SlideShare a Scribd company logo
Kuliah Patologi Molekuler dan Subseluler
“Kontrol Ekspresi Genetik Pada Inisiasi Transkripsi”
Dosen pembimbing : Dr.dr. Noza Hilbertina, Sp.PA.(K)
• Genom sel mengandung informasi dalam urutan DNA-nya untuk membuat ribuan
molekul protein dan RNA yang berbeda.
• Sebuah sel biasanya hanya mengekspresikan sebagian kecil dari gennya, dan
berbagai jenis sel dalam organisme multiseluler muncul karena set gen yang berbeda
diekspresikan.
• sel dapat mengubah pola gen yang mereka ekspresikan sebagai respons terhadap
perubahan lingkungan mereka
• semua langkah yang terlibat dan mengekspresikan gen pada prinsipnya dapat diatur,
untuk sebagian besar gen, inisiasi transkripsi RNA menyediakan titik kontrol yang
paling penting.
Pengatur Transkripsi
• sebuah sel menentukan mana dari ribuan gen yang
akan ditranskripsi didasarkan pada sekelompok protein
yang dikenal sebagai pengatur transkripsi.
• Protein-protein ini mengenali urutan spesifik DNA
(biasanya 5-10 pasangan nukleotida panjangnya) yang
sering disebut urutan cis-regulator, karena mereka
harus berada pada kromosom yang sama (yaitu, dalam
cis) dengan gen yang mereka kontrol.
• Regulator transkripsi mengikat ke urutan ini, yang
tersebar di seluruh genom, dan pengikatan ini
menggerakkan serangkaian reaksi yang pada akhirnya
menentukan gen mana yang akan ditranskripsi dan
pada tingkat berapa.
Enhancer dan Transcription
Factor
• Transkripsi DNA pada eukariotik harus
melibatkan transcription factor dan
enhancer dan protein protein tertentu.
• Enhancer adalah urutan nukleotida yang
jaraknya cukup jauh dari gen.
• Transcription factor adalah protein yang
mempengaruhi terjadinya transkripsi DNA
pada eukariotik.
• Transcription factor dapat berupa aktivator
atau repressor.
Mekanisme Inisiasi Transkripsi
pada Eukariotik
• 1. Transkripsi DNA pada eukariotik diawali dengan
menempelnya aktivator (protein) pada enhancer.
Enhancer mempunyai 3 situs ikatan (binding site) yang
masing – masing disebut dengan distal control element.
• 2. Setelah aktivator menempel pada enhancer, bending
protein akan berikatan dengan DNA yang terletak
diantara enhancer dan promotor. Ikatan DNA-bending
protein tersebut menyebabkan DNA membentuk loop,
sehingga inducer yang telah ditempeli aktivator
berdekatan dengan promotor, transcription factor,
protein mediator, dan RNA polimerase II berdekatan.
• 3. Aktivator kemudian berikatan dengan transcription
factor, protein mediator yang selanjutnya memicu
terjadinya proses transkripsi DNA pada eukariotik.
Read more:
https://www.referensibiologi.com/2018/11/regulasi-
ekspresi-gen-pada-eukariotik.html
• Letak Regulasi ekspresi gen ketika inisiasi
transkripsi tersebut ada pada transcription factor.
• Jika transcription factor merupakan repressor,
transkripsi DNA tidak dapat berlangsung.
• Pengaturan ekspresi gen saat inisiasi
transkripsi juga terletak pada enhancer dan
aktivator.
• Enhancer mempunyai 3 situs ikatan (binding site)
yang masing-masing mengikat suatu aktivator yang
spesifik. Jika dalam suatu sel terdapat aktivator
untuk masing- masing situs ikatan (binding site)
maka proses transkripsi dapat berlangsung.
• Transkripsi gen pengkode albumin akan terjadi jika
ketiga Control element (aktivator) ada dalam sel dan
ketiganya hanya terdapat pada bakal sel hati.
Sehingga gen tersebut hanya terekspresi di sel
bakal hati meskipun semua sel memiliki gen
tersebut.
• Transkripsi gen pengkode protein kristalin akan
terjadi jika ketiga Control element (aktivator) ada
dalam sel dan ketiganya hanya terdapat pada bakal
sel lensa (mata), Sehingga gen tersebut hanya
terekspresi di sel lensa (mata) meskipun semua sel
memiliki gen tersebut.
• Sekitar 10% dari gen pengkode protein dari
sebagian besar organisme dikhususkan
untuk regulator transkripsi
• regulator transkripsi mengenali urutan cis-
regulasinya sendiri. Transkripsi setiap gen,
pada gilirannya, dikendalikan oleh
kumpulan urutan cis-regulasi nya sendiri.
• Posisinya biasanya terletak di dekat gen,
sering kali di intergenik wilayah langsung di
hulu dari titik awal transkripsi gen.
• posisi, identitas, dan pengaturan urutan
regulasi cis - yang merupakan bagian
penting dari informasi yang tertanam dalam
genom-yang pada akhirnya menentukan
waktu dan tempat setiap gen ditranskripsi
• Regulator transkripsi mengenali urutan
regulasi cis tertentu karena permukaan
protein secara ekstensif melengkapi fitur
permukaan khusus dari heliks ganda itu
dan membuat serangkaian kontak dengan
DNA, yang melibatkan ikatan hidrogen,
ikatan ion, dan interaksi hidrofobik
• Faktor transkripsi umum membantu memposisikan RNA
polimerase eukariotik dengan benar di promotor, membantu
memisahkan dua untai DNA untuk memulai transkripsi, dan
melepaskan RNA polimerase dari promotor untuk memulai
mode perpanjangan.
• Protein bersifat "umum" karena dibutuhkan di hampir semua
promotor yang digunakan oleh RNA polimerase II. Mereka
terdiri dari sekumpulan protein yang saling berinteraksi
dilambangkan sebagai TFIIA, TFIIB, TFIIC, TFIID, dan
seterusnya (singkatan TFII) "faktor transkripsi untuk polimerase
II)”.
• Dalam arti luas, secara umum eukariotik faktor transkripsi
menjalankan fungsi yang setara dengan faktor σ pada bakteri;
Pengaktifan Gen Spesifik
• Di tingkat transkripsi gen spesifik,
elemen di dalam urutan DNA (disebut
elemen sis) berikatan dengan faktor lain
yang dikenal sebagai elemen trans
(biasanya protein) yang mendorong atau
menghambat pengikatan RNA polimerase
ke gen. Senyawa, misalnya hormon
steroid dapat berfungsi sebagai inducer ,
merangsang pengikatan elemen trans ke
elemen sis DNA.
• Inducer seperti hormon steroid yang
masuk ke dalam sel dan berikatan dengan
protein reseptor. Reseptor ini juga
memiliki domain yang mengikat elemen
respon spesifik (elemen sis). Apabila
kompleks inducer-reseptor berikatan
dengan DNA , gen mungkin menjadi
aktif, atau pada beberapa kasus menjadi
tidak aktif.
• Hormon polipeptida dan faktor pertumbuhan juga mengatur ekspresi gen, walaupun senyawa ini
tidak masuk ke dalam sel.
• Senyawa tersebut bereaksi dengan reseptor yang terletak di permukaan sel, merangsang reaksi yang
menghasilkan second messenger di dalam sel , yang akhirnya mengaktifkan gen.
• Inducer yang sama dapat mengaktifkan banyak gen yang berbeda apabila setiap gen tersebut
memiliki elemen respon yang umum di regio pengaturnya.
• Sebuah inducer dapat mengaktifkan serangkaian gen dalam suatu cara yang terprogram dan teratur.
Inducer mula-mula mengaktifkan satu kumpulan gen. Salah satu protein produk kumpulan gen
tersebut kemudian dapat berfungsi sebagai inducer bagi kumpulan gen yang lain.
• Apabila poses ini diulang- ulang, hasil akhirnya adalah bahwa satu inducer dapat merangsang
serangkaian proses yang mengaktifkan banyak kumpulan gen yang berlainan.
THANK YOU

More Related Content

Similar to Kontrol Inisiasi Transkripsi.pptx

TM 7. Komunikasi Sel.pptx
TM 7. Komunikasi Sel.pptxTM 7. Komunikasi Sel.pptx
TM 7. Komunikasi Sel.pptx
16KaylaNasyaTsabitaX
 
TM 7. Komunikasi Sel.pptx
TM 7. Komunikasi Sel.pptxTM 7. Komunikasi Sel.pptx
TM 7. Komunikasi Sel.pptx
MuqorramaHasanah
 
Ppt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 bPpt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 b
evasujiati
 
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptxKelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
GedeputuNikibagus
 
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptxKelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
GedeputuNikibagus
 
357316120-Regulasi-Ekspresi-Gen-pptx.pptx
357316120-Regulasi-Ekspresi-Gen-pptx.pptx357316120-Regulasi-Ekspresi-Gen-pptx.pptx
357316120-Regulasi-Ekspresi-Gen-pptx.pptx
NovhyALfinoNezious
 
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptxDrug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
ssuserad46a5
 
Proses-proses Biologi
Proses-proses BiologiProses-proses Biologi
Proses-proses Biologi
ilmanafia13
 
09E01864.pdf
09E01864.pdf09E01864.pdf
09E01864.pdf
ssuseref4a44
 
Komunikasi Sel
Komunikasi SelKomunikasi Sel
Komunikasi Sel
Rian Hari Suharto
 
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
Aliyah Purwanti
 
Rekombinasi, Transkripsi dan Translasi
Rekombinasi, Transkripsi dan TranslasiRekombinasi, Transkripsi dan Translasi
Rekombinasi, Transkripsi dan Translasi
Tansy Augustin Cafrina
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Sumayyah Nida Azizah
 
Cell interaction
Cell interactionCell interaction
Cell interaction
Yuningsih Yuningsih
 
Transkripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariotTranskripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariot
Alfian Silvia Krisnasari
 
Signal parakrin & signal sinaptik
Signal parakrin & signal sinaptikSignal parakrin & signal sinaptik
Signal parakrin & signal sinaptikAzuya Putri
 
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptxPPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
Ferdi Adji
 
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptxPPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
Ferdi Adji
 
PPT-UEU-Biologi-Pertemuan-7 5.pptx______
PPT-UEU-Biologi-Pertemuan-7 5.pptx______PPT-UEU-Biologi-Pertemuan-7 5.pptx______
PPT-UEU-Biologi-Pertemuan-7 5.pptx______
IrmaKusumastuti
 

Similar to Kontrol Inisiasi Transkripsi.pptx (20)

TM 7. Komunikasi Sel.pptx
TM 7. Komunikasi Sel.pptxTM 7. Komunikasi Sel.pptx
TM 7. Komunikasi Sel.pptx
 
TM 7. Komunikasi Sel.pptx
TM 7. Komunikasi Sel.pptxTM 7. Komunikasi Sel.pptx
TM 7. Komunikasi Sel.pptx
 
Ppt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 bPpt ekspresi gen klp 9 b
Ppt ekspresi gen klp 9 b
 
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptxKelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
 
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptxKelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
Kelompok 1 Sintesa Protein Transkripsi.pptx
 
357316120-Regulasi-Ekspresi-Gen-pptx.pptx
357316120-Regulasi-Ekspresi-Gen-pptx.pptx357316120-Regulasi-Ekspresi-Gen-pptx.pptx
357316120-Regulasi-Ekspresi-Gen-pptx.pptx
 
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptxDrug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
 
Komunikasi sel
Komunikasi selKomunikasi sel
Komunikasi sel
 
Proses-proses Biologi
Proses-proses BiologiProses-proses Biologi
Proses-proses Biologi
 
09E01864.pdf
09E01864.pdf09E01864.pdf
09E01864.pdf
 
Komunikasi Sel
Komunikasi SelKomunikasi Sel
Komunikasi Sel
 
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
 
Rekombinasi, Transkripsi dan Translasi
Rekombinasi, Transkripsi dan TranslasiRekombinasi, Transkripsi dan Translasi
Rekombinasi, Transkripsi dan Translasi
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
 
Cell interaction
Cell interactionCell interaction
Cell interaction
 
Transkripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariotTranskripsi eukariot-prokariot
Transkripsi eukariot-prokariot
 
Signal parakrin & signal sinaptik
Signal parakrin & signal sinaptikSignal parakrin & signal sinaptik
Signal parakrin & signal sinaptik
 
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptxPPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
 
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptxPPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
PPT-UEU-Rekayasa-Genetika-Pertemuan-9.pptx
 
PPT-UEU-Biologi-Pertemuan-7 5.pptx______
PPT-UEU-Biologi-Pertemuan-7 5.pptx______PPT-UEU-Biologi-Pertemuan-7 5.pptx______
PPT-UEU-Biologi-Pertemuan-7 5.pptx______
 

Recently uploaded

keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
puskesmasmaskendaga
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinyaSariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
nursarinindya
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 

Recently uploaded (12)

keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinyaSariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 

Kontrol Inisiasi Transkripsi.pptx

  • 1. Kuliah Patologi Molekuler dan Subseluler “Kontrol Ekspresi Genetik Pada Inisiasi Transkripsi” Dosen pembimbing : Dr.dr. Noza Hilbertina, Sp.PA.(K)
  • 2. • Genom sel mengandung informasi dalam urutan DNA-nya untuk membuat ribuan molekul protein dan RNA yang berbeda. • Sebuah sel biasanya hanya mengekspresikan sebagian kecil dari gennya, dan berbagai jenis sel dalam organisme multiseluler muncul karena set gen yang berbeda diekspresikan. • sel dapat mengubah pola gen yang mereka ekspresikan sebagai respons terhadap perubahan lingkungan mereka • semua langkah yang terlibat dan mengekspresikan gen pada prinsipnya dapat diatur, untuk sebagian besar gen, inisiasi transkripsi RNA menyediakan titik kontrol yang paling penting.
  • 3. Pengatur Transkripsi • sebuah sel menentukan mana dari ribuan gen yang akan ditranskripsi didasarkan pada sekelompok protein yang dikenal sebagai pengatur transkripsi. • Protein-protein ini mengenali urutan spesifik DNA (biasanya 5-10 pasangan nukleotida panjangnya) yang sering disebut urutan cis-regulator, karena mereka harus berada pada kromosom yang sama (yaitu, dalam cis) dengan gen yang mereka kontrol. • Regulator transkripsi mengikat ke urutan ini, yang tersebar di seluruh genom, dan pengikatan ini menggerakkan serangkaian reaksi yang pada akhirnya menentukan gen mana yang akan ditranskripsi dan pada tingkat berapa.
  • 4. Enhancer dan Transcription Factor • Transkripsi DNA pada eukariotik harus melibatkan transcription factor dan enhancer dan protein protein tertentu. • Enhancer adalah urutan nukleotida yang jaraknya cukup jauh dari gen. • Transcription factor adalah protein yang mempengaruhi terjadinya transkripsi DNA pada eukariotik. • Transcription factor dapat berupa aktivator atau repressor.
  • 5. Mekanisme Inisiasi Transkripsi pada Eukariotik • 1. Transkripsi DNA pada eukariotik diawali dengan menempelnya aktivator (protein) pada enhancer. Enhancer mempunyai 3 situs ikatan (binding site) yang masing – masing disebut dengan distal control element. • 2. Setelah aktivator menempel pada enhancer, bending protein akan berikatan dengan DNA yang terletak diantara enhancer dan promotor. Ikatan DNA-bending protein tersebut menyebabkan DNA membentuk loop, sehingga inducer yang telah ditempeli aktivator berdekatan dengan promotor, transcription factor, protein mediator, dan RNA polimerase II berdekatan. • 3. Aktivator kemudian berikatan dengan transcription factor, protein mediator yang selanjutnya memicu terjadinya proses transkripsi DNA pada eukariotik. Read more: https://www.referensibiologi.com/2018/11/regulasi- ekspresi-gen-pada-eukariotik.html
  • 6. • Letak Regulasi ekspresi gen ketika inisiasi transkripsi tersebut ada pada transcription factor. • Jika transcription factor merupakan repressor, transkripsi DNA tidak dapat berlangsung. • Pengaturan ekspresi gen saat inisiasi transkripsi juga terletak pada enhancer dan aktivator. • Enhancer mempunyai 3 situs ikatan (binding site) yang masing-masing mengikat suatu aktivator yang spesifik. Jika dalam suatu sel terdapat aktivator untuk masing- masing situs ikatan (binding site) maka proses transkripsi dapat berlangsung.
  • 7. • Transkripsi gen pengkode albumin akan terjadi jika ketiga Control element (aktivator) ada dalam sel dan ketiganya hanya terdapat pada bakal sel hati. Sehingga gen tersebut hanya terekspresi di sel bakal hati meskipun semua sel memiliki gen tersebut. • Transkripsi gen pengkode protein kristalin akan terjadi jika ketiga Control element (aktivator) ada dalam sel dan ketiganya hanya terdapat pada bakal sel lensa (mata), Sehingga gen tersebut hanya terekspresi di sel lensa (mata) meskipun semua sel memiliki gen tersebut.
  • 8. • Sekitar 10% dari gen pengkode protein dari sebagian besar organisme dikhususkan untuk regulator transkripsi • regulator transkripsi mengenali urutan cis- regulasinya sendiri. Transkripsi setiap gen, pada gilirannya, dikendalikan oleh kumpulan urutan cis-regulasi nya sendiri. • Posisinya biasanya terletak di dekat gen, sering kali di intergenik wilayah langsung di hulu dari titik awal transkripsi gen. • posisi, identitas, dan pengaturan urutan regulasi cis - yang merupakan bagian penting dari informasi yang tertanam dalam genom-yang pada akhirnya menentukan waktu dan tempat setiap gen ditranskripsi • Regulator transkripsi mengenali urutan regulasi cis tertentu karena permukaan protein secara ekstensif melengkapi fitur permukaan khusus dari heliks ganda itu dan membuat serangkaian kontak dengan DNA, yang melibatkan ikatan hidrogen, ikatan ion, dan interaksi hidrofobik
  • 9.
  • 10. • Faktor transkripsi umum membantu memposisikan RNA polimerase eukariotik dengan benar di promotor, membantu memisahkan dua untai DNA untuk memulai transkripsi, dan melepaskan RNA polimerase dari promotor untuk memulai mode perpanjangan. • Protein bersifat "umum" karena dibutuhkan di hampir semua promotor yang digunakan oleh RNA polimerase II. Mereka terdiri dari sekumpulan protein yang saling berinteraksi dilambangkan sebagai TFIIA, TFIIB, TFIIC, TFIID, dan seterusnya (singkatan TFII) "faktor transkripsi untuk polimerase II)”. • Dalam arti luas, secara umum eukariotik faktor transkripsi menjalankan fungsi yang setara dengan faktor σ pada bakteri;
  • 11. Pengaktifan Gen Spesifik • Di tingkat transkripsi gen spesifik, elemen di dalam urutan DNA (disebut elemen sis) berikatan dengan faktor lain yang dikenal sebagai elemen trans (biasanya protein) yang mendorong atau menghambat pengikatan RNA polimerase ke gen. Senyawa, misalnya hormon steroid dapat berfungsi sebagai inducer , merangsang pengikatan elemen trans ke elemen sis DNA. • Inducer seperti hormon steroid yang masuk ke dalam sel dan berikatan dengan protein reseptor. Reseptor ini juga memiliki domain yang mengikat elemen respon spesifik (elemen sis). Apabila kompleks inducer-reseptor berikatan dengan DNA , gen mungkin menjadi aktif, atau pada beberapa kasus menjadi tidak aktif.
  • 12. • Hormon polipeptida dan faktor pertumbuhan juga mengatur ekspresi gen, walaupun senyawa ini tidak masuk ke dalam sel. • Senyawa tersebut bereaksi dengan reseptor yang terletak di permukaan sel, merangsang reaksi yang menghasilkan second messenger di dalam sel , yang akhirnya mengaktifkan gen. • Inducer yang sama dapat mengaktifkan banyak gen yang berbeda apabila setiap gen tersebut memiliki elemen respon yang umum di regio pengaturnya. • Sebuah inducer dapat mengaktifkan serangkaian gen dalam suatu cara yang terprogram dan teratur. Inducer mula-mula mengaktifkan satu kumpulan gen. Salah satu protein produk kumpulan gen tersebut kemudian dapat berfungsi sebagai inducer bagi kumpulan gen yang lain. • Apabila poses ini diulang- ulang, hasil akhirnya adalah bahwa satu inducer dapat merangsang serangkaian proses yang mengaktifkan banyak kumpulan gen yang berlainan.
  • 13.