Pos kesehatan pesantren (poskestren) merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dasar di lingkungan pondok pesantren melalui pemberdayaan santri dan masyarakat sekitar. Poskestren dilaksanakan secara sukarela oleh pengelola dan kader yang terdiri dari santri, alumni, dan tokoh masyarakat setempat.
8. ❑ Undang-Undang RI No. 17 Tahun
2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJP-N)Tahun 2005-
2025
❑ Undang-Undang No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan
❑ Undang-Undang No 23 tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah
❑ Instruksi Presiden No: 1 Tahun
2017 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)
❑ Peraturan Pemerintah No. 2
Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal Kabupaten/
Kota
❑ Peraturan Pemerintah No. 47
Tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
❑ SKB 4 Menteri No. 6/X/PB/2014
tentangTim Pembina UKS
❑ Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam Nomor 3408
tahun 2018 tentang Petunjuk
Teknis Izin Operasional Pondok
Pesantren
❑ Peraturan Menteri Agama Nomor
13Tahun 2014 tentang Pendidikan
Keagamaan Islam
❑ Permenkes Nomor 1 Tahun 2013
tentang Pedoman
Penyelenggaraan dan Pembinaan
Pos Kesehatan Pesantren
❑ Permenkes No 74Tahun
2015 tentang Upaya
Peningkatan Kesehatan dan
Pencegahan Penyakit
❑ Permenkes No 36Tahun
2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga.
❑ Permenkes No. 8Tahun
2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan
LANDASAN HUKUM
9. POS KESEHATAN
PESANTREN (POSKESTREN)
Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) adalah
wahana pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan
yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk, dan bersama
masyarakat, dengan pembinaan
sektor kesehatan, lintas sektor
dan pemangku kepentingan
terkait lainnya.
Poskestrenmerupakan salah satu
wujud Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) di lingkungan
pondok pesantren dengan ruang lingkup
:
1. Pelayanan Kesehatan Dasar yang
menguatamakan upaya promotif
dan preventif
2. Pemberdayaan santri sebagai kader
kesehatan (santri husada) dan kader
siaga bencana (santri siaga bencana)
19. MASIH ADA KASUS GIZI KURANG DAN BURUK
MASIH TINGGINYA ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI
MASIH SERING TERJADI PENYAKIT MENULAR MENJADI
WABAH : DIARE, SCABIES, DEMAM BERDARAH, BATUK
BEBERAPA JENIS PENYAKIT KASUSNYA MENINGKAT LAGI :
TB PARU, MALARIA, DIFTERI, CAMPAK
LINGKUNGAN HIDUP CENDERUNG RUSAK
SEHINGGA BERDAMPAK PADA KESEHATAN
MUNCULNYA PENYAKIT PENYAKIT BARU : HIV
AIDS, NARKOBA DLL
BERBAGAI BENCANA TERJADI DI NEGERI INI
SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT BELUM BER PHBS
26. MENINGKATKAN PENGETAHUAN
SIKAP & PHBS WARGA PON PES &
MASY SEKITARNYA
MENINGKATKAN PERAN AKTIF
WARGA PON PES DALAM
PENYELENGGARAAN UPAYA KES.
TERPENUHINYA PELAYANAN
KESEHATAN DASAR BAGI WARGA
PONPES DAN MASYARAKAT SEKITAR
27. WARGA PONPES
➢ Santri, kyai, pimpinan,
pengelola, pengajar dan
wali santri
➢ Masyarakat di lingkungan
ponpes
➢ Toma dan LSM di
lingkungan ponpes
➢ Petugas kesehatan dan
stakeholders terkait
29. FUNGSI POSKESTREN
Sebagai Wadah :
• Pemberdayaan
masyarakat dalam rangka
meningkatkan PHBS
• Mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar
• Pembelajaran tentang
nilai dan ajaran agama
Islam dalam menghadapi
permasalahan kesehatan
31. MANFAAT POSKESTREN BAGI KADER
POSKESTREN
➢Mendapatkan
informasi awal
tentang kesehatan
➢Mewujudkan
aktualisasi dirinya
untuk warga ponpes
dan masyarakat
sekitarnya dalam
menyelesaikan
masalah kesehatan
32. MANFAAT POSKESTREN BAGI WARGA
PONPES & MASYARAKAT SEKITARNYA
➢Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan
informasi, pengetahuan dan pelayanan kesehatan
dasar
➢Memperoleh bantuan secara profesional dalam
pemecahan masalah kesehatan
➢Mendapatkan informasi awal tentang kesehatan
➢Dapat mewujudkan kondisi kesehatan yang lebih
baik
33. 1. Dapat tidur dengan nyenyak
2. Dapat bekerja lebih maksimal serta
meningkatkan kinerja
3. Dapat belajar dengan baik
4. Berpikiran positif dan sehat
5. Merasa damai, nyaman dan tentram
6. Memiliki penampilan yang sehat
7. Mendapatkan Kehidupan dan interaksi sosial
yang baik
8. Lebih percaya diri
9. Menghemat pengeluaran
10. Terhindar dari penyakit
MANFAAT PENERAPAN PHBS
37. PENGORGANISASIAN
Kriteria Kader Poskestren (Santri Husada) :
❑Berasal dari santri / alumni ponpes ybs
❑Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu, dan
penggerak masyarakat
❑Bersedia bekerja secara sukarela
❑Telah mengikuti pelatihan / orientasi kader
tentang kesehatan
Dipilih oleh
pengurus
Poskestren
dan santri
Jumlah kader minimal 3%
dari jumlah santri atau
disesuaikan kebutuhan
45. Survei Mawas Diri (SMD)
Pengumpulan data masalah
kesehatan di pondok pesantren
:
• Dilakukan dengan wawancara
sekurang-kurangnya 30 orang
• Dilakukan observasi kesling, perilaku
sehat dan gizi
Diketahui potret masalah kes
di pondok pesantren →
dicatat → dianalisis sbg bahan
perencanaan keg poskestren.
47. JENIS DATA YG DIKUMPULKAN DLM SMD
Kesling
• Gedung
masjid,
asrama,
tempat belajar
• Titik berat
sanitasi dasar :
tpt wudhu, wc,
km mandi.
Status gizi
seluruh santri
• TB, BB
• Dihitung IMT
Kes indra
penglihatan
&
pendengaran
PHBS di
sekolah /
pesantren
48. KEGIATAN SMD
1
• Anggota tim
2
• Pengumpulan data – kesling, gizi, kes indra, PHBS
3
• Merekap data
4
• Mengolah dan analisis data
5
• Membuat laporan hasil survey
50. Waktu/kesempatan - Peserta
Waktu / Kesempatan
• Forum resmi / khusus
• Tidak resmi
Peserta
• Pengelola Pondok pesantren
• Para ulama / guru
• Santri
• Tokoh masyarakat
51. MUSYAWARAH PERTAMA
Membuat kesepakatan pelaks
Poskestren → Tim Poskestren
Merencanakan Survei Mawas Diri
(SMD)
Merencanakan kegiatan poskestren
Pelaksanaan SMD
52. Musyawarah Rutin / Berkala – minimal 3 bulanan
Bahas hasil SMD → ada masalah ?
Evaluasi dan menilai pelaksanaan
→ bandingkan dengan rencana
Merencanakan kegiatan
poskestren
53. Keg musyawarah warga Pondok Pesantren
1
• Beri info perlunya perhatikan masalah kes (data hasil
SMD)
2
• Keg poskestren : upaya pencegahan
• Jenis pencegahan, frek keg, jumlah keg penyuluhan
3
• Menyampaikan rencana keg yad → kesepakatan dlm
forum musyawarah warga pesantren
54. Pelaks Keg Poskestren
Rehabilitatif
Kuratif
Preventif
Promotif
• Konseling
• Penyuluhan Kesehatan
• Olahraga teratur
• Lomba Kesehatan
• Pemeriksaan dan
penjaringan Kesehatan
• Imunisasi
• Kesling dan Kebersihan diri
• NAPZA, dsb
• Rujukan ke fasiltas Kesehatan
terdekat
• Kunjungan oleh tenaga Kesehatan
• P3K
• Menindaklanjuti penanganan
posien pasca perawatan di
puskesmas / rumah sakit
55. Tempat Keg Poskestren
Rehabilitatif
Kuratif
Preventif
Promotif
Di Lingkungan
Pondok Pesantren
dan sekitarnya
• Dilakukan di salah satu ruang ponpes/
tempat khusus
• Sekurang2nya dilengkapi tempat
pemeriksaan, tempat konsultasi, tempat
menyimpan obat dan ruang tunggu
• Perlu juga dilengkapi peralatan medis
dan non medis (meja, kursi, tempat tidur
dll) serta obat obatan
58. CONTOH KEGIATAN MEMPEROLEH DANA
Bantuan pengusaha setempat
Bantuan wali murid santri yg mampu
Hasil usaha koperasi – kosipa
Hasil usaha bersama – mis beternak ikan, bebek, ayam dsb.
Iuran wali murid santri ??? Gratis sekolah
Iuran jamaah majlis ta’lim
Dll sesuai krativitas dan inovasi masy pesantren
59. Pemanfaatan Dana
1
• Biaya operasional dan pemeliharaan Poskestren
2
• Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan
3
• Biaya peningkatan kapasitas pengelola dan kader
Poskestren
4
• Biaya pengembangan Poskestren
60. Pencatatan dan Pelaporan
Buka Catatan Sasaran Poskestren
Buku Catatan Rekapitulasi Kegiatan
Pelayanan Poskestren
Buku catatan kegiatan pertemuan yang
diselenggarakan
Dan lain-lain sesuai kebutuhan
Laporan dibuat
oleh Pengelola
Poskestren dan
dilaporkan kepada
pimpinan ponpes
61. MENUMBUHKAN
Memproses & Melahirkan
UKBM (Poskestren,
Dana Sehat, SBH dll)
MENGEMBANGKAN
Melestarikan & Membesarkan
UKBM (Jumlah & Kualitas)
BAGAIMANA SUPAYA POSKESTREN BERHASIL
62. PEMBINAAN DILAKSANAKAN SECARA TERPADU TINGKAT
DESA/KELURAHAN/KECAMATAN
PEMBINAAN MELIPUTI
➢ PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PENGURUS DAN KADER
➢ PEMBINAAN ADMINISTRASI PENYELENGGARAN DAN KEUANGAN
BENTUK PEMBINAAN
➢ RAPAT KOORDINASI BERKALA
➢ KUNJUNGAN BIMBINGAN DAN FASILITASI
➢ MENGHADIRI RAPAT-RAPAT YANG DISELENGGARAKAN PONPES
➢ PENGHARGAAN KEPADA PENGURUS DAN KADER YANG BERPRESTASI
PEMBINAAN POSKESTREN
63. INDIKATOR MASUKAN
1.Adanya Kader
2.Adanya Sarana Poskestren
3.Adanya Dukungan Pendanaan
4.Adanya data dasar personal hygiene/ kebersihan individu
5.Adanya media informasi kesehatan
6.Adanya kebijakan yg mendukung Poskestren
PEMBINAAN POSKESTREN
64. INDIKATOR PROSES
1. Terlaksanaanya SMD
2. MMPP
3. Pelayanan kesehatan
4. Peningkatan kapasitas kader
5. Penyuluhan
6. Pembinaan
PEMBINAAN POSKESTREN
65. PEMBINAAN POSKESTREN
INDIKATOR LUARAN
1. Jumlah kader terlatih
2. Adanya dana sehat
3. personal hygiene
4. Adanya peningkatan kesehatan lingkungan
5. pengetahuan ttg kesehatan
6. Gerakan PHBS
INDIKATOR DAMPAK
1. Peningkatan PHBS
2. Angka kesakitan santri turun