Dokumen tersebut membahas tentang konsep perawatan anak dengan penyakit kronis atau terminal. Penyakit kronis memiliki perjalanan yang panjang dan tidak sembuh total, sedangkan penyakit terminal mengarah pada kematian. Perawatan paliatif berfokus pada meningkatkan kualitas hidup anak dengan mengurangi rasa sakit dan masalah psikologis, serta melibatkan keluarga dan dukungan sosial. Peran perawat adalah memberikan as
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, (2) Mencakup pengertian, tujuan, unsur-unsur, etiologi, dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien, (3) Langkah-langkah pelaksanaan mencakup standar kebersihan, dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan metode sterilisasi.
(1) Proses komter terdiri dari empat tahap yaitu tahap persiapan, perkenalan, kerja, dan terminasi.
(2) Tahap persiapan melibatkan pengenalan diri, perasaan, dan tujuan interaksi.
(3) Tahap perkenalan meliputi perkenalan diri, penentuan kontrak waktu, dan menggali masalah klien.
(4) Tahap kerja adalah inti proses dan melibatkan pendengaran aktif dan memberikan solusi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit, (2) Mencakup pengertian, tujuan, unsur-unsur, etiologi, dan langkah-langkah pelaksanaan keselamatan pasien, (3) Langkah-langkah pelaksanaan mencakup standar kebersihan, dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, dan metode sterilisasi.
(1) Proses komter terdiri dari empat tahap yaitu tahap persiapan, perkenalan, kerja, dan terminasi.
(2) Tahap persiapan melibatkan pengenalan diri, perasaan, dan tujuan interaksi.
(3) Tahap perkenalan meliputi perkenalan diri, penentuan kontrak waktu, dan menggali masalah klien.
(4) Tahap kerja adalah inti proses dan melibatkan pendengaran aktif dan memberikan solusi
Isolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami penurunan atau tidak mampu berinteraksi dengan orang lain. Faktor penyebabnya antara lain kurangnya kasih sayang orang tua pada masa bayi, genetik, dan norma keluarga yang salah. Gejala isolasi sosial meliputi kurang spontan, apatis, ekspresi wajah sedih, komunikasi berkurang, menyendiri, dan kurang peduli lingkungan. Ada
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien di rumah sakit, puskesmas, dan tingkat pusat;
2. Mengembangkan sistem pelaporan insiden untuk meningkatkan keselamatan pasien;
3. Menerapkan tujuh langkah keselamatan pasien, termasuk manajemen risiko dan pembelajaran dari insiden.
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas, mencakup pengertian, standar pelayanan, jenis pelayanan untuk bayi dan balita seperti pemantauan pertumbuhan, imunisasi, dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang.
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasienpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit/puskesmas. Terdapat penjelasan mengenai tujuan pembelajaran umum dan khusus, langkah-langkah perencanaan tenaga keperawatan, dan beberapa rumus untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat berdasarkan jam perawatan, jumlah pasien, dan tingkat ketergantungan pasien.
Pasien wanita berusia 44 tahun dirawat di ruang ICU karena kecelakaan bermotor yang menyebabkan trauma kepala dan lemahnya fungsi motorik dan sensorik. Dokter mendiagnosis EDH temporal dan GCS 6. Perawat melakukan penilaian dan merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri, hambatan mobilitas, dan kerusakan kulit akibat imobilitas pasien. Evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi sehingga perlu dilanjutkan
Dokumen tersebut memberikan panduan antisipasi kepada orang tua tentang perkembangan bayi pada usia 0-12 bulan dan toddler hingga usia sekolah, serta memberikan informasi mengenai pencegahan cedera pada masa bayi."
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanSarwan Hadi
1. Pasien mengalami gangguan emosional akibat kecelakaan yang dialaminya.
2. Pasien mengalami gangguan jiwa berupa halusinasi setelah mengalami fraktur tulang dan sakit yang lama.
3. Pasien diduga mengalami gangguan personal higiene akibat gangguan jiwa.
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematianpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kehilangan dan berduka, sumber kehilangan, dampak kehilangan, tipe dan rentang respon kehilangan, tanda-tanda sakratul maut dan kematian, serta asuhan keperawatan pada pasien yang menghadapi kehilangan dan kematian.
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan TanganWarung Bidan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia personal higiene khususnya perawatan kuku tangan dan kaki. Secara garis besar dibahas mengenai konsep dasar personal higiene, etiologi, anatomi, fisiologi, faktor risiko, manifestasi klinis, dan konsep asuhan keperawatan termasuk pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Isolasi sosial adalah kondisi dimana seseorang mengalami penurunan atau tidak mampu berinteraksi dengan orang lain. Faktor penyebabnya antara lain kurangnya kasih sayang orang tua pada masa bayi, genetik, dan norma keluarga yang salah. Gejala isolasi sosial meliputi kurang spontan, apatis, ekspresi wajah sedih, komunikasi berkurang, menyendiri, dan kurang peduli lingkungan. Ada
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien di rumah sakit, puskesmas, dan tingkat pusat;
2. Mengembangkan sistem pelaporan insiden untuk meningkatkan keselamatan pasien;
3. Menerapkan tujuh langkah keselamatan pasien, termasuk manajemen risiko dan pembelajaran dari insiden.
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas, mencakup pengertian, standar pelayanan, jenis pelayanan untuk bayi dan balita seperti pemantauan pertumbuhan, imunisasi, dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang.
Penghitungan tenaga berdasar tingkat ketergantungan pasienpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit/puskesmas. Terdapat penjelasan mengenai tujuan pembelajaran umum dan khusus, langkah-langkah perencanaan tenaga keperawatan, dan beberapa rumus untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat berdasarkan jam perawatan, jumlah pasien, dan tingkat ketergantungan pasien.
Pasien wanita berusia 44 tahun dirawat di ruang ICU karena kecelakaan bermotor yang menyebabkan trauma kepala dan lemahnya fungsi motorik dan sensorik. Dokter mendiagnosis EDH temporal dan GCS 6. Perawat melakukan penilaian dan merencanakan tindakan untuk mengatasi nyeri, hambatan mobilitas, dan kerusakan kulit akibat imobilitas pasien. Evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi sehingga perlu dilanjutkan
Dokumen tersebut memberikan panduan antisipasi kepada orang tua tentang perkembangan bayi pada usia 0-12 bulan dan toddler hingga usia sekolah, serta memberikan informasi mengenai pencegahan cedera pada masa bayi."
Latihan soal ujian kompetensi keperawatanSarwan Hadi
1. Pasien mengalami gangguan emosional akibat kecelakaan yang dialaminya.
2. Pasien mengalami gangguan jiwa berupa halusinasi setelah mengalami fraktur tulang dan sakit yang lama.
3. Pasien diduga mengalami gangguan personal higiene akibat gangguan jiwa.
Asuhan Pada Klien Yang Menghadapi Kehilangan & Kematianpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kehilangan dan berduka, sumber kehilangan, dampak kehilangan, tipe dan rentang respon kehilangan, tanda-tanda sakratul maut dan kematian, serta asuhan keperawatan pada pasien yang menghadapi kehilangan dan kematian.
Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan TanganWarung Bidan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia personal higiene khususnya perawatan kuku tangan dan kaki. Secara garis besar dibahas mengenai konsep dasar personal higiene, etiologi, anatomi, fisiologi, faktor risiko, manifestasi klinis, dan konsep asuhan keperawatan termasuk pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Dokumen tersebut membahas konsep medis tentang kondisi kritis dan terminal, tanda-tanda menjelang kematian, serta bantuan yang dapat diberikan kepada pasien terminal. Kondisi terminal didefinisikan sebagai kondisi penyakit yang tidak dapat disembuhkan lagi dan menurut akal sehat tidak ada harapan bagi pasien untuk sembuh. Pasien terminal akan mengalami berbagai masalah fisik, psikologis, dan sosial, serta menunjuk
Dokumen tersebut membahas asuhan keperawatan pada pasien terminal. Terdapat penjelasan mengenai pengkajian keperawatan pada pasien terminal, termasuk batasan pasien terminal, faktor-faktor yang perlu dikaji seperti faktor fisik, psikologis, sosial dan spiritual, serta rumusan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien terminal seperti gangguan nutrisi dan rasa nyaman.
Komunikasi antara perawat atau tenaga kesehatan dengan seorang pasien dan keluarganya yang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan cara memaksimalkan kualitas hidup pasien serta mengurangi gejala yang mengganggu.
Klien yang menghadapi kehilangan dan Kematianpjj_kemenkes
Modul ini membahas konsep kehilangan, berduka, sakaratul maut, dan kematian beserta asuhan keperawatan yang dibutuhkan. Topik-topik utama meliputi tahapan melewati masa berduka, tanda-tanda menjelang kematian, dan perubahan pasca kematian."
Komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis 2ramlinurhali
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi terapeutik pada pasien dengan penyakit kronis, meliputi pengertian penyakit kronis, dampaknya, fase-fase kehilangan, reaksi keluarga dan klien, serta contoh komunikasi terapeutik dengan menyampaikan kabar buruk kepada pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kronis pada anak, yang didefinisikan sebagai kondisi sakit yang berlangsung lama dan dapat mempengaruhi fungsi tubuh sehari-hari. Penyakit kronis dapat memberikan tantangan bagi perkembangan anak dan keluarga, serta membutuhkan dukungan multidisiplin termasuk perawatan medis, psikososial, dan komunikasi yang baik.
2. penyakit kronis adalah salah satu
yang, secara umum, memiliki
perjalanan yang berkepanjangan,
yang tidak sembuh secara spontan,
dan jarang sembuh total' (NPHP
2001 ).
3. O'Halloran dkk. (2004) menggunakan beberapa
kriteria untuk menentukan kondisi kronis. Mereka
menyatakan kondisi kronis itu:
Memiliki durasi yang telah berlangsung, atau diperkirakan
akan berlangsung, minimal 6 bulan
memiliki pola kekambuhan, atau Penurunan status kesehatan
Memiliki prognosis buruk
Menghasilkan konsekuensi, atau gejala sisa yang berdampak
pada kualitas hidup seseorang.
1.
2.
3.
4.
4. Etiologi
Genetik: antara lain adalah diabetes melitus tipe 1,
thalasemia, sindroma down, fenilketonurea, sindroma
fragil, dan sebagainya.
Penyakit infeksi sekuele dari ensefalitis, polio,
jantung rematik, HIV/AIDS, CMV, Toxoplasma dan
sebagainya.
Lingkungan: Keracunan logam berat
—Nutrisi: Defisiensi nutrisi / KEP, vitamin A,
Iodium, dan sebagainya
1.
2.
3.
4.
5. Etiologi
5. Cedera: akibat kecelakaan, kekerasan dll.
6. Penyebab lain. Banyak kondisi kesehatan kronis yang
tidak diketahui sebabnya, misal: kanker, autisme, ADHD,
cacat bawaan genetik. Penyakit alergi juga sering
menyebabkan kondisi kesehatan kronis seperti asma,
eksema, dan lain lain
6. PenyakitTerminal
—Suatu proses yang progresif
menuju kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses penurunan
fisik , psikososial dan spiritual bagi
individu
8. Perawatan yang dilakukan untuk membantu meringankan
dari penderitaan fisik sampai psikologis pada pasien yang
tidak dapat disembuhkan atau dalam tahap terminal
Pemenuhan kebutuhan fisik, mental, emosi, sosial, spiritual
dan kultural dengan pendekatan tim yang melibatkan
konseling dan kenyamanan serta berpusat pada pasien
dan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup
9. —Kualitas hidup pada keadaan sakit didefinisikan oleh World Health
Organization(WHO) adalah suatu keadaan tercukupinya keadaan fisik,
mental dan sosial.
Konvensi Hak Anak tahun 1989 telah menekankan bahwa setiap anak
memiliki hak untuk tercukupinya keadaan fisik, mental, spiritual, moral,
dan perkembangan sosial. Setiap anak memiliki hak untuk menyatakan
pendapat secara bebas, dan pendapatnya tersebut diperhitungkan,
serta berada di lingkungan keluarga yang memiliki kasih sayang dan
memberikan perlindungan.
10. Kriteria Penyakit Terminal
1. Penyakit tidak dapat
disembuhkan
2. Mengarah pada
kematian
3. Diagnosa medis sudah
jelas
4. Tidak ada obat untuk
menyembuhkan
11. Penyakit Kronis Pada Anak
1. Infeksi Saluran Nafas Bawah, Pneumonia dan Bronkhitis
2. Malaria
3. Diare
4. Campak
5. Tetanus
6. Infeksi Selaput Otak (Meningitis)
7. Difteri
8. Penyakit Kanker
9. Akibat Kecelakaan Fatal
12. Manifestasi Klinik Pada Pasien
Terminal
a. Aktifitas dari GI berkurang
b. Reflek mulai menghilang
c. Kulit kebiruan dan pucat
d. Denyut nadi tidak teratur dan lemah
e. Nafas berbunyi keras dan cepat
f. Penglihatan mulai kabur
g. nyeri
h. Penurunan Kesadaran
Fisik
13. Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah
Cemas diungkapkan dengan cara menggerakan otot
rahang dan kemudian mengendor
Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah
terbuka / menangis
Sesuai fase-fase kehilangan menurut E.Kubbler Ross
mempelajari respon-respon atas menerima kematian
a. Respon kehilangan
1.
2.
3.
Manifestasi Klinik Pada Pasien
Terminal Psikososial
14. b. Hubungan dengan orang lain
Kecemasan timbul akibat ketakutan akan
ketidakmampuan untuk berhubungan secara
interpersonal serta akibat penolakan.
Manifestasi Klinik Pada Pasien
Terminal Psikososial
15. Kehilangan kesehatan. Respon yang ditimbulkan dari
kehilangan kesehatan dapat berupa klien merasa
takut, cemas dan pandangan tidak realistic,
aktivitas terbatas.
Kehilangan kemandirian. Respon yang ditimbulkan
dari kehilangan kemandirian dapat ditunjukan
melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan,
ketergantungan
1.
2.
Respon Klien Thd Penyakit Terminal
16. 3. Kehilangan situasi. Klien merasa kehilangan situasi
yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga
kelompoknya
4. Kehilangan rasa nyaman. Gangguan rasa nyaman
muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti
panas, nyeri, dll
5. Kehilangan fungsi fisik
6. Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga
Respon Klien Thd Penyakit Terminal
17. 7. Kehilangan fungsi mental. Dampak yang dapat ditimbulkan
dari kehilangan fungsi mental seperti klien mengalami
kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan
berpikir efisien sehingga klien tidak dapat berpikir secara
rasional
8. Kehilangan konsep diri. Klien merasa dirinya berubah
mencakup bentuk dan fungsi sehingga klien tidak dapat
berpikir secara rasional (bodi image) peran serta identitasnya.
Respon Klien Thd Penyakit Terminal
18. Rentang Respon Thd Penyakit
Terminal
1.Respon Adaptif
a.Masih punya harapan
b.Berkeyakinan bisa sembuh
3. Respon Ketidakpastian
Respon antara adaptif dan mal
adaptif
2. Respon Mal Adaptif
a. Keputusasaan
b. Pasrah
19. —1. Komunikasi, dalam hal ini anak sangat perlu
di ajak untuk berkomunikasi atau berbicara
dengan yang lain terutama oleh kedua orang
tua.
2. Memberitahu kepada anak bahwa ia tidak
sendiri dalam menghadapi penyakit tersebut.
Kebutuhan Anak dgn Penyakit
Terminal
20. 3. Berdiskusi dengan siblings (saudara kandung)
agar saudara kandung mau ikut berpartisipasi
dalam perawatan atau untuk merawat
4. Social support meningkatkan koping
Kebutuhan Anak dgn Penyakit
Terminal
22. —Asuhan keperawatan yang diperlukan dan digunakan
pada anak yang mengalami penyakit terminal adalah
”PALLIATIVE CARE” tujuan perawatan paliatif ini
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup anak dengan
kematian minimal mendekati normal, diupanyakan
dengan perawatan yang baik hingga pada akhirnya
menuju pada kematian
23. Menambah kualitas hidup (anak) pada
kondisi terminal.
Perawatan paliatif berfokus pada gejala
rasa sakit (nyeri, dypsnea) dan
kondisi(kesendirian) dimana pada kasus ini
mengurangi kepuasan atau kesenangan hidup
anak.
1.
2.
Paliatif Care
24. 3. Mengontrol rasa nyeri dan gejala yang
lain,masalah psikologi,social atau spiritualnya dari
anak dalam kondisi terminal
Paliatif Care
25. Keluarga Dgn Anak
Penyakit Kronis
Finansial
Perhatian terhadap anak-
anak
Proses menjadi orang tua
dan tekanan dalam
pernikahan
1.
2.
3.
4. Kemampuan unguk mengatasi
periode penting dalam
perkembangan anak
5. Mempertahankan kehidupan
sosialnya
26. Respon Emosional
Membawa Anaknya ke Pengobatan di luar
Medis
Mencari Informasi
1.
2.
3.
Pengalaman Awal Merawat
anak dengan Penyakit Kronis
27. Stres
Tekanan Ekonomi
Gangguan fisiologis dan fisik
Pasrah dan menunjukkan penerimaan
Mencari bantuan dari keluarga, lingkungan
atau lembaga terkait
1.
2.
3.
4.
5.
Pengalaman Tanpa Akhir
29. Dapat menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Menetapkan prioritas asuhan keperawatan,
mengelola waktu secara efektif dan saran-
saran untuk meningkatkan kualitas hidup.
1.
2.
Peran Perawat dan dalam
Perawatan Paliatif
30. 3. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan
komunitas dalam menghadapi perubahan
kesehatan, ketidakmampuan dan kematian.
4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan
pendengar yang baik dalam memberikan
dukungan dan perhatian.
Peran Perawat dan dalam
Perawatan Paliatif
31. 5. Membantu pasien tetap independen sesuai
kemampuan mereka sehingga kenyamanan
terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup
Peran Perawat dan dalam
Perawatan Paliatif
32. Seorang perawat harus mampu menjadi
pendengar yang empati untuk pasien dan
keluarganya.
perawat ikut berdo’a bersama anak dan
keluarga pasien serta memfasilitasi kegiatan
keagamaan seperti ibadah, sholat,
menyediakan bacaan-bacaan atau referensi
tentang spiritual.
1.
2.
Peran perawat dalam memberikan perawatan
spiritual Feudtner (2003)
33. 3. Memberikan motivasi keagamaan, dzikir, do’a
yang dilakukan oleh tenaga kerohanian
Peran perawat dalam memberikan perawatan
spiritual Feudtner (2003)
34. Konsep Kematian Pada Anak
—Konsep kematian masih abstrak dan tidak
dimengerti dengan baik oleh anak-anak. Sampai umur
5 tahun, anak masih berpikir bahwa kematian
adalah hidup di tempat lain dan orang dapat datang
kembali.
—Mereka juga percaya bahwa kematian bisa
dihindari. biasanya orang tua menghindarkan
anaknya dari realita akan kematian dengan
mengatakan bahwa orang mati akan “pergi” atau
“berada di surga” atau hanya tidur.
1.
2.
35. Konsep Kematian Pada Anak
3. Pada anak yang mengalami terminal illness kesadaran
mereka akan muncul secara bertahap. Pertama, anak
akan menyadari bahwa mereka sangat sakit tetapi
akan sembuh. Kemudian mereka menyadari penyakitnya
tidak bertambah baik dan belajar mengenai kematian
dari teman seumurnya terutama orang yang memiliki
penyakit mirip, lalu mereka menyimpulkan bahwa mereka
juga sekarat.
36. Konsep Kematian Pada Anak
4. anak-anak seharusya mengetahui sebanyak mungkin
mengenai penyakitnya agar mereka mengerti dan dapat
mendiskusikannya terutama mengenai perpisahan dengan
orang tua. Ketika anak mengalami terminal illness
biasanya orang tua akan menyembunyikannya, sehingga
emosi anak tidak terganggu. Untuk anak yang lebih tua,
pendekatan yang hangat, jujur, terbuka, dan sensitif
mengurangi kecemasan dan mempertahankan hubungan
yang saling mempercayai dengan orang tuanya.
37. Menjelaskan Kematian Pada Anak
Berkata jujur merupakan strategi yang terbaik dalam
mendiskusikan kematian dengan anak.
Respon anak terhadap pertanyaan mengenai kematian
merupakan dasar tingkat kematangan anak dalam
mengartikan kematian.
Pada anak pra sekolah, anak mengartikan kematian
sebagai: kematian adalah sudah tidak ada nafas, dada dan
perut datar, tidak bergerak lagi,dan tidak bisa berjalan
seperti layaknya orang yang dapat berjalan seperti orang
sebelum mati/ meninggal.
1.
2.
3.
38. Menjelaskan Kematian Pada Anak
4. Kebanyakan anak-anak (anak yang menderita penyakit
terminal) membutuhkan keberanaian, bahwa ia di cintai dan
tidak akan merasa di tinggalkan.
5. Tanpa memandang umur, sebagai orang tua seharusnya
sensitif dan simpati, mendukunng apa yang anak rasakan