Dalam era postmodern, dampak nyata yang diberikan dapat dilihat dari kondisi masyarakat dalam konsumsi. Manusia tidak bisa dilepaskan dari konsumsi yang menjadi kegiatan untuk menyambung dirinya dalam beraktivitas. Namun dalam kegiatan konsumsi terjadi perubahan, dari yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat (atau biasa disebut nilai guna) dan harga (atau yang biasa disebut nilai tukar), menjadi nilai tanda dan nilai simbol yang berbentuk status, prestise, gaya hidup, ekspresi gaya, kemewahan dan kehormatan
Ruang lingkup perdagangan Internasional
Faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional
Proteksi terhadap perdagangan internasional
Manfaat perdagangan internasional
Dampak Negatif perdagangan internasional
Local government: facilitator or inhibitor of sustainable tourism development? on Journal of Sustainable Tourism, 2013
Vol. 21, No. 1, 80–98,
Lisa Ruhanen
a School of Tourism, The University of Queensland, St Lucia ,
Brisbane , Queensland , Australia Published online: 02 May 2012.
Public Finance in Theory and Practice - Richard Musgrave and Peggy Musgrave
The Challenge of Urban Government (Policies and Practices) - Mila Freire and Richard Stren 2001
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
1. SEMINAR KONFLIK MESSO – MIKRO
Jatigede - Tamansari
MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
DEWA SAGITA 25416020
IRZAL AULIA 25416078
LISTIANA NURWATI 25416025
MELATI TATRIWARTAMI 25416035
TARLANI 25416014
PL 6131 MANAJEMEN KONFLIK
5. PENDAHULUAN
EDIT IN GOOGLE SLIDES
Go to the File menu and select Make a copy.
You will get a copy of this document on your Google Drive and will be able to edit, add or delete slides.
7. Konflik adalah …
◉ Fisher (2000) mengartikan konflik sebagai hubungan antara dua
pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau
yang merasa memilliki sasaran yang tidak sejalan.
◉ Menurut Sissons dan Ackoff (1966) dalam Minnery (1985), konflik
merupakan situasi dimana tindakan salah satu kelompok
mengurangi nilai hasil dari kelompok lain
◉ Menurut Minnery (1985) konflik adalah interaksi antara dua pihak
atau lebih yang satu sama lain saling bergantung namun
terpisahkan oleh perbedaan tujuan dimana setidaknya salah satu
dari pihak-pihak tersebut menyadari perbedaan tersebut dan
melakukan tindakan terhadap tindakan tersebut.
8. Review Konflik ( Definisi dan konsep)
Definisi Penulis Keyword
.......is a struggle between opponents over values and claims to scarce status, power and resources
Coser (1956) Struggle, Opposition and
scarcity
… are bargaining situations in which the ability of one participant to achieve his ends is dependent
on the choices or decisions that the other participant makes.
Schelling (1960) Strategy, Bargaining, and
dependence
… takes place whenever incompatible activities occur. One party is interfering, disrupting, obstruct
ing, or in some other way making another party’s actions less effective.
Deutsch (1973) Incompatibility, Interference
and effectiveness
… are communicative interactions amongst peo ple who are interdependent and who perceive that
their interests are incompatible, inconsistent or in tension.
Conrad (1991) Communication,
Interdependence and tension
… – understood as incompatible activities – occurs within co-operative as well as competitive con
texts. Conflict parties can hold co-operative or competitive goals.
Tjosvold and Van de
Vilert (1994)
Incompability, cooperation
and competition
.... Relationship between two or more parties (individual or groups) who have or think they have
incompatible goals
Fisher dkk (2000) Relationship, incompatible
..... Multidimensional and dynamic, the complex phenomenon, Subtle, poorly understood and generally
inadequately defined.
Minnerry (1986) Dynamic, complex and
inadequate
...Perseteruan dan/atau benturan fisik dengan antara dua kelompok masyarakat atau
lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan
dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan
nasional.
UU no 7 Thn 2012 Benturan fisik, berdampak
luas, ketidaknyamanan,
menghambat pembangunan
Konsep konflik ada yang bermakna positif seperti STRUGGLE,STRATEGY,EFFENTIVENESS DLL dan bisa pula dinilai negatif seperti OPPOSITION, SCARCITY, INCOMPATIBLE. Tergantung
bagaimana kita melihatnya. Saat ini, Indonesia masih memaknai konflik sosial sbg hal negatif.
9. UU no 7 Tahun 2012
Pasal 5 Konflik dapat bersumber dari:
a) Permasalahan yang berkaitan dengan politik,
ekonomi, dan sosial budaya;
b) Perseteruan antarumat beragama dan/atau desa,
kabupaten/interumat beragama, antarsuku, dan
antaretnis;
c) Sengketa batas wilayah kota, dan/atau provinsi;
d) Sengketa sumber daya alam antarmasyarakat
dan/atau antar masyarakat dengan pelaku usaha;
atau
e) Distribusi sumber daya alam yang tidak seimbang
dalam masyarakat.
Bajja et all, 2012
Elemendasaryangmenjadikanfaktorterjadinya konflikadalah
KETIDAKSEPEMAHAMAN, KETERLIBATAN GOLONGAN, MERASA TERANCAM DAN KEBUTUHAN DAN
KEPENTINGAN
10. Konflik dalam satu Wilayah (Fisher, 2000)
NEEDS
INTERESTS
POSITIOS
Land as well as money
Political and economic
control, access to cheap
labour, building alliance
with municipal
BOSSES, STOCKMEN AND
LANDOWNERS
Agains Subversion: Protection
by scurity forces and denial of
the right of indigenous people
Land, well being and justice
Land distribution, respect for
human right, alliance with other
social forces and democracy
INDIGENOUS PEASONS
ORGANIZATION
Agains Militiarism:
Demand fo a free press, equal
opportunities and the
investigation of assasinations
and punishment
Contoh di Chapas MEXICO
11. Isu-Isu kritis terjadinya konflik
(Fisher, 2000)
Power Vs
Accountability
(Force, Legitimacy,
Authority)
Culture
(Human Right,
Religion,
Communication)
Identity
(Language, Religion,
Teritory, Social
Organization, Culture,
Race)
Gender
(Role and Responsibility,
Violence,minority grup)
Right Vs
Disability
(Human Right, Basic
Right)
12. The Nature of Urban Planning
Sejarah Perkembangan Planning
1890
Desain Oriented
• Fisik
• Art and design
1910
Practice Oriented
• Kritik Ekonomi
• Efisiensi
1930
Rational
Comprehensif
• Ilmiah
• Ilmu
perbandingan
menyeluruh
• Ilmu sosial
1960
Politik Praktis
• Ilmiah dan
komprehensif
tidak realistis
• Data tidak
lengkap
1980
Entrepeuneur
praktis
• Ilmu bisnis
dan
manajemen
• Kritik thp
politik
(Kemiskinan)
1990- 2000
ICT
2000-2010
Urban Design
•Lebih praktis
•Lebih efektif
•Sumber : Paper Johnny Patta tentang the theory
development Learning of USA Experience
•Jumlah perkotaan
dominan
13. The Nature of Urban Planning (2)
Fungsi Planning Ideal
◉Process of preparing a set of decisions for action in the future,
dirrected at achieving goals by preferred means (Minnery, 1971)
◉An integral part of the policy science.
◉Planner Assessing and mobilizing our resources to acheive our
future objectives (1980) Support major economic and social.
Defining planning as applied rationality focusses attention on adherence to universal norm rather than on the consequences of acting
one way instead of another. Attention is dirrected to the internal qualities of decisions and not to their external effects(1973,p130)
Person of
DM
Locus of
DM
External
effect
14. The Nature of Urban Planning (3)
Konteks Konflik Dalam Planning
1. Fenomena public Authority Pengontrolan oleh NGO, bias standar
2. Fenomena asumsi dalam metode Muncul gap antara sekarang
dengan masa depan.
3. Focus masa depan, lupa permasalahan pada kondisi saat ini.
4. Human Activities System Penuh ketidakpastian, perilaku tidak
rasional, infomasi yang tidak lengkap. Keyakinan pada norma,
simbol, keyakinan dan value.
5. Tuntutan realistis dan efektif dalam aksi.
Dilema dalam planning Menjadi tantangan para planner untuk mengalokasikan sumber daya dalam mendukung akivitas manusia di masa
sekarang dan yang akan datang secara efektif dan efisien
15. ◉Konflik nyata Pihak
Abu-abu
Pihak
Merah
Terjadi perbedaan nilai dan pendapat
Dalam menilai sebuah masalah yang
Berkaitan dengan sumber daya yang
Akan dikelolaDalam perencanaan kota dipandang sebagai:
Intervensi dalam melakukan alokasi untuk
Sumber daya terutama lahan dan kegiatannya
Dalam system perkotaan dan wilayah oleh
Kekuatan legitimasi untuk mencapai tujuan
AREA KONFLIK DALAM PLANNING
17. Untuk merencanakan berbagai
kepentingan. Sebuah kerangka
telah ditemukan dan diterima
dalam perencanaan perkotaan
berdasarkan yang telah
diusulkan oleh Hightower
(1969) dan Faludi (1973) untuk
teori perencanaan. Mereka
membuat perbedaan yaitu:
Teori Perencanaan dan
Teori dalam Perencanaan
Lingkungan
dari konflik
perencanaan
perkotaan
Konflik
perencanaan
perkotaan
Konflik
dalam
perencanaan
perkotaan
Konflik
melalui
perencanaan
perkotaan
AREA KONFLIK DALAM PLANNING
18. ◉Lingkungan dari konflik perencanaan perkotaan ditemukan pada:
Tujuan yang sama-sama ingin dicapai oleh individual. Konflik terjadi antar individual
dan sifat alami manusia
Antara kelas-kelas social dimasyarakat, perbedaan nilai social
Perbedaan pendekatan dalam perencanaan diberbagai negara
◉Konflik perencanaan perkotaan ditemukan pada:
konflik politik
◉Konflik dalam perencanaan perkotaan:
Konflik dalam pengelolaan sumber daya terutama lahan
◉Konflik melalui perencanaan perkotaan ditemukan pada:
Konflik antar professional, pegawai atau klien
Konflik antar professional dan organisasi
Perbedaan Teknik dalam perencanaan
AREA KONFLIK DALAM PLANNING
19. Skala Konflik dalam Planning
Mikro
Lingkungan
sekitar
Messo
Kota/kabupaten/
setingkat
MakroKawasan, antar
kota/kabupaten
21. Konflik dalam human factor
Jenis Kebutuhan
Dasar
Pemenuhan Permasalahan kontak Sosial-
Politis
Jenis Solusi
The Most Basic
Need
Bertahan hidup Violence-security, absence of
violence
Balance of power, peace keeping
forces
Basic Need Makan, air, perlindungan dari
lingkungan, kesehatan, pendidikan
dan kebersamaan
Poverty-growht, well being Development assistence program,
trade and Aid
Near-Basic Needs Bekerja, kebebasan, mobilitas, politik
dan partisipasi
Repression-Human Right,
Social Justice
Human right commisions, legislation
Relation to Nature Bekerjasama Ecological balance (Depletion,
pollution and population
problem)
Depletion Renewable Resources
Polutions Recycling
Population Family Planning
Sumber : Galtung, 2009
22. SISI LAIN DARi konflik
*Konflik konstruktif*
Konflik Konstruktif
memberikan solusi
bagi Semua pihak.
1. Bantuan kepada pihak yang
berselisih dalam
mengembangkan persepsi yang
saling menguntungkan
2. Mencari
inovasi
3 Mencari solusi yang
terintegrasi
Proses dalam konflik manajemen memberikan:
23. Konflikkonstruktif Psychocultural practices (Praktek psikokultural)
Linked individual and community interest
(Keterkaitan minat individu dan masyarakat)
Joint problem solving (Pemecahan masalah
Bersama)
Harmonious social relationship (Hubungan
sosial yang harmonis)
Viable exit option (Pilihan keluar yang layak)
Conflict avoidance strategies (Strategi menghindari
konflik)
24. GAMBARAN UMUM
Gambaran Umum Konflik Penataan Kawasan Tamansari
Gambaran Umum Konflik Pembangunan Waduk Jatigede
3
29. Analisis Pohon Masalah
SEBAB
DAMPAK
INTI MASALAH
Ganti Rugi
Sosialisasi
Penundaan Proyek
Ketidakpuasan Masyarakat terdampak pembangunan Waduk Jatigede
Ganti Rugi kembali
Kekecewaan Masyarakat Ketidakpercayaan
30. TINGKAT 2
PEMPROV JABAR – SAMSAT JATIGEDE
PEMKAB SUMEDANG
DPRD KAB. SUMEDANG
FORUM KEPALA DESA
BBWS CIMANUK - CISANGGARUNG
TINGKAT 1
PEMERINTAH PUSAT
PEMERINTAH CHINA (KEMENTERIAN SDA)
SATKER JATIGEDE
KONTRAKTOR
TINGKAT 3
MASYARAKAT TERKENA DAMPAK
LSM
ANALISIS PIRAMIDA
32. KONFLIK WADUK JATIGEDE
MASYARAKAT
SAMSAT
JATIGEDE
Dalam resolusi konflik versi Galtung (1969), ketika terjadi konflik kekerasan, maka model
resolusi konflik yang perlu digunakan adalah model peace keeping.
Visi:
Masyarakat: Mendapatkan tempat tinggal yang layak ataupun mendapatkan ganti rugi
yang sesuai setelah terjadi pembebasan lahan
SAMSAT Jatigede: Menyelesaikan konflik yang terjadi untuk mewujudkan proyek
pembangunan Waduk Jatigede.
vs
33. KONFLIK WADUK JATIGEDE MASYARAKAT
SAMSAT
JATIGEDE
vs
KISI
Tabel Kisi pengelolaan konflik masyarakat dan SAMSAT Jatigede
Strategi Satker Jatigede
DPRD dan Pemkab
Sumedang
Masyarakat
Terkena
Dampak
Forum Kepala
Desa
SAMSAT Jatigede
Penyelarasan
data masyarakat
terkena dampak
Mengkoordinasikan
penyelarasan data
untuk
mendapatkan
kepastian terkait
pembiayaan ganti
rugi yang perlu
disiapkan
+
Mengkoordinasikan
tim dari
masyarakat dalam
proses
pengumpulan data,
serta ikut berperan
dalam mengawasi
proses
penyelarasan yang
dilakukan Satker
»
Masyarakat ikut
serta
melakukan
pendataan
terhadap lahan
mana saja yang
berhak
menerima biaya
ganti rugi
ataupun
relokasi
√
Menampung
masukan dari
masyarakat
untuk
kemudian
didiskusikan
dengan
SAMSAT
Jatigede
+
Melakukan
verifikasi dan
validasi kebutuhan
biaya hidup di
sekitar Waduk
Jatigede yang
dilakukan oleh
Badan Pengawasan
Keuangan dan
Pembangunan
√
Upaya-upaya
Persuasi
Mensosialisasikan
kedudukan satker
kepada masyarakat
serta
menyampaikan visi
pembangunan agar
terbangun
chemistry dengan
masyarakat
√
Mengadakan
sosialisasi dan
membuka
komunikasi terbuka
bagi masyarakat
dengan SAMSAT
Jatigede
»
Ikut
berpartisipasi
aktif dalam
memahami visi
sampai dengan
proses
pembangunan
Jatigede
+
Mendampingi
masyarakat
dan menjadi
tempat
berdiskusi
terkait
pembangunan
Jatigede
+
Mensosialisasikan
kedudukan dan peran
satker serta
menyampaikan visi dan
target” pembangunan
agar terbangun
chemistry dengan
masyarakat
»
34. KONFLIK WADUK JATIGEDE MASYARAKAT
SAMSAT
JATIGEDE
vs
KISI
Diskusi terbuka
terkait
pembayaran
ganti rugi
Menyampaikan
secara rinci dan
transparan
terkait upaya-
upaya ganti rugi
yang telah dan
akan dilakukan
pemerintah
+
Menyiapkan
acara dan
menghadirkan
SAMSAT serta
Satker Jatigede
sebagai
narasumber
diskusi
»
Menyuarakan
aspirasi secara
tertib dan
mencari
alternatif
pembayaran
ganti rugi yang
menguntungkan
masyarakat
namun juga
meringankan
beban
pemerintah
+
Mengawasi
proses
diskusi
terbuka
agar tidak
terjadi hal
yang tidak
diinginkan
seperti
kekerasan
+
Menyampaikan
hambatan yang
selama ini dialami
masyarakat dan
meminta
pertimbangan
kepada masyarakat
+
Rekonstruksi
psikologis
Memfasilitasi
proses
penyembuhan
trauma serta
melakukan upaya”
peningkatan
komitmen
pembangunan
bersama
»
Melakukan
pendataan
terhadap korban
kekerasan yang
terjadi ketika
demonstrasi
berlangsung
»
Mendukung
proses
rekonstruksi
psikologis untuk
mengembalikan
kondisi para
korban kekerasan
»
Memberikan
masukan
terkait proses
rekonstruksi
yang
sebaiknya
dilakukan
dengan
menyesuaikan
pada nilai-
nilai budaya
»
Mendukung proses
rekonstruksi psikologis
untuk mengembalikan
kondisi para korban
kekerasan
≠
Tabel Kisi pengelolaan konflik masyarakat dan SAMSAT Jatigede
Strategi Satker Jatigede
DPRD dan Pemkab
Sumedang
Masyarakat
Terkena
Dampak
Forum Kepala
Desa
SAMSAT Jatigede
Penyelarasan
data masyarakat
terkena dampak
Mengkoordinasikan
penyelarasan data
untuk
mendapatkan
kepastian terkait
pembiayaan ganti
rugi yang perlu
disiapkan
+
Mengkoordinasikan
tim dari
masyarakat dalam
proses
pengumpulan data,
serta ikut berperan
dalam mengawasi
proses
penyelarasan yang
dilakukan Satker
»
Masyarakat ikut
serta
melakukan
pendataan
terhadap lahan
mana saja yang
berhak
menerima biaya
ganti rugi
ataupun
relokasi
√
Menampung
masukan dari
masyarakat
untuk
kemudian
didiskusikan
dengan
SAMSAT
Jatigede
+
Melakukan
verifikasi dan
validasi kebutuhan
biaya hidup di
sekitar Waduk
Jatigede yang
dilakukan oleh
Badan Pengawasan
Keuangan dan
Pembangunan
√
Upaya-upaya
Persuasi
Mensosialisasikan
kedudukan satker
kepada masyarakat
serta
menyampaikan visi
pembangunan agar
terbangun
chemistry dengan
masyarakat
√
Mengadakan
sosialisasi dan
membuka
komunikasi terbuka
bagi masyarakat
dengan SAMSAT
Jatigede
»
Ikut
berpartisipasi
aktif dalam
memahami visi
sampai dengan
proses
pembangunan
Jatigede
+
Mendampingi
masyarakat
dan menjadi
tempat
berdiskusi
terkait
pembangunan
Jatigede
+
Mensosialisasikan
kedudukan dan peran
satker serta
menyampaikan visi dan
target” pembangunan
agar terbangun
chemistry dengan
masyarakat
»
35. KONFLIK WADUK JATIGEDE MASYARAKAT
SAMSAT
JATIGEDE
vs
KISI
Strategi Satker Jatigede
DPRD dan Pemkab
Sumedang
Masyarakat
Terkena
Dampak
Forum Kepala
Desa
SAMSAT Jatigede
Loby
Menerima
kedatangan
masyarakat terkait
pembayaran ganti
rugi
+
Mendampingi
masyarakat dalam
menyuarakan
aspirasinya melalui
diskusi bersama
Satker Jatigede
»
Menyampaikan
aspirasinya
untuk
mempengaruhi
kebijakan
terkait besaran
nilai ganti rugi
pembebasan
lahan
»
Mendampingi
proses loby
yang
dilakukan
masyarakat
»
Bersama Satker jatigede
menyambut baik
aspirasi masyarakat
dengan memlakukan
pertimbangan secara
matang
+
Pembentukan
kelompok
perwakilan yang
melibatkan
sesepuh/yang
dihormati
Menfasilitasi
pembentukan
kelompok
perwakilan yang
dihormati
masyarakat
»
Menjadi
perwakilan
masyarakat di
lingkungan
pemerintah yang
aktif
»
Memilih
perwakilan yang
dipercaya dan
dihormati untuk
membawa
kepentingan
masyarakat
secara luas
»
Ikut
berpartisipasi
memilih
orang yang
dianggap
mampu
menjadi wakil
masyarakat
»
Memberikan dukungan
terhadap kelompok
yang terbentuk
≠
Keterangan
√ : Sudah dilakukan
≠ : Tidak perlu dilakukan sekarang
» : Belum dilakukan tetapi perlu
+ : Sudah dilakukan namun perlu ditingkatkan
X : Tidak Perlu
36. KONFLIK WADUK JATIGEDE MASYARAKAT
Satker
Jatigede
vs
Dalam kerangka resolusi Galtung, konflik yang terjadi antara Satker Jatigede dan
masyarakat perlu menggunakan model peace building dan juga peace making.
Visi:
Masyarakat: Mendapatkan tempat tinggal yang layak ataupun mendapatkan ganti rugi
yang sesuai setelah terjadi pembebasan lahan
Satker Jatigede: Melakukan upaya-upaya realisasi proyek pembangunan Waduk Jatigede.
37. KONFLIK WADUK JATIGEDE MASYARAKAT
Satker
Jatigede
vs
KISI
Strategi Satker Jatigede
DPRD dan
Pemkab
Sumedang
Masyarakat Terkena
Dampak
Forum Kepala
Desa
SAMSAT Jatigede
Peningkatan
rasa
kepercayaan
Mengalokasikan dana
dan menyerahkan
biaya ganti rugi
kepada masyarakat
secara tepat waktu
dan tepat jumlah
»
Menumbuhkan
rasa saling
percaya diantara
masyarakat dan
Satker Jatigede
»
Masyarakat menaruh
percaya bahwa
pembangunan
Jatigede akan
memberikan manfaat
yang lebih baik
»
Mendampingi
masyarakat
dalam
menyampaikan
pendapat
+
Menjaga kondisi
agar tetap
kondusif dalam
proses
pembangunan
Waduk Jatigede
+
Negosiasi
Menyampaikan
secara rinci dan
transparan terkait
upaya-upaya ganti
rugi yang telah dan
akan dilakukan
pemerintah
+
Menyiapkan acara
dan
menghadirkan
SAMSAT serta
Satker Jatigede
sebagai
narasumber
diskusi
»
Menyuarakan aspirasi
secara tertib dan
mencari alternatif
pembayaran ganti rugi
yang menguntungkan
masyarakat namun
juga meringankan
beban pemerintah
+
Mengawasi
proses diskusi
terbuka agar
tidak terjadi
hal yang tidak
diinginkan
seperti
kekerasan
+
Menyampaikan
hambatan yang
selama ini dialami
masyarakat dan
meminta
pertimbangan
kepada
masyarakat
+
38. KONFLIK WADUK JATIGEDE MASYARAKAT
Satker
Jatigede
vs
KISI
Strategi Satker Jatigede
DPRD dan Pemkab
Sumedang
Masyarakat
Terkena Dampak
Forum Kepala
Desa
SAMSAT Jatigede
Mediasi
Membuka diri
terhadap masukan
masyarakat melalui
proses mediasi
+
Menjadi mediator
antara Satker dan
Masyarakat dengan
tujuan menyamakan
visi pembangunan
»
Menyampaikan
aspirasinya
melalui mediator
+
Mendampingi
proses mediasi
yang dilakukan
masyarakat
bersama
Satker Jatigede
+
Mengikuti
jalannya proses
mediasi dengan
baik
+
Memanfaarkan
sarana
publikasi untuk
berkomunikasi
langsung
Menyampaikan
seluruh
perkembangan
pembangunan
Waduk jatigede
melalui media
elektronik
»
Mendampingi dan
membimbing
masyarakat dalam
menyuarakan
aspirasinya melalui
media elektronik
»
Menyalurkan
aspirasi dan
pendapat seluruh
masyarakat agar
tercipta
keterbukaan
»
Mendorong
masyarakat
untuk
memanfaatkan
media
elektronik
tersebut
»
Membuka diskusi
jarak jauh dengan
memanfaatkan
media-media
publikasi terkait
Pembangunan
Jatigede
»Keterangan
√ : Sudah dilakukan
≠ : Tidak perlu dilakukan sekarang
» : Belum dilakukan tetapi perlu
+ : Sudah dilakukan namun perlu ditingkatkan
X : Tidak Perlu
39. KONFLIK WADUK JATIGEDE
DPRD,PEMKAB
SUMEDANG,
DAN FORUM
KEPALA DESA
SAMSAT
JATIGEDE
Terjadinya konflik diantara pihak pemerintah secara vertical, maka menurut Galtung, model yang tepat
adalah model peace making.
Visi:
Forum Kepala Desa : Menjaga kondisi tetap stabil dengan mengedepankan kepentingan masyarakat
DPRD : Mewakili masyarakat menyuarakan pendapatnya dan melakukan kontrol agar pembangunan
Waduk Jatigede tidak keluar dari koridor penyediaan fasilitas umum bagi kepentingan public
Pemkab Sumedang : menjadi fasilitator pembangunan Waduk Jatigede
SAMSAT Jatigede: Menyelesaikan konflik yang terjadi untuk mewujudkan proyek pembangunan Waduk
Jatigede.
vs
40. KONFLIK WADUK JATIGEDE
DPRD,PEMKAB
SUMEDANG,
DAN FORUM
KEPALA DESA
SAMSAT
JATIGEDE
vs
KISI
Strategi Satker Jatigede
DPRD dan Pemkab
Sumedang
Masyarakat
Terkena
Dampak
Forum Kepala Desa SAMSAT Jatigede
Komunikasi
Memfasilitasi
proses komunikasi
diantara DPRD,
pemkab, forum
kepala desa dengan
SAMSAT Jatigede
+
Menumbuhkan rasa
saling percaya dengan
menjadwalkan
komunikasi rutin untuk
menjaga hubungan
serta mengampingi
proses pembangunan
»
Mendukung
terjadinya
komunikasi
yang baik
diantara
pemerintah
»
Menyampaikan
aspirasi dari diskusi
yang dilakukan di
dalam forum Kepala
Desa
+
Menerima dengan
terbuka seluruh
masukan, kritik dan
juga pendapat dari
pemerintah tingkat
desa dan kabupaten
terkait pembangunan
jatigede
+
Penyelarasan
Visi
Pembangunan
Waduk
Jatigede
Menyampaikan visi
pembangunan
Waduk Jatigede
secara komunikatif
+
Memahami secara
mendalam visi dari
pembangunan Waduk
Jatigede untuk
mendapatkan esensi
dan kesepahaman
dengan pihak lainnya
+
Mencari
kesepahaman
terhadap visi
pembangunan
Waduk
Jatigede itu
sendiri
+
Memahami secara
mendalam visi dari
pembangunan
Waduk Jatigede
untuk mendapatkan
esensi dan
kesepahaman
dengan pihak
lainnya
+
Memahami secara
mendalam visi dari
pembangunan Waduk
Jatigede untuk
mendapatkan esensi
dan kesepahaman
dengan pihak lainnya
+
41. KONFLIK WADUK JATIGEDE
DPRD,PEMKAB
SUMEDANG,
DAN FORUM
KEPALA DESA
SAMSAT
JATIGEDE
vs
KISI
Strategi Satker Jatigede
DPRD dan Pemkab
Sumedang
Masyarakat
Terkena
Dampak
Forum Kepala Desa SAMSAT Jatigede
Peningkatan
Rasa Memiliki
Terhadap
Pembangunan
Waduk
Jatigede
Menyampaikan
secara persuasive
kepada seluruh
pihak terlibat untuk
mendukung
pembangunan
+
Melakukan kajian
akademis secara
mendalam terkait
manfaat-manfaat dari
pembangunan Waduk
Jatigede
»
Memahami
secara
mendalam
terkait
dampak-
dampak
positif
pembangunan
Jatigede
+
Melakukan kajian
akademis secara
mendalam terkait
manfaat-manfaat
dari pembangunan
Waduk Jatigede
»
Berkoordinasi dengan
Satker dalam
mensosialisasikan
serta melakukan
tindakan persuasive
terhadap
pembangunan
Waduk Jatigede
+
Keterangan
√ : Sudah dilakukan
≠ : Tidak perlu dilakukan sekarang
» : Belum dilakukan tetapi perlu
+ : Sudah dilakukan namun perlu ditingkatkan
X : Tidak Perlu
42. TINDAKAN PENGELOLAAN KONFLIK
Penghindaran
Pegendalian
Kompromi
Akomodasi
Pemecahan
Masalah
A. Persiapan Intervensi
•Pendekatan Pengendalian
Satker Jatigede
•Pendekatan Kompromi
DPRD dan Pemkab Sumedang
•Pendekatan Pengendalian
Masyarakat Terkena Dampak
•Pendekatan Kompromi
Forum Kepala Desa
•Pendekatan Pemecahan Masalah
SAMSAT Jatigede
Gambar Pendekatan Aktor dalam Konflik Pembangunan Waduk Jatigede
Sumber: Hasil Analisis, 2017
44. KESIMPULAN
Penyelesaian konflik berskala makro akan melibatkan banyak aktor
sedangkan penyelesaian konflik berskala mikro lebih sedikit dan hanya
berada di tingkat lokal. Dengan demikian tindakan yang diambil pun
akan lebih bersifat kompleks ketika menyelesaikan konflik berskala
messo.
6
45. DAFTAR PUSTAKA
Fisher, Simon. 2000. Mengelola Konflik. Jakarta: SMK Grafika Desa Putera.
Purnama, Yuzar. 2015. Dampak Pembangunan Waduk Jatigede Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakatnya. Bandung: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB)
Bandung.
Rachmawan, Dicky. 2016. Pola Eskalasi Konflik Pembangunan Infrastruktur: Studi Kasus Pembangunan Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang. Dalam Jurnal Sosiologi.
Jakarta: Lab Sosio, Pusat Kajian Sosiologi FISIP-UI.
Setianto, Suryawan. 2014. Konflik Sosial dalam Pembangunan Infrastruktur SDA Kasus Waduk Jatigede. Jakarta: Balai Litbang Sosekling Bidang Sumber Daya Air. Hal
181-198.
Simanjuntak, Dicky dan Mahida, Masmian. 2015. Dampak Kebijakan dalam Pembangunan Waduk Jatigede. Dalam Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, November 2015,
Vol. 7 No. 3 Hal 161-171.
Humas Setkab RI. 2015. Mulai Diisi Air, Waduk Jatigede Diharapkan Dapat Tingkatkan Intensitas Tanam Padi. Dalam: http://setkab.go.id/mulai-diisi-air-waduk-
jatigede-diharapkan-dapat-tingkatkan-intensitas-tanam-padi/ diakses pada Sabtu, 25 November 2017 pukul 12.09.
Jukardi, Adang. 2017. Warga Jatigede Kembali Tuntut Penyelesaian Dampak Sosial. Dalam: http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2017/04/06/warga-jatigede-
kembali-tuntut-penyelesaian-dampak-sosial-398323, diakses pada 25 November 2017 pukul 12.45.
Pitoko, Ridwan Aji. 2017. Waduk Jatigede Beroperasi Penuh. Dalam http://properti.kompas.com/read/2017/04/07/220000521/waduk.jatigede.beroperasi.penuh
diakses pada Sabtu, 25 November 2017 pukul 16.14.
46. TERIMA KASIH
MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PL 6131 MANAJEMEN KONFLIK
47. Big concept
Bring the attention of your audience over a key
concept using icons or illustrations
Ketidaksepemahaman perbedaaan pendapat, interpretasi dlm data dan fakta
Keterlibatan golongan fanatis, historical story
Merasa terancam bulying,
Tujuan analisis union untuk setiap golongan yang terlibat dalam negosiasi untuk memahamkan kebutuhan, interst dan posisi kita.
Needs what we must have. Pada keadaan stabil, hubungan punya trust yang tinggi shg setiap org terbuka dan diskusikan masing2 kebutuhannya. Bahkan bisa saling berempati. Namun bila dlm kondisi tidak stabil, kecenderungan tdk terbuka muncul resiko bahaya miss persepsi.
Violence= kekerasan
Ketiga bentuk itu punya implikasi terhadap manajemen konflik. Locus akan menentukan dalam term urban planning, regional planning, town planning. Tiap lokasi punya locus spasial pada land use planning yang akan berimplikasi pada human environment.
Ketiga bentuk itu punya implikasi terhadap manajemen konflik. Locus akan menentukan dalam term urban planning, regional planning, town planning. Tiap lokasi punya locus spasial pada land use planning yang akan berimplikasi pada human environment.