SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
z
PL 4261 Teori
Perencanaan
Kuliah 5: Radical, Collective dan
Emancipatory Planning
z
Pembangunan jalan poros Tengah
Kab. Garut
 Jalan Poros Tengah : Kec.
Cilawu – Kec Banjarwangi
 Dinas PU Kab - swakelola
 Lewat Perum Perhutani KPH
Garut – Spesies endemic
 Pinjam Pakai tidak ada
 Pembangunan sudah
berjalan
 Forum Komunikasi
Konservasi Indonsia (FK3I)
Jawa Barat juga protes
 bekerja tanpa izin
z
Banjir di Metropolitan Jakarta :
Februari 2020
z
z
Kegunaan Perencanaan
 Guiding overall economic stability and growth in national
societies (monetary, trade, employment policy, etc)
 Providing public services (national defense, public housing,
education, health, etc)
 Investing in areas that are of little interest to private capital.
 Subsidizing corporate interests and farmers to encourage
specific actions.
 Protecting property owners and local business interests.
 Redistributing income
 Applying comprehensive and coordinate planning
approaches to area development
 Restraining market rationality in the name of social interest
(coastal planning, job protection, wilderness protection)
 Transferring income to the victim of market rationality
(unemployment compensation)
 Ameliorating other dysfunctional consequences of market
rationality (social and spatial inequalities, resource
conservation)
z
z
Advocacy planning (Davidoff)
 Sifat utama: melakukan perencanaan terutama bagi masyarakat
miskin, marginal, minoritas, asli/natives, subaltern - di lokasi studi
 Miskin: 22 dimensi
 Marginal/tertekan: kelompok cacat, preman, PMKS (Penyandang
Masyarakat Kesejahteraan Sosial)
 Minoritas : berdasar ras, agama, suku, dll
 Asli: adat
 subatern
 Seperti layanan hokum terhadap kelompok miskin
 Advocate planners bisa digaji oleh pemerintah atau oleh
masyarakat
z
Transactive planning
 Planning adalah kegiatan berdiskusi dan bertransaksi
 Planner adalah fasilitator, communicator dan bukan sekedar
teknisi
 Kesuksesannya ditentukan bukan oleh apa yang sudah
dilakukan oleh masyarakat namun oleh efektifnya bagi
masyarakat
z
Radical Planning
 Berharap adanya perubahan structural untuk mempromosikan
kesetaraan, partisipasi dan legitiamasi
 Pandangan Marxist/leftist terhadap ekonomi politik dan
perencanaan
 Sejarah materialism:
 Mode produksi (sector privat boleh melakukan dan untung)
 Relasi social produksi
 Aturan social dan hokum (informal rules)
 Sistem kekuasaan dan politik
 Kekuasaan sebagai hegemoni
 Kritik: ambiguous, dan tidak memiliki peta jalan yang terarah
z
Perencanaan dan Keteraturan Politis
(Political Order)
Praktek Perencanaan pada domain public
memiliki aspek Teknik dan politis
1. Aspek Teknik muncul pada praktek
birokrasi, terartikulasi dalam struktur institusi
negara
2. aspek politis terutama terlihat pada praktek
politik, dan bermula dari komunitas politis yg
aktif
z
Konsep Perencanaan formal
Dua tipe perencanaan:
 Arahan Sosial, terartikulasi
melalui keputusan negara yg
menciptakan perubahan
sistematis.
 Pemeliharaan /perubahan
system berasal dari atas
(pemerintah/korporasi)
 Transformasi Sosial terfokus
pada praktek politik yg
mentransformasi system
 Perencanaan berasal dari
bawah
Menurut J. Friedmann
(1987), Perencanaan
itu bisa berorientasi
pada:
 Policy Analysis
 Social guidance (arahan
social)
 Social Learning
 Social transformation
(transformasi social) –
utopian, historial materialism,
radical theory
z
Arahan Sosial   Transformasi Sosial
 Collaborative planning
 Hard infrastructure (relates to governance)
 Soft infrastructure (process of consensus building)
 Arnstein (1968) assumes citizens struggle ‘upward to power via a
single set of institutions”  in countries that lack planning
process and political structures
z
Collaborative planning
 Conceptualizes both: perspectives of local people and of state
actors
 Effective partnership between local civil organizations and the
state
 In environmental planning: “co management” of resources by
local groups
 Emerges from:
 Recognition of incomplete reaches and capacity of the stae
 Advocacy of citizen participation in planning
 Rise of diverse society
z
Covert planning
 Planning encompasses local
residents’ planning for
themselves outside of, and
sometimes in opposition to,
formal planning and regulatory
frameworks.
 It does not overtly challenge
power relations.
 Creation of library services 
social learning (eradication of
illiteracy)
 “avoidance of protests” akan
tetapi menciptakan“everyday form
of resistance”
 Contoh: masyarakat
yang ingin belajar
tentang pembangunan
dari perspektif alternatif
z
Perencanaan yang inklusif
 Memasukkan pertimbangan masyarakat local dalam proses
perencanaan
 Epistemological: menerima pengetahuan yang memiliki filosofi
berbeda (e.g. indigenous and gender specific)
 Methodological: memasukkan proses informal yang bekerja di
luar perencanaan yg dilakukan negara (e.g. oppositional
planning)
 Pengetahuan yang dimiliki oleh para professional 
Pengetahuan yang berorientasi pada pergerakan social
/social movements
z
Radical Planning
 Kritik terhadap paradigma perencanaan saat ini:
 Sukar memasukkan pertimbangan masyarakat local dalam
pengambilan keputusan
 Kegagalan pendekatan top down
 Kegagalam menerima perbedaan kebutuhan pada masyarakat yg
multicultural
 Mengenali relasi kekuasaan yang bersifat unequal dan unjust
(class, ethnicity, sexual orientation etc)
z
Alinsky Style of community
organizing
 Covert planning vs Alinsky style of
community organizing
 Subtle (fears of repercussion, taking
incremental incipient steps toward altering
larger power relations)
 Gerakan mengorganisir diri untuk
mewujudkan apa yang masih tidak
dipertimbangkan..
 Baik covert planning atau Alinsky style of
organizing --> mengarah pada emansipasi
z
Obama di South Chicago
 Voters registration
project
 South Chicago
 Agar Namanya bias
masuk registrasi dan
bisa ikut pemilukada
z
Gerakan Community Organizing
z
Marxist Approach to Radical
Planning
 Theory of exploitation
 Menciptakan ketidaksetaraan
 Labour theory of values
 Lamanya buruh bekerja
menentukan produk yg dihasilkan
 Jika produk lebih banyak karena
shortage time  keuntungan bagi
buruh
 Teori konflik
 Kontradiksi
 Memberontak
z
Neo Marxist Approach to Planning
 Menjelaskan terjadinya
‘underdevelopment’ di
Dunia Ketiga
 Teori dependensi
 Teori system dunia
 Teori paska colonial
 Mampukah institusi
bekas negara colonial
keluar dari cara kerja
institusi kolonialnya?
z
Recalcitrant Planning
 Refuse to espouse a particular set of values or
beliefs / unwillingness to obey authority
 Anti – planning
 Menolak perencanaan merupakan arah perencanaan
ke masa depan
z
Gerakan Kiri
 Roles of the state in the
society improves
 social contracts
 Theory of public
interests
 Access to properties
Gerakan kanan
 Individual decisions
 Market mechanism
 Anti planning

More Related Content

Similar to PL4261_Kul5_radical planning.ppt

PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptxPPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptxAnggiatTampubolon1
 
JFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses Kebijakan
JFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses KebijakanJFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses Kebijakan
JFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)Rizki Mulyanto
 
community-development-23146 (1).pptx
community-development-23146 (1).pptxcommunity-development-23146 (1).pptx
community-development-23146 (1).pptxRosmalahUMK
 
MANAJEMEN PENGELOLAAN KEKUASAAN DI DAERAH DALAM MEMPRODUKSI KEBIJAKAN INKLUSIF
MANAJEMEN PENGELOLAAN KEKUASAAN DI DAERAH DALAM MEMPRODUKSI KEBIJAKAN INKLUSIFMANAJEMEN PENGELOLAAN KEKUASAAN DI DAERAH DALAM MEMPRODUKSI KEBIJAKAN INKLUSIF
MANAJEMEN PENGELOLAAN KEKUASAAN DI DAERAH DALAM MEMPRODUKSI KEBIJAKAN INKLUSIFWahidah Bulan
 
Perencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatifPerencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatifriyanto apri
 
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIRevolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIPMII
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatAlexandrya Hening
 
Pembangunan wilayah
Pembangunan  wilayahPembangunan  wilayah
Pembangunan wilayahniarohania1
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANDadang Solihin
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Managementbramantiyo marjuki
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaBagus Aji
 

Similar to PL4261_Kul5_radical planning.ppt (20)

PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptxPPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
 
JFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses Kebijakan
JFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses KebijakanJFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses Kebijakan
JFAK Dalam Pusaran Gap Riset Kebijakan & Proses Kebijakan
 
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH (TATA RUANG)
 
community-development-23146 (1).pptx
community-development-23146 (1).pptxcommunity-development-23146 (1).pptx
community-development-23146 (1).pptx
 
MANAJEMEN PENGELOLAAN KEKUASAAN DI DAERAH DALAM MEMPRODUKSI KEBIJAKAN INKLUSIF
MANAJEMEN PENGELOLAAN KEKUASAAN DI DAERAH DALAM MEMPRODUKSI KEBIJAKAN INKLUSIFMANAJEMEN PENGELOLAAN KEKUASAAN DI DAERAH DALAM MEMPRODUKSI KEBIJAKAN INKLUSIF
MANAJEMEN PENGELOLAAN KEKUASAAN DI DAERAH DALAM MEMPRODUKSI KEBIJAKAN INKLUSIF
 
Proses Perencanaan
Proses Perencanaan Proses Perencanaan
Proses Perencanaan
 
Perencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatifPerencanaan partisipatif
Perencanaan partisipatif
 
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan  sosialPertemuan ke 3 - perencanaan  sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
 
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMIIRevolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
Revolusi Kepemimpinan Gerakan PMII
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
KONFLIK MESO DAN MIKRO
KONFLIK MESO DAN MIKROKONFLIK MESO DAN MIKRO
KONFLIK MESO DAN MIKRO
 
Pembangunan wilayah
Pembangunan  wilayahPembangunan  wilayah
Pembangunan wilayah
 
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNANEVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Ekdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 aEkdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 a
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Management
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Modul 13 kel 2
Modul 13 kel 2Modul 13 kel 2
Modul 13 kel 2
 
Mengentas kemiskinan
Mengentas kemiskinanMengentas kemiskinan
Mengentas kemiskinan
 
Amerashinghe part 1
Amerashinghe part 1Amerashinghe part 1
Amerashinghe part 1
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesia
 

PL4261_Kul5_radical planning.ppt

  • 1. z PL 4261 Teori Perencanaan Kuliah 5: Radical, Collective dan Emancipatory Planning
  • 2. z Pembangunan jalan poros Tengah Kab. Garut  Jalan Poros Tengah : Kec. Cilawu – Kec Banjarwangi  Dinas PU Kab - swakelola  Lewat Perum Perhutani KPH Garut – Spesies endemic  Pinjam Pakai tidak ada  Pembangunan sudah berjalan  Forum Komunikasi Konservasi Indonsia (FK3I) Jawa Barat juga protes  bekerja tanpa izin
  • 3. z Banjir di Metropolitan Jakarta : Februari 2020
  • 4. z
  • 5. z Kegunaan Perencanaan  Guiding overall economic stability and growth in national societies (monetary, trade, employment policy, etc)  Providing public services (national defense, public housing, education, health, etc)  Investing in areas that are of little interest to private capital.  Subsidizing corporate interests and farmers to encourage specific actions.  Protecting property owners and local business interests.  Redistributing income  Applying comprehensive and coordinate planning approaches to area development  Restraining market rationality in the name of social interest (coastal planning, job protection, wilderness protection)  Transferring income to the victim of market rationality (unemployment compensation)  Ameliorating other dysfunctional consequences of market rationality (social and spatial inequalities, resource conservation)
  • 6. z
  • 7. z Advocacy planning (Davidoff)  Sifat utama: melakukan perencanaan terutama bagi masyarakat miskin, marginal, minoritas, asli/natives, subaltern - di lokasi studi  Miskin: 22 dimensi  Marginal/tertekan: kelompok cacat, preman, PMKS (Penyandang Masyarakat Kesejahteraan Sosial)  Minoritas : berdasar ras, agama, suku, dll  Asli: adat  subatern  Seperti layanan hokum terhadap kelompok miskin  Advocate planners bisa digaji oleh pemerintah atau oleh masyarakat
  • 8. z Transactive planning  Planning adalah kegiatan berdiskusi dan bertransaksi  Planner adalah fasilitator, communicator dan bukan sekedar teknisi  Kesuksesannya ditentukan bukan oleh apa yang sudah dilakukan oleh masyarakat namun oleh efektifnya bagi masyarakat
  • 9. z Radical Planning  Berharap adanya perubahan structural untuk mempromosikan kesetaraan, partisipasi dan legitiamasi  Pandangan Marxist/leftist terhadap ekonomi politik dan perencanaan  Sejarah materialism:  Mode produksi (sector privat boleh melakukan dan untung)  Relasi social produksi  Aturan social dan hokum (informal rules)  Sistem kekuasaan dan politik  Kekuasaan sebagai hegemoni  Kritik: ambiguous, dan tidak memiliki peta jalan yang terarah
  • 10. z Perencanaan dan Keteraturan Politis (Political Order) Praktek Perencanaan pada domain public memiliki aspek Teknik dan politis 1. Aspek Teknik muncul pada praktek birokrasi, terartikulasi dalam struktur institusi negara 2. aspek politis terutama terlihat pada praktek politik, dan bermula dari komunitas politis yg aktif
  • 11. z Konsep Perencanaan formal Dua tipe perencanaan:  Arahan Sosial, terartikulasi melalui keputusan negara yg menciptakan perubahan sistematis.  Pemeliharaan /perubahan system berasal dari atas (pemerintah/korporasi)  Transformasi Sosial terfokus pada praktek politik yg mentransformasi system  Perencanaan berasal dari bawah Menurut J. Friedmann (1987), Perencanaan itu bisa berorientasi pada:  Policy Analysis  Social guidance (arahan social)  Social Learning  Social transformation (transformasi social) – utopian, historial materialism, radical theory
  • 12. z Arahan Sosial   Transformasi Sosial  Collaborative planning  Hard infrastructure (relates to governance)  Soft infrastructure (process of consensus building)  Arnstein (1968) assumes citizens struggle ‘upward to power via a single set of institutions”  in countries that lack planning process and political structures
  • 13. z Collaborative planning  Conceptualizes both: perspectives of local people and of state actors  Effective partnership between local civil organizations and the state  In environmental planning: “co management” of resources by local groups  Emerges from:  Recognition of incomplete reaches and capacity of the stae  Advocacy of citizen participation in planning  Rise of diverse society
  • 14. z Covert planning  Planning encompasses local residents’ planning for themselves outside of, and sometimes in opposition to, formal planning and regulatory frameworks.  It does not overtly challenge power relations.  Creation of library services  social learning (eradication of illiteracy)  “avoidance of protests” akan tetapi menciptakan“everyday form of resistance”  Contoh: masyarakat yang ingin belajar tentang pembangunan dari perspektif alternatif
  • 15. z Perencanaan yang inklusif  Memasukkan pertimbangan masyarakat local dalam proses perencanaan  Epistemological: menerima pengetahuan yang memiliki filosofi berbeda (e.g. indigenous and gender specific)  Methodological: memasukkan proses informal yang bekerja di luar perencanaan yg dilakukan negara (e.g. oppositional planning)  Pengetahuan yang dimiliki oleh para professional  Pengetahuan yang berorientasi pada pergerakan social /social movements
  • 16. z Radical Planning  Kritik terhadap paradigma perencanaan saat ini:  Sukar memasukkan pertimbangan masyarakat local dalam pengambilan keputusan  Kegagalan pendekatan top down  Kegagalam menerima perbedaan kebutuhan pada masyarakat yg multicultural  Mengenali relasi kekuasaan yang bersifat unequal dan unjust (class, ethnicity, sexual orientation etc)
  • 17. z Alinsky Style of community organizing  Covert planning vs Alinsky style of community organizing  Subtle (fears of repercussion, taking incremental incipient steps toward altering larger power relations)  Gerakan mengorganisir diri untuk mewujudkan apa yang masih tidak dipertimbangkan..  Baik covert planning atau Alinsky style of organizing --> mengarah pada emansipasi
  • 18. z Obama di South Chicago  Voters registration project  South Chicago  Agar Namanya bias masuk registrasi dan bisa ikut pemilukada
  • 20. z Marxist Approach to Radical Planning  Theory of exploitation  Menciptakan ketidaksetaraan  Labour theory of values  Lamanya buruh bekerja menentukan produk yg dihasilkan  Jika produk lebih banyak karena shortage time  keuntungan bagi buruh  Teori konflik  Kontradiksi  Memberontak
  • 21. z Neo Marxist Approach to Planning  Menjelaskan terjadinya ‘underdevelopment’ di Dunia Ketiga  Teori dependensi  Teori system dunia  Teori paska colonial  Mampukah institusi bekas negara colonial keluar dari cara kerja institusi kolonialnya?
  • 22. z Recalcitrant Planning  Refuse to espouse a particular set of values or beliefs / unwillingness to obey authority  Anti – planning  Menolak perencanaan merupakan arah perencanaan ke masa depan
  • 23. z Gerakan Kiri  Roles of the state in the society improves  social contracts  Theory of public interests  Access to properties Gerakan kanan  Individual decisions  Market mechanism  Anti planning