panjang, abu vulkanik mampu memberikan dampak yang
sangat positif bagi peningkatan produktivitas tanah. Saat kadar keasaman dari abu
vulkanik telah dapat dinormalisasi melalui proses alamiah ataupun dengan
bantuan manusia menggunakan dolomit atau pengapuran (CaCO3) sebagai
penetral, maka kandungan mineral yang tersimpan dalam abu vulkanik akan
menjadi pupuk alamiah yang sangat baik untuk perkembangan tanaman pertanian.
Dengan menggunakan metode analisis aktivitas neutron cepat (AANC) terhadap
sampel abu vulkanik, maka didapatkan data kuantitatif atas kandungan mineral
yang terkandung di dalam sampel abu vulkanik. Terdapat empat buah mineral
utama yang terkandung di dalam abu vulkanik, diantaranya : Besi (Fe),
Aluminium (Al), Magnesium (Mg), Silika (Si). Keempat mineral tersebut adalah
zat hara yang dapat membantu menyuburkan tanaman.
Hanya saja, ketebalan debu menutup permukaan tanah menjadi faktor
penting dalam menentukan kecepatan penggunaan kembali tanah yang tertutup
debu. Untuk ketebalan debu yang tipis, kurang dari 1 cm dapat hilang dengan
segera ketika hujan. Ketebalan 1 cm hingga 4 cm dapat hilang oleh pengolahan
menggunakan cangkul dan ketebalan antara 5-10 cm dapat hilang saat dilakukan
pengolahan tanah secara mekanik menggunakan traktor.
Untuk ketebalan debu mencapai 40 cm atau lebih memerlukan waktu
cukup lama, agar tanah dapat digunakan kembali untuk bercocok tanam,
menunggu terjadi proses pelapukan dan dekomposisi dari debu.
Tugas pupuk alami randy 1210213079

More Related Content

What's hot

Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organikAris Sam
 
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tangga
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tanggaMakalah pertanian pupuk kompos skala rumah tangga
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tangga
Hafshah Zuhairoh
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Ariefman Fajar
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
Laode Syawal Fapet
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Hariyatunnisa Ahmad
 
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk kompos
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk komposLaporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk kompos
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk kompos
AnggunW
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Pupuk4
Pupuk4Pupuk4
Cara membuat kompos super
Cara membuat kompos superCara membuat kompos super
Cara membuat kompos superNandar Sunandar
 
Pupuk organik cair
Pupuk organik cairPupuk organik cair
Pupuk organik cair
MuhammadKdr Biak
 
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Elsa S Pujiantari Husin
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Jidun Cool
 
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805
Dedet Naswira
 
Perladangan organik
Perladangan organikPerladangan organik
Perladangan organik
muzammir1992
 
Presentasi kompos
Presentasi komposPresentasi kompos
Presentasi kompos
Agus Aktawan
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laode Syawal Fapet
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi kompos
Juleha Usmad
 
ORGANIC PLANT BOOSTER
ORGANIC PLANT BOOSTERORGANIC PLANT BOOSTER
ORGANIC PLANT BOOSTER
Ayda.N Mazlan
 
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikro
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikroMacam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikro
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikro
Institute techologi bandung
 

What's hot (20)

Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organik
 
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tangga
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tanggaMakalah pertanian pupuk kompos skala rumah tangga
Makalah pertanian pupuk kompos skala rumah tangga
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk BokashiPraktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
Praktikum Pembuatan Pupuk Bokashi
 
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk kompos
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk komposLaporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk kompos
Laporan praktikum bioteknologi pembuatan pupuk kompos
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Pupuk4
Pupuk4Pupuk4
Pupuk4
 
Cara membuat kompos super
Cara membuat kompos superCara membuat kompos super
Cara membuat kompos super
 
Pupuk organik cair
Pupuk organik cairPupuk organik cair
Pupuk organik cair
 
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
 
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805
 
Perladangan organik
Perladangan organikPerladangan organik
Perladangan organik
 
Presentasi kompos
Presentasi komposPresentasi kompos
Presentasi kompos
 
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpaduLaporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
Laporan praktikum ii sistem pertanian peternakan terpadu
 
Pupuk Organik
Pupuk OrganikPupuk Organik
Pupuk Organik
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi kompos
 
ORGANIC PLANT BOOSTER
ORGANIC PLANT BOOSTERORGANIC PLANT BOOSTER
ORGANIC PLANT BOOSTER
 
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikro
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikroMacam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikro
Macam macam pupuk organik dan anorganik pengertian serta unsur mikro
 

Viewers also liked

Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Achmad Wahid
 
Unprotected Pembahasancpns05
Unprotected Pembahasancpns05Unprotected Pembahasancpns05
Unprotected Pembahasancpns05
andhikawijaya
 
Kelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng pKelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng p
shintasethya
 
Artikel Gunung bromo dan kaldera tengger
Artikel Gunung bromo dan kaldera tenggerArtikel Gunung bromo dan kaldera tengger
Artikel Gunung bromo dan kaldera tenggerMutiara Tya
 
MODUL ATAU MATEI IPS KELAS X GENAP SMKN
MODUL ATAU MATEI IPS KELAS X GENAP SMKNMODUL ATAU MATEI IPS KELAS X GENAP SMKN
MODUL ATAU MATEI IPS KELAS X GENAP SMKN
Jaya Gemilang Toga
 
Pengertian pestisida
Pengertian pestisidaPengertian pestisida
Pengertian pestisidaCici Indra
 
bahasa inggris
bahasa inggrisbahasa inggris
bahasa inggris
athallanaufalrizky
 
Pengaruh Bermain Game Terhadap Kedisiplinan Siswa
Pengaruh Bermain Game Terhadap Kedisiplinan Siswa Pengaruh Bermain Game Terhadap Kedisiplinan Siswa
Pengaruh Bermain Game Terhadap Kedisiplinan Siswa
omcivics
 
Pengantar Manajemen Layanan Khusus
Pengantar Manajemen Layanan KhususPengantar Manajemen Layanan Khusus
Pengantar Manajemen Layanan KhususAdy Setiawan
 
sistem pengendalian manajemen ch 13
sistem pengendalian manajemen ch 13sistem pengendalian manajemen ch 13
sistem pengendalian manajemen ch 13
Shofia hilmy
 
Tabel tungas sejarah sains
Tabel tungas sejarah sainsTabel tungas sejarah sains
Tabel tungas sejarah sains
saida wati
 
Laporan hasil observasi tritih
Laporan hasil observasi tritihLaporan hasil observasi tritih
Laporan hasil observasi tritih
Wisda Putri
 
Persekutuan gereja gereja di indonesia
Persekutuan gereja gereja di indonesia Persekutuan gereja gereja di indonesia
Persekutuan gereja gereja di indonesia
Alexander Priestly
 
Chem prediksi un buffer hidrolisis garam dan ksp
Chem prediksi un buffer hidrolisis garam dan kspChem prediksi un buffer hidrolisis garam dan ksp
Chem prediksi un buffer hidrolisis garam dan kspAde Nurdiansyah
 
Jaringan epitel dan jaringan ikat
Jaringan epitel dan jaringan ikatJaringan epitel dan jaringan ikat
Jaringan epitel dan jaringan ikat
Google AdSense
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesiaMarhamah Saleh
 
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahan
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahanGood governance sebagai faktor ekologi pemerintahan
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahan
Ananda S
 
PPT BAB III IMAN KEPADA HARI AKHIR
PPT BAB III IMAN KEPADA HARI AKHIRPPT BAB III IMAN KEPADA HARI AKHIR
PPT BAB III IMAN KEPADA HARI AKHIR
Evaariva
 
Paper motor listrik kipas angin
Paper motor listrik kipas anginPaper motor listrik kipas angin
Paper motor listrik kipas angin
Ainy El-adLha
 
Pengertian sosial
Pengertian sosialPengertian sosial
Pengertian sosial
budi antonio
 

Viewers also liked (20)

Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
 
Unprotected Pembahasancpns05
Unprotected Pembahasancpns05Unprotected Pembahasancpns05
Unprotected Pembahasancpns05
 
Kelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng pKelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng p
 
Artikel Gunung bromo dan kaldera tengger
Artikel Gunung bromo dan kaldera tenggerArtikel Gunung bromo dan kaldera tengger
Artikel Gunung bromo dan kaldera tengger
 
MODUL ATAU MATEI IPS KELAS X GENAP SMKN
MODUL ATAU MATEI IPS KELAS X GENAP SMKNMODUL ATAU MATEI IPS KELAS X GENAP SMKN
MODUL ATAU MATEI IPS KELAS X GENAP SMKN
 
Pengertian pestisida
Pengertian pestisidaPengertian pestisida
Pengertian pestisida
 
bahasa inggris
bahasa inggrisbahasa inggris
bahasa inggris
 
Pengaruh Bermain Game Terhadap Kedisiplinan Siswa
Pengaruh Bermain Game Terhadap Kedisiplinan Siswa Pengaruh Bermain Game Terhadap Kedisiplinan Siswa
Pengaruh Bermain Game Terhadap Kedisiplinan Siswa
 
Pengantar Manajemen Layanan Khusus
Pengantar Manajemen Layanan KhususPengantar Manajemen Layanan Khusus
Pengantar Manajemen Layanan Khusus
 
sistem pengendalian manajemen ch 13
sistem pengendalian manajemen ch 13sistem pengendalian manajemen ch 13
sistem pengendalian manajemen ch 13
 
Tabel tungas sejarah sains
Tabel tungas sejarah sainsTabel tungas sejarah sains
Tabel tungas sejarah sains
 
Laporan hasil observasi tritih
Laporan hasil observasi tritihLaporan hasil observasi tritih
Laporan hasil observasi tritih
 
Persekutuan gereja gereja di indonesia
Persekutuan gereja gereja di indonesia Persekutuan gereja gereja di indonesia
Persekutuan gereja gereja di indonesia
 
Chem prediksi un buffer hidrolisis garam dan ksp
Chem prediksi un buffer hidrolisis garam dan kspChem prediksi un buffer hidrolisis garam dan ksp
Chem prediksi un buffer hidrolisis garam dan ksp
 
Jaringan epitel dan jaringan ikat
Jaringan epitel dan jaringan ikatJaringan epitel dan jaringan ikat
Jaringan epitel dan jaringan ikat
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia
 
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahan
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahanGood governance sebagai faktor ekologi pemerintahan
Good governance sebagai faktor ekologi pemerintahan
 
PPT BAB III IMAN KEPADA HARI AKHIR
PPT BAB III IMAN KEPADA HARI AKHIRPPT BAB III IMAN KEPADA HARI AKHIR
PPT BAB III IMAN KEPADA HARI AKHIR
 
Paper motor listrik kipas angin
Paper motor listrik kipas anginPaper motor listrik kipas angin
Paper motor listrik kipas angin
 
Pengertian sosial
Pengertian sosialPengertian sosial
Pengertian sosial
 

Similar to Tugas pupuk alami randy 1210213079

Makalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dariMakalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dari
Septian Muna Barakati
 
PENGELOLAAN_SAMPAH_ORGANIK.pptx
PENGELOLAAN_SAMPAH_ORGANIK.pptxPENGELOLAAN_SAMPAH_ORGANIK.pptx
PENGELOLAAN_SAMPAH_ORGANIK.pptx
jovietrg
 
PENGELOLAAN_SAMPAH.pptx
PENGELOLAAN_SAMPAH.pptxPENGELOLAAN_SAMPAH.pptx
PENGELOLAAN_SAMPAH.pptx
rival53
 
PUPUK ORGANIK..ppt
PUPUK ORGANIK..pptPUPUK ORGANIK..ppt
PUPUK ORGANIK..ppt
DwiAkangDwi
 
Lapporan k ompos
Lapporan k omposLapporan k ompos
Lapporan k ompos
gandha saputra
 
pembahasan pupuk organik . By:Arfitantur Purwaningtyas Kusumajati
pembahasan pupuk organik . By:Arfitantur Purwaningtyas Kusumajatipembahasan pupuk organik . By:Arfitantur Purwaningtyas Kusumajati
pembahasan pupuk organik . By:Arfitantur Purwaningtyas Kusumajati
tani57
 
Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organik
Epul Katama
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanfahmiganteng
 
Pupuk guano
Pupuk guanoPupuk guano
Pupuk guano
murhum
 
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2f' yagami
 
bahan pelatihan pupuk kwompos1 .ppt
bahan pelatihan pupuk kwompos1       .pptbahan pelatihan pupuk kwompos1       .ppt
bahan pelatihan pupuk kwompos1 .ppt
rodhina1
 
Pentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikPentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikBBPP_Batu
 
Kimia Organik dalam bidang pertanian
Kimia Organik dalam bidang pertanianKimia Organik dalam bidang pertanian
Kimia Organik dalam bidang pertanian
Niakhairani
 
Hafiz tugas tps
Hafiz tugas tpsHafiz tugas tps
Hafiz tugas tps
Hafiz Gemuk
 
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptxPembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
daniel muttaqin
 
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Ramaiyulis Ramai
 
ppt pupuk organik diperta.ppt
ppt pupuk organik diperta.pptppt pupuk organik diperta.ppt
ppt pupuk organik diperta.ppt
bppcandisidoarjo
 
Pupuk kandang
Pupuk kandangPupuk kandang
Pupuk kandang
f' yagami
 
Jenis-Jenis Pupuk Organik Terbaik (2).docx
Jenis-Jenis Pupuk Organik Terbaik (2).docxJenis-Jenis Pupuk Organik Terbaik (2).docx
Jenis-Jenis Pupuk Organik Terbaik (2).docx
Dosen Jualan
 

Similar to Tugas pupuk alami randy 1210213079 (20)

Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organik
 
Makalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dariMakalah pupuk kompos dari
Makalah pupuk kompos dari
 
PENGELOLAAN_SAMPAH_ORGANIK.pptx
PENGELOLAAN_SAMPAH_ORGANIK.pptxPENGELOLAAN_SAMPAH_ORGANIK.pptx
PENGELOLAAN_SAMPAH_ORGANIK.pptx
 
PENGELOLAAN_SAMPAH.pptx
PENGELOLAAN_SAMPAH.pptxPENGELOLAAN_SAMPAH.pptx
PENGELOLAAN_SAMPAH.pptx
 
PUPUK ORGANIK..ppt
PUPUK ORGANIK..pptPUPUK ORGANIK..ppt
PUPUK ORGANIK..ppt
 
Lapporan k ompos
Lapporan k omposLapporan k ompos
Lapporan k ompos
 
pembahasan pupuk organik . By:Arfitantur Purwaningtyas Kusumajati
pembahasan pupuk organik . By:Arfitantur Purwaningtyas Kusumajatipembahasan pupuk organik . By:Arfitantur Purwaningtyas Kusumajati
pembahasan pupuk organik . By:Arfitantur Purwaningtyas Kusumajati
 
Pupuk organik
Pupuk organikPupuk organik
Pupuk organik
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
 
Pupuk guano
Pupuk guanoPupuk guano
Pupuk guano
 
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
 
bahan pelatihan pupuk kwompos1 .ppt
bahan pelatihan pupuk kwompos1       .pptbahan pelatihan pupuk kwompos1       .ppt
bahan pelatihan pupuk kwompos1 .ppt
 
Pentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikPentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk Organik
 
Kimia Organik dalam bidang pertanian
Kimia Organik dalam bidang pertanianKimia Organik dalam bidang pertanian
Kimia Organik dalam bidang pertanian
 
Hafiz tugas tps
Hafiz tugas tpsHafiz tugas tps
Hafiz tugas tps
 
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptxPembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
 
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
Teknologi pengolahan pupuk organik sesuai standar mutu Permentan 70/2011
 
ppt pupuk organik diperta.ppt
ppt pupuk organik diperta.pptppt pupuk organik diperta.ppt
ppt pupuk organik diperta.ppt
 
Pupuk kandang
Pupuk kandangPupuk kandang
Pupuk kandang
 
Jenis-Jenis Pupuk Organik Terbaik (2).docx
Jenis-Jenis Pupuk Organik Terbaik (2).docxJenis-Jenis Pupuk Organik Terbaik (2).docx
Jenis-Jenis Pupuk Organik Terbaik (2).docx
 

Recently uploaded

PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLNPROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
tejakusuma17
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalanPerencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
MarvinPatrick1
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 

Recently uploaded (9)

PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLNPROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV  PLN
PROYEK PEMBANGUNAN TRANSMISI 150 KV PLN
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalanPerencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 

Tugas pupuk alami randy 1210213079

  • 1. PUPUK ALAMI (PUPUK AORGANIK) Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologitanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah). Jenis dan ciri ciri pupuk alami : 1. PUPUK KANDANG Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Komposisi unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung pada jenis hewan, umur, alas kandang dan pakan yang diberikan pada hewan tersebut. Setiap jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara unik. Namun secara umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S). Bila dibandingkan dengan pupuk kimia sintetis, kadar kandungan unsur hara dalam pupuk kandang jauh lebih kecil. Oleh karena itu, perlu pupuk yang banyak untuk menyamai pemberian pupuk kimia. Seperti jenis pupuk organik lainnya, pupuk kandang memiliki sejumlah kelebihan seperti kemampuannya untuk merangsang aktivitas biologi tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah. Hanya saja kelemahannya adalah bentuknya yang kamba (bulky) dan tidak steril, bisa mengandung biji-bijian gulma dan berbagai bibit penyakit atau parasit tanaman.
  • 2. A. JENIS JENIS PUPUK KANDANG Dilihat dari bentuknya, terdapat pupuk kandang padat dan cair. Pupuk padat biasanya didapatkan dari tahi (feses) sedangkan pupuk cair diambil dari air kencing (urine). Ada juga yang diambil dari campuran feses dan urine, biasanya berbentuk campuran kental seperti lumpur. Selain bentuk fasa-nya, ada juga pupuk kandang yang berupa campuran antara kotoran dengan material lain. Seperti, kotoran ayam yang bercampur dengan sekam padi yang dijadikan alas kandang atau kotoran sapi yang bercampur jerami. Berikut ini, beberapa jenis pupuk kandang yang banyak dipergunakan. a. Kotoran sapi Pupuk kandang dari kotoran sapi memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat atau selulosa merupakan senyawa rantai karbon yang akan mengalami proses dekomposisi lebih lanjut. Proses dekomposisi senyawa tersebut memerlukan unsur N yang terdapat dalam kotoran. Sehingga kotoran sapi tidak dianjurkan untuk diaplikasikan dalam bentuk segar, perlu pematangan atau pengomposan terlebih dahulu. Apabila pupuk diaplikasikan tanpa pengomposan, akan terjadi perebutan unsur N antara tanaman dengan proses dekomposisi kotoran. Selain serat, kotoran sapi memiliki kadar air yang tinggi. Atas dasar itu, para petani sering menyebut kotoran sapi sebagai pupuk dingin. Tingginya kadar air juga membuat ongkos pemupukan menjadi mahal karena bobot pupuk cukup
  • 3. berat. Kotoran sapi telah dikomposkan dengan sempurna atau telah matang apabila berwarna hitam gelap, teksturnya gembur, tidak lengket, suhunya dingin dan tidak berbau. b. Kotoran ayam Kotoran ayam sangat diminati petani sayuran daun karena reaksinya yang cepat, cocok dengan karakter sayuran daun yang rata-rata mempunyai siklus tanam pendek. Pupuk ini mempunyai kandungan unsur hara N yang relatif tinggi dibanding pupuk kandang jenis lain. Terlebih lagi, unsur N dalam kotoran ayam bisa diserap tumbuhan secara langsung, sehingga relatif tidak perlu proses dekomposisi terlebih dahulu. Pupuk kandang ayam biasanya diambil dalam bentuk campuran dengan sekam padi, terutama untuk kotoran ayam pedaging (broiler). Sekam padi digunakan para peternak ayam sebagai alas kandang. Ketika kandang dibersihkan kotoran akan bercampur dengan sekam tersebut. Sekam padi ikut memperkaya zat hara terutama untuk unsur K. Kotoran ayam broiler juga mengandung unsur P yang lebih tinggi. Selain beberapa kelebihannya, kotoran ayam rentan membawa bibit penyakit terutama bakteri jenis Salmonella. Oleh karena itu pemanfaatannya harus hati-hati dan digunakan sesuai kebutuhan. Kekhawatiran lain adalah penggunaan
  • 4. obat-obatan dan hormon pada peternakan ayam akan terbawa kedalam kotoran ayam. Kontaminan ini tentunya tidak diharapkan bagi para petani sayur organik. c. Kotoran kambing Kotoran kambing teksturnya berbentuk butiran bulat yang sukar dipecah secara fisik. Kotoran kambing dianjurkan dikomposkan dahulu sebelum digunakan hingga pupuk menjadi matang. Ciri-ciri kotoran kambing yang telah matang suhunya dingin, kering dan relatif sudah tidak bau. Kotoran kambing memiliki kandungan K yang lebih tinggi dibanding jenis pupuk kandang lain. Pupuk ini sangat cocok diterapkan pada paruh pemupukan kedua untuk merangsang tumbuhnya bunga dan buah.
  • 5. B. TEKNIK PENGOMPOSAN PUPUK KANDANG Pengomposan pupuk kandang bermanfaat untuk menguraikan bahan- bahan organik yang terdapat dalam kotoran, sehingga menjadi sumber-sumber hara yang stabil dan bisa diserap tanaman. Proses pengomposan mengeluarkan panas, energi panas ini sekaligus juga akan membunuh bibit penyakit dan mematikan biji-bijian gulma. Sehingga pupuk kandang yang telah dikomposkan relatif lebih aman dari penyakit dan hama tanaman. Menurut penelitian Balittanah (2006), pengomposan pupuk kandang akan meningkatkan kadar hara makro. Zat-zat hara yang terkandung dalam kotoran, akan diubah menjadi bentuk yang mudah diserap tanaman. Seperti unsur N yang mudah menguap akan dikonversi menjadi bentuk lain seperti protein. Pada prakteknya, pengomposan pupuk kandang akan lebih efektif apabila ditambahkan dengan inokulan seperti EM3 dan dibolak-balik setiap hari. Namun kebanyakan peternak membiarkan kotoran ternak menumpuk hingga menjadi pupuk yang matang digunakan. Bahkan jenis kotoran unggas biasanya jarang dikomposkan terlebih dahulu, setelah diambil dari kandang, kotoran tersebut langsung diaplikasikan ke lahan pertanian. C. TEKNIK PENGAPLIKASIAN PUPUK KANDANG Pupuk kandang sudah digunakan para petani sejak berabad-abad lampau, baik itu dalam keadaan segar maupun yang telah dikomposkan. Pupuk kandang menyediakan semua unsur hara makro bagi tanaman, terutama nitrogen. Nitrogen yang terdapat dalam pupuk kandang berbentuk nitrat, suatu zat yang mudah larut dan diserap akar tanaman. Bentuk seperti ini sama dengan yang disediakan oleh pupuk kimia sintetis. Penggunaan pupuk kandang di lahan kering diberikan dengan berbagai cara, seperti ditebarkan di atas tanah, dicampur saat pengolahan tanah, diberikan dalam larikan, atau diberikan pada lubang tanam. Para petani tanaman sayuran biasa memberikan pupuk kandang dalam jumlah besar dengan dosis 20-75 ton per
  • 6. ha. Sedangkan untuk tanaman pangan, seperti jagung dan kacang-kacangan lebih sedikit. Pemberian pupuk kandang tidak langsung efektif pada musim tanam pertama, tapi akan memberikan hasil yang signifikan setelah diberikan pada musim tanam kedua dan selanjutnya. Hasil penelitian Balittanah terhadap tanaman jagung menujukkan pada pemberian musim pertama hanya menambah hasil panen sebesar 6% tetapi pada musim kedua naik hingga 40%. Jenis pupuk kandang dari kotoran unggas secara umum memberikan hasil yang lebih cepat dibanding kotoran sapi atau kambing. Karena unsur hara dalam pupuk kandang ayam tersedia dalam bentuk yang dapat langsung diserap tanaman. Sementara pada kotoran sapi dan kambing memerlukan proses penguraian terlebih dahulu. Penggunaan pupuk kandang di lahan sawah lebih sedikit dibanding lahan kering (pangan dan sayuran). Biasanya petani menggunakannya sebagai tambahan pupuk kimia dengan dosis kurang dari 2 ton per ha. 2. KOMPOS Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
  • 7. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata- rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara. DKI Jakarta menghasilkan 6000 ton sampah setiap harinya, di mana sekitar 65%-nya adalah sampah organik. Dan dari jumlah tersebut, 1400 ton dihasilkan oleh seluruh pasar yang ada di Jakarta, di mana 95%-nya adalah sampah organik. Melihat besarnya sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat (Rohendi, 2005). Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi- teknologi pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organic yang terjadi secara alami.
  • 8. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organic, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik industry, serta limbah pertanian dan perkebunan. A. JENIS JENIS PUPUK KOMPOS Pengelompokan jenis-jenis pupuk kompos bisa dilihat dari tiga aspek. Pertama, dilihat dari proses pembuatannya, yaitu ada kompos aerob dan anaerob. Kedua, dilihat dari dekomposernya, ada kompos yang menggunakan mikroorganisme ada juga yang memanfaatkan aktivitas makroorganisme. Ketiga, dilihat dari bentuknya ada yang berbentuk padat dan ada juga yang cair. Berikut ini beberapa contoh dari jenis-jenis pupuk kompos yang umum dipakai. 1. Pupuk kompos aerob Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen. Bahan baku utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah sisa tanaman, kotoran hewan atau campuran keduanya. Proses pembuatannya memakan waktu 40-50 hari, untuk lebih jelasnya silahkan baca cara membuat kompos. Lamanya waktu dekomposisi tergantung dari jenis dekomposer dan bahan baku pupuk. 2. Pupuk bokashi Pupuk bokashi merupakan salah satu tipe pupuk kompos anaerob yang paling terkenal. Ciri khas pupuk bokashi terletak pada jenis inokulan yang digunakan sebagai starter-nya, yaitu efektif mikroorganisme (EM4) . Inokulan ini terdiri dari campuran berbagai macam mikroorganisme pilihan yang bisa mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan efektif. Untuk mengetahui cara membuatnya, silahkan baca artikel cara membuat pupuk bokashi. 3. Vermikompos
  • 9. Vermikompos merupakan salah satu produk kompos yang memanfaatkan makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah dari jenis Lumbricus atau jenis lainnya. Vermikompos dibuat dengan cara memberikan bahan organik sebagai pakan kepada cacing tanah. Kotoran yang dihasilkan cacing tanah inilah yang dinamakan vermikompos. Jenis organisme lain yang bisa digunakan untuk membuat kompos adalah belatung (maggot black soldier fly). 4. Pupuk organik cair Pupuk organik cair merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara pengomposan basah. Prosesnya bisa berlangsung aerob ataupun anaerob. Pupuk organik cair dibuat karena lebih mudah diserap oleh tanaman. Dari beberapa praktek, pupuk organik cair lebih efektif diberikan pada daun dibanding pada akar (kecuali pada sistem hidroponik). Penyemprotan pupuk organik cair pada daun harus menggunakan takaran atau dosis yang tepat. Pemberian dosis yang berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat. Untuk mengetahui cara membuatnya silahkan baca cara membuat pupuk organik cair B. BAHAN BAKU KOMPOS Bahan baku kompos bisa diambil dari sisa-sisa tanaman dan atau kotoran hewan. Masing-masing bahan memiliki kandungan unsur-unsur yang berbeda. Unsur- unsur tersebut berfungsi sebagai zat hara yang diperlukan tanaman. Sebelum membuat pupuk kompos, sebaiknya kita mengetahui tujuan pemupukan terlebih dahulu. Kita harus tahu zat apa yang paling dibutuhkan oleh tanaman yang sedang kita rawat. Misalnya, tanaman yang baru tumbuh membutuhkan unsur nitrogen (N) yang lebih, sedangkan tanaman yang akan berbuah membutuhkan unsur kalium (K) yang lebih. Setelah kita tahu tujuan pemupukannya, baru ditentukan pupuk kompos seperti apa yang butuhkan. Pupuk kompos tidak seperti pupuk kimia sintetis, dimana zat hara yang terkandung dalam pupuk sudah jelas komposisinya. Pada pupuk
  • 10. kompos zat hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam komposisi yang berbeda-beda. Komposisinya tergantung pada bahan baku yang digunakan. Meskipun begitu, kita bisa membuat pupuk kompos dengan komposisi zat hara yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kita bisa membuatnya dengan melakukan pendekatan bahan baku. Setiap material organik memiliki kekhasan kandungan unsur-unsur. Misalnya, jerami, hijauan dan kotoran ayam memiliki kandungan N yang besar. Nah, bahan-bahan tersebut bisa kita jadikan kompos yang kaya akan unsur N. Berikut ini kompilasi kandungan unsur-unsur dari bahan organik yang biasa dipakai untuk membuat kompos: C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGGUNAAN KOMPOS Kekurangan 1. Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan harus relatif banyak bila dibandingkan dengan pupuk anorganik.
  • 11. 2. Karena jumlahnya banyak, menyebabkan memerlukan tambahan biaya operasional untuk pengangkutan dan implementasinya. 3. Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah-tanah yang sudah miskin unsur hara, pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga menjadi beban biaya bagi petani. Sementara itu reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak se-spektakuler pemberian pupuk buatan. Kelebihan  Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan (anorganik).  Pupuk organik mengandung asam - asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic, hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme.  Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah.  Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.  Menjadi penyangga pH tanah.  Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.  Membantu menjaga kelembaban tanah  Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun  Tidak merusak lingkungan. 3. Night Soil / Air kencing (urine) Selain kotoran yang berbentuk padat, urine juga bisa dijadikan pupuk untuk tanaman. Urine merupakan buangan dari sisa-sisa metabolisme dalam tubuh. Urine mengandung kadar nitrogen yang tinggi, hasil dari perombakan metabolisme protein. Selain nitrogen, urine juga mengandung sulfur dan pospat.
  • 12. Urine yang paling populer digunakan sebagai pupuk cair adalah urine kelinci, karena memilki kandungan unsur hara N yang cukup tinggi mencapai 2,72%. Cara penggunaannya pun cukup mudah yaitu dengan mengencerkan 1 liter urine kedalam 20 liter air bersih. Kemudian campuran tersebut disemprotkan pada tanaman sebagai pupuk daun. Pupuk kandang dari urine juga bisa dicampur dengan pupuk kandang padat dan diaplikasikan sebagai pupuk pada tanah. Selain untuk pupuk, urine hewan ternak sering dimanfaatkan untuk membuat pestisida organik atau pupuk hayati. 4. Pupuk organik dari guano atau deposit kotoran burung Pupuk guano adalah pupuk yang berasal dari kotoran kelelawar dan sudah mengendap lama didalam gua dan telah bercampur dengan tanah dan bakteri pengurai. Pupuk Guano ini ternyata mengandung nitrogen, fosfor dan potassium yang sangat bagus untuk mendukung pertumbuhan, merangsang akar serta kekuatan batang tanaman. Menurut penelitian dari Universitas Cornell di New York-Amerika mengenai kegunaan guano sebagai pupuk organik menyatakan bahwa kotoran kelelawar ( guano) memiliki kadar nitrogen yang besar, serta mengandung kadar unsur fosfat ( bahan utama penyusun pupuk di samping nitrogen dan Potasium ) tertinggidan kadar kalium yang besar pula. Pupuk guano mengandung semua unsur atau mineral mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Jika di bandingkan dengan pupuk kimia buatan, pupuk guano tidak mengandung zat pengisi. Pupuk guano tinggal lebih lama dalam
  • 13. jaringan tanah, meningkatkan produktivitas tanah dan menyediakan makanan bagi tanaman lebih lama dari pada pupuk kimia buatan.Pupuk alami seperti inilah yang saat ini sedang dicari sebagai pengganti pupuk yang terbuat dari bahan kimia, karena lebih ramah lingkungan juga tidak mengandung efek lain yang ditimbulkan. 5. Pupuk organik berasal dari abu tanaman (Abu janjang sawit) Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan menghasilkan abu tandan. Abu tersebut ternyata mengandung 30 - 40% K2O, 7% P2O5, 9% CaO dan 3% MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 1.000 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu. Sebagai Gambaran Umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa sawit dengan 1.200 ton TBS/hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10.8% atau sekitar 129.6 ton abu/hari, setara dengan 5.8 ton KCL, 2.2 ton Kiserite dan 0.7 ton TSP. dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30 - 38% dengan pH 8 - 9 Kelangkaan pupuk KCL yang kerap kali dihadapi oleh perkebunan dapat diatasi dengan menggantinya menggunakan abu tandan. Biaya produksinya pun lebih rendah dibandingkan dengan harga pupuk KCL.
  • 14. 6. Pupuk organik berasal dari letusan gunung berapi (abu vulkanik) Dalam jangka pendek, abu vulkanik memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan hidup. Namun dalam jangka panjang, abu vulkanik memiliki manfaat untuk kehidupan manusia khususnya di bidang pertanian. Abu vulkanik memiliki dampak yang buruk dalam jangka pendek karena di awal keluarnya dari kepundan gunung berapi, material ini memiliki sifat kimiawi yang akan menurunkan kesuburan tanah. Abu vulkanik memiliki kadar keasaman (Ph) sekitar 4 – 4,3. Dengan kadar keasamannya, tanah yang terkena abu vulkanik akan memiliki kadar keasaman (Ph) tanah sebesar 5 – 5,5. Padahal normalnya suatu tanah dikatakan subur jika memiliki tingkat keasaman (Ph) seberar 6 – 7. Turunnya kadar keasaman (Ph) tanah ini akan turut menurunkan tingkat kesuburan tanah dan akan mengalami penurunan produktivitas lahan. Dalam jangka pendek abu vulkanik dapat mengusir hama serangga atau gulma yang biasa menjadi musuh petani.Hal ini dikarenakan, makhluk hidup tersebut tidak dapat hidup dalam suasana terlalu asam, sehingga populasi makhluk tersebut akan menurun.Namun sayangnya mikroba penyubur tanah juga ikut mati oleh karena kondisi yang sangat asam ini.
  • 15. Dalam jangka panjang, abu vulkanik mampu memberikan dampak yang sangat positif bagi peningkatan produktivitas tanah. Saat kadar keasaman dari abu vulkanik telah dapat dinormalisasi melalui proses alamiah ataupun dengan bantuan manusia menggunakan dolomit atau pengapuran (CaCO3) sebagai penetral, maka kandungan mineral yang tersimpan dalam abu vulkanik akan menjadi pupuk alamiah yang sangat baik untuk perkembangan tanaman pertanian. Dengan menggunakan metode analisis aktivitas neutron cepat (AANC) terhadap sampel abu vulkanik, maka didapatkan data kuantitatif atas kandungan mineral yang terkandung di dalam sampel abu vulkanik. Terdapat empat buah mineral utama yang terkandung di dalam abu vulkanik, diantaranya : Besi (Fe), Aluminium (Al), Magnesium (Mg), Silika (Si). Keempat mineral tersebut adalah zat hara yang dapat membantu menyuburkan tanaman. Hanya saja, ketebalan debu menutup permukaan tanah menjadi faktor penting dalam menentukan kecepatan penggunaan kembali tanah yang tertutup debu. Untuk ketebalan debu yang tipis, kurang dari 1 cm dapat hilang dengan segera ketika hujan. Ketebalan 1 cm hingga 4 cm dapat hilang oleh pengolahan menggunakan cangkul dan ketebalan antara 5-10 cm dapat hilang saat dilakukan pengolahan tanah secara mekanik menggunakan traktor. Untuk ketebalan debu mencapai 40 cm atau lebih memerlukan waktu cukup lama, agar tanah dapat digunakan kembali untuk bercocok tanam, menunggu terjadi proses pelapukan dan dekomposisi dari debu.