Pendidikan karakter di pendidikan dasar dan menengah, SanjoseAbel Petrus
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter di pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Secara ringkas:
1. Pendidikan karakter diperlukan untuk membentuk siswa menjadi manusia berkarakter mulia sesuai ajaran agama dan norma yang berlaku
2. Pendidikan karakter dilaksanakan melalui penanaman nilai-nilai dalam kurikulum sekolah dan perilaku guru sebagai teladan
3. Tujuannya agar lulusan memiliki
Silabus ini memberikan gambaran umum tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penguatan karakter, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar untuk tema pertama yaitu "Diriku" pada semester satu kelas satu SD/MI berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2018.
Pendidikan karakter di pendidikan dasar dan menengah, SanjoseAbel Petrus
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter di pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Secara ringkas:
1. Pendidikan karakter diperlukan untuk membentuk siswa menjadi manusia berkarakter mulia sesuai ajaran agama dan norma yang berlaku
2. Pendidikan karakter dilaksanakan melalui penanaman nilai-nilai dalam kurikulum sekolah dan perilaku guru sebagai teladan
3. Tujuannya agar lulusan memiliki
Silabus ini memberikan gambaran umum tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penguatan karakter, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar untuk tema pertama yaitu "Diriku" pada semester satu kelas satu SD/MI berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2018.
Dokumen tersebut membahas konsep nilai dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia. Ia menjelaskan pengertian nilai, karakteristik PKn dan nilai-nilai yang ditanamkan seperti nilai moral, perjuangan dan sosial, serta implementasi nilai dalam pembelajaran PKn melalui pendekatan-pendekatan seperti moral kognitif, analisis nilai, dan klarifikasi nilai.
Dokumen tersebut membahas strategi pendidikan karakter yang diusung Kementerian Pendidikan Nasional untuk membentuk karakter peserta didik melalui pengembangan kecerdasan hati, pikir, rasa, dan raga secara berimbang dan terintegrasi di sekolah, keluarga, dan masyarakat."
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter, termasuk definisi karakter, tujuan dan pentingnya pendidikan karakter di Indonesia, serta peranan berbagai lembaga dalam pendidikan karakter seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dokumen ini juga membahas mengenai nilai-nilai moral yang perlu ditanamkan melalui pendidikan karakter.
Dokumen tersebut membahasakan beberapa topik utama seperti format temuduga SPP baru, perincian markah temuduga SPP, soalan-soalan penting untuk temuduga SPP, Rukun Negara, Falsafah Pendidikan Negara, Falsafah Pendidikan Kebangsaan, 16 nilai dalam FPK, teori-teori pembelajaran, cara meningkatkan motivasi murid, dan struktur pentadbiran Kementerian Pelajaran Malaysia.
Pendidikan karakter dalam layanan bimbingan dan konselingAKHMAD SUDRAJAT
Dokumen tersebut membahas implementasi pendidikan karakter melalui layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Konselor sekolah memiliki peran penting sebagai pendidik, perancang program, dan panutan dalam membentuk karakter peserta didik. Layanan dasar, responsif, dukungan sistem, dan bimbingan individual digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai karakter seperti religius, jujur, disiplin, kerja keras, dan cinta tanah air.
Pentingnya pendidikan karakter sejak usia dinisamwara
Pendidikan karakter adalah upaya terencana untuk membimbing individu agar memiliki akhlak mulia, bertanggung jawab, dan kepribadian yang terpuji melalui penanaman nilai-nilai seperti jujur, toleransi, disiplin, mandiri, kerja keras, dan cinta tanah air.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini untuk membentuk kepribadian yang unggul dan memiliki moral yang baik. Pendidikan karakter perlu dilakukan melalui penanaman nilai-nilai luhur, pengembangan kompetensi serta pembiasaan perilaku yang positif.
Dokumen tersebut membahas strategi pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia, mulai dari tingkat nasional hingga satuan pendidikan. Strateginya mencakup sosialisasi, pengembangan regulasi, peningkatan kapasitas, implementasi, kerjasama, dan monitoring evaluasi. Pendidikan karakter akan diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangan budaya sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan di rumah dan masyarakat. Satuan p
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang berkarakter baik dan siap bertanggung jawab, dengan menanamkan nilai-nilai seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, dan demokratis melalui kegiatan pembelajaran yang melibatkan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pendidikan karakter Demi Masa Depan IndonesiaRahmatsevenzero
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter yang bertujuan membentuk bangsa Indonesia menjadi tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter dilaksanakan melalui integrasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran dan kegiatan sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter di Indonesia. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan pengertian pendidikan karakter, perbedaan antara karakter dan kepribadian, contoh program pendidikan karakter di sekolah dan keluarga, serta peran pendidikan karakter dalam membangun keberadaban bangsa.
Dokumen tersebut membahas konsep nilai dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia. Ia menjelaskan pengertian nilai, karakteristik PKn dan nilai-nilai yang ditanamkan seperti nilai moral, perjuangan dan sosial, serta implementasi nilai dalam pembelajaran PKn melalui pendekatan-pendekatan seperti moral kognitif, analisis nilai, dan klarifikasi nilai.
Dokumen tersebut membahas strategi pendidikan karakter yang diusung Kementerian Pendidikan Nasional untuk membentuk karakter peserta didik melalui pengembangan kecerdasan hati, pikir, rasa, dan raga secara berimbang dan terintegrasi di sekolah, keluarga, dan masyarakat."
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter, termasuk definisi karakter, tujuan dan pentingnya pendidikan karakter di Indonesia, serta peranan berbagai lembaga dalam pendidikan karakter seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dokumen ini juga membahas mengenai nilai-nilai moral yang perlu ditanamkan melalui pendidikan karakter.
Dokumen tersebut membahasakan beberapa topik utama seperti format temuduga SPP baru, perincian markah temuduga SPP, soalan-soalan penting untuk temuduga SPP, Rukun Negara, Falsafah Pendidikan Negara, Falsafah Pendidikan Kebangsaan, 16 nilai dalam FPK, teori-teori pembelajaran, cara meningkatkan motivasi murid, dan struktur pentadbiran Kementerian Pelajaran Malaysia.
Pendidikan karakter dalam layanan bimbingan dan konselingAKHMAD SUDRAJAT
Dokumen tersebut membahas implementasi pendidikan karakter melalui layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Konselor sekolah memiliki peran penting sebagai pendidik, perancang program, dan panutan dalam membentuk karakter peserta didik. Layanan dasar, responsif, dukungan sistem, dan bimbingan individual digunakan untuk mengembangkan nilai-nilai karakter seperti religius, jujur, disiplin, kerja keras, dan cinta tanah air.
Pentingnya pendidikan karakter sejak usia dinisamwara
Pendidikan karakter adalah upaya terencana untuk membimbing individu agar memiliki akhlak mulia, bertanggung jawab, dan kepribadian yang terpuji melalui penanaman nilai-nilai seperti jujur, toleransi, disiplin, mandiri, kerja keras, dan cinta tanah air.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini untuk membentuk kepribadian yang unggul dan memiliki moral yang baik. Pendidikan karakter perlu dilakukan melalui penanaman nilai-nilai luhur, pengembangan kompetensi serta pembiasaan perilaku yang positif.
Dokumen tersebut membahas strategi pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia, mulai dari tingkat nasional hingga satuan pendidikan. Strateginya mencakup sosialisasi, pengembangan regulasi, peningkatan kapasitas, implementasi, kerjasama, dan monitoring evaluasi. Pendidikan karakter akan diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangan budaya sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan di rumah dan masyarakat. Satuan p
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang berkarakter baik dan siap bertanggung jawab, dengan menanamkan nilai-nilai seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, dan demokratis melalui kegiatan pembelajaran yang melibatkan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Pendidikan karakter Demi Masa Depan IndonesiaRahmatsevenzero
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter yang bertujuan membentuk bangsa Indonesia menjadi tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter dilaksanakan melalui integrasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran dan kegiatan sekolah.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter di Indonesia. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan pengertian pendidikan karakter, perbedaan antara karakter dan kepribadian, contoh program pendidikan karakter di sekolah dan keluarga, serta peran pendidikan karakter dalam membangun keberadaban bangsa.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter, termasuk pengertian, tujuan, karakter dasar, prinsip-prinsip dan strategi pengembangannya. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk akhlak mulia peserta didik melalui penanaman nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, hormat dan kerjasama. Dokumen ini juga menjelaskan dampak positif pendidikan karakter terhadap prestasi belajar dan penurunan peril
Aaa peranan bimbingan kelompok dalam pembentukan karakter siswa dalammunir_ahmad
Bimbingan kelompok merupakan pendekatan untuk membentuk karakter siswa dengan membahas masalah yang dihadapi siswa di sekolah dan masyarakat secara bersama-sama dengan teman di bawah bimbingan guru, sehingga siswa dapat mengenal diri, bersikap sopan santun, menghormati orang lain, dan mengoptimalisasi potensi diri.
Profil Pelajar Pancasila adalah pedoman untuk pendidikan Indonesia yang terdiri dari 6 dimensi pembentuk karakter, yaitu beriman, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Dimensi-dimensi ini saling terkait dan diperlukan untuk membentuk pelajar sepanjang hayat yang memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter bangsa yang terintegrasi pada mata pelajaran matematika dan IPA di SMP, mencakup pengertian dan contoh implementasinya melalui penanaman nilai-nilai karakter tertentu seperti kerja keras, kejujuran, dan kemandirian dalam proses pembelajaran.
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Fandy Neta
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter dan bentuk-bentuk pembelajaran terpadu yang berkarakter. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia. Ada tiga bentuk pembelajaran terpadu yaitu kurikulum terpadu, hari terpadu, dan pembelajaran terpadu.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
1. Nama : Kurnia Sri Andayani
Asal sekolah : SMP Negeri 14 Lubuklinggau
Email : kurniasriandayani@gmail.com
Pendidikan Karakter Pada Siswa SMP dalam Pembelajaran Matematika
Kajian Teori
1. Definisi pendidikan karakter
Frye dkk (dalam M Yaumi, 2016) mendefinisikan pendidikan karakter, dimana character
education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core
ethical values. Maksudnya, pendidikan karakter adalah upaya sengaja untuk membantu orang
mengerti, peduli tentang, dan berbuat atas dasar nilai-nilai etik.
Peterson (dalam M Yaumi, 2016) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai “character
education is a board term that is used to describe the general currriculum and organizational
features of schools that promote the development of fundamental values in children at school”.
Pendidikan karakter adalah suatu istilah yang luas yang digunakan untuk menggambarkan
kurikulum dan ciri-ciri organisasi sekolah yang mendorong pengembangan nilai-nilai
fundamental anak-anak di sekolah.
Berdasarkan definisi di atas, pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada seseorang (peserta didik) sehingga mampu memahami, mengembangkan, dan
menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam diri di kehidupan sehari-hari.
2. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:
pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan
tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima,
dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan
2. pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan;
kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. (Suyanto dalam M. Kosim, 2011)
Sementara itu, berdasar nilai-nilai agama, Pancasila, budaya, dam tujuan pendidikan
nasional, Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional merumuskan delapan belas nilai-
nilai yang perlu dikembangkan melalui pendidikan karakter, yaitu:
1. Religius; sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
2. Jujur; perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi; sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin; tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
5. Kerja keras; perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif; berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri; sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugastugas.
8. Demokratis; cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu; sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan; cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air; cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
3. 12. Menghargai prestasi; sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif; tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta damai; Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca; Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan; sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli sosial; sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab; sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
3. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “mathein” atau “manthenein” yang berarti
mempelajari. Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata Sansekerta, mudna atau
widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau inteligensia.
Subarinah (dalam Muchlisin Riadi, 2014) memandang istilah matematika sebagai berikut
: Matematika merupakan pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan
struktur yang terorganisasi memuat sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan
unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya.
Dari definisi matematika yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan ilmu logik, pola berfikir manusia yang pasti kebenarannya untuk
membantu dalam memahami dan menguasai permasalahan yang ada. Sehingga siswa diharapkan
mampu untuk mengaplikasikan apa yang telah diajarkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
4. b. Pengertian Belajar Matematika
Menurut Azhar Arsyad (dalam Jatmiko, 2017) Belajar adalah suatu proses yang kompleks
yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses atau kegiatan guru matematika dalam
mengerjakan matematika kepada peserta didiknya, yang di dalamnya terkandung upaya guru
untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan
kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta
didik serta antara peseta didik dengan peserta didik dalam mempelajari matematika.(A. Suyitno
dalam Jatmiko, 2017)
4. Pendidikan karakter pada Proses Pembelajaran Matematika
Mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran dengan tujuan untuk
menanamkan nilai-nilai pada peserta didik akan pentingnya pendidikan karakter, sehingga
diharapkan setiap peserta didik mampu menginternalisasikan nilai-nilai itu ke dalam tingkah laku
sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas.
Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal,
menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.
Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran matematika tetap harus
berlandaskan pada nilai-nilai universal. Melalui pembelajaran ini, guru dapat mengembangkan
nilai-nilai karakter seperti jujur, demokrasi, bertanggungjawab, mandiri, disiplin, kerja keras,
kreatif, rasa ingin tahu dan sebagainya.
Berbagai upaya dapat dilakukan oleh guru matematika untuk mengembangkan nilai-nilai
karakter terssebut. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang mendukung
terlaksananya pendidikan karakter, saah satunya adalah dengan pembelajaran siswa aktif.
Melalui pembelajaran siswa yang aktif diharapkan berkembangnya nilai-nilai karakter seperti
disiplin, tanggungjawab, rasa ingin tahu, kreatif dan lain-lain. Penanaman karakter ini dilakukan
secara terus menerus sehingga diharapkan menjadi suatu kebiasaan.
5. Daftar Pustaka
- HM. Jatmiko. 2017. Pembelajaran Matematika. http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/4588/3/BAB%20II.pdf. (25 Oktober 2019)
- Jaya, Riyan Andika. 2016. Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika di Kelas X
SMA Negeri 10 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
- M. Yaumi. 2016. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi.
https://books.google.co.id/books?id=_qVADwAAQBAJ&pg=PA7&dq=definisi+pendidikan
+karakter&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjYnqztkbflAhXhQ3wKHfU2CfEQ6AEIKDAA#v
=onepage&q=definisi%20pendidikan%20karakter&f=false. ( 24 Oktober 2019)
- Mohammad Kosim. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter.
www.ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/karsa/article/view/78. KARSA : vol IXI No.1
- Muchlisin Riadi. 2014. Pembelajaran Matematika.
https://www.kajianpustaka.com/2014/04/pembelajaran-matematika.html.( 25 Oktober2019)