Dokumen tersebut membahas perbandingan kualitas dan harga antara obat generik dan obat bermerek, termasuk definisi paten, merek dagang, dan obat generik; alasan harga obat paten mahal; ketentuan penetapan harga jual obat di apotek; cara menghitung harga obat eCatalog; dan kesamaan kualitas antara obat generik dan bermerek berdasarkan uji bioavailabilitas dan bioekivalensi.
Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan Apoteker Penanggung Jawab saat penerimaan obat dari PBF:
1. Melihat tujuan faktur obat, apakah benar ke apotek tersebut.
2. Membandingkan daftar obat dalam faktur dengan buku pesanan obat apotek.
3. Memperiksa jenis obat sesuai dengan yang dipesan.
4. Menghitung jumlah obat sesuai dengan jumlah yang dipesan.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan industri farmasi dan kebijakan obat di Indonesia. Kebijakan industri farmasi bertujuan untuk mendorong perkembangan industri farmasi, sedangkan kebijakan obat bertujuan untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan penggunaan obat yang rasional oleh masyarakat.
Dokumen tersebut membahas standar pelayanan kefarmasian di apotek, termasuk proses pengelolaan obat, skrining resep, dan tanggung jawab apoteker dalam melayani pasien sesuai standar.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan antara obat paten, obat generik, obat generik bermerek, dan obat generik berlogo. Secara singkat, obat paten adalah hasil riset yang dilindungi hak ciptanya, obat generik adalah obat dengan kandungan aktif yang sama setelah masa hak paten berakhir, obat generik bermerek adalah obat generik yang diberi merek dagang, sedangkan obat generik berlogo adalah program pemerintah untuk
Ringkasan:
1. Uji disolusi dan penetapan kadar dilakukan terhadap tablet loratadin produk inovator dan dua produk generik bermerek untuk mengetahui mutu dan kesetaraannya.
2. Hasil uji disolusi menunjukkan perbedaan kelarutan loratadin antara ketiga produk, namun pada menit ke-60 larutan lebih dari 80% sesuai persyaratan.
3. Hasil penetapan kadar menunjukkan rata-rata kadar l
Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan Apoteker Penanggung Jawab saat penerimaan obat dari PBF:
1. Melihat tujuan faktur obat, apakah benar ke apotek tersebut.
2. Membandingkan daftar obat dalam faktur dengan buku pesanan obat apotek.
3. Memperiksa jenis obat sesuai dengan yang dipesan.
4. Menghitung jumlah obat sesuai dengan jumlah yang dipesan.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan industri farmasi dan kebijakan obat di Indonesia. Kebijakan industri farmasi bertujuan untuk mendorong perkembangan industri farmasi, sedangkan kebijakan obat bertujuan untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan penggunaan obat yang rasional oleh masyarakat.
Dokumen tersebut membahas standar pelayanan kefarmasian di apotek, termasuk proses pengelolaan obat, skrining resep, dan tanggung jawab apoteker dalam melayani pasien sesuai standar.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan antara obat paten, obat generik, obat generik bermerek, dan obat generik berlogo. Secara singkat, obat paten adalah hasil riset yang dilindungi hak ciptanya, obat generik adalah obat dengan kandungan aktif yang sama setelah masa hak paten berakhir, obat generik bermerek adalah obat generik yang diberi merek dagang, sedangkan obat generik berlogo adalah program pemerintah untuk
Ringkasan:
1. Uji disolusi dan penetapan kadar dilakukan terhadap tablet loratadin produk inovator dan dua produk generik bermerek untuk mengetahui mutu dan kesetaraannya.
2. Hasil uji disolusi menunjukkan perbedaan kelarutan loratadin antara ketiga produk, namun pada menit ke-60 larutan lebih dari 80% sesuai persyaratan.
3. Hasil penetapan kadar menunjukkan rata-rata kadar l
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang Farmakope Indonesia (FI) yang mencakup definisi FI, landasan hukum FI, sejarah terbitnya berbagai edisi FI, isi FI edisi kelima, format monografi yang terdapat dalam FI, dan penjelasan mengenai prosedur uji yang terdapat dalam monografi FI.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker untuk menyediakan obat bagi pasien sesuai peraturan. Resep merupakan hubungan antara dokter, farmasi, dan pasien. Resep harus ditulis dalam bahasa Latin dan mengandung informasi tentang nama obat, dosis, dan petunjuk pemakaian."
Dokumen tersebut membahas tentang peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut peraturan pemerintah serta penggolongan obat seperti obat bebas, obat wajib apotek, obat keras, dan obat paten beserta penjelasan mengenai masing-masing golongan obat.
Dokumen tersebut berisi standar operasional prosedur (SOP) pelayanan di Apotek Mitra Sejahtera yang mencakup SOP pelayanan resep, pelayanan resep psikotropika dan narkotika, pelayanan tanpa resep, meracik obat, menimbang, penerimaan obat, pemesanan obat, tugas petugas shift, serta daftar persediaan obat.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang peduli obat dan pangan aman, mencakup definisi obat, obat tradisional/jamu, kosmetik, pangan, dan rokok serta cara membeli, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar."
Soal nomor 2
2) b. Apakah yang dimaksud dengan larangan bagi PBF? Jelaskan !
Jawab:
Larangan bagi PBF menurut Permenkes No. 918/Menkes/PER/X/1993 adalah:
1. Tidak boleh menjual obat langsung kepada masyarakat.
2. Tidak boleh menyimpan dan menjual obat yang sudah kadaluarsa.
3. Tidak boleh menyimpan dan menjual obat yang tidak mem
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan berdasarkan literatur:
1)Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
2)Permenkes Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
3)Permenkes Nomor 9 Tahun 2022 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
4)Permenkes Nomor 10 Tahun 2022 tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika
1. Self assessment kesesuaian standar usaha Apotek Naufal untuk memenuhi persyaratan umum dan khusus usaha, sarana prasarana, pelayanan, dan SDM apotek.
2. Semua persyaratan telah dipenuhi apotek berdasarkan hasil pengamatan.
3. Apotek dipimpin oleh Aef Taufik sebagai Direktur dengan 1 orang Apoteker penanggung jawab dan 1 assistant tenaga kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi pengkajian resep, dispensing obat, pelayanan informasi obat, dan pemantauan terapi obat. Dokumen ini juga membahas tentang swamedikasi atau pengobatan sendiri dengan obat-obat tertentu untuk kondisi minor seperti demam, diare, dan alergi. Ada beberapa ketentuan untuk melakukan swamedikasi seperti obat tidak boleh memberikan risiko, tidak memerlukan alat khusus, dan efe
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang Farmakope Indonesia (FI) yang mencakup definisi FI, landasan hukum FI, sejarah terbitnya berbagai edisi FI, isi FI edisi kelima, format monografi yang terdapat dalam FI, dan penjelasan mengenai prosedur uji yang terdapat dalam monografi FI.
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker untuk menyediakan obat bagi pasien sesuai peraturan. Resep merupakan hubungan antara dokter, farmasi, dan pasien. Resep harus ditulis dalam bahasa Latin dan mengandung informasi tentang nama obat, dosis, dan petunjuk pemakaian."
Dokumen tersebut membahas tentang peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut peraturan pemerintah serta penggolongan obat seperti obat bebas, obat wajib apotek, obat keras, dan obat paten beserta penjelasan mengenai masing-masing golongan obat.
Dokumen tersebut berisi standar operasional prosedur (SOP) pelayanan di Apotek Mitra Sejahtera yang mencakup SOP pelayanan resep, pelayanan resep psikotropika dan narkotika, pelayanan tanpa resep, meracik obat, menimbang, penerimaan obat, pemesanan obat, tugas petugas shift, serta daftar persediaan obat.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang peduli obat dan pangan aman, mencakup definisi obat, obat tradisional/jamu, kosmetik, pangan, dan rokok serta cara membeli, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar."
Soal nomor 2
2) b. Apakah yang dimaksud dengan larangan bagi PBF? Jelaskan !
Jawab:
Larangan bagi PBF menurut Permenkes No. 918/Menkes/PER/X/1993 adalah:
1. Tidak boleh menjual obat langsung kepada masyarakat.
2. Tidak boleh menyimpan dan menjual obat yang sudah kadaluarsa.
3. Tidak boleh menyimpan dan menjual obat yang tidak mem
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan berdasarkan literatur:
1)Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
2)Permenkes Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
3)Permenkes Nomor 9 Tahun 2022 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika
4)Permenkes Nomor 10 Tahun 2022 tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika
1. Self assessment kesesuaian standar usaha Apotek Naufal untuk memenuhi persyaratan umum dan khusus usaha, sarana prasarana, pelayanan, dan SDM apotek.
2. Semua persyaratan telah dipenuhi apotek berdasarkan hasil pengamatan.
3. Apotek dipimpin oleh Aef Taufik sebagai Direktur dengan 1 orang Apoteker penanggung jawab dan 1 assistant tenaga kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi pengkajian resep, dispensing obat, pelayanan informasi obat, dan pemantauan terapi obat. Dokumen ini juga membahas tentang swamedikasi atau pengobatan sendiri dengan obat-obat tertentu untuk kondisi minor seperti demam, diare, dan alergi. Ada beberapa ketentuan untuk melakukan swamedikasi seperti obat tidak boleh memberikan risiko, tidak memerlukan alat khusus, dan efe
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
2. Prolog
Sudah sering terjadi di apotek, pasien menyerahkan resep
yang tertulis obat bermerek kemudian dikerjakan pada waktu
penyerahan disebutkan harga keseluruhan obat....pasien
mengeluh walaupun sudah diinformasikan sebelumnya, karena
harga obat diluar target dana yang ada. Dalam kondisi
demikian biasanya apoteker menawarkan jalan keluar
menggantikan dengan obat generik. Biasanya pasien enggan
mengganti, menganggap obat generik berkualitas rendah.
Selain itu, sering menjadi pembicaraan bahwa obat yang
diberikan JKN/BPJS kepada pasien adalah obat harga murah
dan tidak berkhasiat.... Sering juga dipertanyakan mengapa
bisa begitu murah harganya, apakah obat generik
berkualitas....???
3. Bolehkan Apoteker mengganti obat
dalam resep
Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian pasal 24 ayat (2) disebutkan
apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat
generik yang sama bahan aktifnya atas persetujuan dokter
dan atau pasien. Jadi bila pasien datang ke apotek untuk
menebus resep dan ingin menggantikan obat generik
dengan obat merek dagang yang sama bahan aktifnya
maka apoteker dapat diizinkan menggantikan oleh
peraturan yang berlaku
4. Pengertian obat paten,
merek dagang dan obat generik
Sesuai dengan UU nomor 14 tahun 2001 pasal 8 tentang
paten, paten diberikan untuk jangka waktu selama 20
tahun dan tidak dapat diperpanjang. Setelah jangka waktu
tersebut berakhir maka pabrik obat lain bebas untuk
memproduksi obat generik bermerek dagang atau obat
generik berlogo yang sesuai dengan komposisi obat paten
yang telah habis masa paten
5. Mengapa
Harga obat paten mahal
Obat paten, sebelum obat tersebut dibuat menjadi obat
maka pabrik pembuat obat, harus melakukan penelitian,
pengembangan, pengujian jangka panjang dapat puluhan
tahun, uji preklinik, uji klinik untuk mengetahui khasiat,
keamanan dan efek samping semua proses ini memerlukan
biaya yang tidak sedikit karena itu obat paten harganya
mahal. Sebagai contoh, Sofosbuvir untuk pengobatan
hepatitis C dengan nama paten Sovaldi. Harga per tablet
Rp. 13.000.000.- /botol, satu botol berisi 28 tablet
digunakan sekitar 12 minggu. Bayangkan berapa biaya
yang harus dikeluarkan
6. Adakah ketentuan harga obat yang
dijual oleh apotek
Secara umum penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET)
semua jenis obat ditetapkan melalui Permenkes No.
98/2015 tentang HET Obat. Bahwa harga obat yang dijual
oleh apotek dibatasi Harga Neto Apotek (HNA) + 28%. HNA
adalah harga jual apotek sudah termasuk PPN 10% dari
PBF. Sebagai contoh, harga obat A Rp. 10.000.- ditambah
PPN 10% maka HNA obat Rp. 11.000, HET adalah Rp.
14.080.- inilah harga tertinggi yang boleh dijual apotek,
apotek dapat menjual kurang dari HET
7. Cara menghitung
harga obat eCatalog
Sudah sering dipertanyakan kenapa bisa harga obat
eCatalog semurah itu...apakah isinya hanya tepung...jangan-
jangan tidak sembuh. Perhitungan ini tidak akurat benar
tetapi setidaknya ada gambaran bagi pembaca, mengapa
harga satu tablet parasetamol dalam eCatalog begitu murah.
Sebagai contoh, Harga bahan baku parasetamol pabrikan
China sekitar 1 – 10 dollar US /kg, sekiranya 10 dollar
US/kg maka 1 kg parasetamol diperkirakan berharga Rp.
140.000.- berat satu tablet parasetamol 500 mg maka
dapat dibuat 2000 tablet maka harga minimal satu tablet Rp.
70.- hitung bila pemesanan berdasarkan RKO dalam jumlah
puluhan juta tablet. (Kurs 1 dollar US setara Rp. 14.000.-)
8. Samakah kualitas obat generik dengan
obat merek dagang
Untuk menilai apakah obat generik sama
mutunya dengan obat bermerek dagang,
maka ada kewajiban pabrikan untuk
melakukan uji bioavailabilitas dan uji
Bioekivalen. Banyak contoh lain salah
satu yang ditampilkan disini adalah
perbandingan Glimepirid (obat generik)
dan Amaryl (obat merek dagang) dimana
telihat kedua obat memperlihatkan
Cmax dan Tmax yang sama sehingga
dapat disimpulkan bahwa obat generik
glimepiride sama kualitasnya dengan
Amaryl obat merek dagang
9. Apa yang harus
dipahami tentang obat generik
Melihat ada kewajiban uji BA dan BE maka obat generik
tidak perlu diragukan lagi kualitasnya yaitu sama dengan
obat merek dagang. Harga bukan menjadi ukuran terhadap
kualitas obat generik.
Terima kasih
Catatan penulis :
Tulisan ini bersifat edukasi, beberapa bahan diperoleh dari internet dan
berdasarkan pengetahuan penulis sebagai apoteker. Mohon klik iklan yang ada
untuk menaikkan rating blog ini, terma kasih