Sekolah dapat diibaratkan sebagai ekosistem yang terdiri atas faktor biotik dan abiotik yang saling berinteraksi untuk menciptakan hubungan yang selaras. Pemimpin sekolah harus mampu mengelola sumber daya manusia, sosial, fisik, lingkungan, keuangan, agama, dan budaya dengan pendekatan berbasis aset untuk memaksimalkan potensi positifnya dalam mendukung proses pembelajaran siswa menjadi lebih berk

1. Koneksi
Antar Materi
Modul 3.2
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

2. Pengelolaan
Sumber Daya

3. Sekolah
sebagai ekosistem
Sekolah sebagai ekosistem yang terdapat
interaksi antara faktor biotik dan abiotik sehingga
mampu menciptakan hubungan yang selaras.
Faktor biotik yaitu murid, KS, guru, tenaga
kependidikan, pengawas, orangtua, masyarakat.
Faktor abiotik yaitu keuangan dan sarpras.
Pendekatan berbasis aset menggunakan hal-hal
positif dalam kehidupan yang menjadi inspirasi
dan potensi yang positif.

4. Implementasi dalam
kelas, sekolah, dan
masyarakat
di sekitar sekolah.

5. Perubahan
Perubahan ke arah yang lebih
baik dengan bertumpu pada hal-
hal positif menjadikan kekuatan
yang luar biasa dapat mensupport
berkembangnya mutu sekolah
menjadi lebih baik lagi.Peran
warga sekolah, warga masyarakat
sangat penting untuk
membangun sekolah yang
kondusif. Masyarakat dapat
merespon secara kreatif, karena
fokus pada kekuatan yang sudah
ada.

6. Contoh hubungan
pengelolaan sumber
daya yang tepat dalam
membantu proses
murid menjadi lebih
berkualitas.

7. Pengelolaan sumber daya yang terdiri atas
sumber daya modal manusia, sosial, fisik,
lingkungan, finansial, agama dan budaya
sangat berpengaruh pada proses
pembelajaran. Oleh karena itu harus
dilakukan pengelolaan yang tepat. Sebagai
pemimpin harus mampu mengidentifikasi
aset sebagai kekuatan positf yang dapat
mendukung agar proses pembelajaran
berkualitas.

8. Beberapa contoh bagaimana
materi ini juga berhubungan
dengan materi lain yang
didapatkan sebelumnya selama
mengikuti proses Pelatihan
Guru Penggerak

9. Pendidik menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan kodrat yang ada
pada anak. Semboyan Pendidikan
"Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madyo
Manun Karso, Tut Wuri Handayani"
berkaitan dengan pengelolaan
sumber daya yang ada (siswa) sesuai
dengan kodratnya, karena
sesungguhnya anak memiliki
kelebihan dan kekurangan. Motivasi
dalam pengelolaan sumber daya
menjadi lebih efektif.
Modul 1.1
Modul 1.4
Modul 1.2
Sebagai pemimpin
pengelolaan sumber daya
harus memiliki pikiran yang
positif, karakter yang baik,
nilai-nilai seperti beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa dan berakhlak mulia,
mandiri, bernalar kritis,
berkebinekaan global,
bergotong royong, dan kreatif.
Pemimpin pembelajaran
dalam mengelola sumber
daya berperan sebagai
manajer. Membangun
budaya positif berdasarkan
kesepakatan kelas,
menanyakan harapan,
menumbuhkan disiplin diri
dan motivasi intrinsik.

10. Sebagai pengelola sumber
daya dalam pembelajaran
harus dapat memahami
kebutuhan siswa. Ini dapat
dilakukan dengan
pembelajaran
berdiferensiasi berdasarkan
bakat dan minat, kesiapan
belajar, maupun profil
belajar siswa.
Modul 2.1
Modul 2.3
Modul 2.2
Pemimpin pembelajaran
menyadari bahwa emosi
menentukan bagaimana
mengambil keputusan dalam
mengelola sumber daya yang ada.
Kompetensi Sosial Emosional yang
harus dimiliki yaitu kesadaran diri,
kesadaran sosial, pengelolaan diri,
pengambilan keputusan yang
bertanggungjawab, keterampilan
sosial (resiliensi).
Coaching penting dalam
pengelolaan sumber
daya. Pertanyaan-
pertanyaan dalam proses
coaching membuat
siswa lebih
mengembangkan
potensinya untuk dapat
menemukan solusi.

11. Modul 3.1
Melakukan pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumber
daya dapat dilakukan melalui proses coaching. Pengambilan
keputusan yang sifatnya dilema etika maupun bujukan moral.
Pengambilan keputusan dengan menggunakan 9 langkah
menunjukkan bahwa pengambilan keputusan itu sudah dilakukan
dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Hal ini dimaksudkan
agar keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat dan
bijaksana.

12. Hubungan antara sebelum
dan sesudah mengikuti
pelatihan terkait modul ini
serta pemikiran yang sudah
berubah setelah mengikuti
proses pembelajaran dalam
modul ini.

13. Sebelum
Sebelum mempelajari modul ini,
saya melakukan pengelolaan
sumber daya dengan pendekatan
masalah. Saya berpikir bahwa
mengatasi semua kekurangan
merupakan satu cara menyelesaikan
masalah. Saya awalnya nyaman saja,
tetapi setelah berjalan ternyata
berpotensi adanya kerenggangan
hubungan antar rekan sejawat
Sesudah
mempelajari ini,
saya memanfaatkan apa
yang ada menjadi
kekuatan. Saya fokus pada
kelebihan, hal-hal positif
sebagai kekuatan untuk
mengambangkan sekolah
yang lebih baik.
Sesudah

14. Terima Kasih