Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPenataan Ruang
Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum No 15/PRT/M/2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten. Berisikan ketentuan teknis muatan rencana tata ruang wilayah, proses dan prosedur penyusunan rencana tata ruang wilayah.
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KabupatenPenataan Ruang
Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum No 15/PRT/M/2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten. Berisikan ketentuan teknis muatan rencana tata ruang wilayah, proses dan prosedur penyusunan rencana tata ruang wilayah.
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...Oswar Mungkasa
disampaikan oleh Iman Soedrajat (Direktur Tata Ruang Nasional, KemenPU) dalam Sosialisasi Raperpres RTR Pulau Papua dan Kepulauan maluku di Ambon 1 Oktober 2013
Menurut Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau biasa disebut Undang-Undang Pokok Agraria yang disingkat (UUPA) di atur tentang hak-hak atas tanah yang dapat diberikan kepada warga negaranya.
Hak atas tanah akan berbeda dengan hak yang melekat pada tanah tersebut, dengan demikian ganti rugi yang diberikan atas tanah itu juga menentukan berapa besar yang harus diterima dengan adanya hak berbeda itu, namun demikian negara mempunyai wewenang untuk melaksanakan pembangunan sebagaimana di atur dalam peraturan perundang-undangan baik dengan pencabutan hak maupun dengan pembebasan tanah.
Kondisi tanah (terindikasi) terlantar di Indonesia saat ini cukup luas. Berdasarkan hasil identifikasi BPN pada tahun 2011, terdapat sekitar 7,3 juta hektar tanah yang terindikasi terlantar; sedangkan tanah yang sudah dinyatakan terlantar adalah 459 bidang, yang luasnya mencakup 4,8 juta hektar. Luas tanah terlantar ini bertambah, karena data pada tahun 2007 tanah terlantar seluas 7,1 juta hektar di luar kawasan hutan. Tanah terlantar seluas itu sama dengan 14 kali luas wilayah Singapura. Data terakhir (2014), potensi tanah (terindikasi) terlantar mencapai 7,5 juta ha.
Data-data tersebut menunjukkan tanah (terindikasi) terlantar perlu ditangani sesegera mungkin dan penanganannya bersifat multi sektor. Dalam arti harus melibatkan kontribusi berbagai sektor yang terkait dan partisipasi aktif masyarakat, baik pemilik hak atas tanah maupun masyarakat yang berkepentingan pada penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar. Berbagai peraturan perundang-undangan telah dibentuk, kebijakan telah diambil untuk menangani masalah tanah terlantar, namun hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Di era Orde Baru, telah ada Instruksi Mendagri No. 2 tahun 1982 tentang Penertiban Tanah Terlantar di Daerah Perkotaan yang Dikuasai oleh Badan Hukum/Perorangan yang tidak Dimanfaatkan/ Diterlantarkan,. Setelah itu kemudian terbit Keputusan Mendagri No. 268 tahun 1982 tentang Pokok-pokok Kebijakan Penertiban/Pemanfaatan Tanah yang Dicadangkan bagi dan/atau Dikuasai oleh Perusahaan-Perusahaan.
Di era Reformasi, muncul PP No. 36 tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Keputusan Ka. BPN No. 24 tahun 2002 sebagai peraturan pelaksanaannya. Selanjutnya PP tersebut diganti oleh PP No. 11 tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, dan ditindak lanjuti oleh Perkaban No. 4 tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Tanah Terlantar, dan Perkaban No. 5 tahun 2011 tentang Tata Cara Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. Meskipun peraturan dan kebijakan telah dibentuk namun faktanya jumlah tanah (terindikasi) terlantar justru meningkat, sehingga upaya penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar semakin jauh dari tujuan awalnya, yaitu mewujudkan keadilan agraria. dalam kerangka reforma agraria.
Contoh bukti transaksi perusahaan dagang terutama bagi anda yang mengajar akuntansi dengan pendekatan model pembelajaran kontekstual atau contextual teaching learning. semoga bermanfaat. Like and Share !!!
Di Kota Semarang, produk pertanian yang dihasilan oleh petani/ kelompok tani memerlukan adanya fasilitasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, khususnya Dinas Pertanian dalam hal pemasaran dan mempromosikan produk-produk unggulan pada pameran mulai tingkat lokal, regional, hingga tingkat nasional.
Dengan Kegiatan Promosi atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah Tahun 2015, petani dan kelompok tani dapat turut serta mempromosikan produk unggulan di masing-masing wilayah, bonsai dan menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi lokal di kawasan pengembangan sektor pertanian pada khususnya dan Kota Semarang pada umumnya, sekaligus dapat mendukung program Pemerintah di sektor pertanian, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
Struktur Ruang dan Pola Ruang Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku dan Pulau P...Oswar Mungkasa
disampaikan oleh Iman Soedrajat (Direktur Tata Ruang Nasional, KemenPU) dalam Sosialisasi Raperpres RTR Pulau Papua dan Kepulauan maluku di Ambon 1 Oktober 2013
Menurut Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau biasa disebut Undang-Undang Pokok Agraria yang disingkat (UUPA) di atur tentang hak-hak atas tanah yang dapat diberikan kepada warga negaranya.
Hak atas tanah akan berbeda dengan hak yang melekat pada tanah tersebut, dengan demikian ganti rugi yang diberikan atas tanah itu juga menentukan berapa besar yang harus diterima dengan adanya hak berbeda itu, namun demikian negara mempunyai wewenang untuk melaksanakan pembangunan sebagaimana di atur dalam peraturan perundang-undangan baik dengan pencabutan hak maupun dengan pembebasan tanah.
Kondisi tanah (terindikasi) terlantar di Indonesia saat ini cukup luas. Berdasarkan hasil identifikasi BPN pada tahun 2011, terdapat sekitar 7,3 juta hektar tanah yang terindikasi terlantar; sedangkan tanah yang sudah dinyatakan terlantar adalah 459 bidang, yang luasnya mencakup 4,8 juta hektar. Luas tanah terlantar ini bertambah, karena data pada tahun 2007 tanah terlantar seluas 7,1 juta hektar di luar kawasan hutan. Tanah terlantar seluas itu sama dengan 14 kali luas wilayah Singapura. Data terakhir (2014), potensi tanah (terindikasi) terlantar mencapai 7,5 juta ha.
Data-data tersebut menunjukkan tanah (terindikasi) terlantar perlu ditangani sesegera mungkin dan penanganannya bersifat multi sektor. Dalam arti harus melibatkan kontribusi berbagai sektor yang terkait dan partisipasi aktif masyarakat, baik pemilik hak atas tanah maupun masyarakat yang berkepentingan pada penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar. Berbagai peraturan perundang-undangan telah dibentuk, kebijakan telah diambil untuk menangani masalah tanah terlantar, namun hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Di era Orde Baru, telah ada Instruksi Mendagri No. 2 tahun 1982 tentang Penertiban Tanah Terlantar di Daerah Perkotaan yang Dikuasai oleh Badan Hukum/Perorangan yang tidak Dimanfaatkan/ Diterlantarkan,. Setelah itu kemudian terbit Keputusan Mendagri No. 268 tahun 1982 tentang Pokok-pokok Kebijakan Penertiban/Pemanfaatan Tanah yang Dicadangkan bagi dan/atau Dikuasai oleh Perusahaan-Perusahaan.
Di era Reformasi, muncul PP No. 36 tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Keputusan Ka. BPN No. 24 tahun 2002 sebagai peraturan pelaksanaannya. Selanjutnya PP tersebut diganti oleh PP No. 11 tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, dan ditindak lanjuti oleh Perkaban No. 4 tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Tanah Terlantar, dan Perkaban No. 5 tahun 2011 tentang Tata Cara Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. Meskipun peraturan dan kebijakan telah dibentuk namun faktanya jumlah tanah (terindikasi) terlantar justru meningkat, sehingga upaya penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar semakin jauh dari tujuan awalnya, yaitu mewujudkan keadilan agraria. dalam kerangka reforma agraria.
Contoh bukti transaksi perusahaan dagang terutama bagi anda yang mengajar akuntansi dengan pendekatan model pembelajaran kontekstual atau contextual teaching learning. semoga bermanfaat. Like and Share !!!
Di Kota Semarang, produk pertanian yang dihasilan oleh petani/ kelompok tani memerlukan adanya fasilitasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, khususnya Dinas Pertanian dalam hal pemasaran dan mempromosikan produk-produk unggulan pada pameran mulai tingkat lokal, regional, hingga tingkat nasional.
Dengan Kegiatan Promosi atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah Tahun 2015, petani dan kelompok tani dapat turut serta mempromosikan produk unggulan di masing-masing wilayah, bonsai dan menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi lokal di kawasan pengembangan sektor pertanian pada khususnya dan Kota Semarang pada umumnya, sekaligus dapat mendukung program Pemerintah di sektor pertanian, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
REKAN JEJAK PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2013ALI YASIN
Pembangunan adalah kemauan, tekad adalah amunisi, kepedulian adalah energi. Pemberdayaan harus dimulai dari apa yang dianggap tidak berdaya oleh masyarakat itu sendiri...
Kabupaten Nunukan Dalam Angka Tahun 2016 merupakan publikasi tahunan yang konprehensip. Publikasi ini menyajikan beraneka ragam jenis data dari berbagai bidang serta dilengkapi ulasan deskriptif dan penjelasan teknis dari bidang-bidang bersangkutan, diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nunukan,
LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA BHUANA JAYA AKHIR TAHUN 2020Suwondo Chan
Penyampaian Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa/LPPD, Tahun 2020 oleh Kepala desa, hal ini sesuai pula dengan UU Desa No.6 Tahun 2014 pasal 27 poin C yakni memberikan laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada Badan Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran;
cindy dwi apriliana
B14180003
sistem informasi
fakultas ilmu komputer
universitas nahdlatul ulama sidoarjo
"SINERGI PEMULIHAN EKONOMI DAN GAYA HIDUP DI MASA PANDEMI"
video ini adalah video dokumentasi program kerja selama kuliah kerja nyata di desa kepatuhan. kuliah kerja nyata ini adalah selama 30 hari dari tanggal 01 agustus sampai 31 agustus 2021
kuliah kerja nyata adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu di indonesia.
pelaksanaan kegiatan. KKN biasanya berlangsung antara 1 sampai 2 bulan dan bertempat di daerah setingkat desa dengan adanya KKN ini mahasiswa di harapkan bisa membantu dan mengabdi di desa yang di tuju
link Unusida : http://www.unusida.ac.id
#cindydwiapriliana
#universitasnahdltululamasidoarjo
#unusida
#sisteminformasi
#filkom
#kknunusidaberdaya2021
#sidoarjo
Similar to Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI (20)
Saya menawarkan bimbingan privat belajar penginderaan jauh dan GIS. Silabus ini untuk materi penginderaan jauh. Syarat dan ketentuan silahkan dibaca di file penawaran
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utarabramantiyo marjuki
Sosialisasi hasil kegiatan pemetaan penutup lahan dan penilaian kawasan bernilai konservasi tinggi, Provinsi Kalimantan Utara, WWF Indonesia, Tanjung Selor, Juli 2017
Wonogiri Strategic Economy Development Acceleration Plan (Final Report of Regional Development Class Planning Studio at Master Program of Regional and Urban Development, Diponegoro University, 2017)
1. LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
“PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DENGAN PENINGKATAN DAYA SAING
DAN PRODUKTIVITAS SUMBERDAYA LOKAL
MELALUI PENATAAN RUANG BERKELANJUTAN”
BALI, 10 – 13 APRIL 2017
KONSENTRASI PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH
PRODI MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
2. LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
“PERCEPATAN PEMBANGUNAN
DENGAN PENINGKATAN DAYA SAING
DAN PRODUKTIVITAS SUMBERDAYA LOKAL
MELALUI PENATAAN RUANG BERKELANJUTAN”
BALI, 10 – 13 APRIL 2017
Disusun Sebagai Disusun Guna Melengkapi
Laporan Studio Perencanaan Pengembangan Wilayah
Disusun Oleh:
1. AMALIA AZIMAH 21040116410027
2. ISHARI KURNIAWAN 21040116410037
3. H. KHAIRI FAHRIZAL 21040116410016
4. MISI HARIYANTI WIJAYA 21040116410015
5. PUJIATI SRI REJEKI 21040116410031
6. REYNALDI ELMIR ARISURYA 21040116410018
7. SIGIT RIYANTO 21040116410020
8. SUTARNI 21040116410019
9. WAHYUDI 21040116410021
10. YOGIE ARDIWINATA 21040116410005
PROGRAM STUDI
MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
3. Page | 2
Created by:
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 2
I. GAMBARAN UMUM WILAYAH TUJUAN KKL ..............................................................................4
I. 1. Kabupaten Bangli.................................................................................................................... 4
I.1.1. Administratif dan Geografis.............................................................................................. 4
I.1.2. Penduduk dan Perekonomian.......................................................................................... 5
I.1.4. Sosial Budaya .................................................................................................................... 6
I.1.4. Agama................................................................................................................................ 6
I.1.5. Pola Kehidupan Masyarakat............................................................................................. 7
I.1.6. Pola Pemukiman ............................................................................................................... 7
I.1.7. Potensi Tanaman Pangan ................................................................................................. 7
I.1.8. Potensi Hortikultura ......................................................................................................... 7
I.1.9. Potensi Perkebunan.......................................................................................................... 8
I.1.10. Potensi Peternakan......................................................................................................... 8
I.1.11. Potensi Perikanan............................................................................................................. 8
I.1.13. Potensi Pertambangan.................................................................................................... 9
I.1.14. Potensi Kawasan Industri................................................................................................ 9
I.1.15. Potensi Pariwisata ......................................................................................................... 10
I.2. Kabupaten Badung................................................................................................................ 11
I.2.1. Sektor Unggulan Kabupaten Badung ................................................................................ 12
I.3. Kabupaten Tabanan .............................................................................................................. 13
I.3.1. Demografi............................................................................................................................ 13
I.3.2. Industri Kerajinan ........................................................................................................... 13
I.3.3. Potensi Kepariwisataan.................................................................................................. 15
II. PEMBAHASAN HASIL KULIAH KERJA LAPANGAN.....................................................................17
II.1. UD. DEWATA......................................................................................................................... 18
II.1.1. Kesimpulan Observasi.................................................................................................... 18
II.1.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri ............................. 19
II.2. PANTAI PANDAWA............................................................................................................... 20
II.2.1. Kesimpulan Observasi.................................................................................................... 20
II.2.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri............................. 21
II.3. BAPPEDA BANGLI................................................................................................................. 22
4. Page | 3
Created by:
II.3.1. Kesimpulan Observasi.................................................................................................... 22
II.3.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri............................. 23
II.4. DESA ADAT PENGLIPURAN ................................................................................................. 24
II.4.1. Kesimpulan Observasi ................................................................................................... 24
II.4.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri................................ 26
II.5. PUSAT OLEH OLEH KRISNA................................................................................................. 27
II.5.1. Kesimpulan Observasi ................................................................................................... 27
II.5.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri ........................... 28
II.6. BAPPEDA BADUNG .............................................................................................................. 28
II.6.1. Kesimpulan Observasi ................................................................................................... 28
II.6.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri............................. 30
II.7. KEBUN RAYA BALI................................................................................................................ 31
II.7.1. Kesimpulan Observasi.................................................................................................... 31
II.7.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri............................. 32
II.8. PABRIK KATA-KATA JOGER................................................................................................. 33
II.8.1. Kesimpulan Observasi ................................................................................................... 33
II.8.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri........................... 34
5. Page | 4
Created by:
Wilayah Kabupaten Bangli
I. GAMBARAN UMUM WILAYAH TUJUAN KKL
I. 1. Kabupaten Bangli
Kabupaten Bangli merupakan sebuah
kota kabupaten yang berjarak 40 kilometer
di sebelah Timur Laut kota Denpasar. Luas
wilayah Kabupaten Bangli sebesar 520,81
Km2 atau 9,25% dari luas wilayah Propinsi
Bali. Kabupaten Bangli merupakan satu-
satunya kabupaten di bali yang tidak
mempunyai wilayah laut. Meskipun
demikian, Kabupaten Bangli menyimpan
sejumlah potensi menjanjikan seperti
keindahan panorama gunung dan Danau
Batur di Kintamani. Luas wilayah Kabupaten
Bangli mencapai 520,81 kilometer persegi atau 52.081 hektar dengan jumlah penduduk
sebanyak 222.600 jiwa.
Kondisi fisik dasar wilayah kabupaten berdasarkan aspek topografi, geologi, hidrologi,
dan iklim. Topografi wilayah berada pada ketinggian antara 100 – 2.152 meter dpl, dengan
puncak tertinggi adalah Puncak Penulisan, sehingga tanaman apa saja bisa tumbuh didaerah
ini. Di bagian selatan merupakan daerah dataran rendah dan bagian utara merupakan
pegunungan dimana terdapat Gunung Batur dengan kepundannya Danau Batur yang
memiliki luas sekitar 1.067,50 Ha.
I.1.1. Administratif dan Geografis
Kabupaten Bangli terletak diantara 1150 133’ 48” sampai 1150 27’24” Bujur Timur dan 80
8’30” sampai 80 31’ 87” Lintang Selatan. Posisinya berada ditengah-tengah Pulau Bali,
sehingga merupakan satu-satunya Kabupaten yang tidak memiliki pantai/ laut. Secara
administrasi Kabupaten Bangli memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut:
Utara : Kabupaten Buleleng
Timur : Kabupaten Karangasem
6. Page | 5
Created by:
Selatan : Kabupaten Klungkung
Barat : Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung
Kabupaten Bangli terbagi menjadi empat daerah kecamatan yaitu Kecamatan
Kintamani, Kecamatan Tembuku, Kecamatan Susut dan Kecamatan Bangli. Mempunyai 72
Desa/kelurahan dengan 332 banjar dinas/lingkungan. Dari 72 desa/kelurahan tersebut
sebanyak 48 desa/kelurahan berada di Kecamatan Kintamani Selain desa/kelurahan
administratif terdapat juga desa pekraman sebanyak 159 buah yang merupakan lembaga
tradisional yang memiliki hak otonomi dalam menjalankan pemerintahannya.
Berdasarkan kriteria desa perkotaan (urban) dan desa perdesaan (rural), di Kabupaten
Bangli terdapat 4 desa perkotaan dan sisanya 68 desa merupakan desa perdesaan. Dengan
demikian setiap program pembangunan yang diarahkan ke tingkat desa nantinya diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan selanjutnya dapat meningkatkan
status desa yang bersangkutan dari perdesaan menjadi perkotaan seiring dengan
peningkatan kesejahteraan dan ketersediaan infrastruktur di desa bersangkutan.
I.1.2. Penduduk dan Perekonomian
Jumlah penduduk Bangli pada tahun 2015 tercatat sebesar 222.600 jiwa yang terdiri
dari 112,6 jiwa penduduk laki-laki dan 110 ribu jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk
tahun 2015 ini naik 0,58% dari sebelumnya yaitu 221,3 ribu jiwa. Dengan luas 520,81 km2, maka
kepadatan penduduk di Bangli adalah sebesar427 jiwa/km2. Diantara empat kecamatan yang
ada di Bangli, kecamatan Kintamani adalah kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar
yang mencapai9,24 ribu jiwa atau sebesar 42% dari jumlah penduduk Kabupaten Bangli.
Berdasarkan data tahun 2015, jumlah penduduk usia kerja di Bangli sebanayak 166.963.
Dari jumlah ini sebanyak 138.082 orangmerupakan angkatan kerja yang terdiri dari 135.709
orang sudah bekerja dan tingkat pengangguran terbuka 1,72 persen. Tingkat partisipasi
angkatan kerja yang menunjukkan rasio antara banyaknya angkatan kerja dengan penduduk
usia kerja selama tahun 2015 di Bangli tercatat sebesar 82,70%.
Kabupaten Bangli merupakan salah satu kabupaten di Bali yang memiliki potensi dalam
lapangan usaha pertanian kehutanan dan perikanan. Komoditas andalannya berasal dari
komoditas hortikultura baik semusim dan tahunan seperti tomat, cabe, kubis untuk
tanaman semusim dan jeruk untuk tanaman tahunan. Jeruk merupakan maskot dari
7. Page | 6
Created by:
Gadis Berpakaian Adat Bali
Wilayah Kabupaten Bangli
pertanian Bangli. Kopi arabika Bangli yang berasal dari Kintamani juga memiliki posisi yang
cukup baik di pasar perdagangan. Untuk hasil peternakan, telur ayam dan ayam pedaging
merupakan hasil utamanya. Kontribusi lapangan usaha pertanian kehutanan dan
peternakan Bangli mencapai27,33 persen, jauh mengalahkan kontribusi lapangan usaha
pertanian kehutanan dan peternakan Provinsi Bali dalam penyusunan PDRB Provinsi Bali.
PDRB per kapita Bangli atas dasar harga berlaku tahun 2015 tercatat sebesar 22,4 juta,
meningkat 13,23 persen dari tahun sebelumnya. Adapun PDRBper kapita rata-rata selama
kurun waktu 2011-2015 adalah sebesar 17,8 juta.
I.1.4. Sosial Budaya
Adat dan kebudayaan yang ada pada
masyarakat Bali sangat erat kaitannya
dengan agama dan kehidupan relijius
masyarakat Hindu. Keduanya telah
memiliki akar sejarah yang demikian
panjang dan mencerminkan konfigurasi
ekspresif dengan dominasi nilai dan filosofi
relijius agama Hindu. Dalam konfigurasi
tersebut tertuang aspek berupa esensi
keagamaan, pola kehidupan, lembaga kemasyarakatan, maupun kesenian yang ada didalam
masyarakatBali.
I.1.4. Agama
Mayoritas masyarakat Bali menganut ajaran Hindu yang mempunyai kerangka dasar
dengan meliputi tiga hal; filsafat, upacara, dan Tata Susila. Secara hakikat ajaran Bindu
merupakan Panca Cradha yang memiliki arti lima keyakinan yakni Widhi Cradha ialah
keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, Atma Cradha ialah keyakinan akan adanya
atman atau jiwa pada setiap makhluk, Karma Pala Cradha ialah keyakinan terhadap hukum
perbuatan, Punarbhawa Cradha adalah keyakinan terhadap adanya reinkarnasi atau
kelahiran kembali setelah kematian, Moksa Cradha adalah keyakinan terhadap moksa yaitu
kebahagiaan yang kekal abadi.
8. Page | 7
Created by:
I.1.5. Pola Kehidupan Masyarakat
Pola kehidupan masyarakat Bali sangat rigid dan terikat pada norma-norma baik agama
maupun sosial. Dalam konteks norma agama misalnya, setiap pemeluk Hindu Bali wajib
untuk melaksanakan sembahyang atau pemujaan pada pura tertentu diwajibkan pada satu
tempat tinggal bersama dalam komunitas, dalam kepemilikan tanah pertanian diwajibkan
dalam satu subak tertentu, diwajibkan dalam status sosial berdasarkan warna, pada ikatan
kekerabatan diwajibkan menurut prinsip patrilineal.
I.1.6. Pola Pemukiman
Struktur pemukiman masyarakat Bali dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu
pemukiman pola konsentris seperti yang terjadi pada masyarakat Bali yang tinggal di
pegunungan dan pemukiman menyebar seperti yang terjadi pada masyarakat Bali yang
berada di dataran rendah. Pada pola kosentris, desa adat yang menjadi titik sentral.
I.1.7. Potensi Tanaman Pangan
Kawasan pertanian lahan basah adalah Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman
pangan yang meliputi: Serelia (padi, jagung); kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah, dll);
umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar, dll) yang dibudidayakan secara intensif dengan sistem
irigasi subak sehingga perlu dilindungi, terutama perlindungan terhadap sumber-sumber
airnya. Pengembangan pertanian lahan basah adalah seluas 2.890 Ha atau 5.556% dari luas
Kabupaten Bangli tetap diarahkan pada lokasi yang telah ada yaitu di Kecamatan Susut,
Bangli dan Tembuku. Arahan ini didasarkan pada pertimbangan produktivitas lahan,
ketersediaan prasarana irigasi, akumulasi produksi, dan kondisi penggunaan yang sedang
berlangsung.
I.1.8. Potensi Hortikultura
Kawasan pertanian hortikultura adalah kawasan yang diperuntukkan bagi budidaya
tanaman semusim dan tahunan. Holtikultura sayuran meliputi tomat, cabe, dll dan hortikultura
buah-buahan meliputi: jeruk,kelapa, durian, dll, dan hortuikultura bunga-bungaan meliputi:
mawar, kenanga, dll. Pengembangan kawasan pertanian hortikultura di Kabupaten Bangli
sebagian besar bercampur dengan kawasan perkebunan, namun di beberapa lokasi berupa
khusus tanaman sayur-sayuran maupun buah-buahan dengan luas 1.522,99 ha atau 2,92% dari
9. Page | 8
Created by:
luas wilayah Kabupaten Bangli diarahkan di seluruh kecamatan, terutama lahan yang diusahakan
secara intensif untuk kegiatan tanaman hortikultura. Komoditas hortikultura yang berkembang
di Kabupaten Bangli adalah tanaman jeruk. Jeruk Kintamani telah mampu bersaing sebagai
komoditas lokal unggulan Kabupaten Bangli dengan jeruk-jeruk import, sehingga peningkatan
kualitas dan luasan areal perlu ditingkatkan.
I.1.9. Potensi Perkebunan
Komoditi perkebunan di Kabupaten Bangli yang telah terkenal adalah kopi arabika.
Keberadaan kopi arabika di Kabupaten Bangli telah mendapat pengakuan nasional dan
internasional dengan dikembangkananya sertifikat indikasi geografis. Luas perkebunan
rakyat untuk kopi arabika memang terluas, dan secara total luas perkebunan pada 2007
adalah 7.652 ha atau 14.88% dari luas wilayah. Mengingat ketersediaan lahan yang masih
luas, potensi alami dan geografis yang dimiliki serta upaya pelestarian lingkungan dengan
tetap mengembangkan komoditi yang mempunyai nilai jual secara internasional, maka
perluasan areal perkebunan menjadi alternatif peningkatan nilai tambah wilayah.
I.1.10. Potensi Peternakan
Kawasan budidaya peternakan diperuntukkan bagi kegiatan peternakan hewan besar,
hewan kecil dan tidak dikembangkan dalam bentuk padang penggembalaan ternak sehingga
batasan lokasinya tidak dapat dipetakan secara tegas dan diarahkan secara terpadu dan
terintegrasi bercampur dengan kawasan peruntukan pertanian. Kegiatan peternakan
meliputi peternakan besar (sapi) dan peternakan kecil (ayam, itik, babi, Kambing dll).
I.1.11. Potensi Perikanan
Peruntukan kegiatan perikanan tangkap diperairan umum untuk wilayah Kabupaten
Bangli seluas 1.639,90 Ha atau 3.15% dari luas Kabupaten Bangli, yang tersebar di Daerah
Aliran Sungai, Kawasan Waduk dan Kawasan Danau Batur. Untuk pengembangan kegiatan
budidaya perikanan di Kawasan Danau Batur, harus ada suatu studi penelitian ambang batas
pengembangan kegiatan budidaya perikanan di Kawasan Danau Batur.
Peruntukan kegiatan budidaya perikanan meliputi diperairan umum berupa danau,
sawah dan kolam dengan luas total 189,77 Ha atau 0.36% dari luas Kabupaten Bangli, dimana
10. Page | 9
Created by:
untuk budidaya di daerah persawahan sebesar 177 Ha, budidaya dalam kolam mencapai 11,50
Ha dan budidaya perikanan di perairan umum baru mencapai 1,27 Ha.
Pengembangan budidaya perikanan di kawasan danau diarahkan maksimal 10% dari luas
kawasan perairan danau. Dengan luas Danau Batur yang mencapai 1.607,50 Ha, maka luas
maksimal kegiatan budidaya perikanan di danau adalah 80,38 Ha. Kondisi pengembangan
keramba baru pada tahun 2009 baru mencapai 0,76 Ha, sehingga sediaan potensi yang masih
sangat luas, merupakan kegiatan unggulan yang dapat dikembangkan Kabupaten Bangli dari
sektor perikanan di Kawasan Danau Batur.
I.1.13. Potensi Pertambangan
Kegiatan pertambangan adalah kegiatan yang memanfaatkan peruntukan ruang sesuai
arahan pola ruang untuk kegiatan pertambangan. Kawasan peruntukan pertambangan
Kabupaten Bangli, mencakup:
1) Lokasi kawasan pertambangan galian C terutama di Kawasan Yeh Mampeh pada dasar
kaldera Batur dan ditegaskan lebih lanjut dalam Rencana Detail Tata Ruang Kawasan.
2) Lokasi kegiatan pertambangan pengambilan air bawah tanah tersebar di seluruh
wilayah kabupaten dengan kapasitas pengeboran sesuai dengan potensi yang tersedia
dan pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan penatagunaan air; dan
3) Lokasi kegiatan pertambangan skala kecil lainnya, pada kawasan yang potensial dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan.
I.1.14. Potensi Kawasan Industri
Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Bangli diarahkan pada kegiatan Sentra-
Sentra Industri Kecil yang dapat bercampur dengan kawasan permukiman baik di Kawasan
Permukiman Perkotaan maupun Kawasan Permukiman Perdesaan. Kegiatan industri yang
dikembangkan terkait dengan potensi sumber daya alam setempat, induatri kreatif dan
industry kerajinan penunjang kepariwisataan.
Kegiatan industri yang dapat dikembangkan adalah :
1) Industri terkait kerajinan bambu sebagai ikon produksi kerajinan Kabupaten Bangli
2) Industri terkait pengolahan bahan makanan potensi sumber daya perkebunan yang ada
seperti kopi, jeruk, buah-buahan lainnya
11. Page | 10
Created by:
3) Industri terkait bahan setengah jadi, untuk produksi barang kerajinan dari bahan hasil
kehutanan (kayu)
4) Industri kecil kerajinan dan cindera mata untuk menunjang kegiatan pariwisata
5) Industri kreatif terkait production house atau software mengingat kawasan sekitar
Danau Batur mampu memberikan suasana segar untuk pengembangan keilmuan yang
ditunjang teknologi komunikasi yang handal
6) Industri kreatif lainnya
Dengan demikian tidak dapat ditentukan deliniasi kawasan peruntukkan industri secara
tegas di dalam peta Rencana tata Ruang Wilayah.
I.1.15. Potensi Pariwisata
Kawasan peruntukkan pariwisata adalah kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan
pariwisata atau segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan
obyek dan daya tarik wisata.
Sektor pariwisata di dalam ruang selanjutnya diwujudkan dalam wadah aktivitas yang
secara dominan mengakomodasi kegiatan kepariwisataan, berdasarkan potensi daya tarik
wisata yang ada. Wujud ruang peruntukan pariwisata juga memperhatikan ketentuan dari
UU. No. 9 Tahun 2010 tentang kepariwisataan yang berupa arahan pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata dan Daya Tarik Wisata.
Berdasarkan arahan kebijakan, maka kawasan peruntukan pariwisata terdiri dari:
1) Kawasan Strategis Pariwisata mencakup Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK),
dan
2) Daya Tarik Wisata (DTW) yang tersebar dalam skala kecil
Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata
atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting
dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan
keamanan.
Kawasan peruntukan pariwisata yang terdapat di Kabupaten Bangli adalah Kawasan Daya
Tarik Wisata Khusus (KDTWK):
1) Penetapan KDTWK berdasarkan cakupan geografis yang berada dalam satu atau lebih
satuan wilayah administrasi desa/kelurahan yang di dalamnya terdapat potensi daya
12. Page | 11
Created by:
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Badung
tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi, ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas
pariwisata serta aktivitas sosial budaya masyarakat yang saling mendukung dalam
perwujudan kepariwisataan, namun pengembangannya sangat dibatasi untuk lebih
diarahkan kepada upaya pelestarian budaya dan lingkungan hidup;
2) Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus yang ada di Kabupaten Bangli adalah KDTWK
Kintamani yang memiliki luas 17.935 Ha atau 34.44 % dari luas Kabupaten Bangli, namun
kawasan yang dideleniasi pada peta hanya 10% dari luas kawasan yaitu sebesar 1.793,5
Ha yang mencakup : Desa Sukawana, Kintamani, Batur Utara, Batur Tengah, Batur
Selatan, Kedisan, Abang Songan, Abang Batudinding, Songan A, Songan B, Trunyan,
Buahan, dan Suter.
Pengaturan KDTWK dengan kekhususan sifatnya sebagai kawasan penyangga pelestarian
budaya dan lingkungan hidup, maka pemanfaatan ruang untuk fasilitas akomodasi dan
fasilitas penunjang kepariwisataan sangat dibatasi dan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Daerah tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Pariwisata.
I.2. Kabupaten Badung
Secara geografis Kabupaten Badung
terletak pada posisi antara 814’20” -
850’48” Lintang Selatan dan 11505” 00” –
11526’16” Bujur Timur dengan luas wilayah
418,52 Km2 atau sekitar 7,43 % dari dataran
Pulau Bali dan terbagi atas 6 wilayah
kecamatan. Kecamatan yang ada di
Kabupaten Badung adalah: 1. Kecamatan
Kuta Utara; 2. Kecamatan Kuta Selatan; 3.
Kecamatan Kuta; 4. Kecamatan Mengwi; 5.
Kecamatan Abian Semal; dan Kecamatan
Petang. Dari 6 kecamatan ini nampak
Kecamatan Petang memiliki luas wilayah
terbesar yakni 115 Km2, sedangkan
13. Page | 12
Created by:
Patung Garuda Wisnu Kencana
Kecamatan Kuta merupakan kecamatan yang terkecil dengan luas wilayah 17,52 Km2.
Suhu udara berkisar antara 22,9 derajat celsius yang merupakan suhu terendah dan
suhu tertinggi mencapai 31,2 derajat celsius. Sementara itu kelembaban udara berkisar
antara 80 % - 86%. Kelembaban tertinggi biasanya terjadi pada bulan April, sementara
kelembaban terendah terjadi pada bulan Januari. Mengetahui perkembangan curah hujan
memang penting karena hal ini dapat dimanfaatkan dalam merencanakan usaha pertanian.
Air hujan merupakan salah satu pendukung dalam melaksanakan aktivitas pertanian.
Kabupaten Badung terletak berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah
utara, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli disebelah Timur, di sebelah Selatan adalah
berbatasan dengan Samudra Indonesia dan disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
Tabanan. Secara keseluruhan, wilayah kabupaten Badung berjumlah 41.862 hektar. Seluruh
wilayah ini terdiri dari lahan sawah 10.125 Ha, lahan kering dan lahan lainnya 31.727 Ha.
I.2.1. Sektor Unggulan Kabupaten Badung
Menyesuaikan dengan kondisi dan potensi wilayahnya, maka Kabupaten Badung
dibagi menjadi 3 wilayah Pembangunan yaitu:
1. Wilayah Pembangunan Badung Utara,
Meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Petang dan Abiansemal dengan pusat
pengembangan wilayah di Blahkiuh, dengan dominasi aktivitas perkebunan, tanaman
pangan, wisata alam, peternakan, kerajinan rumah tangga dan konservasi alam.
2. Wilayah Pembangunan Badung Tengah,
Yang meliputi Kecamatan Mengwi dengan pusat pengembangan di Mengwi dengan
dominasi aktivitas pertanian, peternakan, pariwisata budaya serta industri kecil dan
kerajinan rumah tangga.
3. Wilayah Pembangunan Badung Selatan,
Yang meliputi Kecamatan Kuta Selatan,
Kuta dan Kuta Utara dengan pusat
pengembangan di Kuta dan dominasi
aktivitas pariwisata, pendidikan, perikanan,
industri kecil, serta perdagangan dan jasa.
Sektor-sektor unggulan yang
14. Page | 13
Created by:
Peta Kabupaten Tabanan
dikembangkan di wilayah ini adalah:
Pariwisata
Pertanian dalam arti luas
Industri Kecil & Kerajinan Rumah Tangga
I.3. Kabupaten Tabanan
Kabupaten Tabanan terletak
pada posisi yang cukup strategis
karena berbatasan dengan
Kabupaten Badung di sebelah Timur,
sedangkan di Utara berbatasan
dengan Kabupaten Buleleng, di
sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Jembrana dan sebelah
Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.
I.3.1. Demografi
Kabupaten Tabanan merupakan satu dari kabupaten/1 kota yang bercorak agraris
yang luas wilayah 893,33 Km2 (14,9% dari luas Pulau Bali). Secara administrasi Kabupaten
Tabanan terbagi menjadi 10 Kecamatan, 10 Kelurahan, 103 Desa, 66 Lingkungan, 663 Dusun.
Pada tahun 2000, penduduknya berjumlah 386.850 jiwa sehingga kepadatan penduduknya
adalah sekitar 453 jiwa/km². dan laju pertumbuhan 0,17%. Sebagai daerah agraris maka mata
pencaharian utama penduduknya adalah sektor pertanian yaitu sebesar 50,16%, sedangkan
sektor perdagangan, hotel dan rumah makan merupakan mata pencaharian terbesar kedua
dengan prosentase 15,16%, selebihnya bergerak disektor industri rumah tangga dan
pengolahan sebesar 11,27% dan sektor jasa 10,93%.
I.3.2. Industri Kerajinan
1. Keramik :
Industri kecil / kerajinan keramik merupakan komoditi andalan kabupaten Tabanan
industri ini berkembang di Desa Pejaten, kecamatan Kediri, kabupaten Tabanan, ± 12
15. Page | 14
Created by:
kilometer sebelah Selatan kota Tabanan.Pada mulanya sebelum kerajinan keramik
berkembang mulai dengan industri pengolahan tanah liat/gerabah dengan produk yang
dihasilkan seperti : periok, belanga, peralatan dapur lainnya.
2. Kerajinan Besi Logam :
Produk andalan lainnya selain keramik dari kabupaten Tabanan adalah kerajinan dari
besi. Kabupaten Tabanan merupakan sentra terbesar kerajinan besi di daerah Bali oleh
karena hampir seluruh produk kerajinan besi yang ekspor dari Bali disuply oleh pengrajin
besi dari Kabupaten Tabanan. Dengan didukung oleh Bali sebagai daerah tujuan wisata
terbesar di Indonesia produk kerajinan besi/logam ini berkembang sangat pesat bahkan
menyebar sampai ke pelosok pedesaan di Kabupaten Tabanan.
3. Kerajinan Kayu :
Produk kerajinan kayu merupakan produk keperluan rumah tangga dan dekorasi seperti
meja, kursi, kusen jendela, sanggah, pintu ukir dan lain-lain, namun dalam
perkembangannya sampai saat ini telah muncul produk-produk untuk dekorasi yang
dikenal dengan “Pop Art” seperti patung asmat, topeng dan lain-lain.
Dengan didukung oleh tersedianya bahan baku berupa kayu Albesia yang cukup banyak,
diharapkan kerajinan kayu untuk keperluan dekorasi tersebut dapat berkembang
dengan baik di masa yang akan datang.
4. Kerajinan Batok Kelapa :
Kerajinan Batok Kelapa dengan produk utama berupa tempat lilin, teko, cangkir,
sendok dan lain-lain. Daerah pemasarannya hampir seluruhnya untuk pasaran ekspor
dengan tujuan Jepang, Australia, Amerika Serikat dan lain-lain.
Kabupaten Tabanan sebagai daerah agraris dengan hasil kelapa yang cukup banyak
merupakan potensi yang sangat bagus dalam penyediaan bahan baku kerajinan batok
kelapa, dimana para perajin dituntut untuk mampu menciptakan produk dengan
memadukan potensi alam dengan keterampilan yang dimiliki.
5. Anyaman :
Industri kerajinan anyaman yang berkembang di kabupaten Tabanan antara lain
anyaman bambu, anyaman lontar, anyaman pandan, kertas telek, anyaman ate dan lain-
lain. Kerajinan anyaman dengan komoditi yang awalnya untuk keperluan adat dan
upacara keagamaan sekarang sudah berkembang menjadi ekspor khususnya ke negara
16. Page | 15
Created by:
Pura Ulun Danu Danau Beratan Bedugul
Jepang, yang berupa anyaman pandan dengan produk yang hasilnya seperti tas, tempat
tissue, tempat sampah dan lain-lain.
I.3.3. Potensi Kepariwisataan
Potensi kepariwisataan di kabupaten Tabanan sangat besar dan potensial, dimana
sebagian besar masih dalam keadaan seperti aslinya. Dalam setiap pembangunan dan
pengembangan obyek pariwisata diusahakan agar tidak merusak lingkungan dan sesuai
dengan keadaan alam sekitarnya. Beberapa jenis obyek kepariwisataan yang ditawarkan
Tabanan antara lain seperti:
1. Wisata Pegunungan
Kabupaten Tabanan dengan daerah
pegunungan pada bagian utara yang
memiliki daya tarik yang luar biasa bagi
wisatawan yang menyukai
keindahannya seperti danaunya dan
juga pemandangan alam yang
ditawarkan. Lokasi obyek wisata
pegunungan seperti daerah Bedugul dengan didukung fasilitas yang cukup memadai
seperti penginapan dan restaurant yang representative dan lokasinya yang sangat
mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun umum.
2. Wisata Pertanian
Daerah Tabanan adalah derah yang sangat subur, dengan kondisi sawahnya yang
berundak-undak yang sangat indah untuk dipandang, serta disepanjang jalan dari pantai
sampai ke pegunungan terbentang perkebunan seperti Kebun kopi, cengkeh, vanili,
kelapa, sayur-sayuran dan juga kebun bunga. Hal ini sangat potensial ditawarkan untuk
wisatawan yang ingin menikmati wisata pertanian.
3. Wisata Pantai
Kabupaten Tabanan meiliki pantai sepanjang kurang lebih 30 kilometer, dengan keadaan
pantai yang bermacam-macam mulai dari yang curam sampai yang landai dengan pasir
berwarna hitam. Beberapa pantai yang mulai banyak dikunjungi dan sedang
dikembangkan menjadi daerah obyek wisata seperti pantai Soka, pantai Pasut, Pantai
Kelating, Pantai Suraberata serta Tanah yang sudah dikenal di Manca Negara.
17. Page | 16
Created by:
4. Wisata Puri
Beberapa Puri yang ada di kabupaten Tabanan saat ini telah dijadikan sebagai obyek
wisata seperti Puri Anyar dan Puri Gede di Kerambitan yang merupakan puri kuno yang
artistic. Beberapa atraksi yang ditawarkan seperti Joged bumbung dan tektekan
dengan beberapa atraksi yang menarik didalamnya. Wisata Puri juga menawarkan
arsitektur dan sejarah bagi wisatawan, khususnya arsitektur Bali kuno serta sejarah
Kerajaan.
18. Page | 17
Created by:
Tim KKL tiba di Bandara Ngurah Rai Denpasar
II. PEMBAHASAN HASIL KULIAH KERJA LAPANGAN
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dilaksanakan di Bali pada tanggal 10-13 April 2017. Tim
berangkat pada hari Senin, 10 April 2017 dini hari dari Semarang menuju ke Yogyakarta.
Selanjutnya perjalan dilanjutkan dengan penerbangan menuju Bandara Ngurah Rai Denpasar
Bali. Tim KKL tiba di Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 09.40 WITA. Setelah mengurus bagasi
Tim KKL melanjutkan perjalanan menuju UKM Pandawa. Setelah melakukan kunjungan ke
UKM Pandawa, perjalanan dilanjutkan menuju lokasi berikutnya yaitu Pantai Pandawa. Dari
Pantai Pandawa, perjalanan dilanjutkan untuk makan malam di Pantai Jimbaran dan
kemudian dilanjutkan menuju hotel untuk beristirahat.
Hari Selasa, 11 April 201, kegiatan KKL dilanjutkan dengan mengunjungi Pemkab Bangli
untuk melaksanakan diskusi dengan
Bappeda Badung. Selanjutnya
kegiatan KKL dilanjutkan dengan
mengunjungi Desa Wisata
Penglipuran untuk berdiskusi tentang
pengelolaan desa wisata dengan
Kepala Desa Penglipuran. Selanjutnya
tim kembali ke hotel untuk
beristirahat.
Hari ketiga kegiatan KKL dilanjutkan dengan mengunjungi Pemkab Badung untuk
berdiskusi mengenai perencanaan pembangunan daerah dengan Bappeda Badung.
Kemudian kegiatan KKL dilanjutkan dengan mengunjungi Kebun Raya Bali di Tabanan.
Setelah berdiskusi singkat dengan Pengelola Kebun Raya Bali, tim KKL mengeksplorasi
Kebun Raya Bali untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang pengelolaan
wisata berbasis konservasi. Lokasi kunjungan terakhir pada hari ketiga adalah dengan
mengunjungi Pabrik Kata-kata Joger.
Hari keempat Tim kembali kembali ke Semarang dengan penerbangan pukul 10.40
WITA menuju Yogyakarta yang dilanjutkan dengan perjalanan darat dari Yogyakarta menuju
ke Semarang. Tim sampai di Semarang 17.30 WIB dan langsung kembali ke rumah masing-
masing.
19. Page | 18
Created by:
Beralamat di Kesiman
Kertalangu, Denpasar Sel.,
Kota Denpasar, Bali.
Produk Pie Susu Dewata
Produksi Pie Susu Dewata
II.1. UD. DEWATA
II.1.1. Kesimpulan Observasi
Pie Susu merupakan salah satu jenis jajanan yang
terkenal sebagai identitas oleh-oleh khas Bali. Meski
hanya makan ringan sederhana dan relative mudah
diproduksi, namun Pie Susu UD. Dewata memberikan
pelajaran bahwa originalitas dan mengedepankan mutu
merupakan hal yang sangat penting bagi suatu produk.
Pie susu yang dihasilkan UD. Dewata dijamin dibuat dari
bahan baku terbaik, dan hanya menggunakan susu
kental bermerek terpilih tanpa menambahkan gula dan
bahan pengawet lainnya, sehingga rasa menjadi
prioritas utama dalam menaklukkan pasar produk
sejenis bagi UD. Dewata.
Pie Susu merupakan salah satu jenis jajanan
yang sangat terkenal sebagai identitas oleh-oleh
khas Bali. Meski hanya makan ringan sederhana dan
relative mudah diproduksi oleh siapapun,
dimanapun, karena tidak membutuhkan peralatan
dan bahan khusus yang yang terikat pada tempat
atau lokasi tertentu. Pie Susu Dewata
memberikan pelajaran bahwa originalitas dan
mengedepankan mutu merupakan hal yang sangat
penting bagi suatu produk. Pie susu yang dihasilkan
UD. Dewata dijamin dibuat dari bahan baku terbaik,
dan hanya menggunakan susu kental bermerek terpilih tanpa panambahan gula dan bahan
pengawet lainnya, sehingga rasa menjadi prioritas utama dalam menaklukkan pasar
produk sejenis bagi UD. Dewata.
Pengunjung UD. Dewata dapat mengatahui proses pembuatan pie susu, dari bahan yang
digunakan sampai dengan proses pembuatannya yang mengdepankan hieginitas. UD. Dewata
20. Page | 19
Created by:
Contoh Oleh-oleh Khas Wonogiri
menjamin kualitas dan keamanan kesehatan konsumen.
Hasil identifikasi terhadap pendorong keberhasilan pie susu UD. Dewata dan
produk dewata secara umum selain yang disampaikan diatas, tidak terlepas dari tingginya
potensi pariwisata pulau Bali yang menuai kunjungan wisatawan. Sehingga produk yang
bersifat identitas lokal, oleh-oleh yang justru sederhana, mudah dibawa (mobile) dan
menarik menjadi sangat mudah untuk dipasarkan.
Model pengembangan komoditi lokal yang diterapkan di tempat usaha UD. Dewata
mengadopsi sistim klaster, sehingga membuka peluang bagi pengusaha kecil rumahan yang
tidak memiliki pasar yang memadai, dapat bersama-sama memasarkan produk di tempat
usaha UD. Dewata. Dengan demikian usaha kecil di Bali tumbuh menjadi lebih sehat.
Modal Sosial yang sangat kuat dibali, kearifan budaya melahirkan kondisi masyarakat
yang kondusif hingga ke persaingan bisnis, usaha apapun akan berkembang lebih mudah di
Bali khususnya usaha berbasis pariwisata.
Sejak berdirinya UD. Dewata, tidak ada campur tangan pemerintah baik berupa
penyuluhan maupun bantuan modal usaha,. Keberhasilan UD. Dewata dan sistem klaster
yang terbentuk adalah jerih payah UD. Dewata dan masyarakat di sekitarnya yang
didorong oleh keiginan kuat dan modal sosial yang sangat kuat.
Sistim clustering yang terbentuk masih belum dikelola secara formil tanpa ada ikatan
yang bersifat mengikat antara sesama pengusaha. Mekanisme klaster yang berlangsung
sangat mengandalkan kearifan lokal yang ada di Bali, dengan adanya globalisasi maka
dikhawatirkan akan rentan terhadap pengaruh budaya dari luar dan bahkan berpotensi
menyebabkan degradasi nilai sosial di masa mendatang. Ke depannya perlu difikirkan terkait
sistim keterikatan klaster usaha yang lebih formil, agar dinamisasi usaha dapat dipastikan
berjalan sesuai yang diharapkan.
II.1.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri
Jenis usaha dan industri rumahan yang
dikembangkan oleh UD. Dewata berupa produk pie susu,
kaos, batik dan pernak-pernik oleh-oleh Bali, secara
umum dapat dikategorikan produk sederhana dan
mudah untuk diaplikasikan ditempat lain, termasuk di
Wonogiri.
21. Page | 20
Created by:
Peta Lokasi Pantai Pandawa
Melalui UD. Dewata dapat dilihat bagaimana sektor pariwisata mampu mendorong
bangkitnya industri rumah tangga sebagai level terendah rantai industri untuk berkembang
dengan baik, sehingga terciptanya iklim ekonomi kerakyatan yang lebih kokoh dan tidak
begitu rentan terhadap perekonomian nasional. Kabupaten memiliki potensi wisata yang
cukup menarik namun masih sangat perlu dioptimalkan baik dari penyediaan sarana dan
sebagainya.
Hal yang berbeda yang paling penting yang menetukan kesuksesan Bali adalah potensi
nilai sosial yang sangat baik, budaya, kearifan lokal membuat semua usaha menjadi lebih
mudah. Hal ini akan menjadi input yang menarik yang harus ditiru Kabupaten Wonogiri dan
wilayah manapun, bagaimana nilai sosial yang baik akan melahirkan suasana yang kondusif,
dan bersahabat untuk semua jenis usaha. Sehingga mendorong percepatan
pembangunan suatu daerah.
II.2. PANTAI PANDAWA
II.2.1. Kesimpulan Observasi
Pandawa adalah objek wisata pantai yang baru
dikembangkan, pemandangan dan potensi alam dan
pantai yang ditawarkan di Pantai Pandawa sangat
menarik dan cukup untuk menghilangkan lelah para
pengunjung yang berkendara cukup jauh dari pusat kota
Bali (Denpasar). Perpaduan antara wisata pantai dan
tebing kars menjadi pemandangan yang berbeda dengan
pantai-pantai yang telah lama dijual di Bali seperti Kuta, Sanur dan lainnya. Pembangunan
pantai Pandawa dilakukan dengan kemitraan antara pemerintah dan swasta, namun
secara umum Peran swasta di buka lebih besar oleh pemerintah, dengan imbal balik
kemudahan infestasi pembangunan sarana penunjang pariwisata seperti perhotelan, pusat
rekreasi dan sebagainya.
Infrastruktur jalan menuju Pantai Pandawa telah terbangun cukup baik, sehingga bisa
dilewati dengan lancar, bahkan untuk kendaraan penumpang kapasitas besar (bus), hanya
saja kondisi jalan tidak terlalu lebar sehingga relatif rawan kemacetan. Atraksi yang
ditawarkan antara lain paralayang, canoeing, dan snorkling. Run way paralayang berada di
22. Page | 21
Created by:
Tebing Pantai Pandawa
Akses ke Pantai Pandawa
Pantai Namu
puncak perbukitan karst yang dikelola oleh pihak swasta. Pantai Pandawa menghadap ke
sebelah timur sehingga sangat potensial dijadikan spot sun rise.
Pantai Pandawa tergolong cukup eksklusif karena
lokasinya cukup jauh dari keramaian, sehingga lebih
menarik dinikmati bagi para pengunjung yang lebih
menyenangi suasana yang lebih tenang dibandingkan
pantai Kuta dan Sanur. Dengan garis pantai yang cukup
panjang, sehingga dapat menampung kapasitas
pengunjung yang cukup besar.
Investasi untuk pengelolaan dan pengembangan
kawasan Pantai Pandawa cenderung didominanasi oleh
pihak swasta. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan
menyebabkan komersialisasi dan bahkan mungkin
privatisasi objek wisata sehingga masyarakat kehilangan
akses untuk menikmati objek wisata tersebut.
Kondisi lainnya adalah Pantai Pandawa masih membutuhkan sarana dan prasarana
pendukung seperti hotel, pusat perbelanjaan dan lain-lain. Pantai Pandawa juga terletak cukup
jauh dari permukiman penduduk, sehingga diperlukan suatu strategi pengembangan agar
keberadaan Pantai Pandawa dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat di
sekitarnya.
II.2.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri
Kabupaten Wonogiri memiliki objek wisata pantai
yang karaktristiknya mirip dengan Pantai Pandawa, seperti
Pantai Sembukan, Pantai Nampu dan Pantai Banyu
Towo. Pantai-pantai tersebut berada di balik perbukitan
karst. Pantai di Wonogiri sangat potensial untuk
dikembangkan namun membutuhkan biaya infrastruktur
dan investasi yang sangat tinggi sehingga kecil
peluangnya untuk dilaksanakan murni oleh pemerintah Kabupaten Wonogiri sendiri.
Dibutuhkan peran serta pemerintah pusat dan swasta agar pengembangan potensi wisata
pantai di Wonogiri dapat lebih cepat terealisasi.
23. Page | 22
Created by:
Kunjungan ke Pemkab Bangli
Pantai Banyu Towo
Pantai Sembukan
Sektor pariwisata harus didukung oleh nilai sosial
dan sistem sosial yang kuat. Banyak objek wisata yang
memiliki karakteristik mirip dengan objek wisata di Bali
namun tidak mampu bersaing dengan pariwisata Bali,
hal ini disebabkan karena input sistem sosial dan nilai-
nilai sosial yang sangat kuat di Bali.
Memberikan peluang investasi kepada pihak
swasta dapat menjadi opsi untuk mengembangkan suatu
wilayah atau objek wisata, namun harus tetap
berpedoman pada kaidah pembangunan yang
berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan akan
memberikan kesempatan kepada generasi penerus untuk dapat menikmati hak yang sama
dengan generasi sekarang.
II.3. BAPPEDA BANGLI
II.3.1. Kesimpulan Observasi
Kabupaten Bangli merupakan kawasan
di Propinsi Bali yang memiliki potensi
pertanian dan perkebunan yang baik. Hal ini
dikarenakan kawasan pegunungan tersebut
merupakan area tanah yang subur baik
untuk pertanian maupun perkebunan.
Komoditas unggulan di Kabupaten Bangli
diantaranya adalah Jeruk Kintamani, Kopi
Kintamani dan Kopi Luwak Kintamani.
Kabupaten Bangli memiliki sebuah danau yakni Danau Kintamani yang sistem perairannya
digunakan untuk daerah kabupaten lain disekitarnya. Sedangkan upaya pengembangan
sektor pariwisata di Kabupaten Bangli adalah dengan konsep agrowisata dan
pengembangan desa adat.
Pemkab Bangli memfasilitasi KKL MPWK Undip melalui diskusi interaktif dengan
menghadirkan narasumber dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman
24. Page | 23
Created by:
Modal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian Perkebunan dan Perhutanan
dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Audiensi dengan keempat instansi tersebut
berlangsung di Aula Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangli. Tiap
narasumber memaparkan program dan kegiatan yang telah dilakukan dalam pembangunan
di Kabupaten Bangli.
Nilai agama dan budaya sangat berpengaruh pada kierja pemerintahan, termasuk
dalam pengambilan kebijakan. Dengan ketaatan masyarakat terhadap agama dan adat
istiadat yang tinggi, maka perencanaanpembangunan di Kabupaten Bangli lebih banyak
bersifat bottom up. Pemkab Bangli juga telah melakukan kerja sama antar daerah dengan
baik, ditindai dengan adanya pembagian dana hibah Pajak Hotel dan Restoran (PHR).
Sebagian besar wisatawan menginap di sekitar Denpasar dan Kabupaten Badung karena
opsi penginapan yang lebih beragam, tetapi mereka melakukan wisata ke wilayah kabupaten
lain di Bali. Hal itulah yang menjadi salah satu dasar pemberian dana hibah. Pemberian PHR
diharapkan mampu membuat pemkab Bangli senantiasa meningkatkan pelayanan dan
atraksi wisata sehingga wisatawan selalu ingin mengunjungi Bali.
II.3.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri
Pemkab Bangli melakukan pengembangan lokal terhadap komoditi unggulan di
daerahnya. Baik melalui peningkatan produktifitas, inovasi produk, branding, promosi dan
jejaring pemasaran. Hal ini dapat dilakukan di wilayah Kabupaten Wonogiri yang juga
memiliki komodity unggulan unik yakni mete. Produk olahan mete Wonogiri sangat dikenal
masyarakat, walaupun sebagian besar mete yang ada di Kabupaten Wonogiri bahan
bakunya tidak berasal dari dalam Wonogiri sendiri. Sebagian bahan baku berasal dari Bali,
Sumbawa dan Sulawesi. Tantangannya adalah bagaimana mengembangkan perkebunan
mete di Kabupaten Wonogiri sehingga mampu menambah bahan baku lokal.
Pemkab Bangli juga telah melaksanakan kerjasama antar daerah dengan baik bersama
daerah lain yaitu Kabupaten Badung, ini terkait dengan dana hibah PHR. Peraturan yang
menjadi payung hukum dalam pelaksanaan kerjasama antar daerah yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah.
Dengan demikian, dalam upaya pengembangan wilayah perlu pula untuk
mengimplementasikan konsep kerja sama daerah ini dengan objek kerja sama daerah
adalah seluruh urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangan daerah otonom
25. Page | 24
Created by:
Kunjungan ke Desa Adat Penglipuran
dan dapat berupa penyediaan pelayanan publik. Seperti kita tahu bahwa di kabupaten
Wonogiri terdapat Waduk Gajah Mungkur (WGM) yang menjaga ketersediaan air bagi
beberapa wilayah kabupaten yang dilalui oleh sungai Bengawan Solo. Banyak manfaat yang
diterima oleh daerah lain atas adanya WGM, akan tetapi justru Kabupaten Wonogiri sendiri
yang kurang mendapatkan manfaatnya. Berkaca pada pada kasus Bangli, kedepannya
diharapkan terwujudnya kerja sama antar daerah misalnya saja pemberian kompensasi oleh
kabupaten penerima manfaat WGM kepada Kabupaten Wonogiri selaku pengelola WGM;
Subak adalah sebuah organisasi yang dimiliki oleh masyarakat petani di Bali yang
khusus mengatur tentang manajemen sistem pengairan/irigasi sawah secara tradisional,
yang merupakan manifestasi dari filosofi/konsep Tri Hita Karana (ajaran mengenai tiga
penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan). Sistem Subak ini telah berhasil
memecahkan masalah pembagian air saluran irigasi dan juga dalam hal penetapan waktu
menanam dan penentuan jenis padi yang ditanam. Bagi Kabupaten Wonogiri yang kondisi
sawahnya pada sebagian besar lokasi mengalami permasalahan irigasi, dapat mengambil
contoh penerapan Sistem Subak yang telah ratusan tahun diterapkan di Bali.
Sama seperti di Bali, Kabupaten Wonogiri juga memiliki nilai budaya yang kental,
terbukti dengan masih dilaksanakannya kegiatan-kegiatan warisan nenek moyang. Nilai
sosial ini diharapkan dapat terus dijaga dengan baik dan diaplikasikan dalam kehidupan
sehari baik pemerintahan maupun rakyat biasa. Ke depannya diharapkan dapat menjadi
faktor yang sangat berperan dalam pembangunan di Kabupaten Wonogiri.
II.4. DESA ADAT PENGLIPURAN
II.4.1. Kesimpulan Observasi
Desa adat Penglipuran merupakan
salah satu desa wisata yang sangat
dikenali denugan kearifan lokal yang
sangat menarik. Penglipuran merpakan
salah satu dari tiga desa paling bersih di
dunia yaitu Desa Giethoorn di Belanda
dan Desa Mawlynnong di India. Tidak
26. Page | 25
Created by:
Desa Adat Penglipuran yang sangat bersih
dan tertata
Atap bangunan di Desa Penglipuran yang
sangat ramah lingkungan
Hutan Bambu di Desa Penglipuran
ditemukan ada sedikit sampahpun yang berserakan Penglipuran, budaya bersih telah
diajarkan nenek moyang warga Penglipuran sejak dulu.
Warga Desa Penglipuran sangat r amah, bersahabat dan hangat. Sehingga membuat
betah siapapun yang berkunjung di Penglipuran, ditambah suasana desa yang asri di dataran
tinggi bernuansa sejuk. Penglipuran telah menerapkan pola pengelolaan sampah profesional
sejak dulu, pada hari yang ditentukan masyarakat akan berkumpul untuk memilah sampah.
Sampa h organik akan dijadikan pupuk dan
siasanya non organik akan dibuang ke bank
sampah yang disediakan di desa.
Warga Desa Penglipuran sangat
menjaga nilai sosial dan kearifan lokal,
bahkan terhadap keaslian arsitektur
bangunan yang ada. Satu waktu pernah ada
bantuan penggantian atap seng kepada
warga oleh pemerintah setempat, namun
hal itu ditolak karena dinilai akan
memusnahan ciri khas arsitektur setempat
yang beratapkan sirap bambu.
Penentu kebijakan desa justru
tertingg i ada ditangan kepala adat yang
dipilih dan ditunjuk oleh warga. Kepala
adat sangat bertanggung jawab dalam
melestraikan nilai kearifan Desa
Penglipuran, meski bukan jabatan politik
namun memiliki nilai prestisius yang sangat
tinggi dimata warga Desa Penglipuran.
Sistim adat Penglipuran sangat
memperhatikan keutuhan dan kebahagian
rumah tangga, hal ini diwujudkan dalam
peraturan adat bahwa tidak dibenarkan
bagi warganya berpoligami. Jika terjadi poligami maka secara warga bersangkutan harus
keluar dari desa adat Desa Penglipuran, dan secara sosial akan terkucilkan.Desa Penglipuran
27. Page | 26
Created by:
menganut falsafah Tri Hita Karana adalah sebuah falsafah yang senantiasa menjaga
keharmonisan dalam relasi antar sesama manusia, manusia dengan lingkungan, dan manusia
dengan Tuhan. Meskipun para generasi penerus Desa Penglipuran menempuh pendidikan
formal sampai ke tingkat universitas, namun mereka tetap diajarkan untuk selalu
melestarikan tradisi yang diwariskan para leluhurnya. Sifat keterbukaan dan positif thinking
pada warga Desa Penglipuran, semua wisatawan yang berkunjung secara leluasa dibenarkan
masuk kerumah-rumah, kebelakang rumah, bahkan bagian dalam rumah sekalipun. Warga
sejak aawal memang sudah terbiasa dengan keterbukaan terhadap semua, tanpa harus
khawatir akan sesuatu yangburuk terjadi.
Desa Adat Panglipuran ini memiliki luas 112 hektar yang mana 40% digunakan
sebagai lahan untuk hutan bambu. Desa tersebut dihuni sekitar 226 keluarga yang
kebanyakan berprofesi sebagai petani, pengrajin bambu dan berternak. Keberadaan hutan
bambu merupakan perwujudan konservasi terhadap kebutuhan papan dan ekonomi
mereka, dimana bambu merupakan bagian penting dalam pembangunan rumah tinggal dan
sangat mendukung sustainable development infrastructure. Bambu juga sebagai bahan
baku bagi kerajinan tangan yang menjadi mata pencaharian mereka.
Untuk menuju ke Desa Penglipuran ini, akses jalan sudah cukup baik. Hanya saja ukuran
jalan yang relatif sempit dan berkelak kelok menyulitkan kendaraan berbadan besar seperti
bus untuk masuk ke lokasi Desa Penglipuran.
II.4.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri
Pengaruh budaya dan kearifan lokal di Desa Wisata Penglipuran sangat besar dalam
seluruh kehidupan masyarakat. Hal ini yang menjadi keunikan dan kekhasan Desa
Penglipuran. Pelajaran yang dapat diambil dari kunjungan Desa Penglipuran adalah
bagaimana nilai budaya, dan nilai sosial yang kuat akan mampu menghasilkan potensi baru
dan bahkan secara ekonomis dapat dipasarkan sebagai objek wisata yang menyenangkan
dan diminati. Seluruh aktivitas masyarakat adat senantiasa berpedoman kepada konsep Tri
Hita Karana yang berasal dari ajaran agama Hindu sebagai agama yang dianut oleh seluruh
penduduk di Desa Adat Panglipuran. Keteguhan dalam melaksanakan dan menjaga adat
istiadat sertu budaya masyarakat Desa Penglipuran dapat dijadikan contoh bagi masyarakat
Wonogiri yang juga memiliki nilai budaya yang sangat kental. Keunikan dan kekhasan budaya
dapat menjadi daya tarik pengembangan wisayta suatu wilayah. Dengan selalu menjaga dan
28. Page | 27
Created by:
Pusat Oleh-oleh Krisna
melestarikan nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat menahan pengaruh
globalisasi yang begitu kuat.
Secara gografis beberaapa daerah wonogiri memiliki karakter yang mirip dengan Desa
Penglipuran yang bersuasana sejuk dan asri, salah satunya adalah daerah Karangtengah.
Model-model pengembangan kampung tematik bisa saja dilakukan namun harus didukung
dengan nilai sosial yang kuat. Sementara pembentukan karakter sosial akan membutuhkan
waktu yang lama dan usaha sungguh-sungguh. Diharapkan sejalan dengan pengembangan
potensi wisata yang sebagian besar terdapat di bagian selatan Wonogiri akan diikuti dengan
pengautan kapasitas lokal dan perbaikan dan perngauatan nilai sosial, agar pada satu saat
bukan tidak mungkin kampung-kampung tematik yang menunjang pariwisata dihadirkan di
Wonogiri.
Hal yang menarik lagi adalah bagaimana semangat pelestarian lingkungan yang
dilakukan di Desa Penglipuran dapat direplikasi di Wonogiri dan daerah lain dengan wilayah
yang lebih luas. Sehingga sustainable development dapat berlangsung dan menjamin hak-hak
kehidupan lebih baik bagi generasi mendatang.
II.5. PUSAT OLEH OLEH KRISNA
II.5.1. Kesimpulan Observasi
Pusat Oleh-oleh “Krisna” yang
terletak di jalan Sunset Road No. 88
Kuta Kabupaten Badung. Krisna
menyediakan berbagai macam
produk yang dijual antara lain
makanan, pakaian, kain, tas, souvenir dan
aksesoris. Outlet ini sangat unik
karena jam bukanya hingga 24 jam
sehingga pengunjungnya sangat
banyak sekali setiap harinya. Outlet Krisna menjalin kerjasama dengan para operator tur di
Bali dimana para rombongan diarahkan untuk beristrirahat makan sambil berbelanja di
pusat oleh-oleh Krisna.
Jika rata-rata seorang pengunjung membelanjakan Rp. 100.000,- dan rata-rata
29. Page | 28
Created by:
Kunjungan ke Bappeda Badung
pengunjung per harinya adalah 10.000 pengunjung maka terjadi perputaran uang sebesar
satu milyar rupiah. Sebuah nilai yang sangat fantastis untuk satu unit outlet.
II.5.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri
Pusat oleh-oleh yang menyediakan berbagai kebutuhan buah tangan dari mulai
makanan, pakaian maupun barang seni merupakan unsur pendukung dari suatu kegiatan
pariwisata. Ini perlu dikembangkan apabila di Kabupaten Wonogiri akan mengembangkan
sektor pariwisata. Masyarakat usaha di Kabupaten Wonogiri dapat belajar bagaiman
mengemas produk secara inovatif untuk kemudian dijual ke konsumen.
Pembelajaran lain Pusat oleh-oleh Krisna adalah masyarakat usaha di Wonogiri harus
senantiasa mengembangkan usahanya. Diversifikasi produk dan inovasi harus selalu
dilakukan, agara usahanya dapat terus bertahan dan terus berkembang. Selain itu,
kerjasama dengan stake holder lain dalam bidang pariwisata juga menjadi kunci
sukses bagi keberhasilan usaha.
II.6. BAPPEDA BADUNG
II.6.1. Kesimpulan Observasi
Pemerintah Kabupaten Badung
sangat respective terhadap tamu, bahkan
tamu kunjungan studi sekalipun. sebagai
daerah yang sektor unggulannya adalah
pariwisata Pemerintah Kabupaten BADUNG
sangat paham memberikan pelayanan
kepada tamu, pengunjung yang senantiasa
diposisikan dalam kerangka tourisme
“berlama-lamalah di Badung, nanti pulang kasi tau keluarga dan liburan datang lagi ke
Badung, bawa keluarga” kalimat sederhana yang terucap dari salah satu aparatur
pemerintah Badung yang setiap aktivitas mereka tetap dalam kerangKa tourisme. Objek
wisata yang berkembang pada satu daerah akan menghasilkan aliran modal (uang) yang
berasal dari luar masuk kedaerah dan secara langsung atau tidak berdampak pada
perekonomian masyarakat setempat.
30. Page | 29
Created by:
Peta Kabupaten Badung
Posisi Tol Laut
Posisi Tol Laut
Disamping keindahan alam,
pariwisata Bali sangat didukung oleh
nilai sosial, local wisdom, kebudayaan bali
yang sangat pekat dan detail. Hadirnya
budaya yang pekat membuat Bali menjadi
sesuatu yang unik dan hangat, sulit
didapatkan ditempat lain, bahkan tempat
yang memiliki objek wisa ta yang mirip
(wisata bahari).
Di Kabupaten Badung terdapat Tol
Laut yang di Bangun sebagai pengurai
Kemacetan Di Wilayah Nusa Dua, Ngurah
Rai, dan Benoa. Tol di atas laut yang
membentang sekitar 12,7 km dari Nusa
Dua melewati Ngurah Rai dan berakhir di
Benoa ini diinisiasi oleh Jasa Marga,
BUMN 'go public' tanpa membebani
APBN sedikit pun, dan ternyata bisa
dilaksanakan.
Dalam mengurangi disparitas
antara Kabupaten Badung dan Kabupten lain yang kurang potensial dalam sektor
pariwisata, Pemerintah Provinsi Bali menerapkan sistim sharing anggaran antara kabupaten
Badung dan lainnya dalam alokasi anggaran pembiayaan pengembangan sektor pendukung
pariwisata di Badung, termasuk salah satunya diberikan kepada Kabupaten Bangli.
Sistim pemasaran pariwisata Bali sudah sangat professional dan mendunia. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah wisatawan yang terus meningkat dari tahun-ketahun. Pembangunan yang
dilakukan pemerintah Badung sangat terbuka terhadap investai dan kerjasama pihak
swasta, namun masih dalam kerangka pelestarian lingkungan dan budaya, yang secara
implementasi diatur dalam perda dan hukum adat. Misalnya bangunan tidak bolh melebihi 2
lantai atau lebih tinggi dari pohon kelapa, hal ini agar menjaga tidak terjadi kecemburuan
sosial dalam masyarakat. Sehingga kondusifitas dan kebersamaan sangat dikedepankan.
31. Page | 30
Created by:
Kemacetan di Kabupaten Badung
Proses perencanaan awal Kota Badung,
masih kurang peka terhadap perkembangan
pariwisata Bali, hal ini dapat dilihat dari pola
perencanaan sistim transport yang kurang
bersahabat. Sebelum adanya tol laut, jalan-
jalan di Bali khususnya Badung sangat sering
macet dikarenakan jalan yang ada relative kecil,
tidak mampu mendukung kapasitas
transportasi masal yang mengangkut
penumpang dalam jumlah besar. Keterbukaan
dalam melayani wisatawan manca negara,
dengan upaya menyediakan fasilitas yang bersahabat buat mereka seperti wisata malam,
midnight club, party dan sebagainya sperti yang terdapat disepanjang Kute Beach, Legian,
jika tidak disikapi secara bijak bukan tidak mungkin mengikis nilai budaya lokal dan bahkan
menjadi perusak generasi muda Indonesia dimasa mendatang.
Keterlibatan pihak swasta dalam pembangunan yang tidak dikendalikan dengan sistim
regulasi yang pro terhadap lokalitas, akan berpotensi terjadinya privatisasi asset-aset
potensi wisata, sehingga tidak dapat dinikmati secra umum terutama bagi bangsa Indonesia.
Hal ini sudah muali terjadi pada beberapa lokasi objek wisata yang hany diperuntukkan untuk
asing (privatisasi).
II.6.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri
Yang menarik dari kunjungan dan diskusi dengan pemerintah Badung adalah
bagaimana mengelola pariwisata dalam satu paket kemasan budaya. Nilai sosial menjadi
faktor dominan dalam menjadikan wisata bali lebih menonjol. Di Kabupaten Wonogiri, objek
wisata yang ada cukup menarik, namun nilai identitas sosial yang ada dalam kehidupan
masyarakat kurang mendukung seperti yang ada dibali, sehingga dalam upaya
pengembangan sektor pariwisata perlu dibarengi dengan upaya pembentukan karakter
dan pengembangan lokalitas yang dapat dirancang dan dilakukan sejak awal. Dengan
demikian dimasa mendatang jika objek pariwisata wonogiri berkembang, akan berlangsung
dengan dukungan sosial yang tinggi dari masyarakat Wonogiri.
Integrasi sektor agraris dengan industri dan pariwisata akan ammpu memberikan hasil
32. Page | 31
Created by:
Kunjungan ke Kebun Raya Bali
yang optimal bagi perekonomian suatu daerah. Kabupaten Badung mampu melakukan hal
tersebut yang bukan tidak mungkin untuk diterapkan di Kabupaten Wonogiri. Dengan
menemukan konsep yang tepat, perbaikan infrastruktur dan partisipasi masyarakat
diharapkan. Kabupaten Wonogiri mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan
pemerataan pembangunan dapat terjadi. Pemerataan pembangunan diperlukan karena di
Kabupaten Wonogiri terjadi ketimpangan pembangunan antara wilayah utara dan wilayah
selatan.
II.7. KEBUN RAYA BALI
II.7.1. Kesimpulan Observasi
Bali Kebun Raya
merupakan tempat yang unik di
pulau Bali yang memadukan
penelitian botani, pelestarian
tumbuhan, pendidikan dan
rekreasi. Kebun ini didirikan
pada 15 Juli 1959. Pada awalnya
Kebun Raya Eka Karya Bali hanya
diperuntukkan bagi tetumbuhan
runjung. Seiring dengan perkembangan dan perubahan status serta luas kawasannya, kebun
yang berada pada ketinggian 1.250–1.450 m dpl ini kini menjadi kawasan konservasi ex-situ
bagi tumbuhan pegunungan tropika Kawasan Timur Indonesia. Luas kawasan Kebun Raya
semula hanya 50 ha, tetapi saat ini luas kebun raya menjadi 157,5 ha.
Kebun Raya Bali sebagai salah satu objek wisata tela didukung dengan sarana yang
cukup memadai, aksesibilitas cukup baik, meskipun jalan tidak terlalu lebar namun dengan
intensitas jalan yang tidak begitu padat, transportasi penumpang dapat mengakses tanpa
ada hambatan. Dengan didukung kondisi alam yang mendukung, sejuk dan asri Kebun
Raya memeberikan bukti bahwa spirit naturalitas memang menjadi salah satu andalan
dalam pengembangan objek wisata. Dengan menyajikan keaslian hutan alam dengan
keanekaragaman hayati, ternya mampu mengikat wisatawan cukup banyak. Kebun Raya Bali
menyadarkan bahwa Indonesia memiliki potensi biodiversity yang sangat menawan dan
33. Page | 32
Created by:
Potensi Hutan di Wonogiri
patut untuk dilestarikan agar generasi mendatang mendapatkan hak yang sama untuk
menikmati keindahan alam. Sebagai daerah yang memiliki luas hutan yang cukup besar
Kabupaten Tabanan justru mengambil peluang tersebut sebagai salah satu objek wisata alam
yang cukup interaktif. Dirintis sejak lama wisata Kebun Raya kini telah berkembang dan
menjadi objek sangat menarik dikunjungi.
Meski sudah memiliki aksesibilitas yang memadai, namun kedepan masih perlu di
tingkatkan mengingat kondisi jalan cukup sempit, terutama dengan menggunakan sisim
transport lokal agar aktifitas kunjungan juga berdampak pada masyarakat sekitar secara
langsung.
Kebun Raya masih terbatas pada fasilitas rekreasi, meski terlihat dibeberapa tempat
seperti rumah pohon, jembatan tali antar pohon, namun jumlahnya masih sangat terbatas.
Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam mengembangkan fasilitas Kebun Raya juga harus
dapat menjamin kelestarian botani yang ada. Tidak terdapat sistim trasnportasi internal,
seperti Golf Car yang disediakan untuk mengajak penngunjung mengelilingi seluurh objek
yang ada dalam Kebun Raya. Padahal lokasi Kebun Raya sangat luas dan membutuhkan
waktu yang lama untuk menikmati seluruh objek yang ada.
II.7.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri
Jika dikaitkan dengan potensi yang ada
di Wonogiri, Kebun Raya bisa saja dihadirkan
di Wonogiri. Mungkin tidak berbentuk Kebun
Raya tapi lebih bersifat hutan konservasi alam
sebagai oebjek wisata terutama didaerah
perkotaan yangberdampingan dengan
kawasan hutan alam. Hal ini menarik
dilakukan mengingat Hutan Wonogiri
tergolong cukup luas namun saat ini belum
dimanfaatkan sebagai objek wisata. Setiap
daerah yang memiliki hutan yang luas,
tentunya memiliki keragaman hayati
khususnya botani. Di wonogiri perlu untuk
dilakukan inventarisir botanical potensial yang
34. Page | 33
Created by:
Billboard yang sangat kreatif
Potensi Hutan di Wonogiri
ada sebagai ciri khas Wonogiri, dan pelestraian terhadap hutan dan biodiversity sangat
penting dilakukan menuju sustainable development Kabupaten Wonogiri.
Dari hasil observasi lapangan di Kabupaten Wonogiri didapati terapat potensi hutan
yang sudah mulai dikembangkan, seperti hutan pinus yang terdapat di Kecamatan
Wuryantoro, namun hutan yang dikembangkan masih hutan typical dan masih sangat
memungkinkan untuk hutan alam yang masi terbentang luas seperti yang terdapat di
Pracimantora dan Wonogiri Wilayah Selatan.
Penerapan integrasi sektor memang menjadi primadona untuk diterapkan di
Kabupaten Wonogiri. Sehingga suatu kawasan tidak hanya memiliki satu mungsi namun
multi fungsi. Wonogiri memiliki beragam vegetasi dan tanaman yang sebenarnya dapat
dikembangkan dan dilestarikan melalui pembangunan kebun raya seperti halnya Kebun
Raya Bali. Hutan Alas Kethu merupakan kawasan hutan lindung yang berada di wilayah
Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Hutan ini didominasi oleh aneka pepohonan
yakni pohon jati, pohon mahoni, pohon kayu putih, dan pohon akasia. Luas kawasan hutan
ini 40 Ha, meski luasnya tidak sebesar hutan di pulau Kalimantan, hutan ini merupakan paru–
paru kehidupan yang sangat vital di Kabupaten Wonogiri. Hutan Alas Kethu oleh pemerintah
Kabupaten Wonogiri dijadikan sebagai daerah resapan air, dimana kelestariannya sangat
berguna bagi kelangsungan kehidupan masyarakat disana. Peluang untuk pengembangan
hutan Alas Kethu menjadi kawasan Kebun Raya yang selain sebagai daerah resapan air juga
mampu difungsikan sebagai kawasan pariwisata bagi warganya.
II.8. PABRIK KATA-KATA JOGER
II.8.1. Kesimpulan Observasi
Kreatifitas dapat dilakukan bahkan hanya
untuk hal sederhana, dan yang dilakukan Joger
adalah hanya dengan mengolah kata-kata, namun
sudah cukup menjadi pembeda, trade mark yang
berpotensi jual hingga ke manca negara.
35. Page | 34
Created by:
Pemilik Joger
Pemilik Joger
Joger mengajarkan lokalitas dan orisinalitas
sangat penting. Dalam prinsip bisnis menguasai pasar
secara global merupakan strategi yang dikembangkan
banyak usaha saat ini, tapi hal ini tidak dilakukan
oleh Joger. Jogger bahkan tidak membuka cabang di
tempat lain diluar bali, tidak dipasarkan lewat internet
atau on line, dan bahkan pembelian produk Joger
dibatasi maksimal 12 pcs. Meski menurut sebagian
pebisnis akan menghambat perkembangan usaha, tapi
nilai lokalitas dan eksklusivitas konsumen Joger yang
mengenakan atau menggunakan produk Joger sangat
dipelihara. “Mengenakan produk Joger berarti anda
sudah pernah ke Bali atau teman anda sudah ke Bali”. Industri kreatif merupakan salah satu
komoditi yang perkembangannya sangat fleksibel dan tidak begitu berpengaruh terhadap
ekonomi dunia. Semakin termarginkan, semakin pula industri ini menggeliat maraih pasar.
Lebih membanggakan adalah industri kreatif sangat dekat dengan usaha kecil menengah.
Sehingga perkembangan perekonomian dari lapisan terendah bisa diwujudkan melalui
sektor ini.
Sebagian produk-produk Joger bersentuhan dengan hal- hal yang berbau pornografi.
Meski dianggap biasa di Bali namun beberapa produk dianggap tidak pantas dan tidak baik
untuk generasi muda dibawah umur. Sehingga kedepan perlu dievaluasi agar kreatifitas yang
dihasilkan bukan bersifat tabu, melainkan menjadi salah satu pembentuk karakter budaya
positif Indonesia.
II.8.2. Best Practice Terhadap Studio Perencanaan Kabupaten Wonogiri
Industri Kreatif merupakan industri yang dapat dilakukan tidak terikat pada lokasi
tertentu. Meski secara pemasaran sangat dipengaruhi sektor pariwisata, namun untuk
pengembangan usaha industri kreatif dalam kondisi globalisasi saat ini semestinya lokasi
tidak lagi menjadi kendala.
Kabupaten Wonogiri dapat mendorong pertumbuhan industri kreatif dengan
mendirikan sekolah-sekolah dan balai-balai yang dapat menampung dan mengembangkan
kreatifitas masyarakatnya, karena kreatifitas tidak sepenuhnya “given” melainkan sesuatu
36. Page | 35
Created by:
yang dapat digali dan dipelajari sebagai suatu kebiasaan.
Dalam mengembangkan industri kreatif tetap perlu mempertimbangkan lokalitas dan
orisinalitas yang dapat menjadi pembeda dengan produk industri kreatif lainnya.
