Dokumen tersebut membahas tentang penanganan cidera tulang belakang secara umum, mulai dari tahap lapangan hingga di rumah sakit. Prinsip penanganan di lapangan adalah melindungi pasien dan lingkungan, menstabilkan tulang belakang, serta menjaga kepala dalam posisi netral. Di rumah sakit, tujuannya adalah mencegah cidera lebih lanjut dan mengobservasi gejala defisit neurologis serta mengelola kondis
3. PRINSIP PENANGANAN DI LAPANGAN
PADA CIDERA SPINAL
a.Proteksi diri dan lingkungan, selalu utamakan A-B-C
b.Sedapat mungkin tentukan penyebab cedera (tabrakan mobil frontal tanpa sabuk
pengaman,misalnya)
c.Lakukan stabilisasi dengan tangan untuk menjaga kesegarisan tulang belakang.
d.Kepala dijaga agar tetap netral, tidak tertekuk ataupun mendongak.
e.Kepala dijaga agar tetap segaris, tidak menengok ke kiri atau kanan (Posisi netral : kepala
tidak menekuk fleksi),atau mendongak (ekstensi) )
f. Posisi segaris : kepala tidak menengok ke kiri atau kanan.
g. Pasang kolar servikal, dan penderita di pasang di atas Long Spine Board.
h. Periksa dan perbaiki A-B-C
i. Periksa akan adanya kemungkinan cedera spinal
j. Penatalaksanaan langsung pasien di tempat kejadian kecelakaan sangat penting.
Penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut dan
penurunan fungsi neurologis.
4. SISTEM TRANSPORTASI
CIDERA SPINAL
Persiapan untuk transfer pasien :
• Bingung
• Kesulitan penilaian klinis.
• Tanda atau gejala neurologis.
• Kelainan medis lain.
• Fraktura tengkorak.
5. Indikasi transfer pasien :
Penurunan kesadaran.
Tanda-tanda neurologis fokal.
Cedera penetrating (masuknya mikrobiologi
ke dalam tubuh).
Fraktura depressed.
Fraktura terbuka.
Nyeri kepala, muntah.
6. Informasi pasien untuk transfer :
Nama dan usia
Mekanisme dan
waktu cedera
Status
kardiorespiratori
GCS (tingkat
kesadaran)
Respons pupil
7. neXT...
Pola motor
Perubahan
observasi dasar
Cedera non
serebral.
Hasil
pemeriksaan
Kelainan, obat,
alergi sebelumnya
9. NeXt…
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mencegah
cedera medulla spinalis lebih lanjut dan untuk
mengobservasi gejala perkembangan defisit
neurologis. Lakukan resusitasi sesuai kebutuhan
dan pertahankan oksigenasi dan kestabilan
kardiovaskuler.
10. 1.Selalu pikirkan cedera spinal. 6. Kelola shok spinal
2.Penilaian klinis cepat : cairan I.V : cegah overtransfuse.
-pola respirasi. metil prednisolon.
-gerakan volunter dan sensasi. N.G.T.
-tonus dan refleks otot. kateter. monitor output urin.
3.Ekstrikasi Dari Kendaraan : cegah hipoksia.
a. pertahankan alignment spinal. cegah ulserasi (luka) pada kulit.
b. cegah gerakan penambah nyeri. pertahankan normotermia.
c. gunakan pengganti. 7. Kriteria rawat
4. Transport ke R.S. Semua pasien dengan atau potensial
a. sadar : terlentang ; sesak : head up. cedera spinal.
b. tak sadar : posisi lateral (posisi 8. Berikan oksigen untuk mempertahankan
Miring). PO₂ arterial yang tinggi.
c. alat pengangkat/transport layak. 9.Terapkan perawatan yang sangat berhati-
d. oksigen. hati untuk menghindari fleksi atau
5. X-ray. ekstensi leher.
Indikasi dilakukan : 10.Pasien harus selalu dipertahankan
a.Pasien tidak sadar dalam posisi ekstensi. Tidak ada bagian
b.Pasien sadar dengan nyeri leher tubuh yang terpuntir atau tertekuk, juga
c.Pasien sadar dengan nyeri punggung tidak boleh pasien dibiarkan mengambil
posisi duduk.
11. Menurunkan kecepatan berkendara.
Menggunakan sabuk keselamatan dan pelindung bahu.
Menggunakan helm untuk pengendara motor dan sepeda.
Program pendidikan langsung untuk mencegah berkendara sambil
mabuk.