Ruang lingkup perdagangan Internasional
Faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional
Proteksi terhadap perdagangan internasional
Manfaat perdagangan internasional
Dampak Negatif perdagangan internasional
Local government: facilitator or inhibitor of sustainable tourism development? on Journal of Sustainable Tourism, 2013
Vol. 21, No. 1, 80–98,
Lisa Ruhanen
a School of Tourism, The University of Queensland, St Lucia ,
Brisbane , Queensland , Australia Published online: 02 May 2012.
Public Finance in Theory and Practice - Richard Musgrave and Peggy Musgrave
The Challenge of Urban Government (Policies and Practices) - Mila Freire and Richard Stren 2001
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
2. OUTLINE
POLICY ANALYSIS ( DAVID L. WEIMER DAN AIDAN R. VINING )
CHAPTER 4 – Efficiency and The Idealized Competitive Model
1. Pareto Efficiency
2. Model Keseimbangan Pasar dan Reality Pasar
CHAPTER 5 – Rationales for Public Policy (Market Failures)
1. Kegagalan Pasar
2. Barang Privat dan Publik, Eksternalitas, Natural Monopoli, Informasi Asime
3. PARETO EFFICIENCY
“MAKE SOMEONE BETTER OFF WITHOUT
MAKING ANYONE ELSE WORST OFF”
VILFREDO PARETO
1848 – 1923
Econom, Enginer, Sociologist,
dan Political Scientis
Sumber: ensiklo.com
4. KESEIMBANGAN PASAR
SOSIAL
SURPLUS
KEUNTUNGAN SOSIAL = KEUNTUNGAN KONSUMEN + KEUNTUNGAN
PRODUSEN
KEBIJAKAN DAPAT MENYEBABKAN KENAIKAN DAN PENURUNAN
HARGA PASAR DARI KESETIMBANGAN SEHINGGA DAPAT
MENGHASILKAN KONDISI INEFISIENSI YANG MENYEBABKAN
KEUNTUNGAN SOSIAL BERKURANG
CONSUMER
SURPLUS
KEUNTUNGAN KONSUMEN
KEMAMPUAN MEMBELI > HARGA PASAR
PRODUCER
SURPLUS
KEUNTUNGAN PRODUSEN
BIAYA PRODUKSI < HARGA PASAR
5. MODEL KESEIMBANGAN PASAR
VS
REALITA PASAR
• Model lebih statis daripada realitas yang dinamis (realitas pasar responsif
terhadap perkembangan barang baru, peningkatan kualitas teknologi, dan
perubahan preferensi konsumen)
• Model tidak pernah sempurna karena informasi mengenai barang dan jasa
yang terbatas
• Model keseimbangan seringkali dilanggar pada realita pasar
7. BARANG PUBLIK DAN BARANG PRIVAT
Barang Publik
• Kepemilikan nonrivalrious: lebih dari
satu orang dapat mengkonsumsi
barang tersebut pada saat yang sama.
• Kepemilikan nonexcludable: tidak
dapat membatasi penggunaan orang
lain
• Contoh: jalan
Barang Privat
• Konsumsi rivalrous: apa yang
dikonsumsi seseorang tidak bisa
dikonsumsi yang lain
• Kepemilikan excludable: seseorang
mengontrol penggunaan barang
• Contoh: Pakaian
Kehadiran nonrivalry dan nonexcludability yang timbul dari perubahan tingkat
permintaan dapat menyebabkan kegagalan pasar untuk mencapai Pareto Efficiency
8. • Externalitas ≈ inefisiensi pada pasar yang tidak dapat dihindari
• Externalitas positif ≈ tidak efisien karena dengan sumber daya tersebut menghasilkan
dampak utilitas melebihi keinginannya dan dinikmati orang lain
• Contoh: diberlakukannya car free day yang dapat memberikan manfaat bagi para
pedagang mendapatkan untung lebih banyak
• Externalitas negatif ≈ tidak efisien karena harus ikut mengkonsumsi sumber daya
ketika orang lain memenuhi kebutuhannya
• Contoh: polusi udara dan air yang dihasilkan oleh perusahaan dalam proses
produksinya
9. NATURAL MONOPOLI
• Sebuah monopoli dapat masuk ke dalam teknologi produksi atau
perubahan permintaan. Sebagai salah satu teknologi produksi,
monopoli bisa memberikan biaya produksi yang lebih rendah dari harga
pasar. Sedangkan dalam perubahan permintaan, monopoli dapat
mendorong peningkatan kuantitas hasil produksi.
• Dengan kata lain perusahaan memiliki inovasi yang tidak dimiliki
perusahaan lain.
• Contoh: memanfaatkan lokasi strategis yang dimiliki perusahaan untuk
memperluas area pasar dan penggunaan teknologi modern dalam
proses produksi.
10. INFORMASI ASIMETRIS
- Informasi terlibat dalam kegagalan pasar karena informasi itu sendiri memiliki karakteristik:
konsumsi informasi adalah non rivalrous
- Bagaimana cara memutuskan informasi yang asimetris dapat menghindari kegagalan pasar
adalah dengan mengelompokkan barang dalam kategori yang berguna.. Proses tersebut
memiliki 3 cara:
1. Search goods yaitu jika konsumen dapat menentukan karakteristik dan informasi barang
sebelum membeli. Contoh: kursi.
2. An experience good yaitu jika konsumen dapat menentukan karakteristiknya hanya
setelah dilakukan pembelian. Contoh : makan,
3. Pasca-ecperience good yaitu informasi barang tetap sulit diketahui walaupun sudah
dilkonsumsi sebelumnya sehingga memerlukan pihak ketiga. Contoh: obat
- Solusi dalam mengatasi informasi asimetris ialah dengan mendaftarkan pada pihak
asuransi/jaminan atas barang yang dikonsumsi.
12. DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Weimer and Wining. 2011. Policy Analysis. United State: Pearson.
Website:
Rifai, Muhammad. 2014. Biografi dan Pemikiran Vilfredo Pareto (1848-1923). Dalam
http://ensiklo.com/2014/09/biografi-dan-pemikiran-vilfredo-pareto/. Diakses pada
28 Januari 2017.