5. B. Komplikasi neurologi
Sindrom disequilibrium
Cerebrovascular event
Perubahan kesadaran
Nyeri dada
Kejang
Tremor
6. C. Komplikasi terkait terapi trombositopenia
- Heparin induced trombositopenia
- Diathesis perdarahan
D. Komplikasi hematologi
E. Lainnya seperti mual, muntah, gatal, kram,
panas menggigil, back pain
7. Hipotensi salah satu komplikasi tersering dari
hemodialisis mencapai 20-30 % dari komplikasi
hemodialisis.
Penyebab dari hipotensi
Faktor pasien
1. BB interdialitik besar ( lebih dari 3% BB)
2. Myokard infark
3. Hipertopi ventikel kiri
8. 4. Disfungsi diastolik
5. Aritmia
6. Perikardial tamponade
7. Minum obat hipertensi sebelum hemodialisa
Faktor saat hemodialisis
1. Penarikan tinggi ultrafiltrasi
2. Dialisis dengan asetat
3. Temperatur dialisatnya tinggi
4. Elektrolit tidak normal
Faktor dari dokter
Kesalahan perhitungan berat badan kering
9. Vasodilatasi
Hipotensi
↓ Cardiac output
Iskemia jaringan
Suhu dialisat
Peradangan
Dialisat asetat
Disfungsi miokard
Aritmia
↓ Osmolalilatas serum
Disfungsi otonomik
Membran biocompatibility
Hipoksia
↓ volume ekstraseluler
Faktor penyebab utama hipotensi saat dialisa
?
10. Posisi Trendelenberg
Bolus 0,9% salin (100 ml atau lebih) secara cepat
lewat venous blood line
UFR diturunkan sampai 0 bila mungkin (sering UFR 0
tidak memungkinkan, karena dapat menyebabkan
tekanan dalam kompartemen darah tinggi, dan tidak
semua mesin di desain dapat mengubah
kompartemen dialisat menjadi bertekanan positif)
Salin hipertonik (khususnya bila ada kram), glukosa,
manitol, albumin
Oksigen: memperbaiki performance miokard
11. 1. Memakai mesin dengan pengontrol UF
2. Konseling pasien untuk membatasi peningkatan BB < 1
kg/hari
3. Jangan di UF pasien dengan BB dibawah ‘dry weight’
4. Jaga selalu kadar Na dialisat sesuai atau diatas kadar Na
plasma
5. Gunakan bikarbonat jika dengan Qb tinggi atau dializer
dengan efisiensi tinggi
6. Pada kasus tertentu, dicoba menurunkan suhu dialisat
menjadi 34 – 36° C
12. - Prevalensi aritmia bervariasi antara 17-76 % .
Umumnya terdapat kelainan jantung sebelumnya
misalnya Hipertropi ventrikel kiri atau penyakit jantung
iskemik
- Perubahan beberapa ion dalam darah sewaktu HD
dapat mengganggu irama jantung ( K, Ca, Mg, Pospat )
- NKF-DOQI merekomendasikan kerentanan terjadinya
aritmia maka setiap pasen dialisis harus menjalani 12-
lead EKG terlepas dari usianya
- Juga dapat terjadi pada pasen yang mendapat
pengobatan digitalis
13. - Terdapat dua cara penyebab terjadinya
perikarditis pada pasen hemodialisis, yaitu
dalam bentuk uremik perikarditis dan
perikarditis terkait dialisis
- Perikarditis uremik terjadi sebelum memulai
dialisis atau pada 8 minggu pertama dialisis
- Perikarditis terkait dialisis dapat terjadi kapan
saja saat dialisis
14. - Prevalensi perikarditis pada pasen dialisis
sekitar 2% keluhannya seperti nyeri dada,
kelemahan otot dan batuk,hipotensi dan gagal
jantung
- Ditemukan suara jantung menjauh dan
perikardial rubbing.
- Efusi perikard masif perlu menjalani
pericardiotomy jika hemodinamiknya tidak
stabil atau terapi hemodialisis intensif selama
7-14 hari dan menghindari heparinisasi selama
hemodialisis jika hemodialisis
15. Kematian jantung mendadak bertanggungjawab
atas 62% dari kematian terkait jantung
Penyakit jantung iskemik, kardiomiopati,
perubahan ion cepat dan elektrolit selama
hemodialisis.
16. Peningkatan prevalensi nyeri dada pada pasen
koroner dengan stadium gagal ginjal dan diikuti
terjadinya infark miokard.
Penyebabnya adalah penurunan fungsi saraf sensorik
dan otonom pada pasen dengan gagagl ginjal.
Penatalaksanaan chest pain:
- Oksigen
- Bila syok kaki ditinggikan
- Nitrogliserin sublingual
- Qb dan UF diturunkan
Pencegahan :
Predialisis: B bloker, nitrat tapi hati-hati hipotensi.
17. First Use Syndrome adalah kumpulan gejala yang timbul
sewaktu HD terjadi akibat memakai peralatan HD yang baru.
Ada dua tipe: anafilaktik dan non spesifik
Tipe A: anafilaktik
- Penyebabnya peningkatan antibodi IgE terhadap protein
yang berubah oleh karena Ethylene Oxide.
- Gejala : seperti reaksi alergi, rasa panas pada seluruh
badan, sesak, sampai cardiac arrest. Pada bentuk yang ringan
gejalanya berupa gatal, batuk, bersin, mata berair, mules,
mencret, kram, atau diare.
- Penanganan: HD langsung distop, darah dalam sirkuit darah
jangan dikembalikan, berikan Antihistamin dan Steroid.
- Pencegahannya: bilas sirkuit darah semaksimal mungkin
sehingga residu Ethylene Oxide dan bahan lain terbuang
(proper rinsing). Memakai dializer Re-use, gunakan dializer
dengan radiasi gamma
18. Tipe B: Tipe Non Spesifik
- Penyebab tidak diketahui.
- Gejala: hampir sama dengan tipe A, tetapi pada
umumnya lebih ringan, yang sering terjadi
adalah nyeri dada dan nyeri punggung .
- Penanganan : sifatnya suportif, beri O2 2-3
lt/mnt. Umumnya HD dapat diteruskan karena
gejala hilang setelah jam pertama HD.
- Pencegahan : Dializer Re-use dianggap
membrannya sudah dilapisi protein karena
sudah dilewati darah.
19. Sindrom disequilibrium adalah pembersihan urea
terlalu cepat dari plasma pasen yang baru
memulai terapi hemodialisis akan menciptakan
osmotic gradien meyebabkan cairan memasuki
sel-sel otak .
Penyebab: pada waktu HD plasma darah menjadi
hipotonik sedangkan cairan otak lambat berubah
menjadi hipertonik sehingga air yang berada di
dalam darah tertarik ke dalam otak.
Gejala: kelelahan, HT, penglihatan kabur, nausea,
vomiting, headache, koma, kejang,
20. Sakit kepala muncul setidaknya setengah dari sesi
hemodialisis dan keluhan hilang dalam waktu 72 jam
setelah hemodialisis
Penatalaksanaan : faktor-faktor yang diduga memicu
sakit kepala harus dicari dan penggantian elektrolit
diperlukan.
Cerebro Vaskular Event
Disebabkan oleh gangguan suplai darah ke otak yang
berlangsung selama lebih 24 jam, biasa pada pasen
hipertensi, anemia dan malnutrisi .
Frekuensi aterosklerosis arteri karotis meningkat
dapat meyebabkan resiko stroke iskemik.
21. Heparin Induced Trobositopenia (HIT)
Adalah situasi membatasi penggunaan heparin dan
dapat menyebabkan kematian.
HIT diklasifikasikan menjadi 2: Tipe-I dan Tipe-II
HIT Tipe I adalah yang terbanyak akibat reaksi
langsung antara heparin dan trombosit hal ini
ditandai dengan trombositopenia.
Gejala: kulit nekrosis dan gangren vena di
ekstremitas setelah bolus unfractioned heparin.
Pasen HIT sebaiknya menggunakan dialisis non
heparin atau antikoagulan sitrat.
22. Hampir selalu disebabkan oleh osmotic imbalance karena
kesalahan komposisi dari dialisat, tidak dideteksi dengan
conductivity monitor.
Penyebab:
- blood line yang kinked
- kontaminasi dialisat akibat rinsing yang tidak adekuat
- residu formalin untuk re-used
- adanya copper, Zn, nitrat dalam dialisat
- dialisat terlalu panas atau hiposmolar
Gejala: malaise, nausea, headache, nyeri abdomen dan
punggung, hipertensi.
Penanganan:
- segera stop dialisis dan cari penyebab
- periksa elektrolit dan status asam-basa
24. Banyak dikeluhkan pasen dialisis
Penyebabnya: kulit kering, hiperparatiroid,
gangguan kadar histamin plasma
Therapi:
- Lotion
- Antihistamin
- Ultraviolet
- Optimalkan kadar kalsium dan fosfor
- Normalkan hormon paratiroid
- Dialisis yang adequat
25. Hiponatremia:
Akibat gangguan konduktivitas
Plasma menjadi hiposmoler, terjadi keracunan air,
hemolisis dan edema otak
Gejala: nyeri perut, kram kaki dan hipertensi; gejala
neurologi & hiperkalemia
Penanganan:
- hentikan dialisis
- salin hipertonik
Hipernatremia:
Plasma hiperosmoler, terjadi dehidrasi seluler
Gejala: headache, disorientasi, rasa haus, kejang,koma
Penanganan: ganti dialisat, IV glukosa, banyak minum.
26. Hipokalemia:
Sering terjadi, akibat dialisat rendah kalium, metabolik
alkalosis
Lebih berat bila kadar K predialisis rendah atau normal
….. Sudden death.
Kadar K harus adekuat, IV potasium selama dialisis.
Hiperkalemia:
Jarang, biasanya akibat hemolisis
Hiperkalsemia:
Post-dialisis biasanya bersifat transient
Hard water syndrome
27. Sindrom yang berhubungan dengan hiperkalsemia
akut (≥14 mg/100 ml), terjadi selama hemodialisa
dan disebabkan kelebihan konsentrasi ion Ca
dalam dialisat.
Akibat pemakaian “hard water’, gangguan
pemurnian air, menyebabkan peningkatan kadar
Ca dan Mg dalam dialisat.
Manifestasi klinik : sakit kepala, nausea, vomiting,
takikardi, kulit rasa hangat, kejang.
28. Biasanya emboli vena
Beratnya gejala tergantung pada jumlah udara yang masuk,
rate dan vesel. Gejala tergantung posisi tubuh saat
kejadian
Duduk: masuk sistem vena … sirkulasi sentral …. Sistem
vena serebral
Gejala: pasien mendengar suara, koma dan kejang
Baring: udara akan mencapai atrium dan ventrikel kanan….
Mencapai pulmoner … hipertensi pulmoner
Gejala: nyeri dada, sesak, sianosis, batuk dan kolaps
Kadang udara dapat mencapai kapiler – ke jantung kiri dan
ke sirkulasi arteri sistemik … terjadi emboli arteri koroner
dan serebral
Penanganan posisi Trendelenberg dan left side
(mengurangi udara yang ke otak dan trapping udara dalam
ventrikel kanan. Oksigen hiperbarik
29. Selama HD PaO2 turun 10-20 mmHg
Terutama terkait dialisat asetat dan
bioincompatible membrane.
Asetat: konsumsi O2 pada metabolisme asetat
menjadi bikarbonat & intradialytic loss of CO2
30. hipertensi selama hemodialis biasanya
disebabkan karena terlalu cepat ultrafiltrasi pada
pasien yang hipertensi diantara dialisa.
Manifestasinya sakit kepala dan mungkin kejang,
obat anti hipertensi
31. biasanya disebabkan kelebihan air dan Natrium
diantara dialisis.
Pada beberapa kasus menggambarkan
pericarditis, vascular disease yang sebelumnya
ada atau uremic cardiomyopathi.
Bila timbul pada saat dialisis memberi kesan
myocard infark atau emboli paru-paru.
Pengobatan dengan dialisis secepatnya dengan
ultrafiltrasi yang cepat.