Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa penderita preeklamsia paling banyak ditemukan pada ibu dengan umur <20 dan >35 tahun sebesar 29%, gravida 1 sebesar 33%, dan penyebab faktor
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...Warnet Raha
Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna mulai tanggal 10 s.d 15 Mei 2015. Studi kasus ini menggunakan metode studi kasus, dokumentasi, dan diskusi untuk melaksanakan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II. Hasil evaluasi setelah 5 hari perawatan
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 sampai 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum berdasarkan gravida, umur, dan pekerjaan melalui pengumpulan data secara retrospektif."
Karya tulis ilmiah ini membahas faktor risiko kejadian ikterus neonatorum pada neonatus di ruang teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini menganalisis hubungan antara berat badan lahir, prematuritas, dan jenis persalinan dengan kejadian ikterus neonatorum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan lahir kurang dari 2500 gram dan prematuritas merupakan faktor risiko utama
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.“W” HIPEREM...Warnet Raha
Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Dana Kelurahan Dana Kecamatan Watopute Kabupaten Muna mulai tanggal 10 s.d 15 Mei 2015. Studi kasus ini menggunakan metode studi kasus, dokumentasi, dan diskusi untuk melaksanakan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II. Hasil evaluasi setelah 5 hari perawatan
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 sampai 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum berdasarkan gravida, umur, dan pekerjaan melalui pengumpulan data secara retrospektif."
Karya tulis ilmiah ini membahas faktor risiko kejadian ikterus neonatorum pada neonatus di ruang teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini menganalisis hubungan antara berat badan lahir, prematuritas, dan jenis persalinan dengan kejadian ikterus neonatorum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan lahir kurang dari 2500 gram dan prematuritas merupakan faktor risiko utama
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I usia 3 hari dengan diagnosis sepsis neonatorum di RSUD Kabupaten Muna. Dibahas mengenai latar belakang angka kematian bayi akibat sepsis neonatorum, penanganan, dan pendokumentasian asuhan yang diberikan.
Studi ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita di Desa Mabolu, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak 81 ibu yang memiliki anak balita. Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi balita untuk tingkat pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi sebagian besar berada p
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...Warnet Raha
1. Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. H dengan berat lahir rendah prematur dan ikterus neonatorum di RSUD Kabupaten Muna selama 4 hari.
Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada seorang ibu bersalin bernama NY "Y" dengan diagnosis anemia sedang di BPS Arafat Tampo Kabupaten Muna pada tanggal 4 April 2015. Tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada ibu hamil dengan diagnosis anemia sedang.
Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil bernama S dengan diagnosis anemia berat di Puskesmas Wakobalu, Kabupaten Muna. Anemia merupakan masalah kesehatan penting yang dapat membahayakan ibu dan janin. Prevalensi anemia di Indonesia masih tinggi, termasuk di Sulawesi Tenggara.
Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. "S" dengan preeklampsia berat di Desa Kontunaga, Kabupaten Muna dibahas dalam 3 kalimat. Preeklampsia merupakan penyebab kematian ibu kedua terbesar di dunia. Studi kasus ini bertujuan menjelaskan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil tersebut. Metode yang digunakan adalah studi pustaka, studi kasus, dan
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. M berusia 3 hari dengan diagnosis infeksi tali pusat di Puskesmas Parigi, Muna. Karya tulis ini membahas latar belakang masalah, tujuan studi, metode yang digunakan, hasil studi kasus yang menunjukkan kondisi bayi membaik setelah menerima asuhan, serta kesimpulan dan saran.
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I usia 3 hari dengan diagnosis sepsis neonatorum di RSUD Kabupaten Muna selama 12-14 Mei 2015. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, metode studi kasus, hasil observasi dan evaluasi, serta kesimpulan dan saran.
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia berat. Anemia merupakan masalah kesehatan penting karena berkontribusi besar pada kematian ibu. Studi kasus dilakukan pada ibu bernama N di BPS Arafat selama 9-29 April 2015. Tujuan studi ini adalah untuk menerapkan manajemen kebidanan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asu
This document provides 10 ideas for teachers to use social media to work and learn smarter through professional development. It suggests monitoring the web for new content, reading industry blogs, subscribing to favorite blogs, connecting with other teachers on Twitter, Facebook and LinkedIn, viewing and sharing presentations, using content curation services, blogging experiences, and building communities of practice. The goal is to improve individual, team and organizational productivity through finding, using, creating and sharing content while joining networks and communities.
Disseminated Breast Cancer Cells Acquire a Highly Malignant and Aggressive Me...Carolyn Marsden
This study investigated the tumorigenicity and metastatic potential of dormant breast cancer cells residing in the bone marrow of mice. Bone marrow was isolated from mice that previously developed mammary tumors after injection with human breast cancer tumorspheres. When this bone marrow was injected into mammary fat pads of mice, it resulted in large tumor formation more rapidly than control bone marrow. The tumors exhibited accelerated metastasis to lungs, liver, and kidneys. This suggests dormant breast cancer cells acquire a more aggressive phenotype during latency in the bone marrow microenvironment.
Cat cargador de ruedas 938 m _ caterpillarHector Sanchez
Este documento proporciona información sobre el Cargador de Ruedas Pequeño 938M Cat, incluyendo sus especificaciones, características y capacidades. El cargador ofrece alta productividad, eficiencia de combustible y comodidad para el operador, con un motor C7.1 ACERT de alto par y baja velocidad. Cumple con las normas de emisiones más estrictas y tiene una capacidad de carga de 2,5 a 5 metros cúbicos.
Building a Platform for the People - IBM's Open Cloud Architecture Summit - A...Chip Childers
The document discusses the shift towards cloud platforms and microservices architectures to enable continuous delivery. It argues that platforms are needed to manage the increasing complexity of distributed systems and provide services like deployment, scaling, and monitoring. The Cloud Foundry platform is presented as fulfilling this need by automating operations and allowing developers to focus on building applications instead of infrastructure. The vision is for a ubiquitous, flexible, portable, and interoperable cloud computing environment underpinning a large ecosystem of applications.
El documento presenta información sobre varios conceptos clave relacionados con la estructura social y el comportamiento humano. Define estructura social, grupo social, normas sociales, teorías sociales, cambio social y clases sociales. Describe brevemente las clases alta, media y baja, y los factores que las caracterizan.
We know that agile methodologies work at the team level, and there is now even an effort to scale into whole organizations.
There is a clear reason behind this: we found ways to improve performance, by analyzing situations better, and making better decision. Every organization wants to apply this in every level. Like in the late 90s, new ideas are coming out that challenge the way we think, and this time they don't just answer development. Ideas like Beyond Budgeting, Lean Startup, Cynefin, Real Options, Feature Injection, SAFe, Design Thinking, #NoEstimates, Cost of Delay and others are spreading out, and while we know not all will last, you never know which might fit your situation. In this session, I'll give a summary of what's hot around the agile world, with some criticism and application in the real world. 13 years after the original manifesto, organizations start to experiment again. I always wished I was there when the first conversations took place. I encourage you to join in on current conversations. Let's start.
This document describes iTREC, a GPS-based travel time survey software package. Some key points:
- iTREC was developed in 2000 and is widely used by government agencies and transportation professionals to collect and analyze travel time and speed data.
- Compared to traditional methods, iTREC allows one person to collect accurate data using a GPS device alone, saving time and labor costs. It also avoids costs associated with third-party GIS or GPS equipment.
- Users can import their own GPS data, analyze travel times, speeds, distances, stops and more. Maps and graphs visualize the data.
- iTREC helps users perform travel time studies to analyze things like optimal routes, signal timing, traffic impacts
Workshop about #HeartMarketing, #SocialCare, Social CRM and Social Customer Service for Companies, Organizations and their Business Success, especially for Luxury and Fashion Brands. TAG Innovation School for Cartier, Milan, July 12, 2016.
Este documento presenta un proyecto escolar sobre los proyectos. Explica que un proyecto consiste en un conjunto de actividades interrelacionadas y coordinadas para alcanzar metas específicas dentro de límites de tiempo y presupuesto. Detalla los pasos clave de un proyecto como la planificación, recursos y elaboración. Concluye que el trabajo permitió aprender sobre la elaboración de proyectos y trabajar en equipo de manera rápida y divertida utilizando Google Drive.
Moody's Regional Approach to Mortgage Delinquencies in AustraliaArthur Karabatsos
This document provides an executive summary and analysis of Moody's new regional approach to analyzing mortgage delinquency rates in Australia. Some key points:
- Moody's has divided Australia into 65 regions and maps delinquency rates onto "heat maps" to better identify problem areas, overcoming issues with analyzing thousands of individual postcodes.
- In March 2010, Moody's analyzed over 750,000 mortgages and found that delinquency rates generally increase the further away from major city centers. The worst performing regions were around Sydney.
- The regions with the highest delinquency rates (>2.5%) were Fairfield-Liverpool west of Sydney and Outer South Western Sydney southwest
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I usia 3 hari dengan diagnosis sepsis neonatorum di RSUD Kabupaten Muna. Dibahas mengenai latar belakang angka kematian bayi akibat sepsis neonatorum, penanganan, dan pendokumentasian asuhan yang diberikan.
Studi ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita di Desa Mabolu, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak 81 ibu yang memiliki anak balita. Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi balita untuk tingkat pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi sebagian besar berada p
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...Warnet Raha
1. Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. H dengan berat lahir rendah prematur dan ikterus neonatorum di RSUD Kabupaten Muna selama 4 hari.
Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada seorang ibu bersalin bernama NY "Y" dengan diagnosis anemia sedang di BPS Arafat Tampo Kabupaten Muna pada tanggal 4 April 2015. Tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada ibu hamil dengan diagnosis anemia sedang.
Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil bernama S dengan diagnosis anemia berat di Puskesmas Wakobalu, Kabupaten Muna. Anemia merupakan masalah kesehatan penting yang dapat membahayakan ibu dan janin. Prevalensi anemia di Indonesia masih tinggi, termasuk di Sulawesi Tenggara.
Manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. "S" dengan preeklampsia berat di Desa Kontunaga, Kabupaten Muna dibahas dalam 3 kalimat. Preeklampsia merupakan penyebab kematian ibu kedua terbesar di dunia. Studi kasus ini bertujuan menjelaskan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil tersebut. Metode yang digunakan adalah studi pustaka, studi kasus, dan
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. M berusia 3 hari dengan diagnosis infeksi tali pusat di Puskesmas Parigi, Muna. Karya tulis ini membahas latar belakang masalah, tujuan studi, metode yang digunakan, hasil studi kasus yang menunjukkan kondisi bayi membaik setelah menerima asuhan, serta kesimpulan dan saran.
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I usia 3 hari dengan diagnosis sepsis neonatorum di RSUD Kabupaten Muna selama 12-14 Mei 2015. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, metode studi kasus, hasil observasi dan evaluasi, serta kesimpulan dan saran.
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia berat. Anemia merupakan masalah kesehatan penting karena berkontribusi besar pada kematian ibu. Studi kasus dilakukan pada ibu bernama N di BPS Arafat selama 9-29 April 2015. Tujuan studi ini adalah untuk menerapkan manajemen kebidanan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asu
This document provides 10 ideas for teachers to use social media to work and learn smarter through professional development. It suggests monitoring the web for new content, reading industry blogs, subscribing to favorite blogs, connecting with other teachers on Twitter, Facebook and LinkedIn, viewing and sharing presentations, using content curation services, blogging experiences, and building communities of practice. The goal is to improve individual, team and organizational productivity through finding, using, creating and sharing content while joining networks and communities.
Disseminated Breast Cancer Cells Acquire a Highly Malignant and Aggressive Me...Carolyn Marsden
This study investigated the tumorigenicity and metastatic potential of dormant breast cancer cells residing in the bone marrow of mice. Bone marrow was isolated from mice that previously developed mammary tumors after injection with human breast cancer tumorspheres. When this bone marrow was injected into mammary fat pads of mice, it resulted in large tumor formation more rapidly than control bone marrow. The tumors exhibited accelerated metastasis to lungs, liver, and kidneys. This suggests dormant breast cancer cells acquire a more aggressive phenotype during latency in the bone marrow microenvironment.
Cat cargador de ruedas 938 m _ caterpillarHector Sanchez
Este documento proporciona información sobre el Cargador de Ruedas Pequeño 938M Cat, incluyendo sus especificaciones, características y capacidades. El cargador ofrece alta productividad, eficiencia de combustible y comodidad para el operador, con un motor C7.1 ACERT de alto par y baja velocidad. Cumple con las normas de emisiones más estrictas y tiene una capacidad de carga de 2,5 a 5 metros cúbicos.
Building a Platform for the People - IBM's Open Cloud Architecture Summit - A...Chip Childers
The document discusses the shift towards cloud platforms and microservices architectures to enable continuous delivery. It argues that platforms are needed to manage the increasing complexity of distributed systems and provide services like deployment, scaling, and monitoring. The Cloud Foundry platform is presented as fulfilling this need by automating operations and allowing developers to focus on building applications instead of infrastructure. The vision is for a ubiquitous, flexible, portable, and interoperable cloud computing environment underpinning a large ecosystem of applications.
El documento presenta información sobre varios conceptos clave relacionados con la estructura social y el comportamiento humano. Define estructura social, grupo social, normas sociales, teorías sociales, cambio social y clases sociales. Describe brevemente las clases alta, media y baja, y los factores que las caracterizan.
We know that agile methodologies work at the team level, and there is now even an effort to scale into whole organizations.
There is a clear reason behind this: we found ways to improve performance, by analyzing situations better, and making better decision. Every organization wants to apply this in every level. Like in the late 90s, new ideas are coming out that challenge the way we think, and this time they don't just answer development. Ideas like Beyond Budgeting, Lean Startup, Cynefin, Real Options, Feature Injection, SAFe, Design Thinking, #NoEstimates, Cost of Delay and others are spreading out, and while we know not all will last, you never know which might fit your situation. In this session, I'll give a summary of what's hot around the agile world, with some criticism and application in the real world. 13 years after the original manifesto, organizations start to experiment again. I always wished I was there when the first conversations took place. I encourage you to join in on current conversations. Let's start.
This document describes iTREC, a GPS-based travel time survey software package. Some key points:
- iTREC was developed in 2000 and is widely used by government agencies and transportation professionals to collect and analyze travel time and speed data.
- Compared to traditional methods, iTREC allows one person to collect accurate data using a GPS device alone, saving time and labor costs. It also avoids costs associated with third-party GIS or GPS equipment.
- Users can import their own GPS data, analyze travel times, speeds, distances, stops and more. Maps and graphs visualize the data.
- iTREC helps users perform travel time studies to analyze things like optimal routes, signal timing, traffic impacts
Workshop about #HeartMarketing, #SocialCare, Social CRM and Social Customer Service for Companies, Organizations and their Business Success, especially for Luxury and Fashion Brands. TAG Innovation School for Cartier, Milan, July 12, 2016.
Este documento presenta un proyecto escolar sobre los proyectos. Explica que un proyecto consiste en un conjunto de actividades interrelacionadas y coordinadas para alcanzar metas específicas dentro de límites de tiempo y presupuesto. Detalla los pasos clave de un proyecto como la planificación, recursos y elaboración. Concluye que el trabajo permitió aprender sobre la elaboración de proyectos y trabajar en equipo de manera rápida y divertida utilizando Google Drive.
Moody's Regional Approach to Mortgage Delinquencies in AustraliaArthur Karabatsos
This document provides an executive summary and analysis of Moody's new regional approach to analyzing mortgage delinquency rates in Australia. Some key points:
- Moody's has divided Australia into 65 regions and maps delinquency rates onto "heat maps" to better identify problem areas, overcoming issues with analyzing thousands of individual postcodes.
- In March 2010, Moody's analyzed over 750,000 mortgages and found that delinquency rates generally increase the further away from major city centers. The worst performing regions were around Sydney.
- The regions with the highest delinquency rates (>2.5%) were Fairfield-Liverpool west of Sydney and Outer South Western Sydney southwest
Este documento trata sobre el tema de la religión y cómo ayuda a los jóvenes a construir su proyecto de vida. Aborda conceptos como credo religioso, proyecto de vida y la visión de los jóvenes sobre la religión. Explica que un credo religioso comprende creencias y prácticas, y que ayuda a los jóvenes a dar sentido a su vida presente y futuro al darles un propósito y metas. También incluye una bibliografía de fuentes sobre estos temas.
El documento proporciona 10 claves de éxito para que el departamento de recursos humanos sea importante dentro de la organización. Estas incluyen orientarse al negocio principal de la empresa, entender la organización como un sistema interdependiente, y adoptar un rol de servicio para apoyar a otros departamentos y facilitar su trabajo. También recomienda practicar el marketing interno, manejar distintas percepciones, y asegurar que haya equilibrio entre la contribución de los empleados y la retribución que reciben.
Is Managing the SME Portfolio Keeping You Up at Night?BankersLab
This document discusses common questions and challenges related to managing small and medium-sized enterprise (SME) lending portfolios. It provides answers and recommendations for validating small business models, ensuring lending rules are followed, convincing management to monitor SME portfolios, growing an SME portfolio quickly, maintaining margins without pricing out the market, and complying with regulations for SME lending. The document encourages treating SME portfolios similarly to retail portfolios and looking at profitability holistically, using risk-based pricing and automation to improve costs. It directs the reader to a blog and website for additional small business banking resources.
Esta presentación te ayudará a preparar tus archivos de la forma adecuada teniendo en cuenta el tipo de impresión que realices o el formato de archivo que se solicite.
tranSMART Community Meeting 5-7 Nov 13 - Session 3: Characterization of the c...David Peyruc
tranSMART Community Meeting 5-7 Nov 13 - Session 3: Characterization of the cell phenotypes involved in metastasis
Characterization of the cell phenotypes involved in metastasis: Using tranSMART to enable high-throughput heterogeneous data integration and analysis
Brian Athey, University of Michigan
Observations and inspirations from the Ogilvy CommonHealth Worldwide team that attended SXSW Interactive 2015 in Austin. From digital health and wearables to predictive analytics and robots, our team saw it all. Here we present the trends we saw and key takeaways from select sessions.
The document outlines key proposals and recommendations for financial regulatory reform contained in reports released by the Obama Administration in June and August 2009. It summarizes the causes of the financial crisis, including inadequate consumer and investor protections, insufficient oversight of financial firms, poor oversight of markets, and lack of mechanisms for resolving failed firms. The proposals aim to establish a new Consumer Financial Protection Agency, increase oversight of financial firms and markets, implement new rules for winding down failed firms, and enhance international coordination of standards. If enacted, the reforms are intended to protect consumers, investors, and taxpayers and prevent future crises.
Jenn Lim is the CEO and Chief Happiness Officer of Delivering Happiness, a company she founded to spread happiness through a book, speaking tours, and consulting. The company grew out of the success of her book Delivering Happiness, which became a New York Times bestseller. Delivering Happiness now aims to inspire happier workplaces and communities through programs like culture consulting, community events, and inspirational content. The company's mission is to make happiness a model for business and life on a global scale.
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab utama kematian bayi selama periode tersebut melalui studi dokumen rekam medis bayi yang meninggal. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan upaya pencegahan kematian bayi di masa datang.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas faktor risiko kejadian ikterus neonatorum pada neonatus di ruang teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini menganalisis hubungan antara berat badan lahir, prematuritas, dan jenis persalinan dengan kejadian ikterus neonatorum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan lahir kurang dari 2500 gram dan prematuritas merupakan faktor risiko utama
Studi ini mengidentifikasi penyebab kematian bayi di rumah sakit umum kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian deskriptif ini menggunakan sampel 59 bayi yang meninggal dan menemukan bahwa penyebab utama kematian adalah BBLR (75,48%), diikuti sepsis neonatorum (50,95%), gangguan pernafasan (37,74%), dan asfiksia (33,97%). Studi ini menyimpulkan bahwa tingkat kematian bayi di rumah sak
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...Warnet Raha
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. L dengan Mastitis di Wilayah Puskesmas Wakumoro Kab. Muna 2015. Studi kasus ini mengkaji manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan ibu nifas Ny. L yang mengalami mastitis. Tujuannya adalah terlaksananya manajemen dan pendokumentasian asuhan menurut Helen Varney. Metode studi kasus, dokumentasi, dan diskusi digunakan. Hasilnya adalah setel
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...Warnet Raha
Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada seorang ibu bersalin bernama NY "Y" dengan diagnosis anemia sedang di BPS Arafat Tampo Kabupaten Muna pada tanggal 4 April 2015. Tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada ibu hamil dengan diagnosis anemia sedang.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...Warnet Raha
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ANEMIA BERAT
DI RUANG POLI KIA/KB PUSKESMAS WAKOBALU
KECAMATAN KABANGKA KABUPATEN MUNA
TAHUN 2015
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah bendungan ASI. Ibu nifas bernama Ny. M dirawat di Puskesmas Kabawo selama 4 hari mulai 25-28 April 2015. Dokumen ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...Warnet Raha
Karya tulis ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Respiratory Distress of Newborn (RDN) pada neonatus di RSUD Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian menemukan bahwa usia gestasi prematur, persalinan secara sesar, berat badan lahir rendah, asfiksia, dan jenis kelamin laki-laki berhubungan dengan kejadian RDN.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...Warnet Raha
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN
RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(RDN) PADA NEONATUS
DI RUANG PERINATLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MUNA TAHUN 2015
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI DENGAN SEPSIS NEONATORUM
DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MUNA
TANGGAL 12 S.D 14 MEI 2015
Karya Tulis
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi gestasional. Penelitian dilakukan dengan studi kasus pada Ny. S usia kehamilan 21 minggu 5 hari di Puskesmas Lailangga selama 17 hari. Penulis melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi asuhan kebidanan untuk mencegah komplikasi preeklampsia. Hasilnya, kondisi i
Este documento parece ser una lista de nombres y direcciones. Contiene más de 200 entradas con los nombres de personas y parejas, seguidos de sus direcciones. Las direcciones incluyen nombres de calles, pueblos y ciudades en Indonesia.
Proposal ini meminta dana sebesar Rp1.750.000 untuk seragam, biaya pendaftaran, dan konsumsi tim sepak bola Garlo FC dalam mengikuti turnamen di Laiworu pada 3 Maret 2017 guna mengembangkan bakat pemuda dan memajukan sepak bola di masyarakat.
Surat pernyataan yang berisi 10 poin pernyataan dari Lilis Fitra Saswati Arsil tentang statusnya yang tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai, menjadi pengurus partai, terikat kerja, bersedia tidak menikah dan ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersedia mengembalikan biaya seleksi dan pelatihan jika mengundurkan diri.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Fajar Aswati yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihukum, diberhentikan tidak hormat, menjadi calon pegawai negeri, menjadi pengurus partai politik, sedang terikat kontrak kerja, bersedia tidak menikah selama 6 bulan, ditempatkan di seluruh Indonesia, mengembalikan biaya seleksi jika mengundurkan diri, dan mengganti biaya enam kali lipat jika mengundurkan
This document contains reports from midwives at the Paramata Raha Midwifery Academy in Muna Regency on their targets for antenatal care, infant care, postnatal care, and family planning in 2017. The reports provide the midwife's name, student ID number, and academic institution for each of their assigned targets.
Dokumen tersebut membahas tentang makromolekul yang terdiri dari berbagai jenis seperti karbohidrat, lipid, dan protein. Karbohidrat dibagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Lipid terdiri dari lemak, fosfolipid, dan steroid. Sedangkan protein tersusun atas kombinasi asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Ketiga makromolekul ini memainkan peran penting dalam struktur dan metabolisme sel.
Pemimpin perlu memahami karakteristik karyawan sesuai teori X, Y, dan Z McGregor. Teori X mengasumsikan karyawan malas, teori Y mengasumsikan karyawan akan bekerja keras jika kondisinya tepat, teori Z menekankan partisipasi karyawan. Pemimpin harus mengembangkan kompetensi karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Membangun budaya kepemimpinan penting agar kaderisasi terj
Tes akhir semester mata pelajaran Seni Budaya di SMK Kelautan dan Perikanan Raha meliputi berbagai aspek seni seperti seni rupa, musik, tari, dan drama. Soal-soalnya mencakup pengetahuan tentang sejarah seni, tokoh-tokoh seniman, unsur-unsur karya seni, dan fungsi seni dalam kehidupan. Ujian ini dimaksudkan untuk menilai pemahaman siswa terhadap berbagai aspek seni.
1. Karsinoma tulang adalah pertumbuhan sel ganas abnormal pada tulang dan jaringan terkaitnya.
2. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan termasuk genetik, radiasi, bahan kimia, dan trauma.
3. Gejalanya berupa nyeri tulang, bengkak, dan fraktur patologis yang dapat menyebar ke organ lain.
Undangan sosialisasi program tanaman jagung kuning kecamatan Lasalepa yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 di Balai Pertemuan Desa Labone. Kehadiran para tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, dan aparat desa sangat diharapkan.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Kti wa ida
1. IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO IBU HAMIL YANG MENGALAMI PREEKLAMSIA
DI RUANG DELIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MUNA TAHUN 2014 S.D 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh:
WA IDA
PSW.IB.2013.0041
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
2. ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes Yanti, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
3. iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Pembimbing Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
TIM PENGUJI
1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (…………………………………)
2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes (………………………………...)
3. Yanti, S.ST (………………………………..)
Raha, Juli 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes Yanti, S.ST
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
4. iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI :
Nama : Wa Ida
NIM : PSW.B.2013.IB.0041
Tempat / Tanggal Lahir : Waara, 20 Juni 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Bangsa : Muna / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
II. PENDIDIKAN
A. SD : SD Negeri 4 Lohia 2001 – 2007
B. SMP : SMP Negeri 4 Lohia 2007– 2010
C. SMA : SMA 1 Lohia 2010– 2013
D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya
tahun 2016
5. v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hanya karena Allah segala sesuatu terjadi,hanya dengan izin-Nya semua
yang kita impikan terwujud. Manusia hanya mampu berusaha sedang Allah jua
yang menentukan hasilnya. Dengan izin Allah pula, penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini dapat diselesaikan.
Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan program D-III Kebidanan Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna dengan judul “Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang
Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna Tahun 2014 s.d 2015 “ dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan
terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu sudah pantasnya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Wa Ode Siti Asma, S.ST.,
M.Kes selaku pembimbing I dan Yanti, S.ST selaku pembimbing II atas segala
kesediaan, kesungguhan, dan kesabarannya dalam membimbing dan mengarahkan
penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Olehnya pada
kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada
6. vi
1. La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Kabupaten Muna.
2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna dan selaku Penguji yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan koreksi dan masukan untuk
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
3. Direktur RSUD Kabupaten Muna, yang telah memberikan izin penelitian di
wilayah kerjanya serta memberikan data dan informasi yang diperlukan
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Kepala Ruangan Delima RSUD Kabupaten Mun, yang telah memberikan izin
untuk pengambilan data di Ruang Delima RSUD yang diperlukan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. Para dosen dan staff pengajar Program Studi Kebidanan Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda La Patangi dan Ibunda Wa Limbona
yang tak henti-hentinya mendidik, membimbing, membiayai, dan mendoakan
penulis sejak kecil hingga saat ini, serta kelima saudaraku Sabirudin, La
Safiu, Indohasra, Wa Ani, dan Saidil Anwar , yang selalu menemani dalam
segala suka dan duka, memberi semangat, masukan, dan banyak membantu
dalam perkuliahan hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
7. Semua teman dan para sahabat DIII Kebidanan angkatan V khususnya
Lisnawati Kole, Inta Nugrahayu, Isna, erna yang selalu memberi semangat
dan dukungan, serta kebersamaan selama masa perkuliahan serta Taufiq
7. vii
Hanafing yang selama ini sudah bersedia menjadi tempat berkeluh kesahku
selama masa perkuliahan sampai penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna
baik dari segi materi maupun penulisannya karena “ Tak Ada Gading yang
Tak Retak. Olehnya itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini Akhirnya semoga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan dan
semoga kebaikan serta bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan
diberikan balasan yang setimpal oleh Tuhan Yang Maha Esa.
WassalamualaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.
Raha, Agustus 2016
Penulis
8. v
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………i
Riwayat Hidup……………………………………………………………………...…ii
Inti Sari……………………………………………………………………………….iii
Lembar Persetujuan………………………………………………………………......iv
Lembar Pengesahan…………………………………………………………………...v
Kata Pengantar………………………………………………………………….........vi
Daftar Isi……………………………………………………………………………..vii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...……………1
A. Latar Belakang……………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………...……………………………………………3
C. Tujuan Penelitian……...………………………………………………….4
D. Manfaat Penelitian……….……………………………………………….4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….6
A. Telaah Pustaka………………………...…………………………………6
1. Kehamilan …………………………………………………………...6
2. Pre-eklamsia………………………………………………….…..…23
a. Etiologi…………………………………………………...……..25
b. Patofisiologi………………………………………………….....26
c. Gejala klinik………………………………………………….....31
d. Penanganan Preeklamsia…………………………………..........32
3. Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia……...…….36
B. Landasan Teori……...…..………………………………………………43
1. Kehamilan ……………………………………………...…………..43
2. Preeklamsia……………………………………………….….……..44
3. Umur Ibu…………………………………………………...……….44
4. Paritas……………………………………………………………….45
i
ii
iii
9. vi
C. Kerangka Konsep……………………………………………...………..46
D. Pertanyaan Penelitian…………...………………………………………46
BAB III METODE PENELITIAN……….……………………………………….47
A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………..……………47
B. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………….47
C. Subyek Penelitian…………………...………………………………….47
D. Identifikasi Variabel Penelitian……………………...…………………48
E. Variabel dan Definisi Operasional…………………………………..…48
F. Instrumen Penelitian…………………………………………..……….48
G. Pengolahan dan Analisis Data…………………………………………48
H. Jalannya Penelitian………………….……………………………….…50
BAB V :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……...………………….51
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………...…51
1. Letak Geografis………………………………………………….....51
2. Sejarah Singkat …………………………………………………….51
3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit………………….………….52
4. Lingkungan Fisik …………..………………………………………53
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan…………………………………..….53
6. Ketenagaan ……………………………………………………..….54
B. Hasil Penelitian………………………………………………………….55
C. Pembahasan………………………..……………………………………57
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………..62
A.Kesimpulan…………………..………………………………………….62
B.Saran………………………………………………………………….....62
DAFTAR PUSTAKA………...………………………………………………………..
Lampiran-lampiran
10. x
INTISARI
WA IDA (PSW.B.2013.IB.0041). Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang
Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015 dibawah bimbingan Wa Ode Siti
Asma dan Yanti.
Latar Belakang: Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian, dan di
Indonesia disamping infeksi dan perdarahan adalah preeklamsia. Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015. Sebagai mana yang
terdapat dalam buku register tahun 2014 tercatat jumlah ibu hamil sebanyak 497
orang yang menderita preeklamsia sebanyak 23 orang, dan tahun 2015 jumlah ibu
hamil sebanyak 422 orang yang mengalami preeklamsia sebanyak 22 orang. Jadi
jumlah keseluruhan preeklampsia pada ibu hamil sebanyak 45 orang dari 919 ibu
hamil yang memeriksakan kehamilanya.
Metode Penelitian: jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, teknik
pengambilan sampel dalam penelitian tersebut total sampling
Hasil Penelitian : Berdasarkan Umur, penderita preeklamsia pada umur < 20 &
> 35 tahun sebanyak 13 orang (29%), gravida 1 sebanyak 15 orang (33%),
penyebab faktor lain sebanyak 15 orang (33%), umur (tahun) < 20 & > 35 dan
gravida I sebanyak 2 orang (5%)
Kesimpulan : Penderita preeklamsia berdasarkan umur paling banyak ditemukan
pada kelompok ibu dengan umur < 20 dan > 35 tahun sebesar 29%, gravida 1
sebesar 33%, dan penyebab faktor lain sebesar 33%.
Kata Kunci : Ibu Hamil, Preeklamsia.
Daftar Pustaka : 12 kepustakaan (2007-2015)
11. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklamsia adalah gejala terjadinya hipertensi pada masa kehamilan di atas
20 minggu yang ditandai dengan 3 gejala khas, yakni naiknya tekanan darah di
atas 140/90 mmHG, pembengkakan anggota tubuh, dan adanya protein di dalam
air seni ibu. Kehamilan ganda, obesitas, sejarah medis adanya darah tinggi,
diabetes atau kelainan ginjal dan kehamilan pada masa remaja atau di atas 40
tahun merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko pre-eklampsia.
Pada kondisi hamil, tekanan darah ibu seharusnya normal atau justru lebih rendah
karena seorang wanita hamil, maka tubuhnya secara otomatis akan mengencerkan
dan menambah volume darahnya. Gunanya adalah agar bisa lebih banyak
mengalirkan oksigen dan sari makanan ke janin. Selain itu, penambahan volume
darah juga sebagai persiapan untuk proses melahirkan (di mana si ibu akan
mengeluarkan banyak darah) sehingga kelak tidak kekurangan darah. Penyebab
pasti Preeklamsia hingga saat ini tidak diketahui dengan jelas. Diduga karena
kondisi plasentanya, kekurangan oksigen atau ada gangguan di pembuluh darah.
Kondisi ini harus mendapat perhatian khusus, karena akibatnya bisa
membahayakan (Asniar 2013).
Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang
serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization
(WHO) tahun 2014 angka kematian ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa.
Beberapa Negara memiliki AKI cukup tinggi seperti afrika Sub-Saharan 179.000
1
12. 2
jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian
ibu di negara-negera Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran
hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000
kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaisya 29 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014)
Tiga penyebab klasik kematian ibu yang paling dikenal di Indonesia di
samping infeksi dan perdarahan adalah preeklamsia. Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun angka kematian ibu (AKI) atau
Maternal Mortality Ratio (MMR) di Indonesia untuk periode 2008 sampai dengan
2012 ialah 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih tinggi dari
hasil SDKI 2007 yang besarnya 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian
preeklamsia dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila Case
Fatality Rate (CFR) preeklamsia mencapai 1,4% sampai 1,8%. Di Indonesia
frekuensi kejadian preeklamsia sekitar 3-10% (Suparman E, 2014).
Angka kematian ibu 2012 sulawesi tenggara sebesar 189 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu di Sulawes Tenggara yaitu
perdarahan (55,22%), eklamsia (28,42%), infeksi (11,29%), dan lain-lain
(5,06˚%). Penyebab kematian tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan
kehamilan (antenatal care), dan nifas (post natal) yang memadai (Profil Dinkes
Propinsi Sultra, 2013).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna Sulawesi
Tenggara terdapat 6.631 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya pada periode
2013. Dari jumlah ibu hamil tersebut terdapat 29 (2.28%) yang menderita
13. 3
Preeklamsia, dan kematian karena preeklamsia sebanyak 2 orang. Tahun 2014
terdapat 6.651 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya, dari jumlah ibu hamil
tersebut yang menderita preeklamsia meningkat menjadi 58 (1.14%) orang dan
kematian karena preeklamsia meningkat menjadi 3 orang. Pada tahun 2015
terdapat 4.958 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya. Dan mengalami
eklamsia dari jumlah ibu hamil tersebut yang menderita preeklamsia sebanyak 41
(1.20%) orang dan meninggal karena preeklamsia menurun menjadi 1 orang.
Tahun 2015 jumlah ibu hamil menurun 1.693 dari 6.651 ibu hamil dari tahun
sebelumnya disebabkan karena adanya pembagian wilayah Kabupaten Muna
dibagi menjadi dua wilayah yaitu Muna Induk dan Muna Barat (Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara 2013 s.d. 2015).
Peneliti melakukan penelitian sebagai data awal di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015. Sebagai mana yang terdapat
dalam buku register tahun 2014 tercatat jumlah ibu hamil sebanyak 497 orang
yang menderita preeklamsia sebanyak 23 orang, dan tahun 2015 jumlah ibu hamil
sebanyak 422 orang yang mengalami preeklamsia sebanyak 22 orang. Jadi
jumlah keseluruhan ibu hamil dengan yang mengalami preeklampsia tahun 2014
s.d. 2015 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didapatkan penderita
preeklamsia sebanyak 45 orang dari 919 ibu hamil yang memeriksakan
kehamilanya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian
dengan judul Identifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia di
Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d.
2015.
14. 4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi dalam penelitian
ini adalah berapa persentase faktor risiko ibu hamil yang mengalami Preeklamsia
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi persentase faktor risiko ibu hamil yang mengalami
preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014
s.d. 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun
2014 s.d. 2015.
b. Mengidentifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan gravida di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d. 2015.
c. Mengidentifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan faktor lain di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015.s
D. Manfaat Penelitian
1. Teoretis
Dapat menambah wawasan dan informasi ilmiah dalam ilmu kebidanan
khususnya tentang gambaran factor resiko ibu hamil dengan preeklamsia serta
15. 5
sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya dalam
ilmu kebidanan.
2. Praktis
a. Bagi Tempat Peneliti
Sebagai sumber informasi dalam memberikan penyuluhan pada ibu hamil
tentang Preeklamsia
b. Bagi Institusi Kebidanan
Sebagai penambahan informasi untuk mahasiswi jurusan kebidanan dalam
melakukan penelitian kebidan selanjutnya yang berkaitan dengan
preeklamsia .
c. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman dalam mengaplikasikan mata kuliah
metode penelitian.
16. 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Telaah Pustaka
1. Kehamilan
a. Definisi Kehamilan
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak
hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati.
Yang menandai awal periode antepartum (Varney, 2006). Kehamilan
merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ
reproduksinya sehat sangat besar kemungkinanya akan mengalami
kehamilan (Mandriwati, 2007).
b. Proses Kehamilan
Secara medis, kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel telur
wanita oleh spermatozoa dari pria. Sel telur yang dibuahiakan berkembang
jadi bakal embrio yang kemudian akan menjalani pembelahan sampai
menjadi embrio. Bakal janin ini lalu akan menempel di selaput lender
rahim yang terletak dirongga rahim
c. Diagnosa Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
6
17. 7
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari
bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002).
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu
serta perubahan sosial dalam keluarga. Menurut Armi (2006), tanda-tanda
kehamilan dapat dibagi menjadi :
1) Tanda-tanda dugaan hamil adalah sebagai berikut :
a) Amenorea (tidak mendapat haid). Gejala ini sangat penting karena
umunnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui
tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
b) Mual dan muntah. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan, keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi tidak
selalu dan keadaan ini disebut ”morning sickness”. Dalam batas-
batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi bila terlalu sering
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang biasa disebut
hiperemesis gravidarum.
c) Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan
pertama disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung
kemih, gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada
akhir kehamilan gejala ini akan kembali terjadi karena kandung
kemih ditekan oleh kepala janin.
18. 8
d) Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi
tampak deposit pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan
cloasma gravidarum. Areola mammae menghitam. Pada linea alba
tampak menjadi lebih hitam.
e) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid (Hanifa, 2005).
f) Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada
triwulan pertama (Hanifa, 2005).
g) Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada
daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada
multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan
yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan pertama (Hanifa,
2005).
2) Tanda-tanda kemungkinan hamil adalah sebagai berikut :
a) Tanda hegar
Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain
didinding perut diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri
seakan-akan terpisah dengan serviks ( istmus sangat lembek pada
kehamilan). Pada kehamilan 6–8 minggu dengan pemeriksaan
bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini (Hanifa, 2005).
b) Tanda piskacek
Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata
hingga menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus
19. 9
dalam keadaan hamil tumbuh cepat pada tempat implantasinya)
(Armi, 2006).
c) Tanda Braxton hicks
Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi.
Kontraksi yang tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton
Hicks. Adanya kontraksi Braxton Hicks ini menunjukkan bahwa
kehamilan bukan kehamilan ektopik (Armi, 2006).
d) Tanda ballotement
Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih
banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong-
konyong uterus ditekan maka janin akan melenting dalam uterus,
keadaan inilah yang disebut dengan ballottement (Hanifa, 2005).
e) Tanda Chadwick adalah warna selaput lendir vulva dan vagina
menjadi ungu (Hanifa, 2005).
3) Tanda-tanda pasti kehamilan adalah sebagai berikut :
a) Gerakan janin dalam rahim
b) Terlihat atau teraba gerakan janin
c) Teraba bagian-bagian janin
d) Denyut jantung janin
Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat
dopler,
20. 10
e) dilihat dengan ultrasonografi.
Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin, ultrasonografi untuk membantu membuat diagnosa
kehamilan sedini-dininya dapat dilakukan beberapa pemeriksaan
berdasarkan adanya khoriogonadotropin Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) yang dihasilkan oleh plasenta (Armi, 2006).
d. Perubahan Fisiologis dan Psikologis
1) Perubahan Fisiologis Ibu
a) Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya
30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga
menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim
mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak,
dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin
(Manuaba, 2010).
b) Ovarium
Dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu
(Manuaba, 2010).
c) Vagina dan Perineum
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain
terjadinya peningkatan vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah
21. 11
meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva, pelunakan pada
jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan
pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta
adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat akibat
stimulasi estrogen (Aprillia, 2010).
d) Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009), pada
awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi
semakin lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah
ukurannya dan vena – vena dibawah kulit akan lebih terlihat.
Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Areola
akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan
membesar dan cenderung menonjol keluar.
e) Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran
darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat
jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalalm
rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan
peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang
disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010).
22. 12
f) Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi
diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami perubahan. Respirasi
rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan
peningkatan konsumsi oksigen 15-20% diatas kebutuhan
perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010).
g) Sistem Pencernaan
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009), seiring
dengan makin membesarnya uterus, lambung, dan usus akan
tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada penurunan motilitas
otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan
asam hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat
penurunan motilitas usus besar. Gusi akan menjadi lebih hiperemis
dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan
perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorroid
juga merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan
peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran
uterus.
h) Sistem Perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi
pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering
berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan metabolisme air makin
23. 13
lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah (Manuaba,
2010).
i) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini
terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae,
papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah
persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang (Manuaba, 2010).
j) Metabolisme
Menurut Manuaba (2010), perubahan metabolisme pada
kehamilan:
(1) Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, terutama
pada trimester ketiga.
(2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq
per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodelusi
darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
(3) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ
kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan
protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur
ayam sehari.
(4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
24. 14
(5) Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:
(a) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben-
tukan tulang janin.
(b) Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari.
(c) Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.
(d) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat
terjadi retensi air.
(6) Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan
bertambah antara 6,5-16,5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu.
2) Perubahan-Perubahan Psikologis dalam Kehamilan
a) Perubahan psikologis trimester I
Segera setelah konsepsi kadar harmon progesteron dan estrogen
dalam tubuh meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu
merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak
ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan
kesedihan. Sering kali pada awal kehamilan, ibu berharap untuk
tidak hamil. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari
tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu
diperhatikan dengan seksama, karena perutnya masih kecil.
Kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin
diberitahukannya pada orang lain atau dirahasiakannya. Hasrat untuk
25. 15
melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama ini
berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seks
yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido
selama periode ini. Keadaan ini menciptakn kebutuhan untuk
berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak
wanita merasa butuh untuk dicinti dan merasakan kuat untuk
mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat
dipengaruhi oleh kelahan, rasa mual, pembesaran payudara,
keprihatinan. Semua ini merupakan bagian normal dari proses
kehamilan pada trimester pertama.
b) Perubahan psikologis trimester II
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu
sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan merasa
tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu
besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima
kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya
secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan
gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai
seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas
dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
26. 16
c) Perubahan psikologis trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menuggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan
ibu meningkatkan kewaspadaanya akan timbulnya tanda dan gejala
akan terjadinya persalinan. Ibu sering kali takut kalau bayi yang akan
dilahirkanya tudak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin
mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
pada waktu melahirkan (Notoatmodjo, dkk, 2010)
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor
psikologis, dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
1) Faktor Fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi
tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri
dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, Puskesmas,
Rumah Bersalin atau Poliklinik kebidanan. Selain itu status gizi ibu
hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa
kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang
27. 17
buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga
suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya
akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun
ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin.
Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan
kesulitan saat proses persalinan.
2) Faktor Psikologis
a) Stess
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan
ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterlambatan perkembangan
atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak
tertangani dengan baik
b) Dukungan keluarga
Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan
ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung
bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka
ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap
dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
c) Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat
istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup
sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu
28. 18
hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu
menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku
makan juga harus di perhatikan, terutama yang berhubungan
dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang di pantang adat
padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap
dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting
adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga
kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa
lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian
yang menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses
kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat
memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan
persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak
awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses
persalinan dapat berjalan dengan baik (Diah, 2014).
2. Preeklamsia
a. Definisi Preeklamsia
Preeklamsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umunya terjadi
dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya,
misalnya pada molahidatidosa (Wiknjosastro H, 2007). Hipertensi adalah
29. 19
tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4 – 6 jam pada wanita yang
sebelumnya normotensi. Bila ditemukan tekanan darah tinggi ( ≥ 140/90
mmHg ) pada ibu hamil, lakukan pemeriksaan kadar protein urin dengan
tes celup urin atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis (WHO,
2013). Klasifikasi Preeklamsia adalah sebagai berikut
1) Preeklamsia Ringan
Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan/atau edema pada umur kehamilan 20 minggu atau lebih atau pada
masa nifas. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20
minggu pada penyakit trofoblas (Nugroho T, 2010).
2) Preeklamsia Berat/Eklamsia
Bila salah satu diantara gejala atau tanda diketemukan pada ibu hamil
sudah dapat digolongkan preeklampsia berat :
a) tekanan darah 160/110 mmHg.
b) oliguria, urin kurang dari 400cc/24jam.
c) proteinuria lebih dari 0.3 gr/liter.
d) keluhan subyektif yaitu nyeri epigastrium, gangguan penglihatan,
nyeri kepala, oedem paru dan sianosis, serta gangguan kesadaran
(Manuaba, 2010).
Preeklamsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit
digolongkan berat bila satu atau lebih tanda/atau gejalah di bawah ini
ditemukan
30. 20
(a) Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic 110
mmHg atau lebih
(b) Proteinuria 5 gr, atau lebih dalam 24 jam/3 atau 4+ pada
pemeriksaan kualitatif
(c) Oliguria, air kencing 400 ml, atau kurang dalam 24 jam
(d) Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah
epigastrium
(e) Edema paru-paru atau sianosis.
b. Etiologi
Apa yang menjadi penyebab Preeklamsia dan eklamsia sampai
sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba
menerangkan sebab-sebab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang
dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima
harus dapat menerangkan hal-hal berikut:
1) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan
ganga, hidramnion, dan mola hidatidosa
2) Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
3) Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus
4) Sebab jarangnya terjadi eklamsia pada kehamilan-kehamilan
berikutnya
5) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
31. 21
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai
sebabpPreeklamsia adalah iskemia plasenta. Akan tetepi, dengan teori ini
tidak dapat diterangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit itu.
Rupanya tidak hanya satu faktor melainkan banyak faktor yang
menyebabkan preeklamsia dan eklamsia. Diantara faktor-faktor yang
ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang
akibat.
(c). Patofisiologi
Preeklamsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh
karena itu, sebagian besar pemeriksaan anatomi patologik berasal dari
penderita eklamsia yang meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini
dengan biopsies hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan anatomi-
patologik pada alat-alat itu pada Preeklamsia tidak banyak berbeda dari
pada yang ditemukan pada preeklamsia. Perlu dikemukakan disini bahwa
tidak ada perubahan hitopatologik yang khas pada preeklamsia dan
eklamsia. Perdarahan, dan thrombosis pembuluh darah kecil pada
penyakit ini dapat ditemukan dalam berbagai alat tubuh. Perubahan
tersebut mungkin sekali disebabkan oleh vasospasmus arteriola.
Penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan faktor penting juga
dalam pathogenesis kelainan-kelainan tersebut.
32. 22
2) Perubahan anatomi patologik
a) Plasenta
Pada Preeklamsia terdapat spasmus arteriola spiralis desi dua
dengan akibat menurunya aliran darah ke plasenta. Perubahan
plasenta normal sebagai akibat tuanya kehamilan, seperti
menipisnya sinsitium, menebalnya dinding pembuluh darah dalam
filli karena fibrosis, dan konfersi mesoderm menjadi jaringan
fibotik, dipercepat prosesnya pada Preeklamsia dan hipertensi.
b) Ginjal
Alat ini besarnya normal atau dapat membengkak. Dan pada simpai
ginjal dan pada pemotongan mungkin ditemukan perdarahan-
perdaran kecil. Penyelidikan biopsie pada ginjal oleh Altchek dan
kawan-kawanya (1968) menunjukan pada Preeklamsia bahwa
kelainan gomerulus berupa :
(1) Hyperplasia sel-sel jukstaglomeruler
(2) Kelainan pada tubulus-tubulus Henle
(3) Spasmus pembuluh darah ke glomerulus
c) Hati
Alat ini besarnya normal, pada permukaan dan pembelahan tampak
tempat-tempat perdarahan yang tidak teratur. Pada periksaan
mikroskopik dapat ditemukan perdarahan dan nekrosis pada tepi
lobules, disertai thrombosis pada pembuluh darah kecil terutama
disekitar vena porta.walaupun umumnya lokasi ialah periportal,
33. 23
namun perubahan tersebut dapat ditemukan di tempat-tempat lain.
Dalam pada itu rupanya tidak ada hubungan langsung antara berat
penyakit dan luas perubahan pada hati.
d) Otak
Pada penyakit yang belum lanjut hanya ditemukan edema dan
anemia pada korteks serebri, pada keadaan lanjut dapat ditemukan
perdarahan.
e) Retina
Kelainan yang sering ditemukan pada retina ialah spasmus pada
arteriola-arteiola, terutama yang dekat pada diskus optikus. Vena
tampak lekuk pada persimpangan dengan arteriola. Dapat terlihat
edema pada diskus optikus dan retina.
f) Paru-paru
Paru-paru menunjukan berbagai tingkat edema dan perubahan
karena bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi. Kadang-kadang
ditemukan abses paru-paru.
g) Jantung
Pada sebagian besar penderita yang mati karena eklamsia jantung
biasanya mengalami perubahan degenerative pada miokardium.
Sering ditemukan degenerasi lemak dan cloudy swelling serta
nekrosis dan perdarahan.
34. 24
h) Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal dapat menunjukan kelainan berupa perdarahan
dan nekrosis dalam berbagai tingkat.
3) Perubahan fisiologi patologik
a) Perubahan pada plasenta dan uterus
Menurunya aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan
fungsi plasenta. Pada hipertensi yang agak lama pertumbuhan janin
terganggu. Pada hipertensi yang lebih pendek bisa terjadi gawat
janin sampai kematianya karena kekurangan oksigenasi. Kenaikan
tonus uterus dan kepekaan terhadap rangsangan sering di dapatkan
pada preeklamsia dan eklamsia, sehingga mudah terjadi partus
prematurus.
b) Perubahan pada ginjal
Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke ginjal
menurun, sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus mengurang.
Kelainan pada ginjal yang penting ialah dalam hubungan dengan
proteinuria dan mungkin sekali juga dengan retensi garam dan air.
c) Perubahan pada retina
Pada preeklamsia tampak retina edema, spasmus setempat atau
menyeluruh pada satu atau beberapa arteri jarang terlihat
perdarahan atau eksudat.
35. 25
d) Perubahan pada paru-paru
Edema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita
Preeklamsia dan eklamsia. Komplikasi ini biasanya disebabkan
oleh dekompensasio kordis kiri.
e) Perubahan pada otak
McCall melaporkan bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak
pada hipertensi dalam kehamilan lebih meninggi lagi pada
eklamsia. Walaupun demikian, aliran darah ke otak dan pemakaian
oksigen pada preeklamsia tetap dalam batas normal. Pemakaian
oksigen oleh otak hanya menurun pada eklamsia.
f) Metabolisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyertai preeklamsia dan eklamsia tidak
diketahui sebabnya. Terjadi disini pergeseran cairan dari ruang
intravaskuler ke ruang interstisial. Kejadian ini, yang diikuti oleh
kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum dan sering
bertambahnya edema, menyebabkan volume darah
mengurang,viskositet darah meningkat, waktu peredaran darah tepi
lebih lama. Karena itu, aliran darah ke jaringan di berbagai bagian
tubuh mengurang, dengan akibat hipoksia. Dengan perbaikan
keadaan, hemokonsentrasi berkurang, sehingga turunya hematokrit
dapat dipakai sebagai ukuran tentang perbaikan keadaan penyakit
dan tentang berhasilnya pengobatan. Jumlah air dan natrium dalam
badan lebih banyak pada penderita preeklamsia dari pada pada
36. 26
wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi menahun.
Penderita preeklamsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna
air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi
glomerulus menurun sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak
berubah (Winkjosastro H, 2007)
d. Gejala Klinik
1) Gejala Klinis Preeklamsia Ringan
a) Hipertensi: sistolik / diastolk 140/90 mmHg
b) Proteinuria: secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam
atau secara kualitatif positif 2 (+2).
c) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah
atau tangan.
d) Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda Preeklamsia
berat.
2) Gambaran Klinik Preeklamsia Berat
a) Tekanan darah sistolik atau sama 160 mmHg atau diastolic
lebih atau sama dengan 110 mmHg, tekanan darah ini tidak
menurun meskipun ibu hamil sudah rawat baring di rumah sakit.
b) Protein urin 5 graam atau lebih per 24 jam atau kualitatif positif
3 atau 4.
c) Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500 cc per 24 jam
disertai dengan kenaikan kreatinin plasma.
d) Gangguan visus dan cerebral.
37. 27
e) Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas abdomen.
f) Edema paru, syanosis.
g) Pertumbuhan janin intra uterin terlambat.
h) Adanya HELLP syndrome (Hemolisis Elevated Liver Function
Test and Low Platelet Count) (Nugroho, 2010).
Pada preeklamsia ringan gejala subjektif belum dijumpai, tetapi
pada preeklamsia berat diikuti keluhan subjektif berupa sakit kepala
terutama daerah frontalis, rasa nyeri didaerah epigastrium, penglihatan
menjadi kabur, terdapat mual sampai muntah, gangguan pernapasan
sampai sianosis, dan terjadi gangguan kesadaran (Manuaba, 2007).
e. Penanganan Preeklamsia
1) Preeklamsia Ringan
Pada Preeklamsia ringan, penanganan simtomatis dan berobat jalan
dengan memberikan:
a) Sedative ringan (Phenobarbital 3x30 mg, valium 3x10 mg)
b) Obat penunjang (vitamin B kompleks, vitamin C atau vitamin E,
zat besi)
c) Nasehat (garam dalam makanan dikurangi, lebih banhyak istrahat,
baring kearah punggung janin, segera datang memeriksakan diri,
bila terdapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema mendadak,
atau berat badan naik, pernapasan semakin sesak, nyeri pada
epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerak janin melemah-
berkurang, pengeluaran urin berkurang)
38. 28
d) Jadwal periksaan hamil di percepat dan di perketat. Petunjuk untuk
segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk
penderita perlu memerhatikan hal berikut:
(1) Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
(2) Protein dalam urine 1 plus atau lebih
(3) Kenaikan berat badan 1,5 kg, atau lebih dalam seminggu
(4) Edema bertambah dengan mendadak
(5) Terdapat gejala dan keluhan subyektif.
2) Penanganan Preeklamsia Berat/Eklamsia
Pengobatan eklamsia dengan perawatan di rumah sakit dilaksanakan
sebagai berikut:
a) Kamar isolasi untuk menghindari rangsangan dari luar (sinar atau
keributan), mengurangi menerima kunjungan, yang merawat
jumlahnya terbatas.
b) Pengobatan medis. Banyak pengobatan yang telah diperkenalkan
untuk dapat menghindari kejang berkelanjutan dan meningkatkan
vitalitas janin dalam kandungan
(1) System stroganoff: suntikan 100 mg luminal,1/2 jam kemudian
suntikan 10 cc magnesium sulfat 40% IM, selanjutnya tiap 3
jam berganti-ganti diberi luminal 50 mg, dan 10 cc magnesium
sulfat 40% IM
(2) sodium pentothal. Pemberian sodium pentothal dapat
menghilangkan kejang. Dosis awal penthotal antara 200 dan
300 mg, IV perlahan-lahan
39. 29
(3) magnesium sulfat. Magnesium sulfat mempunyai efek
menurungkan tekanan darah, mengurangi sensitivitas saraf
pada sinapsis meningkatkan dieresis, merusak sirkulasi
iskemia plasenta, sehingga menurungkan gejala klinis
eklamsia. Dosis pemberian larutan MgSO4 40%
(4) Intramuscular (8 g daerah gluteal kanan kiri, 4 g interval 6
jam)
(5) Intravena (10 cc magnesium sulfat 40% intravena perlahan-
lahan, diikuti intramuscular 8 g). syarat pemberian
magnesium sulfat adalah refleks patella masih positif,
pernapasan tidak kurang dari 16 per menit, dieresis minimal
600 cc/24 jam. Antidotum untuk magnesium sulfat adalah 1 g
kalsium klorida atau glukonas kalsikus.
(6) Diazepam valium. Diazepam atau valium dipergunakan
sebagai pengobatan eklamsia, karena mudah didapat dan
murah. Dosis maksimal diazepam adalah 120 mg/24 jam.
Metode pemberian valium: pasang infuse glukosa 5% dosis
awal diberikan 20 mg/intravena. Dosis ikutan dalam glukosa
5% 10 sampai 20 mg dengan 20 tetesan/menit. Observasi yang
dilakukan: kesadaran penderita, keadaan janin dalam rahim,
kejang-kejang, dieresis, tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
(7) Litik koktil. Litik koktil terdiri dari petidin 100 mg,
klorpromazih 100 mg, dan prometazin 50 mg yang dilarutkan
40. 30
dalam 500 cc glukosa 5% diberikan intravena dengan
memerhatikan tekanan darah, nadi, dan kejang. Observasi
pengobatan dilakukan setiap 5 menit, karena takanan darah
dapat menurun mendadak.
(a) Pengawasan dalam pengobatan. Observasi dalam
pengobatan eklamsia sangat penting karena sewaktu-
waktu dapat terjadi komplikasi yang memberatkan
pemerintah dan janin dalam kandungan. Observasi tanda
vital dilakukan setiap 30 menit terhadap pernapasan dan
ronki basal, suhu, dan serangan kejang. Dalam keadaan
koma: tidur terlentang, kepala miring kesamping, siapkan
pengisap lendir, dan berikan O2 untuk ibu dan janinnya.
Dalam keadaan serangan kejang: damping pasien agar
tidak jatuh, sediakan spatel lidah untuk menghindari
gigitan lidah, ukur jumlah cairan yang masuk dalam 24
jam 2000 cc. Nutrisi pasien koma: glukosa 10%
,menghindari metabolism lemak dan protein, pemberian
asam amino dengan aminofusin, pemberian B kompleks,
dan vitamin C. Pada pengobatan yang berhasil, dijumpai
perbaikan dieresis makin bertambah, tekanan darah
menurun, nadi membaik, kesadaran membaik, kejang
berkurang. Pada kegagalan pengobatan dapat dijumpai
gejala kejang lebih dari 12 kali, suhu meningkat diatas
41. 31
39ºC, kesadaran makin menurun, nadi meningkat diatas
100 kali per menit
(b) Tindakan kebidanan. Penderita preeklamsia berat dan
eklamsia tidak tahan terhadap perdarahan dan trauma
persalinan, sehingga perlu dipikirkan agar persalinan
dengan trauma minimal. Pemilihan persalinan bergantung
pada beberapa faktor paritas penderita, usia anak terkecil,
dan usia penderita. Keadaan serviks: pembukaan, arah
serviks, kekakuan serviks. Keadaan janin intrauterine:
ketuban belum pecah, jumlah air ketuban, warna air
ketuban, tanda asfeksia intrauterine. Tempat pertolongan
dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas cukup, obat
tersedia, tenaga terlatih dan anastesi (Manuaba, 2007).
3. Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia.
a. Usia
1) Usia < 20 tahun (terlalu muda untuk hamil)
Kehamilan terlalu muda adalah hamil pada usia < 20 tahun.
Pada usia <20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum
berkembang optimal, sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan
dan kematian pada kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan
serta perkembangan fisik ibu terhambat.
42. 32
2) Usia > 35 tahun (terlalu tua untuk hamil)
Kehamilan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun kondisi
kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya
otot, syaraf, endokrin, dan reproduksi mulai menurun. Pada usia lebih
dari 35 tahun terjadi penurunan curah jantung (BKKBN, 2007).
Pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah 20 tahun
perlu diperhatikan karena sering terjadi anemia, hipertensi menuju
preeklampsia/eklamsia, persalinan dengan berat badan lahir rendah,
kehamilan disertai infeksi, penyulit proses persalinan yang diakhiri
dengan tindakan operasi. Aspek sosial yang sering menyertai ibu
hamil dengan usia muda adalah kehamilan yang belum diinginkan,
kecanduan obat dan atau perokok, arti dan manfaat antenatal care yang
kurang diperhatikan. Aspek sosial dapat menimbulkan kesulitan
tumbuh kembang janin dan penyulit saat proses persalinan
berlangsung. Kini wanita karier dan terdidik banyak yang ingin hidup
mandiri mengejar karier sehingga akan terlambat menikah dan hamil
diatas usia 35 tahun. Pengawasan terhadap mereka perlu juga
diperhatikan karena dapat terjadi hipertensi karena stres pekerjaan,
hipertensi dapat menjadi pemicu preeklampsia/eklamsia, diabetes
melitus, perdarahan antepartum, abortus, persalinan premature,
kelainan kongenital, ganggguan tumbuh kembang janin dalam rahim
(Asniar, 2015)
43. 33
b. Gravida
Gravida (kehamilan) adalah jumlah kehamilan termasuk abortus,
molahidatidosa, dan kehamilan ektopik yang pernah dialami oleh seorang
ibu (sumarah dkk, 2008). Insiden reeklamsia 7-12% terjadi pada primi
gravida, sedangkan untuk multigravida insiden preeklamsia 5-8%. Hal ini
pada primigravida disebabkan karena baru pertama kali terpajan vili
korealis. Dimana vili korealis mengandung desi dua yang banyak sel dan
apa bila diaktifkan banyak mengeluarkan zat yang merugikan yang mana
zat-zat itu sebagai mediator untuk memicu cedera sel endotel akibat cedera
itu bisa terjadi preeklamsia (Cunningham, 2005).
c. Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar yaitu suatu kehamilan dimana terdapat dua atau
lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan kembar dapat memberikan
risiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan janin (Joseph & nugroho, 2010).
Wanita dengan kehamilan kembar berisiko tinggi mengalami preeklamsia.
Hal ini biasanya disebabkan oleh peningkatan massa plasenta dan produksi
hormone. Oleh karena itu akan sangat membantu jika ibu dan anggota
keluarganya dilibatkan dalam mengamati gejala yang berhubungan dengan
preeklamsia (Varney, 2007).
d. Molahidatidosa
Molahidatidosa merupakan kehamilan yang secara genetis tidak
normal, yang muncul dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta.
Perkembangan jaringan plasenta abnormal yang pesat menyebabkan kadar
44. 34
hormone B-Hcg menjadi sangat tinggi sehingga dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi yang akan menimbulkan preeklamsia (Varney, 2007).
e. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi merupakan pendapatan keluarga yang dapat
menunjang kebutuhan hidup keluarga. Sosial ekonomi berhubungan
dengan kejadian preeklamsia, dimana dengan pendapatan rendah
mempengaruhi terjadinya preeklamsia, karena jika pendapatan rendah
seorang ibu tidak menyiapkan makanan yang mengandung kalsium
sehingga untuk memproduksi makanan yang mengandung kalsium
berkurang dan ibu mengalami kekurangan kalsium yang dapat
menyebabkan hipertensi (Winkjosastro, 2007).
f. Riwayat Preeklamsia
Preeklamsia atau sering disebut dengan Toksemia Gravidarum atau
keracunan kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian paling
sering pada ibu hamil. Gejala yang dapat ditemukan pada penderita
preeklamsia yaitu tekanan darah yang meningkat, pembengkakan pada
tungkai dan ditemukanya protein dalam air seni. Bila keadaan ini tidak
diatasi, maka penderita akan jatuh kedalam keadaan eklamsia yang
berakibat kejang, suatu kondisi yang dapat membahayakan jiwa ibu
maupun janin dalam kandungan. Ibu dengan riwayat preeklamsia
sebelumnya berisiko mengalami preeklamsia pada kehamilan selanjutnya
(Winkjosastro, 2007).
45. 35
g. Diabetes Melitus
Diabetes tejadi karena produksi insulin tidak ada atau tidak cukup.
Insulin adalah hormone yang yang diproduksi oleh sel beta pulau
langerhans didalam pancreas. Fungsi insulin adalah mengangkut glukosa
kedalam sel bergantung pada jumlah glukosa yang masuk, yang kemudian
diubah menjadi energi. Pada diabetes, tidak terjadi kekurangan glukosa
didalam darah, melainkan glukosa tak dapat diangkut kedalam sel tanpa
persediaan insulin yang cukup. Keadaan ini pada akhirnya akan
menyebabkan hiperglikemia. Hiperglikemia menimbulkan banyak efek
merugikan pada kehamilan. Untuk diabetes tipe I dan II, dengan control
glikemia yang jarang, peningkatan kadar koten dan glukosa terbukti
bersifat teratogenik sehingga menyebabkan anomaly konginetal, seperti
defek jantung, defek system saraf pusat, sindro menurun kaudal. Kematian
pembuluh darah pada diabetes tipe I menyebabkan penurunan aliran darah
ke uterus dan plasenta sehingga meningkatkan infusiensi uteroplasenta,
yang mengakibatkan IUGR dan efek-efek lain. Pada sejumlah besar wanita
juga ditemukan hipertensi dan preeklamsia (Varney, 2007).
4. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik
lahir hidup maupun lahir mati. Paritas adalah jumlah kehamilan yang
dilahirkan atau jumlah anak yang dimiliki baik dari hasil perkawinan sekarang
atau sebelumnya. Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin
yang mampu hidup diluar rahim dengan usia kehamilan 28 minggu
(Pusdiknakes, 2006). Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup atau jumlah
46. 36
anak yang dimiliki oleh seorang wanita. Faktor paritas memiliki pengaruh
terhadap persalinan dikarenakan Ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi
untuk mengalami gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu
yang pertama kali mengalami masa kehamilan. Klasifikasi Paritas adalah
sebagai berikut:
a. Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup
besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006). Primigravida adalah
seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Wanita yang pertama kali
hamil sedangkan umurnya dibawah 20 tahun disebut pimigravida muda.
Usia terbaik untuk seorang wanita hamil antara usia 20 tahun hingga 35
tahun. Sedangkan wanita yang pertama hamil pada usia diatas 35 tahun
disebut primigravida tua. Primigravida muda termasuk didalam kehamilan
risiko tinggi (KRT) dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat
terancam. Risiko kematian maternal pada primigravida muda jarang
dijumpai dari pada primigravida tua. Dikarenakan pada primigravida muda
dianggap kekuatannya masih baik. Sedangkan pada primigravida tua risiko
kehamilan meningkat bagi sang ibu yang dapat terkena preeklampsia/
eklampsia (Manuaba, 2007)
b. Multipara
Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari
satu kali (Prawirohardjo, 2009).
47. 37
c. Grandemultipara
Grande Multipara adalah kondisi dimana seorang ibu pernah melahirkan
lebih dari 4 kali. Grande multipara termasuk dalam kehamilan dengan
risiko tinggi. Ibu hamil dengan risiko tinggi memiliki bahaya yang lebih
besar pada waktu kehamilan maupun persalinan bila di bandingkan dengan
ibu hamil normal. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya
ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan segera.
Pada primigravida atau ibu yang pertama kali hamil sering
mengalami stres dalam menghadapi persalinan. Stres emosi yang terjadi
pada primigravida menyebabkan peningkatan pelepasan Corticotropic-
Releasing Hormone (CRH) oleh hipothalamus, yang kemudian
menyebabkan peningkatan kotisol. Efek kortisol adalah mempersiapkan
tubuh untuk berespons terhadap semua stressor dengan meningkatkan
respons simpatis, termasuk respons yang ditujukan untuk meningkatkan
curah jantung dan mempertahankan tekanan darah (Corwin, 2001).
Hipertensi pada kehamilan terjadi akibat kombinasi peningkatan curah
jantung dan resistensi perifer total. Selama kehamilan normal, volume
darah meningkat secara dratis. Pada wanita sehat, peningkatan volume
darah diakomodasikan oleh penurunan responsivitas vaskular terhadap
hormon-hormon vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan
resistensi perifer total berkurang pada kehamilan normal dan tekanan
darah rendah. Pada wanita dengan preeklampsiaa/eklamsia, tidak terjadi
penurunan sensitivitas terhadap vasopeptida-vasopeptida tersebut,
48. 38
sehingga peningkatan besar volume darah langsung meningkatkan curah
jantung dan tekanan darah (Corwin, 2007).
B. Landasan Teori
1. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu anugrah dari Tuhan yang perlu mendapatkan
perhatian dan dukungan dari seluruh anggota keluarga (BKKBN, 2003).
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh
perjuangan (Maulana, 2008). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanafiah, 2008).
2. Preeklamsia
Preeklamsia/eklamsia adalah kondisi ibu yang disebabkan oleh
kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda-tanda oedem
(pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah
tinggi, dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urine dari
laboratorium. Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam
dibandingkan pada tingkat preeklampsia berat (Dewi, 2009).
a. Preeklamsia Ringan
Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
49. 39
persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
pada penyakit trofoblas
b. Preeklamsia Berat
Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatini dkk, 2009).
3. Umur Ibu
Usia adalah salah satu faktor risiko terjadinya preeklamsia. Menurut
Bobak (2006), usia yang rentan terkena preeklamsia adalah usia < 20 atau > 35
tahun. Seperti yang telah dijelaskan Manuaba (2006), pada usia < 20 tahun,
keadaan alat reproduksi belum siap untuk menerima kehamilan. Hal ini akan
meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan
eklamsia. Sedangkan pada usia 35 tahun atau lebih, menurut Rochjati (2006),
rentan terjadinya berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi, dan eklamsia. Hal
ini menurut Rochjati (2006) disebabkan karena tenjadinya perubahan pada
jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu, hal ini
menurut Potter (2006), juga diakibatkan karena tekanan darah yang meningkat
seiring dengan pertambahan usia. Sehingga pada usia 35 tahun atau lebih dapat
cenderung meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia.
4. Graviditas
Gravida adalah faktor risiko yang berkaitan dengan timbulnya
preeklamsia. Menurut Wiknjosastro H (2007), frekuensinya lebih tinggi terjadi
pada primigravida dari pada multigravida. Berdasarkan teori immunologik
50. 40
yang disampaikan Sudhaberata (2006), hal ini dikarenakan pada kehamilan
pertama terjadi pembentukan “blocking antibodies” terhadap antigen tidak
sempurna. Selain itu menurut Angsar (2008), pada kehamilan pertama terjadi
pembentukan “Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA)” yang berperan
penting dalam modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil konsepsi
(plasenta) atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi
preeklamsia.
51. 41
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 1. Kerangka Konsep
Keterangan :
= Variabel Independen (variabel bebas)
= Variabel Dependen (variabel terikat)
= Hubungan
D. Jalanya Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah gambaran faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014
s.d. 2015 ?
2. Bagaimanakah gambaran faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan gravida di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun
2014 s.d. 2015 ?
3. Bagaimanakah gambaran faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia
berdasarkan faktor lain di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun
2014 s.d 2015 ?
Umur
Gravida Preeklamsia
Faktor lain
52. 42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui persentase faktor risiko
ibu hamil yang mengalami preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Raha
Kabupaten Muna tahun 2014 s.d. 2015.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2016 di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna.
C. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami
preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014 s.d.
2015 sebanyak 45 orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang
kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 45 orang yang mengalami preeklampsia.
47
53. 43
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel dependent dan variabel Independen
a. variabel dependen (variabel terikat) : Preeklamsia.
b. variabel independent (variabel bebas) : umur, gravida, dan penyebab lain.
E. Variabel dan Definisi Operasional
1. Umur
Umur adalah lamanya hidup seseorang sejak dilahirkan sampai sekarang yang
dapat dilihat melalui medical record, dengan kategori:
a .< 20 dan > 35 tahun : Berisiko
b. 20 – 35 tahun : Tidak Berisiko
c. Faktor lain : Penyebabnya Tidak Diketahui
Skala: Nominal
2. Gravida
Gravida (kehamilan) adalah jumlah kehamilan termasuk abortus,
molahidatidosa, dan kehamilan ektopik yang pernah dialami oleh seorang ibu
(sumarah dkk, 2008) dengan kategori :
a. Gravida 1 : Berisiko
b. Gravida ≥ 1 : Tidak Berisiko
Skala: Nominal
3. Faktor lain
Faktor lain yang dimaksud adalah penyebabnya tidak diketahui.
54. 44
F. Instrumen penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan cheek list
dengan mengambil data rekam medic berdasarkan variabel yang diteliti.
G. Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Editing
Dilakukan pengecekan akan kelengkapan data pada format kuesioner
terkumpul, bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan,
bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data, maka
dilakukan pendataan ulang.
b. Coding
Pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk
mempermudah memasukkan data ke dalam tabel.
c. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta pengambilan
kesimpulan kemudian data dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi.
2. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang
telah terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian
dilakukan pembahasan dengan menggunakan kepustakaan yang ada. Persentase
data diperoleh dengan menggunakan rumus distribusi sebagai
55. 45
Berikut:P = 100%
Keterangan :
P: Persentase yang dicari
f: Frekuensi setiap variabel yang diteliti
n: Jumlah sampel (Notoatmojo, 2010).
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan mengurus izin
penelitiabn kepada instasi dan melapor kepada Kepala Ruangan Kebidanan
Kabupaten Muna sebelum melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dengan mencatat semua jumlah ibu hamil yang
mengalami preeklamsia yang tercantum dalam buku register.
3. Tahap Pengolahan dan Analisa Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa dan disajikan secara
deskriptif.
4. Tahap Laporan
Pada tahap ini disusun laporan sebagai tahap akhir dari penelitian ini.
56. 46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Muna terletak di Ibu
kota Kabupaten tepatnya di jalan Sultan Syahrir No. 6 Kelurahan Raha 1 Kota
Raha. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan
umum. RSUD Kabupaten Muna memiliki batas-batas yaitu sebelah utara
berbatasan dengan jalan Basuki Rahmat, sebelah timur berbatasan dengan jalan
Sultan Hasanuddin, sebelah selatan berbatasan dengan jalan La Ode Pulu, dan
sebelah barat berbatasan dengan jalan Ir. Juanda
2. Sejarah Singkat
RSUD Kabupaten Muna didirikan pada masa penjajahan Belanda oleh
mantri yang berkebangsaan Belanda. Pada saat itu mantri tersebut hanya
dibantu oleh seorang asistenya dan 2 orang perawat. Setelah 11 tahun berlalu
mantri tersebut pulang kembali ke negerinya dan tepat pada tahun 1928 beliau
diganti oleh seorang dokter dari Jawa yang bernama dokter Soeparjo.
Masyarakat muna mengenal dokter Soeparjo dengan sebutan dokter Jawa.
Beliau tamatan dari sekolah Belanda yaitu Nederlandhes In Launshe Aonzen
School (NIAS). Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung
selama 7 tahun. Kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan
Belanda bernama dokter Hyaman. Selang waktu 5 tahun kemudian, tepatnya
pada tahun 1940 seorang dokter asal China bernama dokter Pang Ing Ciang
57. 47
sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat memperhatikan
kesehatan masyarakat Muna pada saat itu.
Pada tahun 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda kepemerintahan
Repoblik Indonesia masa pemerintahan dokter Pang Ing Ciang berakhir dan
beliau diganti oleh dokter kebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter
Post mempunyai 2 orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaanya
diserahkan pada kedua asistenya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak
berlangsung lama, beliau memimpin hanya satu tahun lamanya. Pada tahun
1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang berasal dari Belgia.
Dokter lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada tahun 1950 sampai
dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi yang diprakarsai
oleh Bupati Muna La Ode Rasyid, SH. Ini merupakan rehabilitasi pertama
selama Rumah Sakit tersebut didirikan. Tahun 1965-1970 RSUD Kabupaten
Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim Ahtar Nasution. Masa kepemimpinanya
berlangsung selama 3 tahun dan sejak itu masa kepemimpinan RSUD
Kabupaten Muna ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin.
Saat ini RSUD Kabupaten Muna dijadikan sebagai salah satu Rumah
Sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah bagi mahasiswa
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna dan mahasiswa Akademi
Kebidanan Paramata serta institusi kesehatan lainya.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit
Tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
mengacu pada perda No. 34 tahun 2008 tentang pembajaran, fungsi dan tata
58. 48
kerja Rumah Sakit Umum Daerah adalah melaksanakan upaya kesehatan
secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan,
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan
serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.
4. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara
berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha. Bangunan yang ada mempunyai tingkat
aktivitas yang sangat tinggi. Pengelompokkan ruangan berdasarkan fungsinya
sehingga menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kegiatan pelayanan Rumah
Sakit, kelompok kegiatan penunjang medis, kelompok kegiatan penunjang non
medis, dan kelompok kegiatan administrasi.
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ada di RSUD Kabupaten Muna terdirii
dari pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan kesehatan
rawat jalan antara lain Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, Poliklinik
gigi, Poliklinik umum, Poliklinik kesehatan anak, Poliklinik penyakit dalam,
Poliklinik bedah, Poliklinik neurologi, selain itu terdapat beberapa instalasi
seperi Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan perawatan intensif (ICU) yang terdiri
dari 4 tidur, Instalasi laboratorium klinik, Instalasi radiologi dan Instalasi
farmasi/apotik, pelayanan fisioterapi, rontgen, dan Instalasi gizi.
selain beberapa instalasi tersebut juga tersedia ambulansi serta perawatan dan
pengantaran jenazah.
59. 49
Sedangkan pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan
kandungan, perawatan bayi/ perinatologi dan perawatan umum. Kamar bersalin
ini terdiri dari 12 tempat tidur. Perawatan umum terdiri dari perawatan kelas 1
(mawar) yang terdiri dari 8 tempat tidur, perawatan kelas 11 (anggrek dan
melati) terdiri dari 18 tempat tidur dan perawtan kelas 111 (flamboyan dan
kamboja) terdiri dari 28 tempat tidur selain itu terdapat juga kelas utama (VIP)
yang terdiri dari 4 tempat tidur.Total tempat tidur yang berfungsi adalah 75
tempat tidur, jumlah ini diambil berdasarkan hasil sensus harian RSUD
Kabupaten Muna pada tanggal 31 Desember 2011.
6. Ketenagaan
Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna saat ini
adalah 529 orang (terdiri atas paramedis dan non paramedis). Dengan jumlah
bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna adalah sebanyak 127
orang, yang bekerja di Ruang kebidanan sebanyak 39 orang dan terdapat 2
dokter ahli kandungan.
60. 50
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna mengenai penyebab terjadinya preeklamsia sebanyak 45 orang.
Data sekunder yang diperoleh dari register di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna kemudian data diolah dengan cara manual dengan menggunakan
kalkulator yang disajikan dalam bentuk tabel, selanjutnya akan dinarasikan.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Penderita Preeklamsia Berdasarkan Umur, Gravida, dan faktor
lain di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014
s.d 2015
Faktor Risiko Preeklamsia Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Umur (tahun) < 20 & > 35 13 29
2. Gravida 1 15 33
3. Umur (tahun) <20 dan 35, dan gravida I 2 5
4. Faktor lain 15 33
Jumlah (n) 45 100
Sumber: Data Sekunder Tahun 2014 s.d 2015
Tabel 1. Menunjukan bahwa faktor risiko preeklamsia sebagian besar
terdapat pada umur < 20 dan > 35 tahun sebanyak 13 orang (29%), dan gravida
sebagian besar terjadi pada gravida 1 sejumlah 15 orang (33%), 1 orang dua
masalah yang dialami sebanyak 2 orang (5%), dan faktor lain sebanyak 15 orang
(33%).
61. 51
C. Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang di
lakukan di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun
2014 s.d 2015 mengenai "Identifikasi Faktor Resiko Ibu Hamil yang Mengalami
Preeklamsia di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2014 s.d 2015" dari teori – teori yang peneliti uraikan dalam landasan teori.
Adapun jumlah sampelnya yaitu 45 orang.
Variabel yang di teliti oleh peneliti yaitu umur ibu, gravida dan faktor lain.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari ruang kebidanan. Peneliti akan membahas tentang Identifikasi
Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia di Ruang Delima Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015. Untuk mendapatkan
persentase penyebab terjadinya preeklamsia yaitu sebagai berikut:
Usia adalah salah satu faktor risiko terjadinya preeklamsia. Menurut Bobak
(2006), usia yang rentan terkena preeklamsia adalah usia < 20 atau > 35 tahun.
Seperti yang telah dijelaskan Manuaba (2006), pada usia < 20 tahun, keadaan alat
reproduksi belum siap untuk menerima kehamilan. Hal ini akan meningkatkan
terjadinya keracunan kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan eklamsia.
Sedangkan pada usia 35 tahun atau lebih, menurut Rochjati (2003), rentan
terjadinya berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi, dan eklamsia. Hal ini
disebabkan karena tenjadinya perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan
jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu, hal ini menurut Potter (2006), juga
diakibatkan karena tekanan darah yang meningkat seiring dengan pertambahan
62. 52
usia. Sehingga pada usia 35 tahun atau lebih dapat cenderung meningkatkan risiko
terjadinya preeklamsia.
Hasil penelitian di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna, ditemukan kasus
preeklamsia paling banyak pada ibu dengan umur <20 & > 35 tahun yaitu 13
orang dengan persentase 29%, sedangkan kelompok ibu dengan umur 20 dan
diatas 35 tahun yaitu sebanyak 5 orang (11%). Dari hasil penelitian menunjukan
bahwa kejadian preeklamsia berdasarkan umur paling banyak pada umur <20 &
>35 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dan teori, bahwa
menurut Manuaba (2006), pada usia < 20 tahun, keadaan alat reproduksi belum
siap untuk menerima kehamilan. Hal ini akan meningkatkan terjadinya keracunan
kehamilan dalam bentuk preeklamsia dan eklamsia. Sedangkan pada usia 35 tahun
atau lebih, menurut Rochjati (2006), rentan terjadinya berbagai penyakit dalam
bentuk hipertensi, dan eklamsia. Tetapi bukan berarti teori-teori tersebut tidak
benar karena kasus preeklamsia bukan hanya disebabkan oleh faktor umur namun
banyak faktor yang menyebabkan preeklamsia antara lain gravida, kehamilan
kembar, mola hidatidosa, diabetes mellitus, sosial ekonomi dan riwayat
preeklamsia. Namun demikian semua umur baik 20 sampai 35 tahun ataupun
dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun tetap berisiko mengalami preeklamsia
karena usia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya preeklamsia.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadjiko Y
(2014) berdasarkan buku laporan Ruang G1 Kebidanan di RSUD Prof. Dr. H.
Aloei Saboe Kota Gorontalo bahwa distribusi responden berdasarkan kelompok
umur yang paling banyak yaitu pada umur >35 tahun sebanyak 14 responden
63. 53
(42.4%), dan umur 20-35 tahun sebanyak 12 responden (36.4%), sedangkan pada
kelompok umur terkecil pada usia <21 tahun yaitu 7 responden (21.2%).
Gravida adalah faktor risiko yang berkaitan dengan timbulnya preeklamsia.
Menurut Wiknjosastro H (2007), frekuensinya lebih tinggi terjadi pada
primigravida daripada multigravida. Berdasarkan teori immunologik yang
disampaikan Sudhaberata (2006), hal ini dikarenakan pada kehamilan pertama
terjadi pembentukan “blocking antibodies” terhadap antigen tidak sempurna.
Selain itu menurut Angsar (2008), pada kehamilan pertama terjadi pembentukan
“Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA)” yang berperan penting dalam
modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil konsepsi (plasenta) atau
terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi preeklamsia.
Hasil penelitian di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna tanpak bahwa
penderita preeklamsia paling banyak terdapat pada gravida 1 yaitu berjumblah 15
orang dengan persentase 33% dibandingkan dengan gravida > 1 berjumblah 10
orang dengan persentase 22%. Penelitian ini sejalan dengan teori sebelumnya
bahwa frekuensi preeklamsia lebih tinggi terjadi pada primigravida daripada
multigravida karena menurut Sudhaberata (2006), hal ini dikarenakan pada
kehamilan pertama terjadi pembentukan “blocking antibodies” terhadap antigen
tidak sempurna. Selain itu menurut Angsar (2008), pada kehamilan pertama
terjadi pembentukan “Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA)” yang
berperan penting dalam modulasi respon immune, sehingga ibu menolak hasil
konsepsi (plasenta) atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi
preeklamsia.
64. 54
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati
Artikasari di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sejalan dengan hasil penelitiasn
sebelunya yaitu berdasarkan hasil uji analisis chi square dengan tingkat
kepercyaan 95% menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan (Р < 0,05)
antara primigravida dengan angka kejadian preeklamasi/eklamsia dengan nilai
Ratio Prevalinsi [RP] 1.458. Hal ini berarti pada primigravida mempunyai faktor
risiko 1,458 kali lebih besar untuk terkena preeklamsia dibanding ibu tidak
primigravida.
Hasil penelitian dari Ruang Delima yang diambil dari buku register
berdasarkan variabel yang diteliti tahun 2014 s.d 2015 yang mengalami
preeklamsia berdasarkan umur, gravida, dan faktor lain yang tidak diketahui
penyebabnya sebanyak 45 sampel dimana dari 45 sampel tersebut terdapat 1 orang
2 masalah yang dialami yaitu umur < 20 dan >35 tahun dan gravida I sebanyak 2
orang (5%).
Hasil penelitian di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna, ditemukan
kasus preeklamsia paling banyak terdapat pada penyebab faktor lain yang tidak
diketahui penyebabnya yang mana dari variabel umur 20-35 tahun sebanyak 5
orang (11%), dan pada gravida > I sebanyak 10 orang (22%), sehingga jumlah
keseluruhan 15 orang (33%). Sebagaimana teori yang dibahas sebelumnya bahwa
faktor risiko yang dapat menyebabkan preeklamsia pada ibu hamil bukan hanya
faktor umur dan gravida melainkan ada banyak faktor lain seperti kehamilan
kembar, molahidatodosa, diabetes militus, sosial ekonomi, dan riwayat
preeklamsia.
65. 55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penderita
preeklamsia di RSUD Kabupaten Muna tahun 2014 s.d 2015 adalah sebagai
berikut :
1. Faktor risiko penderita preeklampsia sebagian besar terjadi pada ibu hami yang
berumur <20 & 35 tahun (29%,)
2. Faktor risiko penderita preeklampsia sebagian besar terjadi pada gravida 1
sebesar 33%.
3. Faktor risiko penderita preeklamsia sebagian besar terjadi pada penyebab faktor
lain yang tidak diketahui penyebabnya sebesar 33%.
B. Saran
1. Bagi Pelayanan kesehatan
Diharapkan petugas bidan profesi di Ruang Delima selalu meningkatkan
pengetahuan dalam pendeteksian preeklamsia.
2. Bagi pihak RSUD Kabupaten Muna
Diharapkan pada pihak RSUD mempersiapkan obat-obatan penanganan
preeklamsia lebih awal sebelum ada pasien masuk di Ruang Delima
66. 55
DAFTAR PUSTAKA
Asniar (2013) Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Preeklamsia. Available at
http:// Jurnal asniar. /2013/08/KTI-preeklampsia.html Diakses tanggal 02 Juli
2016
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara (2014) Pofil Dinas Kesehatan Sulawesi
Tenggara. Diakses tanggal 19 Agustus 2017
Hadjiko Y (2014) hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian preeklamsia.
Diakses Tanggal 11 juli 2016
Jurnal Bidandiah (2012) Konsep Dasar Kehamilan. Available at http://jurnal
bidandiah. 2012/04/-materi-konsep-dasar-kehamilan-lengkap.html Diakses
tanggal 02 Agustus 2016
Manuaba C. I. A, dkk, (2010) Ilmu Kebidanasn, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : Kedokteran EGC
Nugroho T. (2010) Buku Ajar Obstetrik. Yogyakarta : Nuha Medika
Notoatmodjo, dkk, (2010) Makalah Kebidanan Kehamilan. Available at http//:Bidan
Kebidanan. /2014/09/. Diakses tanggal 28 oktober 2016
Sujiyatini, dkk, (2009) Asuhan Patologi Kebidanan Plus Contoh Asuhan Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Sunarti W (2013) Teknologi Pendidikan Komplikasi Kehamilan dan
Penatalaksanaanya. Stikes Karya Husada Para-Kediri Laporan Penelitian.
Available at http://windisunarti. /2013/02 Diakses tanggal 02 Juli 2016
Suparman E (2014) Karakteristik Penderita Preeklamsia Diakses Tanggal 20 juli
2016
WHO (2013) Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Unicef Usaid
Wiknjosastro. H (2007) Ilmu Kebidanan Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
67.
68. Master tabel data penelitian Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
No Nama (Inisial) Umur (Tahun) Gravida
< 20 20-35 > 35 1 ≥ 1
1 Ny. SA √ √
2 Ny. MS √ √
3 Ny. WM √ √
4 Ny. SL √ √
5 Ny. WE √ √
6 Ny. ES √ √
7 Ny. WS √ √
8 Ny. NM √ √
9 Ny. RS √ √
10 Ny. WI √ √
11 Ny. WN √ √
12 Ny. SS √ √
13 Ny. TA √ √
14 Ny. YS √ √
15 Ny. NI √ √
16 Ny. WA √ √
17 Ny. YN √ √
18 Ny. MS √ √
19 Ny. RS √ √
20 Ny. Ayu √ √
21 Ny. JM √ √
22 Ny. SI √ √
23 Ny. HN √ √
24 Ny. SJ √ √
25 Ny. WM √ √
26 Ny. WS √ √
27 Ny. IW √ √
28 Ny. YL √ √
29 Ny. SU √ √
30 Ny. WU √ √
31 Ny. WK √ √
32 Ny. ME √ √
33 Ny. AS √ √
70. Master tabel data penelitian Identifikasi Faktor Risiko Ibu Hamil yang Mengalami Preeklamsia
di Ruang Delima Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 s.d 2015
No.
Register
Nama Umur (tahun) Gravida
255701 Ny. Samsia 36 I
258101 Ny. Musrifa 23 I
257901 Ny. Wd. Masria 42 V
254702 Ny. Salina 27 II
202034 Ny. Wa Eti 19 I
260903 Ny. Eko Satina 23 I
263703 Ny. Wd. Siana 41 V
207937 Ny. Nurmida 38 V
286701 Ny. Ratna Sukadam 31 III
288501 Ny. Wa Inti 37 VI
280662 Ny. Wd. Normal 39 V
286802 Ny. St. Sakfiah 40 IV
280301 Ny. Tomia 40 V
282901 Ny. Yunengsih 21 I
283001 Ny. Nani 31 IV
293901 Ny. Wa Emi 30 III
294301 Ny. Yuliana 25 I
294401 Ny. Marni Susanti 22 I
298301 Ny. Rusti 23 I
298901 Ny. Ayu 20 I
290302 Ny. Jamaeda 31 V
290802 Ny. Samuni 32 II
297002 Ny. Heni 21 I
303600 Ny. Salma 30 II
304000 Ny. Wd. Moose 38 V
313901 Ny. Wa Asi 20 I
314201 Ny. Indrawati 26 I
316801 Ny. Yuliana 40 VI
319001 Ny. Sumiati 40 IV
323602 Ny. Wa Muni 24 III
324402 Ny. Wd. Kila 20 I
340901 Ny. Melewarman 26 I
347901 Ny. Asrida 21 III
352602 Ny. Nurina 20 I
71. 360303 Ny. Rahaena 33 II
362603 Ny. Kasma 27 III
101270 Ny. Sulastri 26 I
372502 Ny. Halmona 33 III
372502 Ny. Halmina 41 III
379503 Ny. Wa Halipa 34 I
336403 Ny. Wa Malfia 40 VII
353502 Ny. Wa Lipo 30 III
330403 Wd. Riodiana 32 II
319901 Ny. Nurhayati 31 II
324002 Ny. Rosnal 39 IV